Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwi Izzatul Lailiyah

No. Absen : 16
PKPA APOTEKER

1. Bagaimanakah strategi perencanaan dan pengadaan obat di apotek sehingga persediaan


di apotek safety stock, tidak ada kekosongan obat tapi juga tidak kelebihan persediaan
yang menyebabkan high cost atau kerusakan obat atau ED
Jawab :
Strategi perencanaan :
- Membuat buku defecta atau daftar kebutuhan sesuai barang yang habis, jika obat atau
alkes yang habis atau stock yang mnipis ditulis dibuku defecta (terutama obat-obat yang
fast moving).
- Melihat pola penyakit dilingkungan sekitar, misalnya pada lingkungan banyak yang
mengalami panas dan batuk , jadi perencanaan obat yang ada diapotek misalnya
paracetamol untuk panas dan ambroxol untuk batuk.
- Memenuhi permintaan pasien dan dokter.
Strategi pengandaan :
- Melakukan pengandaan obat tergantung pada kebutuhan jumlah obat yang tersedia
seuai dengan peresepan dokter dan penjualan tanpa resep. Hal ini dilakukan agar stok obat
di apotik selalu stabil.
- Memilih distributor juga harus memperhatikan kecepatan dalam mengirimkan barang,
pemberian potongan harga yang kompetitif, kemudahan dalam proses retur jika terjadi
kesalahan.
- Jika ada barang di apotik yang kosong bisa membeli sedikit ke apotik yang lain

2. Jelaskan secara ringkas pengendalian persediaan metode konsumsi dapat dilakukan dengan
metode pareto/ABC, VEN, EOQ dan JIT
Analisis ABC
Fokus utama dari analisis ABC adalah pengelompokan persediaan berdasarkan jenis
persediaan yang bernilai tinggi. Analisis ABC dapat dilakukan berdasarkan jumlah kumulatif
pemakaian dan nilai investasi dari setiap persediaan yang ada. Parameter yang biasanya
digunakan dalam analisis ABC adalah data sekunder berupa pemakaian tahunan setiap item
Analisis ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu :
1. Kelas A (always), adalah barang yang memiliki nilai investasi sekitar 75-80% dari nilai
investasi total atau berada di urutan teratas pada daftar yang mengontrol mayoritas total
pengeluaran tahunan
2. Kelas B (better), adalah barang yang memiliki nilai investasi sekitar 10-15% dari nilai
investasi total atau item yang mengontrol pengeluaran tahunan yang cukup tinggi
3. Kelas C (control), adalah barang yang memiliki nilai investasi sekitar 5-10% dari nilai
investasi total. Dapat dikatakan kelompok obat C meyerap dana yang rendah dengan
jumlah obat lebih banyak, namun tidak berdampak pada aktifitas gudang dan keuangan
karena harganya murah dan pemakaiannya lebih sedikit
Analisis VEN
VEN (vital, essential, non essential) juga disebut sebagai analisis VED (vital,
essential, dan desirable) merupakan Analisa yang digunakan untuk mengklasifikasikan obat-
obatan dalam kategori vital, essential atau nonessential dan menetapkan prioritas pembelian
obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat. Kategori dari obat-
obat VEN yaitu:
1. V (vital) merupakan obat-obat yang harus ada, yang diperlukan untuk menyelamatkan
kehidupan, masuk dalam kategori potensial life saving drug, pemberian harus secara teratur,
dan penghentiannya tidak tiba-tiba atau sangat penting dalam penyediaan pelayanan
kesehatan dasar
2. E (essensial) merupakan obat-obat yang efektif untuk mengurangi rasa kesakitan, namun
sangat signifikan untuk bermacammacam penyakit tetapi tidak vital secara absolut, hanya
untuk penyediaan sistem dasar
3. N (non essensial) merupakan obat-obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh
sendiri dan obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain yang sejenis
Metode EOQ
Economic order quantity (EOQ) merupakan metode untuk menentukan jumlah pesanan yang
paling ekonomis dengan memperhatikan faktor biaya pemesanan dan penyimpanan.
Berikut persamaannya:

Dimana:
EOQ = Jumlah optimum unit per pesanan
D = Permintaan tahunan dalam unit
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan per unit
Just In Time atau sering disingkat dengan JIT
suatu sistem produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada
waktunya sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya. Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT)
adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction),
persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan
(waiting).

3. Jelaskan Langkah proses pengadaan obat di apotek serta kriteria pemilihan distributor/PBF

Langkah-proses pengandaan obat di Apotek :


 Penyusunan daftar kebutuhan
 Pemilihan supplier dan pemesanan
 Penerima dan pemeriksaan
 Pencatatan dan pembukuan
 Pembayaran

Kriteria pemilihan distributor/PBF :

 Legalitas PBF : yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pembelakan
farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan perundang-undangan
 Kecepatan dan ketepatan pengiriman barang : PBF harus cepat untuk mengirimkan barang
dan barang yang harus dikirim harus tepat sesuai dengan pesanan
 Penawaran diskon/bonus
 Kualitas barang : Kondisi fisik, fungsi dan sifat suatu produk baik dan memuaskan kebutuhan
konsumsi dan pelanggan
 Kemungkinan pengembalian barang yang rusak atau ED.

4. Analisis dari setiap kegiatan farmasi klinik di apotek sesuai Permenkes No.37 thn 2016 apakah
kendala aplikasinya dan solusi yang bisa anda berikan.
Pengkajian dan pelayanan resep
 Pengkajian Resep :
Kendala :
Misalnya dalam kegiatan pengkajian resep meliputi kajian administrasi tidak tercantup SIP dokter
Solusi :
Konfimasi ke dokter
 Pelayan resep
Kendala :
Pada saat melakukan penyerahan dan pemberian infomasi kepada pasien mengenai aturan obat
kurang jelas
Solusi : menjelaskan dengan teliti tentang aturan pakai obat, dsb. Agar tidak terjadi medication
eror.
- Dispensing
Kendala :
a. Obat topical dikasih etiket putih
b. Dalam memberikan informasi tentang obat pasien kurang jelas
Solusi :
a. Mengganti dengan etiket biru untuk obat luar
b. Apoteker memberikan informasi kepada pasien tentang manfaat obat, cara penggunakan
obat , cara penyimpanan obat, dll.
- Pelayanan Infomasi Obat
Kendala :
Misalnya pasien membeli l-bio sachet di sebuah apotek, tetapi apoteker tidak menjelaskan terkait
infomasi obat tersebut
Solusi :
Apoteker sebaiknya memberikan infomasi sejelas-jelasnya tentang penyimpanan obat tersebut agar
tidak terjadi kekeliruan
- Konseling
Kendala :
Apoteker tidak mungkin bisa memberikan konseling kesemua pasien karena keterbatasan SDM
dan waktu.
Solusi :
Ditentukan kriteria pasien yang akan dikonseling
- Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Kendala :
Apoteker tidak mungkin bisa melakukan home pharmacy care ke semua pasien
Solusi :
Ditentukan kriteria pasien khusunya kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit
kronis lainnya.
- Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Kendala :
Pasien memiliki gejala alergi terhadap suatu obat
Solusi :
Sebelum memberikan obat kepada pasien apoteker harus menanyakan terlebih dahulu kepada
pasien terkait riwayat alergi obat

Anda mungkin juga menyukai