Penerimaan
Obat
MATERI MANAGING DRUG SUPPLY
• SELEKSI
• PERENCANAAN
• PENGADAAN
• PENERIMAAN DAN PEMERIKSAAN
• PENYIMPANAN
• PENYALURAN
• PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
• PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pengadaan
Meliputi proses perencanaan dan pengadaan inventori
(perbekalan farmasi)
1. Efisien
2. Efektif
3. Terbuka & bersaing.
4. Transparan
Prinsip
5. Adil/tidak diskriminatif
6. Akuntabel
PARETO
1.Jika barang dapat saling mensubstitusi maka mereka dianggap sebagai satu barang.
2.Dalam mengklasifikasi menjadi kelompok A,B, dan C yang harus dilihat adalah total nilai konsumsi, bukan harga per
unit barang.
3.Semua barang yang dikonsumsi oleh organisasi harus diklasifikasikan bersama-sama, tidak dikelompokkan lagi.
4.Periode konsumsi tidak harus selama 1 tahum, dapat disesuaikan dengan kebutuhan seperti misalnya 6 bulan, 4 bulan
dan bahkan 1 bulan.
Cara melakukan analisis ABC menurut
Depkes RI (2002) :
1.Analisis ABC Pemakaian Langkah-langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
a.Mengumpulkan daftar jenis obat dalam satu periode.
b.Membuat daftar pemakaian dari masing-masing jenis obat.
c.Jumlah pemakaian masing-masing jenis obat diurutkan berdasarkan jumlah pemakaian terbanyak ke jumlah pemakaian
yang terkecil.
d.Menghitung prosentase untuk masing-masing dan prosentase kumulatifnya.
e.Mengelompokkan obat menjadi 3 kelompok berdasarkan prosentse 70-20-10, yaitu ; sampai dengan 70% masuk
kelompok A, 71-90% masuk kelompok B, lebih dari 90% masuk kelompok C.
2.Kelompok E (essential) : Adalah kelompok obat-obatan essential yang banyak digunakan dalam tindakan atau
dipakai diseluruh unit di rumah sakit. Kriteria kritis obat ini adalah obat yang bekerja secara kausal atau obat yang
bekerja pada sumber penyebab penyakit. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir kurang dari 48 jam.
3.Kelompok N (non essential) : Kriteria kritis obat ini adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan menjadi
lebih baik untuk kenyamanan atau mengatasi keluhan ringan. Obat-obat ini digunakan untuk penyakit yang dapat
sembuh sendiri. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48 jam.
Langkah Menentukan VEN
Menurut Depkes RI (2002), langkah-langkah dalam menentukan VEN yaitu menentukan kriteria VEN
yang dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari dokter dan apoteker. Yang perlu dipertimbangkan adalah
kondisi dan kebutuhan di rumah sakit tersebut. Kriteria yang disusun mencakup aspek; klinis,
konsumsi, target kondisi dan biaya
Pengadaan
Tujuan Pengadaan :
Mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak, dengan
mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses
berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan
Pembelian produk yang tepat, dengan harga yang tepat dan pada
waktu yang tepat serta berasal dari pemasok yang absah.
PENGADAAN
(PROCUREMENT SELECTION
)
MANAGEMENT PROCUREMEN
USE SUPPORT T
PBF
• Ada Surat Ijin PBF
• Ada Apoteker Penanggung Jawab PBF
• Sertifikat CDOB (akan lebih baik)
Dibuatkan Daftar Pemasok Resmi, setiap ada pemasok baru perlu di verifikasi dan di
masukkan ke Daftar, demikian pula jika ada perubahan Alamat atau Apoteker
penanggung jawab
Surat Pesanan
1. Pengadaan obat dan/atau bahan obat di Apotek menggunakan
surat pesanan yang mencantumkan SIA.
2. Surat pesanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
ditandatangani oleh Apoteker pemegang SIA dengan
mencantumkan SIPA.
Pemantauan Status Pesanan
Penerimaan merupakan
kegiatan untuk menerima Pemeriksaan merupakan
perbekalan farmasi yang suatu rangkaian kegiatan
telah diadakan sesuai pada penerimaan obat dari
dengan peraturan dan pemasok
pedoman yang berlaku.
PEMERIKSAAN
• Sebelum melakukan penerimaan pastikan terlebih dahulu ketersediaan tempat untuk menyimpan.
• Siapkan dan bersihkan tempat yang akan digunakan untuk pemeriksaan
• Saat pemeriksaan dilakukan verifikasi yang meliputi : nama obat, dosage form, jumlah (disesuaikan dengan surat
pesanan) dan kondisi kemasan, nomer batch, serta kadaluwarsa.
Lakukan dokumentasi saat penerimaan
• Produk yang memerlukan penyimpanan dingin diproses terlebih dahulu
• Proses pemeriksaan dilakukan dihadapan kurir pengirim barang, dan dokumen pengiriman agar didokumentasikan
dan disimpan dengan baik
Cara Penerimaan Obat
• Cek faktur dan surat pengiriman barang dengan surat pesanan. Gunakan cek list untuk memeriksa
kesesuaian pesanan. Lakukan pemeriksaan: nama pemasok yang disetujui, nama barang, nomor ijin
edar (untuk obat), nomor bets, tanggal kedaluwarsa, jumlah fisik, keutuhan fisik kemasan produk,
keutuhan kontainer, keutuhan segel container.
• Bila obat yang datang tidak sesuai dengan pesanan/ faktur buat surat penolakan barang.
• Bila obat yang datang telah sesuai dengan pesanan/faktur dokumentasikan ke form pembelian
• Lakukan pencatatan pada kartu stok untuk obat yang diterima
Penerimaan Perpom 4 2018
• Penerimaan Obat dan Bahan Obat : Faktur pembelian dan/atau Surat Pengiriman Barang yang sah.
• Penerimaan Obat oleh Puskesmas dari Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah : Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
• Fasilitas Pelayanan Kefarmasian hanya dapat melakukan penerimaan Obat dan Bahan Obat yang ditujukan
untuk Fasilitas Pelayanan Kefarmasian tersebut sebagaimana tertera dalam Surat Pesanan.
• Penerimaan Obat dan Bahan Obat harus dilakukan oleh Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung
Jawab.
• Bila Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab berhalangan hadir, penerimaan Obat dan
Bahan Obat dapat didelegasikan kepada Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk oleh APJ / TTK penanggung
jawab.
Pendelegasian dilengkapi dengan Surat Pendelegasian Penerimaan Obat/Bahan Obat
menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 9.
• kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan Obat, isi kemasan antara arsip Surat Pesanan (SP) / Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) dengan Obat/Bahan Obat yang diterima;
• kesesuaian antara fisik Obat/Bahan Obat dengan Faktur pembelian /Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
dan/atau Surat Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi:
• 1) Kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama Obat/Bahan Obat, jumlah, bentuk, kekuatan sediaan Obat, dan isi kemasan;
• 2) Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa.
• Apabila hasil pemeriksaan ditemukan Obat dan Bahan Obat yang diterima tidak sesuai dengan pesanan seperti nama, kekuatan
sediaan Obat, jumlah atau kondisi kemasan tidak baik, maka Obat dan Bahan Obat harus segera dikembalikan pada saat
penerimaan. Apabila pengembalian tidak dapat dilaksanakan pada saat penerimaan misalnya pengiriman melalui ekspedisi maka
dibuatkan Berita Acara yang menyatakan penerimaan tidak sesuai dan disampaikan ke pemasok untuk dikembalikan.
• Jika pada hasil pemeriksaan ditemukan ketidaksesuaian nomor bets atau tanggal kedaluwarsa antara fisik dengan faktur
pembelian / Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dan/atau Surat Pengiriman Barang (SPB) harus dibuat
koreksi dan dikonfirmasi ketidaksesuaian dimaksud kepada pihak pemasok.
• Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dan/atau Surat Pengiriman Barang (SPB) dengan mencantumkan
nama lengkap, nomor SIPA/SIPTTK dan stempel sarana.
CARA PENERIMAAN OBAT
Jika pada saat penerimaan vaksin diketahui kondisi alat pemantauan suhu menunjukkan penyimpangan suhu dan/atau
kondisi indikator mendekati batas layak pakai (misalnya VVM pada posisi C atau D), maka dilakukan tindakan sebagai
berikut:
• produk rantai dingin tetap disimpan pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan dengan menggunakan label
khusus
• segera melaporkan penyimpangan tersebut kepada pengirim produk rantai dingin untuk dilakukan proses penyelidikan
dengan membuat berita acara.
• Jumlah produk yang diterima harus sama dengan jumlah yang tertera pada faktur atau surat pengantar barang.
• Penerima harus segera memasukkan produk rantai dingin ke dalam tempat penyimpanan sesuai dengan suhu yang
dipersyaratkan
• Setelah produk rantai dingin diterima, penerima harus segera menandatangani faktur atau surat pengantar barang atau
dokumen lain, yang menyatakan produk rantai dingin diterima dalam kondisi baik dan utuh.
• Penerima harus segera memberikan kepada pengantar barang bukti penerimaan barang yang sudah di tandatangani,
diberi identitas penerima dan distempel.