Laporan Besar MPMM
Laporan Besar MPMM
Pembimbing:
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan atau pembuatan makanan atau minuman (UU RI No. 18 tahun
2012). Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk keberlangsungan
hidup dan sebagai sumber energi untuk menjalankan aktifitas fisik maupun
biologis dalam kehidupan sehari-hari. Makanan yang dibutuhkan harus sehat
dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal dan lengkap seperti vitamin, mineral,
karbohidrat, protein, lemak, dan lainnya. Makanan pun harus murni, bersih, dan
utuh dalam arti tidak mengandung bahan pencemar serta harus hygiene
(Aritonang, 2012).
Penyelenggaraan Makanan Institusi/Massal (SPMI/M) adalah
penyelenggaraan makanan yang dilakukan dalam jumlah besar atau massal.
Batasan mengenai jumlah yang diselenggarakan disetiap negara bermacam-
macam, sesuai dengan kesepakatan masing-masing. Di Inggris dianggap
penyelenggaraan makanan banyak adalah bila memproduksi 1000 porsi sehari.
Di Indonesia penyelenggaraan makanan banyak atau massa yang digunakan
adalah bila penyelenggaraan lebih dari 50 porsi sekali pengolahan. Sehingga
kalau 3 kali makan dalam sehari, maka jumlah porsi yang diselenggarakan
adalah 150 porsi sehari. Penyelenggaraan makanan (food service) adalah
sebuah sistem, tetapi juga dapat menjadi sub sistem dari sistem yang lebih
besar. Contohnya sebuah restoran atau rumah makan atau jasaboga/catering
adalah sebuah sistem yang berdiri sendiri, sedangkan instalasi gizi adalah
bagian (sub sistem) dari rumah sakit secara keseluruhan (Bakri, 2018).
Rumah sakit sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan kesehatan
masyarakat dengan inti yaitu pelayanan medis melalui pendekatan preventif,
kuratif, rehabilitative, dan promotif (Djarismawati, 2004). Rumah sakit selain
berfungsi sebagai tempat untuk pemulihan kondisi pasien dari segi medis juga
adanya pemulihan kondisi pasien dari segi makanan yang diolah dan diberikan
kepada pasien. Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok, dimana sebuah
produk makanan harus memenuhi syarat-syarat seperti aman dan baik untuk
dikonsumsi, bersih, dan memiliki kandungan gizi yang cukup. Penyelenggaraan
makanan rumah sakit adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu,
perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pengolahan bahan
makanan sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan
yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
(Kemenkes, 2013).
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit lebih bersifat kompleks. Risiko
terjadinya kontaminasi silang di rumah sakit jauh lebih besar karena banyaknya
hidangan yang dimasak atau disiapkan. Tujuan akhir dari penyelenggaraan
makanan di rumah sakit adalah tersedianya makanan baik dari segi kualitas dan
kuantitas untuk konsumen atau pasien (Maria, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman praktik gizi dalam bidang Manajemen Pelayanan
Gizi dalam hal penyelenggaraan makanan pada suatu institusi yang tersupervisi
sehingga mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan
mengembangkan kemampuan berfikir kritis untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan sebagai ahli gizi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan evaluasi manajemen sistem penyelenggaraan institusi;
b. Mampu melakukan analisa perencanaan, implementasi, dan evaluasi menu
di institusi penyelenggaraan makanan;
c. Mampu melakukan analisa pengadaan bahan makanan di institusi
penyelenggaraan makanan;
d. Mampu melakukan analisa penyimpanan bahan makanan di institusi
penyelenggaraan makanan;
e. Mampu melakukan analisa sistem persiapan dan pengolahan bahan
makanan di institusi penyelenggaraan makanan;
f. Mampu melakukan analisa sistem distribusi dan penyajian makanan di
institusi penyelenggaraan makanan;
g. Mampu melakukan analisa efesiensi dan efektifitas sumber daya manusia,
peralatan, dan energi di institusi penyelenggaraan makanan;
h. Mampu melakukan analisa hygiene dan sanitasi makanan di institusi
penyelenggaraan makanan;
i. Mampu melaksanakan kegiatan pendidikan gizi bagi para penjamah
makanan di institusi penyelenggaraan makanan;
j. Menganalisis pengawasan dan pengendalian mutu disetiap proses dalam
penyelenggaraan makanan;
k. Mampu melakukan HACCP di institusi penyelenggaraan makanan;
l. Mampu membuat satu modifikasi resep makanan selingan (diet DM, diet
rendah protein, atau diet TKTP).
3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL
Kegiatan dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUD Uin Banjarmasin secara tatap
muka pada tanggal 01 Desember sampai 25 Desember 2021 dan dapat
ditambah waktu untuk kegiatan pembekalan dan evaluasi/pelaporan.
BAB 2
EVALUASI MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN
MAKANAN INSTITUSI
A. Gambaran Umum Instalasi Gizi RSUD Ulin Banjarmasin
RSUD Ulin Banjarmasin didirikan pada tahun 1934 diatas tanah seluas
6,3 Ha dengan luas bangunan fisik 38.619 m2. Pada awalnya bangunan terbuat
dari kayu “Ulin” yang kemudian dijadikan nama rumah sakit. RSUD Ulin
Banjarmasin memiliki hubungan dengan fasilitas kesehatan terkait diluar rumah
sakit, yaitu posyandu, puskesmas pembantu, balai pengobatan, BKIS, dan
apotik. Letak RSUD Ulin Banjarmasin dibatasi dengan:
Direktur
Wakil direktur
Kepala Ruangan
Kepala Ruangan Mutu, Kepala Ruangan
Perencanaan,
Produksi, dan Distribusi Asuhan Gizi Rawat
Administrasi dan
Makanan Inap dan Rawat Jalan
Diklitbang Gizi
8 Unit Kerja
UK 1. Persiapan 6 Unit Kerja 2 Unit Kerja
UK. 1 Paviliun 3 Unit Kerja 4 Unit Kerja
UK 2. Produksi Makanan UK. 1 Konsultasi Gizi UK. 1 Adm.Pasien
UK. 2 Kelas Utama UK. 1 Diklat
Paviliun, Utama, dan UK. 2 Penyuluhan UK.2 Kepegawaian
dan Kelas 1 pegawai dan Siswa
Kelas 1 Gizi UK. 3 Perencanaan
UK. 3 Kelas II UK. 2 Penelitian dan
UK. 3 Produksi Makanan Pengembangan dan pelaporan
Kelas II dan III Uk. 4 Kelas III
UK. 5 Kelas III non UK 3 Perpustakaan UK. 4 Pembekalan dan
UK. 4 Makanan Cair Pelengkapan
UK. 5 Snack dan Buah bedah
UK 6 Distribusi Makanan UK. 6 ICU-ICCU-
UK. 7 Produksi Makanan PICU
Pokok
UK. 8 Gudang
B. Analisa Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Menu
a. Perencanaan anggaran belanja
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan
penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi
pasien dan karyawan yang dilayani. Oleh karena itu diperlukan taksiran
anggaran belanja makanan, tujuan dari kegiatan ini adalah agar tersedianya
rancangan anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen/pasien yang
dilayani sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi
yang direncanakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan
umumnya dinyatakan dalam suatu uang, tetapi juga dapat dinyatakan dalam
suatu barang. Secara garis besar anggaran merupakan alat manajemen untuk
mencapai tujuan, sehingga dalam proses penyusunan dibutuhkan data dan
informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang besifat tak terkendali
untuk dijadikan bahan tafsiran. Dalam proses perencanaan anggaran.
(Pangkey dan Pinatik, 2016).
Berdasarkan hasil analisa di instalasi gizi RSUD Ulin Banjarmasin
kegiatan penyusunan anggaran biaya dibutuhkan untuk pengadaan bahan
makanan bagi pasien/konsumen. Tujuan dari kegiatan ini yaitu agar
tersedianya taksiran anggaran belanja bahan makanan yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan (macam dan jumlah) bahan makanan bagi pasien yang
dilayani sesuai dengan standar kecukupan gizi prasyarat perencanaan
anggaran belanja makanan teori Aritonang tahun 2014, yaitu :
1. Adanya kebijakan rumah sakit;
2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan;
3. Tersedianya data standar makanan untuk pasien di rumah sakit;
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan;
5. Tersedianya data rata–rata jumlah pasien yang dilayani;
6. Tersedianya siklus menu;
7. Tersedianya anggaran makanan yang terpisah dari biaya perawatan.
Perencanaan anggaran belanja yang telah dibuat oleh Instalasi Gizi rumah
sakit berupa :
(365 hari/10) x Ʃ konsumen rata-rata x total macam dan Ʃ
makanan 10 hari
1. Perencanaan Tahunan
Berdasarkan hasil analis di Instalasi Gizi RSUD Ulin Banjarmasin
Perencanaan anggaran tahun 2021 sudah dilakukan pada tahun 2020
dan untuk meminimalisir terjadinya kelebihan dan kekurangan dana yang
bisa mempengaruhi jumlah dana untuk perencanaan anggaran belanja
selanjutnya maka selalu dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
secara rutin. Sumber dana untuk anggaran belanja instalasi gizi berasal
dari sumber dana fungsional. Perencanaan tahunan merupakan rencana
kebutuhan anggaran yang diawasi oleh Ketua instalasi gizi Rumah Sakit
dan beberapa koodinator yang merencanakan kebutuhan di instalasi gizi.
Perencanaan anggaran tahunan dilakukan untuk bahan makanan basah,
bahan makanan kering, karyawan, alat habis pakai dan belanja modal.
2. Perencanaan Bulanan
Perencanaan anggaran bulanan digunakan untuk perencanaan
bahan makanan kering dan bahan makanan basah, perencanaan bulanan
ini juga diperuntukkan makanan untuk pasien dan extra fooding berupa
susu/yakult untuk karyawan yang berada daerah beresiko.
b. Langkah – langkah perencanaan menu
1. Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietesien, kepala
masak (chef cook), pengawas makanan;
2. Menetapkan macam menu mengacu pada tujuan pelayanan makanan
rumah sakit, perlu mengacu ditetapkan macam menu, yaitu menu standar
menu pilihan, dan kombinasi keduanya;
3. Menetapkan lama siklus menu dalam kurun waktu penggunaan menu
perlu di tetapkan macam menu yang cocok dengan system
penyelenggaraan makanan yang sedang berjalan. Siklus dapat dibuat
untuk menu 5 hari, 7 hari, 10 hari atau 15 hari. Kurun waktu penggunaan
menu dapat diputar selama 6 bulan atau 1 tahun;
4. Menetapkan pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan
frekuensi macam hidangan yang direncanakan untuk setiap waktu makan
selama satu putaran menu. Dengan penetapan pola menu dapat
dikendalikan penggunaan bahan makanan sumber zat gizi dengan
mengacu gizi seimbang.;
5. Menetapkan besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan
yang direncanakan setiap kali makan dengan mnggunakan satuan
penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku dirumah sakit;
6. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang dan malam pada satu
putaran menu termasuk jenis makanan selingan;
7. Merancang format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola
menu yang telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukan
dalam format menu sesuai golongan bahan makanan.
8. Melakukan penilaian menu dan merevisi menu untuk melakukan penilaian
menu diperlukan instrument penilaian yang selanjutnya instrument
tersebut disebarkan kepada setiap manajer. Misalnya manajer produksi,
distribusi dan marketing. Bila ada ketidak setujuan oleh salah satu pihak
manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar –
benar disetujui olwh manajer;
9. Melakukan tes awal menu bila menu telah disepakati, maka perlu
dilakukan uji coba menu. Hasil uji coba langsung diterapkan untuk
perbaikan menu.
c. Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan
yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan
penyelenggaraan makanan rumah sakit.
Tujuan :
Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan
spefisikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk
pasien rumah sakit.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan:
1. Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu digolongkan
bahan makanan apakah termasuk dalam:
a) Bahan makanan segar
b) Bahan makanan kering
2. Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan
cara:
a) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
b) Hitung macam dari kebutuhan bahan makanan satu persatu
dengan siklus menu (misalnya : 5, 7 atau 10 hari)
c) Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan,
3bulan, 6 bulan atau 1 tahun)
d) Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan
dengan mengguanakna kalender. Contoh : Bila menu yang
digunakan adalah 10 hari, maka dalam 1 bulan (30 hari)
berlaku 3 kali siklus. Bila 1 bulan adalah 31 hari, maka berlaku
3 kali siklus ditambah 1 menu untuk tanggal 31.
e) Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk
kurun waktu yang telh ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
atau 1 tahun).
f) Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang
telah dilengkapi dengan spesifikasinya
Secara umum dapat pula dihitung secara sederhana dengan rumus sebagai
berikut (contoh menu 10 hari) Rumus kebutuhan bahan makanan untuk 1 tahun:
RBA= Frekuensi x berat kotor x jumlah pasien x kurun waktu
No Hasil Pengamatan
PGRS (2013)
Dilakukan Tidak dilakukan
1. Bahan makanan diperiksa sesuai
pesanan dan ketentuan spesifikasi √
bahan makanan yang dipesan
2. Bahan makanan disimpan ke gudang
penyimpanan sesuai dengan jenis √
barang atau dapat langsung ke tempat
pengolahan makanan
6. Pengontrolah suhu alat pendingin dilakukan 3 kali sehari yaitu saat waktu
pagi, siang dan sore.
7. Bahan makanan diletakan dengan tidak rapat, karena dapat mengganggu
sirkulasi udara dingin dari evaporator keseluruh ruang pendingin.
8. Saat pengambil bahan makanan di freezer, tidak membiarkan pintuterbuka
lama, karena dapat menaikan suhu dan kelembaban freezer.
9. Pengambilan bahan makanan dengan memperhatikan system FIFO (First In
First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
b. Penyimpanan Bahan Makanan Kering
Tabel 2. 6 Syarat Ruang Penyimpanan Dan Hasil Pengamatan
No Tahap Aktivitas Keterangan
Sesuai Tidak sesuai
1 Adanya ruang penyimpanan bahan makanan √
kering
2 Menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu √
(FIFO) dan FEFO. Untuk mengetahui barang yang
diterima diberi tanda tanggal penerimaan.
6) Bahan makanan yang lebih awal disimpan akan digunakan terlebih dahulu
(FIFO).
7) Bahan makanan yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat maka
dikeluarkan lebih dahulu (FEFO).
8) Catat jumlah dan jenis bahan makanan yang disimpan dan digunakan.