Anda di halaman 1dari 19

TEAM LEADERSHIP AND COMPETENCY LEADERSHIP

IN THE EDUCATION SECTOR

ABSTRAK

Pendahuluan . Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan nasional.
Sejarah menunjukkan bahwa kunci keberhasilan pembangunan negaranegara maju adalah
tersedianya sumber daya manusia yang terdidik dalam jumlah, jenis dan tingkat pendidikan yang
memadai, Memimpin sebuah team seringkali bukanlah hal yang mudah. Menjadi tantangan
tersendiri ketika kita menemui berbagai macam anak buah dengan kemampuan dan kemauan yang
tidak sama.Kompetensi kepemimpinan adalah keterampilan dan perilaku kepemimpinan yang
berkontribusi pada kinerja yang unggul. Dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi
untuk kepemimpinan
Metode. Metode kajian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode tinjauan pustaka
sistematis (Systematic Literature Review). artikel review dalam kajian ini diarahkan pada tema
Team Leadership And Competency Leadership In The Education Sector, Aplikasi yang digunakan
adalah Publish or Perish dan VOSviewer, Artikel dicari beberapa tahap. Pertama identifikasi
artikel. Artikel tersebut diambil dari publikasi dari berbagai penulis dengan menggunakan
database dari Google Scholar Langkah selanjutnya memasukkan kata kunci “Team Leadership
And Competency Leadership In The Education Sector “ pada kolom publish atau perish, dan
diberikan pembahasan tahun terbit hanya untuk satu tahun terakhir yanik mulai tahun 2015 sampai
2021. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan database dari Scopus Langkah selanjutnya
memasukkan kata kunci “Team Leadership In The Education Sector “ dan “Competency
Leadership In The Education Sector “ pada kolom publish atau perish Pencarian tersebut
menghasilkan sebanyak 419. Artikel diverifikasi berdasarkan kriteria relevansinya, artikel H-
index, dan menekan pada kajian yang membahas keterkaitan Team Leadership And Competency
Leadership In The Education Sector. Selain itu, tahapan verifikasi memfokuskan tinjauan pustaka
yang dinilai relevansi yang tertinggi dengan topic penelitian.
Hasil. Dari hasil analisa ditemukan bahwa terdapat artikel dari artikel yang teridentifikasi yang
dikelompokkan menjadi 8 cluster. Masing-masing cluster memiliki warna yang berbeda-beda
yang digunakan untuk melihat daftar konsep yang menonjol atau dominan dari setiap cluster.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin tema yang sering dibahas dalam
penelitian sebelumnya dan memungkinkan untuk digunakan di penelitian masa depan. Cluster 1
berwarna merah yang mencakup kata kunci innovation, collaboration, implementation, educator,
evaluator, profesional Competency,opportunity dan participant. Cluster 2 berwarna hijau
mencakup kata kunci school leader, effective Leadership, importance, aducation leader,
ability,Leadership role,comparasion,dan Leadership devalopment. Cluster 3 berwarna biru yang
mencakup kata kunci Leadership Style, Leadership training, organizational commitment,
organizational culture, tema leader,business, project manager, communication. Cluster 4
berwarna kuning yang mencakup kata kunci culture, integration, culture competance,
seducational Leadership. Cluster 5 berwarna ungu yang mencakup kata strategi, future, core
Competency. Cluster 6 berwarna biru muda yang mencakup kata kunci Leadership team, culture
Competency, Leadership training, senior leader. Cluster 7 berwarna orenge yang mencakup kata
kunci motivation, sustainability, servant Leadership dan colleague. Cluster 8 berwarna merah
muda yang mencakup kata kunci Education Sector, job performance. Kajian tentang Team
Leadership And Competency Leadership In The Education Sector membentang sangat luas dan
dapat didekati dengan berbagai perspektif. Kualitas pendidikan berhubungan dengan usaha kepala
sekolah sebagai pemimpindan kinerja stakeholder sebagai sebuah teamwork yang dapat
mensukseskan penerapan manajemen mutu terpadu. Untuk menjadi pemimpin yang haruslah
sering terlibat dalam kerjasama (teamwork). Dengan mengikuti berbagai kerja sama maka
pemimpin dapat mengembangkan dirinya untuk menghadapi masalah-masalah saat menjadi
seorang pemimpin di sebuah organisasi. Dalam sekolah yang berkualitas menunjukkan
pentingnya kepemimpinan dan kinerja lembaga atau kerja sama dalam sebuah tim. Jika
manajemen mutu terpadu dimaksimalkan maka mutu sekolah akan meningkat sesuai dengan
keinginan. Dari hasil pemetaan naratif yang diperoleh penulis dari dataset Google Scholar dan
Scopus membuka peluang masih adanya kebaruan (novelty) dari Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector baik secara konseptual dengan berbagai
multidisiplin ilmu, selain itu fenomena perkembangan media digital yang bergerak cepat harus
diiringi dengan banyaknya penelitian tentang Team Leadership And Competency Leadership In
The Education Sector.
Kata Kunci: Team Leadership, Competency Leadership, Education Sector

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan nasional. Sejarah
menunjukkan bahwa kunci keberhasilan pembangunan negaranegara maju adalah tersedianya
sumber daya manusia yang terdidik dalam jumlah, jenis dan tingkat pendidikan yang memadai.
Karena itu, hampir semua bangsa di dunia, menempatkan pembangunan pendidikan sebagai
prioritas utama dalam pembangunan bangsa dan negaranya. Sumber daya manusia yang bermutu
yang merupakan produk pendidikan merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu
negara(Caverzagie et al. 2017).
Memimpin sebuah team seringkali bukanlah hal yang mudah. Menjadi tantangan
tersendiri ketika kita menemui berbagai macam anak buah dengan kemampuan dan kemauan yang
tidak sama.(Carraccio et al. 2016) Belum lagi ketika dihadapkan dengan tugas-tugas yang
bervariasi. Di sinilah dibutuhkan fleksibilitas terhadap berbagai macam keadaan, situasi dan
kondisi. Seorang pemimpin yang efektif adalah yang tahu bagaimana mengambil sikap yang tepat
sesuai kebutuhan dan keadaan, fleksibel terhadap berbagai macam situasi, dan maksimal dalam
setiap gaya kepemimpinan yang digunakan. Karena hanya dengan keterampilan yang demikian
sajalah, pemimpin dapat mengatasi kesulitan yang umum ditemui, seperti misalnya ketika
bertemu dengan anak buah yang lebih senior atau justru ketika mendapatkan anak buah yang
masih sangat minim pengalaman.
Kompetensi kepemimpinan adalah keterampilan dan perilaku kepemimpinan yang
berkontribusi pada kinerja yang unggul. Dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi
untuk kepemimpinan, organisasi dapat mengidentifikasi dan mengembangkan generasi pemimpin
mereka dengan lebih baik (Carraccio et al. 2016). Leadership Competency, merupakan
kompetensi yang meliputi kecakapan dalam memposisikan diri, pengembangan organisasional,
mengelola transisi, orientasi strategis, membangun visi, merencanakan masa depan, menguasai
perubahan dan mempelopori kesehatan tempat kerja(Hilty et al. 2015).
Emma O‟Brien and Phillipa Robertson, dalam jurnal “Future Leadership
competencies:from foresight to current practice,” yang dikutip oleh (Weech-Maldonado,
Dreachslin, and ... 2018) menyebutkan tantangan bisnis yang berubah memerlukan keterampilan
kepemimpinan yang berbeda. Namun, hasil awal menunjukkan bahwa saat ini pemimpin
organisasi muncul secara signifikan kurang dipersiapkan untuk tantangan di depan. Secara
khusus, bila dibandingkan dengan peserta yang lebih tua, individu muda tampaknya kurang dalam
kompetensi kepemimpinan masa depan, variabel yang terkait seperti penguasaan diri, keaslian
dan kehadiran.
Fokus pada kompetensi kepemimpinan dan pengembangan keterampilan mendorong
kepemimpinan yang lebih baik. Namun, keterampilan yang dibutuhkan untuk posisi tertentu dapat
berubah tergantung pada tingkat kepemimpinan tertentu dalam organisasi. Dengan menggunakan
pendekatan kompetensi, organisasi dapat menentukan posisi mana di level mana yang
membutuhkan kompetensi tertentu.

Team Leadership

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk


mencapai sebuah tujuan. Tim yang hebat adalah memiliki tujuan yang sama, terdapat kerjasama,
komunikasi yang baik serta memiliki komitmen. (Wheelan, Åkerlund, and Jacobsson 2020).
Kepemimpinan memberi nilai pada kehidupan kerja orang lain (Fidalgo-Blanco, Sein-Echaluce,
and ... 2015). Seorang pemimpin sejati harus memperhatikan karakter danintegritas, serta
memiliki kemampuan dalam metode kepemimpinan, sertamenunjukkan perilaku maupun
kebiasaan seorang pemimpin (Chuang, Jackson, and Jiang 2016).
Dalam bukunya yang amat terkenal, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri
Anda, John C. Maxwell yang dikutip oleh (Kovalenko 2021) berkata, "Mengubah pemimpin
berarti mengubahorganisasi. Menumbuhkan pemimpin, menumbuhkan organisasi." Artinya,
perusahaan atau organisasi tidak akan berubah dan tidak akan berjalan ke arah yang dicita-citakan,
apabila para pemimpinnya sendiri, di bagian apapun, tidak berubahdan tidak tumbuh. Sebuah
organisasi tidak bisa tumbuh di luar sampai para pemimpinnya sendiri tumbuh di dalam. Jika
seluruh unit kepemimpinan berubah secara positif, maka pertumbuhan organisasi atau perusahaan
akan terjadi secaraotomatis. Pemimpin yang lemah sama dengan organisasi yang lemah.
Pemimpin yang kuat sama dengan organisasi yang kuat. Kepemimpinan pada dasarnya tidak bisa
berjalan sendirian (Mayaki 2020).
Kepemimpinan muncul karena kerja sama dengan orang lain. Tanpa orang lain, tidak ada
pemimpin. Dengan demikian, kepemimpinan bukanlah upaya satu orang saja,melainkan
melibatkan kerja sama tim (Sheegog 2015). Pergerakan kegiatan kepemimpinan tidakselalu dari
atas ke bawah, tetapi juga kepemimpinan menyamping, yaitu membangun kerja sama Tim. Anne
Cummings, profesor di bidang manajemen dari universitas Wharton setuju dengan pendapat
Useem bahwa semua pegawai bisa menjadi pemimpin. (Wheelan et al. 2020) Menurut Cummings,
semua karyawan perlu menerapkan “kepemimpinan horizontal.” Pendapat ini juga ditunjang oleh
Jack Welch dalam (DuBois et al. 2015), pemimpin legendary di GE, perusahaan raksasa dunia.
Welch mengatakan bahwauntuk menjalankan bisnis yang besar dan sukses diperlukan satu tim
yang handalyang bisa bekerja sama, saling percaya, dan saling menghargai. Tanpa ketigakualitas
ini, akan sulit bagi sebuah perusahaan untuk mendongkrak prestasinya agar bisa tampil prima di
kancah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Tim adalah kelompok didalam organisasi yang anggota-anggotanya saling bergantung
satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan oleh adanyasatu orang yang
mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka. Koordinasi tersebutdilakukan demi mencapai
tujuan bersama. Contoh dari sebuah tim adalah tim manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit
kerja, atau tim pengembang organisasi.(Fidalgo-Blanco et al. 2015) Di dalam tim, fungsi utama
kepemimpinan adalah berupaya mencapaitujuan organisasi (tim) secara kolektif, bukan
individual. Tim umumnya memiliki seorang pemimpin yang telah ditentukan. Pemimpin tersebut
dapat berasal daridalam tim itu sendiri maupun dari luar. (Mathieu, Kukenberger, and ... 2015)
Peran kepemimpinan didalam tim dapat saja dirotasi sehingga mungkin saja diisi oleh
para anggota lain antar waktu. Peran kepemimpinan di dalam tim juga bisa disebar di antara
sejumlah anggota tim tanpa harus ditentukan seorang pemimpin secara formal. (Cheng et al.
2016). Kepemimpinan yang tersebar tersebut umum ditemukan dalamkepemimpinan tim. Posisi
kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak satu pemimpin formal selaku pemegang tanggung
jawab utama melainkan jatuh ketangan beberapa orang yang berpengalaman di dalam
timKepemimpinan didalam tim umumnya digariskan ke daftar serangkaian keputusan utama yaitu
sejumlah kondisi yang menentukan kapan dan bagaimana seorang pemimpin baru ikut campur
guna meningkatkan fungsi tim.(Meyer and Behar-Horenstein 2015). Pertimbangan pertama
apakah lebih baik meneruskan pengamatan danmemonitoring tim ataukah mengintervensi
kegiatan tim dengan mengambi ltindakan. Pertimbangan kedua , apakah intervesi yang dilakukan
lebih kepada tugasyang tengah dilaksanakan ataukah dalam konteks hubungan yang dengan
anggotatim lain. Pertimbangan ketiga apakah intervensi sebaiknya dilakukan pada tingkatinternal
(di dalam tim itu sendiri) atau eksternal (di lingkungan sekeliling tim). (Black 2015)
Terdapat banyak aspek utama yang dibawa oleh individu ke dalam sebuah tim, yaitu:
Kompetensi (Competency) , keahlian anggota tim pada suatu bidantertentu yang dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tim ,Kemampuan belajar (Learning) , kemampuan
belajar anggota tim yang berpengaruh langsung terhadap kemampuan belajar tim. Kesungguhan
(Commitment) ,kesungguhan yang dapat diberikan anggota tim dalam melaksanakan tugas yang
diberikan. (Al-Husseini and Elbeltagi 2016). Kerjasama (Team work) , kemampuan bekerjasama
setiap individusebagai anggota tim. Kolaborasi (Collaboration) , kemampuan berkolaborasi
didalam tim dan di antara tim. Komunikasi (Communication) , tingkat kemampuan komunikasi
setiap anggota tim. Kepercayaan (Trust) , tingkat kepercayaan terhadapsesama anggota tim.
Motivasi (Motivation) , motivasi yang dimiliki setiap anggota tim (Alonderiene and Majauskaite
2016)

Competency Leadership

Boyatzis dalam (Hauer et al. 2016) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu


karakteristik yang mendasari performa afektif dan atau superior seseorang dalam suatu jabatan.
Karakteristik ini dapat berupa motif, trait, skill, aspek citra diri, peran sosial atau pengetahuan
seseorang. (Caverzagie et al. 2017) mendefinisikan kompetensi adalah kepemilikan kapasitas
pengetahuan dan perilaku untuk bertindak tepat. Sedangkan Sydanmaanlakka menyatakan bahwa
kompetensi terdiri atas pengetahuan, skill, sikap, pengalaman, dan kontak yang memungkinkan
performa baik dalam situasi tertentu.
(Carraccio et al. 2016) mengelompokan kompetensi kepemimpinan berdasar hasil
penelitiannya dimana ditemukan empat area kompetensi yaitu: kompetensi interpersonal,
efisiensi, well being dan kepercayaan diri. Kemudian ditambahkannya kompetensi professional
dan kompetensi kepemimpinan manajerial, sehingga diperoleh enam area kompetensi. Namun
area-area tersebut terdapat bagian yang overlap. (Prifti et al. 2017) percaya kalau area tersebut
secara komprehensif mencakup seluruh spektrum kompetensi kepemimpinan. Hasil dari
penelitian (Caverzagie et al. 2017) menggolongkan kompetensi kepemimpinan ke dalam enam
yaitu: (1) kompetensi interpersonal, (2) kompetensi efisiensi, (3) kompetensi well being, (4)
kompetensi kepercayaan diri, (5) kompetensi professional, dan (6) kompetensi kepemimpinan/
manajerial.

Metode Penelitian

Metode kajian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode tinjauan pustaka
sistematis (Systematic Literature Review). Systematic Literature Review merupakan istilah yang
digunakan untuk merujuk pada metodologi kajian atau riset tertentu dan pengembangan yang
dilakukan untuk mengumpulkan serta mengevaluasi jurnal yang terkait pada fokus topik tertentu.
Tujuan dari Systematic Literature Review adalah untuk mengidentifikasi, mengkaji,
mengevaluasi, dan menafsirkan semua jurnal yang tersedia dengan bidang topik kajian yang
menarik, dengan pertanyaan kajian tertentu yang relevan (Triandini et al. 2019). Tinjauan literatur
ini juga bermaksud memberikan karakterisasi dan gambaran terkait tren riset, metode, dan
coverage fields yang dikaji dalam jurnal terkait basis data digital literatur ilmiah pada rentang
waktu tertentu.(Yaman et al. 2019)
Selain itu, artikel review dalam kajian ini diarahkan pada tema Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector, yang akan dijelaskan melalui pertanyaan-
pertanyaan berikut, yaitu :
1. Bagaimana keterkaitan dan pengelompokan tema dalam topic Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector ?
2. Apa tema yang paling dominan dalam jurnal terkait Team Leadership And Competency
Leadership In The Education Sector?
3. Apa saja topik yang terkaitan dengan Team Leadership And Competency Leadership In
The Education Sector?
4. Jenis pemetaan apa yang digunakan tema Team Leadership And Competency Leadership
In The Education Sector?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di jelaskan bedasarkan topic kajian, kerangka kerja, dan


temuan penelitian sebelumnya yang terindeks dalam data Scopus dan Google Scholar. Artikel
yang direview dalam penelitian ini melalui tahapan (1) pencarian artikel yang sesuai dengan tema
pembahasan dan (2) pemetaan topic

Tahapan proses Systematic Literature Review diatas membutuhkan bantuan aplikasi


untuk mempermudah prosesnya. Aplikasi yang digunakan adalah Publish or Perish dan
VOSviewer. Kedua aplikasi ini merupakan aplikasi yang sering digunakan untuk melakukan
analisis bibliograpi. Publish or Perish didesain bisa menggambarkan metrik sitasi dari metadata
yang diambil dari lembaga pengindeks seperti Google Scholar, Crossref, Scopus, Web of Science,
Microsoft Academic dan Pubmed. Aplikasi Publish or Perish bisa mencari penulis, nama
publikasi, judul, kata kunci, bisa memetakan rentang tahun artikel dan jumlah sitasi. Sedangkan
VOSviewer digunakan untuk memvisualisasikan bibliografi, atau data set yang berisi field
bibliographi (judul, pengarang, penulis, nama jurnal, dan sebagainya). Dalam dunia kajian ,
VOSviewer digunakan untuk analisis bibliometrik, mencari topik yang masih ada peluang untuk
diteliti (research gap), mencari referensi yang paling banyak digunakan pada bidang tertentu dan
sebagainya
Artikel dicari beberapa tahap. Pertama identifikasi artikel. Artikel tersebut diambil
dari publikasi dari berbagai penulis dengan menggunakan database dari Google Scholar Langkah
selanjutnya memasukkan kata kunci “Team Leadership And Competency Leadership In The
Education Sector “ pada kolom publish atau perish, dan diberikan pembahasan tahun terbit hanya
untuk satu tahun terakhir yanik mulai tahun 2015 sampai 2021. Kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan database dari Scopus Langkah selanjutnya memasukkan kata kunci “Team
Leadership In The Education Sector “ dan “Competency Leadership In The Education Sector “
pada kolom publish atau perish Pencarian tersebut menghasilkan sebanyak 419. Artikel
diverifikasi berdasarkan kriteria relevansinya, artikel H- index, dan menekan pada kajian yang
membahas keterkaitan Team Leadership And Competency Leadership In The Education Sector.
Selain itu, tahapan verifikasi memfokuskan tinjauan pustaka yang dinilai relevansi yang tertinggi
dengan topic penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pemetaan Kluster

Tahapan proses awal untuk melihat Team Leadership And Competency Leadership In The
Education Sector dengan menggunakan Systematic Literature Review melalui
1. Mendownload metadata artikel jurnal dengan kata kunci Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector dari Google Scholar dan Scopus
menggunakan Publish or Perish
2. Data disimpan dalam format RIS.
3. Data RIS dianalisis menggunakan aplikasi VOSviewer untuk mendapatkan visual.
4. Hasil analisis dengan VOSviewer dituliskan di artikel ini.

Gambar 1.
Metadata dari Google Scholar

Dari meta data Google Scholar dari rentang tahun 2015-2021 didapatkan sejumlah 200
artikel, dengan jumlah sitasi sebanyak 631769, rata-rata sitasi pertahun sebanyak 631769, rata-
rata sitasi per artikel sejumlah 31590, h-index sebesar 111, g-index sejumlah 200, hI norm sebesar
71, hI pertahun sebesar 71,00 dan hA-index sebesar 111.
Gambar 2.
Metadata dari Scopus
“Competency Leadership In The Education Sector”

Dari meta data Scopus dengan kata kunci “Competency Leadership In The Education
Sector” dari rentang tahun 2015-2021 didapatkan sejumlah 106 artikel, dengan jumlah sitasi
sebanyak 349, rata-rata sitasi pertahun sebanyak 49,86, rata-rata sitasi per artikel sejumlah 0,98,
h-index sebesar 8, g-index sejumlah 14, hI norm sebesar 8, hI pertahun sebesar 1,14 dan hA-index
sebesar 5.
Gambar 3.
Metadata dari Scopus
“Team Leadership In The Education Sector”

Dari meta data Scopus dengan kata kunci “Team Leadership In The Education Sector”
dari rentang tahun 2015-2021 didapatkan sejumlah 113 artikel, dengan jumlah sitasi sebanyak
575, rata-rata sitasi pertahun sebanyak 575, rata-rata sitasi per artikel sejumlah 5,09, h-index
sebesar 13, g-index sejumlah 21, hI norm sebesar 13, hI pertahun sebesar 13 dan hA-index sebesar
13.
Setelah mendapatkan metadata dari Google Scholar dan Scopus melalui aplikasi Publish
or Perish, metadata disimpan dengan format file RIS. Format RIS ini kemudian dianalisis
menggunakan aplikasi VOSviewer. Pada bagian ini, dilakukan analisis bibliometrik dengan
membuat visualisasi network, overlay, dan density menggunakan VOSviewer untuk mengetahui
jaringan bibliometrik yang ada diantara artikel-artikel dari metadata yang telah di unduh. Jaringan
bibliometrik ini terdiri dari rode dan edge. Node dipresentasikan dengan lingkaran yang isinya
berupa publikasi; jurnal; peneliti dan kata kunci. Sedangkan edge mengindikasi adanya hubungan
antara dua node, tetapi juga mengindikasikan kekuatan hubungan tersebut tersebut yang
direpresentasikan dengan jarak, semakin dekat jarak antara node satu dengan node yang lain maka
semakin tinggi hubungan diantara node tersebut. Berikut ini hasil visualisasi network, overlay,
dan density berdasarkan keterkaitan dan pengelompokkan kata kunci
Gambar 4.
Visualisasi Network Pemetaan dan Pengklasteran

Pada visualisasi network yang ditampilkan pada gambar diatas, setiap lingkaran mewakili
sebuah kata kunci yang diambil dari judul dan abstrak. Ukuran besar kecil sebuah lingkaran
mengindikasikan jumlah publikasi yang memiliki relasi dengan kata kunci tersebut, baik di dalam
jurnal maupun pada abstrak jurnal. Semakin besar ukuran lingkaran maka semakin besar pula
jumlah artikel yang memiliki relevansi dengan kata kunci tersebut.
Dari hasil analisa ditemukan bahwa terdapat artikel dari artikel yang teridentifikasi yang
dikelompokkan menjadi 8 cluster. Masing-masing cluster memiliki warna yang berbeda-beda
yang digunakan untuk melihat daftar konsep yang menonjol atau dominan dari setiap cluster.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin tema yang sering dibahas dalam
penelitian sebelumnya dan memungkinkan untuk digunakan di penelitian masa depan.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa Cluster 1 berwarna merah yang mencakup kata
kunci innovation, collaboration, implementation, educator, evaluator, profesional
Competency,opportunity dan participant. Cluster 2 berwarna hijau mencakup kata kunci school
leader, effective Leadership, importance, aducation leader, ability,Leadership
role,comparasion,dan Leadership devalopment. Cluster 3 berwarna biru yang mencakup kata
kunci Leadership Style, Leadership training, organizational commitment, organizational culture,
tema leader,business, project manager, communication. Cluster 4 berwarna kuning yang
mencakup kata kunci culture, integration, culture competance, seducational Leadership. Cluster
5 berwarna ungu yang mencakup kata strategi, future, core Competency. Cluster 6 berwarna biru
muda yang mencakup kata kunci Leadership team, culture Competency, Leadership training,
senior leader. Cluster 7 berwarna orenge yang mencakup kata kunci motivation, sustainability,
servant Leadership dan colleague. Cluster 8 berwarna merah muda yang mencakup kata kunci
Education Sector, job performance. Kata kunci yang ada di dalam masing-masing cluster secara
rinci dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1.
Pengelompokkan Tema
Team Leadership And Competency Leadership In The Education Sector

Cluster Nama Konsep Total


Cluster 1 innovation, collaboration, implementation, educator, evaluator, 10
profesional Competency, opportunity, perception dan participant
Cluster 2 school leader, effective Leadership, importance, aducation leader, 7
ability,Leadership role,comparasion,dan Leadership devalopment
Cluster 3 ladership Style, Leadership training, organizational commitment, 8
organizational culture, tema leader,business, project
manager,communication
Cluster 4 culture, integration, culture competance, seducational Leadership 4
Cluster 5 strategi, future, core Competency 3
Cluster 6 Leadership team, culture Competency, Leadership training, senior 4
leader
Cluster 7 motivation, sustainability, servant Leadership dan colleague 4
Cluster 8 Education Sector, job perfomance 2

Pada Cluster 1 berkaitan dengan innovation dan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam
kaitannya dengan Team Leadership And Competency Leadership In The Education Sector, maka
artikel yang relevan yaitu dengan artikel yang ditulis oleh (Minh et al. 2017) yang berjudul “The
impact of leaders' technical competence on employees' innovation and learning” yang dimana
menjelaskan bahwa Dukungan pemimpin memainkan peran penting dalam meningkatkan
pembelajaran dan inovasi. Sementara sebagian besar literatur saat ini berfokus pada gaya
kepemimpinan dan keterampilan manajerial, penelitian terbatas telah mempertimbangkan
dampak kompetensi teknis pemimpin pada pembelajaran dan inovasi bawahan. Data
dikumpulkan dari 52 pemimpin dan 127 bawahan dalam 68 perusahaan telekomunikasi di
Vietnam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi teknis pemimpin memiliki hubungan
positif dengan perilaku kerja inovatif dan pembelajaran bawahan. Selain itu, perilaku kerja belajar
memiliki efek mediasi parsial pada hubungan antara kompetensi teknis pemimpin dan perilaku
kerja inovatif bawahan.
Pada cluster 2 kata kunci yang dominan yaitu school leader maka artikel yang relevan
yang ditulis oleh (Wang 2016) yang berjudul “School Leadership and professional learning
community: Case study of two senior high schools in Northeast China” yang dimana menjelaskan
Para pemimpin sekolah menunjukkan kepemimpinan instruksional yang kuat dan pengawasan
visioner untuk perbaikan berkelanjutan sekolah. Mereka memainkan peran penting dalam
mengembangkan dan mengkomunikasikan visi bersama, membentuk budaya kepercayaan,
mendukung dan memantau pembelajaran kolegial. Kepemimpinan guru terbukti dalam tim
kolaboratif dan kepemimpinan keahlian diakui. Ikatan emosional dan tanggung jawab bersama
dalam tim ini memperkuat profesionalisme. Upaya bersama dilakukan untuk menciptakan
struktur dan proses yang selaras yang mendukung penyelidikan kolektif, dan untuk
mengembangkan budaya pembelajaran kolaboratif yang membangun kapasitas kolektif.
Mengembangkan dan mempertahankan proses PLC yang tertanam di dalam sekolah tampaknya
menyediakan infrastruktur yang menjanjikan untuk mendukung peningkatan sekolah dalam
konteks sekolah Cina. dan untuk mengembangkan budaya pembelajaran kolaboratif yang
membangun kapasitas kolektif. Mengembangkan dan mempertahankan proses PLC yang
tertanam di dalam sekolah tampaknya menyediakan infrastruktur yang menjanjikan untuk
mendukung peningkatan sekolah dalam konteks sekolah Cina. dan untuk mengembangkan
budaya pembelajaran kolaboratif yang membangun kapasitas kolektif. Mengembangkan dan
mempertahankan proses PLC yang tertanam di dalam sekolah tampaknya menyediakan
infrastruktur yang menjanjikan untuk mendukung peningkatan sekolah dalam konteks sekolah
Cina.
Pada cluster 3 kata kunci yang dominan yaitu ladership Style terdapat artikel yang relevan
yaitu artikel yang ditulis oleh (Alonderiene and Majauskaite 2016) yang berjudul “Leadership
style and job satisfaction in higher education institutions” yang menjelaskan Penelitian empiris
mengungkapkan pengaruh positif yang signifikan dari gaya kepemimpinan terhadap kepuasan
kerja fakultas di mana gaya kepemimpinan pelayan telah ditemukan memiliki dampak positif
signifikan tertinggi terhadap kepuasan kerja fakultas sedangkan gaya kepemimpinan otokrat
mengendalikan memiliki dampak terendah. Keterbatasan/implikasi penelitian: Ada beberapa
implikasi untuk penelitian lebih lanjut. Ini dapat diperluas baik secara geografis (misalnya analisis
komparatif di berbagai negara) atau secara kelembagaan (misalnya di lembaga pendidikan lain,
seperti sekolah atau pra-sekolah). Implikasi praktis: Implikasi praktis mengungkapkan bahwa
supervisor memiliki kekuatan untuk meningkatkan tingkat kepuasan kerja anggota fakultas
mereka, dengan mendefinisikan peran mereka sebagai pemimpin, menunjukkan perilaku
kepemimpinan tertentu. Orisinalitas/nilai: Survei ini mencakup bidang yang tidak memiliki
penelitian akademis, yaitu dampak kepemimpinan pada fakultas HEI. Studi kepemimpinan
sebelumnya di HEI berfokus pada gaya kepemimpinan tertentu yang ditunjukkan, dampak
kepemimpinan terhadap budaya, efektivitas organisasi dan faktor lainnya. Namun, sangat sedikit
dari mereka yang menyelidiki gaya kepemimpinan manajer langsung dan kepuasan kerja fakultas.
Selain itu, survei sebelumnya tidak mencakup banyak gaya kepemimpinan seperti ini. efektivitas
organisasi dan faktor lainnya. Namun, sangat sedikit dari mereka yang menyelidiki gaya
kepemimpinan manajer langsung dan kepuasan kerja fakultas. Selain itu, survei sebelumnya tidak
mencakup banyak gaya kepemimpinan seperti ini. efektivitas organisasi dan faktor lainnya.
Namun, sangat sedikit dari mereka yang menyelidiki gaya kepemimpinan manajer langsung dan
kepuasan kerja fakultas. Selain itu, survei sebelumnya tidak mencakup banyak gaya
kepemimpinan seperti ini.
Pada cluster 4 kata kunci yang dominan yaitu culture terdapat artikel yang relevan yaitu
artikel yang ditulis oleh (Demir 2015) yang berjudul “The Effect of Organizational Trust on the
Culture of Teacher Leadership in Primary Schools.” yang menjelaskan tentang Hasil penelitian
menemukan bahwa tingkat kepercayaan guru terhadap organisasinya di sekolah dasar di Burdur
berpengaruh positif dan signifikan terhadap budaya kepemimpinan guru di sekolah. Selain itu,
tingkat kepercayaan guru terhadap organisasi terbukti menjelaskan 76% dari variabilitas tingkat
budaya kepemimpinan guru di sekolah mereka. Ditemukan bahwa kepercayaan pada kepala
sekolah memiliki korelasi tertinggi dengan kepercayaan manajerial. Kepercayaan pada rekan
kerja juga ditemukan memiliki korelasi tertinggi dengan kolaborasi guru dan lingkungan kerja
yang mendukung.
Pada cluster 5 kata kunci yang dominan yaitu strategi terdapat artikel yang relevan yaitu
artikel yang ditulis oleh (Crisp 2019) yang berjudul “Negotiating disruptive agendas in higher
education” yang menjelaskan tentang hubungan antara kepemimpinan strategis, kinerja strategis
dan kompetensi inti di antara guru dari sektor pendidikan Lebanon. Dengan menggunakan sampel
sebanyak 106 observasi, dengan metode convenience sampling, diperoleh hasil bahwa
kompetensi inti berpengaruh langsung terhadap kinerja strategis dan kepemimpinan strategis.
Sebaliknya, kepemimpinan strategis belum menunjukkan peran mediasi yang signifikan dalam
mempengaruhi kinerja strategis melalui kompetensi inti. Pengujian data dilakukan dengan
menggunakan model regresi mediasi. Implikasi lain, keterbatasan, dan pekerjaan masa depan
dibahas lebih lanjut.
Pada cluster 6 kata kunci yang dominan yaitu Leadership team terdapat artikel yang
relevan yaitu artikel yang ditulis oleh (Kezar 2020) yang berjudul “Senior Leadership Teams in
Higher Education: What We Know and What We Need to Know” yang menjelaskan bahwaTim
kepemimpinan senior adalah pengambil keputusan kunci yang diinvestasikan dengan otoritas
yang bekerja secara kolektif untuk mencapai tujuan organisasi. Meskipun ada literatur yang kaya
tentang topik ini di banyak disiplin ilmu, ada kelangkaan penelitian tentang topik ini di pendidikan
tinggi. Dalam artikel ini kami berpendapat perlunya penelitian tentang tim kepemimpinan senior
mengingat sentralitas mereka dalam memfasilitasi perubahan yang dibutuhkan dalam pendidikan
tinggi. Kami merangkum literatur utama dari sektor lain untuk memberikan landasan bagi agenda
penelitian pendidikan tinggi tentang topik ini. Kami juga meninjau terbatasnya jumlah penelitian
semacam itu yang telah dilakukan di pendidikan tinggi, dan kami mengakhiri dengan implikasi
untuk praktik dan agenda penelitian yang diusulkan.
Pada cluster 7 kata kunci yang dominan yaitu motivation terdapat artikel yang relevan
yaitu artikel yang ditulis oleh (Rahardja, Moein, and Lutfiani 2018) yang berjudul Leadership,
Competency, working motivation and performance of high private education lecturer with
institution accreditation B: Area kopertis IV Banten” yang menjelaskan tentang Hasil penelitian
menemukan bahwa Salah satu ukuran kinerja fakultas adalah tingkat kompetensi dan
keterampilannya. Hal ini berlaku dengan profesi mereka karena guru adalah yang paling mulia di
antara semua profesi. Guru atau dosen melibatkan tantangan pada pengajaran teknis mereka
sebagai inovator untuk pikiran muda. Penelitian ini mengkaji profil responden serta kompetensi
keterampilan dan tingkat kinerja dosen di Perguruan Tinggi (PT) dalam hal komunikasi,
perencanaan dan administrasi, kerjasama tim, tindakan strategis, dan manajemen diri. pendekatan
deskriptif dan metode penelitian karena pendekatan ini mengumpulkan data yang berusaha dalam
pendekatan kuantitatif dan informasi untuk analisis statistik tingkat kompetensi keterampilan dan
kinerja fakultas di Perguruan Tinggi (HEI). Purposive sampling digunakan dalam penelitian ini
karena sampling jenis ini bersifat subjektif, selektif dan judgemental dalam memilih jumlah
responden yang dibutuhkan dalam penelitian. Ini adalah metode non-probabilitas yang digunakan
dalam memilih populasi penelitian. Subyek penelitian adalah fakultas yang berbeda di Perguruan
Tinggi (HEI). Mereka adalah dosen, koordinator modul dan pimpinan program. Ini dilakukan
untuk periode 2019-2020. Penelitian ini hanya terdiri dari tiga puluh (30) responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara profil responden
dengan kompetensi keterampilan dan tingkat kinerja. Ini adalah metode non-probabilitas yang
digunakan dalam memilih populasi penelitian. Subyek penelitian adalah fakultas yang berbeda di
Perguruan Tinggi (HEI). Mereka adalah dosen, koordinator modul dan pimpinan program. Ini
dilakukan untuk periode 2019-2020. Penelitian ini hanya terdiri dari tiga puluh (30) responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara profil responden
dengan kompetensi keterampilan dan tingkat kinerja. Ini adalah metode non-probabilitas yang
digunakan dalam memilih populasi penelitian. Subyek penelitian adalah fakultas yang berbeda di
Perguruan Tinggi (HEI). Mereka adalah dosen, koordinator modul dan pimpinan program. Ini
dilakukan untuk periode 2019-2020. Penelitian ini hanya terdiri dari tiga puluh (30) responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara profil responden
dengan kompetensi keterampilan dan tingkat kinerja.
Pada cluster 8 kata kunci yang dominan yaitu Education Sector terdapat artikel yang
relevan yaitu artikel yang ditulis oleh (Hofmeyer, Sheingold, and ... 2015) yang berjudul
“Leadership in learning and teaching in higher education: Perspectives of academics in non-
formal Leadership roles” yang menjelaskan bahwa mengembangkan pemimpin dan
kepemimpinan adalah faktor kunci untuk meningkatkan pembelajaran dan pengajaran di
pendidikan tinggi. Terlepas dari banyaknya literatur tentang pengembangan kepemimpinan
formal, lebih sedikit penelitian yang dilakukan dengan akademisi dalam peran kepemimpinan
non-formal yang berfokus pada bagaimana mereka mengembangkan kepemimpinan mereka
dalam pembelajaran dan pengajaran. Metrik publikasi dan pendanaan adalah bukti kepemimpinan
dan kesuksesan dalam penelitian. Metrik dalam belajar dan mengajar ada, tetapi kurang diterima
dan dihargai dengan baik. Kami melakukan studi deskriptif kualitatif untuk menguji bagaimana
akademisi dalam peran kepemimpinan non-formal di universitas Australia memahami
kepemimpinan dan menggambarkan kepemimpinan mereka dalam mengajar. Setelah persetujuan
etis, delapan peserta diwawancarai menggunakan format semi-terstruktur. Analisis tematik
mengungkapkan empat tema: kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi arah;
semua tentang budaya; menjadi terlihat dan berbicara; dan belajar kepemimpinan bersama.
Peserta mengatakan memimpin tim pengajar secara efektif dan mempengaruhi pengalaman
belajar yang berkualitas bagi siswa dan kolega adalah 'bukti' kepemimpinan dalam belajar dan
mengajar. Beberapa mengatakan beberapa rekan peneliti dan pemimpin formal tidak menerima
'bukti' seperti itu dan terus mendukung kepemimpinan tim peneliti. Makalah ini memberikan
kontribusi strategi baru sebagai cara yang mungkin ke depan untuk memfasilitasi perubahan
budaya di lembaga pendidikan tinggi yang meliputi: kebutuhan pemimpin formal dan akademisi
untuk mencapai kesepakatan tentang bukti kepemimpinan yang efektif dalam belajar dan
mengajar; akademisi berbagi inovasi untuk memimpin tim pengajar secara efektif dan untuk
mempromosikan pengalaman mengajar yang berkualitas bagi siswa.
Setelah diidentifikasi pemetaan dan pengklasteran kata kunci sesuai dengan riset Team
Leadership And Competency Leadership In The Education Sector, selanjutnya dilakukan
pemetaan artikel berdasarkan tahun terbit. Data yang dari hasil Visualisasi overlay menggunakan
VOSviewer dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah trend riset mengenai Green Open
Space Development terus meningkat setiap tahunnya
Pada visualisasi overlay ini, warna node digunakan untuk mempresentasikan sebuah kata
kunci dan mengidentifikasikan tahun terbit artikel yang memuat kata kunci tersebut. Semakin
gelap warna yang ada pada node maka semakin lama pula tahun terbit artikel tersebut. Visualisasi
overlay yang ada pada gambar di bawah menunjukkan bahwa topic-topik atau kata kunci seperti
innovation, collaboration, implementation, educator, evaluator, profesional Competency,
opportunity, perception dan participant banyak dibahas pada tahun 2018. Sedangkan topic-topik
seperti Leadership team, culture Competency, Leadership training, senior leader Park banyak
dibahas pada tahun 2016. Topic-topik ini menjadi tren riset dalam Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector yang diterbitkan di Google Scholar dan scopus.
Gambar 5.
Visualisasi Overlay Pemetaan dan Pengklasteran
Berdasarkan Tahun Terbit.

Selanjutnya melakukan visualisasi overlay, selanjutnya dilakukan visualisasi density.


Dari hasil visualisasi density (Lihat gambar 3) menunjukkan bahwa masing-masing kata kunci
memiliki destinasi dari ketebalan warna, yang dimana hal tersebut menunjukkan bahwa kata kunci
dominan yang dibahas oleh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topic bahasan penelitian
ini

Gambar 6.
Visualisasi Density Pemetaan dan Pengklasteran
Berdasarkan Kata Kunci Dominan
Dari gambar terlihat jelas bahwa kata kunci yang lebih dominan yaitu (1) Education
Sector (2) innovation (3) collaboration (4) effective Leadership. keempat kata kunci yang
dominan tersebut memang seringkali digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu karena keempat
kata kunci tersebut sangat erat kaitanya dengan topic pembahasan Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector. Kata kunci seperti Education Sector dan
effective Leadership merupakan kata kunci yang berkaitan dengan aspek yang digunakan untuk
membahas Team Leadership And Competency Leadership In The Education Sector, karena dalam
menerapkan Park ini sangat diperlukan adanya Education Sector dan effective Leadership. untuk
kata kunci yang lain merupakan kata kunci pendukung atau kata kunci yang memiliki tujuan
pembahasan yang sejalan sehingga mendukung kata kunci dominan yang ada, begitu juga
sebaliknya.

Kebaruan (Novelty) dan Kekurangan dalam tema Team Leadership And Competency
Leadership In The Education Sector

Kajian tentang Team Leadership And Competency Leadership In The Education Sector
membentang sangat luas dan dapat didekati dengan berbagai perspektif. Kualitas pendidikan
berhubungan dengan usaha kepala sekolah sebagai pemimpindan kinerja stakeholder sebagai
sebuah teamwork yang dapat mensukseskan penerapan manajemen mutu terpadu. Untuk menjadi
pemimpin yang haruslah sering terlibat dalam kerjasama (teamwork). Dengan mengikuti berbagai
kerja sama maka pemimpin dapat mengembangkan dirinya untuk menghadapi masalah-masalah
saat menjadi seorang pemimpin di sebuah organisasi. Dalam sekolah yang berkualitas
menunjukkan pentingnya kepemimpinan dan kinerja lembaga atau kerja sama dalam sebuah tim.
Jika manajemen mutu terpadu dimaksimalkan maka mutu sekolah akan meningkat sesuai dengan
keinginan.
Tantangan utama yang berhubungan dengan aspek kepemimpinan Tim adalah
membangun budaya yang kondusif serta menciptakan atmosfer yang mendukung kerja
tim.(Mayaki 2020) Tim kerja merupakan kompetensi penting untuk menuju kesuksesan.
Tantangan ini mirip dengan tantangan membangun kultur yang tepat untuk memotivasi orang.
Strategi yang dianjurkan untuk pemimpin tim adalah mempromosikan pandangan yang mengakui
bahwa bekerja sama secara efektif merupakan standar perilaku yang diharapkan. Membangun
kultur atau norma teamwork akan sulit ketika ada kultur individualisme yang kuat di dalam
sebuah organisasi. Pemimpin tim yang percaya kepada teamwork biasanya memiliki posisi yang
lebih baik untuk membangun kultur teamwork. Tim dengan kinerja tinggi pada umumnya
heterogen. Artinya, tim yang mencapai tingkat kinerja yang tinggi tidak terdiri dari orang-orang
yang benar-benar sama. Melainkan, tim ini terdiri dari para anggota yang mempunyai kecakapan-
kecakapan yang saling melengkapi. Mereka memerlukan kecakapan pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan. Para anggota harus mampu mengenali masalah dan peluang, kemudian
memilih solusi. Kecakapan hubungan antarpribadi diperlukan untuk berkomunikasi, memecahkan
konflik dan berinteraksi secara efektif dengan para anggota tim. Ketika tim berkembang kita harus
memastikan bahwa para anggota mempunyai lebih dari masing-masing kecakapan ini.
Keanggotaan tim dengan kecakapan yang saling melengkapi penting dalam mencapai kreativitas
(Meyer and Behar-Horenstein 2015)
Dalam konteks pendidikan teori-teori ini menjadi pijakan dalam melihat dan mengkaji
polapola kepemimpinan pendidikan. Melalui teori sifat maupun perilaku, pemimpin pendidikan
dituntut memiliki sikap dan sifat pribadi yang baik. Sifat dan perilaku yang baik akan berpengaruh
pada keberhasilan kepemimpinan dalam mencapai tujuan pendidikan. Melalui teori situasional,
pemimpin pendidikan harus mengerti dan memahami kondisi yang ada. Satu persyaratan penting
bagi kesuksesan pemimpin dalam mengemban peran, tugas, fungsi dan tanggung jawab adalah
kompetensi. Konsep mengenai kompetensi pertama kali dipopulerkan oleh Boyatziz dalam
(Black 2015) yang mendefenisikan kompetensi sebagai “ kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja dalam parameter
lingkungan organisasi dan memberikan hasil yang diinginkan. Sedangkan kompetensi
kepemimpinan menurut (Rahardja et al. 2018) adalah penekanan pada aspek kemampuan dirinya
sebagai seorang pemimpin dilihat dari penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sifat-sifat
pemimpin untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Guna meningkatkan kompetensi kepemimpinan terutama pemimpin pendidikan maka
diperlukan literasi dan inovasi. Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai sebuah
kemampuan membaca dan menulis. Kita mengenalnya dengan melek aksara atau keberaksaraan.
Namun sekarang ini literasi memiliki arti luas, sehingga keberaksaraan bukan lagi bermakna
tunggal melainkan mengandung beragam arti (multi literacies). Jadi, keberaksaraan atau literasi
dapat diartikan melekteknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan.
Tema atau wacana tentang Team Leadership In The Education Sector, pertama kali
dibahas oleh (Kezar 2020) sebagai dengan judul " Senior Leadership Teams in Higher Education:
What We Know and What We Need to Know”. Tim kepemimpinan senior adalah pengambil
keputusan kunci yang diinvestasikan dengan otoritas yang bekerja secara kolektif untuk mencapai
tujuan organisasi. Meskipun ada literatur yang kaya tentang topik ini di banyak disiplin ilmu, ada
kelangkaan penelitian tentang topik ini di pendidikan tinggi. Dalam artikel ini kami berpendapat
perlunya penelitian tentang tim kepemimpinan senior mengingat sentralitas mereka dalam
memfasilitasi perubahan yang dibutuhkan dalam pendidikan tinggi. Kami merangkum literatur
utama dari sektor lain untuk memberikan landasan bagi agenda penelitian pendidikan tinggi
tentang topik ini. Kami juga meninjau terbatasnya jumlah penelitian semacam itu yang telah
dilakukan di pendidikan tinggi, dan kami mengakhiri dengan implikasi untuk praktik dan agenda
penelitian yang diusulkan.
Selanjutnya tema Competency Leadership In The Education diteliti oleh (Rahman 2020)
dengan judul " Changing entrepreneurial Leadership knowledge Competency in higher education:
A way to move forward”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen diri merupakan
kompetensi kepemimpinan terpenting yang dibutuhkan oleh dosen, diikuti oleh komunikasi,
ketajaman bisnis, dan kemampuan kepemimpinan. Kompetensi kepemimpinan sangat dibutuhkan
untuk pengembangan karir khususnya bagi pemimpin di bidang pendidikan. Model kompetensi
kepemimpinan tersebut menjadi pedoman bagi seorang pemimpin untuk mengevaluasi
kompetensi kepemimpinannya di bidang Pendidikan
Dari hasil pemetaan naratif yang diperoleh penulis dari dataset Google Scholar dan
Scopus membuka peluang masih adanya kebaruan (novelty) dari Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector baik secara konseptual dengan berbagai
multidisiplin ilmu, selain itu fenomena perkembangan media digital yang bergerak cepat harus
diiringi dengan banyaknya penelitian tentang Team Leadership And Competency Leadership In
The Education Sector. Apalagi kondisi pandemi COVID-19 turut mengubah pola kepemimpinan
yang menuju media digital. Perlu juga kajian research development atau uji coba pengembangan
media digital. Peluang kebaruan Team Leadership And Competency Leadership In The Education
Sector ini akan memperkokoh ilmu Pendidikan sebagai induk kajian kepemimpinan dalam dunia
Pendidikan kedepannya.
Kesimpulan

Kepemimpinan adalah bagaimana cara mempengaruhi orang lain, kemampuan


mengilhami orang lain untuk bekerja bersama sebagai satu tim serta meregangkan diri untuk
tujuan bersama. Karena tidak pernah seorangpun mampu menyelesaikan pekerjaan yang
signifikan tanpa bantuan orang lain. Kepemimpinan yang mengedepankan kinerja tim sudah
menjadi kebutuhan di era sekarang. Keberadaan tim sangat ditentukan oleh situasi saling
mempedulikan, sehinga terbangun suatu komunikasi yang kuat dan kepercayaan yang handal.
Hubungan dan sikap serta bakat dan harapan akan menghasilkan produksi. Tim hanya akan
menjadi sebuah tim saat terdapat sinergi antar anggotanya, yakni saat kerja tim dapat memberikan
nilai yang tidak bisa didapatkan secara langsung oleh orang-orang yang tidak membuat sebuah
kelompok. Kepemimpinan yang membagi peran kepemimpinannya dengan tim, lebih
memantapkan pemahaman akan peran, kelebihan dan talenta masing-masing anggota, juga dapat
menumbuhkan tanggung jawab bersama, serta membuat lingkungan tim yang terbuka,
menyenangkan dan memberi kesempatan bagi diskusi yang sehat dan produktif. Kepemimpinan
yang efektif terletak pada optimalisasi membangun kerja sama tim dan hubungannya dengan kerja
sama tim yang baik merupakan aktivitas inti dalam mengatur manusia/anggota dalam tim.
Kepemimpinan yang membangun tim bukanlah sebuah keniscayaan rasional dalam rangka
mewujudkan cita-cita kolektif anggotanya apabila dilalui dengan membangun hubungan antar
manusia, membangun disiplin serta membangun komitmen
Pemimpin merupakan figur yang menjadi tokoh penting dalam suatu organisasi.
Penguasaan terhadap kompetensi kepemimpinan akan membawa keberhasilan dalam
menjalankan roda organisasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kompetensi seorang pemimpin adalah dengan menguatkan kemampuan literasi. Kemampuan
literasi yang bagus akan berdampak pada cara seorang dalam memilih dan informasi yang akan
digunakan dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu literasi juga akan menambah
pengetahuan seorang pemimpin sehingga nantinya akan bisa melahirkan berbagai inovasi. Inovasi
tersebut diharapkan akan membawa kemajuan bagi organisasi yang dipimpinnya.
Dari hasil pemetaan naratif yang diperoleh penulis dari dataset Google Scholar dan
Scopus membuka peluang masih adanya kebaruan (novelty) dari Team Leadership And
Competency Leadership In The Education Sector baik secara konseptual dengan berbagai
multidisiplin ilmu, selain itu fenomena perkembangan media digital yang bergerak cepat harus
diiringi dengan banyaknya penelitian tentang Team Leadership And Competency Leadership In
The Education Sector. Apalagi kondisi pandemi COVID-19 turut mengubah pola kepemimpinan
yang menuju media digital. Perlu juga kajian research development atau uji coba pengembangan
media digital. Peluang kebaruan Team Leadership And Competency Leadership In The Education
Sector ini akan memperkokoh ilmu Pendidikan sebagai induk kajian kepemimpinan dalam dunia
Pendidikan kedepannya.
Daftar Pustaka

Al-Husseini, S., and I. Elbeltagi. 2016. “Transformational Leadership and Innovation: A


Comparison Study between Iraq’s Public and Private Higher Education.” Studies in Higher
Education. doi: 10.1080/03075079.2014.927848.
Alonderiene, R., and M. Majauskaite. 2016. “Leadership Style and Job Satisfaction in Higher
Education Institutions.” International Journal of Educational …. doi: 10.1108/IJEM-08-
2014-0106.
Black, S. A. 2015. “Qualities of Effective Leadership in Higher Education.” Open Journal of
Leadership.
Carraccio, C., R. Englander, E. Van Melle, and ... 2016. “Advancing Competency-Based Medical
Education: A Charter for Clinician–Educators.” Academic ….
Caverzagie, K. J., M. T. Nousiainen, P. C. Ferguson, and ... 2017. “Overarching Challenges to
the Implementation of Competency-Based Medical Education.” Medical …. doi:
10.1080/0142159X.2017.1315075.
Cheng, C., T. Bartram, L. Karimi, and S. Leggat. 2016. “Transformational Leadership and Social
Identity as Predictors of Team Climate, Perceived Quality of Care, Burnout and Turnover
Intention among Nurses.” Personnel Review. doi: 10.1108/PR-05-2015-0118.
Chuang, C. H., S. E. Jackson, and Y. Jiang. 2016. “Can Knowledge-Intensive Teamwork Be
Managed? Examining the Roles of HRM Systems, Leadership, and Tacit Knowledge.”
Journal of Management. doi: 10.1177/0149206313478189.
Crisp, B. R. 2019. “Negotiating Disruptive Agendas in Higher Education.” Strategic Leadership
in Social Work Education 25–38.
Demir, K. 2015. “The Effect of Organizational Trust on the Culture of Teacher Leadership in
Primary Schools.” Educational Sciences: Theory and Practice.
DuBois, M., J. Koch, J. Hanlon, B. Nyatuga, and N. Kerr. 2015. “Leadership Styles of Effective
Project Managers: Techniques and Traits to Lead High Performance Teams.” Journal of
Economic Development ….
Fidalgo-Blanco, Á., M. L. Sein-Echaluce, and ... 2015. “Using Learning Analytics to Improve
Teamwork Assessment.” Computers in Human ….
Hauer, K. E., O. Cate, C. K. Boscardin, and ... 2016. “Ensuring Resident Competence: A Narrative
Review of the Literature on Group Decision Making to Inform the Work of Clinical
Competency Committees.” … Medical Education.
Hilty, D. M., A. Crawford, J. Teshima, S. Chan, and ... 2015. “A Framework for Telepsychiatric
Training and E-Health: Competency-Based Education, Evaluation and Implications.” …
Review of Psychiatry. doi: 10.3109/09540261.2015.1091292.
Hofmeyer, A., B. H. Sheingold, and ... 2015. “Leadership in Learning and Teaching in Higher
Education: Perspectives of Academics in Non-Formal Leadership Roles.” … Issues in
Education ….
Kezar, A. 2020. “Senior Leadership Teams in Higher Education: What We Know and What We
Need to Know.” Innovative Higher Education 45(2):103–20. doi: 10.1007/s10755-019-
09491-9.
Kovalenko, I. 2021. “Developing the Workforce for Next-Generation Smart Manufacturing
Systems: A Multidisciplinary Research Team Approach.” Smart and Sustainable
Manufacturing Systems 5(2):4–24. doi: 10.1520/SSMS20200009.
Mathieu, J. E., M. R. Kukenberger, and ... 2015. “Modeling Reciprocal Team Cohesion–
Performance Relationships, as Impacted by Shared Leadership and Members’
Competence.” Journal of Applied ….
Mayaki, S. 2020. “Teamwork, Professional Identities, Conflict, and Industrial Action in Nigerian
Healthcare.” Journal of Multidisciplinary Healthcare 13:1223–34. doi:
10.2147/JMDH.S267116.
Meyer, M. M., and L. S. Behar-Horenstein. 2015. “When Leadership Matters: Perspectives from
a Teacher Team Implementing Response to Intervention.” Education and Treatment of ….
Minh, N. Van, Y. F. Badir, N. N. Quang, and B. Afsar. 2017. “The Impact of Leaders’ Technical
Competence on Employees’ Innovation and Learning.” Journal of Engineering and ….
Prifti, L., M. Knigge, H. Kienegger, and H. Krcmar. 2017. A Competency Model for" Industrie
4.0" Employees. aisel.aisnet.org.
Rahardja, U., A. Moein, and N. Lutfiani. 2018. “Leadership, Competency, Working Motivation
and Performance of High Private Education Lecturer with Institution Accreditation B: Area
Kopertis IV Banten ….” Man India.
Rahman, A. A. Ab. 2020. “Changing Entrepreneurial Leadership Knowledge Competency in
Higher Education: A Way to Move Forward.” International Journal of Criminology and
Sociology 9:2566–71. doi: 10.6000/1929-4409.2020.09.315.
Sheegog, J. 2015. “Action Based Leadership-Intensive Development of Senior Technical Leaders
& Enterprise Teams.” Proceedings - SPE Annual Technical Conference and Exhibition
2015:1921–32.
Triandini, Evi, Sadu Jayanatha, Arie Indrawan, Ganda Werla Putra, and Bayu Iswara. 2019.
“Metode Systematic Literature Review Untuk Identifikasi Platform Dan Metode
Pengembangan Sistem Informasi Di Indonesia.” Indonesian Journal of Information Systems
1(2):63. doi: 10.24002/ijis.v1i2.1916.
Wang, T. 2016. “School Leadership and Professional Learning Community: Case Study of Two
Senior High Schools in Northeast China.” Asia Pacific Journal of Education. doi:
10.1080/02188791.2016.1148849.
Weech-Maldonado, R., J. L. Dreachslin, and ... 2018. “… Cultural Competency as a Systematic
Organizational Intervention: Key Findings from the National Center for Healthcare
Leadership Diversity Demonstration Project.” Health Care ….
Wheelan, S. A., M. Åkerlund, and C. Jacobsson. 2020. “Creating Effective Teams: A Guide for
Members and Leaders.”
Yaman, Aris, Ambar Yoganingrum, Yaniasih Yaniasih, and Slamet Riyanto. 2019. “Tinjauan
Pustaka Sistematis Pada Basis Data Pustaka Digital: Tren Riset, Metodologi, Dan Coverage
Fields.” Baca: Jurnal Dokumentasi Dan Informasi 40(1):1. doi: 10.14203/j.baca.v40i1.481.

Anda mungkin juga menyukai