Topic 2 - Modul Kinematika
Topic 2 - Modul Kinematika
( Minggu ke : 2-3 )
2+ 3
FISIKA DASAR I
Semester 1 / 3 sks / MFF 1011
Oleh
Diskripsi :
Pada bab ini dibahas tentang dasar-dasar kinematika, definisi gerak secara
kinematik, definisi vector posisi, kecepatan, percepatan, dan menganalisa model-
model gerak benda seperti : GLB, GLBB, G Parabola, GMB, GMBB, dan gerak
Relatip benda.
Manfaat :
Memberikan kemampuan analisa kepada mahasiswa tentang berbagai fenomena
gerakan benda di alam.
LO :
Mahasiswa dapat menganalisa suatu model gerak dalam ilmu kinematika’
menghitung nilai kecepatan, posisi, dan waktu benda ketika mengalami suatu model
gerak tertentu.
II.1. Pengertian
Didalam ilmu fisika yang banyak mempelajari tentang kelakuan dan sifat-sifat
benda-benda di alam yang menyangkut segala macam aktivitasnya, terutama bab gerakan
benda maka sangat penting adanya cabang ilmu yang khusus mengulas tentang gerak benda.
Kinematika :
Yaitu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak benda, dengan penekanan
pada analisis model dari gerakan yang terjadi, tanpa meninjau penyebab dari gerakan
tersebut. Sedang model suatu gerakkan ditentukan dari bentuk lintasan yang terjadi selama
benda bergerak.
Lintasan gerak :
Adalah jalur yang dilalui benda selama bergerak, yang merupakan berkas atau jejak
kaki dari benda tersebut. Misalkan seperti ketika anda tiba-tiba melihat diatas lantai anda
terdapat berkas garis putih yang ternyata merupakan berkas jalur binatang kecil sejenis siput
yang ketika bergerak keluar lender, dan ketika lender tersebut kering berwarna putih yang
mengotori lantai anda.
Benda bergerak ketka terjadi perubahan vector posisi dari benda tersebut, sedangkan
dalam kinematika didefinisikan sebagai kecepatan benda., sehingga dapat dikatakan bahwa
secara kinematik benda bergerak bila ada kecepatan pada benda tersebut.
Pada bab berikut akan diuraikan secara rinci pengertian besaran- besaran yang terkait
dengan kinematik seperti kecepatan, percepatan, posisi, dan waktu.
Kecepatan : perubahan posisi benda terhadap waktu; artinya ketika suatu benda mula-mula
berada pada posisi-A kemudian kurun waktu tertentu kedudukannya berganti di posisi-B,
maka benda tersebut bergeser/bergerak dari posisi semula yang berarti ada kecepatan.
𝒅𝒓
Dituliskan : 𝒗=( )
𝒅𝒕
tB 𝚫𝒓
𝑽𝒓 = ( ); Kecepatan rata-rata,
𝚫𝒕
rB yaitu kecepatan rata-rata saat awal
Y ketika berada di (A) saat akhir ketika
berada di (B).
𝒅𝒓
𝑽𝒕 = ; Kecepatan
𝒅𝒕
X
sesaat, yaitu kecepatan setiap waktu sepanjang
jalur lintasan benda, tidak terbatas dari A
sampai B, tetapi bebas setiap saat.
Apabila perubahan posisi benda hanya ditinjau pada sisi besarnya saja, maka timbul suatu
definisi tentang pengertian Laju benda ( speed ), yaitu :
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛
Misalkan :
Seorang pelari berlari dari kota-A menelusuri jalur menuju ke kota-B, kemudian kembali ke
kota-A lagi sehingga jarak tempuh total 40 km, sedangkan total waktu yang diperlukan
selama 10 jam. Maka laju rata-rata pelari tersebut adalah : 4 km/jam.
Didalam kinematika arah tangensial merupakan sebutan arah lintasan (jalur) benda
ketika bergerak, sehingga semua arah yang muncul mengacu pada arah ini.
Kecepatan :
dr dr dr
V𝑡 = = T ; = laju speed = kelajuan
dt dt dt
𝐝𝐫 dr
𝐕𝒕 = 𝐓=𝐕 𝐓 ;V= = kelajuan
𝐝𝐭 dt
Percepatan : perubahan kecepatan dalam kurun waktu tertentu selama benda bergerak;
dengan kata lain percepatan secara analitik merupakan perubahan kecepatan benda terhadap
perubahan waktu.
ΔV
ar = = percepatan rata-rata
Δt
dV
at = = percepatan sesaat (pada saat t-detik)
dt
𝐝 𝐝
𝒂= 𝐕𝐭 = (𝐕𝐓)
𝐝𝐭 𝐝𝐭
𝑑𝑉 dT
𝑎= T+ V
𝑑𝑡 dt
𝒂 = 𝐚𝐓 𝐓 + 𝐚𝐍 𝐍 ;
𝑎 = aT T + aN N
A. Gerak Lurus ( G L )
Bila benda bergerak, sedangkan yang ada hanya percepatan tangensila saja, maka
jalur (lintasan) gerak benda akan lurus. Hal ini dikarenakan kecepatan benda arahnya
tangensial, akan mendapatkan percepatan juga arahnya tangensial jadi arah benda
selama gerak ber-arah tangensial.
a = (dv/dt)
ada tiga kemungkinan model yang terjadi, yaitu :
St
t0 t
v v
0 X
X0
Xt
𝑑𝑋
v=( ) ; dan 𝑑𝑋 = v dt ; diperoleh :
𝑑𝑡
Ciri model ini : adalah mempunyai kecepatan v = fungsi waktu , karena nilai
percepatan benda ( a = konstan ) atau benda bergerak dengan percepatan
yang konstan.
Model ini disebut : Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB )
St
t0 t
v0 vt
0 X
X0
Xt
𝑑𝑉
𝑎= ; 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖, 𝑑𝑉 = 𝑎 𝑑𝑡 ; sehingga diperoleh :
𝑑𝑡
𝑉𝑡 − 𝑉0 = 𝑎 ( 𝑡 − 0 )
Vt = V0 + a t ; kecepatan benda model GLBB; dengan :
𝑋𝑡 − 𝑋0 = 𝑉𝑡 𝑑𝑡 = (V0 + a t) 𝑑𝑡
Contoh kasus- 1 :
Benda “ jatuh bebas” yaitu model gerak benda yang dijatuhkan dari suatu posisi
tinggi tertentu ( ketinggian ) , dengan kecepatan awal benda (V0 = 0) m/s; dan benda
akan jatuh mengikuti gravitasi bumi ( g ) m/s2. Karena yang bekerja sebagai
percepatan benda adalah hanya percepatan gravitasi yang arahnya lurus ke bawah
(menuju bumi) maka jelas akan membuat jalur lintasan gerak LURUS.
GLBB : Vt = V0 + a t
Jatuh bebas : Vt = g t ; a = g dan V0 = 0
GLBB : St = V0 t + ½ a t2
Jatuh bebas : St = ½ g t2 ; merupakan panjang jalur yang dilalui benda.
Misalkan : sebuah benda dijatuhkan dari posisi ketinggian 200 m; nilai percepatan gravitasi
bumi g = 10 m/s2. Maka dapat dihitung beberapa kondisi sbb.:
Contoh kasus-2 :
Benda bergerak vertical (gerak yang arahnya lurus keatas melawan jalur gravitasi),
dengan kecepatan awal ( V0 ), gravitasi bumi ( g ); maka gerakan benda semakin
keatas akan mempunyai kecepatan yang semakin berkurang dan suatu saat akan
mengalami kecepatannya nol (0) yaitu ketika benda mencapai tinggi maximum. Pada
keadaan ini akhirnya benda akan jatuh bebas turun kebawah melalui jalur lurus
seperti ketika dia(benda) bergerak naik tadi.
Sehingga pada model gerak vertical ini, benda mengalami 2(dua) model gerakan
yaitu : vertical sampai tinggi maximum – jatuh bebas sampai tanah.
A
dasar
tmax = tAC = ( V0/g )
Sedangkan tinggi benda ketika sampai di (B) adalah:
ht = V0 tAB – ½ g 𝒕𝟐𝑨𝑩
𝐕𝟎 𝟐
dan dicapai tinggi maximum benda sebesar : hmax = ( )
𝟐𝒈
Setelah benda berada di tinggi maximum sesaat, kemudian mengalami jatuh bebas dari ( C )
menuju ( A ), dan berlaku kaidah analitik seperti jatuh bebas. Diperoleh persamaan-
persamaan sebagai berikut :
Vt2 = g tCB
St = ½ g 𝒕𝟐𝑪𝑩
Jadi ketika benda sampai tanah; St = hmax ; akhirnya didapat bahwa : tAC = tCA .
Misalkan : sebuah benda bergerak vertical dengan kecepatan awal V0 = 100 m/s; dan
percepatan gravitasi bumi ( g = 10 m/s2 ). Maka dapat dihitung beberapa kondisi sebagai
berikut :
B. Gerak Lengkung ( G Lk )
Apabila gerakan benda diganggu oleh adanya percepatan yang arahnya tidak sama
dengan kecepatannya, misalkan percepatan normal (aN) maka jalur gerak benda akan
membentuk lintasan yang tidak lurus (melengkung). Kelengkungan yang terjadi
bergantung dari arah gangguan percepatannya ( seperti pada gambar berikut ).
𝑉
𝑉
𝑎𝑁
lintasan 𝑎𝑁
Misalkan kita tinjau gerakan pada bidang dua dimensi ( X; Y ) :
𝑟 =𝑥𝑖+ 𝑦𝑗
𝑎 = 𝑎𝑦 𝑗 ; 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ; 𝑎𝑥 = 0
Xt = X0 + V0 t → ( GLB )
Yt = Y0 + V0y t + ½ ay t2 → ( GLBB )
𝑋𝑡 − 𝑋0
Waktu dari model ini dituliskan sebagai : 𝑡= 𝑉0𝑥
𝑌𝑡 = 𝑓 𝑋 = 𝐴 𝑋𝑡2 + 𝐵 𝑋𝑡 + 𝐶
Dari persamaan terakhir terlihat bahwa : Y = f (X) merupakan fungsi kuadrat yang
menggambarkan kurva parabola sebagai model lintasan geraknya.
Dapat dirumuskan bahwa gerak lengkung parabola dibentuk dari perpaduan dua
model gerak secara horizontal (GLB) dan vertical (GLBB); dituliskan sebagai :
Y
C
VY
D V
B V0X 0X
hC VY
V0Y V0 hB hD
A E
X
V0X RAB
RAC
RAD
Bila elevasi dari V0 adalah = ( α ); maka dapat dirumuskan secara matematik bahwa :
V0X = V0 cos α
V0Y = V0 sin α
Lintasan parabola yang simetri mulai dari ( A-B-C-D-E ); dengan lintasan (A-B-C)
simetri terhadap lintasan (C-D-E).
Analisa gerak turun jalur (C-D-E) atau jalur (C-D) : merupakan gerak yang
jatuh bebas, karena ketika di (C) kecepatan vertical nol (0).
Gerak dari : C-D , berarti benda jatuh bebas dari tinggi : hCD= ( hC – hD )
hCD = ½ g 𝒕𝟐𝑪𝑫
Gerak dari : C-E , berarti benda jatuh bebas dari tinggi : hmax
hmax = ½ g 𝒕𝟐𝑪𝑬
𝑽𝟐𝟎 𝑺𝒊𝒏 ( 𝟐∝ )
RAE = Rmax = ; nilai jangkauan terjauh.
𝒈
Misalkan : Sebuah peluru ditembakkan dari senapan laras panjang dengan kecepatan awal
peluru V0 = 45 m/s ; sudut elevasi tembakan α = 30o , sedang gravitasi bumi g = 10 m/s2.
Hitunglah :
d) Buktikan bahwa kecepatan peluru ketika kena tanah sama dengan nilai V0 ?
Lakukan perhitungan a) s/d c); ketika posisi tembak dilakukan di atas atap gedung
dengan ketinggian 15 m ?
Dimana posisi tembak dari bibir atap tersebut, bila sasaran yang akan ditembak
berada di depan gedung sekitar 120 m ?
aN 𝑉
ф
• A
aN
Bila benda bergerak sepanjang keliling kurva lingkaran, maka panjang lintasan yang
dilalui benda sebesar :
Secara kinematik model gerak melingkar dapat menganalogikan dengan model gerak lurus
yang sudah kita bahas di bagian depan, dengan menggantikan lintasan lurus menjadi lintsan
lingkaran.
Analogi Gerak : GM → GM
GLB GMB
Kecepatan V = tetap nilainya Kecepatan sudut ω = tetap
Percepatan a = 0 (nol) Percepatan sudut α = nol
Panjang lintasan St = V t Besar sudut Ф=ωt
GLBB GMBB
Percepatan a = tetap nilainya Percepatan sudut α = tetap nilainya
Kecepatan sudut Vt = V0 + a t Kecepatan sudut ωt = ω0 + α t
Panjang lintasan St = V0 t + ½ a t2 Besar sudut Ф = ω0 t + ½ α t 2
ω ( rad/s )
GMBB; α+
ω0 GMB; α=0
GMBB; α_
0 t(s)
Grafik lurus-datar : mempunyai kecepatan sudut konstan ( ω0), putaran ini mempunyai
model kinematik GMB. Sedangkan grafik yang lurus-naik dan lurus-turun, masing-masing
mempunyai kecepatan sudut yang semakin besar dan kecil. Ini merupakan model GMBB
(positif) dan yang lain GMBB(negative).
Bila kita meninjau dua buah kerangka acuan yang masing-masing saling bergerak
antara satu dengan lainnya, maka kita akan mendapatkan istilah gerak relative antara
kerangka acuan satu dengan lainnya. Gerak relative kerangka acuan satu terhadap kerangka
acuan yang kedua akan dapat kita perhitungan apabila diketahui kecepatan masing-masing
diketahui.
Andaikan ditinjau suatu kerangka koordinat (S*) bergerak dengan kelajuan tetap
terhadap kerangka koordinat (S). Bila waktu yang diukur di (S*) sama dengan waktu ketika
diukur di (S), berarti : t* = t , atau dapat dikatakan bahwa waktu adalah mutlak terhadap
semua system koordinat acuan. Kita akan dapat memperoleh beberapa hubungan berikut :
Misalkan kerangka koordinat (S*) dan (S) awalnya berimpitan, yaitu pada saat
ketika : ( t* = t = 0 ), koordinat (S*) bergerak terhadap (S) dengan kecepatan tetap (u).
Y*
Y
P
r∗
r
X*
S*
𝑅
X
S
Secara umum, bila kita tinjau gerak satu dimensi saja (misal kea rah sumbu-x); dan
hanya terjadi gerak translasi (geser) maka akan didapatkan rumusan yang sederhana :
X* = X – u t
Y* = Y ini merupakan transformasi Galilean
Transformasi yang mengubah posisi koordinat (S) menjadi posisi koordinat(S*) dikenal
sebagai transformasi klasisk (Galilean). Perepatan kedua system koordinat tersebut yaitu
percepaatan di (S) maupun di (S*) adalah sama atau tetap yaitu:
a* = (dr*/dt) = (dr/dt) = a ; → a = a*
Contoh kasus :
Di lepas sebuah pantai terdapat arus air laut ke utara dengan laju 4,8 km/jam.
Seseorang dengan perahu motornya ingin mencapai menyeberang pantai tersebut dengan
laju 18 km/jam relative terhadap air. Bagaimana ia harus mengarahkan perahunya agar
tercapai dengan baik ? dan berapa laju perahu relative terhadap pantai (tanah) ?
P v
θ
u
V*
v = v* + u
SOAL-SOAL LATIHAN :
1. Posisi sebuah partikel yang bergerak sebagai fungsi waktu diberikan oleh
𝑟 𝑡 = 𝑖 + 4𝑡 2 𝑗 + 𝑡 𝑘
(a) Tuliskan pernyataan kecepatan dan percepatannya sebagai fungsi waktu.
(b) Bagaimanakah bentuk lintasan partikel tersebut?
2. Peluru melesat keluar dari laras senapan dengan kecepatan 1500 kaki/s menuju ke
sebuah sasaran yang jaraknya 150 kaki dari laras. Agar peluru mengenai sasaran, ke
arah tinggi berapa di atas sasaran senapan tersebut harus diarahkan?
3. Seorang pemain sirkus lima buah bola berturutan dan menangkapnya kembali
berulang-ulang. Tinggi lemparannya 3,0 m. (a) Tentukanlah selang waktu antara dua
lemparan berturutan. (b) Tentukan pula posisi bola-bola lain ketika salah satu bola
sampai ditangannya. (Abaikan waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan bola dari
tangan yang satu ke tangan yang lain.)
4. Seorang anak memutar-mutar batu dengan tali yang panjangnya 4,0 kaki (1,2 m)
membentuk lingkaran horizontal setinggi 6,0 kaki (1,8 m) di atas tanah. Tiba-tiba
talinya putus dan batu terlontar horizontal dan jatuh di tanah sejauh 30 kaki (9,1 m).
Berapakah percepatan sentripetal batu selama gerak melingkar?
5. Orang dapat mendayung perahu 4,0 mil/jam dalam air yang tenang. (a) Jika ia
menyeberangi sungai yang mengalir 2,0 mil/jam, ke arah mana perahunya harus
diarahkan agardapat mencapai tempat tepat diseberang titik asalnya? (b) Jika lebar
sungai adalah 4,0 mil, berapakah waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang? (c)
Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk berkayuh ke hilir sejauh 2,0 mil dan
kemudian kembali ke tempatnya semula? (d) Berapakah waktu yang dibutuhkan
untuk berkayuh ke hulu sejauh 2,0 mil dan kemudian kembali ke tempat semula? (e)
ke arah mana perahu harus diarahkan agar dapat menyeberang dalam waktu
sesingkat mungkin?