OLEH
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik Pemberian Tablet Fe
Sub Topik Bahasan Pentingnya mengonsumsi Tablet Fe
Sasaran Target Remaja Putri
Hari/Tanggal Senin/ 01 Maret 2021
Waktu 09.00 wita s/d selesai
Tempat Pondok Pesantren Darul Qur’an Moosalamati
Kota Gorontalo
Penyuluh Bima Hasbilah Eyato
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak denga
nmasa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai
tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia
12 tahun pada wanita. Transisi kemasa dewasa memang bervariasi, namun
secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak
terlepas dari orang tua mereka. Masa remaja atau masa puber merupakan masa
penghubung antara masa anak-anak dengan dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis.
Anemia merupakan salah satu keadaan kadar hemoglobin dalam darah
yang kurang dari normal. Batas kadar hemoglobin normal dalam darah seorang
remaja putri sebesar 12 mg/dl. Tanda seseorang mengalami anemia yaitu 5 L
(Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai). Remaja putri memiliki resiko sepuluh
kali lebih besar mengalami anemia dibandingkan remaja pria. Hal ini
dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang
dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi yang
lebihbanyak.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu mengetahui dan memahami
tentang pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah pada remaja putri.
C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya mengonsumsi tablet
tambah darah pada remaja putri, diharapkan sasaran dapat:
a. Menyebutkan pengertian dari tablet tambah darah
b. Menyebutkan manfaat tablet Fe
c. Mengetahui makanan yang banyak mengandung zat besi.
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kembali tentang - Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan
4. 5 menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih - Menjawab salam
dan mengucapkan salam
H. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Tempatdan media serta metode sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Siswi ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
c. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanaannya
3. Evaluasi Akhir
a. Siswi mampu mengetahui pengertian tablet tambah darah
b. Siswi mampu mengetahui manfaat tablet tambah darah
c. Siswi mampu mengetahui makanan yang banyak mengandung zat besi
I. LAMPIRAN :
MATERI
1. Pengertian Tablet Tambah Darah
Tablet tambah darah adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi
adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(Hemoglobin). Fungsi zat besi sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru
kejaringan, sebagai alat angkut electron pada metabolism energi, sebagai
enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan.
2. Sumber makanan yang mengandung zat besis
a) Zat besi yang berasaldari hewani yaitu; daging, ayam, ikan, telur.
b) Zatbesi yang berasal dari nabati yaitu; kacang-kacangan, sayuran
hijau, dan pisang ambon.
c) Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam
membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran
protein hewani, vitmin C, Vitamin A, Asam folat, zat gizi mikro
lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat
lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah
terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat
besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A.
Anemia merupakan salah satu keadaan kadar hemoglobin
dalam darah yang kurang dari normal. Batas kadar hemoglobin
normal dalam darah seorang remaja putri sebesar 12 mg/dl. Tanda
seseorang mengalami anemia yaitu 5 L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah,
Lunglai). Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar
mengalami anemia dibandingkan remaja pria. Hal ini dikarenakan
remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang
dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi
yang lebih banyak.
Bahaya anemia jika dialami oleh remaja putri diantaranya
keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan perilaku serta
emosional. Hal ini dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan selotak sehingga dapat menimbulkan daya tahan
tubuh menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi belajar
terganggu, prestasi belajar menurun serta dapat mengakibatkan
produktifitas kerja yang rendah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
OLEH :
A. LATAR BELAKANG
E. METODE
Ceramah dan diskusi
F. MEDIA
Leaflet
G. PROSES PELAKSANAAN
Tahapan
NO Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta
Waktu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
( 5 Menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 3. Menyetujui
pembelajaran 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
I. LAMPIRAN
Materi
“PENYAKIT ANEMIA”
OLEH
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik ANEMIA
Sub Topik Bahasan Pencegahan ANEMIA
Sasaran Target Remaja
Hari/Tanggal Senin/ 01 Maret 2021
Waktu 09.00 wita s/d selesai
Tempat Pondok Pesantren Darul Qur’an
Moosalamati Kota Gorontalo
Penyuluh SRI DEVI DALUTA
A. LATAR BELAKANG
pada anak lebih rendah dari tingkat hemoglobin pada orang dewasa. Bayi
yang berdampak serius dalam jangka panjang. Ada sekitar 22 juta anak di
sampai 15 poin, prestasi sekolah yang buruk dan kerugian potensi masa
1. Pengertian Anemia
4. Penanggulangan Anemia
5. Pengobatan Anemia
E. METODE
Ceramah dan diskusi
F. MEDIA
Leaflet
G. PROSES PELAKSANAAN
MATERI
A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
Defesiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, dan
penyakit kronik.
konjungtina pucat
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan
optimal
e. kriteria anemia
batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun 1968.
berikut:
D. penanggulangan anemia
lain:
ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat hamil.
E. Pengobatan anemia
suplemen zat besi, yang mungkin anda harus minum selama beberapa
bulan atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah-
jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu
jenis anemia ini. Namun, jika gejala menjadi parah, transfuse darah
atau suntikan eritprotein sintetis, hormone yang biasanya dihasilkan
oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan
mengurangi kelelahan.
SATUAN ACARA KONSELING(SAK)
OLEH
T.A 2021
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)
A. Latar Belakang
Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita masih menjadi
masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara
langsung disebabkan oleh asupan yang kurang tingginya penyakit infeksi.
Hal inib berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan
yang tidak memadai, gangguan askes makanan, perawatan ibu yang tidak
adekuat serta kurangnya pengetahuan ibu tentang cara pemberian makanan
yang baik untuk anak usia penyapihan (WHO,1998)
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Usia
0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
yang sering diistilahkan sebagai periode emas. Tahapan periode emas
dimulai sejak didalam kandungan ketika kehamilan memasuki trimester
ke-3 hingga usia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak
mencapai 50% melonjak hingga 80% saat berumur 2 tahun. Pada umur 5
tahun perkembangan otak mencapai 90% dan ketika umur 10 tahun
mencapai 100%. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini
bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh
kembang optimal. Tumbuh kembang optimal dapat dicapai dengan
melakukan beberapa hal, didalam Global Strategy for Infant and Young
Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan 4 hal penting yang
harus dilakukan yaitu: memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam
waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI)
saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (Mp-ASI) sejak
bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan atau lebih (Depkes,2006)
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status kondisi seseorang
yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya dibawah rata-rata. Gizi kurang
adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbonhidrat,
lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.1 Cara menilai status gizi
dapat dilakukan dengan pengukuran antropometrik, klinik, biokimia, dan
biofisik. Pengukuran antropometrik dapat dilakukan dengan beberapa
macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Tersedianya tempat, dan media
2) Kesepakatan kontrak waktu dan tempat.
2. Evaluasi proses
1) Konseling dilaksanakan selama 10 menit
2) Peserta konseling berperan aktif dalam Tanya jawab
3) Kesepakatan kontrak pertemuan berikutnya dengan peserta
konseling
4) Peserta konseling mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
5) konseling diberikan dalam bentuk ceramah dan Tanya jawab
3. Evaluasi hasil
1) Setelah diadakan konseling, audience dapat memahami 70%
dari materi yang disampaikan
2) Audience dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda gejala dari Gizi
Kurang pada balita.
I. Lampiran
1. Materi
A. Pengertian Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang
tepat dan seimbang.Gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta
tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat.
B. Penyebab Kurang Gizi
1.Jumlah makanan yang dimakan kurang
2. Jenis bahan makanan tidak seimbang
3. Makan tidak teratur
4. Penyakit
5. Anak banyak jajan di luar
C. Tanda dan Gejala Kurang Gizi
1. Berat badan kurang dari normal/ kurus.
2. Nafsu makan berkurang
3. Kurang bersemangat
4. Mata pucat
5. Mudah lelah
6. Malas beraktifitas
7. Cengeng
D. Akibat Kurang Gizi
1. Kecerdasan kurang
2. Kurang darah
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
4. Mudah terserang penyakit.
E. Peran Makanan Pada Balita
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi
balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah
karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga
diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan
dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi
sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang
dewasa.
2. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh
balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan
tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan
vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E,
dan K ).
b. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan
flour.
c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
F. Sumber Gizi Pada Balita
1. Karbohidrat
Berasal dari nasi, roti, sereal, kentang, dan jagung.
2. Vitamin
Buah dan Sayur
3. Protein
Berasal dari ikan, susu, telur, daging, dan kacang-kacangan.
4. Lemak
Beras dari daging, yogurt, susu, minyak goreng, ikan dan kacang-
kacangan.
5. Kalsium
Berasal dari yogurt, keju, kuning telur, tahu, dan sayuran seperti
brokoli dan bayam.
6. Zat Besi
Berasal dari unggas, kerang, gandum utuh, buncis, kacang-
kacangan, dan sereal yang mengandung zat besi.
7. Folat
Berasal dari sereal gandum utuh, kacang-kacangan, buncis,
asparagus, kacang merah dan kubis
8. Serat
Berasal dari sayur, buah, gndum utuh, buncis, kacang-kacangan,
dan biji-bijian.
9. Vitamin A
Berasal dari wortel, tomat, apel, ubi jalar, labu, bayam, minyak
ikan, kubis, dan kuning telur
10. Vitamin
Berasal dari jeruk, stroberi, kentang, melon, kubis, brokoli,
kembang kol, bayam, pepaya, dan mangga
G. Pancagahan Gizi Kurang
1. Dahulukan makan dari pada jajan.
2. Makan minimal 3× per hari dengan teratur.
H. Cara Memotivasi Makanan Pada Balita
1. Membuat suasana makan anak menyenangkan.
2. Jangan memaksa / mengomeli anak ketika anak makan.
3. Berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan
tetap mempertahankan gizi yang seimbang.
I. Menu Sehari Sehat dan Bergizi Untuk Balita
Waktu Menu
Pagi 08.00 - Bubur
- Sayur bening bayam
- Tahu
- Telur rebus
Selingan 10.00 - Puding buah
Siang 12.00 - Bubur
- Sayur cah
- Ayam
- Tempe
- Pepaya
Selingan 16.00 - Jus buah
Malam 19.00 - Bubur
- Bola-bola daging
- Sayur bening bayam tahu
- Pisang
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)
OLEH :
TAHUN 2021
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)
A. LATAR BELAKANG
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu
menderita kejadian kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS)
dan pada ibu hamil (bumil).
Di Indonesia batas LILA dengan risiko KEK adalah 23,5 cm hal ini
berarti ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi
BBLR. Bila bayi lahir dengan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan
mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil
sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi baik,
misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Bila LILA ibu sebelum
hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga
tidak berisiko melahirkan BBLR. Pengukuran LILA lebih praktis untuk
mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah
dibawa kemana saja
4. Memberikansolusi
3. Penutup Mengucapkanterimakasi Mendengarkandanmenjawab
1 menit hdanmenyarankanuntukb salam
erkunjungbulanberikutny
asertamengucapkansala
mpenutup
H. EVALUASI
Klien/pasienmampumemahami pemberian dietdanmenjalankan diet yang
telahdisarankan.
I. LAMPIRAN
MateriKEK
1. PengertianKEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar,
dkk., 2013).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau
absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi
yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan
perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar
Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).
Kekurangan energy kronis (KEK)
merupakankeadaankekuranganzatgiziterutamaIbu KEK adalahibu yang
ukuranLILAnya< 23,5 cm dandengansalahsatuataubeberapa criteria
sebagaiberikut : Beratbadanibusebelumhamil< 42 kg, Tinggibadanibu<
145 cm, Beratbadanibupadakehamilan trimester III < 45 kg, Indeks
masa tubuh (IMT) sebelumhamil< 17,00 danIbumenderita anemia
(Hb< 11 gr %) (Weni, 2010).
2. Factor resikodari KEK
a.Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang
dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia
ibu hamil yang terlalu muda, tidak hanya meningkatkan risiko KEK
namun juga berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya
(Stephanie dan Kartikasari, 2016).
b. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi
terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan
dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan
memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang
pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh
terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan
Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki
pendidikan SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi
dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP ke
atas.
c. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah
daya beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang,
berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan
keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung
pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu
sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
3. Langkah penanganan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani
melaluiberbagai langkah, antara lain :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
berpedoman umum gizi seimbang.
b. Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan
oleh ibu hamil (Supariasa, 2013).
4. Pemberian Diet TKTP pada Ibu KEK
Diet tinggi energy tinggi protein (TKTP) adalah diet yang
mengandung energy dan protein diataskebutuhan normal. Diet
inidiberikandalambentukmakananbiasaditambahbahanmakanansumber
protein tinggisepertitelur, susu,
dagingataudalambentuksuplemenminuman TKTP.
MakananbiasaTKTP diberikanpadapasiendengannafsumakan yang
baikdandapatmenerimamakanan yang lengkap.
Tujuan diet :
a. Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
Syarat diet :
a. Energy tinggi , yaitu 40 – 45 kkal/kg BB
b. Protein tinggi, yaitu 20 – 25 g/kg BB
c. Lemakcukup, yaitu 10 -25% dari total energy
d. KH cukup, yaitusisadari (L + P) total energy
e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
Menu sehari :
Nasi, Telur rebus, Nasi, ikan goreng, tahu Nasi, ikan goreng,
Tumis kacang goreng, tumis wortel tempe goreng, cah
panjang, Susu dan kol, buah pepaya. kangkung, dan buah
pisang