Anda di halaman 1dari 37

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PEMBERIAN TABLET Fe”

OLEH

Bima Hasbilah Eyato 751341117033


Desliana Dai 751341118003
Humairah Rahmawati Mahmud 751341117006
Melinda S. Mahful 751341118010
Rahwilan Suaiba 751341117023
Sri Devi Daluta 751341118026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik Pemberian Tablet Fe
Sub Topik Bahasan Pentingnya mengonsumsi Tablet Fe
Sasaran Target Remaja Putri
Hari/Tanggal Senin/ 01 Maret 2021
Waktu 09.00 wita s/d selesai
Tempat Pondok Pesantren Darul Qur’an Moosalamati
Kota Gorontalo
Penyuluh Bima Hasbilah Eyato

A. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak denga
nmasa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai
tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia
12 tahun pada wanita. Transisi kemasa dewasa memang bervariasi, namun
secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak
terlepas dari orang tua mereka. Masa remaja atau masa puber merupakan masa
penghubung antara masa anak-anak dengan dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis.
Anemia merupakan salah satu keadaan kadar hemoglobin dalam darah
yang kurang dari normal. Batas kadar hemoglobin normal dalam darah seorang
remaja putri sebesar 12 mg/dl. Tanda seseorang mengalami anemia yaitu 5 L
(Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai). Remaja putri memiliki resiko sepuluh
kali lebih besar mengalami anemia dibandingkan remaja pria. Hal ini
dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang
dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi yang
lebihbanyak.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu mengetahui dan memahami
tentang pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah pada remaja putri.
C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya mengonsumsi tablet
tambah darah pada remaja putri, diharapkan sasaran dapat:
a. Menyebutkan pengertian dari tablet tambah darah
b. Menyebutkan manfaat tablet Fe
c. Mengetahui makanan yang banyak mengandung zat besi.

D. GARIS BESAR MATERI PENYULUHAN


1. Pengertian Tablet Fe
2. Manfaat Tablet Fe
3. Makanan yang mengandung Zat Besi.
E. METODE
Ceramah dan diskusi
F. MEDIA
Leaflet
G. PROSES PELAKSANAAN
No
WAKTU URAIAN KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
.
1. 5 menit Pembukaan :
- Memberikan Salam - Menyawabsalam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkandan
- Menjelaskan tujuan dari memperhatikan
penyuluhan tablet tambah - Menerima
darah.
2. 15 menit Pelaksanaan :
Memberikan pemahaman -Mendengarkan dengan baik apa
dan menggali pengetahuan yang di sampaikan
sasaran mengenai tablet
tambah darah

3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kembali tentang - Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan

4. 5 menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih - Menjawab salam
dan mengucapkan salam

H. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Tempatdan media serta metode sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Siswi ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
c. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanaannya
3. Evaluasi Akhir
a. Siswi mampu mengetahui pengertian tablet tambah darah
b. Siswi mampu mengetahui manfaat tablet tambah darah
c. Siswi mampu mengetahui makanan yang banyak mengandung zat besi

I. LAMPIRAN :
MATERI
1. Pengertian Tablet Tambah Darah
Tablet tambah darah adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi
adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(Hemoglobin). Fungsi zat besi sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru
kejaringan, sebagai alat angkut electron pada metabolism energi, sebagai
enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan.
2. Sumber makanan yang mengandung zat besis
a) Zat besi yang berasaldari hewani yaitu; daging, ayam, ikan, telur.
b) Zatbesi yang berasal dari nabati yaitu; kacang-kacangan, sayuran
hijau, dan pisang ambon.
c) Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam
membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran
protein hewani, vitmin C, Vitamin A, Asam folat, zat gizi mikro
lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat
lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah
terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat
besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A.
Anemia merupakan salah satu keadaan kadar hemoglobin
dalam darah yang kurang dari normal. Batas kadar hemoglobin
normal dalam darah seorang remaja putri sebesar 12 mg/dl. Tanda
seseorang mengalami anemia yaitu 5 L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah,
Lunglai). Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar
mengalami anemia dibandingkan remaja pria. Hal ini dikarenakan
remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang
dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi
yang lebih banyak.
Bahaya anemia jika dialami oleh remaja putri diantaranya
keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan perilaku serta
emosional. Hal ini dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan selotak sehingga dapat menimbulkan daya tahan
tubuh menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi belajar
terganggu, prestasi belajar menurun serta dapat mengakibatkan
produktifitas kerja yang rendah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI SEIMBANG PADA REMAJA

OLEH :

Bima Hasbilah Eyato 751341117033


Desliana Dai 751341118003
Humairah Rahmawati Mahmud 751341117006
Melinda S. Mahful 751341118010
Rahwilan Suaiba 751341117023
Sri Devi Daluta 751341118026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAH KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Gizi Seimbang Pada Remaja


Sub Topik Bahasan Pentingnya Gizi Seimbang
Sasaran Target Remaja
Hari/Tanggal Senin/ 01 Maret 2021
Waktu 09.00 wita s/d selesai
Tempat Pondok Pesantren Darul Qur’an
Moosalamati Kota Gorontalo
Penyuluh Humairah Rahmawati Mahmud

A. LATAR BELAKANG

Bagi sebagian besar remaja putri tubuh ideal merupakan


impian. Untukmendapatkan impian tersebut, biasanya banyak remaja putri
yang melakukan diet ketat(yang menyebabkan remaja kurang mendapatkan
makanan yang seimbang dan bergizi),mengkonsumsi minuman atau obat
pelangsing, minum jamu, dsb. Bila tidak dilakukandengan benar, upaya
tersebut dapat berakibat pada penurunan status gizi. Tubuh yangberubah cepat
pada masa remaja membutuhkan masukan zat-zat makanan yang cukup.Oleh
karena itu diperlukan penyuluhan tentang gizi seimbang yang dibutuhkan pada
usiaremaja demi meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada remaja.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan kurang lebih 20menit diharapkan Siswi dapat


mengetahu Gizi seimbang pada remaja

C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


1. Siswi dapat memahami apa itu gizi seimbang bagi remaja;
2. Siswi dapat memahami prinsip gizi seimbang remaja;
3. Siswi dapat memahami faktor yang mempengaruhi gizi remaja
4. Siswi dapat Memahami Masalah gizi pada remaja
5. Siswi dapat Memahami Pola makan yang baik bagi remaja
D. GARIS BESAR MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Gizi Seimbang

2. Prinsip Gizi Pada Remaja

3. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang

4. Masalah Gizi Pada Remaja

5. Pola Makan Yang Baik

E. METODE
Ceramah dan diskusi
F. MEDIA

Leaflet

G. PROSES PELAKSANAAN

Tahapan
NO Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta
Waktu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
( 5 Menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 3. Menyetujui
pembelajaran 4. Mendengarkan dan
memperhatikan

2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskanpengertian gizi 1. Mendengarkan dan


( 10 Menit ) seimbang pada remaja memperhatikan
2. Menjelaskan prinsip gizi 2. Mendengarkan dan
pada remaja memperhatikan
3. Menjelaskan faktor yang 3. Mendengarkan dan
mempengaruhi gizi pada memperhatikan
remaja 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan Masalah gizi memperhatikan
pada remaja 5. Mendengarkan dan
5. Menjelaskan Pola makan memperhatikan
yang baik bagi remaja 6. Masyarakat bertanya
3. Penutup 1. Kesimpulan dari 1. Mendengarkan dan
( 5 Menit ) pembelajaran memperhatikan
2. Salam penutup 2. Mendengarkan
H. Evaluasi

1. Siswi dapat menjelaskan pengertian gizi seimbang;

2. Siswi dapat menjelaskan prinsip gizi pada remaja;

3. Siswi dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi gizi remaja

4. Siswi Menjelaskan Masalah gizi pada remaja

5. Siswi Menjelaskan Pola makan yang baik bagi remaja

I. LAMPIRAN

Materi

1. Pengertian Gizi Seimbang


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsisecara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolismedan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan,pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.Makan makanan yang
beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.Makanan yang beraneka
ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat giziyang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran
ilmu gizibiasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung
zat tenaga,pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satuzat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa darimakanan yang lain. Jadi makan
makanan yang beraneka ragam akan menjaminterpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur yangdisebut
TRIGUNA MAKANAN.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubijalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan
yang mengandung lemakjuga dapat menghasilkan tenaga. Makanan
sumber zat tenaga menunjang aktivitassehari-hari.Makanan sumber zat
pembangun yang berasal dari bahan makanan nabatiadalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur,ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat
pembangun berperansangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang.Makanan sumber zat pengatur adalah
semua sayur-sayuran dan buah-buahan.Makanan ini mengandung berbagai
vitamin dan mineral, yang berperan untukmelancarkan bekerjanya fungsi
organ-organ tubuh.Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang di
konsumsi remaja yangmengandung zat sumber tenaga, zat pembangun dan
zat pengatur serta beranekaragam jenisnya.
2. Prinsip Gizi pada Remaja
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat
dalamproses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini
terjadi kematanganseksual dan tercapainya bentuk dewasa karena
pematangan fungsi endokrin. Pada saatproses pematangan fisik, juga
terjadi perubahan komposisi tubuh.Periode Adolesensia ditandai
dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)baik tinggi badannnya
maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhanzat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
1. Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
2. Anak laki-laki: umur 12 sampai 14 tahun.
3. Faktor yang mempengaruhi Gizi Seimbang Remaja
Berikut ini faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhannya zat gizi usia
remajaseperti :
1. Aktivitas fisik
2. Lingkungan
3. Ekonomi
4. Pengobatan
5. Depresi dan kondisi mental
6. Penyakit
7. Stres
4. Masalah Gizi pada Remaja
a. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja
daripadadewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu
banyak melebihikebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Penderita
obesitas mempunyai status nutrisiyang melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan ataupenurunan
penggunaan kalori, artinya masukan kalori tidak seimbang
denganpenggunaannya yang pada akhirnya berangsur-angsur
berakumulasi meningkatkanberat badan.
Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara
untukmenurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk
para remaja yangsedang melakukan penurunan berat badan. Pada
umumnya makanan yang serattinggi mengandung sedikit energi,
dengan demikian dapat membantu menurunkanberat badan, disamping
itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapatmenghindari
ngemil makanan/kue-kue.
b. Kurang Energi Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak
selaluberupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada
umumnya adalahkarena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan
yang menurunkan berat badansecara drastis erat hubungannya dengan
faktor emosional seperti takut gemukseperti ibunya atau dipandang
lawan jenis kurang seksi.
Kekurangan energi kronik(KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidakseimbanganasupan gizi antara energi
dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidaktercukupi.
Pada ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian
ibumendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan
berat bayi lahirrendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian,
gizi kurang, gangguanpertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
c. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum
dijumpaiterutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk
membentuk sel-sel darahmerah, dikonversi menjadi hemoglobin,
beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsisebagai pembawa oksigen.
Tanda-tanda anemia adalah mudah lemah, letih, lesu, lunglai dan
lelahRemaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada
laki-laki. Agar zatbesi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh
tubuh, maka diperlukan bahanmakanan yang berkualitas tinggi. Seperti
pada daging, hati, ikan, ayam, selain itubahan makanan yang tinggi Fe
(bayam, kangkung, buncis, kacang polong, sertakacang-kacangan).
Selain itu, harus berhati-hati dalam mengkombinasikan
makanan,karena ternyata kombinasi tertentu juga dapat mempengaruhi
penyerapan zat besioleh tubuh. Misalnya, minum teh atau kopi
(mengandung kafein dan tannin)bersamaan dengan makanan akan
mempersulit penyerapan zat besi, sedangkanVitamin C dapat
membantu penyerapan zat besi.
5. Pola Makan yang Baik
Berikut adalah pola makan yang mengikuti 10 Pedoman Gizi Seimbang
2014 yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan kecukupan Gizi bagi
Remaja :
1) Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
2) Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3) Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4) Biasakan mengonsumsi anekaragam  makanan pokok
5) Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak\
6) Biasakan Sarapan
7) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9) Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir\
10) Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENYAKIT ANEMIA”

OLEH

Bima Hasbilah Eyato 751341117033


Desliana Dai 751341118003
Humairah Rahmawati Mahmud 751341117006
Melinda S. Mahful 751341118010
Rahwilan Suaiba 751341117023
Sri Devi Daluta 751341118026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik ANEMIA
Sub Topik Bahasan Pencegahan ANEMIA
Sasaran Target Remaja
Hari/Tanggal Senin/ 01 Maret 2021
Waktu 09.00 wita s/d selesai
Tempat Pondok Pesantren Darul Qur’an
Moosalamati Kota Gorontalo
Penyuluh SRI DEVI DALUTA

A. LATAR BELAKANG

Anemia adalah kekurangan sel darah merah, yang ditunjukkan oleh

rendahnya tingkat hemoglobin yang sehat. Tingkat hemoglobin normal

pada anak lebih rendah dari tingkat hemoglobin pada orang dewasa. Bayi

bru lahir memiliki hemoglobin normal 170-200 g/l. setelah lahir,

konsentrasi hemoglobin menurun drastic sehingga pada usia 2-3 bulan

kadar hemoglobinnya berkisar 110-120g/l. kisaran ini bertahan terus

hingga usia sekolah, yang meningkat menjadi 130 g/l.

Anemia dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak

yang berdampak serius dalam jangka panjang. Ada sekitar 22 juta anak di

Indonesia terkena anemia, yang menyebabkan hilangnya angka IQ 5

sampai 15 poin, prestasi sekolah yang buruk dan kerugian potensi masa

depan hingga 2,5%. Karena itu, semua harus mewaspadainya.


B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x15 menit, diharapkan peserta


penyuluhan diharapkan mampu memahami tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, pengobatan serta pencegahan anemia

C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan penyertian anemia

2. Menyebutkan penyebab anemia

3. Menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit anemia

4. Menyebutkan penatalaksanaan dan pengobatan anemia

5. Menyebutkan cara pencegahan anemia

6. Menyebutkan bagaimana prinsip mengolah dan menyajikan makanan.

D. GARIS BESAR MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Anemia

2. Penyebab Umum Anemia

3. Tanda Dan Akibat Anemia

4. Penanggulangan Anemia

5. Pengobatan Anemia

E. METODE
Ceramah dan diskusi
F. MEDIA

Leaflet
G. PROSES PELAKSANAAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan


peserta
1 5 menit Pembukaan: Menjawab salam
a. Member salam Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri dan
c. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan
d. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang ingin
disampaikan
2 15 menit Pelaksanaan: Memperhatikan
Menjelaskan materi penyuluhan dan menyimak
secara berurutan dan teratur materi yang
Materi: disampaikan
a. Pengertian anemia
b. Penyebab anemia
c. Tanda dan akibat anemia
pada remaja
d. Penanggulangan anemia
e. Pengobatan anemia
3 5 menit Evaluasi: Merespon dan
Memberikan kesempatan kepada bertanya
siswi untuk bertanya Merespon dan
Memberikan pujian atas menjelaskan
keberhasilan siswi menjelaskan
pertanyaan dan memperbaiki
kesalahan
4 5 menit Penutup: Penyimak
1. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
2. Mengucapkan terima kasih Menjawab salam
atas perhatian dan waktu
yang telah diberikan kepada
responden
H. LAMPIRAN

MATERI

A. PENGERTIAN ANEMIA

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di

bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal

eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell

(hematokrit) per 100 ml darah.

B. Penyebab umum anemia

1. Kehilangan darah atau pendarahan hebat seperti:

Pendarahan akut (mendadak), kecelakaan, pembedahan, persalinan,

pecah pembuluh dara. Pendarahan kronik (menahun), pendarahan

menstruasi yang sangat banyak, serta hemofilia

2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti:

Defesiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, dan

penyakit kronik.

3. Gangguan produksi sel darah merah seperti:

Ketidak sanggupan sumsum tulang belakang membentuk sel-sel darah

C. Tanda dan akibat anemia

1. Tanda-tanda dari penyakit anemia yaitu:

a. Lesu, lemah, letih, lelah, lalai (5L)

b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan

konjungtina pucat
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan

telapak tangan menjadi pucat.

d. Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan

tachikardi, dan pingsan

2. Akibat dari penyakit anemia pada remaja

a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar

b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai

optimal

c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati

d. Mengakibatkan muka pucat

e. kriteria anemia

batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun 1968.

Dinyatakan sebagai anemia bila terdapat nilai dengan kriteria sebagai

berikut:

No Jenis kelamin/usia Kadar hemoglobin


1 Laki-laki Hb <13gr/dl
2 Perempuan dewasa tidak hamil hb<12gr/dl
3 Perempuan hb<11gr/dl
4 Anak usia 6-14 tahun hb<12gr/dl
5 Anak usia 6 bulan-6 tahun hb<11gr/dl

D. penanggulangan anemia

Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara

lain:

1. konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi

yang cukup secara rutin pada usia remaja


2. meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan,

unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung

vitamin C (asam askobat) untuk meningkatkan absorbs besi dan

menghindari atau mengurangi minum kopi, the, the es, minuman

ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat hamil.

3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di

daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada

remaja dosis 1 mg/kgBB/hari.

4. Untuk meningkatkan absorbs besi, sebaiknya suplementasi besi tidak

diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung

karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.

E. Pengobatan anemia

Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:

1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan

suplemen zat besi, yang mungkin anda harus minum selama beberapa

bulan atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah-

selain dari haid-sumber pendarahan harus diketahui dab dihentikan hal

ini mungkin melibatkan operasi.

2. Anemia kurang vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan

yang seringkali suntikan seumur hidup-vitamin B-12. Anemia karena

kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.

3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia

jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu

jenis anemia ini. Namun, jika gejala menjadi parah, transfuse darah
atau suntikan eritprotein sintetis, hormone yang biasanya dihasilkan

oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan

mengurangi kelelahan.
SATUAN ACARA KONSELING(SAK)

“ GIZI KURANG PADA BALITA”

OLEH

Bima Hasbilah Eyato 751341117033


Desliana Dai 751341118003
Humairah Rahmawati Mahmud 751341117006
Melinda S. Mahful 751341118010
Rahwilan Suaiba 751341117023
Sri Devi Daluta 751341118026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

T.A 2021
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)

Topik Gizi Kurang


Sub pokok bahasan Gizi Seimbang Untuk Balita
Sasaran target Ibu Balita dan Ibu hamil
Hari / tanggal Kamis, 4 Maret 2021
Waktu 10 menit
Tempat konseling posyandu
Pemateri Melinda S.Mahful
Desliana Dai

A. Latar Belakang
Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita masih menjadi
masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara
langsung disebabkan oleh asupan yang kurang tingginya penyakit infeksi.
Hal inib berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan
yang tidak memadai, gangguan askes makanan, perawatan ibu yang tidak
adekuat serta kurangnya pengetahuan ibu tentang cara pemberian makanan
yang baik untuk anak usia penyapihan (WHO,1998)
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Usia
0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
yang sering diistilahkan sebagai periode emas. Tahapan periode emas
dimulai sejak didalam kandungan ketika kehamilan memasuki trimester
ke-3 hingga usia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak
mencapai 50% melonjak hingga 80% saat berumur 2 tahun. Pada umur 5
tahun perkembangan otak mencapai 90% dan ketika umur 10 tahun
mencapai 100%. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini
bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh
kembang optimal. Tumbuh kembang optimal dapat dicapai dengan
melakukan beberapa hal, didalam Global Strategy for Infant and Young
Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan 4 hal penting yang
harus dilakukan yaitu: memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam
waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI)
saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (Mp-ASI) sejak
bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan atau lebih (Depkes,2006)
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status kondisi seseorang
yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya dibawah rata-rata. Gizi kurang
adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbonhidrat,
lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.1 Cara menilai status gizi
dapat dilakukan dengan pengukuran antropometrik, klinik, biokimia, dan
biofisik. Pengukuran antropometrik dapat dilakukan dengan beberapa
macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar

lengan atas, dan sebagainya.


B. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga dapat memperoleh
informasi tentang kebutuhan gizi pada balitanya yang masih kurang dan
diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
1. Orang tua memahami pengertian gizi pada balita.
2. Orang tua memahami penyebab gizi kurang
3.  Orang tua memahami tanda dan gejala gizi kurang
4.  Orang tua memahami akibat dari gizi kurang
5.  Orang tua memahami fungsi makanan bagi balita.Menjelaskan
sumber gizi bagi balita.
6. Orang tua memahami pencegahan gizi kurang.
7. Orang tua memahami cara memotivasi makanan pada anak
8. Orang tua memahami menu seimbang untuk balita.
D. Garis Besar Materi Penyuluhan
1. Pengertian Gizi
2. Penyebab Kurang Gizi
3. Tanda Dan Gejala Kurang Gizi
4. Akibat Kurang Gizi
5. Peran Makanan Pada Balita
6. Sumber Gizi Pada Balita
7. Pencegahan Gizi Kurang
8. Cara Memotivasi Makanan Pada Balita
9. Menu Sehari Sehat Dan Bergizi Untuk Balita
E. Metode
- Ceramah/Tanya Jawab
F. Media
1. Leaflet
G. Proses Pelaksanaan

NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Membalas salam
1 menit 2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan cakupan 3. Memperhatikan
materi 4. Memperhatikan
4. Melakukan kontrak
waktu.
2. Penyajian 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan
Matei pengertian gizi pada 2. Memperhatikan
5 menit balita. 3. Memperhatikan
2. Menjelaskan 4. Memperhatikan
penyebab gizi 5. Memperhatikan
kurang. 6. Memperhatikan
3. Menjelaskan tanda 7. Memperhatikan
dan gejala gizi 8. memperhatikan
kurang.
4. Menjelaskan akibat
dari gizi kurang.
5. Menjelaskan fungsi
makanan bagi
balita dan sumber
gizi bagi balita.
6. Menjelaskan
pencegahan gizi
kurang.
7. Cara memotivasi
makanan pada
balita.
8. Menjelaskan menu
sehat untuk balita.
3. Diskusi Menjawab pertanyaan Mengajukan pertanyaan
3 menit
4. Penutup 1. mengajukan 1. Peserta menjawab
1 menit pertanyaan untuk pertanyaan yang di
mengevaluasi ibu ajukan oleh
balita. penyaji.
2. Menyimpulkan 2. Peserta menjawab
materi salam.
3. Mengucapkan
salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Tersedianya tempat, dan media
2) Kesepakatan kontrak waktu dan tempat.
2. Evaluasi proses
1) Konseling dilaksanakan selama 10 menit
2) Peserta konseling berperan aktif dalam Tanya jawab
3) Kesepakatan kontrak pertemuan berikutnya dengan peserta
konseling
4) Peserta konseling mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
5) konseling diberikan dalam bentuk ceramah dan Tanya jawab
3. Evaluasi hasil
1) Setelah diadakan konseling, audience dapat memahami 70%
dari materi yang disampaikan
2) Audience dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda gejala dari Gizi
Kurang pada balita.
I. Lampiran
1. Materi
A. Pengertian Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang
tepat dan seimbang.Gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta
tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat.
B. Penyebab Kurang Gizi
1.Jumlah makanan yang dimakan kurang
2. Jenis bahan makanan tidak seimbang
3. Makan tidak teratur
4.  Penyakit
5.  Anak banyak jajan di luar
C. Tanda dan Gejala Kurang Gizi
1. Berat badan kurang dari normal/ kurus.
2.  Nafsu makan berkurang
3.  Kurang bersemangat
4.   Mata pucat
5.   Mudah lelah
6.   Malas beraktifitas
7.   Cengeng
D. Akibat Kurang Gizi
1.      Kecerdasan kurang
2.      Kurang darah
3.      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
4.      Mudah terserang penyakit.
E. Peran Makanan Pada Balita
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi
balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah
karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga
diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan
dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi
sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang
dewasa.
2. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh
balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan
tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a.       Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan
vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E,
dan K ).
b.      Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan
flour.
c.       Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
F. Sumber Gizi Pada Balita
1. Karbohidrat
Berasal dari nasi, roti, sereal, kentang, dan jagung.
2. Vitamin
Buah dan Sayur

3. Protein
Berasal dari ikan, susu, telur, daging, dan kacang-kacangan.
4. Lemak
Beras dari daging, yogurt, susu, minyak goreng, ikan dan kacang-
kacangan.
5. Kalsium
Berasal dari yogurt, keju, kuning telur, tahu, dan sayuran seperti
brokoli dan bayam.
6. Zat Besi
Berasal dari unggas, kerang, gandum utuh, buncis, kacang-
kacangan, dan sereal yang mengandung zat besi.
7. Folat
Berasal dari sereal gandum utuh, kacang-kacangan, buncis,
asparagus, kacang merah dan kubis
8. Serat
Berasal dari sayur, buah, gndum utuh, buncis, kacang-kacangan,
dan biji-bijian.
9. Vitamin A
Berasal dari wortel, tomat, apel, ubi jalar, labu, bayam, minyak
ikan, kubis, dan kuning telur
10. Vitamin
Berasal dari jeruk, stroberi, kentang, melon, kubis, brokoli,
kembang kol, bayam, pepaya, dan mangga
G. Pancagahan Gizi Kurang
1.      Dahulukan makan dari pada jajan.
2.      Makan minimal 3× per hari dengan teratur.
H. Cara Memotivasi Makanan Pada Balita
1.      Membuat suasana makan anak menyenangkan.
2.      Jangan memaksa / mengomeli anak ketika anak makan.
3.      Berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan
tetap mempertahankan gizi yang seimbang.
I. Menu Sehari Sehat dan Bergizi Untuk Balita

Waktu Menu
Pagi 08.00 - Bubur
- Sayur bening bayam
- Tahu
- Telur rebus
Selingan 10.00 - Puding buah
Siang 12.00 - Bubur
- Sayur cah
- Ayam
- Tempe
- Pepaya
Selingan 16.00 - Jus buah
Malam 19.00 - Bubur
- Bola-bola daging
- Sayur bening bayam tahu
- Pisang
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)

“KURANG ENERGI KRONIS (KEK)”

OLEH :

Bima Hasbilah Eyato 751341117033


Desliana Dai 751341118003
Humairah Rahmawati Mahmud 751341117006
Melinda S. Mahful 751341118010
Rahwilan Suaiba 751341117023
Sri Devi Daluta 751341118026

PRODI DIPLOMA III JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2021
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)

Topik Kurang Energi Kronik (KEK)


Sub pokok bahasan Pentingnya Pemberian Nutrisi Pada
Ibu Hamil KEK
Sasaran target Ny. UMU KADIR
Hari / tanggal Rabu, 3 Maret 2021
Waktu 09.00 wita s/d selesai
Tempat konseling Ruang KIA/KB, Puskesmas Kota
Barat
Konseling Rahwilan Suaiba

A. LATAR BELAKANG
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu
menderita kejadian kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS)
dan pada ibu hamil (bumil).
Di Indonesia batas LILA dengan risiko KEK adalah 23,5 cm hal ini
berarti ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi
BBLR. Bila bayi lahir dengan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan
mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil
sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi baik,
misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Bila LILA ibu sebelum
hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga
tidak berisiko melahirkan BBLR. Pengukuran LILA lebih praktis untuk
mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah
dibawa kemana saja

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelahkonseling diharapkan agar klien/pasien dapat memahami
pemberian nutrisi pada ibu yang KEK.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah konseling klien/pasien mampu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian KEK
2. Mengetahuidanmemahami faktor risiko dari KEK
3. Mengetahui dan mamahami langkah penanganan KEK
4. Mengatahui dan memahami diet yang diberikan
D. GARIS BESAR MATERI KONSELING
1. Pengertian KEK
2. FaktorresikoKEK
3. Langkah penangan KEK
4. Pemberian Diet TKTP
E. METODE
WawancaradanTanya jawab
F. MEDIA
leaflet
G. PROSES PELASANAAN
No Waktudanta Kegiatankonseling Kegiatan client/pasien
hap
1. Pembukaan 1. Memperkenalkan 1. Mendengarkan
2 menit
diri (membangun perkenalan
keakraban terhadap
client/pasien)
2. Menyampaikan
tujuan
2 Pelaksanaan 1. Assessment : 1. Melakukan pengukuran.
12menit
antropometri ( BB, 2. Menjawab petanyaan
TB, LILA ) dan mendengarkan
2. Pengkajian 3. Memperhatikan dan
diagnose, IMT, bertanya
recall. 4. Mendiskusikan
3. Intervensi :
memberikankonseli
ngberupa diet terkait
masalah
client/pasien
membuat
kesepakatan diet.

4. Memberikansolusi
3. Penutup Mengucapkanterimakasi Mendengarkandanmenjawab
1 menit hdanmenyarankanuntukb salam
erkunjungbulanberikutny
asertamengucapkansala
mpenutup

H. EVALUASI
Klien/pasienmampumemahami pemberian dietdanmenjalankan diet yang
telahdisarankan.
I. LAMPIRAN
MateriKEK
1. PengertianKEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar,
dkk., 2013).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau
absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi
yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan
perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar
Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).
Kekurangan energy kronis (KEK)
merupakankeadaankekuranganzatgiziterutamaIbu KEK adalahibu yang
ukuranLILAnya< 23,5 cm dandengansalahsatuataubeberapa criteria
sebagaiberikut : Beratbadanibusebelumhamil< 42 kg, Tinggibadanibu<
145 cm, Beratbadanibupadakehamilan trimester III < 45 kg, Indeks
masa tubuh (IMT) sebelumhamil< 17,00 danIbumenderita anemia
(Hb< 11 gr %) (Weni, 2010).
2. Factor resikodari KEK
a.Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang
dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia
ibu hamil yang terlalu muda, tidak hanya meningkatkan risiko KEK
namun juga berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya
(Stephanie dan Kartikasari, 2016).
b. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi
terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan
dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan
memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang
pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh
terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan
Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki
pendidikan SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi
dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP ke
atas.
c. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah
daya beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang,
berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan
keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung
pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu
sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
3. Langkah penanganan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani
melaluiberbagai langkah, antara lain :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
berpedoman umum gizi seimbang.
b. Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan
oleh ibu hamil (Supariasa, 2013).
4. Pemberian Diet TKTP pada Ibu KEK
Diet tinggi energy tinggi protein (TKTP) adalah diet yang
mengandung energy dan protein diataskebutuhan normal. Diet
inidiberikandalambentukmakananbiasaditambahbahanmakanansumber
protein tinggisepertitelur, susu,
dagingataudalambentuksuplemenminuman TKTP.
MakananbiasaTKTP diberikanpadapasiendengannafsumakan yang
baikdandapatmenerimamakanan yang lengkap.
Tujuan diet :
a. Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
Syarat diet :
a. Energy tinggi , yaitu 40 – 45 kkal/kg BB
b. Protein tinggi, yaitu 20 – 25 g/kg BB
c. Lemakcukup, yaitu 10 -25% dari total energy
d. KH cukup, yaitusisadari (L + P) total energy
e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
Menu sehari :

Pagi Siang Malam

Nasi, Telur rebus, Nasi, ikan goreng, tahu Nasi, ikan goreng,
Tumis kacang goreng, tumis wortel tempe goreng, cah
panjang, Susu dan kol, buah pepaya. kangkung, dan buah
pisang

Selingan Selingan Selingan

Buah Apel Bubur Kacang Hijau Susu

Anda mungkin juga menyukai