Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR


DI RUANGAN ARAFAH RSI IBNUSINA PADANG

Anggota Kelompok :

1. Dahlia Permata Dewi, S.Kep


2. Fitrani Dwina, S.Kep
3. Khairani Heri Putri, S.Kep
4. Marselly Resti, S.Kep
5. Nadia Findelly Putri, S.Kep
6. Ridha Oktrida, S.Kep
7. Rizka Fuji Utama, S.Kep
8. Welly Risa, S.Kep
9. Yhofina Reza, S.Kep
10. Zara Yuliani Putri, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Teknik Menyusui yang Baik dan Benar


2. Tempat : RSI Ibnu Sina Padang
3. Hari/Tanggal : Rabu / 22 Maret 2017
4. Waktu : 09.00 - 09.45 WIB - selesai
5. Sasaran : Ibu Post Partum di ruang Arafah RSI Ibnu Sina Padang

1. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses yang alamiah namun tetap harus dipelajari
bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, karena menyusui sebenarnya tidak
saja memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang
sehat secara fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil,
perkembangan spiritual yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik. Air
Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah
makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI
sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal
sampai usia 4 – 6 bulan (Khairuniah, 2004).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 2003). Persiapan
memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan,
payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-
kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan
membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI
makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah
makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Pada dasarnya, segera setelah
melahirkan, secara naluri setiap ibu mampu menjalankan tugas untuk menyusui
bayinya. Namun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui bayi yang baik dan
benar, setiap ibu perlu mempelajarinya. Bukan saja ibu-ibu yang baru pertama kali
hamil dan melahirkan, tetapi juga ibu-ibu yang baru melahirkan anak yang ke-2 dan
seterusnya. Karena setiap bayi lahir merupakan individu tersendiri. Dengan
demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi yang baru lahir ini, agar dapar
berhasil dalam menyusui. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi sejak dini dan
dukungan serta bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga
kesehatan yang merawat ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas. Hambatan
dalam praktek menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam cara
menyusui dan pentingnya ASI bagi bayi, kurangnya pengetahuan dan pemahaman
ini mempengaruhi kesadaran ibu untuk menyusui bayi. Selain itu adanya alasan ibu
tidak menyusui bayinya karena merasa ASI-nya tidak cukup, encer, atau tidak keluar
sama sekali. Padahal menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang
yang tidak bisa menyusui (Widjaja, 2004 dalam Gultom, 2010).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang
tepat saat pemberian ASI. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi
yang kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang sedikit. Kegagalan teknis
menyusui bisa terjadi karena bayi yang bersangkutan pernah menggunakan dot.
Teknik menyusui yang benar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan menyusui. Namun kenyataannya banyak ibu yang menyusui bayinya
tanpa memperhatikan teknik menyusui yang benar yang menyebabkan keberhasilan
laktasi tidak tercapai (Depkes RI, 2002).
Berdasarkan pengamatan saat di lapangan banyak ibu menyusui yang
mengeluh nyeri, puting lecet dan payudara bengkak saat menyusui karena tidak
memperhatikan tehnik menyusui yang benar. Di Indonesia pada tahun 2010 jumlah
bayi sebanyak 6,2 juta yang diberi ASI dengan teknik yang benar sebanyak 48,13%
dan yang diberi ASI dengan teknik yang salah sebanyak 51,87%.
Merujuk pada laporan World Breastfeeding Trends Initiative 2012, Indonesia
berada di peringkat 49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif.
Kenyataannya baru 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI ekslusif.
Angka itu jauh di bawah target Organisasi Kesehatan Dunia, yakni cakupan ASI
eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan minimal 50%.10 Oleh karena itu patut kiranya
program ASI eksklusif ini mendapat perhatian lebih, baik dari pemerintah maupun
masyarakat.

Berdasarkan hasil pemantauanpemberian ASIEkslusif tahun 2013 cakupan ASI


Eksklusif Kota Padang 62,4% dari target 75% (DINKES kota Pada, 2014).
pencapaian ASI Eksklusif naik dari tahun 2012 sebanyak 1.9%. Jika dibandingkan
dengan target 75% pada tahun 2013 maka terdapat kesenjangan sebesar -9.54%.
Oleh sebab itu perlu memaksimalkan pemberian konseling manajemen laktasi dan
cara menyusui yang baik dan benar untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif
oleh ibu melalui kunjungan ibu hamil ke puskesmas, kelas ibu hamil, di posyandu
maupun di bidan praktek mandiri dan pada saat persalinan oleh Bidan. Kemudian
dapat juga diberikan pendidikan kesehatan pada ibu.

2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang teknik menyusui diharapkan ibu dapat
mengerti dan memahami serta mempraktekkan teknik menyusui yang baik dan
benar.

3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang teknik menyusui diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui pengertian menyusui yang baik dan benar.
b. Mengetahui posisi yang benar untuk menyusui.
c. Mengetahui  persiapan memperlancar pengeluaran ASI.
d. Mengetahui langkah-langkah menyusui yang baik dan benar.
e. Mengetahui cara pengamatan tekhik menyusui yang benar.
f. Mengetahui lama dan frekuensi menyusui yang benar.

4. Metoda
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi

5. Media
a. Infokus
b. Leaflet

6. WaktudanTempat
Hari/Tanggal : Rabu / 22 Maret 2017
Jam : 9.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Arafah RSI Ibnu Sina Padang

7. Pengorganisasian
a. Moderator : Ridha Oktrida,S.Kep
b. Narasumber : Yhofina Reza,S.Kep
c. Observer : Khairani Heri Putri,S.Kep
Welly Risa,S.Kep
d. Fasilitator :Rizka Fuji Utama,S.Kep
Nadia Findelly Putri,S.Kep
Zara Yuliani Putri,S.Kep
Dahlia Permata Dewi,S.Kep
Marselly Resti,S.Kep
Fitrani Dwina,S.Kep

8. Setting Tempat

Slide
Keterangan:
O N M M : Moderator

P P P P P P N : Narasumber
F
F F F : Fasilitator
P P P P P P
F PB : Pembimbing
F F P : Peserta

O O : Observer

PB PB

9. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan KegiatanPeserta
1 5menit Pembukaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
 Perkenalan dengan dosen  Memperhatikan
atau CI
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak bahasa  Memperhatikan
 Membacakan tata tertib  Memperhatikan
2 30 menit  Penyampaian materi  Memperhatikan
 Demonstrasi  Memperhatikan
 Tanya jawab  Bertanya
 Menjawab pertanyaan pasien  Mendengarkan
 Redemonstrasi  mempraktekkan
3 5menit  Penutup  Memperhatikan
 Menyimpulkan dan menutup
diskusi
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

10. Uraian Tugas


a) Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
c. Menjelaskan tujuan dan topik
d. Menjelaskan kontrak waktu
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
f. Mengarahkan alur diskusi
g. Memimpin jalannya diskusi
h. Menutup acara

b) Narasumber
Memberikan penyuluhan tentang teknik menyusui yang baik dan benar.
c) Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
d) Observer
Mengamati seluruh proses penyuluhan

11. Kriteria Evaluasi


a) Evaluasi struktur
a. 75 % atau lebih peserta menghadiri acara
b. Alat dan media sesuai dengan rencana
c. Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan
b) Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

c) Evaluasi hasil
a. Peserta yang hadir dapat menyebutkan pengertian menyusui yang
baik dan benar.
b. Peserta yang hadir dapat menyebutkan posisi yang benar untuk
menyusui.
c. Peserta yang hadir dapat menyebutkan persiapan memperlancar
pengeluaran ASI.
d. Peserta yang hadir dapat menyebutkan langkah-langkah menyusui
yang baik dan benar.
e. Peserta yang hadir dapat menyebutkan cara pengamatan tekhik
menyusui yang benar.
f. Peserta yang hadir dapat menyebutkan lama dan frekuensi menyusui
yang benar.
Materi Penyuluhan
“Tekhnik Menyusui yang Baik dan Benar”

A. Pengertian Tekhnik Menyusui yang benar


Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Saminem,2009)
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2010,)
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan bagi ibu
sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak dengan cara yang
benar (Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.

B. Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar


Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca
operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas.
Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui
bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi
ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan
posisi ini bayi tidak tersedak (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah


Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan


C. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang lepas
tidak menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

D. Langkah –langkah menyusui yang benar


1. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .
3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. jangan hanya leher
dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan bayi kedada
ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu, biarkan bibir bayi
menyentuh putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar .
4. Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar yaitu
dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bayi
membuka lebar.
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah kanan
sampai bayi merasa kenyang.
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan
lap bersih yang telah direndam dengan air hangat.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap
bisa keluar
8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain supaya
ASI berhenti keluar.

 Gambar 9. Cara meletakan bayi

 Gambar 10. Cara memegang payudara


Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi

 Gambar 12. Perlekatan benar


 Gambar 13. Perlekatan salah

E. Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar


Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjut nya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar,
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
5. Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak yang
masuk.
6. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya putting saja),lingkar
aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan lingkar aerola bawah.
8. Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah .
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11. Puting susu tidak terasa nyeri.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13. Kepala bayi agak menengadah.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai dengan
berhenti sesaat.

F. Lama dan Frekuensi Menyusui


Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiyap bayi membutuhkan
karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar
ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam
menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa
jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu
yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering
disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui
sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui
sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat. (Sunarsih, 2011).

Anda mungkin juga menyukai