Mikoo
Mikoo
Scribd Logo
Cari
Cari
Cari
Unduh
71%
(7)
9K tayangan
82 halaman
Informasi Dokumen
Hak Cipta
Format Tersedia
Opsi Berbagi
Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru
Copy Text
Salin Tautan
71%71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
29%29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Unduh
BAB IPENDAHULUAN
zat kimia yangmenyebabkan dia sampai mati karenanya. Hanya manusia di dalam usahanya untuk
membebaskan diri dari kegiatan bakteri meramu zat
zat yang dapat meracuni bakteri, akantetapi tidak dapat meracuni diri sendiri atau meracuni zat
makanan yang diperlukannya. Zat
zatyang menghambat pembiakan bakteri dengan tidak membunuhnya disebut zat antiseptic atau zat
bacteria static. Zat yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri antara lain
zatdisenfektan dan zat antibiotic.Zat anti biotic adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya. Zat
disenfektan adalahsuatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada
permukaan bendamati seperti meja,lantai,dan pisau bedah. Faktor yang mempengaruhi aktifitas
antimikrobainvitro antara lain adalah PH lingkungan, komponen
komponen medium, takaran inokolum,lamanya inkubasi dan aktifitas metabolism organism.Oleh karena
itu dilakukannya percobaan uji daya hambat mikroba untuk membantumengidentifikasi daerah hambat
suatu zat anti microbial terhadap mikroorganisme. Denganadanya zat antimicrobial, pertumbuhan
mikroorganisme yang bersifat pathogen dapat dihambatdan dimatikan sehingga membantu manusia
mengatasi penyakit yang disebabkan olehmikroorganisme.
1.
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat
29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
3.
Mengetahui factor
hasil pengujian.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Mikroorganisme menyatakan suatu keadaan mikroorganisme yang meskipun masih hidup( viable )
tetapi tidak mengadakan multiplikasi. Terjadinya keadaan mikrobiastis dapatdisebabkan oleh pengaruh
fisik seperti , pengeringan , immobilitasi air sel dengan larutan yangtekanan osmotisnya tinggi, atau
dengan gabungan dari cara
cara tersebut. Mikrobiostatis kimiadapat disinfiksi adalah dua ungkapan yang perbedannya terletak pada
apa yang diartikan denganmematikan secara cepat ( yaitu disenfeksi ) dan apa yang diartikan dengan
mematikan secaralambat ( yaitu mikrobiostatis ). Zat
zat kimia yang merupakan tipe umum dari mikrobiostatiskimia terdiri dari tiga macam yaitu zat warna
aniline, sulfonamide, dan antibiotic ( Irianto, 2006).Zat
–
zat yang menghambat pembiakan secara bakteri dengan tiada membunuhnyadisebut zat antiseptic atau
zat bakteriostatik. Zat yang dapat membunuh bakteri disebutdisenfektan, germisida atau bakterisida.
Ada disenfektan yang membunuh bakteri dengan tidak merusaknya sama sekali, tetapi zat
zat kimia seperti basa dan asam organic menyebabkanhancurnya bakteri dan mungkin terjadi
kehancuran ini akibat dari suatu hidrolisis. Kerusakan bakteri pada umumnya dibagi atas 3 golongan
yaitu oksidasi, koagulasi atau penggumpalan protein, depresi dan ketegangan permukaan
( Dwidjoseputro,2005 ).Pada umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap disenfektan
dari pada bakteri yang tua. Faktor
factor yang mempengaruhi daya disenfektan antara lain pekatencernya kosentrasi, kenaikan
temperature menambah daya disenfektan, medium juga dapatmenawarkan disenfektan. Susu , plasma
darah dan zat
zat lain yang serupa protein seringmelindungi bakteri terhadap pengaruh disenfektan tertentu
( Dwidjoseputro,2005 ).Beberapa disenfektan dan antiseptic , zat
zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas gram
gram logam , fenol dan senyawa - senyawa lainyang sejenis, formal dehida , alkohol, yodium klor dan
persenyawaan klor, zat warna , detergen ,sulfona muda, dan antibiotic ( Dwidjoseputro,2005 ).Menurut
Waksman, antibiotic adalah zat
zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatanmikroorganisme yang lain.
Antibiotik yang pertama dikenal adalah penisilin, suatu zat yangdihasilkan oleh jamur
penicilium. Sp.
Penisilin ditemukan oleh flerning pada tahun 1929, namun baru sejak tahun 1943 antibiotik ini banyak
digunakan sebagai pembunuh bakteri. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri dikatakan
mempunyai spectrum luas, sebaliknya
antibiotic yang hanya efektif untuk spesies tertentu mempunyai spectrum yang sempit. Sebelumsuatu
antibiotic digunakan untuk keperluan pengobatan, maka perlulah terlebih dahulu antibioticdiuji efeknya
terhadap spesies bakteri tertentu. Sesuai dengan keperluan , maka suatu antibioticdapat diberikan
kepada seorang pasien dengan jalan penyuntikan dapat dilakukan dengan intramoskular
( Dwidjoseputro,2005 ).Kekuatan antibiotic yang diproduksi harus disesuaikan dengan
“Internasional Standard Sample “ dan satuan internasional. Pada umumnya contoh baku
internasional dari suatu antibiotic mengandung sejumlah antibiotic yang telah dimurnikan secarateliti,
baik terhadap kekuatannya maupun keaktifannya. Ada beberapa cara untuk menentukan preparat
antibiotic. Penentuan kekuatan ini dapat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut,menghitung daerah
penghambatan dalam dalam lempeng agar dapat menentukan kosentrasiterkecil yang masih dapat
menghambat pertumbuhan ( MIC ) dari suatu antibiotic terhadaporganisme yang belum diketahui , dan
untuk mengetahui konsentrasi antibiotic yang dapattercapai dalam cairan tubuh atau jaringan ( Irianto,
2006 ).Berdasarkan luas aktifitasnya antibiotika dapat digolongkan atas zat
zat dengan aktifitas luas , adapun penggolongan antibiotika adalah sebagai berikut golongan penisilin ,
golongan sefalosparin, golongan aminoglikosida , golonganchlorampenicol, golongan tetrasidin,
golongan makrosida, golongan quinolon ( Waluyo,2004 ).Pada mulanya diduga mekanisme aktifitasnya
antimikroba adalah antagonismekompetitif, tetapi nyatanya organisme kompetitif jarang terjadi.
Kebanyakan zat antimikrobayang efektif kerjanya mengganggu sintesis penyusunan atau komponen
a. Logam-logam Berat
Logam berat berfungsi sebagai antimikroba oleh karena dapat mempresipitasikan enzim- enzim atau
protein esensial dalam sel. Logam-logam berat yang umum dipakai adalah Hg, Ag,As, Zr dan Cu. Daya
antimikroba dari logam berat, dimana pada konsentrasi yang kecil sajadapat membunuh mikroba
dinamakan daya oligodinamik. Tetapi garam dari logam berat inimudah merusak kulit, merusak alat -
alat yang terbuat dari logam, dan harganya mahal(Dwidjoseputro, 2005).
c. Alkohol
Alkohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dandisinfeksi. Alkohol
mendenaturasikan protein dengan jalan dehidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak. Oleh karena itu,
membran sel sel akan rusak, dan enzim - enzim akandinonaktifkan oleh alkohol. Etanol murni kurang
daya bunuhnya terhadap mikroba Jikadicampur dengan air murni, efeknya menjadi lebih baik Alkohol 50
- 70% banyak dipergunakansebagian disinfektan (Dwidjoseputro, 2005).Ada 3 jenis alkohol yang
dipergunakan sebagai disinfektan, yaitu metanol, etanol, danisopropanol. Menurut ketentuan, semakin
tinggi berat molekulnya, semakin meningkat pula dayadisinfektannya. Oleh karena itu, diantara ketiga
jenis alkohol tersebut isopropil alkohol adalahyang paling banyak digunakan. Yang banyak dipergunakan
dalam praktek adaiah larutan alkohol70
80% dalam air. Konsentrasi di atas 90% atau dibawah 50% biasanya kurang efektif kecualiuntuk isopropil
alkohol yang masih tetap efektif sampai konsentrasi 99%. Waktu yangdiperlukan untuk membunuh sel-
sel vegetatif cukup 10 menit, tetapi untuk spora tidak (Dwidjoseputro, 2005).
d . Aldehid
Cara bekerjanya aldehid ialah dengan cara membunuh sel mikroba denganmendenaturasikan protein.
Larutan formaldehid (CH2O) 20% dalam 65-70% alkohol merupakancairan pensteril yang sangat baik
apabila aiat-alat direndam selama 18 jam. Akan tetapi karenameninggalkan residu, maka alat-alat
tersebut harus dibilas dulu sebelum dipakai. Senyawa lain
aldehid, yakni
glutaraldehid
Stafilokokus
dan virus dalam waktu 10 menit, sedangkan untuk membunuh sporadiperlukan 3-12 jam. Senyawa
tersebut bersifat nontoksik dan tidak iritatif bagi manusia(Dwidjoseputro, 2005).
e. Yodium
Larutan yodium, baik dalam air maupun dalam alkohol bersifat sangat antiseptik dantelah lama dipakai
sejak lama sebagai antiseptik kulit sebelum proses pembedahan(Dwidjoseputro, 2005).
BAB III
METODE KERJA
Pratikum kali ini tentang uji daya hambat mikroba dilaksanakan pada hari kamis tanggal28 April 2011
pukul 11.30
15.00 WITA,dilanjutkan pengamatan pada hari jumat tanggal 29April 2011 pukul 10.00
3.2.1 Alat
1.
Tabung reaksi2.
Jarum ose5.
Lampu bunsen6.
Spidol8.
Penggaris9.
Pensil
10.
Pinset11.
Cawan petrids12.
Inkubator 14.
korek
3.2.2 Bahan
bahan
1.
Ampicillin 0,0125 gr 2.
Amoxillin 0,0125 gr 3.
Chlorampenichol 0,0125 gr 4.
Detergen5.
Wipol6.
Detol7.
Listerin8.
Bayclin9.
Media LBA10.
Biakan bakteri
Staphylococcus aureus
11.
Alkohol 70%13.
Aquades
1.
Disiapkan cawan petrids erisi LBA padat kemudian cawan di bagi empat kuadran3.
Di tempelkan kertas label yang telah di tulis larutan wipol, listerin, Bayclin, detol pada masing
Staphylococcus aureus
7.
Dipanaskan pinset diatas lampu bunsen, dan pinggiran cawan petri yang berisikertas cakram8.
Diambil satu paper disc (kertas cakram), kemudian dicelupkan kedalam antisepik detolmenggunakan
pinset9.
Dipanaskan pinggir cawan petri yang berisi media LBA, di letakkan peper disc pada cawan petriyang
telah diberi kertas label10.
C selama 24 jam12.
1.
Disiapkan cawan petrids berisi media LBA padat, kemudian cawan di bagi empat kuadran2.
Di tempelkan kertas label yang telah di tulis larutan ampicillin, amoxillin, Deterjen,Chlorampenichol
pada masing
–
Staphylococcus aureus
Disuapkan secara vertikal dan horizontal pada permukaan LBA sampai tertutup seluruh permukaanya6.
Dipanaskan pinset diatas lampu bunsen, dan pinggiran cawan petri yang berisikertas cakram7.
Diambil satu paper disc (kertas cakram), kemudian dicelupkan kedalam desinfektan
ampicillinmenggunakan pinset8.
Dipanaskan pinggir cawan petri yang berisi media LBA, di letakkan peper disc pada cawan petriyang
telah diberi kertas label9.
C selama 24 jam11.
Antibakteri
Keterangan
Desinfektan
Keterangan
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat
29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat
29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat
29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat
29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
Opsi Berbagi
Mira Yanti
ahyar
auroradanista
Majalah
Podcast
Lembar Musik
UJI DISINFEKTAN DAN ANTISEPTIK METODE CAKRAM KERTAS SARING DAN DIFUSI SUMUR
UJI DISINFEKTAN DAN ANTISEPTIK METODE CAKRAM KERTAS SARING DAN DIFUSI SUMUR
Sarah Putri
Marcelinus Hery
Laporan Preparat Whole Mount Hewan
Yulia
Yulia
laporan antiseptik
laporan antiseptik
Lidina
Hartadi Gunawan
Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang
Tentang Scribd
Media
Blog kami
Hubungi Kami
Undang teman
Hadiah
Hukum
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Dukungan
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Sosial
Instagram Instagram
Twitter Twitter
Facebook Facebook
Pinterest Pinterest
Buku
Buku audio
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Dokumen
Snapshot
Direktori
Bahasa:
Bahasa Indonesia
PENAWARAN EKSKLUSIF
Navigasi cepat
Beranda
Buku
Buku audio
Dokumen
, aktif
Ciutkan bagian
Beri Nilai
Bermanfaat
71%
71% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
Tidak bermanfaat
29%
29% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Ciutkan bagian
Bagikan
Copy Link
PENDAHULUAN
Di dalam alam yang sewajar – wajarnya bakteri menemui zat – zat kimia yang menyebabkan dia sampai
mati karenanya. Hanya manusia di dalam usahanya untuk membebaskan diri dari kegiatan bakteri
meramu zat – zat yang dapat meracuni bakteri, akan tetapi tidak dapat meracuni diri sendiri atau
meracuni zat makanan yang diperlukannya. Zat – zat yang menghambat pembiakan bakteri dengan tidak
membunuhnya disebut zat antiseptic atau zat bacteria static. Zat yang dapat membunuh dan
menghambat pertumbuhan bakteri antara lain zat disenfektan dan zat antibiotic.
Zat anti biotic adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya. Zat disenfektan adalah suatu senyawa kimia yang
dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja,lantai,dan
pisau bedah. Faktor yang mempengaruhi aktifitas antimikroba invitro antara lain adalah PH lingkungan,
komponen – komponen medium, takaran inokolum, lamanya inkubasi dan aktifitas metabolism
organism.
percobaan uji daya hambat mikroba untuk membantu mengidentifikasi daerah hambat suatu zat anti
microbial terhadap mikroorganisme. Dengan adanya zat antimicrobial, pertumbuhan mikroorganisme
yang bersifat pathogen dapat dihambat dan dimatikan sehingga membantu manusia mengatasi penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Mikroorganisme menyatakan suatu keadaan mikroorganisme yang meskipun masih hidup ( viable
) tetapi tidak mengadakan multiplikasi. Terjadinya keadaan mikrobiastis dapat disebabkan oleh
pengaruh fisik seperti , pengeringan , immobilitasi air sel dengan larutan yang tekanan osmotisnya
tinggi, atau dengan gabungan dari cara – cara tersebut. Mikrobiostatis kimia dapat disinfiksi adalah dua
ungkapan yang perbedannya terletak pada apa yang diartikan dengan mematikan secara cepat ( yaitu
disenfeksi ) dan apa yang diartikan dengan mematikan secara lambat ( yaitu mikrobiostatis ). Zat – zat
kimia yang merupakan tipe umum dari mikrobiostatis kimia terdiri dari tiga macam yaitu zat warna
aniline, sulfonamide, dan antibiotic ( Irianto, 2006 ).
Zat – zat yang menghambat pembiakan secara bakteri dengan tiada membunuhnya disebut zat
antiseptic atau zat bakteriostatik. Zat yang dapat membunuh bakteri disebut disenfektan, germisida atau
bakterisida. Ada disenfektan yang membunuh bakteri dengan tidak merusaknya sama sekali, tetapi zat –
zat kimia seperti basa dan asam organic menyebabkan hancurnya bakteri dan mungkin terjadi
kehancuran ini akibat dari suatu hidrolisis. Kerusakan bakteri pada umumnya dibagi atas 3 golongan
yaitu oksidasi, koagulasi atau penggumpalan protein, depresi dan ketegangan permukaan
( Dwidjoseputro,2005 ).
Pada umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap disenfektan dari pada bakteri
yang tua. Faktor – factor yang mempengaruhi daya disenfektan antara lain pekat encernya kosentrasi,
kenaikan temperature menambah daya disenfektan, medium juga dapat menawarkan disenfektan. Susu
, plasma darah dan zat – zat lain yang serupa protein sering melindungi bakteri terhadap pengaruh
disenfektan tertentu ( Dwidjoseputro,2005 ).
Beberapa disenfektan dan antiseptic , zat – zat yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas gram – gram logam , fenol dan senyawa - senyawa lain yang
sejenis, formal dehida , alkohol, yodium klor dan persenyawaan klor, zat warna , detergen , sulfona
muda, dan antibiotic ( Dwidjoseputro,2005 ).
Menurut Waksman, antibiotic adalah zat – zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme , dan zat – zat
itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
Antibiotik yang pertama dikenal adalah penisilin, suatu zat yang dihasilkan oleh jamur penicilium. Sp.
Penisilin ditemukan oleh flerning pada tahun 1929, namun baru sejak tahun 1943 antibiotik ini banyak
digunakan sebagai pembunuh bakteri. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri dikatakan
mempunyai spectrum luas, sebaliknya antibiotic yang hanya efektif untuk spesies tertentu mempunyai
spectrum yang sempit. Sebelum suatu antibiotic digunakan untuk keperluan pengobatan, maka perlulah
terlebih dahulu antibiotic diuji efeknya terhadap spesies bakteri tertentu. Sesuai dengan keperluan ,
maka suatu antibiotic dapat diberikan kepada seorang pasien dengan jalan penyuntikan dapat dilakukan
dengan intra moskular ( Dwidjoseputro,2005 ).
Berdasarkan luas aktifitasnya antibiotika dapat digolongkan atas zat – zat dengan aktifitas sempit
dan zat – zat dengan aktifitas luas , adapun penggolongan antibiotika adalah sebagai berikut golongan
penisilin , golongan sefalosparin, golongan aminoglikosida , golongan chlorampenicol, golongan
tetrasidin, golongan makrosida, golongan quinolon ( Waluyo,2004 ).
Pada mulanya diduga mekanisme aktifitasnya antimikroba adalah antagonisme kompetitif, tetapi
nyatanya organisme kompetitif jarang terjadi. Kebanyakan zat antimikroba yang efektif kerjanya
mengganggu sintesis penyusunan atau komponen – komponen makromolekul sel. ( Irianto, 2006 ).
a. Logam-logam Berat
Logam berat berfungsi sebagai antimikroba oleh karena dapat mempresipitasikan enzim - enzim atau
protein esensial dalam sel. Logam-logam berat yang umum dipakai adalah Hg, Ag, As, Zr dan Cu. Daya
antimikroba dari logam berat, dimana pada konsentrasi yang kecil saja dapat membunuh mikroba
dinamakan daya oligodinamik. Tetapi garam dari logam berat ini mudah merusak kulit, merusak alat -
alat yang terbuat dari logam, dan harganya mahal (Dwidjoseputro, 2005).
ruang bedah sebagai germisida, untuk mencegah timbulnya infeksi pasca bedah. Pada konsentrasi yang
rendah (2 - 4%), daya bunuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan
selain itu juga merusak membran sel dengan cara menurunkan tegangan permukaannya. Fenol
merupakan standar pembanding untuk menentukan aktivitas atau khasiat suatu disinfektan
(Dwidjoseputro, 2005).
Kresol (kreolin) lebih baik khasiatnya dari pada fenol. Lisol adalah disinfektan yang berupa campuran
sabun dengan kresol, lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan lainnya (Dwidjoseputro, 2005).
Karbol adalah nama lain dari fenol. Seringkali orang mencampurkan baubauan yang sedap, sehingga
disinfektan menjadi lebih menarik (Dwidjoseputro, 2005).
c. Alkohol
Alkohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan disinfeksi. Alkohol
mendenaturasikan protein dengan jalan dehidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak. Oleh karena itu,
membran sel sel akan rusak, dan enzim - enzim akan dinonaktifkan oleh alkohol. Etanol murni kurang
daya bunuhnya terhadap mikroba Jika dicampur dengan air murni, efeknya menjadi lebih baik Alkohol
50 - 70% banyak dipergunakan sebagian disinfektan (Dwidjoseputro, 2005).
Ada 3 jenis alkohol yang dipergunakan sebagai disinfektan, yaitu metanol, etanol, dan isopropanol.
Menurut ketentuan, semakin tinggi berat molekulnya, semakin meningkat pula daya disinfektannya.
Oleh karena itu, diantara ketiga jenis alkohol tersebut isopropil alkohol adalah yang paling banyak
digunakan. Yang banyak dipergunakan dalam praktek adaiah larutan alkohol 70 – 80% dalam air.
Konsentrasi di atas 90% atau dibawah 50% biasanya kurang efektif kecuali untuk isopropil alkohol yang
masih tetap efektif sampai konsentrasi 99%. Waktu yang diperlukan untuk membunuh sel-sel vegetatif
cukup 10 menit, tetapi untuk spora tidak (Dwidjoseputro, 2005).
d . Aldehid
Cara bekerjanya aldehid ialah dengan cara membunuh sel mikroba dengan mendenaturasikan protein.
Larutan formaldehid (CH2O) 20% dalam 65-70% alkohol merupakan cairan pensteril yang sangat baik
apabila aiat-alat direndam selama 18 jam. Akan tetapi karena meninggalkan residu, maka alat-alat
tersebut harus dibilas dulu sebelum dipakai. Senyawa lain aldehid, yakni glutaraldehid merupakan solusi
seefektif formaldehid, terutama bila pH-nya 7,5 atau lebih. Stafilokokus dan Iain-lain sel vegetatif akan
dimatikan dalam waktu 5 menit, Mycobacterium tuberculosis dan virus dalam waktu 10 menit,
sedangkan untuk membunuh spora diperlukan 3-12 jam. Senyawa tersebut bersifat nontoksik dan tidak
iritatif bagi manusia (Dwidjoseputro, 2005).
e. Yodium
Larutan yodium, baik dalam air maupun dalam alkohol bersifat sangat antiseptik dan telah lama dipakai
sejak lama sebagai antiseptik kulit sebelum proses pembedahan (Dwidjoseputro, 2005).
BAB III
METODE KERJA
Pratikum kali ini tentang uji daya hambat mikroba dilaksanakan pada hari kamis tanggal 28 April 2011
pukul 11.30 – 15.00 WITA,dilanjutkan pengamatan pada hari jumat tanggal 29 April 2011 pukul 10.00 –
12.00. Bertempat dilaboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
4. Jarum ose
5. Lampu bunsen
7. Spidol
8. Penggaris
9. Pensil
10. Pinset
13. Inkubator
14. korek
1. Ampicillin 0,0125 gr
2. Amoxillin 0,0125 gr
3. Chlorampenichol 0,0125 gr
4. Detergen
5. Wipol
6. Detol
7. Listerin
8. Bayclin
9. Media LBA
13. Aquades
2. Disiapkan cawan petrids erisi LBA padat kemudian cawan di bagi empat kuadran
3. Di tempelkan kertas label yang telah di tulis larutan wipol, listerin, Bayclin, detol pada masing –
masing titik kuadran di cawan petri
5. Di celupkan lidi berujung kapas ke dalam biakan bakteri Staphylococcus aureus yang telah
dicampur dengan 0,9% NaCl
6. Disuapkan secara vertikal dan horizontal pada permukaan LBA sampai tertutup seluruh
permukaanya
7. Dipanaskan pinset diatas lampu bunsen, dan pinggiran cawan petri yang berisikertas cakram
8. Diambil satu paper disc (kertas cakram), kemudian dicelupkan kedalam antisepik detol
menggunakan pinset
9. Dipanaskan pinggir cawan petri yang berisi media LBA, di letakkan peper disc pada cawan petri
yang telah diberi kertas label
1. Disiapkan cawan petrids berisi media LBA padat, kemudian cawan di bagi empat kuadran
2. Di tempelkan kertas label yang telah di tulis larutan ampicillin, amoxillin, Deterjen,
Chlorampenichol pada masing – masing titik kuadran pada cawan petri
4. Di celupkan lidi berujung kapas ke dalam biakan bakteri Staphylococcus aureus yang telah
dicampur dengan 0,9% NaCl
5. Disuapkan secara vertikal dan horizontal pada permukaan LBA sampai tertutup seluruh
permukaanya
6. Dipanaskan pinset diatas lampu bunsen, dan pinggiran cawan petri yang berisikertas cakram
7. Diambil satu paper disc (kertas cakram), kemudian dicelupkan kedalam desinfektan ampicillin
menggunakan pinset
8. Dipanaskan pinggir cawan petri yang berisi media LBA, di letakkan peper disc pada cawan petri
yang telah diberi kertas label
BAB IV
4.1.1.1 Antibakteri
Antibakteri
Keterangan
a. Chloramphenicol
b. Detergen
c. Amphisillin
d. Amoxillin
4.1.1.2 Desinfektan
Desinfektan
Keterangan
a. Wipol
b. Detol
c. Bayclin
d. Listerin
4.2 Perhitungan
4.2.1 Antibakteri
4.2.1.1 Chloramphenichol
N1 : 25 N5 : 21
N2 : 23 N6 : 22
N3 : 20 N7 : 25
N4 : 22 N8 : 27
90 95 : 90 + 95 : 185
: 185 : 23,125
Diameter cakram
: 23,125 - 6
: 2,8542 mm
4.2.1.2 Deterjen
N1 : 26 N5 : 32
N2 : 26 N6 : 33
N3 : 28 N7 : 31
N4 : 32 N8 : 27
: 235 : 29,375
: 29,375 - 6
: 3,8958 mm
4.1.2.3 Amhisillin
N1 : 21 N5 : 25
N2 : 22 N6 : 24
N3 : 22 N7 : 24
N4 : 24 N8 : 23
89 96 : 89 + 96 : 185
: 185 : 23,125
Diameter cakram
: 23,125 - 6
: 2,8542 mm
4.2.1.4 Amoxillin
N1 : 0 N5 : 0
N2 : 0 N6 : 0
N3 : 0 N7 : 0
N4 : 0 N8 : 0
0 0 :0 + 0 : 0
: 0 : 0
Diameter cakram
: 0 - 6
: 0
4.2.2 Disenfektan
4.2.2.1 Detol
N1 : 32 N5 : 41
N2 : 32 N6 : 35
N3 : 36 N7 : 36
N4 : 38 N8 : 37
: 287 : 35,875
Diameter cakram
: 35,875 - 6
6
: 4,9792 mm
4.2.2.2 Wipol
N1 : 32 N5 : 39
N2 : 35 N6 : 37
N3 : 40 N7 : 33
N4 : 42 N8 : 32
: 20 : 36,25
Diameter cakram
: 36,25 - 6
: 5,04167 mm
4.2.2.3 Bayclin
N1 : 22 N5 : 39
N2 : 24 N6 : 37
N3 : 25 N7 : 33
N4 : 26 N8 : 23
97 99 : 97 + 99 : 196
: 196 : 24,5
8
Diameter cakram
: 24,5 - 6
: 3,6833
4.2.2.4 Listerin
N1 : 0 N5 : 0
N2 : 0 N6 : 0
N3 : 0 N7 : 0
N4 : 0 N8 : 0
0 0 :0 + 0 : 0
: 0 : 0
Diameter cakram
: 0 - 6
: 0
4.3 Pembahasan
Antibiotik adalah golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yng mempunyaiefek menekan
atau menghentikan suatu proses biokimia dalam organisme khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri
(Dwidjoseputro, 2005).
Penggunaan antbiotik khususnya berkaian dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam
bioteknologi dan rekayasa genetka juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap muatan atau transform.
Antibiotik bekerja seperti peptida dengan menekan atau memutus suatu mata rantai metabolisme,
hanya saja targetnya adalh bakteri, antibioika berbeda dengan disenfektan cara kerjanya
(Dwidjoseputro, 2005).
Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetativ belum tentu mematikan bentuk sepora
mikroorganisme penyebab suatu penyakit kelompok utama desinfektan yaitu fenol, alkohol, detergen,
hologen. Cara kerja zat – zat kimia dalam mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme,
bebeda – beda antara lain dengan merusak dinding sel, mengubah permeabilitas sel, mengubah molekul
protein dan asam amino yang memiliki mikroorganisme, menghsmbst kerja enzim, menhambat simiosis
asam nukleat dan protein, serta sebagai anti metabolit (Dwidjoseputro, 2005)
Baterisiada adalah suatu bahan yang mematikan bentuk – bentuk bakteri, bakteriostatis adalah
suatu keadaan yang menghambat pertumbuhan bakteri (waluyo, 2004)
Staphylococcus areus adalh bakteri berbentuk coccus, gram negatif, farmasi staphylae,
mengeluarkan endotoxin, tdak bergerak, tidak mampu membentuk spoa, fakultatf anerob, sangat tahan
terhadap pengeringan, mati pada suhu 600C setelah 60 menit, meruppakan flora normal pada kulit dan
saluran pernapasan bagian atas (Waluyo, 2004).
Pada percobaan ini yatu uji daya hambat mikroba digunakan 3 antibiotik, 1 detejen dan empat
disenfektan dan digunakan bakteri Staphylococcus areus. Diperoleh zat yang memiliki zona hambat
terbesar adalah detergen 29,375 mm dan indeks daya hambatnya 3,89 mm, kemudian detol dengan
zona hambat 35,87 mm dan indeksnya 4,9 mm, kemudian amphisillin dengan zona hambat 23,12 mm
dan indeksnya 2,85 mm kemudian chloramphenicol dangan hambat 23,12 mm dan 2,8 mm, sedangkan
listeri dan amoxillin tidak mempengaruhi dalam menghambat bakteri dengan tidak adnya zona hambat.
Faktor kesalahan pada pratikum ini adalah menyulap media LBA tidak sampai rata pada
permukaanya LBA, sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba, pinset dipanaskan terlalu panas
dan tidak dianginkan terlebih dahulu sehingga dapat membunuh mikroba.
f. Klor dan Senyawa Klor
Klorin bebas memiliki warna khas (hijau) dan bau yang tajam. Sudah lama klorin dikenal sebagai
deodoran dan disinfektan yang sangat baik. Klorin dijadikan standar pengolahan air minum di seluruh
lingkungan. Sayangnya kebanyakan senyawa klorin diinaktifkan bahan-bahan organik dan beberapa
katalisator logam (Dwidjoseputro, 2005).
g. Peroksida
Peroksida hidrogen (H202) merupakan antiseptik yang efektif nontoksik. Molekulnya tidak stabit dan
apabila dipanaskan akan teurai menjadi air dan oksigen (Dwidjoseputro, 2005).
h. Zat Warna
misalnya derivat akridin dan zat warna rosan Akriflavin (campuran derivat akridin
dengan senyawa I mempunyai spektrum aktivitas yang luas, dan telah lama dipergunakan untuk
mengobati infeksi traktus urinar Mekanisme kerjanya disebabkan karena akridin mampu bereduksi
dengan ADN mikrobe (Dwidjoseputro, 2005).
i. Deterjen
Sabun biasa tidak banyak khasiatnya sebagai zat pembunuh bakteri (bakterisida), tetapi kalau dicampur
dengan heksaklorofen daya bunuhnya menjadi besar sekali. Sejak lama obat pencuci yang mengandung
ion (deterjen) banyak digunakan sebagai pengganti sabun. Deterjen tidak hanya bersifat bakteriostatik,
melainkan juga merupakan bakterisida. Terutama bakteri yang bersifat Gram positif (Dwidjoseputro,
2005).
j. Suifonamida
Sejak tahun 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai
penghambat pertumbuhan bakteri dan tidak memiliki sifat tidak merusak jaringan manusia. Mikroba
yang peka terhadap suifonamida, antara lain Streptococcus yang mengganggu tenggorokan,
Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus. Penggunaan obat ini bila tidak dengan aturan, akan
menimbulkan gejala-gejala alergi dan berakibat kekebalan bagi mikrobe-mikrobe tertentu
(Dwidjoseputro, 2005).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum uji daya hambat mikroba dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambatan adalah: kekeruhan susupensi
bakteri, waktu pengeringan, temperatur inkubasi, waktu inkubasi tebalnya agar - agar, dan jarak antara
disc obat.
2. Antibiotik yang digunakan mampu menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat dibuktikan
dengan adanya luas wilayah jernih pada zona hambat, diantara antibiotik yang digunakan
chlorampenichol, amoxillin, ampicillin yang memilikidaya hambat terbaik adalah chlorampenichol, ketiga
antibiotikini bersifat menghambat tidak mematikan karena digunakan dalam konsentrasi rendah.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil ujian diantaranya adalah pH lingkungan, komponen –
komponen medium, stabilitas obat, takaran inokolum, lamanya inkubasi, dan aktivitas metabolisme
mikroorganisme.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam pratikum kali ini, digunakan juga zat – zat yang aktifitasnya sempit, misalnya pada zat
antibiotik dapat digunakan entromisin (hanya bersifat pada bakteri gram positif), streptomisin dan
gentamisin (hanya bersifat pada bakteri gram negatif).
DAFTAR PUSTAKA
Share
3 comments:
Min zona hambat dan zona bening tuh sama or beda? Fast respon
Reply
Min zona hambat dan zona bening tuh sama or beda? Fast respon
Reply
Zona hambat sama zona bening itu sama, dari zona bening itu dapat diketahui adanya daya hambat
Reply
‹
Home
About Me
My photo
IG : Itrwhyn | Ita Trie Wahyuni |1992 | Samarinda | SD 001 SMD | SMPN 7 SMD | SMAN 10 Melati SMD
| Teknik Kimia UNMUL 2010 | Itatriewahyuni@gmail.com
Powered by Blogger.