Anda di halaman 1dari 38

BUKU PANDUAN PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS

HOLISTIK PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

PROGRAM PROFESI KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON


2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Atas terselesaikan nya
buku Pedoman Praktik Fisiologis Holistik Persalinan dan Bayi baru lahir ini.
Pelaksanaan praktik ini dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa program studi Profesi Kebidanan Poltekes Bhakti Pertiwi Husada
Cirebon dalam memberikan keterampilan profesionalnya serta mampu mengidentifikasi
kebutuhan dasar manusia. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menguji kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor pada mata kuliah yang telah diampu.
Buku ini dimaksudkan sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan praktik
fisiologis holistic Persalinan dan Bayi baru lahir yang telah ditentukan oleh institusi pendidikan.
Untuk lebih menyempurnakan buku ini segala kritik dan saran tetap kami harapkan. Pedoman
ini diharapkan dapat memberi kejelasan bagi pembimbing, penguji, maupun mahasiswa
Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon. Mudah-mudahan buku panduan ini dapat bermanfaat
bagi pelaksanaan pendidikan di Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Cirebon,
Ttd
Penyusun

Prodi Profesi Kebidanan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan tenaga kesehatan di Politeknik Kesehatan (Poltekes) Bhakti Pertiwi
Husada Cirebon diarahkan untuk menghasilkan tenaga-tenaga kesehatan yang terampil dan
siap pakai serta mampu bersaing dalam dunia kerja.
Program studi Profesi Kebidanan Poltekes Bhakti Pertiwi Husada
menyelenggarakan pendidikan Program Profesi Kebidanan yang memiliki kualifikasi :
1. Melakukan praktik kebidanan fisiologis holistic Kehamilan
2. Melakukan praktik kebidanan fisiologis holistic persalinan dan BBL
3. Melakukan praktik kebidanan fisiologis holistic nifas
4. Melakukan praktik kebidanan fisiologis holistic neonatus, bayi dan balita
5. Melakukan praktik kebidanan fisiologis holistic KB dan kesehatan repoduksi
6. Melakukan Praktik kebidanan fisiologis holistik Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal
7. Melakukan praktik manajemen pelayanan kebidanan
Program Profesi Kebidanan merupakan pendidikan professional yang menuntut
lulusannya kompeten melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan yang diharapkan.
Pendidikan tenaga kesehatan Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon dalam
melaksanakan program Profesi Kebidanan diarahkan untuk menghasilkan tenaga ahli
madya kebidanan yang profesional dan mandiri, untuk menunjang hal itu diadakan
kegiatan pembelajaran, seminar, praktik laboratorium dan praktik klinik kebidanan.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mencapai kompetensi yang harus dimiliki
oleh lulusan Profesi Kebidanan. Untuk mencapai kompetensi tersebut, mahasiswa Profesi
Kebidanan diberi kesempatan untuk mempraktikkan kegiatan pembelajaran yang diterima
di kelas dan kemudian diterapkan di lahan praktik.
Berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, pembelajaran Praktik kebidanan
fisiologis holistik Persalinan dan Bayi baru lahir terdiri dari 4 SKS Praktik di
lapangan/Klinik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam Praktik kebidanan fisiologis holistik
Persalinan dan Bayi baru lahir.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan pembelajaran Praktik kebidanan fisiologis holistik Persalinan dan Bayi baru
lahir adalah melakukan pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, evaluasi,
pendokumentasian asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dalam menerapkan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam praktik Kebidanan pada tatanan klinik
sehingga keterampilan mahasiswa lebih dapat ditingkatkan lagi, untuk menempuh
pembelajaran selanjutnya baik di dalam institusi pendidikan maupun di lahan praktik.
2. Tujuan Khusus / Kompetensi Yang Diharapkan
Setelah mengikuti pembelajaran Praktik kebidanan fisiologis holistik Persalinan dan
Bayi baru lahir, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan pengkajian pada asuhan Persalinan dan Bayi baru lahir dengan
pendekatan holistik
b. Melakukan analisa data pada asuhan Persalinan dan Bayi baru lahir dengan
pendekatan holistik
c. Melakukan perencanaan asuhan kebutuhan Persalinan dan Bayi baru lahir dengan
pendekatan holistik
d. Melakukan implementasi asuhan Persalinan dan Bayi baru lahir dengan
pendekatan holistik
e. Melakukan evaluasi pada asuhan Persalinan dan Bayi baru lahir dengan
pendekatan holistik
f. Melakukan pendokumentasian Persalinan dan Bayi baru lahir dengan pendekatan
holistik
g. Melakukan kajian kasus-kasus Persalinan dan Bayi baru lahir
h. Melakukan reflektive praktik
C. Beban Studi Mahasiswa
Kegiatan dilakukan di lahan praktik sesuai Standar beban studi berdasarkan
ketentuan sistem kredit semester pada Poltekes Bhakti Pertiwi Husada adalah:
4 SKS X 200 menit X 16 minggu = 12.800 menit/60 menit = 213 jam / 7 jam per hari = 30
hari
BAB II
PENYELENGGARAAN PRAKTIK

Praktik kebidanan fisiologis holistik Persalinan dan Bayi baru lahir ini disusun
berdasarkan tujuan praktik seperti dikemukakan di BAB I. Untuk melandasi pelaksanaan
kegiatan praktik ini perlu diterapkan beberapa kebijakan untuk dipahami oleh pembimbing dan
mahasiswa. Adapun kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kebijakan
Sesuai dengan tujuan Praktik maka ditetapkan kebijakan ketrampilan dasar
kebidanan ini sebagai berikut:
1. Memperhatikan landasan teori, sistem dan kondisi serta prosedur di lahan Praktik.
2. Harus mengikuti dan tidak bertentangan dengan peraturan dan atau ketentuan yang
berlaku di lahan Praktik.
3. Pembimbing lahan Praktik dan mahasiswa yang mengikuti kegiatan Praktik
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya agar tujuan Praktik dapat tercapai secara
memuaskan.
4. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan Praktik ini agar berupaya secara maksimal sehingga
target Praktik yang telah ditetapkan dapat tercapai sepenuhnya.
5. Didalam kegiatan Praktik ini, kerjasama antara pembimbing akademik, pembimbing
lapangan dan mahasiswa diharapkan terjalin dengan baik, sehingga segala permasalahan
dapat diatasi secara cepat dan kesalahan dikurang seminimal mungkin.
6. Sarana dan peralatan yang ada dimanfaatkan secara optimal serta dipelihara dengan
baik guna kepentingan kegiatan Praktik Kebidanan ini.
7. Klien termasuk keluarganya dilayani sebaik mungkin sehingga kebutuhan klien
terpenuhi dan merasa puas atas jasa pelayanan yang diberikan.
8. Waktu Praktik digunakan seefektif mungkin dan seefisien mungkin sehingga tidak ada
kegiatan yang terlambat dilakukan.
9. Prinsip belajar sambil memberi jasa pelayanan harus diterapkan di dalam kegiatan
Praktik ini.

B. Kegiatan Praktik
Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Adapun tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Dalam tahap persiapan ini unsur-unsur yang terkait melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Pendidikan
1) Pembentukan Panitia Kegiatan
Panitia Kegiatan Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan Bayi baru
lahir ini ditetapkan dengan surat keputusan Direktur Poltekes Bhakti Pertiwi
Husada Cirebon.
2) Penyusunan Kerangka Acuan
Kerangka Acuan disusun oleh Program Studi Profesi yang meliputi: tujuan,
waktu, tempat, peserta, langkah kegiatan termasuk pembiayaan.
3) Penjajagan Tempat Praktek
Penjajagan dilaksanakan oleh Panitia Kegiatan Praktik Kebidanan II
4) Persiapan Mahasiswa
Mahasiswa diberikan pembekalan oleh pihak akademik mengenai tujuan
dilaksanakannya praktek, tempat dan waktu pelaksanaan praktek serta biaya
kegiatan.

b. Pembimbing akademik
Pembimbing akademik menyiapkan :
1) Strategi bimbingan Praktik
2) Rincian ketrampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan
kegiatan Praktik
3) Tehnik observasi dan pengawasan
4) Tehnik evaluasi

c. Pembimbing lapangan
1) Mempelajari bentuk kegiatan Praktik yang telah ditetapkan oleh pendidikan
2) Menyesuaikan tujuan Praktik dengan kegiatan pelayanan di lahan Praktik
3) Mempelajari data otentik mahasiswa yang mengikuti kegiatan Praktik
4) Menyiapkan sarana dan fasilitas dilahan Praktik yang mendukung kegiatan Praktik

d. Mahasiswa
Para mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan Praktik melakukan persiapan sebagai
berikut:
1) Mempelajari teori-teori yang terkait dengan kegiatan Praktik
2) Membaca dan berupaya memahami bentuk kegiatan Praktik dan pedoman Praktik
yang ditetapkan oleh pihak pendidikan
3) Menyiapkan peralatan, perlengkapan dan fasilitas lain untuk kepentingan masing-
masing yang mendukung kegiatan Praktik.

2. Tahap pelaksanaan
Dalam kegiatan pelaksanaan ini semua unsur terkait melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan secara umum memonitor pelaksanaan Praktik baik secara langsung
maupun tidak langsung. Bila timbul permasalahan didalam kegiatan Praktik ini, pihak
pendidikan berupaya menyelesaikan dengan melibatkan unsur-unsur yang terkait
sesuai dengan permasalahannya. Unsur-unsur yang terkait tersebut adalah pimpinan
lahan Praktik, pembimbing akademik, pembimbing lapangan serta mahasiswa yang
mengikuti kegiatan Praktik.
b. Pembimbing Akademik
Pembimbing akademik didalam pelaksanaan kegiatan Praktik kegiatan ini melakukan
tugas sebagai:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa yang melaksanakan kegiatan Praktik
2) Mengobservasi kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan Praktik
3) Memeriksa target yang dicapai oleh mahasiswa yang melaksanakan kegiatan
Praktik
4) Menampung masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dan mendiskusikannya
dengan pembimbing lapangan untuk mengatasinya
5) Memberi petunjuk secara tehnik kepada mahasiswa Praktik di samping petunjuk
tehnik yang dilakukan oleh pembimbing lapangan
Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing akademik tersebut diatas adalah atas
sepengetahuan pembimbing lapangan.
c. Pembimbing lapangan
Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing lapangan selama pelaksanaan kegiatan
Praktik adalah sebagai berikut :
1) Memeriksa absensi siswa yang mengikuti kegiatan Praktik
2) Member instruksi yang bersifat tugas dan atau kegiatan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa
3) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan Praktik yang dilakukan oleh
mahasiswa
4) Melakukan bimbingan tehnis pada mahasiswa yang melakukan kegiatan Praktik
5) Memberi penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang
melakukan Praktik
6) Mendiskusikan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dengan pembimbing
akademik untuk mencari pemecahannya.
d. Mahasiswa
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa didalam pelaksanaan Praktik ini adalah sebagai
berikut :
1) Mempelajari instruksi atau petunjuk yang disampaikan oleh pembimbing
akademik dan pembimbing lapangan.
2) Melaksanakan instruksi yang diberikan oleh pembimbing lapangan dalam
menerapkan ketrampilan dasar Praktik Kebidanan
3) Menanyakan dan mendiskusikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan Praktik kepada pembimbing akademik dan pembimbing
lapangan.
4) Mencatat kegiatan yang dilakukan dan membuat laporan

3. Tahap evaluasi
Dalam tahapan evaluasi dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Evaluasi aktifitas mahasiswa
Evaluasi mahasiswa ini dilakukan oleh pembimbing lapangan yang mencakup:
1) Kehadiran mahasiswa yang mengikuti kegiatan Praktik
2) Sikap mahasiswa selama mengikuti kegiatan Praktik
3) Target yang dicapai mahasiswa selama mengikuti kegiatan Praktik
4) Tingkat kemahiran yang dicapai oleh mahasiswa selama mengikuti kegiatan
Praktik
b. Pencapaian Target Di Bidan Praktik Mandiri dan Rumah Sakit
Peserta didik diharapkan pada praktik ini seluruh target dibawah ini dapat tercapai.
c. Pengorganisasian
Kegiatan Praktik di lapangan merupakan tanggung jawab ketua program studi Profesi
Kebidanan dibantu oleh staf yang bertugas :
1) Menyusun rencana kegiatan Praktik
2) Melakukan kerjasama dengan lahan Praktik
3) Membuat pedoman Praktik
4) Mengorganisasikan kegiatan Praktik mahasiswa
C. Lahan dan Waktu Praktik
Lahan Praktik dari kegiatan PK II menggunakan Rumah Sakit se-wilayah III Cirebon.
Penggunaan Lahan Praktik didasarkan atas kerjasama antara pendidikan dan lahan Praktik
yang terkait.
Waktu penyelenggaraan kegiatan ditentukan oleh Ketua Program Studi berdasarkan
kalender akademik yang sedang berjalan.
BAB III
PERAN DAN FUNGSI PEMBIMBING

Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB sebelumnya bahwa pembimbing yang


berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah pembimbing akademik dan pembimbing lapangan.
Peran dan fungsi pembimbing tersebut adalah sebagai berikut :
A. Peran dan Fungsi Pembimbing Akademik
1. Peran pembimbing akademik
a) Pemberi informasi secara teoritis terhadap Praktik yang dilakukan oleh mahasiswa
b) Pengobservasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa
c) Penampung masalah yang dihadapi oleh mahasiswa yang berkaitan dengan teori
dan Praktik yang dilakukan
d) Konsultan mahasiswa dalam kaitannya dengan masalah dukungan teoritis pada
pelaksanaan Praktik
e) Penilai kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan Praktik
2. Fungsi pembimbing akademik
a) Merencanakan kegiatan pembimbing Praktik lapangan
b) Memerksa kehadiran mahasiswa dalam melakukan kegiatan Praktik lapangan
c) Menentukan sanksi bagi mahasiswa yang tidak memenuhi kehadiran mahasiswa
bersama-sama pembimbing lapangan
d) Menentukan sanksi bagi yang tidak memenuhi kehadiran mahasiswa bersama-sama
dengan pembimbing lapangan
e) Melakukan pengamatan kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kepada klien
f) Memberi petunjuk teori-teori yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa waktu
melaksanakan kegiatan Praktik lapangan
g) Memeriksa dan mencatat pencapaian target selama melaksanakan kegiatan Praktik
h) Memberi petunjuk bagi mahasiswa yang tidak atau belum mencapai target
i) Menampung masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dan mendiskusikannya dengan
pembimbing lapangan untuk segera diatasi
j) Mencatat kegiatan bimbingan dan melaporkan kepada ketua program studi

B. Peran dan Fungsi Pembimbing Lapangan


1. Peran Pembimbing Lapangan
a) Perencana pelaksana bimbingan bagi mahasiswa yang Praktik di lahan Praktik
b) Pemberi instruksi yang harus dilakukan oleh mahasiswa
c) Pemeriksa kehadiran mahasiswa
d) Penampung masalah yang dihadapi mahasiswa dan pemecahannya didiskusikan
dengan pembimbing akademik
e) Penilai kegiatan mahasiswa
f) Pemberi masukan untuk perbaikan dan peningkatan Praktik yang akan datang
2. Fungsi pembimbing lapangan
a) Menyusun rencana kegiatan penempatan mahasiswa yang akan melakukan Praktik
di lahan Praktik
b) Memberi instruksi berdasarkan petunjuk teknis kepada mahasiswa yang
melaksanakan kegiatan Praktiknya
c) Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa
agar tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan kegiatan Praktik
d) Memeriksa kehadiran mahasiswa di lahan Praktik
e) Memberi nasihat kepada mahasiswa di lahan Praktik yang menghadapi masalah
dalam melaksanakan kegiatan Praktik
f) Menampung masalah mahasiswa yang perlu didiskusikan bersama pembimbing
akademik
g) Melakukan penilaian terhadap aktivitas mahasiswa
BAB IV
PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

Mahasiswa merupakan subyek dalam kegiatan Praktik ini. Keberhasilan kegiatan Praktik
tergantung kepada partisipasi mahasiswa dan antisipasi mahasiswa dalam menghadapi masalah
yang dihadapi selama melakukan Praktik. Peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai berikut.
A. Peran Mahasiswa
Peran mahasiswa dalam melakukan kegiatan Praktik tersebut adalah:
1. Pelaksana kegiatan Praktik dengan petunjuk yang ditetapkan oleh pembimbing
akademik dan pembimbing lapangan
2. Pengelola kegiatan yang dilakukan secara mandiri dan kelompok

B. Fungsi Mahasiswa
Sesuai dengan peran mahasiswa diatas, maka fungsi mahasiswa dalam melaksanakan
kegiatan Praktik adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan selama melaksanakan
kegiatan Praktik
2. Merencanakan aktifitas Praktik yang dilaksanakan
3. Melaksanakan kegiatan Praktik yang dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur
di lahan Praktik
4. Mencatat kegiatan yang dilakukan Praktik sesuai prosedur
5. Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan dan membandingkan dengan rencana dan
tujuan
6. Melakukan komunikasi dengan pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan Praktik
7. Melakukan komunikasi dengan klien dan keluarga untuk kelancaran pelayanan yang
diberikan dalam kegiatan Praktik
8. Melakukan diskusi dalam kegiatan Praktik berkelompok
9. Menyusun laporan praktik
10. Mempresentasikan laporan Kasus yang telah disusun oleh kelompok (di Rumah Sakit)

C. Tata Tertib Praktik


Untuk kelancaran pelaksanaan Praktik dan agar berhasil secara optimal maka ditetapkan
tata tertib Praktik sebagai berikut:
1. Mahasiswa harus menyiapkan diri baik secara fisik maupun mental selama mengikuti
kegiatan Praktik
2. Mahasiswa harus menanggung biaya yang timbul akibat Praktik lapangan dan
ditetapkan oleh akademik
3. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang mendukung kegiatan Praktik
4. Untuk di BPM berpakaian rapi dan sopan sesuai dengan kebijakan Lahan Praktik dan
tidak diperkenankan memakai pakaian pendek
5. Untuk di rumah sakit memakai pakaian putih dan celana putih serta atribut lengkap
6. Hadir di lahan Praktik 1 hari sebelum kegiatan dimulai dan dinas praktik sesuai shift
yang telah disusun dan disepakati oleh pihak lahan maupun akademik
7. Mengisi daftar kehadiran Praktik
8. Melapor kepada pembimbing lapangan sebelum kegiatan Praktik dimulai
9. Meminta izin kepada pembimbing atau penanggung jawab untuk keluar bila ada
keperluan tertentu selama melakukan kegiatan Praktik tersebut
10. Mengikuti instruksi pembimbing dengan baik sesuai dengan prosedur
11. Bersikap sopan dan berkata santun kepada pembimbing klien dan keluarganya serta
karyawan di lahan Praktik
12. Melakukan kegiatan Praktik sesuai prosedur, tidak ceroboh dan tepat waktu
13. Bersikap ramah kepada klien dan keluarganya
14. Memelihara dan manjaga peralatan Praktik dengan benar, efektif dan efesien
15. Melapor sewaktu meninggalkan lahan Praktik atau pulang kepada pembimbing atau
penanggung jawab Praktik
16. Menyusun laporan kegiatan Praktik
17. Mempresentasikan laporan kasus yang telah disusun oleh kelompok (di Rumah Sakit)
sesuai jadwal yang telah disepakati oleh pihak lahan maupun institusi.

D. Sanksi-Sanksi
Mahasiswa dikenakan sanksi apabila melakukan kesalahan selama kegiatan Praktik sebagai
berikut:
1. Mahsiswa yang hadir tidak tepat waktu dinyatakan absen dalam melakukan kegitan
Praktik kecuali mahasiswa mengemukakan alasan terlambat yang dapat diterima oleh
pembimbing lapangan
2. Mahasiswa yang absen mengikuti Praktik harus mengganti Praktik dua kali lipat
dengan biaya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan
3. Mahasiswa yang melakukan kesalahan dilahan Praktik diminta pertanggung jawaban
atas kesalahannya, penetapan sanksi yang dikenakan secara bertahap yaitu:
a) Kesalahan pertama dikenakan peringatan lisan
b) Kesalahan kedua dikenakan peringatan tertulis
c) Kesalahan ketiga tidak diizinkan mengikuti Praktik
4. Mahasiswa yang melakukan kesalahan sehingga merugikan lahan Praktik seperti
menyebabkan kerusakan alat harus mengganti kerugian tersebut sepenuhnya
5. Mahasiswa yang melakukan kesalahan yang sifatnya dalam bentuk kejahatan atau
kriminal akan dikenakan sanksi sesuai prosedur hukum yang berlaku.
BAB V
METODE DAN STRATEGI PRAKTIK

Untuk mendukung proses transformasi pengalaman Praktik pada mahasiswa, digunakan


beberapa metode dan teknis yang relevan. Metode dan teknis Praktik tersebut dikemukakan
secara jelas berikut ini:
A. Metode
Metode yang digunakan demi menunjang kegiatan Praktik adalah sebagai berikut :
1. Pre-conference
Metode ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang kegiatan
Praktik yang akan dilakukan oleh mahasiswa dan juga digunakan untuk mengecek
kesiapan mahasiswa terutama dalam penugasan materi Praktik yang akan dilakukan oleh
mahasiswa.
2. Pembimbingan
Metode ini dilakukan dengan cara memberi arahan dan petunjuk kepada mahasiswa
terutama langkah-langkah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam memberikan asuhan
dasar Praktik Belajar Lapangan yang berlaku. Dalam memberikan bimbingan ini
pembimbing dan mahasiswa secara bersama-sama langsung memberikan asuhan kepada
klien yang ditangani mereka.
3. Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk menunjukkan penerapan prosedur Praktik dan tahapan-
tahapan yang dilakukan secara benar dalam memberikan asuhan dasar kebidanan
tertentu kepada klien yang membutuhkan. Demonstrasi ini dilakukan oleh pembimbing
terhadap klien yang disaksikan oleh mahasiswa Praktik. Mahasiswa diperkenankan
mengajukan pertanyaan dalam kaitan dengan kegiatan yang didemonstrasikan tersebut.
4. Diskusi
Metode diskusi dilakukan dalam kegiatan kelompok berkaitan dengan pemecahan
masalah yang menjadi tugas mahasiswa untuk menyelesaikannya, dalam kegiatan diskusi
pembimbing bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Sebagai nara sumber
pembimbng memberikan masukan, saran, petunjuk, referensi untuk membantu
memecahkan masalah yang harus diselesaikan kelompok. Sebagai fasilitator pembimbng
bertindak memberi fasilitas, meningkatkan peran serta anggota kelompok dan
mengupayakan agar suasana diskusi kondusif sehingga diskusi dapat berjalan dengan
lancer, efektif dan efisien.
5. Konsultasi
Metode ini digunakan oleh pembimbing dan mahasiswa dalam upaya memecahkan
masalah yang dihadapi oleh mahasiswa selama kegiatan Praktik. Dalam kegiatan Praktik
konsultasi ini pembimbing dengan penuh perhatian dan kesabaran mendengarkan
permasalahan yang dikemukakan oleh mahasiswa. Pembimbing berupaya mencari jalan
terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.
6. Pengamatan
Metode ini digunakan oleh pembimbing dengan memperlihatkan aktivitas mahasiswa
dalam melaksanakan kegiatan Praktik. Didalam proses pengamatan harus diperhatikan
tindakan yang harus dilakukan oleh mahasiswa dan membandingkannya dengan prosedur
Praktik yang telah ditetapkan. Pembimbing berupaya memberikan petunjukan dan arahan
kepada mahasiswa tentang hasil pengamatan yang dilakukan.
7. Pengawasan
Metode pengawasan dilakukan adalah agar mahasiswa melakukan Praktiknya mengikuti
peraturan yang berlaku di lahan Praktik. Pengawasan yang dilakukan terhadap :
a) Kehadiran
b) Kerapian berpakaian
c) Penyedian peralatan dan perlengkapan Praktik
d) Berinteraksi dengan klien dan anggota keluarganya
e) Pelaksanaan instruksi
8. Post Conference
Metode post conference dilakukan untuk mendengar laporan kegiatan mahasiswa sesuai
instruksi yang diberikan oleh pembimbing. Post conference ini dilakukan dalam bentuk
seminar. Mahasiswa mengajukan makalah yang berisi laporan kegiatan kelompoknya.
Materi dibahas oleh mahasiswa yang hadir dari kelompok lain dan peran pembimbng
disini adalah sebagai narasumber dan fasilitator. Metode ini digunakan sebagai bentuk
penilaian hasil kegiatan Praktik mahasiswa secara berkelompok.
Dalam melaksanakan metode-metode tersebut diatas pembimbing diharapkan mampu
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

B. Teknik Praktik
Beberapa teknik Praktik dialakukan untuk mendapatkan pengalaman Praktik lapangan
yang dilakukan oleh mahasiswa. Adapun teknik Praktik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Teknik wawancara
Teknik wawancara ini dilakukan dengan tujuan unutk menyatakan keluhan yang
diderita serta kondisi subyektif klien baik secara individu maupun didalam lingkungan
keluarga dan masyarakat. Dalam melakukan teknik wawancara ini perlu diperhatikan
sikap dan prilaku terhadap klien dan keluarga.
a. Sikap
1) Sebelum melakukan wawancara mahasiswa harus memperkenalkan identitas
2) Mahasiswa harus menunjukkan keramahan dengan senyuman dan
menggunakan kata secara lembut dan dapat dimengerti klien.
3) Mahasiswa menunjukkan perhatian penuh terhadap permasalahan yang
diungkapkan klien
4) Mahasiswa menempatkan posisi dan sikap tubuh yang menunjukkan rasa
hormat pada klien yang dilayani
5) Mahasiswa tidak menunjukkan ekspresi dan atau suasana yang menimbulkan
kecurigaan, prasangka buruk atau menyinggung perasaan klien

b. Perilaku
1) Mahasiswa berupaya menempatkan diri didalam lingkup kehidupan klien untuk
menimbulkan kepercayaan sehingga klien mau mengemukakan perasaannya.
2) Mahasiswa mengajukan pertanyaan dengan jelas dan sistematis
3) Mahasiswa menghormati keyakinannya, pendapat budaya dan kedudukannya
dilingkungan klien dan keluarganya.
4) Mahasiswa menghormati keluarga klien yang berada yang berada disamping klien
dan mendorong untuk berpartisipasi dalam kelengkapan informasi yang
dibutuhkan dalam proses wawancara.
5) Mahasiswa dengan penuh perhatian mendengar jawaban klien dan mencatat
dengan baik.

c. Materi pertanyaan
Sebelum mengajukan pertanyaan mahasiswa harus membaca status klien untuk
menyatakan nama dan identitas lainnya. Mahasiswa tidak perlu menanyakan nama
klien tetapi hanya meyakinkan, misalnya: Nama IBU, Asih ya ?
Perasaan dan keadaan ibu;
1) Apa kabar ibu Setelah dijawab lalu menanyakan
2) Bagaimana perasaan ibu hari ini?
3) Bolehkah saya memeriksa keadaan kesehatan ibu ?
Bila klien setuju langkah berikutnya melakukan pemeriksaan selanjutnya
2. Teknik pemeriksaan fisik
Langkah-langkah:
a. Memeriksa keadaan umum klien
1) Apakah dalam keadaan sadar/koma
2) Apakah tampak gelisah/tidak
3) Memeriksa organ tubuh yang bermasalah
Apabila ditemukan TTV yang menunjukkan perubahan dari catatan sebelumnya harus
segera melapor ke pembimbing lapangan
3. Teknik pemeriksaan diagnostik
Ini dilakukan untuk mendukung kegiatan pemeriksaan laboratorium (urine, darah)
4. Teknik evaluasi
Setiap tindakan yang dilakukan mahasiswi perlu di evaluasi sendiri. Tehnik evaluasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan tindakan
b. Memeriksakan kondisi fisik klien (terutama TTV) setelah tindakan dilakukan
c. Mencatat hasil evaluasi dan melaporkannya ke pembimbing lapangan
BAB VI
TARGET LAPORAN

Target individu seperti tertera pada BAB II. Setiap mahasiswa harus mampu mencapai
target, sebagai tanda pencapaian target tersebut dibuat format untuk mahasiswa yang harus
diparaf oleh pembimbing lapangan baik di Rumah Sakit, format tersebut digunakan sebagai
tanda bukti kegiatan mahasiswa. Untuk laporan kasus di Rumah Sakit diwajibkan setiap
kelompok di Rumah Sakit mempunyai 1 buah kasus yang harus dipresentasikan di Rumah sakit
dengan jadwal yang sudah disepakati, Adapun bentuk format laporan terlampir.
BAB VII
PENUTUP

Keberhasilan penyelenggaraan proses pembelajaran Praktik kebidanan fisiologis holistik


Persalinan dan Bayi baru lahir program Profesi Kebidanan ini, tergantung pada perencanaan
program yang akurat, pelaksanaan yang berkualitas dan penilaian yang berkesinambungan
secara periodik.
Implementasi pedoman Praktik ini diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan dan
kompetensi tahap yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan lulusan yang berkualitas maka
perlu pengaturan pengajaran yang sesuai dengan tuntunan kompetensi yang didukung oleh
pembimbing berdasarkan keahlian dalam bidangnya masing-masing. Pendekatan proses
pembelajaran Praktik ini diwajibkan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Untuk
pencapaian kompetensi ini diperlukan suatu penilaian yang terus menerus berdasarkan
kompetensi yang harus dimilikinya.
Demikian Buku Pedoman ini dibuat untuk dapat bersama meningkatkan kompetensi
mahasiswa, baik dari pihak institusi maupun lahan praktik.
Hal-hal yang tidak tercantum dan belum diatur akan ditentukan kemudian.
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI PERTIWI HUSADA
CIREBON
Jl. Kampung Melati No. 6A Kesambi Cirebon Indonesia
Telp. (0231) 222530, Fax. 0231239611
http://poltekesbphcirebon.ac.id/
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PRODI PROFESI KEBIDANAN Tgl Berlaku: 02-07-2018
FM-08.1-57/R0 Revisi : 00

DAFTAR TILIK APN

Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
# 4 : Dilakukan sesuai dengan prosedur
# 3 : Dilakukan dengan langkah tidak sesuai dengan prosedur
# 2 : Langkah tidak dikerjakan dengan benar
# 1 : Langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi

MAHASISWA
KEGIATAN
1 2 3 4 5
I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala II
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan spingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan-bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan:
 Tempat datar rata, bersih, kering dan hangat,
 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu
bayi)
 Alat penghisap lender
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu
 Menggelar kain di perut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan tidak tembus cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tisue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang) dengan
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau atas anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah
depan ke belakang
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
 jika terkontaminasi lalu dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah # 9
 Pakai sarung tangan DTT / steril untuk melaksanakan
langkah lanjutan
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
 Bila selaput dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5
% kemudian melepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik
dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat
relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120-160 x/menit).
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil-hasil penilaian serta usulan lainnya pada
partograf.
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaaan janin cukup baik kemudian bantu ibu menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
 Tunggu hingga timbul kontraksi dan rasa ingin meneran,
lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan
janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk
meneran secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, pada kondisi itu,
ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat:
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang
lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah ≥120 menit (2 jam) pada primigravida atau ≥60
menit (1 jam pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan ingin
meneran dalam 60 menit.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diamater 5-
6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kepala bayi
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
belakang kepala bayi untuk mempertahankan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi. Perhatikan
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan
lewat bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut.
21. Setelah kepala lahir, tunggu kepala bayi melakukan putaran
paksi luar secara spontan
Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum
ibu untuk menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan
pegang kedua kaki dengan meingkarkan ibu jari pada satu sisi
dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan
jari telunjuk).
VII. ASUHAN BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian (selintas) :
 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah bayi menangis kuat dana tau bernapas tanpa
kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi
pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat penuntun belajar
Resusitasi Bayi Asfiksia)
Bila semua jawaban “YA” lanjut ke langkah 26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi
dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10
IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)
30. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 3 cm dari pusar bayi,
kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali
pusat dan geser hingga 2 cm proksimal dari pusat bayi. Klem
tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada
posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem
tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut).
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-
bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di
dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola
mamae ibu.
 Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi
di kepala bayi.
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan insiasi menyusu
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama kali akan
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu cukup
dari satu payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA III (MAK III)
33. Pindahkan klem pada tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu (di tepi atas
simfisis) untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-
atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio
uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakuan stimulus putting susu.
Mengeluarkan placenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea
rah dorso ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah
distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta
dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan
(jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah
bawah sejajar lantai atas)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat:
a. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika
kandung kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat
15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi baru
lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual
37. Saat plasenta muncul di inroitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput ketuban
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril
untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus uteri teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi Bimanual
Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-
Kateter) Jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsangan taktil/masase
IX. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta
telah dilahirka lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung
plastik atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan.
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
41. Pastikan uterus berontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan clorin 0,5 % bersihkan noda darah cairan tubuh,
kemudian celupkan ke dalam larutan klorin 0,5%, celupkan ke
air DTT dan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
Evaluasi
43. Pastikan kandung kemih kosong
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi
dan segera merujuk ke rumah sakit
 Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas segera rujuk
ke RS rujukan
 Jika kaki teraba dingin pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu bayi dan hangatkan ibu bayi dalam
satu selimut
Kebersihan dan keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5 % untuk didokumentasikan (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah didekontaminasi
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminsi ke tempat sampah
yang sesuai.
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan
darah di ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,
balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudia
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
56. Dalam satu jam pertama, beri salep mata tetrasiklin 1%,
vitamin K1 1mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-60 kali /menit dan
temperature tubuh (normal 36,5-37,50C setiap 15 menit
57. Setelah 1 jam pertama pemberian Vit K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di Paha kanan bawah lateral. Letakkan
bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudia
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV persalinan
Cirebon, _______________2018
Nilai : Skor X 100
240 Penguji
____________________
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI PERTIWI HUSADA
CIREBON
Jl. Kampung Melati No. 6A Kesambi Cirebon Indonesia
Telp. (0231) 222530, Fax. 0231239611
http://poltekesbphcirebon.ac.id/
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PRODI PROFESI KEBIDANAN Tgl Berlaku: 02-07-2018
FM-08.1-57/R0 Revisi : 00

DAFTAR TILIK EPISIOTOMI

Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
# 4 : Dilakukan sesuai dengan prosedur
# 3 : Dilakukan dengan langkah tidak sesuai dengan prosedur
# 2 : Langkah tidak dikerjakan dengan benar
# 1 : Langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi

MAHASISWA
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
A PERSIAPAN ALAT
1 a. Sarung tangan
b. Spuit 10 ml
c. Larutan lidocain 1% tanpa epineprin
d. Gunting epsiotomi
e. Aqua distilasi steril / Aquabides
B PERSIAPAN DIRI
2 a. Mencuci tangan
b. Pakai sarung tangan
C PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
3  Posisikan bokong ibu pada sudut sudut tempat tidur
dengan posisi lithotomi
 Pasang kain bersih dibawah bokong ibu
 Atur lampu sorot/senter kearah vulva/perineum
 Jelaskan kepada ibu apa yang akan anda lakukan dan
bantu ibu untuk merasa rileks
D PELAKSANAAN
4 Hisap 10 ml larutan lidokain 1% tanpa epineprin kedalam
tabung suntik steril ukuran 10 ml (tabung suntik lebih besar
boleh digunakan, jika diperlukan). Jike lidocain 1% tidak
tersedia, larutkan 1 bagian lidocain 2% dengan 1 bagian
cairan aqua distilasi steril, sebagai contoh larutkan 5 ml
lidokain dalam 5 ml cairan aqua distilasi.
5 Pastkan bahwa tabung suntik memiliki ukuran 22 dan
panjang 4 cm (jarum yang lebih panjang boleh digunakan,
jika diperlukan).
6 Letakkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan
perineum
7 Masukkan jarum di tengah forchette dan arahkan jarum
sepanjang tempat yang akan diepisiotomi.
8 Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa
jarum tidak berada dalam pembuluh darah. Jika darah
masukkan kedalam tabung suntik, jangan suntikan lidocain,
tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan tusukkan
kembali.
9 Tarik jarum perlahan lahan sambil menyuntikan maksimum
10 ml lidocain.
10 Tarik jarum bila sudah kembali ke titik asal jarum suntik
ditusukkan. Kulit melembung karena anastesi bias dilihat
dan palpasi pada perineum disepanjang garis yang
dilakukan episiotomi
11 Tunda tindakan episiotomy sampai dengan perineum
menipis dan pucat, dan 3-4 cm kepala bayi sudah terlihat
pada saat kontraksi
Alasan: melakukan episiotomy akan menyebabkan
perdarahan; jangan melakukannya terlalu dini
12 Masukkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan
perineum. Kedua jari agak diregangkan dan berikan sedikit
tekanan lembut kearah luar pada perineum.
Alasan: Hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting
dan meratakan perineum sehingga membuatnya lebih
mudah diepisiotomi.
13 Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril,
tempatkan gunting ditengah-tengah forchetta posterior dan
gunting mengarah ke sudut yang diinginkan untuk
melakukan episiotomy mediolateral. Pastikan untuk
melakukan palpasi/mengidentifikasispingter ani aksternal
dan mengarahkan gunting cukup jauh kearah samping untuk
menghindari spingter.
14 Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral
menggunakan satu atau dua guntingan yang mantap.
Hindari menggunting sedikit demi sedikit karena akan
menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga akan
menyulitkan penjahitan dan waktu menyembuhkan lebih
lama.
15 Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada
luka episiotomy dengan dilapisi kain atau kassa disinfeksi
tingkat tinggi atau steril diantara kontraksi untuk membantu
mengurangi perdarahan.
Alasan: melakukan tekanan pada luka episiotomy akan
menurunkan perdarahan.
16 Kendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk
mencegah perluasan luka episiotomy.
17 Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati
apakah episiotomy, perineum dan vagina mengalami
perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan jika terjadi
perluasan episiotomy atau laserasi tambahan.
JUMLAH

Cirebon, ________________2018
Nilai : Skor X 100
Penguji
68

__________________
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI PERTIWI HUSADA
CIREBON
Jl. Kampung Melati No. 6A Kesambi Cirebon Indonesia
Telp. (0231) 222530, Fax. 0231239611
http://poltekesbphcirebon.ac.id/
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PRODI PROFESI KEBIDANAN Tgl Berlaku: 02-07-2018
FM-08.1-57/R0 Revisi : 00

DAFTAR TILIK PENJAHITAN PERINEUM

Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
# 4 : Dilakukan sesuai dengan prosedur
# 3 : Dilakukan dengan langkah tidak sesuai dengan prosedur
# 2 : Langkah tidak dikerjakan dengan benar
# 1 : Langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi

MAHASISWA
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
A PERSIAPAN PENJAHITAN
1 Bersihkan sarung tangan di dalam larutan clorin 0,5%
lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin
0,5%
2 Siapkan peralatan untuk melaukan penjahitan
 Dalam wadah set partus masukan sepasang sarung
tangan, pemegang jarum, jarum jahit, chromic catgut
no 2/0 atau 3/0 , pinset
 Buka alat suntik 5ml/10 ml sekali pakai masukkan
kedalam wadah set partus
 Patahkan tabung lidokain 1% tanpa epineprin-
perkirakan volume lidokain yang akan digunakan
suaikan dengan besar/ dalamnya robekan. Bila tidak
tersedia larutan jadi lidokain 1% dapat diggunakan
lidokain 2% yang diencerkan 1:1 dengan menggunakan
aquades steril
3 Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur dengan
posisi litotomi
4 Pasangkain bersih dibawah bokong ibu
5 Atur lampu sorot/senter kearah vulva/perineum
6 Pakai satu sarung tangan
7 Isi tabung suntik 5 ml/10 ml dengan larutan lidokain 1%
tanpa epineprin
8 Lengkapi pemakaian sarungtanganpadakeduatangan
9 Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari
darah tau bekuan darah, dan nilai kembali luas dan
dalamnya robekan pada daerah perineum
B ANASTESI LOKAL
10 Beritahu ibu akan disuntik dan mungkin timbul rasa kurang
nyaman
11 Tusukkan jarum suntik pada ujung luka/robekan perineum,
masukkan jarum suntik secara subcutan sepanjang tepi luka
12 Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap.
Bila ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan.
Ulangi lagi aspirasi (cairan lidokainyang masuk kedalam
darah dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur).
13 Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik
pada tepi luka daerah perineum
14 Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum
suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan
aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum
suntik. (bila robekan besar dan dalam, anastesi daerah
bagian dalam robekan-alur suntikan akan berbentuk seperti
kipas, tepi perineum, dalam luka, tepi mukosa vagina)
15 Lakukan langkah 11 s/d 14 untuk kedua tepi robekan
16 Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal dari anastesi
C PENJAHITAN ROBEKAN
17 Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat
robekan
18 Jika ada perdarahan yan gterlihat menutupi luka episiotomi,
pasang tampon atau kasa kedalam vagina
19 Tempatkan jarum jahit pad apemegang jarum, kemudian
kunci pemegang jarum
20 Pasang benang jahit (chromic 2/0) pada mata jarum
21 Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
22 Lakukan penjahitan pertama± 1cm di atas puncak luka
robekan di dalam vagina, ikat jahitan pertama dengan
simpul mati. Potong ujung benang yang bebas (ujung
benang tanpa jarum) hingga tersisa ± 1 cm
23 Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur
hingga tepat dibelakang lingkaran himen
Bila menggunakan benang plain catgut, buat simpul mati pad ajahitan jelujur
dibelakang lingkaran himen
24 Tusukkan jarum pad amukosa vagina dari belakang
lingkaran himen hingga menembus luka robekan agian
perineum
Bila robekan yang terjadi sangat dalam:
 Lepaskan jarum dari benang
 Ambil benang baru dan pasang pada jarum
 Buat jahitan terputus pada robekan bagian dalam untuk menghindari
rongga bebas/dead space
 Gunting sisa benang
 Pasang kembali jarum pada benang jahitan jelujur semula
25 Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum
sampai ke bagian bawah luka robekan
Bila menggunakan benang palin catgut, buat simpul mati pada jahitan jelujur
paling bawah
26 Jahit jarigan subkutis kanan-kiri ke arah atas hingga tepat
dimuka lingkaran himen
27 Tusukan jarum dari depan lingkaranhimen ke mukosa
vagina di belakang himen. Buat simpul mati di belakang
lingkaran himen dan potong benang hingga tersisa ±1 cm
28 Bila menggunakan tampon/kasa di dalam vagina, keluarkan
tampon /kasa. Masukkan jari telunjuk ke dalam rektum dan
rabalah dinding atas rektum. (Bila teraba jahitan, ganti
sarung tangan dan lakukan penjahitan ulang)
29 Nasehati ibu agar:
 Membasuh perineum dengan sabun dan air, terutama
setelah buang air besar (arah basuhan dari bagian muka
ke belakang)
 Kembali untuk kunjungan tindak lanjut setelah 1
minggu untuk pemeriksaan jahitan dan rektum (segera
rujuk jika terjadi fistula)
Lanjutkan langkah / kegiatan untuk kebersihan dan keamanan sesuai dengan PB
persalinan Normal
JUMLAH

Nilai : Skor X 100 Cirebon, _______________2018


116 Penguji

__________________
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI PERTIWI HUSADA
CIREBON
Jl. Kampung Melati No. 6A Kesambi Cirebon Indonesia
Telp. (0231) 222530, Fax. 0231239611
http://poltekesbphcirebon.ac.id/
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PRODI PROFESI Tgl Berlaku: 02-07-2018
KEBIDANAN
FM-08.1-57/R0 Revisi : 00

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
# 4 : Dilakukan sesuai dengan prosedur
# 3 : Dilakukan dengan langkah tidak sesuai dengan prosedur
# 2 : Langkah tidak dikerjakan dengan benar
# 1 : Langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi

NO PROSEDUR MAHASISWA
A PERSIAPAN ALAT 1 2 3 4 5
1 Meja Pemeriksaan
Lampu sorot
Stetoskop dan jam tangan
Handscoon
Metlin
Larutan klorin 0.5 %
Penlight
Tempat sampah medis & non medis
Kain bersih dan kering
Pakaian bayi
Celemek
Handuk pribadi
Alat Tulis
B Persiapan Lingkungan
2 Memastikan pencahayaan yang baik dan bayi dalam
keadaan hangat
C Persiapan Diri
3 a. Mencuci tangan
b. Memakai skort
c. Memakai sarung tangan
D Persiapan Pasien
4 a. Memperkenalkan diri
b. Jelaskan prosedur dan tujuan memeriksa / tindakan yang
akan dilakukan kepada orang tua/keluarga bayi
c. Melakukan informed Consent
D Pelaksanaan
5 Pakaikan baju bayi dan popok bayi (jaga kehangatan bayi)
6 Pemeriksaan BB, PB, LD, LK
7 Melakukan penilaian jenis kelamin, menangis kuat, warna
kulit dan gerakan (reflex)
8 Memeriksa rambut bayi, meliputi banyaknya, warna dan
adanya lanugo pada bahu dan punggung
9 Memeriksa kepala bayi, dengan meraba sepanjang garis
sutura dan fontanela, meliputi adanya moulase, caput
succedaneum, cephalhematoma, keadaan fontanel anterior
dan posterior.
10 Memeriksa bentuk wajah, apakah simetris, ukuran dan posisi
mata, hidung mulut, dagu dan telinga.
11  Memeriksa kondisi mata dengan menggoyangkan kepala
secara perlahan sehingga mata bayi terbuka.
 Memastikan kedua mata simetris, tidak ada strabismus,
kondisi pupil dan kornea, konjungtiva dan pengeluaran
cairan.
12  Memeriksa telinga bayi, memastikan adanya tulang
rawan telinga, menggerakkan daun telinga ke depan
apakah bisa kembali ke posisi semula.
 Memastikan bentuk dan posisi telinga, apakah sempurna
 Memastikan apakah lubang telinga patent atau ada kulit
tambahan
 Menilai adanya gangguan pendengaran dengan
membunyikan bel atau suara, apakah ada reflex kejut.
13  Memeriksa hidung bayi, simetris, lubang, tulang hidung
 Memeriksa pola pernafasan, apakah melalui hidung atau
mulut, apakah ada gerakan cuping hidung saat bernafas,
apakah ada secret mukopurulent atau perdarahan.
14  Memeriksa bentuk dan besar mulut, apakah simetris
 Memeriksa bagian dalam mulut (lebih baik pada saat
bayi menangis atau dengan menekan dagu bayi agar
membuka), apakah ada palastochisis, labioschisis, dan
labiopalatoschisis
 Memeriksa apakah ada bercak putih pada mukosa mulut,
gusi, palatum dan frenulum.
 Memeriksa lidah, meliputi warna dan kemampuan reflex
menghisap
15  Memeriksa leher, meliputi bentuk dan panjang
pendeknya, apakah ada keterbatasan gerakan tangan
mengamati, apakah bayi dapat menggerakkan kepala ke
kanan dan ke kiri.
 Palpasi leher dengan menggerakkan jari ke sekeliling
leher untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan,
pembentukan selaput kulit dan lipatan kulit yang
berlebihan.
16 Meraba seluruh klavikula menggunakan jari telunjuk untuk
memastikan keutuhannya, terutama pada bayi yang lahir
dengan presentasi bokong atau distosia bahu.
17  Meluruskan kedua lengan bayi ke bawah dan
membandingkan keduanya, apakah sama panjang
 Memeriksa gerakan lengan dengan cara mengusap
lengan bawah, apakah lengan bebas bergerak dan
gerakan spontan
 Hitung jumlah jari dan periksa adanya penyelaputan di
antara jari, apakah ada sindaktili atau polidaktili. Periksa
telapak tangan, kuku-kuku.
18  Memeriksa dada untuk menilai adanya kelainan bentuk,
kesimetrisan gerakan dada saat bernafas,
 Memeriksa payudara, meliputi : pembesaran, putting
susu, areola, pengeluaran susu atau cairan yang lain
 Perhatikan pola pernafasan dan gerakan kepala saat bayi
bernafas.
 Palpasi denyut nadi
 Auskultasi dengan stetoskop, meliputi: frekuensi denyut
jantung, bunyi pernafasan, identifikasi hernia
diafragmatika (apabila ada bising usus pada daerah dada)
19  Inspeksi bentuk abdomen, gerakan saat bernafas.
 Inspeksi tali pusat. Normalnya terdapat 2 arteri
berdinding tebal dan satu vena berdinding tipis.
Identifikasi perdarahan tali pusat. Warna tali pusat putih
kebiru-biruan
20 Memeriksa genetalia
 Perempuan, apakah labia minora tertutup labio mayora.
Rentangkan kedua labia mayora untuk memastikan
adanya klitoris, orifisium uretra, dan vagina, adanya
secret atau pengeluaran dari vagina.
 Laki-laki, panjang penis (normal 3-4 cm, lebar 1-1,3 cm),
posisi lubang uretra. Apakah ada hipospadia atau
epispadia. Preputium tidak boleh ditarik karena melekat
dengan batang penis dan penarikan pada usia ini bisa
menyebabkan fimosis. Palpasi skrotum penahan untuk
memastikan terdapat 2 testis.
21 Memeriksa tungkai, untuk mengkaji kesimetrisan, ukuran,
bentuk dan posturnya. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan membanding. Kedua tungkai
harus bisa bergerak bebas. Apakah ada kelainan posisi kaki
yang diakibatkan deformitas anatomi (memutar ke dalam,
ke atas atau ke bawah). Apakah ada edema kaki, hitung juga
jumlah jari-jari kaki dan penyelaputan di antara jari, adakah
sindaktili atau polidaktili
22  Memeriksa tulang belakang. Posisi bayi tengkurap, satu
tangan menyangga kepala bayi, jari tangan yang lain
menyusuri sepanjang tulang belakang untuk mengkaji
ada perbesaran dan rasa sakit tidak.
 Pastikan mekoneum keluar dalam waktu 24 jam. Apabila
dalam 48 jam mekoneum belum keluar, kemungkinan
ada mekoneum plug syndrome, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan.memeriksa warna dan
konsistensi mekonium
 Memeriksa anus : garis tegak jelas, spingter ani/atresia
ani
23 Observasi lain yang mungkin diperlukan, antara lain :
pemeriksaan reflex
E Evaluasi
24 Merapikan kembali pakaian bayi
25 Membereskan alat
26 Mencuci tangan
27 Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua bayi
28 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
TOTAL NILAI

Cirebon, ________________2017
SKOR
NILAI = X 100
112 Penguji

____________________

Anda mungkin juga menyukai