Disusun oleh:
dr. Evriana Citra
Pembimbing:
dr. Ibrahim Muhammad
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan laporan kasus berjudul “Penyakit Paru Obstruktiv Kronis”.
Penulisan laporan kasus ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan Program
Internsip Dokter Indonesia.
Selama proses pembuatan dan penyusunan laporan ini penulis mengalami
keterbatasan dalam mengerjakan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr. Ibrahim Muhammad yang telah memberi dukungan, bimbingan,
dan dorongan selama pembuatan laporan ini berlangsung.
Penulis mengetahui bahwa laporan kunjungan kasus keluarga ini tidak
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Terima Kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II LAPORAN KASUS..................................................................................2
2.1. Identitas Pasien........................................................................................2
2.2. Anamnesis...............................................................................................2
2.3. Pemeriksaan Fisik....................................................................................3
2.4. Diagnosis Banding..................................................................................5
2.5. Diagnosis Kerja.......................................................................................5
2.6. Penatatalaksana di IGD...........................................................................5
2.7. Tatalaksana Rumatan..............................................................................5
2.8. Prognosis.................................................................................................5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
3.1. Definisi....................................................................................................6
3.2. Epidemiologi...........................................................................................6
3.3. Klasifikasi................................................................................................7
3.4. Etiologi dan Faktor Risiko......................................................................9
3.5. Patofisiologi...........................................................................................10
3.6. Diagnosis...............................................................................................12
3.6.1. Anamnesis...................................................................................13
3.6.2. Pemeriksaan Fisik.......................................................................13
3.6.3. Pemeriksaan Penunjang..............................................................14
3.7. Diagnosis Banding................................................................................16
3.8. Tatalaksana............................................................................................16
3.9. Prognosis...............................................................................................25
3.10. Pencegahan............................................................................................26
BAB IV ANALISA KASUS.................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
STATUS PASIEN
2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
terdapat benjolan pada anus yang tidak bisa dimasukkan kembali 1 hari SMRS.
Benjolan terasa sakit dan membuat os tidak nyaman saat duduk. Os juga mengeluh
panas dan nyeri disekitar anus, kadang keluar darah segar menetes diakhir BAB.
Os sudah sering merasakan adanya benjolan pada anusnya sejak tahun 2010.
Mula-mula keluar benjolan kecil dan masih bisa keluar masuk dengan sendirinya,
tersebut kedalam anusnya dengan menggunakan tangan. BAK dalam batas normal.
5
Riwayat Penyakit Dahulu
- Os sudah menderita keluhan keluarnya benjolan dari anus sejak tahun 2010,
Riwayat Pengobatan
Riwayat Alergi
Riwayat Psikososial
pedas, dan sedikit minum air putih. Os menyangkal sering melakukan aktivitas
yang berat, duduk, atau berdiri lama. BAB rutin 1x/hari, BAB sering dirasakan
6
Keadaan Umum : Tampak sakit
sedang Kesadaran : Kompos
mentis
GCS : 15: E4 M6 V5
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Frekuensi Nadi : 88 x/menit, teratur, isi dan tegangan
baik Suhu : 36,7 0C
SpO2 : 99 %
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 168 cm
IMT : 23,03 kg/m2
Kepala
- Mulut : Bibir kering (-), mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1-
T1
Leher
Thorax
- Paru
7
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Regio Anorectal
Inspeksi: Terdapat benjolan ukuran 3cm x 1cm, warna hampir sama dengan daerah di
Palpasi: Konsistensi kenyal, permukaan licin, berbatas tegas, dasar terfiksir,nyeri tekan
Rectal Touche
8
- Tonus spincther ani baik
HEMATOLOGI RUTIN
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Haemoglobin 15.5 12—16 gr/dL
Haematokrit 42.1 37—47 %
Eritrosit 5.1 4.2—5.4 106/µL
Leukosit 11.6 4.8—10.8 103/µL
Trombosit 313 150—450 103/µL
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 150 <180 mg/dL
ELEKTROLIT
Na 136.4 135—148 mEq/L
K 3.00 3.50—5.30 mEq/L
Ca 0.99 1.15—1.29 mEq/L
2.6 RESUME
Laki laki, 53 tahun datang ke RSUD Ar-Bunda dengan keluhan terdapat benjolan pada
anus yang tidak bisa dimasukkan kembali 1 hari SMRS. Benjolan terasa sakit dan
membuat os tidak nyaman saat duduk. Os juga mengeluh panas dan nyeri disekitar
anus, kadang keluar darah segar menetes diakhir BAB. Riwayat keluarnya benjolan
sejak tahun 2010. Mula-mula keluar benjolan kecil dan masih bisa keluar masuk
9
membesar dan tidak dapat masuk dengan sendirinya, os biasanya memasukkan kembali
Tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Dari Pemeriksaan regio
anorektal didapatkan: benjolan ukuran 3cm x 1cm, warna hampir sama dengan daerah
tegas, dasar terfiksir, nyeri tekan (+), tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam anus.
2.7 DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
- Hemorroid Interna
- Prolaps Rektum
- Ca Kolorektal
- Anoskopi
Hemoroidectomy
2.11 EDUKASI
- Olahraga
10
- Banyak minum air putih
dihindari: pedas, merica, daging kambing, durian, nanas, salak, accar/cuka, rempah-
rempah
2.12 PROGNOSIS
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Hemoroid atau lebih dikenal sebagai wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis. Hemoroid berasal dari kata
‘’haima’’ dan ‘’rheo’’ yang dalam ilmu medis berarti pelebaran pembuluh
darah.8 Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena di dalam pleksus
hemoroidalis. Walaupun kondisi ini merupakan suatu kondisi fisiologis,
tetapi karena sering menyebabkan keluhan pada pasien sehingga
memberikan manifestasi untuk diberikan intervensi.3
12
Gambar 2. 1 Gambaran Hemoroid
Penyakit crohn adalah proses inflamasi kronis yang dapat mengenai bagian
saluran gastrointestinal manapun, tetapi yang paling umum menyerang ileum
terminal, penyakit ini secara karakteristik melibatkan semua lapisan dinding
usus.7
2. Keturunan
Adanya kelemahan dinding vena di daerah anorektal yang didapat sejak lahir
akan memudahkan terjadinya hemoroid setalah mendapatkan paparan
tambahan seperti mengejan terlalu kuat atau terlalu lama, dan kontipasi.
Hubungan antara riwayat penyakit keluarga dimasa lalu tidak memiliki
hubungan yang relevan dengan kejadian hemoroid, akan tetapi kebiasaan
yang telah dilakukan oleh anggota keluarga memiliki peranan yang sangat
berpengarah bagi anggota keluarga lainnya.7
Diet rendah serat dapat menyebabkan fases menjadi kecil dan keras yang
dapat menyebabkan mengejan pada saat buang air besar. Makanan yang
13
mengandung serat akan mempercepat produksi fases, semakin banyaknya
makanan yang masuk kedalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi.9
4. Obesitas
5. Lama duduk
Hemoroid biasnya ditandai dengan rasa gatal dan panas dianus disertai
kesulitan buang air besar. Hal ini disebabkan oleh pelebaran atau
pembesaran pembuluh vena di daerah poros usus atau sekitar dubur akibat
tekanan yang terus menerus karena duduk yang terlalu lama lebih tanpa
mengganti posisi atau dengan istirahat dapat meningkatkan tekanan intra
abdominal. Duduk lama pada saat buang air besar juga dapat meningkatkan
resiko terjadinya hemoroid. Pemakaian toilet duduk menyebabkan posisi
usus dan anus tidak dalam posisi tegak. Sehingga menyebabkan tekanan dan
gesekan pada vena di daerah rektum dan anus.4
Kontipasi adalah kondisi dimana fases menjadi lebih keras sehingga susah
dikeluarkan melalui anus dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada rektum
(Kartika Sari & Wirjatmadi, 2018). Kontipasi merupakan pelannya
pergerakan fases melalui usus besar yang disebabkan oleh tinja yang kering
dan keras pada colon descenden yang menumpuk karena absorsi cairan yang
berlebihan. Pada kontipasi diperlukan waktu mengejan terlalu lama membuat
tekanan yang keras sehingga menyebab hemoroid.4
7. Alkohol
3.3 Klasifikasi
1. Hemoroid internal
Derajat I
menyebabkan perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi. Pada
stadium awal seperti ini tidak terdapat prolapss, dan pada pemeriksaan
anoskopi terlihat hemoroid yang membesar menonjol kedalam lumen.
Derajat II
menonjol melalui kanalis analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat
masuk kembali secara spontan.
15
Derajat III
pada derajat ini hemoroid menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali
sesudah defekasi.
Derajat IV
merupakan hemoroid yang menonjol ke luar dan tidak dapat didorong masuk
kembali dan tidak dapat direposisi kembali.
2. Hemoroid eksternal
di sebut dengan skin tags yaitu satu atau lebih lipatan kulit yang terdiri dari
jaringan penyambung sedikit pembulu darah, merupakan kelanjutan hemoroid
eksternal yang mengalami trombosis. Kedua pleksus hemoroid, internus dan
eksturnus saling berhubungan secara longgar dan merupakan awal dari aliran
vena yang kembali dari rektum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid
internus mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke
16
vena porta. Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran
sistemik melalui darah perineum dan lipat paha ke vena iliaka.7
Tanda dan gejala yang umum pada penderita hemoroid yaitu keluar darah saat
buang air besar, rasa gatal dan perih dari anus, nyeri dan rasa tidak nyaman
karena adanya benjolan dari anus.
1. Hemoroid internal
a. Derajat I
Adanya perdarahan merah segar, Pada stadium awal seperti ini tidak terdapat
prolapsse/penonjolan,
b. Derajat II
- Perdarahan
c. Derajat III
17
- Penonjolan dapat masuk kembali menggunakan dorangan jari
- Perdarahan
d. Derajat IV
- Perdarahan
2. Hemoroid eksternal
3.5 Patofisiologi
Diet rendah serat dapat menyebabkan fases menjadi kecil dan keras yang dapat
menyebabkan mengejan pada saat buang air besar. Makanan yang mengandung
serat akan mempercepat produksi fases, semakin banyaknya makanan yang
masuk kedalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi. Yang
mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Mengejan menyebabkan
peningkatan tekanan vena lalu menimbulkan prolapsse bantalan anal. Pada
18
bantalan yang mengalami prolapss terjadi gangguan venouse return sehingga
mengakibatkan dilatasi pleksus dan stastis vena. Inflamasi terjadi akibat erosi
epitel bantalan yang menimbulkan perdarahan.3
1. Usia
Usia lebih dari 45 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena hemoroid. Usia
yang semakin tua dapat menyebabkan degenerasi pada jaringan tubuh.
Semakin meningkatnya usia akan memperparah hemoroid, sel secara terus
menerus akan dirusak oleh radikal bebas. Kerusakan sel oleh radikal bebas
tidak dapatdiimbangi oleh kemampuan tubuh untuk memperbaiki diri melalui
proses
2. Ibu hamil
3. Pekerjaan
Posisi kerja duduk merupakan pilihan utama semua pekerja dan dianggap
paling nyaman serta tidak melelahkan. Dalam perencanaan stasiun kerja duduk,
20
3.7 Diagnosis
Sebelum diagnosa di buat terlebih dahulu kita melakukan anamnesis. Anamnesis yang
baik akan menghasilkan diagnosa yang tepat. Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor
obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkan tekanan intra abdominal yang
tinggi (mengejan), pasien sering jongkok berjam- jam di toilet, dan dapat disertai rasa
nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum lainnya tidak boleh diabaikan karena
keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal.
Diagnosis hemoroid ditegakkan dari pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:
• Inspeksi
Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi thrombus.
Hemoroid interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan cara menyuruh
pasien mengejan. Prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.2
• Rectal Toucher (RT)
Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, hemoroid
ini dapat teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid
sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan
terasa padat dengan dasar yang lebar. Rectal toucher (RT) diperlukan untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma recti.2
• Anaskopi
Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang belum prolaps.
Anaskopi dimasukan untuk mengamati keempat kuadran dan akan terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol kedalam lumen. Apabila penderita diminta
mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau
prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya, dan
keadaan lain seperti polip, fissure ani, dan tumor ganas harus diperhatikan.2
3.8 Komplikasi
Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah
pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada
hipertensi portal dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah
dapat sangat banyak. Perdarahan akut semacam ini dapat menyebabkan syok
hipovolemik. Sedangkan perdarahan kronis menyebabkan terjadinya anemia, karena
jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Sering
pasien datang dengan Hb 3-4. pada pasien ini penanganannya tidak langsung operasi
tetapi ditunggu sampai Hb pasien menjadi 10. prolaps hemoroid interna dapat menjadi
ireponibel, terjadi inkarserasi ( prolaps & terjepit diluar ) kemudian diikuti infeksi
sampai terjadi sepsis. Sebelum terjadi iskemik dapat terjadi gangren dulu dengan bau
yang menyengat.8
3.9 Terapi
1. Terapi konservatif
• Pengelolaan dan modifikasi diet
Diet berserat, buah-buahan dan sayuran, dan intake air ditingkatkan. Diet serat
yang dimaksud adalah diet dengan kandungan selulosa yang tinggi. Selulosa tidak
mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa bersifat menyerap air sehingga feses
menjadi lunak. Makanan-makanan tersebut menyebabkan gumpalan isi usus
menjadi besar namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi
keharusan mengejan secara berlebihan.10
• Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan bagi pasien dengan hemoroid derajat awal. Obat-
obatan yang sering digunakan adalah:9
• Stool Softener, untuk mencegah konstipasi sehingga mengurangi kebiasaan
mengejan, misalnya Docusate Sodium.
• Anestetik topikal, untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya Liidocaine ointmenti
22
5% (Lidoderm, Dermaflex). Yang penting untuk diperhatikan adalah
penggunaan obat-obatan topikal per rectal dapat menimbulkan efek samping
sistematik.
• Mild astringent, untuk mengurangi rasa gatal pada daerah perianal
yang timbul akibat iritasi karena kelembaban yang terus-menerus dan
rangsangan usus, misalnya Hamamelis water (Witch Hazel)
• Analgesik, untuk mengatasi rasa nyeri, misalnya Acetaminophen (Tylenol,
Aspirin Free Anacin dan Feverall) yang merupakan obat anti nyeri pilihan bagi
pasien yang memiliki hiperensitifitas terhadap aspirin atau NSAID, atau
pasien dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas atau pasien yang
sedang mengkonsumsi antikoagulan oral.
• Laxantina ringan atau berak darah (hematoscezia). Obat supositorial anti
hemoroid masih diragukan khasiatnya karena hasil yang mampu dicapai hanya
sedikit. Obat terbaru di pasaran adalah Ardium. Obat ini mampu mengecilkan
hemoroid setelah dikonsumsi beberapa bulan. Namun bila konsumsi berhenti
maka hemoroid tersebut akan kambuh lagi.
• Terapi Tindakan Non Operatif Elektif
2. Skleroterapi
Vasa darah yang mengalami varises disuntik Phenol 5 % dalam minyak nabati
sehingga terjadi nekrosis lalu fibrosis. Akibatnya, vasa darah yang
menggelembung akan berkontraksi / mengecil. Untuk itu injeksi dilakukan ke
dalam submukosa pada jaringan ikat longgar di atas hemoroid interna agar terjadi
inflamasi dan berakhir dengan fibrosis. Untuk menghindari nyeri yang hebat,
suntikan harus di atas mucocutaneus juction (1-2 ml bahan diinjeksikan kekuadran
simptomatik dengan alat hemoroid panjang dengan bantuan anoskopi).
Komplikasi : infeksi, prostitis akut dan reaksi hipersensitifitas terhadap bahan
yang disuntikan. Skleroterapi dan diet serat merupakan terapi baik untuk derajat 1
dan 4.4
• Ligasi dengan cincin karet (Rubber band Ligation)
Teknik ini diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan biasa dilakukan untuk
hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps. Tonjolan ditarik dan
pangkalnya (mukosa pleksus hemoroidalis) diikat denga cincin karet. Akibatnya
23
timbul iskemik yang menjadi nekrosis dan akhirnya terlepas. Pada bekasnya akan
mengalami fibrosis dalam beberapa hari. Pada satu kali terapi hanya diikat satu
kompleks hemoroid sedangkan ligasi selanjutnya dilakukan dalam jangka waktu
dua sampai empat minggu. Komplikasi yang mungkin timbul adalah nyeri yang
hebat terutama pada ligasi mucocutaneus junction yang kaya reseptor sensorik dan
terjadi perdarahan saat polip lepas atau nekrosis (7 sampai 10 hari) setelah ligasi.4
3. Terapi Operatif
Hemoroidektomi
Banyak pasien yang sebenarnya belum memerlukan operasi minta untuk dilakukan
hemoroidektomi. Biasanya jika ingin masuk militer, pasien meminta dokter
untuk menjalankan operasi ini. Indikasi operasi untuk hemoroid adalah sebagai
berikut:4
• Gejala kronik derajat 3 atau 4.
• Perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan terapi sederhana.
• Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan trombosis serta gangren.
Prinsip hemoroidektomi :
3 Eksisi hanya pada jaringan yang benar-benar berlebih.
4 Eksisi sehemat mungkin dilakukan sehingga anoedema dan kulit normal
tidak terganggu Spinchter ani.
Ada beberapa macam metode yang digunakan adalah :2
- Metode Langenbeck
Untuk tonjolan yang soliter (hanya satu). Caranya dengan menjepit radiair
hemoroid internus, mengadakan jahitan jelujur di bawah klem dengan
24
catgut chromic No. 2/0 dan melakukan eksisi Diatas klem. Sesudah itu
klem dilepas dan jahitan di bawah klem diikat diikuti kontinuitas mukosa.
- Metode Miligan Morgan
Untuk tonjolan pada tiga tempat utama (jam 3, 7, 11). Caranya dengan
mengangkat vena yang varises kemudian dijahit walaupun sebenarnya metode
miligan morgan originalnya tanpa jahitan. Sesuai prosedur aslinya, benjolan
hemoroid dijepit kemudian dilakukan diseksi. Pedikel vaskuler diligasi dan
luka dibiarkan terbuka agar terjadi granulasi. Metode ini sangat sering
digunakan di Inggris.
- Metode Whitehead
Untuk hermoroid sirkuler / berat. Caranya dengan melakukan incisi secara
sirkular, mengupas seluruh v. hemoriodalis dengan membebaskan mukosa dari
submukosa, bagian yang prolaps dipotong, kemudian dijahit kembali. Ini
merupakan operasi hemoroid yang radikal.
- Metode Ferguson
Yaitu benjolan hemoroid ditampakkan melalui anoskopi kemudian dilakukan
eksisi dan ligasi pada posisi anatomic hemoroid tersebut. Metode ini
digunakan di Amerika Serikat Metode hemoroidektomi yang sering dilakukan
adalah metode langenbeck karena mudah untuk dilakukan dan tidak
mengandung resiko pembentukan jaringan parut sirkuler yang dapat
menimbulkan stenosis.
3.10 Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatik akan menjadi asimptomatik.
Dengan melakukan terapi operatif dengan hemoroidektomi hasilnya sangat baik,
namun bisa muncul kembali (rekuren) dengan angka kejadian rekuren sekitar 2-
5%. Terapi non operatif seperti ligasi cincin karet (rubber band ligation)
menimbulkan kejadian rekuren sekitar 30-50% antara kurun waktu 5-10 tahun
kedepan. Akan tetapi, hemoroid rekuren ini biasanya dapat ditangani dengan terapi
non operatif. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan keberhasilan
terapi dengan PPH. Setelah sembuh, penderita tidak boleh sering mengejan dan
dianjurkan makan makanan yang berserat tinggi.11
3.11 Pencegahan
Dari seluruh tindakan pengobatan penyakit hemoroid pencegahan non operatif,
medikamentosa sampai operatif maka yang paling terbaik adalah tindakan
pencegahan. Cara terbaik untuk mencegah hemoroid yang dapat dilakukan yaitu:12
26
• BAB usahakan teratur sehari sekali
• Usahakan tinja / kotoran tidak keras sehingga pada saat BAB tidak perlu
mengejan.
• Jangan terlalu lama jongkok di kloset.
• Banyak minum minimal 1,5 – 2 liter air putih / sehari
• Hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi lokal ( makanan pedas, alkohol
) atau merangsang pencernaan ( kopi, teh ).
• Makanan yang seimbang , kaya serat, sayur dan buah- buahan sehingga dapat
menghindari konstipasi / sembelit kronis.
• Hindari stress, karena berdasarkan penelitian seseorang yang stress memiliki resiko
lebih tinggi
• Olah raga yang teratur seperti senam, berjalan, berenang, dan menungging pada saat
menjelang tidur.
• Hindari mengangkat beban / barang yang berat. Berdasarkan penelitian
seseorang yang melakukan kegiatan fisik yang berat akan beresiko 2,79 kali
menderita hemoroid daripada yang tidak
27
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada laporan kasus ini akan membahas tentang seorang pasien Tn. A berusia 53 tahun datang ke IGD
RS AR Bunda Lubuklinggau dengan keluhan terdapat benjolan pada anus yang tidak bisa
dimasukkan kembali 1 hari SMRS. Benjolan terasa sakit dan membuat os tidak nyaman saat
duduk. Os juga mengeluh panas dan nyeri disekitar anus, kadang keluar darah segar menetes
diakhir BAB. Riwayat keluarnya benjolan sejak tahun 2010. Mula-mula keluar benjolan
kecil dan masih bisa keluar masuk dengan sendirinya, beberapa tahun terakhir os merasakan
benjolannya semakin membesar dan tidak dapat masuk dengan sendirinya, os biasanya
Tanda vital dan status generalis dalam batas normal. Dari Pemeriksaan regio anorektal
didapatkan: benjolan ukuran 3cm x 1cm, warna hampir sama dengan daerah di sekitarnya,
hematom perianal (-), konsistensi kenyal, permukaan licin, berbatas tegas, dasar terfiksir,
Tanda dan gejala yang umum pada penderita hemoroid yaitu keluar darah saat buang air
besar, rasa gatal dan perih dari anus, nyeri dan rasa tidak nyaman karena adanya benjolan
dari anus. Pasien mengeluh benjolan pada anus yang dirasa tidak nyaman dan sebelumnya
sering BAB berdarah sesuai dengan diagnosis hemoroid. Hemoroid Derajat IV merupakan
hemoroid yang menonjol ke luar dan tidak dapat didorong masuk kembali dan tidak dapat
direposisi kembali. Sesuai dengan keadaan pasien yang termasuk kedalam hemoroid derajat
IV karena benjolan pada anus pasien yang tidak dapat di masukkan kembali. Pada pasien
28
kronik dengan derajat 4 sesuai dengan teori indikasi operasi untuk hemoroid yaitu hemoroid
dengan gejala kronik derajat 3 atau 4, perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan terapi
sederhana, Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan trombosis serta gangren.
29
DAFTAR PUSTAKA
30