Pembuatan Dan Pewarnaan Hapusan Darah Tepi
Pembuatan Dan Pewarnaan Hapusan Darah Tepi
PRAKTIKUM HEMATOLOGI
OLEH :
MAHASISWA SEMESTER IV
I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
- Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan
sediaan hapusan darah.
b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat membuat sediaan hapusan darah.
- Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan sediaan hapusan darah.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah metode hapusan
darah (Blood Smear).
III. PRINSIP
Darah + antikoagulan diteteskan pada objek glass dan dibuat hapusan
menyerupai lidah, kemudian sediaan diwarnai dengan warna Giemsa atau
Wright lalu dibaca pada mikroskop.
b. Bahan
- Sampel darah EDTA
- Tissue
- Buffer Phospfat pH 7,0
- Giemsa pekat
- Methanol p.a
- Alkohol 70%
- Aquadest
G
b.4 Sediaan hapusan darah tipis
VIII. PEMBAHASAN
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedangkan 45% sisanya
terdiri dari sel darah (Dwijastuti, Sri.2015). Untuk melihat struktur sel-sel darah
dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat sediaan hapusan darah. Prinsip
pemeriksaan sediaan hapusan darah ini adalah dengan meneteskan darah lalu
dipaparkan di atas objek glass, kemudian dilakukan pengecatan dan diperiksa
dibawah mikroskop (Anonim. 2011).
Terdapat 2 jenis sediaan hapusan darah, yaitu sediaan hapusan darah tipis
dan sediaan hapusan darah tebal. Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan
sediaan hapusan darah tipis. Mula-mula, disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu,
dan dipastikan dalam keadaan siap digunakan. Darah yang digunakan dalam
praktikum ini adalah darah dengan antikoagulan EDTA. Pertama-tama,
dibersihkan terlebih dahulu objek glass yang akan digunakan untuk membuat
sediaan hapusan darah tepi. Hal ini berfungsi untuk menghilangkan lemak-lemak
yang menempel pada objek glass agar tidak mengganggu saat proses pengamatan
hapusan. Setelah itu, diteteskan darah ke atas objek glass dengan menggunakan
pipet tetes. Kemudian objek glass atau kaca penutup yang lain disentuhkan ke
tetesan darah hingga darah melebar. Selanjutnya dengan membentuk sudut 30-400,
digerakkan objek glass atau kaca penutup ke depan membentuk hapusan darah
yang tidak terlalu tipis ataupun terlalu tebal, karena jika terlalu tebal maka saat
pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat kurang jelas karena sel darah
bertumpuk.
Ciri-ciri sediaan hapusan darah yang baik adalah sebagai berikut:
a. Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca objek glas, panjang ½ sampai 2/3
panjang kaca.
b. Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bangian itu
eritrosit tersebar rata berdekatan dan tidak saling bertumpukan
c. Pinggir sediaan rata, tidak berlubang-lubang atau bergaris-garis.
d. Penebalan eritrosit yang baik tidak berkumpul pada pinggir atau ujung
sedimen
(Anonim.2012)
Sediaan hapusan darah tepi dapat digunakan untuk berbagai macam
pemeriksaan, misalnya evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit, trombosit,
dan leukosit), memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit, maupun identifikasi
parasit (misal : malaria. Microfilaria, dan Trypanosoma) (Anonim. 2011).
Setelah mendapat sediaan yang bagus (tidak tebal dan tipis), maka
sediaan hapusan darah dibiarkan kering dalam suhu ruang. Setelah itu, dilakukan
proses pewarnaan. Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan Giemsa dan
Wright pada sediaan hapusan darah. Pada pewarnaan Giemsa, mula-mula
diteteskan methanol ke atas sediaan hingga bagian yang terlapisi darah tertutup
semuanya. Fungsi methanol adalah untuk memfiksasi darah sehingga darah tetap
menempel pada objek glass sehingga tidak hilang saat diamati. Fiksasi juga
berfungsi untuk mempertahankan struktur dari sel darah agar tetap normal. Proses
fiksasi ini dilakukan selama 5 menit. Selanjutnya sediaan diteteskan dengan
larutan giemsa yang sebelumnya telah diencerkan dengan buffer pH 7 dengan
perbandingan 1:4, dimana 1 mL Giemsa dilarutkan dalam 4 mL buffer pH 7.
Fungsi giemsa adalah untuk mewarnai darah sehingga mudah dibedakan dan
dapat terlihat jelas saat diamati. Waktu perendaman ini sebaiknya jangan terlalu
lama karena darah bisa tidak terlihat akibat pewarnaan yang terlalu pekat.
Sedangkan dalam pewarnaan Wright, mula-mula sediaan hapusan darah
difiksasi dengan methanol selama 5 menit pada sediaan. Sebenarnya, fiksasi tidak
perlu dilakukan karena dalam larutan Wright sudah terdapat metil alkohol dalam
konsentrasi tinggi. Kemudian diteteskan Wright sebanyak 20 tetes dan didiamkan
selama 2 menit. Setelah itu diteteskan buffer pH 7 hingga menutupi seluruh
hapusan dan dibiarkan selama 20 menit lalu dibersihkan cat warna dengan air
yang mengalir.
Berdasarkan penelitian perbedaan hasil pewarnaan giemsa dan wright
terhadap morfologi eritrosit dan kualitas cat pada preparat darah apus didapatkan
hasil bahwa cat giemsa memiliki kualitas pewarnaan lebih baik dibandingkan cat
wright. Baik pewarnaan giemsa maupun wright keduanya tidak mempengaruhi
morfologi eritrosit pada preparat darah apus (Carascallo, Maryo Vegas.2013)
Dalam praktikum ini, terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan
sediaan hapusan darah. Diantaranya adalah darah yang diteteskan terlalu banyak
sehingga sediaan hapusan darah menjadi terlalu tebal sehingga sel-sel eritrosit
menutupi satu sama lain sehingga mempersulit proses pengamatan. Selain itu, saat
mendorong atau spreading, praktikan sering ragu-ragu sehingga terbentuk sediaan
yang bergaris-garis, berlubang, dan terkadang terdapat ekor pada bagian ujung
hapusa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya latihan dan teknik yang dimiliki oleh
praktikan.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengencerkan
Giemsa, dimana dari air pengencer yang digunakan harus jernih dan tidak berbau.
Selain itu, derajat keasaman pengencer hendaknya berada 6,8 - 7,2 perubahan, hal
ini berguna karena pH pada larutan giemsa berpengaruh pada sel-sel darah. Dalam
praktikum kali ini digunakan buffer pH 7 untuk mengencerkan Giemsa.
IX. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum mengenai pembuatan dan pewarnaan sediaan
hapusan darah, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Pembuatan sediaan hapusan darah dapat dilakukan dengan cara
meneteskan darah ke atas objek glass kemudian objek glass yang lain
disentuhkan ke tetesan darah hingga darah melebar lalu digerakkan objek
glass atau kaca penutup ke depan membentuk hapusan darah yang baik.
2. Pewarnaan sediaan hapusan darah tepi yang sering dilakukan adalah
dengan pewarnaan Giemsa dan Wright. Pewarnaan ini berfungsi dalam
evaluasi morfologi dari sel darah tepi, memperkirakan jumlah leukosit dan
trombosit, dan untuk identifikasi parasit.
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Pembimbing V