Anda di halaman 1dari 6

Green Building Di Era Milenial

Oleh : Rani Dianah Mulia

PENDAHULUAN

Rumah dengan konsep green building sedang menjadi tren akhir-akhir ini karena
sebagian besar pembeli Indonesia memiliki sudut pandang yang berbeda ketika
memutuskan pilihan produk ramah lingkungan atau produk hijau. Beberapa dari mereka
memiliki kesadaran dan tujuan yang sama untuk menyelamatkan iklim. Namun, beberapa
dari mereka hanya melihat dari cara hidup di sekitar yang hanya membeli barang-barang
terbaik.Selain itu, beberapa pembeli akan membeli sesuatu dengan banyak pertimbangan.

Green building memiliki tujuan agar bangunan diharapkan dapat bertanggung


jawab terhadap lingkungan, menguntungkan secara ekonomi, dan juga sebagai rumah dan
tempat kerja yang sehat. Dengan demikian, green building bertujuan untuk mengurangi
dan menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan dengan memperbaiki kualitas
bangunan yang tidak berkelanjutan dalam hal perencanaan dan penerapan desain,
konstruksi, dan praktik operasional yang pada akhirnya menghasilkan hunian hijau
termasuk rumah, apartemen dan tempat kerja. Industri konstruksi bangunan adalah salah
satu industri yang menghabiskan banyak penggunaan lahan, energi dan sumber air.
Bahkan sebagian besar bahan mentah pembangunan berasal dari alam. Karenanya, sangat
penting untuk menerapkan gagasan perbaikan yang dapat dikelola dalam industri
pengembangan struktur. Penerapan ini kemudian dikenal dengan ide Green Building atau
bisa kita sebut dengan Bangunan hijau.

Komponen penting atau unsur-unsur untuk mengembangkan pasar real estate


dengan ide green building adalah konsumen, industri, dan pemerintah. Namun tidak
dipungkiri bahwa konsumen merupakan faktor penting bagi keberhasilan pemasaran dan
pengembangan perumahan ramah lingkungan. Konsumen sebagai individu memiliki
berbagai faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka, termasuk di dalamnya untuk
menentukan bagaimana persepsi mereka terhadap rumah berkonsep green building
sebagai pemenuhan kebutuhan utama mereka. Karena, rumah berkonsep green building
memberi dampak positif bagi penghuni dan lingkungan sekitar yang mendukung
peningkatan tiga pilar utama konsep pembangunan berkelanjutan yaitu perbaikan mutu
lingkungan, ekonomi, dan sosial.

PEMBAHASAN

Kemunculan Green Building

Kemunculan ide Green Building atau bangunan hijau muncul setelah isu ekologi
yang mengarah pada perusakan atmosfer yang berbahaya atau yang sering kita sebut
dengan pemanasan global (global warming). Global warming di seluruh bumi mendorong
adanya ide pembangunan berskala panjang melalui upaya meningkatkan produktivitas
ekonomi menjadi lebih efisien, meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta adanya
perlindungan ekosistem. Aspek penting dalam pembangunan berskala panjang adalah
proses konstruksi yang berkelanjutan.Penerapan ini dilakukan untuk mengelola bangunan
dan lingkungan sehingga dapat bermanfaat bagi generasi masa kini dan masa depan.
Bahan sisa dari proses dalam pembangunan apapun yang tidak dikelola dengan baik dapat
mempengaruhi iklim yang juga berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup.
Peningkatan nilai pembangunan dari tahun ke tahun akan diikuti dengan berkurangnya
cadangan sumber daya alam dan bertambahnya limbah yang dihasilkan.Polusi atau
pencemaran lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam dapat berakibat pada
penurunan daya dukung lingkungan. Oleh sebab itu, Berkurangnya lahan produktif dan
menyempitnya ruang terbuka hijau yang diperuntukan untuk area resapan air menjadi
salah satu faktor munculnya gerakan green building.

Manfaat

Secara umum, green building merupakan proses konstruksi dengan menekankan


peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan mulai dari
desain, pembangunan, hingga pemeliharaan pembangunan tersebut ke depan. Green
building merupakan perencanaan pembangunan yang memiliki banyak manfaat untuk
membuat hidup lebih baik dan memenuhi kebutuhan generasi berikutnya. Khususnya
yang berkaitan dengan kelestarian alam, kesehatan, dan juga sosial seperti peningkatan
produktivitas dan kualitas hidup, penghuni green building lebih sehat dan memiliki nilai
jual yang tinggi.
Konsep Green Building

Green Building pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk berfokus pada
penggunaan material-material yang digunakan yaitu material-material yang tersedia
secara lokal. Konsep ini ada untuk dapat memenuhi kebutuhan generasi-generasi
berikutnya mulai dari sekarang. Green building merupakan suatu pembangunan yang
mengarah pada perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang memperhatikan
lingkungan. Hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan, pemilihan lokasi atau
tata guna lahan, desain konstruksi, operasional dan perawatan serta renovasi bangunan,
bahkan sampai pada peruntuhan. Konsep ini memperluas dan melengkapi desain
bangunan dengan memperhatikan sisi ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.

Penerapan konsep green building memperkenalkan tentang perbaikan perilaku


manusia dan teknologi terhadap bangunan sehingga dapat menyumbangkan dampak yang
cukup banyak dalam mengatasi kerusakan lingkungan atau terhadap pemanasan global.
Secara umum ada tiga elemen-elemen bidang utama yang perlu di pertimbangkan dalam
green building yakni; a) Life Cycle Assessment, b) Efisiensi Desain Struktur, c) Efisiensi
Energi. Konsep green building berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa
aspek, yaitu: a) Life cycle assessment (Uji AMDAL), b) Efisiensi Desain Struktur, c)
Efisiensi Energi, d) Efisiensi Air dan e) Efisiensi Material.

Terdapat beberapa aspek yang dikemukakan oleh para ahli tentang green building,
menurut Ervianto (2015) aspek green building mencakup tujuh aspek yaitu:

1. Aspek kesehatan dan keselamatan kerja, tujuan dalam aspek ini adalah
mengurangi dampak asap rokok terhadap udara, mengurangi polusi zat kimia
yang berbahaya bagi kesehatan manusia, menjaga kebersihan dan kenyamanan
lingkungan proyek.
2. Aspek kualitas udara, tujuan dalam aspek ini adalah untuk mengurangi terjadinya
pencemaran udara yang ditimbulkan oleh bahan bangunan dan peralatan yang
digunakan selama proses konstruksi.
3. Aspek manajemen lingkungan bangunan, tujuan dalam aspek ini adalah untuk
mengurangi terjadinya limbah sehingga beban di tempat pembuangan akhir
berkurang. Mendorong gerakan pemilahan sampah secara sederhana agar
mempermudah proses daur ulang.
4. Aspek sumber dan siklus material, tujuan dalam aspek ini adalah untuk menahan
eksploitasi sumberdaya alam tidak terbarukan untuk memperpanjang daur hidup
material.
5. Aspek tepat guna lahan, tujuan dalam aspek ini adalah memelihara kehijauan
lingkungan, mengurangi emisi CO2 serta polutan. Selain itu, telah dilakukan
berbagai usaha untuk mengurangi beban drainase kota yang disebabkan oleh
limpasan air hujan baik volume maupun kualitas air akibat proses konstruksi.
6. Aspek konservasi air, tujuan dalam aspek ini adalah melakukan pemantauan dan
pencatatan pemakaian air, penghematan konsumsi air, dan melakukan reuse
pemakaian air yang bersumber dari dewatering, tampungan air hujan,
menggunakan limpasan air hujan selama proses konstruksi.
7. Aspek konservasi energi, tujuan dalam aspek ini adalah melakukan pemantauan
dan pencatatan pemakaian energi, penghematan konsumsi energi, dan
pengendalian penggunaan sumber energi yang berdampak terhadap lingkungan
selama proses konstruksi.

Alasan saya mengambil tema green building pada essay ini yaitu untuk
menyampaikan definisi serta manfaat dari green building yang belum banyak orang
mengetahuinya. Berdasarkan jurnal penelitian tentang green building yang saya baca,
pemahaman generasi milenial tentang green building masih belum mendalam.
Konsep green building dipahami sebatas hal-hal yang berkaitan dengan tanaman atau
area hijau di sekitar dan di dalam rumah. Pemahaman generasi milenial masih jauh
dari konsep green building saat ini, para ahli sudah membahas green building lebih
dari sekedar lingkungan hijau tetapi juga termasuk tata guna lahan, penghematan
energi, konservasi air, daur ulang material, kesehatan dan kenyamanan dalam
ruangan, serta manajemen lingkungan bangunan.Dari kesimpulan ini, dalam
penerapannya ketika menawarkan konsep green building kepada generasi milenial
harus memberikan edukasi. Kurangnya pemahaman terhadap konsep green building
akan menyulitkan ketika menawarkan konsep green building kepada mereka. Oleh
sebab itu perlu edukasi tentang green building calon konsumen rumah berkonsep
green building
PENUTUP

Kesimpulan

Green building adalah bangunan yang sejak perencanaan, pembangunan dalam


masa konstruksi dan dalam pengoperasian serta pemeliharaan selama masa
pemanfaatannya menggunakan sumberdaya alam seminimal mungkin, pemanfaatan
lahan dengan bijak, mengurangi dampak lingkungan serta menciptakan kualitas udara di
dalam ruangan yang sehat dan nyaman. Konsep green building akan mengurangi
konsumsi energi secara signifikan melalui beberapa metode desain pasif dan desain aktif.
Menggunakan konsep green building tidak perlu mengorbankan kenyamanan dan
produktivitas akibat penghematan energi. Green building tidak hanya hemat energi tapi
juga hemat air, melestarikan sumberdaya alam, dan meningkatkan kualitas udara serta
pengelolaan sampah yang baik. Dalam mengantisipasi krisis air bersih, dikembangkan
konsep pengurangan pemakaian air (reduce) dengan produksi alat saniter yang hemat air,
penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang
buangan air bersih (recycle), dan pemanfaatan air hujan yang jatuh di atap bangunan (rain
water harvesting).

Adanya faktor global warming menjadi ancaman untuk ekosistem, banyak dampak
negatif yang sudah terjadi akibat adanya pemanasan global ini. Green Building
merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak dari pemanasan global karena green
building memiliki banyak manfaat terutama untuk menjaga ekosistem lingkungan. Pada
dasarnya green building memiliki konsep yang mengefisiensikan segala elemen yang
diperlukan sehingga dapat mengurangi tingkat konsumsi sumber daya alam yang
berlebihan. Manfaat dari penerapan green building itu sendiri bukan hanya dirasakan oleh
kita tetapi juga akan dirasakan oleh generasi-generasi dimasa yang akan datang.

Saran

Masih banyak orang yang belum mengetahui tentang konsep serta definisi dari green
building. Oleh karena itu, saya menyarankan untuk kedepannya pengetahuan tentang
green building agar lebih diperluas lagi baik melalui pendidikan akademik maupun di
social media terutama untuk generasi muda.
Referensi

Agung C.Nugroho, 2011. Sertifikasi Arsitektur Bangunan Hijau Menuju Bangunan Yang
Ramah Lingkungan. Jurnal Teknik Arsitektur Universitas Bandar
Lampung, Desember 2011.

Adiwoso, N.S.A., Prasetyoadi, dan Perdana, S. (2013). Towards Indonesia Sustainable


Future through Sustainable Building and Construction. Country-Paper.
Green Building Council Indonesia

Sugandhi, RA. dan Hakim, R. (2007). Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan


Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bina Aksara.

Wimala, Mia, Akmalah, E, dan Sururi, M. Rangga (2016). Breaking Through the Barriers
to Green Building Movement in Indonesia: Insights from Building
Occupants. Energy Procedia, 100, 469-474.

Kresna. 2011. Bangunan Hijau (Green Building). [online]. Tersedia:


http://newkidjoy.blogspot.com/2011/05/bangunan-hijau-green-
building.

Lilo AC, Jati Utomo DW, Sri Sumarni, Jeni P, 2017. Kajian Penerapan Green Building
Pada Gedung Bank Indonesia Surakarta. Jurnal UNS 2017.

http://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/seberapa-penting-penerapan-konsep-green-
building-untuk-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai