Green Building Di Era Milenial
Green Building Di Era Milenial
PENDAHULUAN
Rumah dengan konsep green building sedang menjadi tren akhir-akhir ini karena
sebagian besar pembeli Indonesia memiliki sudut pandang yang berbeda ketika
memutuskan pilihan produk ramah lingkungan atau produk hijau. Beberapa dari mereka
memiliki kesadaran dan tujuan yang sama untuk menyelamatkan iklim. Namun, beberapa
dari mereka hanya melihat dari cara hidup di sekitar yang hanya membeli barang-barang
terbaik.Selain itu, beberapa pembeli akan membeli sesuatu dengan banyak pertimbangan.
PEMBAHASAN
Kemunculan ide Green Building atau bangunan hijau muncul setelah isu ekologi
yang mengarah pada perusakan atmosfer yang berbahaya atau yang sering kita sebut
dengan pemanasan global (global warming). Global warming di seluruh bumi mendorong
adanya ide pembangunan berskala panjang melalui upaya meningkatkan produktivitas
ekonomi menjadi lebih efisien, meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta adanya
perlindungan ekosistem. Aspek penting dalam pembangunan berskala panjang adalah
proses konstruksi yang berkelanjutan.Penerapan ini dilakukan untuk mengelola bangunan
dan lingkungan sehingga dapat bermanfaat bagi generasi masa kini dan masa depan.
Bahan sisa dari proses dalam pembangunan apapun yang tidak dikelola dengan baik dapat
mempengaruhi iklim yang juga berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup.
Peningkatan nilai pembangunan dari tahun ke tahun akan diikuti dengan berkurangnya
cadangan sumber daya alam dan bertambahnya limbah yang dihasilkan.Polusi atau
pencemaran lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam dapat berakibat pada
penurunan daya dukung lingkungan. Oleh sebab itu, Berkurangnya lahan produktif dan
menyempitnya ruang terbuka hijau yang diperuntukan untuk area resapan air menjadi
salah satu faktor munculnya gerakan green building.
Manfaat
Green Building pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk berfokus pada
penggunaan material-material yang digunakan yaitu material-material yang tersedia
secara lokal. Konsep ini ada untuk dapat memenuhi kebutuhan generasi-generasi
berikutnya mulai dari sekarang. Green building merupakan suatu pembangunan yang
mengarah pada perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang memperhatikan
lingkungan. Hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan, pemilihan lokasi atau
tata guna lahan, desain konstruksi, operasional dan perawatan serta renovasi bangunan,
bahkan sampai pada peruntuhan. Konsep ini memperluas dan melengkapi desain
bangunan dengan memperhatikan sisi ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.
Terdapat beberapa aspek yang dikemukakan oleh para ahli tentang green building,
menurut Ervianto (2015) aspek green building mencakup tujuh aspek yaitu:
1. Aspek kesehatan dan keselamatan kerja, tujuan dalam aspek ini adalah
mengurangi dampak asap rokok terhadap udara, mengurangi polusi zat kimia
yang berbahaya bagi kesehatan manusia, menjaga kebersihan dan kenyamanan
lingkungan proyek.
2. Aspek kualitas udara, tujuan dalam aspek ini adalah untuk mengurangi terjadinya
pencemaran udara yang ditimbulkan oleh bahan bangunan dan peralatan yang
digunakan selama proses konstruksi.
3. Aspek manajemen lingkungan bangunan, tujuan dalam aspek ini adalah untuk
mengurangi terjadinya limbah sehingga beban di tempat pembuangan akhir
berkurang. Mendorong gerakan pemilahan sampah secara sederhana agar
mempermudah proses daur ulang.
4. Aspek sumber dan siklus material, tujuan dalam aspek ini adalah untuk menahan
eksploitasi sumberdaya alam tidak terbarukan untuk memperpanjang daur hidup
material.
5. Aspek tepat guna lahan, tujuan dalam aspek ini adalah memelihara kehijauan
lingkungan, mengurangi emisi CO2 serta polutan. Selain itu, telah dilakukan
berbagai usaha untuk mengurangi beban drainase kota yang disebabkan oleh
limpasan air hujan baik volume maupun kualitas air akibat proses konstruksi.
6. Aspek konservasi air, tujuan dalam aspek ini adalah melakukan pemantauan dan
pencatatan pemakaian air, penghematan konsumsi air, dan melakukan reuse
pemakaian air yang bersumber dari dewatering, tampungan air hujan,
menggunakan limpasan air hujan selama proses konstruksi.
7. Aspek konservasi energi, tujuan dalam aspek ini adalah melakukan pemantauan
dan pencatatan pemakaian energi, penghematan konsumsi energi, dan
pengendalian penggunaan sumber energi yang berdampak terhadap lingkungan
selama proses konstruksi.
Alasan saya mengambil tema green building pada essay ini yaitu untuk
menyampaikan definisi serta manfaat dari green building yang belum banyak orang
mengetahuinya. Berdasarkan jurnal penelitian tentang green building yang saya baca,
pemahaman generasi milenial tentang green building masih belum mendalam.
Konsep green building dipahami sebatas hal-hal yang berkaitan dengan tanaman atau
area hijau di sekitar dan di dalam rumah. Pemahaman generasi milenial masih jauh
dari konsep green building saat ini, para ahli sudah membahas green building lebih
dari sekedar lingkungan hijau tetapi juga termasuk tata guna lahan, penghematan
energi, konservasi air, daur ulang material, kesehatan dan kenyamanan dalam
ruangan, serta manajemen lingkungan bangunan.Dari kesimpulan ini, dalam
penerapannya ketika menawarkan konsep green building kepada generasi milenial
harus memberikan edukasi. Kurangnya pemahaman terhadap konsep green building
akan menyulitkan ketika menawarkan konsep green building kepada mereka. Oleh
sebab itu perlu edukasi tentang green building calon konsumen rumah berkonsep
green building
PENUTUP
Kesimpulan
Adanya faktor global warming menjadi ancaman untuk ekosistem, banyak dampak
negatif yang sudah terjadi akibat adanya pemanasan global ini. Green Building
merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak dari pemanasan global karena green
building memiliki banyak manfaat terutama untuk menjaga ekosistem lingkungan. Pada
dasarnya green building memiliki konsep yang mengefisiensikan segala elemen yang
diperlukan sehingga dapat mengurangi tingkat konsumsi sumber daya alam yang
berlebihan. Manfaat dari penerapan green building itu sendiri bukan hanya dirasakan oleh
kita tetapi juga akan dirasakan oleh generasi-generasi dimasa yang akan datang.
Saran
Masih banyak orang yang belum mengetahui tentang konsep serta definisi dari green
building. Oleh karena itu, saya menyarankan untuk kedepannya pengetahuan tentang
green building agar lebih diperluas lagi baik melalui pendidikan akademik maupun di
social media terutama untuk generasi muda.
Referensi
Agung C.Nugroho, 2011. Sertifikasi Arsitektur Bangunan Hijau Menuju Bangunan Yang
Ramah Lingkungan. Jurnal Teknik Arsitektur Universitas Bandar
Lampung, Desember 2011.
Wimala, Mia, Akmalah, E, dan Sururi, M. Rangga (2016). Breaking Through the Barriers
to Green Building Movement in Indonesia: Insights from Building
Occupants. Energy Procedia, 100, 469-474.
Lilo AC, Jati Utomo DW, Sri Sumarni, Jeni P, 2017. Kajian Penerapan Green Building
Pada Gedung Bank Indonesia Surakarta. Jurnal UNS 2017.
http://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/seberapa-penting-penerapan-konsep-green-
building-untuk-indonesia/