Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS PADA ANAK

Disusun Oleh :

S1 KEPERAWATAN

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT II

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

TAHUN AKADEMIK 2019-2020


STIKES AL IRSYAD AL
ISLAMIYYAH CILACAP
KEPERAWATAN ANAK

Lampiran 1

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : SINDI YULIA I Tanggal Praktik :30-7-2020

Nomor Induk Mahasiswa : 108118032 Askep : ANAK

Masalah Kesehatan: Gastroenteritis ( GE ) pada anak

Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar dengan
konsisteni lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES 2016).

Menurut WHO secara klinis didefinisikan sebagai buang air besar (defekasi)
dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya lebih dari 200g atau 200 ml/24 jam.
A. Etiologi/ Faktor Risiko

Fator infeksi diare menurut Ngasityah (2016) .


1. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare
2. Infeksi bakteria : vibrio, E.coli ,salmonella campilobaster
3. Infeksi virus :Rostavirus, Calcivirus,Entrovirus ,Adenovirus,
Astrovirus
4. Infeksi parasite : cacing, protozoa (entamoba histolica, giardia
lambia), jamur (candida aibicans).
5. Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
Tonsilitas, bronkopneumonia, ensevalitis, meliputi :
Faktor mal absorbi : karbohidrat, lemak, protein
Faktor makanan : basi, racun, alergi
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas

B. Patofisiologi

Menurut Rizal (2018) patofisiologi dari gastroenteritis adalah


meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan, cairan yodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstra seluler keadaan tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi
kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transport aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus sel dalam
mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan
elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peradangan
akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom mal absorbs
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 2 macam yaitu
: Gangguan osmotic akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus :
1. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
2. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
berlebihan, selanjutnya timbul diare.

Dari kedua mekanisme diatas menyebabkan :


1. Kehilangan air dan elektrolit atau (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa.
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran
bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

C. Manifestasi Klinis

Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada
kasus gastroenteritis adalah :

1. Timbul diare

2. Feses cair, mungkin mengandung darah atau lendir

3. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur


empedu

4. Muntah baik sebelum dan sesudah diare

5. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung


pada bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang,selaput lendir
pada mulut dan bibir terlihat kering
6. Berat badan menurun

7. Pucat,lemah

8. Bayi / anak menjadi cengeng, rewel, gelisah

9. Nafsu makan berkurang atau tidak ada

D. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut IDAI (2011) pemeriksaan penunjang pada anak dengan


gastroenteritis :

1. Pemeriksaan Makroskopik : tinja perlu dilakukan pada semua


penderita meskipun pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan. Tinja
yang watery(berair) dan tanpa mukus atau darah biasanya disebabkan
oleh enteroktoksin virus,protozoa, atau disebabkan oleh infeksi diluar
saluran gastrointensial. Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa
disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin, bakteri
enteroinvasif yang menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus.

2. Pemeriksaan mikroskopik : untuk mencari adanya lekosit dapat


memberikan informasi tentang penyebab diare,letak anatomis serta
adanya proses peradangan mukosa. Lekosit dalam tinja diproduksi
sebagai respon terhadap bakteri yang menyerang mukosa kolon.

E. Penatalaksanaan:

1. Medis

a. Berikan Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah


tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah. Oralit saat ini yang
beredar dipasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang
rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan
cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang
hilang.

b. Berikan obat zinc

Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan


tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar,
mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare
pada 3 bulan berikutnya.

c. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotik tidak boleh digunakan rutin karena kecilnya kejadian diare


pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat
pada penderita diare dengan darah,suspek kolera.

2. Keperawatan

Penatalaksanaan menurut Rianto (2017) adalah pengobatan dengan cara


pengeluaran diet dan pemberian cairan.
a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun
misalnya air putih, sari buah segar ,air teh, kuah sup ,air tajin
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi
oral. Dibuat dengan mencampurkan garam rehidrasi kedalam satu liter
air besar

3. Keperawatan/ Proses Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

a. Identitas pasien :

Meliputi nama,umur, jenis kelamin,agama,pendidikan,nomor


register,diagnosa medis, tanggal masuk rumah sakit anak.

b. Keluhan utama :

Pasien/ anak mengeluh BAB cair lebih dari 3x.


c. Riwayat penyakit sekarang :

Pada umumnya didapatkan keluhan pada penderita yaitu peningkatan


frekuensi BAB dari biasanya dengan konsistensi cair,muntah,nyeri perut
sampai kejang, demam,lidah kering,turgor kulit menurun, BAB berwarna
kuning kehijauan.

d. Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat kesehatan lalu seperti riwayat sebelumnya misalnya


berhubungan dengan gastroenteritis.

e. Riwayat kesehatan keluarga :

Misalnya seperti ada salah satu keluarga yang menderita penyakit yang
sama (gastroenteritis).

f. Pola fungsi kesehatan

1) Pola Eliminasi Urine

Biasanya pada gastroenteritis ringan frekuensinya noral,


sedang(oliguri), berat (anuria).

2) Pola eliminasi alvi

Pada pasien biasanya BAB cair lebih banyak atau sering dari
sebelumnya.

3) Pola Nutrisi dan metabolisme

Pada pasien gastroenteritis terjadi peningkatan bising usus dan


peristaltik usus yang menyebabkan terganggunya absorbsi makanan
akibat adanya gangguan mobilitas usus. Sehingga menimbulkan gejala
seperti rasa kram pada perut, perut terasa mual atau tidak enak dan
malas makan, maka kebutuhan nutrisi menjadi terganggu karena
asupan yang kurang.

4) Pola istirahat tidur

Pada umumnya pola istirahat menjadi terganggu akibat gejala yang


ditimbulkan.
g. Pemeriksaan fisik :

1. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan


mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.

2. Keadaan umum : Pasien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran


menurun.

3. Kulit : Turgor kulit buruk,kering.

4. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup


padaanak umur 1 tahun lebih.

5. Mata : cekung, kering, sangat cekung.

6. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi


abdomen,peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun,
mual muntah,minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus,minum sedikit atau kelihatan bisa minum.

h. Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium : feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2meni
ngkat, HCO3 menurun )

- Faal ginjal : UC meningkat (GGA)2) Radiologi : mungkin ditemuka
n bronchopemoni

2. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumonia.

2) Diagnosa Keperawatan

a. Defisien volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai dengan


anak haus,kelemahan dan penurunan berat badan (NANDA,181)

b. Kerusakan Integritas kulit b.d Ekskresi ditandai adanya


kemerahan,area panas lokal (NANDA,406)
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ditandai nyeri
abdomen,kurang minat pada makanan (NANDA,153).

3) Intervensi Keperawatan

Dx Keperawatan NOC NIC

Dx I : Defisien volume Tujuan : Setelah dilakukan NIC : Manajemen Cairan

cairan b.d kehilangan tindakan keperawatan selama (NIC,157)

cairan aktif ditandai proses keperawatan 1.Dukung pasien dan


anak haus,kelemahan diharapkan volume cairan keluarga untuk membantu
dan penurunan berat pasien terpenuhi dalam pemberian makanan
badan (NANDA,181) NOC : Keseimbangan dengan baik.
Cairan (NOC,192)
2.Berikan cairan dengan
tepat.

3.Memonitor status gizi.

INDIKATOR I ER 4.Distribusikan asupan


R cairan selama 24 jam.
Keseimbangan 5.Jaga intake dan output
intake dan asupan yang akurat.
output dalam 24
6.Monitor status hidrasi.
jam
Berat badan
stabil
Turgor kulit
Kelembaban
membran
mukosa

Ket:
1 = Sangat terganggu

2 = Banyak terganggu

3 = Cukup terganggu

4 = Sedikit terganggu

5 = Tidak terganggu

Dx II : Kerusakan Tujuan : Setelah dilakukan NIC : Manajemen

Integritas kulit b.d tindakan keperawatan selama Tekanan (NIC,213)


Ekskresi ditandai proses keperawatan
1.Monitor area kulit dari
adanya kemerahan,area diharapkan tidak terjadi
adanya kemerahan.
panas lokal kerusakan pada kulit
2.Berikan Pakaian yang
(NANDA,406) NOC : Integritas Jaringan
tidak ketat pada anak.
Kulit (NOC,107)
3.Monitor sumber tekanan
INDIKATOR IR ER
dan gesekan.
Integritas kulit
4.Monitor mobilitas dan
Sensasi
aktivitas anak.
Wajah pucat
Tekstur 5.Berikan pijatan dengan
cara yang tepat.

Ket :

1 = Sangat terganggu

2 = Banyak terganggu

3 = Cukup terganggu

4 = Sedikit terganggu

5 = Tidak terganggu

Dx III : Tujuan : Setelah dilakukan NIC : Manajememn


tindakan keperawatan selama Nutrisi (NIC,197)
Ketidakseimbangan proses keperawatan
1.Tentukan status gizi anak
nutrisi kurang dari diharapkan nutrisi seimbang.
dan kemampuan anak untuk
kebutuhan tubuh b.d NOC : Status Nutrisi Bayi memenuhi kebutuhan gizi.
ketidakmampuan (NOC,552)
2.Tentukan jumlah kalori
mengabsorbsi nutrien
INDIKATOR IR ER dan jenis nutrisi yang
ditandai nyeri
Intake nutrisi dibutuhkan untuk
abdomen,kurang minat
Intake makanan memenuhi persyaratan gizi.
pada makanan
(NANDA,153) lewat mulut 3.Berikan pilihan makanan
Intake cairan sambil menawarkan
lewat mulut bimbingan terhadap pilihan
Toleransi makanan yang lebih sehat.
makanan 4.Beri obat-obatan sebelum
makan.

Ket : 5.Sajikan makanan dengan

1 = Tidak adekuat cara yang menarik.

2 = Sedikit adekuat

3 = Cukup adekuat

4 = Sebagian besar adekuat

5 = Sepenuhnya adekuat
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar (dikaitkan dengan patofisiologi dan
prognosis penyakit)/ Pathway.
Kebutuhan Cairan dan Kalori :

Rumus Perhitungan Darrow :


(10 kg pertama ) x 100 ml
(10 kg kedua ) x 50 ml
(10 kg sisanya) x 20 ml
DAFTAR PUSTAKA

Sodikin.2011. Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastrointestinal dan


Hepatobiler. Jakarta : Salemba Medika

Andresson .2017 .buku ajar gastroeterologi-hepatologi jilid 1.badan penerbit IDAI.

DEPKES RI direktorat Jendral pengadilan penyakit dan penyehatanlingkungan,


2011. Buku saku lintas diare. Jakarta: depkes

Ngastiyah.(2016).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep Dan


Proses Keperawatan . Jakarta: Medika salemba
Arfian. 2016. Asuhan keperawatan dengan masalah gangguan gastroenteritis
pediatrik edisi ketiga. Medan : EGC

Muttaqin, Arif. 2011.Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi asuhan keperawatan


Medikal Bedah.Jakata : Salemba Medika

Suriadi dan Yuliani, Rita.2010. Asuhan keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta
:Sagung Seto

Herdman, T. H & Kamitsuru, S. (2018) NANDA-1 Nursing Diagnoses : Definitiones


and Classification 2018-2020, ed. 11. New York : Thieme.

NIC

NOC

Anda mungkin juga menyukai