Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. TINJUAN UMUM

1. Sejarah Berdirinya Sekretariat Daerah Kabupaten Purbalingga

Menurut Kamus Jawa Kuno, asal-usul nama Purbalingga adalah sebagai

berikut. Kara Purba atau Purwa berarti dahulu, dimuka, permulaan atau Timur.

Sedangkan Lingga berarti tanda atau arca kuno. Pada masa pemerintahan

Belanda, Purbalingga merupakan daerah geografis yang oleh Pemerintahan

Hindia Belanda dijadikan sebagai Regnetshop. Sebelummendapat status itu,

Purbalingga hanyalah sebagai daerah biasa yang oleh Demang dan konon

Demang itu berkedudukan di desa Timbang (sekarang namanya Desa

Penambongan, Kecamatan Purbalingga). Pada waktu itu Purbalingga lebih

dikenal lagi sebagi bagian dari Pemerintahan Karanglewas yang dikuasai pleh

seorang ngabehi. Perubahan status Kedemangan menjadi Kabupaten dimulai

sejak Ngabehi diganti oleh seorang Bupati.

Setelah perang Mengkubumen berakhir pada tahun 1755 berdirilah keraton

Yogyakarta dan R.T Yudanegara III yang diangkat menjadi patihnya. Pusat

Pemerintahan yang semula di Karanglewas dipindahakan di Desa Purbalingga,

suatu desa yang dianggap subur dan strategis. Sejak itu Purbalingga suadah lepas

dari Banyumas dan berdiri sederajat langsung dibawah Pemerintahan Pusat di

Surakarta. Pada tanggal 23 Juli 1759, dibangun rumah Kadipaten serta segala

sesuatunya berkaitan dengan pemerintahan. Menurut perhitungan Kantor

Kesentanan Sidikoro, Baluwerti Keraton Surakarta tanggal berdirinya rumah

Kadipaten itu jatuh pada hari Senin Legi, Selo tahun EHE 1648 (Tahun Jawa).

1
Bupati pertama Purbalingga adalah R.T Dipayuda III yang memerintah

tahun 1759 hingga tahun 1787. Barulah tahun 1787, Susuhan Pakubuwana IV

menyerahkan Purbalingga kepada Pemerintah Hindia Belanda. Istilah Bupati

diganti dengan bahasa Belanda yaitu Regent dan daerahnya Regentschop

termasuk Karesidenan (Residen) Banyumas. Baik Regent maupun Bupati yang

memerintah Purbalingga sejak tahun 1759 hingga 1949,sebagian besar adalah

keturunan Kyai Arsantaka.

Bulan November 1831 atau Suro 1760 sesudah Perang Biting, Jederal De

Kock berkoferensi di Sokaraja dengan para Adipati, Ngabehi, dan Punggawa-

Punggawa yang telah berjasa dalam perang. De Kock mengumumkan bahwa

wilayah Banyumas mulai saat ini sepenunya menjadi kekuasaan Belanda, tidak

lagi dibawah pemerintah Surakarta. Banyumas ditetapkan menjadi Karesidenan

dan dibagi lima wilayah Kabupaten. Para Pegawai dan pemberian pangkat pada

mereka ditetapkan oleh Belanda. Sebagai Residen pertama Banyumas adalah

Tuan Stuuler. Pengangkatan Adipati oleh pemerintah Belanda diambilkan hanya

dar tedak turun Adipati naluri sistem keturunan.

Tahun 1929 Pemerintah Hindia Belanda membagi daerah Kabupaten

Purbalingga menjadi wilayah Kawedanan (Distrik) dan Kecamatan

(Onderdistrik). Pembagian wilayah Administrasi diumuman dalam Saatbled Van

Nederlansch Indie No.2 tanggal 1 Febuari 1929, tentang Binnenlandsch Berstuur

Java en Madura dengan bersluit (Surat Keputusan) dari Gubernur Jendral Hindia

Belanda No. 25 tanggal 5 Januari 1929. Selain itu Gubernur Jenderal juga

mengumumkan pembentukan kembali struktur Pemrintahan Daerah Kabupaten

Pubalingga sebagaimana tertuang dalam Staatbled Van Nederlansch Indie

No.224 tanggal 12 jUli 1929 Bestuur Hermoving Decentralisantie

Regenschappen Midden Java, keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

1930. Untuk menjalankan roda pemerintahan, dibentuklah semacam dewan yang

disebut “Regenschpraad” diketahui oleh Bupati dengan beranggotakan 19 orang,

2
terdiri dari 2 orang Belanda, 15 orang Pribumi dimaksud, 10 orang diantaranya

hasil pemilihan, dari Kewedanan Purbalingga 4 orang, Bobotsari 2 orang dan dari

Kawedanan Bukateja 3 orang.

Nama-nama Bupati Purbalingga semasa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda :

a. Bupati Pertama, R.T Dipayuda III

b. Bupati Kedua, R.T Dipakusuma I

c. Bupati Ketiga, R.T Bratasudira

d. Bupati Keempat, R.T Dipakusuma II

e. Bupati Kelima, Raden Adipati Dipakusuma III

f. Bupati keenam, Raden Adipati Dipakusuma IV

g. Bupati Ketujuh, R.T Dipakusuma V

h. Bupati Kedelapan, Raden Adipati Arya Dipakusuma VI

i. Bupati Kesembilan, R.T Arya Suganda

j. Bupati Kesepuluh, R.T Arya Suganda

k. Bupati Kesebelas, Raden Mas Kartono

Bupati yang menjalankan pada masa kemerdekaan I dan II, Purbalingga terdapat

2 orang roda Pemerintahan Daerah yaitu Raden Mas Tumenggung Arya Suganda

yang berkedudukan di Kota sebagai Bupati versi Recomba yaitu pemerintah

peralihan Belanda sementara itu Raden Mas Kartono diangkat oleh Pemerintah

Republik Indonesia sebagai Bupati Purbalingga Kesebels, memerintahkan tahun

1947 hingga tahun 1950.

Dengan berakhirnya perang kemerdekaan, jabatan Bupati Purbalingga yang

semula berdasarkan keturunan mulai dihapuskan. Pemilihan umum daerah tahun

1957 menghasilkan 2 pemimpin daerah yaitu Raden Hadikusumo sebagai

Bupati, sedangkan Mas Kacasukarta sebagai Kepala Daerah. Sedangkan semasa

pemerintahan Bupati Goentoer Darjono diadakan pemugaran-pemugaran di

pusat pemerintahan Kabupaten Purbalingga terutama kompleks kabupaten antara

lain pintu gerbang dan teras serta pendopo. Saat ini Kabupaten Purbalingga

3
dipimpin oleh Bupati H. Tasdi, SH,MM. dan Wakil Bupati Dyah Hayuning

Pratiwi, SE,B.Econ.

Visi dan Misi Perusahaan

1. VISI

“Purbalingga yang mandiri dan berdaya saing menuju masyarakat

sejahtera.”

2. MISI

a. Menyelenggarakan pemerintahan yang Profesional, Efisien, Efektif,

Bersih dan Demokratis, sehingga mampu memberikan pelayanan

secara prima kepada masyarakat.

b. Mengupaya kecakupan kebutuhan pokok manusia utamanya pangan

dan papan secara layak.

c. Meningkatkan sumber daya manusia utamanya memulai peningkatan

derajat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat.

4
2. STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN KESEJHTERAAN
RAKYAT (KESRA)

KEPALA BAGIAN KESRA

ENISOSIATMAN, S.Sos,M.Si

KASUBAG KASUBAG KASUBAG


KEMASYARAKATAN SOSIAL KEAGAMAAN

EVI CAHYANI, S.STP SRI NURWITRI, S.Sos RAHMONO, S.Pd,M.Pd

STAF-STAF

1. UMAR FAOZI
2. A. RAFIK SUGIARTO, S.
Hi
3. MUTMAINAH, Amd

STAF-STAF
STAF-STAF
1. JARTIMAH
1. MARLINA PURWANINGSIH, SE
2. SUNARTI
2. SUMARNO
3. ANA VIONITA, SP
3. YULI DWI PURWOKO
4. ADE GUNAWAN
5. CHUSNUL CHOTIMAH

3. MEKANISME KERJA BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

5
a. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat

Tugas Pokok :

Pasal 42 : Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Asisten Ekonomi Pembangunan dan

Kesejahteraan Rakyat dalm memimpin, mengkoordinasikan, mrembina dan

mengendalikan tugas-tugas di bidang pembinaan mental, sosial dan

kemasyarakatan yang meliputi pelaksanaan dan penyusunan kebijakan

teknis satuan kerja perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan

pendidikan kesehatan dan lain-lain.

b. Kasubag Keagamaan

Tugas Pokok :

Pasal 44 : Kepala Sub Bagian Keagamaan mempunyai tugas pokok

melaksanakan tugas kepala bagian kesejahteraan rakyat yang meliputi teknis

satuan kerja perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan keagamaan,

pendidikan serta P4GN.

c. Kasubag Kemasyarakatan

Tugas Pokok :

Pasal 48 : Kepala Sub Bagian Kemasyarakatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas kepala bagian kesejahteraan rakyat yang

meliputi pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga

berencana, kebudayaan, pemuda dan olahraga.

d. Kasubag Sosial

Tugas Pokok :

Pasal 46 : Kepala Sub Bagian Sosial mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas kepala bagian kesejahteraan rakyat yang

meliputi satuan kerja perangkat daerah dalam rangka kesejahteraan sosial

dan ketenegakerjaan, kesehatan serta transmigrasi.

e. Staff

6
Tugas Pokok :

Staff mempunyai tugas pokok untuk membantu melaksanakan tugas para

Kepala Sub Bagian.

C.MAKSUD DAN TUJUAN PKL

7
Maksud dan tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kompetensi dan

bidang keahliannya dalam rangka menghadapi dunia kerja.

2. Mengetahui penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh di

sekolah dalam dunia kerja.

3. Membina hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan

instansi/perusahaan selaku institusi pasangan (DU/DI).

Adapun tujuan dari penyusunan laporan PKL ini adalah sebagai bahan

pertanggungjawaban dalam pelaksanaan PKL serta untuk memenuhi tugas

mata pelajaran kompetensi kejuruan otomatisasi dan tata kelola perkantoran

sebagai salah satu syarat kenaikan kelas.

D.WKATU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu

mulai tanggal 1 November 2018 sampai dengan 30 April 2019. Adapun

tempat pelaksanaan PKL adalah di kantor SEKRETARIAT DAERAH Kab.

Purbalingga di Jalan Onje No. 1B Purbalingga 53311.

BAB II

8
PENGOLAHAN SURAT/DOKUMEN KANTOR SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN PURBALINGGA

A. Prosedur Penanganan Surat Masuk di Kantor Sekretariat Daerah


Kabupaten Purbalingga
1. Penerimaan
Tugas Penerimaan Surat dilakukan dengan cara :
a. Mengumpulkan dan menghitung jumlah surat yang masuk
b. Meneliti ketepatan alamat si pengirim
c. Menggolong-golongkan surat sesuai dengan jenisnya
d. Menandatangani bukti pengiriman sebagai tanda bahwa surat telah
diterima.

2. Penyortiran surat masuk


Penyortiran surat adalah kegiatan mengelompokkan surat sesuai
dengan jenisnya untuk ditindak lanjuti.
Penyortiran surat meliputi :
1. Menggolongkan surat
2. Menggolongkan surat pribadi untuk pimpinan (surat rahasia),
sekretaris, dan pegawai lainnya
3. Menggolongkan surat dinas.

3. Pencatatan
Meliputi tugas-tugas sebagai berikut :
1. Membuka sampul, membaca dan meneliti isi surat
2. Pemeriksaan atas lampiran-lampiran
3. Membubuhkan stempel agenda pada ruang yang kosong di bagian
atas/bawah halaman pada sampul

4. Penyampaian Surat
1. Surat yang berdisposisi terlebih dahulu dicatat dalam buku agenda
2. Menyampaikan surat tersebut melalui buku agenda kepada pejabat
yang bersangkutan.

9
5. Penyimpanan arsip surat masuk

1. Meneliti tanda-tanda dan mengindeks


2. Memberi kode dan menyortir
3. Menyimpan kedalam folder tertentu
4. Menata arsip

10
PROSEDUR PENANGANAN SURAT MASUK

Penerimaan Surat

Pengagendaan Surat

Penyortian Surat

Pemberian Disposisi

Pengagendaan Surat

Penyimpanan Surat

11
B. Prosedur Penanganan Surat Keluar di Bagian Hukum Kantor Sekretariat

Daerah Purbalingga

1. Perintah Pembuatan Surat

Perintah Pembuatan Surat dilakukan oleh pimpinan kepada salah satu

staf yang ditunjuk.

2. Pembuatan Konsep Surat

Pembuatan Konsep Surat adalah kegiatan membuat rencana dan

penyusunan penulisan surat-surat keluar.

3. Persetujuan Konsep Surat

Apabila Konsep Surat telah selesai dibuat, maka konsep surat harus

dimintakan persetujuan kepada pimpinan. Surat yang sudah mendapat

persetujuan dari pimpinan selanjutnya sebagai tanda persetujuan atas konsep

surat itu, pimpinan yang berkepentingan membubuhkan parafnya (taklik).

4. Pengetikan

Konsep surat yang telah mendapat persetujuan dan telah memperoleh

kode atau nomor surat, kemudian diserahkan kepada unit pengetikan.

5. Penelitian Hasil Pengetikan

Penelitian dilakukan agar tidak ada lagi kesalahan.

6. Penandatanganan

Apabila tidak terdapat lagi kejanggalan atau kesalahan, kemudian surat

jadi disampaikan kepada pimpinan atau pejabat yang berwenang untuk

ditandatangani.

7. Pencatatan

Sebelum surat disampaikan kepada alamat yang dituju, surat tersebut

dicatat dalam agenda surat keluar dan surat tersebut diberi cap ataustempel

dinas dan dimasukan ke dalam sampul surat. Surat yang asli dikirim dan

lembar tindasan disimpan sebagai arsip.

12
PROSEDUR PENANGANAN SURAT KELUAR

Pembuatan Konsep Surat

Persetujuan Konsep Surat

Pengetikan Surat

Mengagenda Surat

Pemberian Nomor

Pemberian Stampel

Pengiriman Surat

Penyimpanan Surat

13
BAB III

PENUTUP

A. MANFAAT YANG DISARANKAN

Setelah melaksanakan Praktek kerja lapangan di Sekretariat Daerah Kabupaten

purbalingga saya mempunyai saran :

a. Mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan tentang tata cara kerja yang

baik di dalam sebuah kantor.

b. Keahlian yang tidak diajarkan di sekolah saya dapatkan didunia

usaha/industri.

c. Melatih saya bersikap lebih dewasa dalam bergaul, displin waktu dan

pakaian, berperilaku sopan, berkomunikasi yyang baik dan menyelesaikan

pekerjaan denagn baik, rapi, dan rajin.

d. Saya mempunyai banyak ilmu pengetahuan selama berada di Sekretariat

Daerah Kabupaten Purbalingga.

e. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja

B. SARAN-SARAN

1. Saran untuk SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga.

Saya menyampaikan beberapa saran mengenai hal yang akan berkaitan

dengan kegiatan PKL anata lain :

a. Pihak sekolah harap menyampaikan informasi yang ditunjukan kepada

siswa PKL dengan jelas.

b. Pihak sekolah diharapkan dapat memantau jegiatan siswa yang sedang

melaksanakan PKL secara intensif sehingga segala kesulitan yang

timbul dapat dipecahkan bersama.

c. Pihak sekolah diharapkan ketepatan waktunya dalam hal monitoring.

14
2. Saran unruk Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Purbalingga selaku

tempat PKL.

a. Pihak Instansi agar dapat mengingatkan kedisiplinan dalam bekerja.

b. Pihak Instansi agar dapat memberikan arahan juga perhatian untuk para

siswa/siswi PKL.

15

Anda mungkin juga menyukai