Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR I.

PENDAHULUAN
1. Dekripsi Mata Diklat
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR
Dalam Mata Diklat Akuntabilitas PNS, secara substansi pembahasan
CALON PNS TAHUN 2019 berfokus pada fasilitas pembentukan nilai-nilai dasar akuntabilitas.
Peserta diklat akan dibekali dengan pembelajaran mengenai nilai-nilai
dasar dan konsep akuntabilitas publik, konflik kepentingan dalam
AKUNTABILITAS
masyarakat, netralitas PNS, keadilan dalam pelayanan publik,
TANGGAL 14 MARET 2019 transparan dalam memberikan informasi dan data yang dibutuhkan
oleh publik, serta sikap dan perilaku yang konsisten. Mata diklat ini
disajikan dengan proses experiential learning, yang memberikan
penekanan-penekanan pada proses internalisasi nilai-nilai dasar,
kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi,
film pendek, studi lapangan dan demonstrasi. Melalui mata diklat ini,
peserta akan dinilai kemampuannya dalam mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar akuntabilitas guna pelaksanaan tugas jabatannya.

Oleh :
DWIYONO,SE,M.Si

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN


DAN PELATIHAN DAERAH
KABUPATEN BANYUMAS

1** Expression is faulty ** 1** Expression is faulty **


II. KONSEP AKUNTABILITAS  memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
1. Uraian Materi
 menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
a. Apa yang Dimaksud dengan Akuntabilitas
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak
b. Aspek - Aspek Akuntabilitas
mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata
 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting,
relationship)
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
yang memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dilain sisi,
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
individu/kelompok/institusi bertanggungjawab untuk memenuhi
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau semua kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas,
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi hubungan yang terjadi adalah hubungan yang
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya bertanggungjawab antara kedua belah pihak.
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:  Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
 Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk
 memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan
kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.

2** Expression is faulty ** 2** Expression is faulty **


 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada
requiers reporting) atasannya.
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan
Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda.
terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti
menjadi kebiasaan (“how things are done around here”) dapat
nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia
mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan
birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud suatu
mempengaruhi aturan formal yang berlaku. Seperti misalnya
laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk
keberadaan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Negeri Sipil, belum sepenuhnya dipahami atau bahkan dibaca oleh
Pemerintah).
setiap CPNS atau pun PNS. Oleh sebab itu, pola pikir PNS yang
 Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
bekerja lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya dan
meaningless without consequences)
memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut,
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan
PNS perlu merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan
tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan
prilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan publik, imparsial,
atau sanksi.
dan berintegritas.
 Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance) Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.  Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);

c. Pentingnya Akuntabilitas  untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);


Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada  untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam konstitusional);

3** Expression is faulty ** 3** Expression is faulty **


 untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). perbedaan?”. Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan
d. Bagaimana Tingkatan dalam Akuntabilitas? dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.

 Akuntabilitas Individu,

Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu


dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya
sebagai pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan
bertanggungjawab untuk memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan
Bagan 1. Tingkat Akuntabilitas
kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung
jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan penting
yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu
seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk mengatakan
“Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini adalah apa

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”.

personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok,


 Akuntabilitas Kelompok
akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
 Akuntabilitas Personal (Personal Accountability),
kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada

Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada adalah “Kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok,

diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. maka pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang

Pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi

seseorang memiliki akuntabilitas personal antara lain “Apa yang memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja

dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan membuat organisasi yang diharapkan.

4** Expression is faulty ** 4** Expression is faulty **


 Akuntabilitas Organisasi Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
 Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu
legality).
terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya. Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang diterapkan.
 Akuntabilitas Stakeholder
 Akuntabilitas proses (process accountability).
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, Akuntabilitas proses terkait dengan: apakah prosedur yang digunakan
dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan
adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan
pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat. prosedur administrasi? Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui
pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah.
III. MEKANISME AKUNTABILITAS
Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses dilakukan untuk
menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme.
1. Uraian Materi

Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme  Akuntabilitas program (program accountability).

ini dapat diartikan secara berbeda-beda dari setiap anggota organisasi


Akuntabilitas ini dapat memberikan pertimbangan apakah tujuan yang
hingga membentuk perilaku yang berbeda-beda pula. Contoh
ditetapkan dapat tercapai, dan Apakah ada alternatif program lain
mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem penilaian
yang memberikan hasil maksimal dengan biaya minimal.
kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan
(CCTV, finger prints, ataupun software untuk memonitor pegawai  Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
menggunakan komputer atau website yang dikunjungi).
Akuntabilitas ini terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas

5** Expression is faulty ** 5** Expression is faulty **


kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat 1) Kepemimpinan
luas. Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
a. Mekanisme Akuntabilitas Birokrasi Indonesia
menciptakan lingkungannya. Pimpinan mempromosikan
Akuntabilitas tidak akan mungkin terwujud apabila tidak ada alat
lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan
akuntabilitas. Di Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah:
memberikan contoh pada orang lain (lead by example), adanya
 Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP-D), Menengah
memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan
pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan
Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana
kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan
Strategis (Renstra) untuk setiap Satuan Kerja Perangkat
sumber daya, sehingga dengan adanya saran dan penilaian
Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk
yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
setiap PNS.
 Kontrak Kinerja. Semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa 2) Transparansi
terkecuali mulai 1 Januari 2014 menerapkan adanya kontrak Tujuan dari adanya transparansi adalah:
kerja pegawai. Kontrak kerja yang dibuat untuk tiap tahun ini
 Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama
merupakan kesepakatan antara pegawai dengan atasan
antara kelompok internal dan eksternal
langsungnya. Kontrak atau perjanjian kerja ini merupakan
 Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
 Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
 Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja
 Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
Instansi Pemerintah (LAKIP) yang berisi perencanaan dan
secara keseluruhan.
perjanjian kinerja pada tahun tertentu, pengukuran dan analisis
3) Integritas
capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan.
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
b. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel

6** Expression is faulty ** 6** Expression is faulty **


menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,  Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik
undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang sesuai dengan kompetensinya
berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan  Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau ditetapkan dan fungsinya untuk melindungi sumber
stakeholders. daya organisasi
4) Tanggungjawab (Responsibilitas) 5) Keadilan
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
atas keputusan yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan
dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas institusi. menjadi tidak optimal.
 Responsibiltas Perseorangan 6) Kepercayaan
 Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
diputuskan dan tindakan yang telah dilakukan Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan
 Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal
keputusan yang tidak dapat dipercaya.
 Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam 7) Keseimbangan
keputusan Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
 Responsibilitas Institusi diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan

 Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu

daya yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan

 Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya

dalam pengambilan keputusan peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan

7** Expression is faulty ** 7** Expression is faulty **


kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu,
adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya
dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8) Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu
atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan
tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang
jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan
adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

9) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja
yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi. Berikut adalah 5 langkah yang harus dilakukan dalam membuat
framework akuntabilitas di lingkungan kerja PNS:
c. Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan dalam Menciptakan
 Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggungjawab
Framework Akuntabilitas
yang harus dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui
penentuan tujuan dari rencana strategis organisasi,
mengembangkan indikator, ukuran dan tujuan kinerja, dan
mengidentifikasi peran dan tanggungjawab setiap individu
dalam organisasi.

8** Expression is faulty ** 8** Expression is faulty **


 Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mengukur legitimasi sebuah pemerintahan. Dalam payung besar
mencapai tujuan. Cara ini dapat dilakukan melalui identifikasi demokrasi, pemerintah senantiasa harus terbuka kepada
program atau kebijakan yang perlu dilakukan, siapa yang rakyatnya sebagai bentuk legitimasi (secara substantif).
bertanggungjawab, kapan akan dilaksanakannya dan biaya Partisipasi ini dapat berupa pemberian dukungan atau penolakan
yang dibutuhkan. Selain itu, perlu dilakukannya identifikasi terhadap kebijakan yang diambil pemerintah ataupun evaluasi
terhadap sumberdaya yang dimiliki organisasi serta terhadap suatu kebijakan.
konsekuensinya, apabila program atau kebijakan tersebut
berhasil atau gagal untuk dilakukan. Ketersediaan informasi publik ini nampaknya telah memberikan
 Melakukan implementasi dan memantau kemajuan yang pengaruh yang besar pada berbagai sektor dan urusan publik di
sudah dicapai. Hal tersebut penting dilakukan untuk Indonesia. Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini
mengetahui hambatan dari impelementasi kebijakan atau adalah perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi
program yang telah dilakukan. publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
 Memberikan laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat: KIP).
dan tepat waktu. Hal ini perlu dilakukan sebagai wujud untuk Konteks lahirnya UU ini secara substansial adalah memberikan
menjalankan akuntabilitas dalam menyediakan dokumentasi jaminan konstitusional agar praktik demokratisasi dan good
dengan komunikasi yang benar serta mudah dipahami. governance bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait

 Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau kepentingan publik, yang bertumpu pada partisipasi masyarakat

feedback untuk memperbaiki kinerja yang telah dilakukan maupun akuntabilitas lembaga penyelenggara kebutuhan publik.

melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat korektif.


b. Praktek Kecurangan (Fraud) dan Perilaku Korup
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan
IV. AKUNTABILITAS DALAM KONTEKS pelayanan yang baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan
1. Uraian Materi tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi
a. Transparansi dan Akses Informasi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan
Keterbukaan informasi telah dijadikan standar normatif untuk

9** Expression is faulty ** 9** Expression is faulty **


publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi seseorang tersebut punya konflik kepentingan, tapi bagaimana
oleh para pelayan publik atau birokratuntuk seseorang tersebut menyikapinya.
menyelenggarakanpelayanan yang baik untuk publik. Buruknya
sikap aparat sangat berkaitan dengan etika. Tipe-tipe Konflik Kepentingan
Ada 2 jenis umum Konflik Kepentingan:

Isu etika menjadi sangat vital dalam administrasi publik dalam a. Keuangan

penyelenggaraan pelayanan sebagai inti dari administrasi publik. Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana,

Diskresi administrasi menjadi starting point bagi masalah moral peralatan atau sumber daya aparatur) untuk keuntungan

atau etika dalam dunia administrasi publik Rohr (1989: 60 dalam pribadi.

Keban 2008: 166). Sayangnya etika pelayanan publik di Indonesia Contoh :

belum begitu diperhatikan.  Menggunakan peralatan lembaga/unit/divisi/bagian untuk


memproduksi barang yang akan digunakan atau dijual

c. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara secara pribadi;

Untuk kelancaran aktivitas pekerjaan, hampir semua instansi  menggunakan peralatan lembaga/unit/divisi/bagian untuk

pemerintah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti telepon, memproduksi barang yang akan digunakan atau dijual

komputer, internet dan sebagainya. Tidak hanya itu, bahkan secara pribadi;

semua instansi pemerintah memiliki aset-aset lain, seperti rumah  menerima hadiah atau pembayaran mencapai sesuatu
dinas, mobil dan kendaraan dinas lainnya. Kesemuanya itu yang diinginkan;
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam melayani  menerima dana untuk penyediaan informasi pelatihan
publik. Oleh karena itu disebut sebagai fasilitas publik. dan / atau catatan untuk suatu kepentingan;
 menerima hadiah pemasok atau materi promosi tanpa
d. Konflik Kepentingan otoritas yang tepat
Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas b. Non- Keuangan
publik dan kepentingan pribadi bertentangan. Tidak masalah jika Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri

10** Expression is faulty ** 10** Expression is faulty **


sendiri dan / atau orang lain. Apakah keterlibatan saya dalam keputusan tampak adil dan wajar
dalam semua keadaan?
Contoh:  Presence of Mind
Apa konsekuensi jika saya mengabaikan konflik kepentingan?
 Berpartisipasi sebagai anggota panel seleksi tanpa
Bagaimana jika keterlibatan saya dipertanyakan publik?
menggunakan koneksi, asosiasi atau keterlibatan dengan
 Janji
calon
Apakah saya membuat suatu janji atau komitmen dalam
 Menyediakan layanan atau sumber daya untuk klub, kaitannya dengan permasalahan? Apakah saya berdiri untuk
kelompok asosiasi atau organisasi keagamaan tanpa biaya menang atau kalah dari tindakan/keputusan yang diusulkan?
 Penggunaan posisi yang tidak tepat untuk memasarkan
atau mempromosikan nilai-nilai atau keyakinan pribadi Konsekuensi Kepentingan Konflik
 Hilangnya/berkurangnya kepercayaan pegawai dan
stakeholders
Bagaimana cara mengidentifikasi konflik kepentingan
 Memburuknya reputasi pribadi atau reputasi Institusi
 Tugas publik dengan kepentingan pribadi
 Tindakan in-disipliner
 Pemutusan hubungan kerja
Apakah saya memiliki kepentingan pribadi atau swasta yang
 Dapat dihukum baik perdata atau pidana
mungkin bertentangan, atau dianggap bertentangan dengan
kewajiban publik?
V. MENJADI PNS YANG AKUNTABEL

 Potensialitas
1. Uraian Materi

Mungkinkah ada manfaat bagi saya sekarang, atau di masa depan, Di dalam Undang Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) disebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan dan
yang bisa meragukan objektivitas saya?
Manajemen ASN berdasarkan pada asas:
Bagaimana keterlibatan saya dalam mengambil keputusan / Kepastian hukum
tindakan dilihat oleh orang lain?  Profesionalitas
 Proporsionalitas  Proporsionalitas

11** Expression is faulty ** 11** Expression is faulty **


 Keterpaduan Diperlukan Sesuai Dengan Bidang Tugas, Kualifikasi Akademik,
 Delegasi Jaminan Perlindungan Hukum Dalam Melaksanakan Tugas, serta
 Netralitas Profesionalitas Jabatan;
 Akuntabilitas pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat

 Efektif dan efisien membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah
keputusan yang akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga
 Keterbukaan
kepercayaan dan keyakinan terhadap masyarakat dalam pekerjaan
 Nondiskriminatif
pemerintahan. Dalam prakteknya, penempatan kepentingan umum
 Persatuan dan kesatuan
berarti bahwa: Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan
 Keadilan dan kesetaraan, dan
tidak bias; Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process;
 Kesejahteraan
Akuntabel dan transparan; Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:
dan efisien; Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor
 Nilai dasar publik etika sesuai dengan organisasinya serta Mendeklarasikan secara
 Kode etik dan kode perilaku terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.
 Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab pada pelayanan
publik
 Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas A. DAFTAR PUSTAKA
 Kualifikasi akademik
 Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, dan Bovens, M. 2007. Analysing and Assessing Accountability: A Conceptual
Framework’ European Law Journal, Vol. 13(4), pp. 447–468.
 Profesionalitas jabatan Maccarthaigh, Muiris & Boyle, Richard. 2014. Civil Service
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang Accountability: Challenge And Change. An Foras Riaracháin
Institute Of Public Administration
tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik
Connors, Roger., Smith, Tom., & Hickman, Craig, 1994, The OZ Principle
praktis, melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan Getting Result Through Individual and Organizational
tugas dan fungsinya; Accountability, Unites States : Prentice Hall Press
Ferrell, Fraedrich, & Ferrell, 2011, Business Ethics Ethical Decision
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut yaitu Nilai
Making and Cases, United States of America: South-Western
dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku, Komitmen, Integritas Moral dan Cengage Learning
Tanggung Jawab Pada Pelayanan Publik, Kompetensi Yang Maccarthaigh, Muiris, & Boyle, Richard, 2014, Civil Service

12** Expression is faulty ** 12** Expression is faulty **


Accountability: Challenge and Change, Institute of Public
Administration
Miller, Brian Cole, 2006, Keeping Employees Accountable For Results
Quick Tips For Busy Managers, New York: American
Management Association
Odugbemi, Sina., & Lee, Taeku, 2011, Accountability Through Public
Opinion From Inerta To Publik Action, Washington DC: The
World Bank
Public Sector Commision, 2011, A Guide to Accountable and Ethical
Decision Making in the WA Public Sector, Australia:
Government of Western Australia
PBM SIG, 2000, The Performance-Based Management Handbook
Volume 2: Establishing An Integrated Performance
Measurement System, A Product of The Performance-Based
Management Special Interest Group/PBM SIG
PBM SIG/2000, The Performance-Based Management Handbook
Volume 3: A Six-Volume Compilation of Techniques and
Tools for Implementing the Government Performance and
Results Act of 1993, A Product of The Performance-Based
,
Management Special Interest Group/PBM SIG

13** Expression is faulty ** 13** Expression is faulty **

Anda mungkin juga menyukai