Lks Sifat-Sifat Dan Kegunaan Haloalkana
Lks Sifat-Sifat Dan Kegunaan Haloalkana
Nama : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa haloalkana dengan benar melalui
diskusi kelompok
2. Siswa dapat mendeskripsikan kegunaan senyawa haloalkana dengan benar
melalui diskusi kelompok
Kegiatan 1
Pembuatan Haloalkana
61
1. Reaksi Subsitusi
1) Pembuatan kloroalkana
............................ ...................................
2) Pembuatan bromoalkana
............................. ..................................
1) Pembuatan kloroalkana
a.
CH3 ― CH2 ― OH + HCl → CH3 ― CH2 ― ..... + H2O
............................ ............................
CH3 CH3
b.
׀ ׀
CH3 ― C ― OH + HCl → CH3 ― C ― ..... + H2O
׀ ׀
CH3 CH3
............................ ............................
2) Pembuatan bromoalkana
............................ ............................
3) Pembuatan iodoalkana
Untuk pembuatan iodoalkana, alkohol direaksikan dengan sebuah campuran antara natrium atau kalium
iodida dengan asam posfat (V) pekat, H 3PO4, dan dilakukan distilasi untuk memisahkan iodoalkana.
Pencampuran iodin dengan asam posfat (V) akan menghasilkan hidrogen iodida yang bereaksi dengan
alkohol.
CH3 ― CH2 ― OH + HI → CH3 ― CH2 ― ..... + H2O
............................ ............................
62
Kesimpulan
Reaksi umum yang terjadi pada proses ini bisa dituliskan sebagai berikut:
.....................................................
1) Pembuatan kloroalkana
a. Kloroalkana bisa dibuat dengan mereaksikan sebuah alkohol dengan fosfor(III) klorida cair, PCl 3.
............................ ............................
............................ ............................
b. Kloroalkana juga bisa dibuat dengan mengadisi fosfor(V) klorida padat, PCl 5, ke sebuah alkohol.
............................ ............................
............................ ............................
Bromoalkana dan iodoalkana dibuat dengan cara umum yang sama. Sebagai ganti penggunaan fosfor(III)
bromida atau iodida, alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan sebuah campuran antara fosfor dengan
bromin atau iodin yang berwarna merah.
Fosfor bereaksi pertama kali dengan bromin atau iodin menghasilkan fosfor(III) halida.
2P + 3Br2 → 2PBr3 63
2P + 3I2 → 2PI3
Hasil-hasil reaksi ini selanjutnya bereaksi dengan alkohol menghasilkan halogenalkana yang sesuai yang
bisa dipisahkan dengan distilasi.
............................ ............................
............................ ............................
2. Reaksi Adisi
A. Adisi antara alkena dengan halogen (X2)
1)
CH3 ― CH ═ CH2 + Cl2 → ....................................
............................ ............................
2)
............................ ............................
a)
............................ ............................
64
b)
CH2 ═ CH ― CH2 ― CH2 ― CH3 + HBr → ................................................
............................ ............................
Kesimpulan
Kegiatan 2
Senyawa haloalkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak larut dalam air.
Sifat fisika haloalkana lainnya yaitu haloalkana mempunyai titik .................... dan titik
..................... lebih tinggi dari alkana yang mempunyai jumlah atom C yang sama. Hal ini
disebabkan adanya ............................... atom hidrogen dengan atom ...................... yang
mempunyai massa atom lebih besar daripada hidrogen.
a.
CH3Cl + NaOH → .......................... + NaCl
............................ ............................
b.
2CH3Cl + Mg(OH)2 → ....................... + MgCl2
............................ ............................
Kesimpulan
Rumus umum :
‒ C ‒ C ‒ + KOH → ‒ C ═ C ‒ + KX + H2O
׀ ׀
H X
66
Reaksi :
............................ ............................
3) Haloalkana bereaksi dengan logam natrium akan menghasilkan alkana. Reaksi ini disebut Sintesis Wart.
Reaksi :
............................ ............................
Jika larutan alkil dalam eter kering dikocok dengan serbuk magnesium, maka akan terjadi pereaksi
Grignard. Dari sintesis inilah Victor Grignard pada tahun 1942 mendapat hadiah nobel.
Eter kering
R ― X + Mg → R ― MgX
Pereaksi Grignard
Reaksi :
2CH3 ― CH2 ― Cl + Mg → 2CH3 ― CH2 ― MgCl2
............................ ....................
Kegiatan 3
Manfaat haloalkana sangat banyak dan oleh karena itu haloalkana diproduksi dengan skala besar
untuk tujuan komersial.
67
No Kegunaan Senyawa Senyawa Haloalkana Struktur Senyawa
Haloalkana cair seperti karbon
tetraklorida (CCl4), kloroform (CHCl3),
dan metil klorida (CH3Cl)
.....................................................
Obat (anestetik) .....................................................
3 ...................................
.....................................................
.........................................................
6 Insektisida ......................................
CFC dikenal juga dengan nama dagang
Freon. Jenis CFC yang umum
digunakan yaitu :
7 ...................................................... triklorofluorometana (CFCl3) yang ..........................................
dikenal sebagai Freon 11 dan
diklorofluorometana (CF2Cl2) yang
dikenal sebagai Freon 12.
Senyawa 1,2-dibromoetana (C2H4Br2),
merupakan senyawa yang
ditambahkan ke dalam bensin yang
8 .................................................... ......................................
menggunakan tetraethyl lead (TEL)
atau [Pb(C2H5)4.
68
Sifat-sifat dan kegunaan
HALOALKANA
UNTUK SMA KELAS XII SEMESTER 2
Kelompok :
Nama : 1.
2.
3.
4.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa haloalkana dengan benar melalui
diskusi kelompok
2. Siswa dapat mendeskripsikan kegunaan senyawa haloalkana dengan benar
melalui diskusi kelompok
Kegiatan 1
Pembuatan Haloalkana
1. Reaksi Subsitusi
1) Pembuatan kloroalkana
2) Pembuatan bromoalkana
Propana Bromopropana
1) Pembuatan kloroalkana
a.
CH3 ― CH2 ― OH + HCl → CH3 ― CH2 ― Cl + H2O
Etanol Kloroetana
CH3 CH3
b.
׀ ׀
CH3 ― C ― OH + HCl → CH3 ― C ― Cl + H2O
׀ ׀
CH3 CH3
2-2-dimetil-etanol 2-2-dimetil-kloroetana
2) Pembuatan bromoalkana
Etanol Bromoetana
3) Pembuatan iodoalkana
Untuk pembuatan iodoalkana, alkohol direaksikan dengan sebuah campuran antara natrium atau kalium
iodida dengan asam posfat (V) pekat, H 3PO4, dan dilakukan distilasi untuk memisahkan iodoalkana.
Pencampuran iodin dengan asam posfat (V) akan menghasilkan hidrogen iodida yang bereaksi dengan
alkohol.
CH3 ― CH2 ― OH + HI → CH3 ― CH2 ― I + H2O
Etanol Iodoetana
Kesimpulan
Reaksi umum yang terjadi pada proses ini bisa dituliskan sebagai berikut:
70
ROH + HX → RX + H2O
4) Pembuatan haloalkana dari alkohol menggunakan fosfor halida
1) Pembuatan kloroalkana
a. Kloroalkana bisa dibuat dengan mereaksikan sebuah alkohol dengan fosfor(III) klorida cair, PCl 3.
Etanol Kloroetana
Butanol klorobutana
c. Kloroalkana juga bisa dibuat dengan mengadisi fosfor(V) klorida padat, PCl 5, ke sebuah alkohol.
Etanol kloroetana
4) CH3 ― CH2 ― CH2 ― OH + PCl5 → CH3 ― CH2 ― CH2 ― Cl+ POCl3 + HCl
butanol klorobutana
Bromoalkana dan iodoalkana dibuat dengan cara umum yang sama. Sebagai ganti penggunaan fosfor(III)
bromida atau iodida, alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan sebuah campuran antara fosfor dengan
bromin atau iodin yang berwarna merah.
Fosfor bereaksi pertama kali dengan bromin atau iodin menghasilkan fosfor(III) halida.
2P + 3Br2 → 2PBr3
2P + 3I2 → 2PI3
Hasil-hasil reaksi ini selanjutnya bereaksi dengan alkohol menghasilkan halogenalkana yang sesuai yang
bisa dipisahkan dengan distilasi.
Etanol Iodoetana
Etanol Bromoetana
3. Reaksi Adisi
C. Adisi antara alkena dengan halogen (X2)
3)
CH3 ― CH ═ CH2 + Cl2 → CH3 ― CH ― CH2
│ │
Cl Cl
1-propena 1,2-dikloropropana
4)
2-pentena 2,3-dibromopentena
c)
2-butena 2-iodobutana
d)
CH2 ═ CH ― CH2 ― CH2 ― CH3 + HBr → CH2 ― CH ― CH2 ― CH3
│ │
H Br
1-pentena 2-dibromopentana 72
Kesimpulan
Kegiatan 2
Senyawa haloalkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak larut dalam air.
Sifat fisika haloalkana lainnya yaitu haloalkana mempunyai titik didih dan titik leleh lebih
tinggi dari alkana yang mempunyai jumlah atom C yang sama. Hal ini disebabkan adanya
penggantian atom hidrogen dengan atom halogen yang mempunyai massa atom lebih besar
daripada hidrogen.
a.
CH3Cl + NaOH → CH3 – OH + NaCl
Klorometana Metanol
b.
2CH3Cl + Mg(OH)2 → 2CH3 – OH + MgCl2
Klorometana Metanol
Kesimpulan
Rumus umum :
‒ C ‒ C ‒ + KOH → ‒ C ═ C ‒ + KX + H2O
׀ ׀
H X
Reaksi :
Kloroetana Etena
74
3) Haloalkana bereaksi dengan logam natrium akan menghasilkan alkana. Reaksi ini disebut Sintesis Wart.
Reaksi :
Kloroetana Butana
Jika larutan alkil dalam eter kering dikocok dengan serbuk magnesium, maka akan terjadi pereaksi
Grignard. Dari sintesis inilah Victor Grignard pada tahun 1942 mendapat hadiah nobel.
Eter kering
R ― X + Mg → R ― MgX
Pereaksi Grignard
Reaksi :
2CH3 ― CH2 ― Cl + Mg → 2CH3 ― CH2 ― MgCl2
Kloroetana Etana
Kegiatan 3
Manfaat haloalkana sangat banyak dan oleh karena itu haloalkana diproduksi dengan skala besar
untuk tujuan komersial.
No Kegunaan Senyawa Senyawa Haloalkana Struktur Senyawa
1 Pelarut nonpolar Haloalkana cair seperti karbon
tetraklorida (CCl4), kloroform
(CHCl3), dan metil klorida
(CH3Cl)
75
Contoh :
Senyawa CCl4 digunakan
dalam proses pencucian
kering (dry cleaning) Senyawa
1,1,1-trikloroetana (CH3 - CCl3)
digunakan sebagai pelarut
untuk cairan penghapus tinta.
2
Senyawa CBr2ClF yang dikenal
dengan sebutan BCF
Zat pemadam kebakaran
digunakan sebagai pemadam
kebakaran.
5
DDT merupakan salah satu
Insektisida (senyawa insektisida yang pernah
Diklorodifenilkloroetana/DDT) sangat berjasa dalam bidang
pertanian
6
Br Br
Senyawa 1,2- dibromo-1-
׀ ׀
Insektisida kloropropana.
CH3 ― CH ― CH
׀
Cl
7 CFC dikenal juga dengan nama
dagang Freon. Jenis CFC yang
Sebagai pendingin umum digunakan yaitu :
(refrigerant) pada alat triklorofluorometana (CFCl3)
pendingin ruangan (AC) dan yang dikenal sebagai Freon 11
lemari es dan diklorofluorometana
(CF2Cl2) yang dikenal sebagai
Freon 12.
8 Senyawa 1,2-dibromoetana
(C2H4Br2), merupakan
senyawa yang ditambahkan ke Br Br
Zat aditif pada bensin
dalam bensin yang ׀ ׀
bertimbal
menggunakan tetraethyl lead CH2 ― CH2
(TEL) atau [Pb(C2H5)4.
76