Laporan Resmi Salut Gula
Laporan Resmi Salut Gula
Disusun Oleh:
4. Uswatun K (C11800186)
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Formulasi....................................................................... 4
D. Manfaat Formulasi..................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 5
A. PRAFORMULASI.................................................................... 5
I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat...................................... 5
1. Farmakokinetik............................................................... 5
2. Indikasi........................................................................... 5
3. Kontraindikasi................................................................ 5
4. Efek Samping................................................................. 5
II. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat............................. 6
1. Organoleptis................................................................... 6
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul................................. 6
3. Ukuran Partikel, Bentuk ataupun Luas Permukaan........ 6
4. Kelarutan........................................................................ 6
5. Stabilitas......................................................................... 6
6. Titik Lebur...................................................................... 6
7. Higroskopis.................................................................... 6
8. Inkompatibilitas.............................................................. 7
III. Bentuk Sediaan, Dosis dan Cara Pemberian....................... 15
B. FORMULASI........................................................................... 15
I. Permasalahan...................................................................... 15
II. Pengatasan Masalah............................................................ 15
ii
III. Macam-macam Formula Standar...................................... 16
IV. Formulasi yang Diajukan.................................................. 16
C. PELAKSANAAN..................................................................... 17
I. Cara kerja : Formulasi dan Evaluasi Sediaan.................... 17
II. Kemasan, Brosur dan Etiket.............................................. 22
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 23
A. HASIL....................................................................................... 25
B. PEMBAHASAN....................................................................... 35
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 39
A. Kesimpulan ............................................................................. 39
B. Saran........................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 40
LAMPIRAN ........................................................................................... 41
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obatatau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat
lain yang cocok (FI III,1979).
Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik
dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem
Syaraf Pusat (SSP) . Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara
baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun
kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter
atau yang dijual bebas (Lusiana Darsono 2002).
Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan metabolit
fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995).
Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik,
tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi
serta peradangan lambung (Sartono,1993).
Hal ini disebabkan Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak
terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang
melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna.
Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri
kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011).
Tablet salut gula merupakan tablet kempa yang disalut dengan
beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Supaya dapat menahan
bantingan selama proses penyalutan tablet initi harus memiliki resistensi
dan kekerasan yang cukup didalam panci penyalut yang berputar terus
menerus selama proses berlangsung (Ansel, 1989).
1
Tablet salut gula yaitu tablet yang disalut dengan gula dari
suspense dalam air yang mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati,
kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang disuspensikan dengan
gom akasia atau gelatin. Penyalutan tahan air berisi zat seperti selak atau
selulosa asetat dalam pelarut yang tidak mengandung air sering digunakan
sebelum tablet disalut gula. Kelemahan penyalutan dengan gula antara lain
yaitu waktu penyalutan yang lama dan perlu penyalutan tahan air (Ditjen
POM, 1995).
Tablet yang akan disalut harus mempunyai sifat fisik tertentu yang
sesuai. Dalam proses penyalutan, tablet bergulir didalam panci atau
berhamburan dalam aliran udara dari suatu penyalut suspensi udara ketika
proses penyalutan berlangsung. Agar mampu menahan benturan sesama
tablet atau benturan tablet dengan dinding panci, maka tablet harus tahan
terhadap abrasi dan gumpil. Permukaan tablet yang rapuh, yang lunak oleh
pemanasan, atau yang rusak oleh campuran penyalut, cenderung menjadi
kasar pada tahap awal proses penyalutan dan tidak cocok untuk disalut
dengan lapisan tipis (Ansel, 1989).
Penyalutan gula mengandung banyak zat padat, sehingga lebih
lambat mengering dan dapat mengisi banyak cacat kecil di permukaan
tablet yang dapat terjadi pada tahap awal proses penyalutan selain
permukaan yang halus, maka bentuk fisik tablet juga sangat penting.
Bentuk ideal tablet yang akan disalut adalah bulat, karena memungkinkan
tablet tersebut bergulir bebas didalam panci penyalut, dengan kontak
sekecil mungkin sesama tablet. Proses penyalutan tablet terbagi atas 6
tahap, yaitu: protective, gum syrup, built up syrup, smoothing syrup,
colouring syrup, dan polishing. Lapisan penutup merupakan tahap
pemberian lapisan pelindung agar air dari larutan berikutnya tidak masuk
kedalam tablet init. Built up syrup merupakan proses pemberian lapisan
sebenarnya dari salut gula, sedangkan smoothing syrup bertujuan untuk
membuat permukaan tablet licin sehingga zat warna dapat melapisi tablet
secara merata. Colouring bertujuan untuk memberikan warna pada
2
permukaan tablet dan polishing merupakan proses pengkilatan permukaan
tablet sehingga menjadi mengkilat (Augsburger & Hoag, 2008).
Beberapa mekanisme penyalutan gula pada sediaan tablet yaitu:
a. Dilakukan penyalutan dasar (subcoating), yaitu proses pemberian
laurtan dasar dan pemberian serbuk salut apabila tablet sebagian
kering.
b. Pelicinan (smoothing), yaitu proses pembasahan ganti berganti dengan
sirup pelicin (bolak-balik) dan pengeringan dari salut tablet menjdai
bulat dan licin. Untuk melicinkan digunakan sirup pelicin yaitu: R/
Saccharosa 60%; Aquadest ad 40%.
c. Proses pewarnaan (coloring), dilakukan dengan memberi zat warna
yang dicampurkan pada sirup pelicin.
d. Proses finishingI yaitu proses pengeringan salut sirp yang terakhir
dengan cara perlahan-lahan dan terkontrol dengan memutar panci
penyalut dengan tangan dan pengeringan berjalan perlahan-lahan
sehingga memperoleh hasil yang licin.
e. Tahap akhir dilakukan penggilapan (polishing) dengan menggunakan
lapis tipis lilin yang licin. Lilin dilarutkan dalam nafta panas atau
petroleum benzin, larutan ini ditambahkan pada tablet dalam panci dan
diputar hingga pelarut menguap (Anief, 2000).
Beberapa fungsi penyalutan gula pada sediaan tablet yaitu:
a. Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban atau cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak .
c. Membuat penampilan lebih baik
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna (Ditjen POM,
1995).
Evaluasi yang dilakukan pada sediaan tablet salut gula, antara lain
yaitu:
a. Uji ketebalan
b. Uji keseragaman bobot
c. Uji kekerasan tablet
3
d. Uji kerapuhan tablet
e. Uji waktu hancur
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tablet salut gula?
2. Berapa banyak tahapan pada proses penyalutan tablet?
3. Bagaimana mekanisme penyalutan pada sediaan tablet?
4. Apa saja fungsi dari penyalutan gula pada sediaan tablet?
5. Uji evaluasi apa saja yang dilakukan pada sediaan tablet salut gula?
C. Tujuan Formulasi
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang tablet salut gula
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tahapan pada proses penyalutan
tablet salut
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui mekanisme penyalutan pada
sediaan tablet
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi atau keuntungan dari
penyalutan gula pada sediaan tablet
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui macam-macam uji evaluasi yang
dilakukan pada sediaan tablet slaut gula
D. Manfaat Formula
Manfaat pada praktikum ini yaitu memberikan ilmu dan pengetahuan
dalam bidang kefarmasian dan sebagai pembelajaran mengenai cara
penyalutan pada sediaan tablet dan kontrol kualitasnya dengan baik dan
benar
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRAFORMULASI
I. Tinjauan Farmakologi Bahan obat
- Paracetamol (FKUI farmakologi dan terapi, 2005)
1. Farmakokinetik : Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi
zat penyebab peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan
penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda
peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.
Parasetamol di absorpsi cepat dan sempurna melalui
saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma
dicapai dalam waktu ½ jam dan waktu paruh plasma
antara 1-3 jam. Dalam plasma,
25% parasetamol terikat protein plasma. Obat ini di
metabolisme oleh enzim mikrosom hati.
5
terutama dalam jangka panjang, perlu diperhatikan
pada pasien dengan: Penyakit hepar kronis
dekompensata.
6
Terhidrolisis pada pH minimal 5-7 , stabil pada
temperatur 45°C (dalam bentuk serbuk) , dapat terdegradasi
oleh quimominim dan terbentuk warna pink, hitam, coklat.
Relatif stabil terhadap oksidasi, menyerap uap air dalam
jumlah tidak signifikan pada suhu 25°C dan kelembaban
90%.
6. Titik Lebur
169°C – 172°C
7. Higroskopis
Paracetamol menyerap kelembaban dengan jumlah
tidak signifikan pada suhu 25°C.
8. Inkompatibilitas
Inkompatibilitas terhadap permukaan nylon dan
rayon.
b. Talk
1. Organoleptik
Berwarna putih sangat halus, bau lemah khas,
voluminous, mudah melekat dikulit, bebas dari butiran.
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Berat Molekul: 591,25
3. Ukuran Partikel, Bentuk atau Luas Permukaan.
Ukuran Partikelnya 0,40673
Bentuk bubuk halus putih
4. Kelarutan
Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter,
sedikit larut dalam benzene panas dan etanol panas 95%
5. Stabilitas
Bahan yang stabil dapat di sterilisasi kan dengan
pemanasan pada 1608°C selama tidak kurang dari 1 jam.
6. Titik Lebur
50 – 58 °C
7
7. Higroskopis
Higroskopis
8. Inkompatibilitas
Senyawa yang mengandung amonium kuartener
c. Sukrosa
1. Organoleptik
Manis dan tidak berbau
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Struktur kimia :
5. Stabilitas
6. Titik Lebur
160-186 °C
7. Higroskopis
8
-
8. Inkompatibilitas
Serbuk sukrosa bisa terkontaminasi oleh logam
berat, yang dapat mengakibatkan inkompatibilitas dengan
bahan aktif misalnya asam askorbat. Sukrosa bisa
terkontaminasi dengan sulfit dari proses penyulingan.
Dengan kandungan sulfit yang tinggi, perubahan warna
dapat terjadi pada tablet salut gula, untuk warna khusus
yang digunakan pada salut gula kandungan maksimum
sulfit dihitung sebagai sulfur adalah 1 ppm. Dalam bentuk
larutan atau asam terkonsentrasi, sukrosa terhidrolisis atau
berinversi menjadi dekstrosa dan fruktosa.
d. PGA
1. Organoleptik
tidak berbau
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Struktur kimia :
9
5. Stabilitas
6. Titik Lebur
160-186 °C
7. Higroskopis
-
8. Inkompatibilitas
-
e. Gelatin
1. Organoleptik
Tidak berwarna dan rasa lemah
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Struktur kimia :
10
Direndam dalam air menjadi lunak; m/air
panas;t/etanol & CHCl3 & eter
5. Stabilitas
6. Titik Lebur
27,28 °C
7. Higroskopis
Tidak higroskopis
8. Inkompatibilitas
Gelatin bereaksi dengan aldehida dan gula
aldehida .
f. Aquadest
1. Organoleptik
Tidak berwarna dan tidak berbau.
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Struktur kimia :
11
Berbentuk cairan jernih
4. Kelarutan
5. Stabilitas
6. Titik Lebur
100°C
7. Higroskopis
-
8. Inkompatibilitas
Bahan yang mudah terhidrolisis , bereaksi dengan
garam-garam anhidrat menjadi bentuk hidrat, material-
material organik dan kalsium koloidal.
g. Kalsium karbonat
1. Organoleptik
Tidak berasa dan tidak berbau.
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Struktur kimia :
12
5. Stabilitas
6. Titik Lebur
825°C
7. Higroskopis
Bersifat higroskopis
8. Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan beberapa agen pengoksidasi.
h. PEG
1. Organoleptik
Tidak berwarna dan berbau khas.
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Struktur kimia :
5. Stabilitas
13
6. Titik Lebur
39-46°C
7. Higroskopis
Bersifat higroskopis dan dapat melunak jika terkena
suhu tinggi.
8. Inkompatibilitas
i. Kloroform
1. Organoleptik
Tidak berwarna, rasa manis dan berbau khas
2. Struktur Kimia dan Berat Molekul
Struktur kimia :
5. Stabilitas
14
6. Titik Lebur
-63,5°C
7. Higroskopis
-
8. Inkompatibilitas
B. FORMULASI
I. Permasalahan
Menempelnya bahan di dalam dinding die, pada proses pencetakan.
Pada proses penyalutan yang mengandung zat padat akan menjadikan
tablet salut lambat mongering an dapat mengisi banyak cacat kecil di
permukaan tablet yang dapat terjadi pada tahap proses awal penyalutan
selain permukaan yang halus, bentuk ideal tablet juga sangat peting.
II. Pengatasan masalah
Untuk mengatasi masalah menempelnya bahan di dinding die, ialah
bias ditambahkan pelicin. Jangan terlalu banyak mengandung zat
padat supaya tidak terjadi lambatnya pengeringan, bentuk ideal tablet
salut di bentuk dalam bentuk bulat, karena memungkan tablet tersebut
bergulir bebas di dalam panci penyalut, dengan kontak sekecil
mungkin sesame tablet.
15
R/ Paracetamol 200 tablet inti
C. Pelaksanaan
I. Cara Kerja
Formulasi
16
a. Ditimbang sebanyak 200 tablet inti (paracetamol/ asetosal) yang
dibebas debukan
b. Disisihkan 100 tablet inti (untuk uji sifat fisik tablet)
c. Tahap Sealing
d. Tahan Subcoating
17
Larutan subcoating dan serbuk subcoating dicampur sehingga
menjadi suspense subcoating
e. Tahap Smoothing
f. Tahap Coloring
18
Tablet yang dilapisi dengan larutan sirup berwarna, lalu
diputar
g. Tahap Polishing
19
Hasilnya seharusnya lebih tebal dibandingkan dengan tablet
inti yang belum disalut, tablet salut sudah dilapisi oleh
berbagai lapisan penyalut
c. Uji Kekerasan Tablet
21
Brosur
Phamol-T
Tablet salut gula
22
Komposisi :
Paracetamol 500 mg
Manfaat :
Menurunkan demam, meringankan sakit kepala, sakit gigi, dismenore, (nyeri haid), sakit pada otot
Etiket
23
APOTEK SEJAHTERA
Jl.Wadas No.3 Kebumen
Tlp. (0252)123098
Apoteker : Uswatun Hasanah S.Farm,Apt SIP : 123450
No. 1
Tanggal : 07-12-20 ed : 07-2-21
Nama : Tn.Angga (27 th)
3x1 tablet
Diminum setelah makan
24
BAB III
A. HASIL
A. Catatan Penimbangan Bahan
1. Tahap Sealing (Tidak dilakukan)
2. Tahap subcoating
Larutan Subcoating
No Bahan Berat (Gram)
1 Sukrosa 400
2 PGA 20
3 Gelatin 8
4 Akuades 300
Serbuk Subcoating
No Bahan Berat (Gram)
1 Kalsium karbonat 120
2 Talk 120
3. Tahap Smoothing
4. Tahap Coloring
25
A. Penyiapan Tahap Penyalutan
26
. 0 . 3 . 5 . 7 . 1 . 0
7 210, 14 276, x́ 270, 7 333, 14 322, x́ 336,
. 1 . 5 8 . 8 . 8 6
Perhitungan:
bobot tablet ke−x−bobot rata−rata tablet
% penyimpangan: × 100 %
bobot rata−ratatablet
27
271,5−270,8 279,9−270,8
×100 %=0,25 % ×100 %=3,36 %
270,8 270,8
- Tablet ke-9 (356,1 mg) - Tablet ke-19 (324,3 mg)
275,0−270,8 261,5−270,8
×100 %=1,55 % ×100 %=3,43 %
270,8 270,8
- Tablet ke-10 (362,2 mg) - Tablet ke-20 (276,5 mg)
175,1−270,8 276,5−270,8
× 100 %=1,58 % ×100 %=2,1 %
270,8 270,8
28
- Tablet ke-7 (333,8mg) - Tablet ke-17 (331,2 mg)
333,8−336,6 331,2−336,6
×100 %=0,83 % × 100 %=1,60 %
336,6 336,6
- Tablet ke-8 (335,0mg) - Tablet ke-18 (327,2 mg)
335,0−336,6 327,2−336,6
×100 %=0,47 % × 100 %=2,79 %
336,6 336,6
- Tablet ke-9 (356,1 mg) - Tablet ke-19 (324,3 mg)
356,1−336,6 324,3−336,6
× 100 %=5,79 % ×100 %=3,65 %
336,6 336,6
- Tablet ke-10 (362,2 mg) - Tablet ke-20 (322,0 mg)
362,2−336,6 322,0−336,6
× 100 %=7,60 % ×100 %=4,33 %
336,6 336,6
29
TABLET SESUAH DISALUT
%Penyimpangan bobot
Bobot tablet
Tablet ke rata-rata
(mg)
A 5% B 10%
30
Keseragaman bobot untuk tablet dengan berat >300mg, maka dari 20
tablet tersebut tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari 5% dan tidak boleh satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang lebih dari 10% (Anonim, 1979).
2. Ketebalan Tablet
3. Uji Kekerasan
4. Uji Kerapuhan
31
6,544 6,530 7,5910 7,5873
Perhitungan
bobot sebelum diuji−bobot sesudah diuji
% Kerapuhan= ×100 %
bobot sebelum diuji
% Kerapuhan Tablet inti % Kerapuhan Tablet salut (mg)
1) Tablet ke-1 1) Tablet ke-1
6,6001−6,5881 7,6901−7,6860
×100 %=0,81% ×100 %=0,05 %
6,6001 7,6901
2) Tablet ke-2 2) Tablet ke-19 (324,3 mg)
6,524−6,552 7,7486−7,7458
×100 %=−4,5 % × 100 %=0,03 %
6,524 7,7486
3) Tablet ke-3 3) Tablet ke-3
6,544−6,530 7,5910−7,5873
×100 %=0,21 % × 100 %=4,33 %
6,544 7,5910
B. PEMBAHASAN
32
analgesik antipiretik. Tablet salut gula merupakan tablet kempa yang
disalut dengan menggunakan beberapa lapisan tipis secara berturut-turut
dengan larutan sukrosa dengan atau tanpa pewarna. Penyalutan pada tablet
salut gula berfungsi untuk melindungi bahan obat dengan berperan
sebagai barrier terhadap kelembaban dan udara, menutupi bahan obat yang
rasa dan baunya tidak enak dan memperbaiki penampilan tablet.
Penyalutan dapat bervariasi dalam ketebalan dan warna dari tambahan
bahan-bahan yang akan digunakan untuk salut gula (King,1984).
Penyalutan dalam tablet berfungsi untuk melindungi obat dari udaradan
kelembapan, untuk menghindari gangguan dalam pemakaian obat karena
bau dan rasanya yang tidak enak, dan untuk memperbaiki penampilan
tablet agar lebih menarik (Ansel, 1984). Dalam percobaan kali ini
perlakuan yang utama penyalutan yaitu pada tablet intinya. Tablet inti
yang digunakan dalam penyalutan harus mempunyai stabilitas fisik yang
baik agar saat proses penyalutan dalam mesin beban aliran dan gesekan
bahkan bertumbukan dengan tablet lain dapat diminimalisir sekecil
mungkin. Akan tetapi tabket ini harus tetap menjamin kehancuran tablet
yang baik (Voight, 1984). Tablet inti yang akan disalut harus memiliki
sifat fisik yang baik diantaranya yaitu tablet harus tahan terhadap abrasi
dan gumpil agar mampu menahan benturan antara tablet satu dengan yang
lain saat berada dalam panci penyalut, permukaan tablet tidak rapuh dan
lunak oleh pemanasan ataupun lunak oleh campuran penyalut karena hal
itu akan mempengaruhi proses penyalutan, permukaan tablet harus halus,
bentuk fisik yang ideal yaitu bulat dengan tujuan agar mempermudah
bergulir bebas dalam panci penyalut dan meminimalisir sekecil mungkin
untuk kontak langsung dengan tablet yang lain. Dalam pembuatan tablet
salut gula ini melewati beberapa tahap proses terlebih dahulu diantaranya
yaitu tahap subcoating (penyalutasn dasar) yang bertujuan untuk
membulatkan tepi tablet dan meningkatkan ukuran dari tablet (Lachman et
al, 1994), tahap smoothing (pelicinan) bertujuan untuk membuat
permukaan tablet menjadi lebih licin sehingga zat warna dapat melapisi
33
tablet secara merata, tahap coloring (pewarnaan) bertujuan untuk
memberikan warna pada tablet sesuai dengan keinginan dalam proses
pemberian warna harus diperhatika untuk memastikan tablet tidak
berlebihan warnanya (Hogan,2001). Selanjutnya adalah tahap poloshing
yaitu pengkilapan pada tablet agar lebih mengkilap dan menarik.
Setelah tablet inti melewati proses penyalutan dengan berbagai
tahap, selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan tablet salut gula. Evaluasi
tersebut meliputi uji ketebalan, uji keseragaman bobot, uji kekerasan
tablet, uji kerapuhan tablet, dan uji waktu hancur tablet.
1. Evaluasi uji ketebalan
Tablet salut gula yang sudah jadi lalu diukur ketebalannya, uji ini
dilakukan untuk mengetahui ketebalan dari sediaan tablet. Tablet
dihitung ketebalannya dari sebelum disalut dan setelah disalut.
Ketebalan pada tablet berhubungan dengan kekerasan suatu sediaan
tablet. Uji ini dilakukan menggunakan jangka sorong dengan cara
menggeser rahang jangka sorong lalu tablet diletakan diujung alat
dan dihitung sekalanya diulang sampai tablet ke-6. Hasil yang kami
peroleh yaitu tebal tablet sebelum disalut sebanyak 6 kali replikasi
yaitu 5,6,6,5,6,6 dan tebal tablet yang sudah disalut 6,7,7,6,7,7. Hasil
tersebut sudah sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa tablet
yang sudah disalut harusnya lebih tebal dari tablet yang belum disalut.
2. Uji keseragaman bobot
Uji ini bertujuan untuk mengetahui keseragaman bobot tablet
yang dibuat, uji ini dilakukan menggunakan alat berupa neraca
analitik yang cara kerjanya dengan menimbang masing-masing tablet
sebanyak 20 tablet dan dihitung % penyimpangannya. Persyaratan
keseragaman bobot terpenuhi apabila tablet dengan berat >300mg,
maka dari 20 tablet tersebut tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 5% dan tidak boleh satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% (Anonim,
1979). Hasil yang diperoleh yaitu dari 20 tablet pada kolom A terdapat
34
5 tablet yang memiliki % penyimpangan yang melebihi daribobot
rata-rata lebih dari 5%, sedangkan pada kolom B semua tablet sudah
memenuhi syarat keseramana bobot.
3. Uji kekerasan tablet
Uji kekerasan tablet bertujuan untuk mengetahui kekerasan tablet
yang sudah dibuat terhadap tekanan mekanik ataupun gesekan baik
saat proses pengemasan, distribusi maupun penyimpanan. Pengujian
ini dilakukan menggunakan alat Hardnes Teaster dengan syarat
kekerasan tablet non salut yaitu 4-10 kg, dan tablet salut dengan
kekerasan 10-12 kg (FI III,1979). Hasil yang diperoleh dari uji
kekerasan tablet yaitu tablet inti sebelum disalut ada dua tablet yang
meyimpang dari persyaratan kekerasan tablet yaitu melebihi 10 kg
sedangkan tablet yang sudah disalut sudah sesuai dengan literatur dan
tidak ada penyimpangan.
4. Uji kerapuhan tablet
Uji kerapuhan tablet bertujuan untuk mengetahui ketahanan dan
kekuatan fisik sediaan tablet terhadap gesekansaat proses pengemasan
sampai penyimpanan. Uji kerapuhan dilakukan dengan menggunakan
alat Friability Teaster dengan cara sebanyak 20 tablet dibebasdebukan
lalu ditimbang dan dimasukan dimasukan ke dalam alat dan diputar
sebanyak 100 putaran dan ditimbang kembali. Syarat kerapuhan tablet
inti adalah <1% dan untuk tablet salut < 0,8%. Hasil yang diperoleh
kerapuhan tablet inti ada 1 tablet inti yang menyimpang dari syarat
yaitu -4,5% dan pada tablet setelah disalut terdapat satu tablet yang
menyimpang dari persyaratan yaitu 4,33%.
35
5. Uji waktu hancur
Uji waktu hancur bertujuan untuk mengetahui berapa lama tablet
dapat hancur didalam tubuh. Pengujian ini menggunakan alat
Desintegration Teaster dengan cara tiga buah tablet dimasukan
kedalam alat uji. Setiap tabung berisi satu buah tablet lalu dimasukan
kedalam penangas air dengan suhu 37oC. Sayarat waktu hancur tablet
salut yang baik yaitu tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit,
untuk tablet salut gula dan salut non enterik kurang dari 30 menit.
Hasil pengujian didapatkan waktu untuk tablet sebelum disalut
berkisar antara 2 menit dan untuk tablet sesudah disalut sekitar 3-4
menit hal tersebut sudah sesuai dengan persyaratan waktu hancur
tablet salut yang baik yaitu tidak kurang dari 30 menit.
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tablet salut gula merupakan tablet kempa yang disalut dengan
menggunakan beberapa lapisan tipis secara berturut-turut dengan larutan
sukrosa dengan atau tanpa pewarna. Penyalutan pada tablet salut gula
berfungsi untuk melindungi bahan obat dengan berperan sebagai barrier
terhadap kelembaban dan udara, menutupi bahan obat yang rasa dan
baunya tidak enak dan memperbaiki penampilan tablet. Proses penyalutan
tablet meliputi subcoating, smoothing, coloring, dan polishing.
B. Saran
Praktikan diharapkan lebih trampil dalam membuat sediaan salut
gula karena sediaan tersebut membutuhkan ketrampilan, kecekatan dan
ketelitian yang tinggi agar dihasilkan sediaan yang memenuhi syarat mutu
fisik suatu sediaan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
39
Uji kompresibilitas Pengisian kapsul
40