Laporan Pratikum Teknologi Sediaan Solida 1#
Laporan Pratikum Teknologi Sediaan Solida 1#
Disusun oleh :
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
APRIL, 21
0
DAFTAR IS
1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................................... 5
I. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................. 6
3.1. ALAT.........................................................................................................................................................10
3.2. BAHAN......................................................................................................................................................10
3.3. FORMULA YANG DIRENCANAKAN..............................................................................................................10
3.4. PERHITUNGAN BAHAN..............................................................................................................................11
3.5. PENIMBANGAN BAHAN.............................................................................................................................11
3.6. PROSEDUR KERJA.....................................................................................................................................11
3.6.1. Cara pembuatan kapsul.......................................................................................................................11
3.6.2. Waktu Alir..........................................................................................................................................12
3.6.3. Sudut Istirahat.....................................................................................................................................12
3.6.4. Bluk density dan tapped density.........................................................................................................12
3.6.5. Uji Waktu Hancur...............................................................................................................................12
IV. HASIL DAN DISKUSI........................................................................................................................ 13
4.1. HASIL........................................................................................................................................................13
4.2. DISKUSI.....................................................................................................................................................14
5.1. KESIMPULAN.............................................................................................................................................14
5.2. SARAN.......................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 15
2
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
I. Tinjauan Pustaka
Sulfadiazine
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; Sangat sedikit larut dalam air;
Sedikit larut dalam aseton.
Tabel 2. Eksipien
8
2.2.2. Mg Stearate
Tabel 3. Lubrikan
2.2.3. Talk
Tabel 4. Glidan
9
2.3.1. Farmakokinetika
Sulfadiazine merupakan antibiotik golongan sulfonamida oral yang dapat diabsorpsi dengan
kerja sedang.
- Absorpsi
Pada umumnya, obat golongan sulfonamida dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
Menurut waktu paruh, kelompok oral yang dapat diserap terbagi lagi menjadi kerja-singkat,
kerja-sedang, dan kerja lama.
Sulfadiazine termasuk dalam kelompok oral, dapat diserap dan kerja-sedang. Sulfonamida
oral akan diabsorpsi secara cepat di organ pencernaan, seperti lambung dan usus halus.
- Distribusi
Sulfadiazine akan didistribusikan secara luas di jaringan dan cairan tubuh (termasuk sistem
saraf pusat dan cairan serebrospinal), plasenta, dan janin. Kadar tinggi akan tercapai di cairan
pleura, peritoneal, sinovial, dan okular. Puncak konsentrasi dalam plasma darah tercapai 2-6 jam
setelah pemberian per oral. Ikatan dengan protein plasma berkisar antara 20% hingga melebihi
90%, Kadar terapeutik dalam plasma darah berkisar 40-100 mcg/mL. Sulfadiazine dapat
melewati plasenta dan mencapai kadar darah dalam fetus 50% hingga 90% dari kadar darah ibu;
dan mencapai konsentrasi tinggi dalam ASI (20% dari plasma darah ibu).
- Metabolisme
- Eliminasi
Sulfadiazine terutama diekskresi melalui urine (43-60% dalam bentuk obat yang tidak berubah,
15-40% dalam bentuk metabolit). Pada penderita penyakit ginjal perlu penyesuaian dosis. Waktu
paruh eliminasi kira-kira 10 jam.
Metabolisme sulfadiazine terjadi di ginjal dan hati. Sebagian obat akan terasetilasi atau
terglukuronidasi di hati. Sebagian obat dan metabolitnya yang tidak aktif akan diekskresi melalui
urine.
Resistensi
10
Data yang ada menunjukkan bahwa tingkat resistensi terhadap obat golongan ini semakin
meningkat sehingga penggunaan obat golongan sulfonamida saat ini semakin berkurang. Saat
ini, sulfadiazine terutama hanya digunakan untuk profilaksis demam reumatik dan
penanganan toxoplasmosis saja.
2.3.2. Farmakodinamika
Obat golongan ini mempunyai formula dasar yang mirip dengan asam p-aminobenzoat
(PABA) sehingga dapat menghambat siklus sintesis asam folat pada organisme yang rentan.
Organisme yang rentan ini tidak dapat menggunakan asam folat eksogen, melainkan dari PABA.
Obat lain dalam golongan sulfonamida juga mempunyai spektrum sensitivitas dan resistensi
bakteri yang sama. Resistensi terjadi karena mutasi yang mengakibatkan produksi PABA yang
berlebih, produksi enzim pensintesis asam folat yang berafinitas rendah terhadap sulfonamida,
atau mengganggu permeabilitas terhadap sulfonamida.
3.2. Bahan
- Sulfadiazine
- Laktosa
- Mg stearate
- Talk
11
Rencana produksi granul 110 gram
12
5. Ditambahkan talk sambil terus digerus sampai semua
komponen homogen.
6. Ditambahkan kedalam 20 cangkang kapsul.
Dilakukan evaluasi granul
Dilakukan evaluasi kapsul
B. Sudut Istirahat
2h
Tg α=
d
2 ( 13,1 )
=
51,5
α= 0,5087 ℃
= 0,557
14
C. Bulk density dan tapped density
No V∘ Vtap 1 Rata-rata
1 100 90 10%
2 100 86 14%
3 100 80 20%
Rata-rata 14,667%
Tabel 7. Bulk density dan Tapped density
V 0−Vtap 100−90
I 1= X 100% = x 100% = 10%
V0 100
V 0−Vtap 100−86
I2= X 100% = x 100% = 14%
V0 100
V 0−Vtap 100−80
I3= X 100% = x 100% = 20%
V0 100
10+14+20
Rata-rata = =14,667%
3
No Dengan cakram
Menit Detik
1 10 600 s
2 10,35 635 s
3 9,38 578 s
4 10.30 630 s
5 9,5 545 s
6 10,15 615 s
Rata-
rata 9,941 600,5
Tabel 8. Uji waktu hancur
15
1 0,26 0,08 0,18
2 0,26 0,07 0,19
3 0,27 0,07 0,2
4 0,24 0,07 0,17
5 0,28 0,06 0,22
6 0,26 0,08 0,18
7 0,30 0,7 0,23
8 0,28 0,06 0,22
9 0,27 0,07 0,2
10 0,27 0,07 0,17
Tabel 8. Uji Keseragaman Bobot
4.2. Diskusi
Pada praktikum ini melaksanakan evaluasi granul dan memahami persyaratan
granul yang baik dan melaksanakan prosedur evaluasi serbuk kapsul serta sediaan
kapsul.
Untuk evaluasi granul menggunakan 110 g serbuk sampel yang dilakukan
beberapa uji, yaitu uji waktu alir, uji sudut istirahat, uji bulk density Dan tapped
density
1 . Uji waktu alir
Pengujian waktu alir memiliki persyaratan dalam literatur ( t alir < 10 detik)
dan pada saat uji waktu alir pada evaluasi granul harus memenuhi persyaratan
tersebut. Tetapi pada praktikum ini setelah 3 kali pengulangan yang dilakukan
pada serbuk, hanya pada tahan 3 yang menghasilkan waktu alir dibawah 10 detik
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : bentuk granul, bobot jenis, dan
keadaan bentuk granul.
2. Uji sudut istirahat
Untuk menguji sudut istirahat pada evaluasi granul memiliki persyaratan
dalam literatur (20°<Alfa<40°) dengan menghitung sudut istirahat (Alfa) dan
bandingkan hasilnya dengan persyaratan, berdasarkan hasil pengujian tidak
didapat kan sudut diam dengan baik karena dipengaruhi oleh besar kecilnya sudut
yang terbentuk dipengaruhi oleh ukuran partikel besar gaya tarik menarik dan
gaya gesek antar partikel. Semakin kecil ukuran partikel .maka kohevesitas
semakin tinggi. Tingginya kohevesitas menyebabkan granul sulit ngalir dan
menyebabkan sudut diam yang terbentuk semakin besar.
3.uji bulk density Dan tapped density
Pada uji tapped density memerlukan serbuk sebanyak 50 9 yang dimasukkan
kedalam gelas ukur, kemudian diketuk gelas ukur yang telah berisi serbuk
16
sebanyak 300 kali dan diulangi percobaan dengan 3 kali pengulangan. Maka hasil
dari pengujian ini dapat disimpulkan evaluasi granulasi memenuhi syarat, sesuai
dengan syarat 1 sama dengan kurang dari 20%.
Evaluasi kapsul dilakukan dengan beberapa uji yaitu :
1. Uji keseragaman bobot
Pengujian keseragaman bobot pada evaluasi kapsul hanya menggunakan 10
kapsul yang ditimbang seksama cangkang kapsul kosong dan dihitung netto dari
isi tiap kapsul dengan cara mengurangkan bobot cangkang kapsul dari masing-
masing bobot kapsul. Hasil pengamatan pada pegujian ini didapat kan berat 10
kapsul 2,71 gram dan berat rata-rata nya 0,71 gram atau 270 mg.
Jika ditimbang satu persatu tidak boleh dari masing-masing tablet bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A Dan tidak satupun
tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan pada
kolom B sesuai syarat yang tercantum pada farmakope Indonesia V ( Depkes RI,
2013)
2. uji wkatu hancur
dilakukan pengamatan terhadap kapsul, semua kapsul harus hancur, kecuali
bagian dari cangkang kapsul, jadi hasil yang didapat kan dari pengujian ini adalah
waktu yang diperlukan kapsul untuk uji waktu hancur salah 10 menit detik.
5.2. Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang di ambil
dalam penimbangan haruslah secara sempurna. Selain itu sebelum melakukan
praktikum para praktikan sebaiknya sudah menguasai bahan-bahan materi
yang akan dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk pemahamannya.
Bimbingan dari laboran atau teknisi juga sangat diperlukan.
17
Daftar Pustaka
Bertram G. Katzung. Basic & Clinical Pharmacology, 10e. 2007. Chemotherapeutic drugs.
Sulphonamides, Trimethroprim, Quinolones.
National Institute for Health and Care Excellence. British National Formulary. Sulfadiazine.
2020. https://bnf.nice.org.uk/drug/sulfadiazine.html
Sweetman, S.C.2009. The Complete Drung reference. CRC Press. United States of America
18
Gambar
gambar 2. Granul
19
gambar 3. Sediaan tablet
20