Pembentukan Badan Legislasi DPR pertama kali (Tahun 1999) melalui Peraturan DPR tentang Tata
Tertib DPR RI yang ditetapkan pada tanggal 23 September 1999, dasar hukum Badan Legislasi :
5 tahap pembentukan UU
Perencanaan
- Terdapat prolegnas( baik ruu prioritas maupun ruu prioritas jangka menengah: bersama
pemerintah) wajib dibentuk panitia perancang uu
- Dilakukan jaring aspirasi semua stakeholder yang terkait ruu. Caranya secara langsung
mendatangi daerah-daerah, kelompok kampus, dan ormas, serta kelompok lain. Kemudian
cara lain adalah dengan cara menyampaikan aspirasi secara langsung
- Pengkoordinasian seluruh ruu di dpr yang sentralnya di baleg. Harmonisasi di pemerintah
bersumber dari rencana pembangunan. Di pemda ada di panitia perancang uu(fungsi sama
dengan baleg di dpr ri)
Penyusunan
Pembahasan
- Ada 3, berdasar sumber. Kalau dari dewan, akd(anggota baleg akd), dari pemerintah(tidak
diharmoniasi di baleg tetapi kemenkumham), di DPD
- Ada 2 perlakuan yang berbeda. Pertama, dari dpr(diputuskan bamus, alat kelengkapan mana
yang ditugaskan membahas ruu tsb): kalo dari pemerintah(presiden, pimpinan dpr, bamus dan
selanjutnya): DPD (sama)
- Alat kelengkapan, adhoc(pansus: keanggotaan terdiri dari semua fraksi, pimpinan dipilih
anggota pansus, lalu akan berakhir seiring berakhirnya pembahasan rancangan uu,
- Ada 2 tingkat pembicaraan
o Tingkat 1 (raker/pengantar musyawarah dengan kementerian yang diutus presiden).
Baleg membuat panja yang akan berhadapan dengan pemerintah
o Jika inisiasi pemerintah(yang membuat daftar inventaris masalah yaitu parlemen
(fraksi) baik substansi maupun redaksi. Dapat berupa sudah tetap ataupun
substansi(materi uu). Redaksional(harus ada ahli bahasa dalam pembahasan ruu)
o Jika diajukan parlemen (daftar inventaris masalah dari pemerintah)
o Ada 2 kemungkinan(disepakati maupun belum terjadi kesepahaman)
o Setelah disepakati dim, ada bamus untuk menyepakati hal hal yang berkaitan dengan
redaksional
o Proses terakhir pembicaraan tingkat 1 adalah pengambilan keputusan fraksi maupun
pemerintah
o Lanjut pembicaraan tingkat 2 yaitu rapat paripurna
- Setelah selesai paripurna, memberikan ke presiden, maka wajib mengeluarkan kepress(jika
usul dpr)
- Jika usul pemerintah mengirim naskah akademik(supres:surat presiden dan surat perintah
kementerian)
Pengundangan
Penyebarluasan