Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Dosen : INDRA MUHAMAD APRIANSYAH S.Farm,M.A.P

Disusun Oleh :

NPM : 32210010

NAMA : ADISTYA NURAHMA

Jawaban :

1. Organisasi = adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk saling bekerja


sama secara sitematis untuk mewujudkan tujuan Bersama.
Manajemen = merupakan proses mengatur atau mengelola sesuatu yang dilakukan
oleh individu atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
sumber daya yang ada.
Secara umum, manajemen organisasi adalah suatu proses perencanaan dan
pengorganisasian serta pengendalian terhadap sumber daya sebuah organisasi dengan
maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Tujuan setiap organisasi tentunya bisa berbeda dan bermacam-macam, tergantung dari
organisasi itu sendiri.
Dengan adanya manajemen organisasi dalam perusahaan, diharapkan dapat
membentuk kinerja karyawan yang lebih efektif terutama dalam hal koordinasi antar
departemen atau divisi.
Sebagai catatan, manajemen organisasi yang akan dimaksud di sini berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya di dalam bisnis atau perusahaan.
Sehingga manajemen organisasi lebih dikaitkan dengan seni untuk mengelola sumber
daya manusia di suatu perusahaan, dalam hal ini adalah karyawan.

Manajemen Organisasi Menurut Para Ahli :


1. George R. Terry
Menurut George R. Terry, organizational management adalah aktivitas pere
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating),
dan pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk
mencapai target organisasi.
2. Luther M. Gulick
Menurut Luther M. Gulick, pengertian manajemen organisasi adalah segala
hal yang berhubungan dengan perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing),
pelengkapan Tenaga Kerja (Staffing), mengarahkan (Directing), menyelaraskan/
mengkoordinir (Coordinating), melaporkan (Reporting), dan menyusun anggaran
(Budgeting).
3. Henry Fayol
Menurut Henry Fayol, organizational management adalah aktivitas
perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing), mengkoordinir (Coordinating),
dan mengawasi (Controling), dimana rangkaian aktivitas tersebut bertujuan untuk
mencapai goal organisasi.
4. Harold Koontz dan Cyril O’Donnell
Menurut Koontz dan O’Donnell, manajemen organisasi adalah semua aktivitas
organisasi yang berhubungan dengan perencanaan, mengorganisir, melengkapkan
Tenaga Kerja, mengarahkan, dan mengawasi.
Secara garis besar definisi manajemen organisasi yang dijelaskan oleh para
ahli di atas terlihat sama. Namun, yang berbeda adalah pada pelaksanaannya, sesuai
dengan visi dan misi masing-masing organisasi.
2. Factor yang menjadi penghambat dalam organisasi dan manajemen
1. Fokus Internal.
Ini mungkin mirip dengan peribahasa katak dalam tempurung, hanya melihat
di dalam dan tidak tahu atau masa bodoh dengan yang terjadi di luar. Para pimpinan
hanya melihat yang ada di dalam boleh jadi memang ada pergulatan politik internal
yang membuat manajemen tidak lagi sensitif dengan apa yang terjadi di luar. Hal ini
bisa terjadi karena para pemegang saham sibuk memperebutkan posisi atau
kepentingan-kepentingan lain yang membuat urusan pengembangan organisasi
menjadi terbengkalai.
Fokus ke dalam ini bisa juga disebabkan oleh kegagalan dalam mendeliver
pelayanan kepada pelanggan. Pada organisasi besar dimana sudah terbentuk silo-silo
(kubu-kubu), orang akan saling menghindar (ngeles) kalau timbul suatu masalah. “Itu
bukan divisi kami.” “Kami sudah menawarkan, bolanya berada di pihak sana.”
Pendek kata banyak hambatan yang harus dilalui pelanggan sebelum akhirnya mereka
mendapatkan pelayanan yang sepantasnya.
2. Market Disruptions.
Terhambatnya perkembangan organisasi bisa juga karena ada market
disruptions, ada suatu hingar bingar di luar yang perusahan tidak mampu ikuti.
Umumnya ini disebabkan oleh hadirnya teknologi baru yang menyebabkan
perusahaan tidak lagi kompetitif. Munculnya email misalnya telah mematikan bisnis
surat-menyurat, meskipun masih ada juga yang bertahan. Dokumen penting umumnya
memang tidak dikirim via email.
3. Key Performance Indicators (KPI) Merah.
Artinya memang semangat kerja rendah sehingga KPI-nya banyak yang di
bawah target. Jika KPI di bawah target maka tidak ada kemajuan di dalam
perkembangan organisasi. Organisasi seperti ini hanya akan bertahan kalau ada
pengurangan SDM secara alamiah, yang tua pensiun tapi tidak dicarikan pengganti.
Pekerjaannya dirangkap oleh karyawan lain. Atau yang pensiun diganti dengan
karyawan baru dengan gaji lebih kecil.
Proyek-proyek yang menghasilkan marjin keuntungan tinggi banyak yang
tertunda penyelesaiannya. Ini menjadi indikator turunnya pendapatan perusahaan.
Ujung-ujungnya adalah keuntungan yang menipis, bonus yang kecil atau malahan
tidak ada bonus sama sekali, dan tingkat gaji stagnan.
4. Kehilangan Orientasi.
Umumnya terjadi ketika misi dan visi yang dicanangkan oleh pimpinan tidak
lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Contoh, misi perusahaan yang tertulis di
dalam akta pendirian perusahaan adalah menyebarkan ilmu pengetahuan melalui
buku-buku. Ternyata penjualan buku-buku cetak selalu menghadapi kendala
mahalnya harga kertas sehingga memberikan marjin keuntungan yang semakin tipis.
Kemudian perusahaan melakukan kegiatan lain di luar operasi untuk mendapatkan
uang, tentunya ini dalam akunting masuk ke pendapatan lain-lain. Pendapatan di luar
operasi cukup besar, sehingga misi dan visi perusahaan menjadi terbelah.
5. Tidak Fokus.
Karena ingin melakukan beberapa tujuan sekaligus, penggunaan sumber daya
menjadi terpecah. Akibatnya di setiap lini tidak ada yang dapat berhasil secara
maksimal. Ini mungkin juga akibat adanya berbagai prioritas yang tidak saling
mendukung, bahkan ada kesan saling bertentangan.
6. Kompleksitas.
Setelah keputusan diambil, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan.
Mungkin organisasinya sudah sedemikian besar sehingga perusahaan tidak lagi
lincah. Bahkan terkesan sistem dan prosedurnya begitu rumit atau berlapis-lapis
sehingga menghambat jalannya eksekusi, pelaksanaan suatu pekerjaan atau proyek.
Selain sistem prosedur yang berlapis-lapis, eksekusi juga dapat dihambat oleh
berbagai proses yang tidak adil dan metriks (pengukuran aktivitas) yang rumit.
Mungkin orang yang bekerja lebih keras kurang dihargai. Sementara yang tidak
terlibat langsung malahan mendapat penghargaan. Meskipun hanya berupa kata
pujian, pengakuan terhadap siapa yang turut bekerja mendatangkan sukses perlu
dilakukan.
7. Pertanggungjawaban yang Tidak Jelas.
Otomatis kalau penanggungjawab tidak jelas, maka dari sisi pelaksanaan juga
akan tersendat-sendat. Tidak ada pihak yang serius dalam menangani suatu proyek.
Umumnya pertanggungjawaban yang tidak jelas juga dibarengi dengan sistem
penghargaan yang tidak jelas. Orang masih berpikir, “Aku dapat apa dengan
mengerjakan proyek itu?” Mentalitas sebagai pecundang juga menjadi penyebab,
orang tidak bersemangat untuk bergerak mengerjakan suatu proyek.
Ditambah lagi dengan kualitas sumber daya manusia yang tidak mumpuni,
maka pelaksanaan suatu pekerjaan atau proyek juga akan jadi masalah. Bisa jadi
orang-orang terbaik perusahaan banyak yang kabur, meninggalkan perusahaan. Ada
kesenjangan antara tuntutan kebutuhan SDM dengan stok yang tersedia.
8. Ketidakmampuan Melihat Peluang.
Ada peluang-peluang besar yang lewat begitu saja, karena ada ketakutan atau
keraguan untuk mengambilnya. Akibat berikutnya adalah terjadinya stagnasi, tidak
ada pertumbuhan pada organisasi. Keadaan ini dapat diperparah apabila produk dan
jasa perusahaan sudah tidak mutakhir (outdated products and services). Untuk industri
yang entry barrier-nya rendah – artinya siapa saja dapat masuk bisnis ini, maka
peluang yang ada akan diperebutkan banyak pihak.
9. Tidak Ada Ketegasan.
Pimpinan mentolerir adanya orang-orang yang tidak mampu di dalam
organisasi, mungkin faktor-faktor hubungan keluarga atau pertemanan atau faktor
belas kasihan. Tidak berani memecat orang-orang yang tidak lagi berprestasi. Apabila
ada masalah tidak segera dibicarakan secara langsung, dan lebih senang berputar-
putar demi tidak menyinggung perasaan orang lain. Pendek kata tidak ada ketegasan
terhadap hal-hal yang menghambat jalannya organisasi.
10. Persaingan Internal.
Adanya kubu-kubu di dalam perusahaan, umumnya karena ada konflik di level
atas, misalnya direksi. Masing-masing direksi membawa kepentingan dari pemegang
saham yang diwakilinya. Ketidakharmonisan di level atas akan merembet ke tingkat
menengah dan bawah. Akibatnya dapat ditebak, mereka saling curiga-mencurigai dan
saling menyembunyikan informasi penting yang semestinya dapat berkontribusi untuk
kemajuan organisasi.
Bisa jadi memang ada salah satu pemegang saham yang ingin menguasai atau
mengendalikan perusahaan. Memang tidak mudah kalau perusahaan dimiliki oleh
pemegang saham yang tidak akur. Karena itu yang sering menjadi solusi adalah
perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa. Dengan demikian pengelolaan dapat
lebih transparan dan profesionalisme dijunjung tinggi.
11. Tidak Fleksibel.
Lambat merespon perubahan lingkungan. Ini menjadi masalah banyak
perusahaan saat ini. Jangan heran di luar negeri pun, perusahaan yang tahun ini masuk
Fortune 500. Tidak ada jaminan bahwa tahun depan atau dua tahun lagi, mereka
masih terdaftar. Perubahan lingkungan menuntut fleksibilitas yang semakin tinggi.
12. Tidak Mampu Bangkit dari Keterpurukan.
Kegagalan dalam suatu produk yang menelan investasi lumayan besar sering
kali juga membuat manajemen menjadi gamang. Otomatis rasa percaya diri
tergerogoti oleh lenyapnya sejumlah uang akibat kegagalan suatu produk. Apabila
perusahaan tidak memiliki cadangan atau pemegang saham tidak mau lagi menambah
dana segar, cepat atau lambat dampaknya adalah pada lambatnya pengembangan
organisasi.

3. Cara agar organisasi dan manajemen berjalan dengan baik


1. Membuat Visi dan Misi
Membuat sebuah visi merupakan hal yang paling utama dalam membangun
suatu organisasi. Visi tersebut berupa suatu tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
organisasi. Untuk mewujudkan visi tersebut, kita juga harus menentukan adanya misi
yang jelas.
2. Membuat Aturan
Aturan sendiri meliputi batasan-batasan yang harus dimiliki suatu organisasi.
Tanpa adanya aturan yang jelas dapat mengakibatkan para anggota melakukan
penyimpangan yang bisa jadi merugikan organisasi tersebut di masa datang. Jadi,
buatlah suatu aturan yang dapat dipatuhi dan disegani setiap anggota organisasi.
3. Membuat Struktur Organisasi yang Terarah
Selain membuat aturan yang jelas, cara membangun organisasi yang sukses
selanjutnya adalah dengan membuat struktur organisasi yang terarah. Dengan ini,
kamu bisa melihat pembagian kerja dengan jelas serta bagaimana fungsi dari masing-
masing anggota.
4. Merekrut Sumber Daya yang Baik
Suatu organisasi tidak akan bisa berjalan tanpa adanya sumber daya yang baik.
Oleh karena itu, penting sekali untuk memilih sumber daya manusia yang profesional
dan kompeten dalam bidangnya untuk mengisi setiap bagian dalam struktur organisasi
tersebut.
5. Tegaskan Masing-masing Peran dan Tanggung Jawab
Banyak organisasi yang akhirnya tidak sukses karena mereka yang ada di
dalamnya tidak memahami peran serta tanggung jawabnya. Oleh karena itu, perlu
ditekankan terkait hal tersebut sejak dari awal pembentukan organisasi.
6. Membuat Rencana Kerja
Dan yang tak kalah penting adalah untuk membuat rencana kerja. Dengan
adanya rencana kerja yang baik, semua kegiatan dalam organisasi tentu akan berjalan
dengan baik juga. Jadi, jangan lupa untuk melakukan pertemuan untuk membuat
sebuah rencana kerja selama periode tertentu.
7. Membangun Profesionalisme
Dalam organisasi, penting juga untuk membangun profesionalisme. Cara
membangun organisasi yang sukses ini penting untuk membentuk bagaimana
organisasi tersebut bertindak. Kamu bisa membuat beberapa agenda untuk pelatihan
atau kegiatan lain yang bisa meningkatkan profesionalisme sumber daya organisasi.
8. Membangun Budaya Kerja
Sebuah organisasi bisa solid dan tangguh karena adanya budaya kerja yang
baik dalam organisasi tersebut. Salah satu budaya tersebut adalah adanya toleransi
yang tinggi dan rasa saling menghormati. Selain itu, budaya kerjasama juga sangat
penting untuk dibangun dalam sebuah organisasi.
9. Berikan Contoh Nyata
Bukannya memberi perintah saja, memberikan contoh nyata juga menjadi
suatu hal yang penting dalam sebuah organisasi, terutama bagi seorang pemimpin
organisasi. Hal ini akan membantu mengembangkan rasa hormat dalam organisasi
tersebut.
10. Membangun Komunikasi Timbal Balik
Bukan rahasia lagi jika komunikasi merupakan suatu hal mutlak dalam
organisasi apapun. Tanpa adanya komunikasi timbal balik, hubungan antar individu
dalam organisasi saat mengeksekusi suatu rencana kerja tidak akan berjalan baik.
Sebaliknya, komunikasi yang baik bisa memajukan organisasi.
11. bekerja dengan tenang
12. utamakan kesatuan antar anggota
13. saling menghormati antar anggota
14. menghargai apapun pendapat dari anggota
15. percaya bahwa kita bisa mengerjakannya

Anda mungkin juga menyukai