Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Abstrak;
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan Hazard Analysis and Critical
Control Point (HACCP) untuk mengidentifikasi dan mencegah bahaya potensial
dalam proses produksi wafer roll coklat di Megamall Ayani Pontianak .Proses
produksi waffle dari pencampuran bahan baku, pengolahan,dan penyajian dilakukan
di tempat yang sama,dilakukan secara terbuka,hanya saja tempat penyimpanan bahan
mentah dilakukan di dapur dalam(dapur kotor)Penerapan sistem jaminan mutu harus
dilakukan pada setiap tahapan untuk mencegah pencemaran bahaya mikrobiologi,
kimia, dan fisik serta menjaga kualitas produk.
Waffle merupakan sejenis kudapan khas berasal dari Belgia.Bahan baku utama
pembuatan kue waffle adalah tepung terigu (gandum). Pengadaan tepung terigu di
Indonesia dilakukan dengan mengimport dari Negara lain.
1. Pendahuluan
Pada era globalisasi saat ini sudah banyak sekali kebudayaan asing masuk dengan
mudah ke Indonesia.Budaya asing yang sudah berhasil memberikan pengaruh besar
terhadap budaya lokal salah satunya adalah produk makanan.Makanan budaya asing
sekarang sudah banyak diminati oleh masyarakat Indonesia bahkan menjadi makanan
favorit hingga sampai saat ini.Salah satu makanan budaya asing yang menjadi makanan
favorit dan banyak diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum millenial
adalah waffle.Waffle merupakanan makanan khas dari mehara Belgia yang dapat
dengan mudah ditemukan di Indonesia dari pedagang kaki lima hingga Mall besar di
sejumlah wilayah perkotaan,makanan ini banyak disukai bahkan hampir semua
kalangan usia,hal tersebut dibuktikan oleh jumlah peminat yang mengantri untuk
membeli waffle tersebut rela menunggu antrian panjang hanya demi membelikan
waffle ,tekstur,rasa,dan variasi topping yang unik menjadi daya tarik tersendiri untuk
makanan khas belgia yang sangat popular saat ini,sehingga bisa menjadi salah satu
produk makanan primadona di Megamall di daerah Pontianak terutama menjadi menu
yang paling banyak diminati di Crunch n Crunch .
Oleh karena itu,perlu adanya oemantauan penerapan Hazard Analisis Critical Control
Points terhadap makanan Primadona Crunch n Crunch di Mall terkenal di wilayah
Pontianak ini dengan tujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya kontaminasi
mikroba pathogen,memastikan apakah makanan tersebut aman secara biologis,fisik
dan kimia bagi konsumen.
1. Metode Pelaksanaan
2.2.Materi
3.1.Deskripsi Produk
Waffle adalah makanan yang terbuat dari adinan tepung terigu,dan campuran bahan
makanan lainnya seperti telur,minyak,dan gula,yang dimasak dengan besi waffle yang
bermotif khas dan berkarakteristik tertentu yang disajikan dengan tambahan variasi
topping yang beragam untuk memberikan daya tarik terhadap makanan
tersebut.Adonan waffle tersebut diadon sebanyak satu toples besar dan akan diolah
sesuai pesanan,penyimpanan adonan di lsimoan dan tertutup tidak terlalu rapat di
tempat terbuka berdampingan dengan tempat pengolahan,pengolahan dilakukan setiap
ada pemesanan saja,tidak ada proses penyimpanan waffle dalam waktu yang lama,hal
tersebut dikarenakan pengilahan waffle hanya sesuai permintaan konsumen
saja,proses penyajian dilakukan di tempat terbuka dekat dengan proses
pengolahan,produk di sajikan menggunakan kemasam khusus dari pihak Crunch n
Crunch .
Bahan biologi, kimia atau fisika, atau kondisi yang dapat menimbulkan resiko
kesehatan yang tidak diinginkan terhadap konsumen. Menurut NACMCF (1992)
mendefinisikan bahaya atau ”hazard” sebagai suatu sifat-sifat biologis/mikrobiologis,
kimia, fisika yang dapat menyebabkan bahan pangan (makanan) menjadi tidak aman
untuk dikonsumsi. Selain itu, salah satu faktor yang dapat menimbulkan risiko besar
adalah senyawa yang dihasilkan oleh Salmonella, yang biasanya terdapat pada telur.
Salmonella dapat menyebabkan bakteri menyebar ke dalam telur dengan menempel
pada permukaan kulit telur (U.S. Department of Agriculture, 2005). Pengamatan
menunjukkan bahwa minyak nabati curah yang digunakan dalam industri ini mudah
terkontaminasi oleh bahan tambahan makanan (BTP) yang digunakan secara
berlebihan dan tidak memenuhi syarat. Pilih pemasok yang dapat diandalkan dan
periksa bahan baku sebelum digunakan dan disimpan dalam kondisi kedap udara dan
kering untuk menghindari berbagai kontaminasi fisik, kimia, dan mikrobiologi. Dalam
proses pengemasan, kemasan yang digunakan adalah PE sebagai kemasan primer dan
karton sebagai kemasan sekunder. Kemasan ini memiliki potensi kontaminasi apabila
monomer plastik bermigrasi ke dalam makanan, khususnya bila dipanaskan atau
kondisi berada pada suhu tinggi. Pemilihan kemasan yang tepat dan penyimpanan pada
kondisi yang bersih dan kering dapat mencegah adanya debu atau kotoran lain yang
masih menempel pada kemasan.
3.3 Identifikasi Bahaya Proses Produksi
Identifikasi dan analisis bahaya yang dilakukan meliputi: potensi bahaya fisik, kimia,
dan mikrobiologi pada proses produksi waffle. Proses tersebut disajikan pada Tabel 2.
Proses produksi waffle yang dapat terjadi dan memengaruhi kualitas dari produk
akhir yaitu: proses penimbangan bahan baku dan persiapan pengadukanadonan,
pencetakan dalam pemanggang listrik, pemanggangan, pengambilan waffle dari
cetakan, pendinginan, dan pengemasan. Pada proses penimbangan bahan baku dan
persiapan adonan, terdapat beberapa kemungkinan bahaya yang dapat terjadi, seperti:
kontaminasi dari pecahan cangkang telur, aflatoksin, dan Salmonella sp. Terjadinya
kontaminasi pada proses pengadukan adonan disebabkan perawatan alat yang kurang
baik dan maksimal, ruang produksi yang tidak higienis, sehingga dapat mencemari
produk. Identifikasi bahaya pada proses pencetakan adalah kontaminasi dari alat,
seperti tidak dicucinya cetakan secara berkala dan cetakanyang berkarat, sehingga
berbahaya bagi konsumen. Proses pemanggangan yang tidak sempurna dapat
mengakibatkan produk masih mentah dan basah, sehingga dapat ditumbuhi kapang dan
jamur. Pada saat observasi berlangsung, ditemukan adanya pekerja yang merokok
(Gambar 2) saat memanggang adonan. Selain itu, pekerja membuang abu rokoknya di
lantai. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi pada produk akhir, mengingat abu
rokok mengandung debu, yang mudah tertiup dan terbawa oleh angin.(Irwan et al.,
2019)
3.4. Penentuan Critical Control Point
(CCP) pada ProsesPenerimaan Bahan Baku
Beberapa tahapan proses produksi yang termasuk ke dalamkategori CCP adalah pener
imaan bahan baku, pemanggangan, dan pengemasan. Pada penerimaan bahan baku, p
otensi bahayabiologi dan kimia disebabkan adanya racun aflatoksin yang dihasilkan k
apang pada bahan baku tepung. Sementara itu, potensi bahaya fisik pada tahapan pene
rimaan bahan bakutersebut disebabkan adanya kerikil, kotoran, debu, dsb. Prosespene
rimaan bahan baku bertujuan untukmenghilangkan/mengurangi potensi bahaya yang t
erdapat didalam bahan baku hingga ke tingkat aman dengan caramelalukan seleksi pa
da bahan baku tersebut agar aman untukdikonsumsi. Pada tahap pemanggangan, dapat
digolongkan kedalam CCP karena proses ini dirancang khusus untukmengurangi pote
nsi bahaya yang teradapat di dalam adonandengan cara pematangan produk melalui p
emanasan. Padaproses pengemasan, potensi bahaya yang ditemukan berupakontamina
si E.
coli dan kotoran yang tidak dapatdihilangkan/dikurangi pada proses selanjutnya, kare
na prosestersebut merupakan tahap akhir dalam proses produksi. Tahapanproses prod
uksi lainnya tidak termasuk ke dalam CCP, karenadapat diminimalisasi, sehingga bah
aya yang dapat ditimbulkanmenjadi tidak terlalu signifikan.
1 Proses
Penerimaan Bakteri, CCP
Bahan baku Terdapat Bebas dari Memberikan Setiap Koreksi
Penggunaan
kapang, yang bebas residu aflatoksin kriteria bahan pemasok/
Bahan Baku
aflatoksin, dari toksin aflatoksin dan bahan baku baku merek yang
kerikil, dan benda dan benda pengotor yang baik datang terjamin
2 Pemanggang Kontaminasi Sanitasi Kondisi Suhu Pengeccekan Setiap Pembersihan
kotoran, asing (kerikil asing kualitasnya
-an silang, debu, peralatan pekerja, pemanggang sanitasi alat, proses alat,
debu. dan debu)
kotoran pekerja, dan peralatan, an yang lingkungan, pemangg lingkungan,
lingkungan dan tepat, dan pekerja dan pekerja
yang baik lingkungan sanitasi -angan
yang tidak lingkungan
bersih kerja,
pekerja, dan
peralatan
yang baik
3 Pengemasan E. coli, debu Sanitasi Kondisi Sanitasi Pengecekan Setiap Pembersihan
Kesimpulan
yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu: 1) berbagai aspek dalam pembuatan waffle
(bahan baku, kemasan, dan bahan untuk pengolahan) memiliki 3 jenis potensi bahaya
yang ditinjau dari segi biologi, fisik, dan kimia; dan 2) dalam konsep HACCP terdapat
3 tahapan dalam pembuatan waffle yang dianggap sebagai CCP, yaitu: proses
penerimaan bahan baku, pemanggangan, dan pengemasan.
Ucapan Terimakasih
Penulis berterima kasih kepada Poltekkes Kemenkes Pontianak atas bimbingan dan
konsultasinya selama pelaksanan kegiatan serta penyusunan naskah.
Daftar Pustaka
Irwan, J. et al. (2019) ‘Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
pada Produksi Brownies UMKM 3 Sekawan Cake and Bakery’, Jurnal Bakti Saintek:
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi, 3(1), p. 23. doi:
10.14421/jbs.1306.