Anda di halaman 1dari 24

1.

Tren Dan Isu Teknologi Di Bidang Kesehatan

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan

analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun

informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di

kalangan masyarakat.

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang

saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Issu adalah suatu peristiwa

atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa

mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,

pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun

tentang krisis.Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak

namun belum jelas faktannya atau buktinya

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan

banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu

berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya

menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.Saat ini trend dan

issu keperawatan yang sedang banynak dibicarakan orang adalah Aborsi,

Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu

tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam

keperawatan.

Telehealth adalah layanan kesehatan yang dilakukan petugas

kesehatan dengan pasien atau masyrakat umum melalui penggunaan

alat-alat sensor kesehatan yang terhubung secara online dan real time

1
sehingga mereka dapat berinteraksi secara cepat dan setiap saat. Berikut

adalah penerapan Telehealth :

A. Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan

informasi dan pelayanan medis jarak jauh. Aplikasi telemedicine saat

ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara

fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video

conference.

B. Telenursing adalah penggunaan informasi teknologi dari jarak jauh

untuk menjangkau pasien guna memantau kondisi dan berinteraksi

dengan mereka menggunakan komputer, audio dan visual serta

telepon. Telenursing juga melibatkan proses pemberian pendidikan

kesehatan kepada klien serta adanya sistem rujukan.Telenursing

meliputi :

1) Preventif

2) Promotif

3) Kuratif

4) Rehabilitatif

Tren dan isu teknologi di bidang kesehatan memberikan keuntungan

antara lain:

1) Mengurangi waktu tunggu

2) Mengurangi kunjungan yang tidak perlu

3) Mempersingkat hari rawat

4) Mengurangi biaya perawatan

5) Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan

2
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara,

terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan

kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya

mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan

daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan

keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya

jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh,

menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi

jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi

nosokomial.

2. Peran Keperawat dalam Menghadapi Tren dan Isu Sistem Teknologi

Bidang Kesehatan

Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai

kontribusi yang sangat besar dalam proses pemberian layanan kesehatan

dan juga dalam proses peningkatan mutu dari layanan kesehatan, dimana

tenaga kepewaratan tersebut memegang peranan penting dalam

menentukan kualitas pelayanan yang diberikan pada klien. Munculnya

berbagai teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan yang

aplikatif saat ini telah banyak berkembang dan digunakan dalam semua

tatanan rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan mengharuskan

semua tenaga kesehatan untuk turut aktif dalam penggunaan media

elektronik tersebut. Teknologi dan sistem informasi dalam dunia

kesehatan yang saat ini banyak banyak berkembang yaitu seperti

telemedika, e-health, dan telenursing. Dengan perkembangan teknologi

3
kesehatan ini, diharapkan dan sekaligus mengharuskan tenaga kesehatan

khususnya perawat untuk berperan aktif dalam pengaplikasian teknologi

sistem informasi tersebut dalam bidang keperawatan. Berikut peran

perawat dalam menghadapi kemajuan dan perkembangan teknologi

informasi dalam bidang kesehatan:

A. Perawat sebagai motor penggerak penerapan teknologi dan sistem

informasi dalam dunia kesehatan saat ini telah banyak dikembangkan.

Seorang perawat harus mampu menggunakan teknologi tersebut

dalam melakukan proses layanan keperawatan. Penggunaan

teknologi untuk perawat dapat diawali dengan penggunaan media

pendokumentasian keperawatan yang berbasis komputerisasi.

Sehingga dengan demikian, perawat harus mampu menguasai

teknologi untuk proses layanan yang diberikan.

B. Perawat sebagai pengguna kemajuan teknologi dan sistem

informasi untuk proses pemberian kontinuitas keperawatan pada

pasien. Dengan menggunakan kemajuan teknologi dan sistem

informasi tersebut, perawat akan tetap mampu mengontrol dan

memberikan layanan keperawatan bagi pasien secara berkelanjutan

atau kontinu, walaupun pasien sudah telah meninggalkan rumah sakit.

C. Perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (caring) untuk

semua klien tanpa terbatas ruang (tempat) dan waktu. Ini berarti

layanan caring yang menjadi prinsip dan ciri dari keperawatan akan

tetap tercurah untuk klien dimanapun dan kapanpun tenaga

keperawatan dibutuhkan. Meskipun penggunaan teknologi dan sistem

4
informasi dalam pemberian layanan keperawatan tersebut dilakukan

secara tidak langsung, tetapi layanan tersebut tidak menghalangi

pemberian pelayanan caring dari perawat.

D. Perawat sebagai profesi yang mampu meningkatkan

profesionalitasnya dalam bidangnya. Tekonologi e-health atau

telemedika yang telah dikuasai dan telah diaplikasikan oleh perawat

akan menjadi bukti profesionalismenya dalam pemberian layanan

kesehatan bagi masyarakat.

E. Perawat sebagai monitoring kesehatan bagi pasien. Dengan

menggunakan kemajuan teknologi dan sistem informasi seperti

teknologi telemedika dan e-health, perawat dengan mudah

memberikan pendidikan atau edukasi kesehatan sekaligus promosi

kesehatan pada klien guna sebagai alat informasi dalam pencegahan

penyakit.

F. Perawat sebagai penyedia layanan komunikasi interkatif bagi

klien atau pasien. Dengan menggunakan teknologi dan sistem

informasi seperti e-health dan telemedika, perawat akan menyediakan

layanan komunikasi dan informasi kepada klien atau pasien mengenai

penyakitnya. Layanan komunikasi yang disediakan perawat untuk

pasien atau klien ini akan membantu pasien atau klien dalam

pemahaman penyakitnya, pasien atau klien akan secara aktif untuk

berpartisipasi dalam mengakses, menerima, dan mengetahui

kelanjutan dari pengobatan medis yang dilakukan pasien atau klien.

5
G. Perawat harus mampu dan terampil dalam menggunakan

teknologi informasi, karena saat ini pasien atau konsumen telah

banyak yang terampil dalam mencari informasi tentang penyakit dari

berbagai literatur yang tersedia. Sehingga apabila perawat tidak

mampu dan tidak terampil dalam hal perkembangan dan kemajuan

teknologi, maka akan menyebabkan ketidakmampuan perawat dalam

menafsirkan berbagai bentuk pertanyaan kesehatan.

3. Peluang Keperawatan Untuk Memanfaatkan Trend dan Isu Untuk

Meningkatkan PelayananKeperawatan

Dengan adanya perkembangan teknologi dan sistem informasi di dalam

bidang kesehatan tersebut, memberikan dampak positif bagi perawat.

Sistem informasi dapat memberikan kemudahan kepada perawat dalam

menganalisa dan melihat laporan penyakit, perawat bisa melihat trend

penyakit apa yang paling banyak diderita oleh pasien dalam periode

tertentu, sehingga bisa menyiapkan cara untuk melakukan pencegahan

penyakit, seperti dengan melakukan penyuluhan.

Selain itu, dengan menggunakan sistem komputerisasi perawat dapat

melakukan pencatatan dan pencarian rekam medik dengan cepat.

Dengan adanya sistem informasi, diharapkan hambatan-hambatan yang

terjadi pada pencatatan manual dapat terselesaikan dengan baik dan

cepat sehingga hambatan tersebut tidak terulang lagi, seperti hambatan

dalam pelayanan kesehatan, pengelolaan data medik pasien, maupun

data administrasi yang dimiliki oleh klinik, sehingga mengakibatkan

6
redudansi (prediksi) data, unintegrated data, human error, dan

terlambatnya informasi.

Berikut merupakan contoh trend dan isu keperawatan dalam sistem

informasi kesehatan yaitu Pemanfaatan sistem informasi untuk

pengelolaan medik dan jasa kesehatan di klinik. Merupakan proses-

proses seperti pencatatan registrasi pasien, pendokumentasian,

rekammedis pasien dan proses-proses lain di bidang kesehatan dapat

berjalan cepat tanpa proses yang berbelit-belit. Beberapa komponen-

komponen yang membutuhkan suatu system informasi dapat diakses

dalam layanan kesehatan, misalnya pendataan pasien, mencakup

rekammedis pasien selama menjalani konsultasi rawat jalan, pencatatan

transaksi pemeriksaan, pendataan stokobat, dan pembuatan laporan

bulanan. Dengan demikian jika perawat dapat menjalankannya dengan

baik hal tersebut tentunya akan mempermudah dalam pengaktualisasian

peran perawat itu sendiri.

4. Sistem Informasi Rumah Sakit

Menurut Sabarguna (2009) SIM-RS adalah suatu tatanan yang

berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian

informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian

informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.

Sehingga SIM-RS adalah suatu sistem informasi yang memiliki

tugas menyiapkan informasi untuk kepentingan pelayanan rumah sakit,

yang ditujukan untuk sistem informasi sendiri, dan subsistem:

7
pengembangan, operasional. Dimana dalam menjalankan sistem nya

SIM-RS ini memiliki struktur hirarki berupa : supra sistem ( input, proses,

output, balikan, dan kontrol).

Dalam melakanakan Sistem informasi melalui input data, proses dan

output

1) Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam

proses pelaksanaan SIMRS agar dapat berjalan dengan baik,

meliputi:

a. SDM (Sumber Daya Manusia)

b. Sarana dan prasarana

2) Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, meliputi :

a. Pengumpulan data

b. Pengolahan data merupakan proses mengubah data menjadi

informasi.

c. Penyimpanan merupakan proses menyimpan data seperti data

pasien.

3) Luaran (output) adalah hasil akhir dari proses yaitu ketersedian

informasi, dimana untuk ketersedian informasi dapat dilihat dari

indikator pelayanan rawat inap rumah sakit.

8
Gambar Struktur Hirarki Sistem Informasi Rumah Sakit

Dalam pelayanan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit arus data

informasi didapat berdasarkan bagan berikut :

Gambar Arus data dan informasi Rumah Sakit

5. Prosedur Alur Kerja Sistem Informasi Rumah Sakit

1) Pelayanan Utama (Front Office)

Alur dari pelayanan rumah sakit yang dikembangkan SIRS Open

Source ini adalah seperti yang tergambar dibawah ini:

9
Gambar Alur SIRS Open Source

Pelayanan pendaftaran utama pelayanan pasien setiap rumah sakit

akan berbeda-beda akan tetapi secara umum memiliki pelayanan yang

terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (rawat inap

atau rawat jalan) dan proses pulang. Selama proses perawatan, pasien

akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari

unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive,

diagnostic non invasive dan lainnya.

2) Pelayanan Administratif (Back Office)

Pelayanan administratif rumah sakit merupakan pelayanan yang

mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat

kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang

10
habis pakai dan sejenisnya). Selain itu juga ada fung administrative

lainnya seperti perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan

stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang

(hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya).

Gambar Proses Bisnis Administratif Rumah Sakit

Selain proses bisnis data terstruktur di atas dapat dikelola dengan

rational database management sistem selain itu juga terdapat proses

bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat

diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen

dokumen dan sejenisnya

Sehingga jika digambarkan secara menyeluruh arsitektur aplikasi

pelayanan rumah sakit dapat digambarkan sebagai berikut:

11
6. Pelaksanaan sistem Informasi Kesehatan di Rumah Sakit

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Terintegrasi

merupakan suatu paket sistem aplikasi yang terintegrasi, yang

dihubungkan secara on-line pada semua fungsi pelayanan rumah sakit

mulai dari transaksi manajemen antrian, pendaftaran, pelayanan

perawatan, pelayanan penunjang, manajemen operasi/ bedah sentral,

rekam medis, manajemen keperawatan, kasir/mobilisasi dana, pelayanan

piutang, manajemen material, stok barang/obat, akuntansi dan keuangan,

kepegawaian, gizi, linen/laundry, dan fungsi pelayanan rumah sakit

lainnya.

Dalam pelayanannya sistem informasi ini dapat dibagi dalam tiga bagian:

a. Sistem Informasi Klinik: Sistem informasi yang secara langsung untuk

membantu pasien dalam hal pelayanan medis. Seperti Sistem informasi di

ICU, Sistem Informasi pada alat CT Scan, USG.

b. Sistem Informasi Administrasi: Sistem informasi yang membantu

pelaksanaan administrasi di rumah sakit. Seperti Sistem Infromasi

12
Pendaftaran, Sistem Infromasi Billing system, Sistem Infromasi Farmasi,

Sistem Infromasi Penggajian.

c. Sistem Informasi Manajemen: Sistem informasi yang membantu

manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Seperti: SIM

pelayanan, Sistem Infromasi Keuangan, Sistem Infromasi Pemasaran

7. Peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Data rumah sakit adalah data yang sangat komplek mulai dari data

klinis, data administrasi hingga data manajemen. SIMRS memiliki peranan

sentral dalam melakukan pengolaha data menjadi informasi, sehingga

meminimalisir hal-hal sebagai berikut :

A. Redudansi Data, digunakan untuk menghilangkan data yang terduplikasi

(pengulangan data), hal ini dikarenakan pencatatan data medis yang

terjadi berulang-ulang dan berakibat membengkaknya kapasitas

penyimpanan data.

B. Unintegrated Data, adalah proses pengintegrasian data sehingga

menjadi informasi yang dapat digunakan oleh masing-masing unit/instalasi

sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

C. Out of date Information, merupakan proses pembaharuan data yang

dikarenakan dalam penyusunan data yang direkap secara manual

sehingga penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat

dipercaya kebenarannya

D. Human Error, kelemahan manusia adalah kelelahan, ketelitian dan

kejenuhan hal ini berakibat sering terjadi kesalahan dalam proses

13
pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan secara manual terlebih

lagi jika jumlah data yang dicatat atau di olah sangatlah besar.

Dengan bantuan SIMRS kelemahan diatas dapat di kurangi bahkan

dihindari. SIMRS membuat fungsi dari bagian perawatan lebih

dikonsentrasikan pada pelayanan perawatan secara profesional, fungsi

penagihan dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan pemberian

potongan menjadi wewenang direksi. Para tenaga medis tidak perlu

memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan

pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang

sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa

pelayanan medis tersebut diberikan.

8. Konsep Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer

Dokumentasi asuhan keperawatan yang terkomputerisasi

memungkinkan perawat untuk memasukkan data pengkajian lebih

spesifik, mengirimkan data secara otomatis ke dalam laporan yang

berbeda, dan membuat rencana tindakan keperawatan dengan mudah.

Selain itu, dokumentasi asuhan keperawatan dengan komputer juga

menjamin legal aspek dan kerahasiaan dari data pasien. Sebab setiap

perawat yang akan memasukkan data pasien harus memasukkan

password dan ID perawat serta menutup file sebelumnya yang ada di

komputer, sehingga dapat teridentifikasi dengan mudah identitas perawat

yang melakukan dokumentasi. Hal ini berguna jika pada suatu saat terjadi

masalah yang menyebabkan perawat yang bersangkutan harus

14
menyerahkan bukti tertulis tentang catatan pasien yang secara hukum

dapat dipertanggungjawabkan. (Potter&Perry, 2001)

Pendokumentasian asuhan keperawatan dengan komputer juga

menjamin akuntabilitas pencatatan asuhan keperawatan yang diberikan

oleh perawat. Hal ini dikarenakan setiap tindakan yang telah dimasukkan

tidak dapat diubah, baik ditambah ataupun dikurangi oleh perawat lain

yang tidak berwenang, sehingga hal ini dapat menjadi legitimasi bagi

setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat. (Potter&Perry, 2001)

9. Prinsip-prinsip dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan mempunyai 3 prinsip yaitu: Brevity,

Legibility, dan Accuracy(Carpenitto, 1991) Prinsip-prinsip tersebut di atas

dapat dijelaskan sebagaiberikut:

A. Brevity. Dalam melakukan pendokumentasian setiap petugas/ perawat

harus brevity, Brevity sendiri adalah ringkas, jadi kita dalam mencatat

isi dokumentasi keperawatan harusring kas dan tidak perlumemasukan

kata; kata atau kalimat yang tidak penting dan mempunyaimakna yang

tidaksesuai.

B. Legidibility. Legidibility yaitu dimana dalam penulisan/pencatatan

dokumentasi keperawatan harus mudah dibaca dan di pahami oleh

perawat lain atau profesi lain yang ikut dalam proses

pendokumentasian.

C. Accuracy. Accuracy adalah sesuai dengan data yang ada pada klien.

Jadi kita harus memasukan data pada dokementasi keperawatan harus

benar dan sesuai dengan data baik identitas, laboratorium dan radiologi

15
pada setiap klien. Ini adalah aspek yang sangat vital dan tidak boleh

salah atau tertukar dengan klien lain.

10. Pencatatan Proses Keperawatan Berbasis Komputer

Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat penting namun

pada implementasinya sering kali diabaikan/tidak dipatuhi sehingga

kelengkapan, ketepatan, kualitas dan relevansi antar proses

dokumentasi keperawatan masih menjadi temuan. Pendokumentasian

juga merupakan alat pengendalian yang dapat mengukur kualitas

pelayanan keperawatan, walaupun pengendalian bersifat tidak

langsung tetapi gambaran kualitas dokumentasi dapat memotret

kualitas pelayanan secara umum.

Dokumentasi keperawatan berbasis komputerisasi dibuat untuk

membantu manajemen dan proses data keperawatan, informasi, dan

pengetahuan untuk mendukung praktik keperawatan dan pemberian

perawatan. Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer

pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.

Dalam pelaksanaan dokumentasi ini ada berbagai cara yang

dilakukan antara lain langsung menuliskan dokumentasi setelah

tindakan, menuliskan terlebih dahulu pada lembaran kertas, menuliskan

dahulu pada buku catatan kecil, menulis dulu pada tisu toilet dan

setelah itu baru memindahkan ke dokumentasi EHR sehingga dalam

hal ini ada yang melakukan pencatatan lebih dari satu kali. Hal yang

disukai perawat dengan dokumentasi EHR adalah pencatatan tentang

16
pemberian obat, tandatanda vital, pengkajian data dan catatan

perkembangan pasien.

11. Aspek Legal Dan Etik Pendokumentasian Askep Berbasis

Komputer

Dokumentasi legal yang isinya merupakan kondisi perkembangan

klien biasanya dituliskan dalam bentuk chart.chart memuat segala

proses dan perkembangan klien yang ditulis kan secara akurat. Chart

mempunyai dua fungsi yaitu.sebagai penyedian data mengenai klien

dan merupakan laporan yang dapat menjaga standar

pelayanan.adapun komponen komponen dari data yang legal adalalah

sebagaiberikut:

a) Kondisi fisi kmental.dan emosional

b) Pengakajian ,obrservasi,status kesehatan dan hasil laboratorium.

c) Perilaku

d) Respons terhadap stimulus ,perubahan vuisual dan pendengaran

respons verbal terhadap pertanyan ,respons terhadap lingkungan

dan perubahan perilaku

e) Asuhan keperawatan terapeutik.

f) Perawat yang rutin control nyeri,terapi darah dan penggantian

cairan intravena.

g) Pengawasan asuhan keperawatan

h) Memonitor aktivitas motorik tanda-tand avital ,status neurologi,

kardiovaskular cairan dan nutrisi

17
i) Respons klien terhadap terapi.

j) Keseimbangan cairan konsumsi makanan intake dan output,status

sirkulasi dan pernapasan serta edukasi dan nyeri.

Berikut ini adalah pedoman dalam membuat sebuah dokumen yang

legal .

a) Mengetahui tentang konteks malpraktik

b) Memberikan informasi yang akurat mengenai informasi klien seperti

terapi dan asuhan keperawatan

c) Mencerminkan keakuratan penggunaan proses keperawatan

misalnya :pengkajian keperawatan ,riwayat kesehatan

klien ,rencana asuhan keperawatan dan intervensi.

d) Waspada terhadap situasi tertentu, misalnya klien dengan masalah

komplek yang membutuhkan perawatan yang intensif

e) Dokumentasi yang legal selalu mencerminkan apa yang telah

terjadinya dan yang telah dilakukan.

f) Dokumentasi keperawatan mencerminkan kolaborasi antara

penyediaan asuhan antara tenaga kesehatan lain dan perawat

g) Dokumentasi yang rutin selalu mencerminkan gejala dan komplain

oleh klien.

12. Kelebihan Dan Kekurangan Dokumentasi Keperawatan

Berbasis Komputer

Pendokumentasian Keperawatan berbasis tehnologi

komputer memberi banyak manfaat dan keuntungan bagi asuhan

18
keperawatan walaupun merupakan tantangan yang besar bagi

dunia keperawatan di Indonesia. Pemanfaatan tehnologi komputer

khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di

Indonesia sampai saat ini masih sangat minim. Pada saat ini

sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi

proses keperawatan berbasis tehnologi komputer tetapi hasil

evaluasi terhadap keberhasilan tersebut belum disosialisasikan

secara global.

Menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat

beberapa keuntungan utama dari Dokumentasi Keperawatan

Berbasis Tehnologi Komputer yaitu :

a) Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik sesuai standar

yang mudah dan cepat diketahui.

b) Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus

meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian

asuhan.

c) Accessibility dan legibility, mudah membaca dan mendapat

informasi klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi.

Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan

pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada

beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu penyediaan hardware

dan software komputer itu sendiri dan kemampuan perawat dalam

menggunakan tehnologi informasi ini. Sebuah studi di Medical

Center Taiwan menunjukkan bahwa permasalahan perawat yang

19
menggunakan sistem informasi keperawatan adalah pelatihan yang

tidak cukup, perhatian terhadap keamanan data, stress karena

adanya tambahan beban kerja dan kerjasama antar disiplin rendah.

(Ting Ting Lee .2007).

Di Indonesia masih bervariasinya tingkat pendidikan dan

pengetahuan perawat terhadap konten atau isi dari dokumentas

keperawatan masih merupakan problem yang belum terpecahkan.

Untuk menghadapi masalah ini mungkin perlu ada terobosan-

terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan

institusi pelyanan kesehatan untuk dapat mempersiapkan hal-hal

sebagai berikut :

a) Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi

asuhan keperawatan

b) Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan computer terutama

berkaitan dengan tehnis pencatatan dan software yang

digunakan.

c) Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi

rumah sakit pemerintah dalam hal penyediaan komputer.

Kelebihan Dan Kekurangan Komputerisasi Dalam Praktek

Keperawatan

A. Kelebihan Komputerisasi Dalam Praktek Keperawatan  

 Penggunaan teknologi salah satunya adalah komputer di

tempat kerja memberikan pengaruh terhadap peningkatan

efektifitas waktu kerja.

20
 Penggunaan komputer akan memberikan kemudahan dalam

melakukan pekerjaan karena komputer mampu menyimpan

data dan memunculkannya kembali di saat diperlukan.

 Memudahkan perawat merencanakan asuhan keperawatan,

dapat mengevaluasi dan memperbarui informasi setiap saat,

memanggil data yang sesuai dengan diagnosis keperawatan

tertentu, serta mengurangi penggunaan berbagai  flowsheet.

 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.

 Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang

besar dalam penyimpanan arsip.

 Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang

dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat

dipertanggung jawabkan

 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat

membantu pengambilan keputusan secara cepat.

 Meningkatkan produktivitas kerja.

 Mengurangi kesalahan dalam menginterpretasikan pencatatan

 Menghimpun berbagai data klinis pasien tentang hasil

pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG,

radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun

interpretasi klinis.

 Catatan yang siap sedia. Rekam medis pasien telah siap sedia

untuk digunakan dan waktu untuk mengambilnya sedikit.

 Megurangi dokumentasi yang berlebihan

21
 Mencetak instruksi pemulangan

 Ketersediaan data

 Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.

 Mempermudah penetapan biaya.

 Catatan terorganisasi dan dokumentasi sesuai dengan standar

keperawatan.

B.  Kekurangan Penggunaan Komputer Dalam Praktek Keperawatan

 Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis

dari perawat tersebut, karena informasi yang didapat mudah

untuk diakses.

 Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat

yang satu dengan yang lain ataupun antara perawat dengan

klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara online

(misaltele-health), tanpa harus tatap muka

 Keterbatasan kapasitas penyimpanan data

 Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus

dan factor lainnya)

 Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga

mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan

perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan

keterampilan perawat menggunakan computer.

Kendala umum:

 Peningkatan biaya untuk startup, memelihara, melatih, dan

upgrade  

22
 Kerahasiaan, privasi dan keamanan sulit untuk menjamin

 Masih belum membudayanya pengambilan keputusan

berdasarkan data/informasi.

 Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia

untuk mengelola dan mengembangkan sistem informasi

13. Aplikasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit

Berbasis Komputer

Software adalah sistem yang beroperasi didalam sebuah

komputer dimana terdapat hubungan antara software dan hardware

melalui apa yang disebut dengan sistem operasi. Sofware banyak

digunakan sebagai program yang akan dipakai didalam komputer

sebagai software komersial. Software asuhan keperawatan adalah

software yang mengandung sebuah program dengan

menggunakan “database management” berisi data-data pengkajian

kesehatan seorang pasien yang kemudian data-data tadi akan

dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat memunculkan diagnosa

keperawatan Dari diagnosa keperawatan akan muncul

perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan oleh

perawat. Didalam mendokumentasikan tindakan keperawatan,

perawat cukup mengacu pada intervensi yang telah tersedia,

sehingga ketika pemberian tindakan selesai dilakukan perawat

dapat melakukan evaluasi terhadap diagnosa yang ada. Software

asuhan keperawatan akan menggunakan sistem ”Data Base

23
Management” yang diawali dengan format pengkajian kesehatan

bagi setiap pasien yang masuk. Perawat akan memasukkan

seluruh data dari hasil pengkajian yang dilkaukan kedalam format

pengkajian yang ada didalam komputer. Selanjutnya dengan data

yang masuk, akan teranalisa seluruh diagnosa yang muncul

beserta perencanaan tindakan keperawatan. Ketika perawat

melakukan tindakan keperawatan, maka perawat akan

mendokumentasikan tindakan keperawatan didalam komputer

sehingga semua tindakan akan tercatat dengan baik.

24

Anda mungkin juga menyukai