Anda di halaman 1dari 34

PROSEDUR PENGADAAN BARANG PADA

PT. BANUA MAKMUR TEKNIK

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH :
MUHAMMAD SAMAN
6119035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS


AKADEMI SEKRETARI DAN MANAJEMEN
INDONESIA (ASMI) CITRA NUSANTARA
DI BANJARMASIN
2021
LEMBAR PENGAJUAN PROPOSAL

Judul Tugas Akhir : PROSEDUR PENGADAAN BARANG PADA


PT. BANUA MAKMUR TEKNIK
Tema : PENGADAAN BARANG
Nama : MUHAMMAD SAMAN
Nim 6119035
Program studi : MANAJEMEN BISNIS

Proposal Tugas Akhir ini di ajukan dalam pengajuan penelitian tugas akhir.

Pemohon
Manajemen Bisnis Menyutujui
Kaprodi

( )
( )

Disetujui di : Banjarmasin
Pada Tanggal : November 2021
KATA PENGANTAR

Tugas Akhir yang berjudul PROSEDUR PENGADAAN BARANG PADA PT.


BANUA MAKMUR TEKNIK ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk
menempuh Sidang Tugas Akhir program pendidikan diploma tiga di ASMI Citra
Nusantara di Banjarmasin.
Sebelum menulis tugas akhir ini penulis melakukan penelitian di PT. BANUA
MAKMUR TEKNIK selama kurang lebih tiga bulan. Walaupun telah berupaya keras
untuk memperoleh hasil terbaik dalam penelitian dan penulisan tugas akhir ini namun
penulis sadar bahwa “Tidak Ada Gading Yang Tak Retak“.
Proposal Tugas Akhir ini masih dirasakan kurang sempurna mengingat
keterbatasan kesempatan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis.
Penulis pun berharap tugas akhir ini bisa bermanfaat bagi diri sendiri khususnya
dan semua pihak yang terkait umumnya.

iv
DAFTAR

KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................3
1.3 Batasan Masalah..........................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................4
1.5.1 Bagi Penulis.......................................................................4
1.5.2 Bagi Perusahaan.................................................................4
1.5.3 Bagi Akademi....................................................................4
1.6 Metode Penelitian........................................................................4
1.6.1 Jenis Penelitian...................................................................4
1.6.2 Sumber Data.......................................................................5
1.6.3 Tehnik Pengumpulan Data.................................................5
1.6.4 Teknik Analisa Data...........................................................6
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................7
1.7.1 Lokasi Penelitian................................................................7
1.7.2 Waktu Penelitian................................................................7
1.8 Sistematika Penulisan..................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................8
2.1 Prosedur.......................................................................................8
2.1.1 Pengertian Prosedur...........................................................8
2.1.2 Bagan Dalam Prosedur.......................................................9
2.1.3 Tujuan Prosedur.................................................................10
2.2 Pengadaan....................................................................................11
2.2.1 Pengertian Pengadaan........................................................11
2.2.2 Norma Pengadaan Barang/Jasa..........................................12
2.2.3 Kedudukan Pengadaan Barang/Jasa...................................12
2.2.4 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle)......................13
2.2.5 Kebijakan Pengadaan (Procurement Policy).....................14
2.2.6 Metode pengadaan barang.................................................16
2.2.7 Fungsi dan Peranan Manajemen Pengadaan......................16
2.2.8 Etika Pengadaan.................................................................18
2.3 Barang..........................................................................................19
2.3.1 Barang................................................................................19
2.3.2 Jenis Barang.......................................................................20

v
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN......................................22
3.1 Sejarah Umum Perusahaan.......................................................22
3.2 Visi dan Misi Perusahaan..........................................................22
3.2.1 Visi...................................................................................22
3.2.2 Misi..................................................................................23
3.3 Izin Perusahaan.........................................................................23
3.4 Logo Perusahaan.......................................................................23
3.5 Struktur Organisasi....................................................................23
3.6 Job Description..........................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia industri dan teknologi informasi membawa
dampak pada peningkatan persaingan bisnis antar perusahaan. Setiap
perusahaan akan berupaya meningkatkan kinerja untuk dapat memperoleh
hasil yang optimal dan memenuhi kepuasan pelanggan. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu pemasok (supplier/vendor)
yang berperan sebagai pemasok kebutuhan operasional perusahaan baik
berupa bahan baku maupun suku cadang peralatan pabrik.
Dalam dunia usaha pada saat ini banyak faktor yang dapat
membuat usaha atau perusahaan menjadi maju, selain faktor sumber daya
manusia yang kompeten berkualitas juga berwawasan luas dan faktor lain
juga tidak kalah penting yaitu pengadaan barang (procurement). Pengadaan
barang mempunyai peran penting dalam sebuah usaha maupun perusahaan.
Pada perusahaan kecil pembelian barang dapat dilakukan oleh karyawan,
akan tetapi pada perusahaan menengah memiliki satu departemen untuk
pembelian, dan pada perusahaan besar mungkin memiliki ratusan orang
untuk mengatur jumlah pembelian yang sangat banyak.
Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan
pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu proyek
tertentu (Setiadi, 2009). Setiap badan usaha pada umumnya bertujuan untuk
memperoleh laba yang tinggi sebagai sumber pembiayaan yang optimal bagi
kelangsungan hidup lembaga atau instansi tersebut. Untuk memperoleh laba
demi kelangsungan hidup perusahaan terdapat tujuan-tujuan lain, seperti
perkembangan, prestise, servis dan diterimanya badan usaha tersebut dalam
kehidupan masyarakat. Sehingga para pengelola perusahaan akan selalu

1
2

berusaha bertindak secara profesional dan berusaha untuk terus


mengembangkan inovasi-inovasi yang berbeda dalam rangka mencapai apa
yang menjadi tujuannya. Dalam praktiknya harus dilandasi dengan konsep-
konsep manajemen yang memang sudah berlaku secara universal.
Pada proses pengadaan barang harus memiliki prosedur. Setiap
uraian pekerjaan yang didukung oleh prosedur kerja yang baik akan lebih
efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dengan
pencatatan tertulis mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam sebuah perusahaan, pembelian bertanggung jawab atas
semua perolehan barang pada setiap perusahaan. Pembelian barang untuk
jenis apapun juga dapat disebut perolehan barang atau yang dikenal dengan
pengadaaan barang. Pengadaan barang sangat bermanfaat karena perusahaan
memerlukan sebuah pasokan barang, jika pengadaan barang ditangani
secara buruk maka barang- barang tidak akan sampai, salah kirim atau
jumlah barang yang dikirim salah, dan itu semua berakibat buruk bagi
perusahaan.
Dengan adanya pengadaan di setiap perusahaan dapat
mencerminkan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Pengadaan merupakan proses perolehan barang atau jasa dalam
pembelian dengan biaya terbaik mulai dari sumber barang sampai dengan
tempat tujuan berdasarkan tepat mutu, jumlah, harga, waktu yang efektif
dan efisien untuk mencapainya tujuan perusahaan. Dengan begitu
pengadaan sangat pentingnya terhadap perusahaan, karena dengan adanya
pengadaan perusahaan bisa mencapai tujuannya. Sasarannya adalah
membantu kelancaran produksi dengan memenuhi kebutuhan barang dan
jasa secara tepat guna dan tepat waktu melalui optimalisasi pembelian. Oleh
karena itu, diharapkan mampu untuk menanggulangi berbagai kekurangan
sehingga dapat lebih efektif dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
3

PT. Banua Makmur Teknik merupakan salah satu perusahaan


perkapalan yang bergerak dibidang blasting dan painting kapal. Untuk
kelancaran kerja karyawan lapangan di PT. Banua Makmur Teknik, maka
diperlukan adanya pengadaan barang logistik guna menunjang kelancaran
pengerjaan blasting dan painting kapal agar berjalan secara efektif dan
efisien.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana penerapan proses pengadaan barang yang dijalankan oleh PT.
Banua Makmur Tehnik, penulis memilih judul ”Prosedur Pengadaan
Barang Pada PT. Banua Makmur Teknik”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah tersebut, penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut Bagaimana Prosedur Pengadaan Barang Pada PT.
Banua Makmur Teknik.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penulis membatasi
ruang lingkup permasalahan ini pada Bagaimana Prosedur Pengadaan
Barang Pada PT. Banua Makmur Teknik.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk menegetahi Bagaimana
Prosedur Pengadaan Barang Pada PT. Banua Makmur Teknik
4

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :
1.5.1 Bagi Penulis
1. Penulis diharapkan mampu mengumpulkan, mengolah dan
menganalisa data secara sistematis sesuai dengan masalah yang
diangkat dalam penulisan tugas akhir ini.
2. Sebagai sarana berlatih bagi penulis untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan serta ilmu yang dimiliki.
3. Penulis dapat mengetahui bagaimana prosedur pengadaan dan
pendistribusian barang logistic di perusahaan.
1.5.2 Bagi Perusahaan
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberkan
informasi kepada pihak PT. Banua Makmur Teknik tentang tata cara
pengadaan barang logistik.
1.5.3 Bagi Akademi
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan sebagai
bahan kajian ilmu dan menambah referensi dalam dunia ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan prosedur pengadaan barang
logistik.

1.6 Metode Penelitian


Dalam memperoleh data sehubungan dengan penulisan tugas
akhir ini. Penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1.6.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
yang bertujuan memberikan gambaran secara objektif tentang
keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian ini dilakukan
dengan cara mendeskripsikan masalah yang telah diidentifikasi pada
saat melakukan penelitian.
5

1.6.2 Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis data kualitatif yang digunakan sebagai sumber
untuk menjelaskan prosedur pengadaan barang pada PT. Banua
Makmur Teknik
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan
wawancara observasi langsung dengan karyawan pada PT.
Banua Makmur Teknik.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari pihak intern maupun ekstern perusahaan yang
dapat dilihat dari dokumentasi perusahaan sebagai objek
pendukung beberapa dokumen perusahaan, dan literatur -
literatur, serta informasi lain yang mendukung penelitian
ini. Data ini digunakan untuk mendukung data primer.
1.6.3 Tehnik Pengumpulan Data
1. Perpustakaan
Penulis mencari bahan – bahan yang dapat disajikan
sebagai referensi dalam menulisn proposal tugas akir ini, berupa
buku – buku, internet dan sumber – sumber lain yang
berhubugan dengan topik pembahasan proposal tugas akhir.
2. Wawancara
Melakukan wawancara dengan atasan atau karyawan
PT. Banua Makmur Teknik untuk memperoleh data yang lebih
terperinci mengenai perusahaan maupun prosedur pengadaan
dan pendistribusian barang di perusahaan.
6

3. Observasi
Melakukan penelitian langsung pada PT. Banua
Makmur Teknik untuk memperoleh data yang aktual dan lebih
mengetahui mengenai prosedur dari pengadaan dan
pendistribusian barang di perusahaan.
1.6.4 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling
menentukan dari suatu penelitian, karena analisa data berfungsi
untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisa data dapat dilakukan
melalui tahap berikut ini:
1. Memeriksa Kelengkapan Data
Tahap ini dilakukan segera setelah data terkumpul. Peneliti bisa
memberi tanda ceklist untuk memastikan apakah semua data
telah terkumpul.
2. Memeriksa Kualitas Data
Tahap ini dilakukan dengan cara mengamati atau mebaca
berulang – ulang apakah jawaban dari informasi sesuai dengan
yang diharapkan oleh peneliti, dalam arti semua kolom terisi
atau semua pertanyaan terjawab secara memuaskan.
3. Membuat Klastering Data
Setelah peneliti memastikan data yang terkumpul cukup dan
dianggap berkualitas, tahap selanjutnya adalah membuat
klastering / klasifikasi data yang harus merujuk pada relevansi
dan kualitas data.
4. Melakukan Anaisis
Setelah data terklasifikasi dengan jelas, analisis data dapat bisa
dilakukan untuk menemukan pola antara penelitian kualitatif
dan kuantitatif.
7

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian


1.7.1 Lokasi Penelitian
Nama : PT. Banua Makmur Teknik
Lokasi : Jl. Pangeran Hidayatullah, Komplek Banyu Anyar Jalur
1A No. 8, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
1.7.2 Waktu Penelitian
November Desember
No Kegiatan

1 Identifikasi masalah, tujuan penelitian


Study lapangan/observasi/bimbingan
2
dosen
3 Pengumpulan data lapangan
4 Pengelolaan data/bimbingan dosen
Menganalisa data, kesimpulan,bimbingan
5
dosen
6 Penulisan Proposal TA
7 Pengesahan/persetujuan dosen

1.8 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, lokasi dan waktu penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang teori – teori dan penjelasan –
penjelasan ilmiah yang relevan dengan kegiatan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini berisi tentang penjelasan dan gambaran umum
perusahaan, visi dan misi perusahaan struktur organisasi perusahaan serta
job description perusahaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prosedur
2.1.1 Pengertian Prosedur
Prosedur adalah peraturan. Dalam pengertian yang lebih
lengkap, prosedur adalah aturan bermain, aturan bekerja sama,
aturan berkoordinasi, sehingga unitunit dalam sistem, subsistem,
sub-sub sistem, dan seterusnya dapat berinteraksi satu sama lain
secara efisien dan efektif. Sedangkan, menurut The Macquarie
Dictionary, prosedur adalah perbuatan atau cara kerja dalam segala
tindakan atau proses. Dalam bidang manajemen, prosedur dapat
didefinisikan sebagai langkahlangkah pentahapan dan urutan-urutan
pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
Prosedur berasal dari bahasa Inggris “procedure” yang
bisa diartikan sebagai cara atau tata cara. Akan tetapi kata procedure
lazim digunakan dalam kosakata Bahasa Indonesia yang dikenal
dengan kata prosedur. Dalam Kamus Manajemen, prosedur berarti
tata cara melakukan pekerjaan yang telah dirumuskan dan
diwajibkan. Biasanya prosedur meliputi bagaimana, bilamana dan
oleh siapa, tugas harus diselesaikan
Ada beberapa definisi atau penjelasan tentang prosedur
menurut para ahli:
Menurut Mulyadi (2016) Prosedur adalah “suatu urutan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu
departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”

8
9

Menurut Zaki Baridwan (2009) “Prosedur merupakan


urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam
suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan
yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi.”
Menurut Rasto (2015) prosedur adalah “urutan rencana
operasi untuk menangani aktivitas bisnis yang berulang secara
seragam dan konsisten.”
Menurut Ida Nuraida (2008) prosedur adalah urutan
langkah-langkah (atau pelaksanaan – pelaksanaan pekerjaan),
dimana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang
dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya,
dimana melakukannya dan siapa yang melakukannnya.
Jadi berdasakan beberapa pengertian prosedur diatas dan
juga aturan formal prosedur tertulis, kita bisa menyimpulkan
bahwasannya prosedur bisa diartikan sebagai suatu tata cara atau
urutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan urutan waktu
dan pola kerja yang tetap dan telah ditentukan. Sebuah organisasi
atau perusahaan yang bekerja dengan mengikuti prosedur yang
berlaku akan mendapatkan hasil maksimal pada setiap pekerjaannya.
Prosedur memang harus direncanakan agar dalam setiap langkahnya
tidak mengalami kekeliruan.
2.1.2 Bagan Dalam Prosedur
Menurut MC Maryati (2008) ada 3 bagan dalam prosedur
yaitu :

1. Bagan aliran kerja atau bagian proses (Work flow chart)


a. Bagan proses adalah bagan yang menunjukkan secara rinci
langkah – langkah dalam suatu proses pekerjaan.

b. Langkah – langkah ditunjukkan dalam bentuk simbol dan


disusun secara vertical.
1

2. Bagan gerak atau bagan layout kerja (Work layout Chart).


Bagan layout menggambarkan gerakan pekerjaan dalam suatu
ruangan. Bagan digambarkan pada sebuah layout kantor,
sehingga gerakan diukur dalam hubungannya dengan faktor fisik
(energi). Alur kegiatan atau pekerjaan digambarkan dengan
garis yang menghubungkan dengan beberapa unit kerja yang
harus dilalui.
3. Bagan arus Bagan ini menggambarkan aliran atau arus kegiatan
dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Perjalanan dari
dokumen – dokumen serta tembusannya dari suatu tempat
bagian ke bagian lainnya sangat jelas digambarkan dalam bagan
ini
2.1.3 Tujuan Prosedur
Menurut Rasto ( 2015 ) Tujuan dari Prosedur adalah :
1. Menjamin kelancaran arus informasi dalam urutan yang
benar.
2. Menghindari kemungkinan kecurangan menyediakan batas
pengendalian yang tepat.
3. Memungkinkan penyisipan informasi yang hilang sesuai
dengan persyaratan sistem.
4. Menyesuaikan informasi yang tidak akurat.
5. Memasukkan informasi tambahan yang dianggap perlu.
6. Menginformasi persyaratan hukum.
7. Memberikan informasi yang tepat kepada supervisor dan
manajer dengan tepat waktu.
8. Mengintegrasikan prosedur dan sistem lainnya.
9. Menjadi ekonomis.
10. Menjawab dengan cepat pertanyaan dari staf, pelanggan,
pemasok dan lain-lain.
11. Mempertahankan kinerja karyawan pada level tertinggi.
1

12. Menyajikan semua informasi dalam bentuk yang paling


cocok.
13. Menunjukkan keakuratan informasi.
2.2 Pengadaan
2.2.1 Pengertian Pengadaan
Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam
melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan suatu perusahan. Agar
suatu pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya maka kedua belah pihak yaitu pihak pengguna dan penyedia
harus tunduk kepada etika dan norma pengadaan barang dan jasa
yang berlaku.
Menurut Siahaya (2013) mengemukakan bahwa
“pengadaan adalah upaya mendapatkan barang dan jasa yang
dibutuhkan yang dilakukan berdasarkan pemikiran yang logis dan
sistematis dan mengikuti norma dan etika yang berlaku sesuai
metode dan proses pengadaan barang dan jasa yang berlaku”.
Menurut Dimyati dan Kadar (2014) mengemukakan
bahwa “pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau
jasa secara transparan,efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan penggunanya”.
Menurut Sutedi (2009) menyatakan bahwa “Pengadaan
barang dan jasa adalah untuk mendapatkan atau mewujudkan barang
dan jasa yang diinginkan atas dasar pemikiran yang logis dan
sistematis (the system of thought), mengikuti norma dan etika yang
berlaku, berdasarkan metode dan proses pengadaan yang baku”.
Diluar dari penjelasan diatas mengenai definisi pengadaan
barang maka Assauri (2008) mengemukakan bahwa “walaupun
proses pembelian dan pengadaan tidak sama di setiap perusahaan,
tetapi kebanyakan perusahaan- perusahaan yang ada selalu
mengikuti prosedur yang rutin”. Seperti contoh apabila stock sudah
mencapai titik beli atau hampir mencapai stock minimum harus
1

segera diadakan pemesanan. Prosedur pembelian meliputi:


1. Prosedur permintaan kebutuhan barang.
2. Prosedur permintaan pembelian barang.
3. Prosedur pelaksanaan pembelian barang.
4. Prosedur penerimaan barang.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengadaan barang dan jasa atau procurement adalah suatu kegiatan
untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan oleh
perusahaan dilihat dari kebutuhan dan penggunaannya dengan
mengikuti norma dan etika yang berlaku.
2.2.2 Norma Pengadaan Barang/Jasa
Sebagaimana norma lain yang berlaku, norma pengadaan
barang dan jasa terdiri dari norma tidak tertulis dan tertulis. Hal ini
dijelaskan oleh Sutedi (2009) bahwa:
Norma tidak tertulis pada umumnya adalah norma yang
bersifat ideal, sedangkan norma tertulis pada umumnya adalah
norma yang bersifat operasional. Norma ideal pengadaan barang dan
jasa antara lain tersirat dalam pengertian tentang hakekat, filosofi,
etika, profesionalisme dalam bidang pengadaan barang/jasa.
Sedangkan norma pengadaan barang dan jasa bersifat operasional
pada umumnya telah dirumuskan dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan yaitu berupa undang-undang, peraturan,
pedoman, petunjuk, dan bentuk produk lainnya.
2.2.3 Kedudukan Pengadaan Barang/Jasa
Kedudukan pengadaan barang dan jasa tidak selalu sama
tingkatannya, tergantung dari jenis pengadaan barang dan jasa.
Berikut ini posisi/kedudukan pengadaan barang dan jasa dalam
pelaksanaan pembangunan menurut Sutedi (2014), meliputi:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pemrograman (Programming)
3. Penganggaran (Budgeting)
1

4. Pengadaan (Procurement)
5. Pelaksanaan kontrak dan pembayaran (Contract Implementation
and Payment)
6. Penyerahan pekerjaan selesai
7. Pemanfaatan dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)
2.2.4 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle)
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan sebuah
pedoman untuk berpikir atau bertindak.Sebuah prinsip merupakan
sebuah perkembangan ataupun perubahan dan merupakan akumulasi
pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah subjek atau objek
tertentu
Prinsip pengadaan barang/jasa seperti kode etik yang
harus dipatuhi oleh semua pihak, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga penyerahan pengadaan barang/jasa.Pengadaan
yang dilaksanakan harus menghasilkan barang/jasa yang dapat
dipertanggungjawabkan baik dari segi administrasi, teknis maupun
keuangan.
Menurut Siahaya (2013) dalam pelaksanaan kegiatan
pengadaan sejak perencanaan harus menerapkan prinsip pengadaan:
1. Efektif
Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan perusahaan.
2. Efisien
Diusahakan dengan menggunakan dana, daya dan fasilitas yang
sekecil- kecilnya untuk mencapai sasaran dalam waktu singkat
dan dapat dipertanggung jawabkan serta memberikan kontribusi
yang sebesar-besarnya.
3. Kompetitif
Dilakukan melalui seleksi dan persaingan yang sehat diantara
1

penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria


tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas serta
transparan.
4. Transparan
Semua ketentuan dan informasi, baik teknis maupun
administratif termasuk tata cara evaluasi, hasil evaluasi dan
penetapan pemenang harus bersifat terbuka bagi penyedia
barang dan jasa yang berminat.
5. Adil
Tidak diskriminatif dalam memberikan perlakuan bagi semua
penyedia barang dan jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu.
6. Bertanggung Jawab
Mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan
kebijakan serta ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan rantai
suplai.
7. Berpihak kepada produk dalam negeri
Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional
untuk lebih mampu bersaing ditingkat nasional, regional dan
internasional.
8. Berwawasan lingkungan
Mendukung dan mengembangkan kegiatan dengan
memperhatikan kemampuan dan dampak lingkungan.
2.2.5 Kebijakan Pengadaan (Procurement Policy)
Kebijakan pengadaan berhubungan dengan mengatur
pengadaan barang agar dapat menjamin kelancaran kegiatan
perusahaan secara efektif dan efisien.Dalam rangka pengaturan ini,
perlu ditetapkan kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan
pengadaan.
1

Menurut Siahaya (2013) dalam pelaksanaan kegiatan


pengadaan selalu harus menerapkan kebijakan pengadaan:
1. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa berdasarkan
kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku secara efektif dan
efisien.
2. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa berdasarkan prinsip
QCD (Quality, Cost, dan Delivery).
3. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa berbasis Procurement
One (satu regulasi, satu interpretasi dan satu implementasi).
4. Melaksanakan pengadan barang, dan jasa langsung ke produsen,
dengan mengutamakan produsen dalam negeri atau melalui
distributor yang ditunjuk oleh produsen dalam negeri.
5. Melaksanakan pengadaan sendiri barang dan jasa secara
swakelola atau melalui pemasok (penyedia barang dan jasa).
6. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku di Negara RI.
7. Mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dan
peningkatan potensi nasional.
8. Menjamin kepastian peraturan dan kepastian usaha serta
member kesempatan berusaha bagi produsen dan perusahaan
dalam negeri, terutama usaha kecil.
9. Menciptakan iklim persaingan yang sehat, tertib dan terkendali,
dengan cara meningkatkan transparasi dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa.
10. Mempercepat proses pelaksanaan dan memperpendek waktu
proses dan birokrasi pengadaan barang dan jasa.
11. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang sesuai ketentuan
kesehatan, keselamatan kerja, dan lindungan lingungan.
12. Meningkatkan kinerja dan tanggung jawab para perencana,
pelaksana, serta pengawas pengadaaan barang dan jasa.
1

2.2.6 Metode pengadaan barang


Menurut Turban (2010) setiap perusahaan menggunakan
metode yang berbeda dalam memperoleh produk dan jasa yang
tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yang
diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan sebagainya.
Metode pengadaan antara lain yaitu:
1. Membeli dari manufaktur, penjual grosir atau pengecer dari
katalog-katalog mereka dan adanya negosiasi.
2. Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa
katalog penjual atau membeli melalui mal-mal industri.
3. Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan
menyetujui katalog-katalog vendor termasuk kesepakatan harga.
4. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana pemasok
bersaing dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk
pmbelian dalam jumlah besar.
5. Membeli dari situs pelelangan dimana organisasi berpartisipasi
sebagai salah satu pembeli.
6. Bergabung dengan suatu kelompok sistem pembeli dimana
memeriksa permintaan partisipasi, menciptakan jumlah besar,
kemudian kelompok ini dapat menegosiasikan harga.
7. Berkolaborasi dengan pemasok untuk berbagi informasi tentang
penjualan dan persediaan, sehingga dapat mengurangi
persediaan, stock out dan mempertinggi ketepatan pengiriman
2.2.7 Fungsi dan Peranan Manajemen Pengadaan
Suatu perusahaan tidak akan bisa beroperasi dengan baik
tanpa adanya fungsi dari kegiatan pengadaan. Manajemen pengadaan
ditunjukkan untuk mendukung agar dapat menjamin penyelesaian
pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan.
1

Menurut Siahaya (2013) manajemen pengadaan


mempunyai berbagai macam fungsi yang dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Pembelian (Purchasing), merupakan kegiatan lebih difokuskan
kepada pembelian barang (material) dan peralatan (equipment).
2. Penyewaan (Leasing), merupakan kegiatan sewa-menyewa baik
secara sewa murni atau sewa dengan opsi untuk membeli.
3. Konstruksi (Construction), merupakan kegiatan membangun
wujud fisik.
4. Konsultasi (Consultation), merupakan kegiatan jasa keahlian
professional.
5. Inspeksi (Inspection), merupakan kegiatan pemeriksaan dan
pengujian.
6. Swakelola (Self Management), merupakan kegiatan yang
dilaksanakan sendiri (internal)
7. Tukar Tambah (Trade-in), merupakan kegiatan tukar-menukar
barang dengan membayar selisih harga, untuk memperoleh
barang yang sesuai dengan kebutuhan operasi, untuk
menghindari kerugian perusahaan.
8. Beli Kembali (Factory Buy-back), merupakan kegiatan
pembelian kembali oleh pabrik pembuat terhadap barang yang
tidak terpakai untuk mengurangi kerugian perusahaan.
9. Barter (Exchange), merupakan kegiatan tukar-menukar barang
secara langsung (tukar guling).
Menurut Siahaya (2013) manajemen pengadaan barang
berperan sebagai proses penentuan secara sitematik terhadap apa,
(spesifikasi,kualitas), kapan (jadwal, delivery time), bagaimana
(sumber,sistem) dan berapa (kuantitas) untuk mengadakan barang
dan jasa dari sumber pengadaan sampai ke tempat tujuan sesuai
kualitas dan kuantitas, biaya yang optimal dan waktu suplai yang
wajar untuk memenuhi kebutuhan.
1

2.2.8 Etika Pengadaan


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Sutedi
(2009) menyatakan bahwa “Etika adalah asas-asas akhlak/moral.
Asas-asas adalah dasar- dasar atau pondasi suatu kebenaran yang
menjadi dasar atau tumpuan berfikir akhlak adalah watak, tabiat,
budi pekerti sedangkan moral adalah perbuatan baik - buruk”.
Menurut Siahaya (2013) mengemukakan bahwa “etika
(kode etik) pengadaan merupakan pedoman profesional individu
pelaksana pengadaan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas dan kegiatan pengadaan barang dan jasa”.
Menurut Siahaya (2013) mengemukakan bahwa “prinsip
etika pengadaan adalah untuk menegakkan integritas, kehormatan,
martabat dan meningkatkan kompetensi dan professional serta
bersikap jujur dan adil setiap pelaksanaan pengadaan”
Pedoman praktik etika pengadaan menurut Siahaya (2013)
yaitu:
1. Menjunjung tinggi profesi pengadaan
2. Melaksanakan prinsip pengadaan secara konsekuen dalam
pengambilan keputusan secara terbuka, transparan, efisien,
efektif, tidak diskriminatif, persaingan sehat, akuntabel dan
kredibel.
3. Melakukan kegiatan sesuai peraturan, kaidah, kompetensi dan
kewenangan.
4. Melakukan tugas dan tanggung jawab secara professional, tertib,
patuh, dan taat asas.
5. Menegakkan kehormatan, integritas, kejujuran, dan
martabat profesi pengadaan.
6. Menghindari konflik kepentingan
7. Tidak melakukan dan tidak kompromi terhadap korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
8. Loyal kepada perusahaan dan institusi pemberi kerja.
1

9. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang.


10. Memegang teguh rahasia jabatan.
11. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
(conflict of interest).
12. Mencegah dan menghindari praktik persaingan tidak sehat.
13. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang
telah ditetapkan.
14. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan
kebocoran keuangan.
15. Menghargai hak para pihak.
16. Tidak menerima, tidak memberi, tidak meminta, tidak
menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi imbalan
atau menerima hadiah berupa apa saja kepada dan dari siapapun
yang diketahui dan patut diduga berkaitan dengan pengadaan
barang dan jasa.
17. Tidak memalsukan dokumen atau menggunakan dokumen yang
tidak sah.
18. Menghindari loyalitas ganda.
19. Tidak melakukan insider trading (praktik kepentingan bisnis
pribadi dalam perusahaan).
20. Meningkatkan pengetahuan pribadi.

2.3 Sistim Informasi Akuntansi


2.3.1 Barang
Semua manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-
beda.Kebutuhan manusia itu berbentuk barang atau jasa.Karena pada
dasarnya barang dan jasa merupakan faktor yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia.
2

Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010


Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 1 Ayat 15 (2012)
menyatakan bahwa “Barang adalah setiap benda baik berwujud
maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan
oleh Pengguna Barang”.
Menurut Siahaya (2013) mengemukakan bahwa “barang
adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan
baku, barang setengah jadi, barang jadi dan peralatan”.
Menurut Swastha dan Irawan (2008) menyatakan bahwa:
“Barang diartikan sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia secara
fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata.Dalam tinjauan yang
lebih mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliputi atribut
fisik saja, tetapi juga mencakup sifat-sifat non fisik seperti harga,
nama penjual, dan sebagainya”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
barang merupakan benda yang berwujud maupun tidak berwujud
yang memiliki kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2.3.2 Jenis Barang
Ada dua jenis barang dalam pengadaan menurut Siahaya

(2013) yaitu barang operasi (konsumsi dan produksi) dan barang

modal.

1. Barang konsumsi adalah barang hasil akhir produksi yang

langsung digunakan seperti makanan, minuman, obat-obatan

dan suku cadang.


2

2. Barang produksi adalah barang yang diperlukan untuk proses

produksi, seperti bahan baku, barang setengah jadi, dan barang

jadi.

3. Barang modal adalah barang yang dapat dipakai beberapa kali


dan mengalami penyusutan, seperti peralatan, kendaraan, rumah.
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Umum Perusahaan


PT. Banua Makmur Teknik didirikan di Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, Indonesia pada Tanggal 12 Januari 2021 sebagai perreroan terbatas
yang berpusat di Jl. P. Hidayatullah Komp. Banyu Anyar jalur 1A No.8
Rt/Rw. 019/001 Benua Anyar, Banjarmasin Timur – Kota Banjarmasin,
Kalimantan Selatan 70239. Perusahaan ini memulai usahanya dalam bidang
blasting dan painting kapal sejak Januari 2021. Waktu pun berlalu dan
sekarang kami merupakan organisasi yang sukses dan agresifdengan potensi
untuk semakin bertumbuh.
Pada tahun 2021 usaha di bidang blasting dan painting kami
mulai dengan mengadakan kontrak kerjasama dengan beberapa perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan perbaikan dan perawatan kapal. Dalam
menjalankan bidang usaha blasting dan painting, kami saat ini bekerjasama
dengan beberapa Perusahaan Pemegang Konsesi, dan penunjang usaha
lainnya termasuk sumberdaya manusia yang professional.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
3.2.1 Visi
Menjadi perusahaan terdepan dibidangnya dengan
menerapkan standar nasional maupun internasional guna memenuhi
kepuasan Stake Holder serta tetap mengutamakan Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Proses Produksi yang ramah Lingkungan

22
23

3.2.2 Misi
Meningkatkan Kualitas, Kompetensi, Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia guna menghasilkan produk yang memiliki
standar mutu dan menciptakan lingkungan kerja yang tertib dan
kondusif
3.3 Izin Perusahaan
PT. Banua Makmur Teknik Jl. P. Hidayatullah Komp. Banyu
Anyar jalur 1A No.8 Rt/Rw.019/001 Benua Anyar, Banjarmasin Timur,
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70239
NPWP : 96.973.754.3-736.000
SKTU : 503-0122-online/SKTU-Mantab_I.C19.P-B./DPMPTSP/2021
NIB 1208000101322
3.4 Logo Perusahaan
Berikut adalah logo perusahaan PT. Banua Makmur Teknik

Gambar 1 Logo Perusahaan


Sumber : PT. Banua Makmur Teknik
3.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT. Banua Makmur Teknik adalah sebagai berikut :
24

Struktur Organisasi PT. Banua Makmur Teknik

DIREKSI

GENERAL MANAGER

HUMAN CAPITAL

ADMINISTRASI

KOORDINATOR

KEPALA KERJA BLASTING KEPALA KERJA PAINTING

MESIN 1 MESIN 2 MESIN 1 MESIN 2

TENAGA BORONGAN TENAGA BORONGAN TENAGA BORONGAN TENAGA BORONGAN

Gambar. 1 Struktur Organosasi


2

3.6 Job Description


1. Human capital
a. Menyusun merencanakan ketersediaan dan kebutuhan sumber daya
manusia yang meliputi kuantitas, kualitas dan kompetensi sesuai
kebijakan perusahaan di bidang sumber daya manusia.
b. Melaksanakan program pengembangan sumber daya manusia
melalui program pendidikan dan pelatihan.
c. Melakukan perekrutan bila Departemen memerlukan tambahan
Man Power dengan persetujauan Pimpinan yang terkait, membuat
kontrak kerja, serta berkoordinasi dengan pihak yang terkait
terhadap keperluan karyawan baru.
d. Memproses usulan peningkatan status, kenaikan gaji berkala,
penyesuaian pangkat dan golongan, tunjangan kualitas, mutasi,
promosi, rotasi dan demosi serta pemberian penghargaan dan
pemberhentian karyawan.
e. Melaksanakan updated database karyawan secara tertib dan
berkesinambungan agar diperoleh data dan informasi SDM yang
akurat.
f. Melaksanakan kegiatan kehumasan dan hubungan kerja internal
perusahaan dan hubungan kerja antar perusahaan serta antar pihak
instansi dan lembaga pemerintah maupun pihak swasta untuk
kepentingan perusahaan.
g. Melaksanakan dan berkoodinasi dengan bagian terkait dalam hal
pemenuhan kesejahteraan karyawan yang meliputi, pakaian
seragam, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan
kesejahteraan lainnya.
h. Membina kerjasama dengan semua bagian dan mitra kerja lainnya.
i. Memimpin, mengatur, mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit-
unit kerja dibawahnya.
j. Menerapkan dan bertanggung jawab terhadap implementasi sistem
manajemen dengan memelihara bukti autentik dan objektif, serta
2

membuat rencana, target atau sasaran yang akan dicapai sesuai


dengan ruang lingkup bidang tugasnya.
k. Membuat laporan secara periodik untuk bahan evaluasi dan tindak
lanjut serta melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Asman
Human Capital
2. Administrasi
a. Bertanggungjawab terhadap rekapitulasi absensi Pekerja Harian
Lepas.
b. Bertanggungjawab dalam perhitungan upah Pekerja Harian Lepas.
c. Bertanggungjawab terhadap pembagian upah Pekerja Harian
Lepas.
d. Bertanggungjawab terhadap rekapitualsi rincian biaya per proyek
untuk seluruh proyek.
e. Bertanggungjawab terhadap rekapitualsi data pemakaian material
f. Bertanggungjawab terhadap rekapitualsi data pekerjaan
g. Bertanggungjawab terhadap pengarsipan dokumen lembur, gaji
mingguan dan pengadaan barang consumable di lapangan.
h. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
3. Koordinator
a. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan
Administrasi.
b. Bertanggungjawab terhadap Pengolahan data dan pelaporan KPI
setiap semester.
c. Bertanggungjawab terhadap rekonsiliasi data pemakaian BBM
kompressor setiap bulan.
d. Bertanggungjawab atas pengurusan Administrasi Proyek ke
pemberi kerja.
e. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan APD Pekerja.
f. Bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan kinerja
operasional secara berkala.
g. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2

4. Kepala Kerja Blasting & Painting


a. Bertanggungjawab dalam mengkoordinir kegiatan operasional
lapangan berdasarkan SPK, diantaranya:
i. Pelaksanaan pekerjaan proyek.
ii. Pengecekan hasil pekerjaan proyek.
b. Bertanggungjawab dalam mengkoordinir Pekerja Harian Lepas
dalam rangka pelaksanaan proyek
c. Bertanggungjawab dalam perekrutan Pekerja Harian Lepas.
d. Bertanggungjawab dalam evaluasi kinerja dan kesesuaian
pendapatan Pekerja Harian Lepas.
e. Bertanggungjawab dalam Pengajuan pengadaan dan pengelolaan
kebutuhan proyek.
f. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
5. Helper Mekanik atau Mesin
a. Melaksanakan perawatan mesin, diantaranya :
1. Pembersihan mesin dan filter udara
2. Pengecekan pelumas
3. Pengecekan Hour Meter
4. Pengecekan peralatan pendukung seperti selang sandblast
b. Melaksanakan pengecekan kuantitas BBM sebelum dan sesudah
pemakaian
c. Melaksanakan pemindahan mesin, dari proyek yang telah selesai
dikerjakan.
d. Pembagian consumable.
2

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Oprasi. Jakarta: Lembaga


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Baridwan, Zaki. (2009). Sistem akuntansi penyusunan prosedur dan metode.


Yogyakarta: ykpn.

Dimyati, Hamdan dan Kadar Nurjaman. 2014. Manajemen Proyek. Bandung: CV


Pustaka Setia.

Maryati, MC. (2008). Manajemen Perkantoran efektif. Yogyakarta: UPP


STIM YKPN.

Mulyadi. (2016). Sistem akuntansi. Jakarta: salemba empat.

Nuraida, Ida. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta:


Kanisius.

Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah Pasal 1 Ayat 15 (2012:4)

Rasto. (2015). Manajemen perkantoran paradigm baru. Bandung: CV Alfabeta.

Siahaya, Williem. 2013. Manajemen Pengadaan Barang. Bandung: Alfabeta.


Sutedi, Adrian. 2009. Aspek-Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa Dan
Berbagai Permasalahannya. Jakarta: Sinar Grafika.
2

Sutedi, Adrian. 2014. Aspek-Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa Dan
Berbagai Permasalahannya. Jakarta: Sinar Grafika.

Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty


Yogyakarta.

Turban, E. Et Al. 2010. Electronic Commerce: A Managerial Perspective. New


Jersey: Pearson Prentice Hall, Inc

https://yunizainisyah.wordpress.com/tugas/sistem-informasi-akuntansi/pengertian-
prosedur/

Anda mungkin juga menyukai