Anda di halaman 1dari 13

PERBAIKAN NILAI PISIKOLOGI UMUM

( Psikologi Umum )
Disusun Guna Memenuhi Tugas Yang Diajukan Oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah
Perbaikan PPMDI oleh : Bapak Dr. Syawalludin Nasution, M. Ag

Disusun Oleh :

MHD RIZKI RAHMADHANA


NIM : 2017. 2223

SEMESTER VII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL

(STAI RA BATANG KUIS)

2021
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami
Bpk Dr. Sawaluddin, M. Ag, selaku pengampu mata kuliah Psikologi Umum.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun  isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Sei Rotan, 10 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR …………………………………………....................... i

DAFTAR ISI …………………………………………………......................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………......................... iii

B. Rumusan Masalah ………………………………………............................. iii

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi ……………………………………............................ iv

B. Perhatian ....................................................................................................... v

C. Pengamatan .................................................................................................. vii

D. Tanggapan ................................................................................................... viii

BAB III PENUTUP

A. Keimpulan ……………………………………………………................... xi

B. Saran ………………………………………………………….................... xi

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………....................... xii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai
arti.Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu
ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan
Agama Islam yang akan di aplikasikan nanti kalau sudah masuk dunia mengajar dan
terjun di masyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-
tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka
hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Maka bagaimana perhatian
tentang perhatian psikologi umum.
Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang cerdas.terjadi terhadap
suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan.
Penanggapan itu umumnya pengahajatan kembali bekas-bekas yang diterima
dahulu dari pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam kesadaran.
Dalam makalah ini akan dibahas satu persatu tentang perhatian terhadap psikologi
umum beserta pengamatan dan tanggapannya.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakanag yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Perhatian Psikologi Umum
3. Apa yang dimaksud dengan Pengamatan Psikologi Umum ?
4. Bagaimana Tanggapan mengenai Psikologi Umum ?

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang sudah mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 serta
nampak pesat kemajuannya pada abad 20. Pada awalya ilmu ini adalah bagian daripada
filsafat sebagaimana pula ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tatanegara
maupun ilmu ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan berdiri sebagai ilmu
tersendiri
Semuanya itu bersumber dari tuhan yang maha esa sebagai pencipta segala
sesuatu,dan hasil ciptaan itulah yang menjadi obyek atau sasaran dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan. Karenanya sebagai sumber ilmu pengetahuan adalah tuhan yang
Maha Esa.Yang lahir pertama kali adalah filsafat, yang membahas hakekat segala
sesuatu. Dari padanya lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan, oleh karna itu dalam
semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itu akan dijumpai tokoh-tokoh
filsafat kuno seperti, socrates, plato dan aristoteles yang ikut mengembangkan fikiran
dan penemuannya dalam ilmu-ilmu tersebut sehinga tokoh-tokoh nanti akan dijumpai
juga dalam mempelajari psikologi serta cabang-cabang psikologi
“Psikologi“ berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang artinya jiwa,
dan ”Logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latarbelakangnya
Menurut Rosleny Marliany psikologi dapat diartikan ilmu jiwa.Makna ilmu jiwa
bukan mempelajari jiwa dalam pengertian jiwa sebagai soul atau roh, tetapi lebih
mempelajari kepada gejala-gejala yang tampak dari manusia yang ditafsirkan sebagai
latar belakang kejiwaan seseorang atau spirit dari manusia sebagai mahluk yang
berjiwa.
Psikologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat-sifat
kejiwaan manusia dengan cara mengkaji sisi perilaku dan kepribadiannya, dengan
pandangan bahwa setiap perilaku manusia berkaitan dengan latar belakang kejiwaannya.

iv
Sesungguhnya tiap-tiap orang perlu sekali mengetahui dasar Ilmu jiwa umum,
dalam pergaulan hidup sehari-hari, Ilmu jiwa perlu sebagai dasar pengetahuan untuk
dapat memahami jiwa orag lain. Kita dapat mengingat kembali sesuatu yang pernah kita
amati. Gambaran ingatan dari sesuatu pengamatan disebut tanggapan, pemakalah disini
akan mengupas habis tentang masalah tanggapan dan hal-hal yang ada disekitarnya.
B. Perhatian
Perhatian diambil dan dimliki oleh pikiran, perhatian tersebut dicerna dalam
bentuk yang jelas dan tajam, pencernaan perhatiaan tersebut salah satunya dapat
dimungkinkan secara bersamaan atau banyak objek, bisa disebut juga kereta pemikiran
karena bisa diakukan berulang-ulang.Banyak objek yang dimaksud yaitu banyak yang
diperhatikan. Karena kita banyak perhatian ke banyak objek maka kita akan setres
Perhatian adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Perhatian timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian
perasaan seperti juga pada proses pengamatan. Bahakan orang dapat tiba, tiba merasa
tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah
laku menarik baginya
Perhatian dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu
terhadap orang yang lain. Proses perhatian kadang-kadang tidak berjalan atas dasar logis
rasional, melainkan berdasakan penilaian perasaan. Salah satu contohnya orang tiba-tiba
tertarik dengan orang lain, seakan-akan dengan sendirinya. Tertariknya ini tidak pada
salah satu cirri tertentu dengan orang itu, tapi keseluruhan cirri pola tingkah lakunya
Proses perhatian dapat pula berjalan secara perlahan-lahan secara sadar dan
cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih orang. Misalnya hubungan cinta kasih
antara manusia, biasanya didahului dengan perhatian. Dengan demikian perhatian hanya
akan berlangsung dan berkembang dalam relasi kerja sama antara dua orang atau lebih,
bila terdapat saling pengertian
Tokoh-tokoh teori individualism, Adam Smith (1759) dan Herbert Spencer
(1870) menerangkan Prinsip-prinsip perhatian untuk menerangkan tindakan-tindakan
yang semata-mata mengejar keuntungan sendiri atas dasar pikiran, tetapi juga
dikemudikan oleh perhatian terhadap orang lain, yang tanpa itu sebenarnya kehidupan
sosial itu tidak mungkin ada.

v
Adam Smith membedakan dua bentuk dasar daripada perhatian :
1. Yang menimbulkan respons yang cepat hamper seperti reflex. Misalnya :
a. Kalau kita melihat orang dipukul tongkat dengan keras kita merasa ngeri.
b. Bila kita melihat pemain akrobat yang sedang berjalan di atas tali yang tinggi, kita
merasa tegang.
c. Jika melihat demontrasi terjun paying yang tidak mengembang, kita memejamkan
mata.
2. Yang sifatnya lebih intelektual kita dapat perhatian terhadap seseorang, meskipun
kita tidak merasakan sebagai yang ia rasakan. Kita akan mengucapkan syukur dan
menyatakan perhatian bila seseorang berhasil dalam usahanya, walaupun kita sendiri
tidak berhasil atau susah.Menurut Herbert Spencer (1870) bahwa perhatian terdiri dari
dua bentuk, yaitu :
a. Prespectively presentative yang cepat seperti reflex.
b. Representative (yang sadar refleksif).Theodore Ribot  (1897) pengarang buku yang
berjudul Psychology of the Emotion, ia menekankan pada peranan perhatian yang
dikatakan sebagai a foundation of all social existence. Ribot membagi perhatian
menjadi 3, yaitu :
a. Type primitive atau otomatis, yang dapat diterangkan  dengan respon bersyarat.
b. Refleksif, yang mana seseorang sadar dalam dirinya terhadap keadaan jiwanya. Ia
tahu, bahwa ia merasa apa yang dirasakan orang lain, biarpun ia sendiri tidak
mengalaminya.
c. Type yang intelektual, yaitu rasa setia, rasa toleran, dan philantropi: bentuk ini tidak
diarahkan pada orang tertentu, tetapi mempunyai corak-corak yang lebih umum dan
abstrak.
Menurut Max Scheler perhatian itu dibagi dalam delapan bentuk, yaitu:
1. Einfuhlung, yaitu proses yang primitif, proses refleks sepertiyang dikatakan oleh
smith, Spencer, Ribot, dan lain-lain. Jika diterjemahkan dalam bahasa inggris mungkin
dengan kata: empathy yang menunjukan motor tiruan, yang tidak didasarkan padadasar
pikiran.

vi
2. Meiteinander fuhlung. Yang menekankan pada pengertian “perasaan spontan” yaitu
kalau dua orang atau lebih bereaksi dengan cara yang sama pada rangsangannya yang
sama (misalnya reaksiyangdiberikan penonton bioskop).
3. Gefuhls anstechung. Menunjukan tertekannya perasaan melalui induksi dan tidak
sosial seperti mobs.
4. Einsfuhlung.Yaitu kalau terjadi pengamatn perasaan misalkan anak bermain boneka
mengamati ibunya
5. Nachfuhlung. Ini lebih disadari dan dibedakan seperti pernyataan: “saya tahu apa
yang engkau rasakan”. Dalam hal semacam ini kita dapat membedakan dengan jelas
perasaan kita sendiri dengan perasaan orang lain.
6. Mitgefuhl. Yaitu bila orang dapat dengan tepat menimbang perasaan orang lain dan
biasanya menilainya secara positif.
7. Menshenliebe. Yaitu kalau orang tidak hanya mengetahui keadaan jiwa orang lain,
tetapi menaruh hormat kepadanya.
8. Akomische Person und Gottes liebe. Yaitu perhatian yang mistis yang menjadi dasar
religi dan pandangan hidup kesatuan jiwa dengan Tuhan.
Jadi menurut Prof. F. Patty dkk menyimpulkan bahwa perhatian harus
bertumpu / Fokus pada satu objek agar perhatian tersebut dapat menghasilkan out put
atau informasi yang jelas. Dengan demikian kecepatan dan kemudahan menemukan
informasi akan dapat diperoleh
C. Pengamatan
Pengamatan dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi sama dengan orang
lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Misalnya pengamatan seorang anak
laki-laki untuk menjadi sama seperti ayahnya atau seorang anak perempuan untuk
menjadi sama dengan ibunya. Proses pengamatan ini mula-mula berlangsung secara
tidak sadar (secara dengan sendirinya) kemudian irrasional, yaitu berdasarkan perasaan-
perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara
rasional, dan yang ketiga pengamatan berguna untuk melengkapi system norma-norma,
cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu
Menurut Agus Sujanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum
mengatakan bahwa pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar

vii
dengan menggunakan indera. Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indra
kita. Yaitu :
1. Indra penglihatan.
2. Indra pendengar.
3. Indra pembau.
4. Indra perasa atau pengecapan.
5. Indra peraba.
6. Indra keseimbangan.
7. Indra perasa urat daging (kinestesi).
8. Indra perasa jasmaniah (organis).
Menurut pengamatan itu melalui tiga saat :
1. Saat alami (saat physis) : saat indra kita menerima perangsang dari alam luar.
2. Saat jasmani (saat physiologis) : saat perangsang itu diteruskan oleh urat syaraf
sensorik ke otak.
3. Saat rohani (saat psychis) : saat sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari
perangsang itu dan bertindak.
Adapun syarat-syarat terjadinya pengamatan adalah :
1. Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak.
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.
D. Tanggapan
Secara tepat tanggapan belum bisa didefenisikan.Hanya dapat didefinisikan
secara garis besar dan bersifat umum. Jadi tanggapan adalah gambaran pengamatan
yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati
Penanggapan itu umumnya ialah pengalaman kembali atau pengahajatan
kembali bekas-bekas yang diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang
digambarkan kembali dalam kesadaran. Jadi tanggapan ialah bekas atau gambaran dari
sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut
gambaran ingatan

viii
Tanggapan erat hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan dan
kejelasan. Tanggapan tergantung pada derajat kompleksitas situmulus yang asli dan
pada ketelitian pengamatan indra, serta pada faktor ingatan yaitu:
1. Tanggapan Reproduksi
Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu menunjukkan
pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang memberikan suatu
pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu.Setiap hal dari pengindraan dapat
terlibat.Suatu tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran, penglihatan, suhu.Rasa
sakit, penciuman, atau kinestesis.
Suatu tanggapan yang diiangat tentang pngalaman-pengalaman lalu cenderung
berbeda-beda dalam kejelasannya sesuai dengan kesederhanaa nya atau
kekompleksannya, dan juga sesuai dengan jumlah pengalaman mengenai situasi
pengindraan yang asli. Misalnya, tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih jelas
untuk sebagian besar orang-orang dari pada ruang tamu seorang teman.
2. Tanggapan Imaginer
Tanggapan bukanlah selalu hanya reproduksi pengalaman-pengalaman lalu.
Banyak gambaran-gambaran mental (Tanggapan) adalah hasil dari suatu syntese
pengalaman-penglaman masa lalu, hal ini disebut tanggapan imaginer yang berdasar
kepada penglaman-penglaman lalu, tetapi yang mengambil suatu bentuk baru dan dapat
dianggap sebagai “Penemuan, pembacaan hasil-hasil fiktif (khayalan dan arsitik) adalah
contoh-contoh dari jenis tanggapan ini.Mimpi malam dan siang hari meliputi tanggapan
reprodukti dan sintetis.
3. Tanggapan Halusinasi
Unsur-unsur emosi mimpi menjadi faktor-faktor yang kuat dalam perkembangan
halusinasi. Tanggapan halusinasi meliputi pembentukan gambaran-gambaran yang tak
berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di proyeksi kepada dunia yang nyata.Dalam
bentuk-bentuk tartuntu gangguan emisional yang keras, misalnya, pasien dapat
melapurkan melihat malaikat atau mendengar suara-suaranya.

ix
4. Tanggapan Editis
Ada sementara orang yang sudah mengamati sesuatu mendapatkan tanggapan
yang sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail.Tanggapannya sangat terang
seterang pengamatan.Tanggapan semacam ini disebut Tanggapan Editis.
Menurut prosesnya, tanggapan berlainan dengan pengamatan. Ada perbedaan
antara pengamatan dan tanggapan, diantaranya yaitu :
1. Pengamatan masih memerlukan perangsang, sedang tanggapan tidak lagi.
2. Pengamatan memerlukan tempat dan waktu tertentu, sedangkan tanggapan tidak lagi.
3. Pengamatan lebih jelas daripada tanggapan.
Adapun persamaan di antara tanggapan dan pengamatan. Persamaannya yaitu
keduanya berlangsung selama masih ada perhatian dan bersifat perseorangan
Dengan indra kita dapat mengamati segala sesuatu. Sehingga di dalam kesadaran
kita tinggalah tanggapan. Karena itu kita dapat mengingat kembali apa yang kita indra.
Tiap-tiap orang mempunyai tanggapan sendiri-sendiri, biasanya digolongkan menjadi
beberapa tipe, diantaranya yaitu :
1. Tipe visual. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang
telah dilihatnya.
2. Tipe auditif. Artinya orang itu dapat mengingat dengan baik sekali bagi apa yang
telah didengarnya.
3. Tipe motorik. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang
telah dirasakan geraknya.
4. Tipe taktil. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik buat segala yang telah
dirabanya.
5. Tipe campuran. Artinya kekuatan tiap-tiap indera sama saja, dan mempunyai ingatan
yang sama kuatnya buat segala yang telah pernah di inderanya.
Dengan tanggapan  kita dapat mengasosiasi dan mereproduksi. Dalam artian
mengasosiasi adalah sangkut paut antara tanggapan-tanggapan dan saling mereproduksi.
Sedangkan mereproduksi adalah daya jiwa kita yang dapat menimbulkan tanggapan-
tanggapan kesadaran kita.

x
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesuai dengan pemaparan yang telah dijelaskan di atas. Maka dapat kami
simpulkan sebagai berikut :
1. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-
macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
2. Perhatian merupakan perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Perhatian timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian
perasaan seperti juga pada proses pengamatan.
3. Pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan
menggunakan indera
4. Didefinisikan secara garis besar dan bersifat umum bahwa tanggapan adalah
gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati.
B. Saran
Dalam pembahasan Perhatian,Pengamatan dan Tanggapan Psikologi Umum ini
tentu kita sebagai mahluk individual dan sosial tidak akan lepas sesuai dengan apa yang
kita rasakan. Ternyata jiwa yang kita rasakan ini berawal dari perhatian terhadap jiwa,
kemudian kita mengamati dan mampu memberikan tanggapan.Namun kita harus dapat
mengolah jiwa ini dengan baik agar jiwa kita ini bisa menjadi baik.
Kami minta maaf kepada semua pihak apabila dalam penyusunan makalah ini
masih ada kata atau apa saja yang menyinggung perasaan pembaca. Kami selaku
penyusun akan menerima kritikan dan saran dari pembaca dengan lapang dada dengan
tujuan agar makalah ini di terima amin.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Prof. F. Dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Usaha Nasional : Surabaya.


Marliany, Rosleny. 2010. 
Psikologi Umum. CV Pustaka Setia : Bandung.Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi
Sosial. PT Rineka Cipta : Jakarta.Sujanto, Agus. 2005. 
Psikologi Umum. Pustaka Bani Quraisy : Bandung. Ardhana, Sudarsono. 1963. 
Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Usaha Nasional : Surabaya.

xii

Anda mungkin juga menyukai