Anda di halaman 1dari 4

A.

Arthur Combs
Comb berperpendapat bahwa suatu hal yang sangat penting bagi seorang guru
adalah bagaimana caranya bisa siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari
bahan pelajarannya serta bagaimana siswa dapat menghubungkan bahan
pelajarannya dengan kehidupannya. Menurut Combs, jika kita memahami
perilaku seseorang, kita harus memahami dunia persepsi orang itu. Jika kita ingin
mengubah perilaku seseorag, kita harus merubah keyakinan atau pandangan orang
itu. Jika seorang guru mengeluh karena siswanya tidak punya motivasi untuk
melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti bahwa siswa tersebut tidak punya
motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh gurunya.
Implementasi Konsep Arthur W. Combs dalam Pendidikan di Indonesia,
Menurut Combs belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevaan dengan kehidupan
mereka. Combs menyatakan bahwa tingkah laku menyimpang adalah akibat yang
tidak ingin dilakukan, tetapi dia tahu bahwa dia harus melakukan. Combs
berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa
setiap memulai belajar apabila materi pelajarannya disusun dan dijadikan
sebagaimana mestinya. Akan tetapi pembelajaran itu tidak bermakna bagi siswa.
Sehingga yang terpenting ialah bagaimana guru membawa siswa untuk
memperoleh makan bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkan dengan kehidupannya.

B. Carl Ransom Rogers


1. Konsep Diri dalam Teori Kepribadian Carl R. Rogers
Menurut Rogers, individu mempersepsi objek eksternal dan pengalaman-
pengalaman yang ia rasakan dan kemudian memberi makna terhadap hal-hal itu.
Keseluruhan sistem persepsi dan pemberian makna ini merupakan medan
fenomenal individu. Medan fenomenal tidak dapat diketahui oleh orang lain
kecuali melalui inferensi empatis dan selanjutnya tidak pernah diketahui dengan
sempurna. Bagaimana individu bertingkah laku tergantung pada medan fenomenal
itu (kenyataan subyektif) dan bukan pada keadaan-keadaan perangsangnya
(kenyataan luar).
Implementasi Humanistik menurut Rogers dalam Pembelajaran, Aplikasi
Humanistik menurut Rogers dalam Pembelajaran, segi aplikasi ini meliputi
penerapan teori belajar Humanistik dalam proses belajar mengajar. Para ahli
psikologi Humanistik berupaya menggambarkan keterampilan dan informasi
kognitif dengan segi-segi afektif, nilai-nilai dan perilaku antar pribadi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka menurut Rogers dalam Sri Rumini dkk,
membagi menjadi tiga macam program, yaitu:
a. Confluent Education
b. Open Education (pendidikan terbuka)
c. Cooperative Learning

C. Abraham Maslow
Humanistik yang dibangun oleh Maslow adalah sangat berbeda dengan sikap
humanistik yang dibangun oleh pakar dan penganut psikologi modern. Psikologi
modern terlalu menekannya dan menggunakan pendekatan statistic dalam melihat
semua fenomena psikologis. Sedangkan Maslow, sikap humanistiknya dalam
psikologi selalu menekankan pada harapan besar terhadap manusia, karena
potensi inner yang ada dalam diri manusia memungkinkan untuk dioptimalkan.
Keadaan ini tercermin dari kata-katanya, yaitu: “untuk melihat kecepatan lari
manusia, maka tidak perlu untuk mengambil kecepatan rata-rata dari kelompok
orang yang diteliti, tetapi lebih baik kita mengumpulkan para peraih medali emas
olimpiade-olimpiade dan melihat betapa cepatnya mereka mampu berlari.
Implementasi Humanistik menurut Abraham maslow, Maslow merupakan
salah satu pelopor aliran psikologi humanistic Maslow percaya bahwa manusia
terdorong untuk menerima dan memahami dirinya sebisa mungkin. Teori
Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan) merupakan teorinya yang terkenal
sampai saat ini. Menurut Maslow, manusia terdorong oleh pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai tahapan atau
tingkatan, mulai dari yang rendah sampai yang paling tinggi self actualization
(aktualisasi diri).

D. Rollo May
Menurut May, jika individu merasa bahwa dirinya merupakan orang yang
tidak memiliki kendali atas dirinya dan kemampuan untuk mengubah
kehidupannya sendiri, maka konsep akan cinta dan keinginan hanya memiliki arti
yang sedikit. Perhatian terhadap orang lain dan diri sendiri akan hilang secara
perlahan.
Dalam pengimplementasiannya tentu teori ini tidak jauh dengan prinsip yang
dimilikinya. Misalnya setiap orang yang memiliki penyakit dalam katagori berat
tentunya memiliki rasa cemas atau ketakutan yang tinggi akan kematian maka dari
itu perlu adanya rasa cinta terhadap diri sendiri dan keinginan untuk sembuh
untuk motivasi dan menumbuhkan rasa optimisme bahwa penyakit yang
dideritanya dapat sembuh, hal tersebut sesuai dengn teori Rollo May yang
menyatakan tiap individu memiliki kekuatan cinta dan keinginan yang berguna
sebagai solusi dari permasalahan terkait keberadaan dirinya.

E. Martin Heidegger
Manusia menurut Heidegger adalah Dasein (Ada-di-sana). Manusia Ada-di-
sana, yang berarti ada-di-dalam-dunia (Being-in-the-world). Manusia terlempar di
dunia tanpa memilih dan manusia selalu berada pada suatu sejarah. Dengan kata
lain, manusia adalah makhluk yang menyejarah, karena manusia secara struktur
ontologisnya Ada-dalam-dunia. Heidegger menyebutnya sebagai faktisitas (alasan
dan tujuan tidak dapat diketahui dengan jelas oleh manusia itu sendiri). Faktisitas
dari Dasein adalah faktualitas dari fakta bahwa Dasein ada.
Implementasinya dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Heidegger, perilaku
Dasein adalah keterlibatan secara aktif dengan objek keseharian (lsfdiscourse,
2021). Seperti hubungan dengan orang lain, benda, maupun dengan dirinya
sendiri (reflektif). Heidegger menyampaikan bahwa untuk memahami “Ada”
terlebih dahulu memahami yang memikirkan “Ada”, yaitu manusia. Satu-satunya
yang dapat memikirkannya hanyalah manusia melalui tindak kesadaran. Artinya,
manusia menyadari keberadaannya. Berbeda dengan hewan yang tidak
mempunyai kesadaran, hewan tidak menyadari keberadaannya di dalam dunia.
Heidegger berkata, “keduniawian merupakan konsep ontologis yang menandai
struktur konstitutif ada-dalam-dunia.” Heidegger menyebutkan bahwa Manusia
ada dalam dunia, menemui ruang keduniawian yang radikal, yakni dunia
keseharian. Sebagai contoh: dunia-artis, dunia-kesehatan, duniaperekonomian dan
sebagainya. Hal ini menandakan bahwa Dunia Dasein berada pada temporalitas
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai