Anda di halaman 1dari 3

Tugas Personal 2

(Minggu 7 / Sesi 11

Praktek penghayatan iman dalam wujud formalisme agama jelas tidak mencukupi alias dangkal.
Mengapa demikian? Kemudian buatlah penilaianmu sendiri terkait penghayatan iman dan
agamamu sendiri dalam perspektif formalisme agama. Tuliskan hasil penilaianmu itu (termasuk
apa yang kamu dapatkan dari pendalaman ini terkait kehidupan beriman dan beragamamu ke
depan). Tulislah jawabanmu dalam 2 halaman (A4/Spasi 1,5/Times New Roman/Font 12).

CHAR6021 – Character Building: Agama


Nama : Sanaya Theresia Haniku

NIM : 2440118226

Formalisme agama adalah pemahaman beragama yang terjebak pada bentuk (form) semata,
seperti ritual dan aturan-aturan yang sudah ketinggalan jaman. Orang lalu sibuk mengikuti
aturan berdoa dan aturan moral yang dibuat ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu, tanpa paham
isi dan tujuan sebenarnya. Ia lalu cenderung untuk tidak toleran terhadap perbedaan, bersikap
fanatik dan radikal. Formalisme agama berakar pada setidaknya lima hal.

Pertama,adalah kesalahpahaman tentang makna iman dan agama. Semua ajaran agama selalu
lahir dalam keadaan jaman tertentu. Jika ingin diterapkan di jaman yang berbeda, ia
membutuhkan penafsiran lebih jauh yang berpijak pada pemahaman akal sehat, serta hati nurani
yang bersih. Formalisme agama persis mengabaikan hal ini.

Dua,formalisme agama berakar juga pada kemalasan berpikir. Sudah seringkali terjadi di dalam
sejarah manusia, bahwa agama digunakan sebagai pembenaran untuk kemalasan berpikir. Orang
tidak mau berpikir kritis, rasional, logis dan sistematis. Mereka hanya mengikuti tradisi yang
sudah ketinggalan jaman, tanpa berpikir sama sekali.

Tiga,formalisme agama juga sering digunakan sebagai pembenaran untuk mengumbar nafsu
dankerakusan. Orang mengutip aturan-aturan kuno beragama, guna membenarkan
perselingkuhan dan korupsi. Seolah-olah maling dan tukang selingkuh menjadi orang suci,
ketika mampu mengutip ayat-ayat suci tertentu. Pada titik ini, agama melepaskan keluhurannya,
dan berubah menjadi alat bantu pengumbaran nafsu dan korupsi.

Empat, formalisme agama juga berakar pada keinginan untuk menindas orang lain. Ajaran-
ajaran agama digunakan sebagai pembenaran untuk menindas hak-hak asasi orang lain.
Kelompok minoritas, baik ras, ideologi, agama maupun orientasi seksual, kerap kali menjadi
korban. Formalisme agama menciptakan perpecahan yang akhirnya berujung pada konflik
berkepanjangan di dalam masyarakat.

Lima, orang mengikuti ajaran sebuah agama secara buta, seringkali karena kerinduan untuk
masuk surga, serta menghindari neraka. Mereka berharap, jika semua aturan agama diikuti tanpa
tanya, mereka akan mendapatkan hadiah surga, dan terhindar dari siksa neraka. Anggapan ini
jelas merupakan kesalahpahaman mendasar tentang kehidupan.

CHAR6021 – Character Building: Agama


Dalam agama saya , yaitu agama Kristen protestan , hal hal seperti formalisme agama sudah
pasti ada , dan bahkan cenderung mengarah ke radikalisme dimana pandangan / ideologi religius
yang ingin mengubah realitas sosial penghayatan agama untuk kembali ke akar-akar tradisi pada
awalnya yang ketat dan kaku (ortodoks) . Dalam agama Kristen , jika bicara tentang formalisme
agama, spontan muncul gambaran tentang orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat. Referensi yang
paling kuat adalah kata-kata Yesus sendiri : “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur
putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh
tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran “Selain itu, saya juga ingat kisah pembersihan Bait
Allah oleh Yesus.” “Rasa saya, Yesus mau mengkritik agama Yahudi waktu itu yang sangat
institusionalistik dan formalistik.”

Tapi , dalam pandangan saya sebagai umat Kristiani , saya hanya patuh kepada perintah Tuhan ,
yaitu 10 hukum taurat , dimana disitu tertulis semua perintah Tuhan untuk kita dan Tuhan
berharap supaya setiap umatNya mau mengikuti PerintahNya. Penghatan iman bagi saya , adalah
hal yang sangat wajib untuk dilakukan dan bukan hanya di agama Kristen saja , tapi di setiap
agama mengajarkan umatNya untuk berdoa dan menaati perintahNya. Sebagai penghayatan
iman, saya tentu harus rajin berdoa , membaca alkitab , pergi ke gereja dan tentunya menaatin
perintah Tuhan yang tertulis dalam 10 Hukum Taurat.

Agama dan iman berbeda namun tak terpisahkan. Maka, supaya tidak tumpang tindih dan
menjadi tidak jelas, harus diklarifikasi terlebih dahulu manakah yang mau menjadi ruang
lingkup pembahasan. Klarifikasi berikut ini menggunakan perspektif pemahaman umum.

Secara umum, iman disebut sebagai sikap batin, keyakinan, dan sikap dasar manusia dalam
berhubungan dengan Allah yang maha tinggi. Sedangkan Agama secara praktis merupakan
sebuah sistem tertentu, atau serangkaian sistem, di mana doktrin, mithe, ritual, sentimen, institusi
dan unsur-unsur pokok lainnya saling terhubungkan. Dengan demikian, agama memiliki aspek-
aspek yang sangat kompleks : doktrin, mythe, ajaran etis dan sosial, ibadat, institusi sosial, serta
pengalaman batin dan sentimen keagamaan. Dimensi-dimensi agama ini juga terungkapkan
dalam berbagai bangunan, seni, musik dan bentuk sikap para pengikutnya.

CHAR6021 – Character Building: Agama

Anda mungkin juga menyukai