Anda di halaman 1dari 5

Pada agama Kristen terdapat beberapa denominasi, aliran atau sekte.

Menurut data
statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, yang diterbitkan Direktorat Jendral
Bimbingan Masyarakat Kristen (Protestan) Departemen Agama RI (sekarang Kementerian
Agama) pada tahun 1993, ditemukan 275 organisasi Kristen Protestan. Di samping itu ada
sekitar 400-an yayasan Kristen Protestan atau yang bersifat gerejawi (para church/ di samping
gereja), baik yang sudah memperoleh surat keputusan pendaftaran sesuai dengan UU No.
8/1985 maupun yang belum. Jadi secara keseluruhan terdapat 700 organisasi Kristen
Protestan yang memiliki aktivitas melayani warga Kristen Protestan Indonesia yang
jumlahnya sekitar 15 juta jiwa maupun lingkungan masyarakat Indonesia umumnya, yang
menurut sensus berjumlah sekitar 180 juta jiwa (Aritonang, 2009)

Kemungkinan munculnya faham atau aliran baru akan terus berlanjut, karena terbuka
peluang untuk melakukan penafsiran terhadap ajaran agama. Menurut Joachim Wach (1985)
pada dasarnya pengalaman keagamaan, meliputi beberapa aspek: pertama, aspek pemahaman
atau pemikiran keagamaan; kedua, aspek peribadatan atau ritual keagamaan; dan ketiga
adalah aspek kemasyarakatan atau organisasi sosial. Terkait dengan pemikiran keagamaan
yang melahirkan suatu denominasi dalam agama Kristen ini akan dapat memperlihatkan
beberapa spesifikasi tertentu dari denominasi atau aliran tersebut.

Tiga macam corak utama perkembangan sosiologik dalam pemikiran Kristen yaitu
gereja, sekte, dan mistisisme. Gereja adalah lembaga yang telah mendapatkan berkat dan
pembebasan sebagai hasil penebusan dosa, bisa menerima orang-orang dan menyesuaikan
diri dengan dunia. Pada batas tertentu, gereja bisa mengabaikan kebutuhan akan kesucian
subyektif dalam mencari khasanah pemberkatan dan penebusan dosa yang bersifat obyektif.
Sekte adalah kelompok masyarakatyang terbentuk secara sukarela. Terdiri dari kelompok
agama Kristen yang keras dan pasti, yang satu sama lain merasa terikat karena telah
mengalami „kelahiran baru‟. Para pemeluk Kristen.

Ernst Troeltsch menjelaskan tipologi sekte gereja yang lebih detail yang secara
prinsip didasarkan pada pembacaan yang luas atas sejarah agama Kristen. Teorisasi
sosiologis tentang sekte sangat berbeda dari istilah sekte yang umumnya digunakan, yang
dalam bahasa popular merupakan istilah yang berkonotasi penghinaan. Bagi Troeltsch, sekte
mengindikasikan suatu tipe organisasi keagamaan yang muncul seba1gai pemisahan dari
organisasi keagamaan mapan atau tipe gereja dimana doktrin dan ritualnya berbeda dari
gereja yang anggota-anggotanya tetap menjadikannya sebagai suatu sumber identitas dan
tujuan yang signifikan. Troeltsch tidak menganggap sekte lebih rendah dari gereja, tetapi
bahwa sekte-sekte sering dikuatkan oleh perubahan internal, atau hilangnya idealisme
organisasi keagamaan tipe gereja. Troeltsch

mengidentifikasi sejumlah karakteristik sekte-sekte yang dipertentangkan

dengan gereja yang telah disempurnakan oleh sosiolog-sosiolog selanjutnya,

mencakup hal-hal sebagai berikut:


1
Sebagaimana dikutip dalam Betty R. Scharf, Kajian Sosiologi Agama, Terj. Machnun Husein (Yogyakarta: PT.
Tiara Wacana Yogya), 1995, hlm. 124
 Anggota-anggotanya berasal dari kelas rendah dan memiliki

kecenderungan egalitarianisme dan anti kependetaan

 Suatu doktrin atau pengajaran yang berbeda, yang secara khas

diwahyukan atau dipahami oleh pendiri sekte itu

 Protes atau penolakan terhadap pimpinan, dogma, dan praktik sosial

dari agama yang telah mapan

 Keanggotaan didasarkan pada pilihan, bukan pewarisan

 Ikatan yang kuat dan keniscayaan komitmen

 Nilai-nilai moral dan gaya hidup alternatif

 Ketidaksediaan mengakomodasi corak-corak sosial atau adat istiadat

yang telah mapan atau dominan.2

Menurut Martin, tidak hanya sekte melainkan denominasi yang juga

memisahkan diri dari gereja inklusif. Ciri khas suatu denominasi, bahwa mereka

tidak mengemukakan pernyataan bahwa ia memiliki kebenaran keagamaan yang

bercorak eksklusif dan saran untuk memperoleh keselamatan. Denominasi tidak

menuntut pengikutnya untuk mengikatkan

Agama Kristen juga mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan


peradaban manusia. Dalam beberapa liiteratur menyebutkan bahwa agama Kristen lahir di
Indonesia melalui kedatangan pedagang Kristen Nestorian dari Timur Tengah sekitar abad
ke-7 di pantai barat Sumatera Utara atau Kota Barus sekarang .3 Di samping itu, kedatangan
Belanda berperan besar dalam perkembangan Kristen di Indonesia, khususnya
memprotestankan penganut agama Katholik yang dibawa pedagang Portugis di Flores dan
Timor Timur (sebelum memerdekakan diri menjadi Timor Leste).4 Sama halnya dengan
Islam, kelompok kepercayaan yang dikategorikan sebagai sekte anti Kristen juga mengalami
perkembangan dengan munculnya gerakan-gerakan Kekristenan (sekte) yang menuai pro -
kontra. Diantaranya adalah seperti5:

2
Peter Connolly (ed.), Aneka Pendekatan Studi Agama, Terj. Imam Khoiri (Yogyakarta: LKiS, 2002), hlm. 296-
297
3
Pdt. Dr. Jan S. Aritonang,”Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja”. (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia,
2005). Hal 11.
4

5
ucanews.com/.../waspadalah-inilah-sekte-anti- Kristen menggunakan nama ‘Gereja’. (Akses 13 oktober 2020)
1. Landover Baptist Church (Gereja Baptis Landover), sebuah gereja parodi dari kaum atheis
dan agnostik di Amerika Serikat yang bertujuan untuk menyinggung umat Kristen
Fundamental (Gereja Baptis dan Gereja Injili) yang mereka anggap tertutup dengan dunia
luar. Gereja fiksi yang memiliki situs resmi ini, dijadikan sarana mengejek dan menjatuhkan
nilai-nilai Kekristenan oleh kaum anti-Kristen. Mayoritas ejekan mereka tidak memiliki dasar
yang kuat.

2. The Church of the Flying Spaghetti Monster (Gereja Pastafarian), sebuah agama parodi
dari kelompok atheis tentang gereja yang melawan adanya teori penciptaan dari Alkitab,
dimaksudkan untuk menyinggung gereja yang teguh membela asal mula dunia yang diawali
dengan Penciptaan oleh Allah, yang bagi kelompok pastafarian, telah melawan ke’atheis’an
mereka. Agama parodi ini telah diakui sebagai agama resmi di beberapa negara di Eropa
seperti di Swedia, Jerman dan Swiss.

3. Missionary Church of Kopimism (Gereja Kopimisme), adalah kepercayaan

bahwa meng’copy’ dan ‘paste’kan sebuah infomasi adalah hal yang suci.Kepercayaan ini
diakui oleh pemerintah Swedia pada 5 Januari 2012.

4. The Church of SubGenius (Gereja SubGenius), adalah agama parodi yang telah diikuti
ratusan ribu orang. Agama parodi ini digambarkan sebagai sebuah gereja sangat terbuka
dengan nilai-nilai sekuler, budaya pop, agamaagama zaman-baru, teori-teori konspirasi, trend
psikologi masa kini serta teknik-teknik motivasi dan trik-trik dalam bisnis penjualan. Agama
parodi ini memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sekularisme Amerika. Serikat
dan telah menjadi inspirasi bagi beberapa penulis buku, pelukis dan penyanyi rock dan pop
terkenal.

5. The First Church of the Last Laught (Gereja Pertama dari Tawa Akhir), adalah gereja jadi-
jadian yang dibuat untuk menertawakan Kekristenan selama perayaan Festival Parade Saint
Stupid di San Fransisco, AS.

6. The Church of Aphrodite (Gereja Aprodite), adalah agama paganisme yang memuliakan
cinta di atas segalanya. Agama yang terinspirasi dari sejarah Yunani kuno yang bercampur
dengan ritual Druid, Mesir kuno, kepercayaan Roma, Santeria, Vodoo, agama pribumi
Indian, Hinduisme dan Budhaisme ini memiliki ritual hidup bebas dengan motto ‘Cinta yang
Bebas’.

7. The Church of Scientology (Gereja Scientology), adalah kepercayaan terhadap pengajaran


seorang makhluk luar angkasa bernama Xenu, yang memperkenalkan dirinya sebaga
penguasa luar angkasa yang merupakan bagian dari ‘Konfederasi Galaktik’. Kepercayaan ini
menjadi populer setelah beberapa bintang film terkenal dan penyanyi terkenal menjadi
anggota dari kepercayaan ini. Salah satunya adalah Tom Cruise.

8. Church of All Worlds (Gereja Seluruh Dunia), adalah kepercayaan pantheisme akan tuhan
yang berasal dari bumi, kepercayaan ini bertujuan untuk menghormati ayah dan ibu pertiwi
(Gaia) yang dihancurkan oleh manusia. Mereka juga menyembah dewa-dewi dari
kepercayaan Yunani kuno. Salah satu pengaruh mereka dapat terlihat dari Sekolah Penyihir
Grey yang menjadi inspirasi dari Sekolah Penyihir Hogwarts-nya seri Harry Potter.

9. Moorish Orhodox Church (Gereja Orthodox Moorish), sebuah kepercayaan yang dibuat
kelompok Afrika-Asia asal Amerika Serikat yang Universitas Sumatera Utara
menggabungkan ritual ibadah mereka dari Budha, Hindu, Freemason, Gnostik, Islam, Kristen
dan Taoisme. Sedang institut penelitian Islam Kristen mereka disebut Moorish Science
Institute.

10. First Arachnid Church (Gereja Arachnid), adalah kepercayaan sekelompok orang di
Amerika terhadap laba-laba. Mereka menganggap laba-laba memiliki kekuatan yang sama
seperti Tuhan, salah satu bentuk kepercayaan mereka yang diekspos media adalah
Spiderman.

11. Iglesia Maradoniana (Gereja Maradona), adalah sebuah perkumpulan penggemar dari
pemain bola kaki terkenal asal Argentina, Diego Armando Maradona. Mereka mengadakan
ritual yang menyembah Maradona dengan menggunakan ‘Salam Maradona’ serta mengikuti
10 Perintah Utama Maradonian

. 12. The Church of Oprahnism (Gereja Oprah), adalah kepercayaan bagi orangorang yang
mengikuti keyakinan baru Oprah Winfrey, seorang pembawa acara terkenal yang
memasukkan nilai-nilai pemikiran dari Zaman Baru dan memperkenalkan dirinya sebagai
orang yang mempunyai kendali yang bebas terhadap dunia, terlepas dari Tuhan.

13. Church of Satan (Gereja Setan), adalah kepercayaan dan pemujaan terhadap setan yang
dinilai harus dipuji melebihi Tuhan. Kepercayaan yang lahir dari Amerika Serikat ini menjadi
dalang dari ribuan kasus pembunuhan brutal bayi-bayi dan orang-orang yang menjadi korban
ritual berdarah mereka.

14. The Church of Euthanasia (Gereja Euthanasia), adalah sebuah organisasi politik yang
mengaku ingin memulihkan kondisi dunia dengan menyeimbangkan antara manusia dan
spesies lainnya di bumi yang salah Universitas Sumatera Utara satunya dengan mengajak
orang lain agar membunuh siapa saja yang dianggap tidak berguna, termasuk mendukung
tindakan aborsi, hukuman mati, bunuh diri, kanibalisme dan sodomi.

Selain aliran yang dianggap anti kesesatan di atas, terdapat juga beberapa aliran yang
dianggap masih berada dalam koridor kekristenan yang sebenarnya, seperti:

1. Lutheran Lutheran merupakan aliran yang hadir sebagai kritikan kepemimpinan


paus pada agama katolik. Adapun inti dari ajaran Lutheran ini adalah keinginan untuk
menikmati suasana persekutuan dan persaudaraan yang hangat, dan ingin menikmati
pengalaman rohani berhubungan langsung dengan Allah. Aliran ini diperkenalkan oleh
Marthin Luther pada tanggal 31 oktober 1517 dan menjadi tanggal yang diperingai oleh
gereja-gereja protestan sebagai hari reformasi. Di indonesia sendiri gereja yang menganut
paham Lutheran ini ialah HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GKPA, dan GKPM7
2. Calvinis . Ajaran calvinis yang diperkenalkan oleh Johannes Calvin dan tidak jauh
beda dengan ajaran Lutheran. Namun beberapa perbedaan membuat ajaran ini tidak sama
persis dengan ajaran Lutheran. Beberapa perbedaan tersebut ialah ajaran Calvins yang disebut
teori institutio menekankan pengudusan dibandingkan teori luther yang dikenal dengan 95
dalil yang menekankan pembenaran atas kemuliaan Allah. Beberapa gereja penganut calvinis
di indonesia ialah GPM, GMIM, GMIT, GBKP, GKI, GKP, GKJ, GKJW, 7 Pdt. Dr. Jan S.
Aritonang, “Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja”, Universitas Sumatera Utara
GKPB,GKS, GMIST, GKST, Gereja Toraja, GKSS, GEPSULTRA, GMIH GKI IRJA8

3. Anglican (Episcopal) . Aliran ini adalah aliran yang tidak banyak hadir di
Indonesia. Persekutuan ataupun aliran Anglican ini berada untuk memproklamasikan Injil
yang kekal dengan cara mengatasi perpecahan daam tubuh gereja akibat penafisran yang
berbeda. Di indonesia, aliran ini umumnya hanya bagi imigran asal Inggris dan hanya
terdapat di Surabaya dan di Jakarta.6

4. Mennoit . Aliran ini diperkenalkan oleh Menno Somins seorang tokoh Anabaptis di
Belanda. Dalam aliran ini, kepercayaan gereja Mennoit terikat secara mutlak dengan Kitab
Suci bukan pada rumusan manusiawi manapun. Di Indonesia, aliran ini terdapat di Pati
dengan gereja GITJ dan PGKMI di Semarang.

5. Metodis Di Indonesia, aliran methodis dianut di gereja-gereja metodi seperti GMI.


Kehadiran metodis di indonesia sempat mengalami pro-kontra seperti di daerah tapanuli yang
pada awalnya sudah menganut ajaran protestan yang dibawa RMG dari jerman menolak
kehadiran metodis. Namun pada perkembangan selannjutnya sebagian orang Toba juga
bersedia menjadi warga metodis yang disebut Gereja Methodist Indonesia.7

Selain beberapa aliran di atas, masih banyak lagi aliran-aliran dalam gereja seperti
aliran Baptis, Pentakosta, Karismatik, Injili, Bala Keselamatan, Adventis, Mormon, Christian
Sciences dan Gerakan Zaman Baru . Selain beberapa gerakan Kekristenan yang diwujudkan
dalam bentuk gereja tersebut, sebuah gerakan yang menyatakan berasal dari ratusan etnik dan
bahasa, tetapi dipersatukan karena tujuan yang sama, menghormati , Allah dalam Alkitab dan
Pencipta segala sesuatu dan berusaha sebisa-bisanya untuk mengikuti Yesus Kristus dan
bangga disebut Kristen serta secara rutin membantu orang-orang untuk belajar Alkitab dan
Kerajaan Allah yang bersaksi, atau berbicara, mengenai Allah Yehuwa dan Kerajaan-Nya,
atau yang dikenal sebagai Saksi-Saksi Yehuwa juga hadir dengan pro - kontra di kalangan
masyarakat Kristen.8

6
Pdt. Dr. Jan S. Aritonang, “Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja”, (Jakarta :PT. BPK gunung Mulia,
2005). Hal 81-103
7
Ibid, hal145-19.
8
id.wikipedia.org/wiki/Saksi-Saksi_Yehuwa

Anda mungkin juga menyukai