Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

OKULASI TANAMAN JERUK


DI BBIH TANAMAN DAN PANGAN

Oleh:

1. ADRIAN AHMAD JUANDA NIS : 4008


2. DHEA ANANDA PERMATA SARI NIS :4101
3. LUXSIANA PUTRI NIS: 4197
4. NADIA SARI NIS: 4252
5. WINDA NIS :4407

KOMPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS


TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SMKN PERTANIAN TERPADU PROVINSI RIAU
PEKANBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN JERUK SECARA OKULASI
DI BBIH TANAMAN DAN PANGAN
Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. ADRIAN AHMAD JUANDA NIS : 4008


2. DHEA ANANDA PERMATA SARI NIS : 4101
3. LUXSIANA PUTRI NIS: 4197
4. NADIA SARI NIS: 4252
5. WINDA NIS :4407

BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS


PROGAM KEAHLIAN : AGRIBISNIS TANAMAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA

Pekanbaru,11 Desember 2021

MENGETAHUI, MENYETUJUI,
KEPALA DEPARTEMEN PEMBIMBING LAPORAN
MAGANG

MUHAJI.SP JOKO PRAYITNO.SP


NIP. 19650528 199903 1 002 NIP. 19711204 200701 1 004

MENGESAHKAN,
KEPALA SMK NEGERI PERTANIAN TERPADU PROV RIAU

Dra. SUDARTI, MM
NIP. 19641216 199003 2 004
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
OKULASI TANAMAN JERUK

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. ADRIAN AHMAD JUANDA NIS : 4008


2. DHEA ANANDA PERMATA SARI NIS : 4101
3. LUXSIANA PUTRI NIS: 4197
4. NADIA SARI NIS: 4252
5. WINDA NIS :4407

BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS TANAMAN

KOMPETENSI KEAHLIAN : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN


HORTIKULTURA

Pekanbaru, 11 Desember 2021


PEMBIMBING I

RES HASANAH, SP
UNPTK. 9960763664300072

MENGESAHKAN
KEPALA SMK NEGERI PERTANIAN TERPADU PROV RIAU

Dra. SUDARTI, MM
NIP. 19641216 199003 2 004
KATA PENGANTAR
Puji syukur ucapan atas kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir Prakerin Kerja Lapangan (PKL) yang telah di laksanakan di BBIH
PANGAN DAN HORTIKUTUR Maksud dan tujuan di susunnya laporan akhir
praktik kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai bukti bahwasannya penyusun telah
melaksanakan, PKL yang di lakukan mulai tanggal 21 Juni 2021-11 Desember
2021. Dan juga persyaratan dalam mengikuti ujian semester VI di SMK Negeri
Pertanaian Terpadu Provinsi Riau.

Selesainya penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan tulus
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi yang hanya dengan
kenikmatan dariNya penulis diberi kemudahan dan kesempatan dalam
menyusun Laporan Magang ini pada tahun 2021.
2. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam
segala hal baik apapun.
3. Ibu Dra. Sudarti, MM selaku kepala sekolah SMK Negeri Pertanian
Terpadu Provinsi Riau.
4. Bapak sasongko S.Pi selaku Ketua jurusan agribisnis tanaman pangan dan
hortikultura SMKN pertanian terpadu provinsi riau
5. Ibu res hasanah, SP selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL)
SMKN pertanian terpadu provinsi riau.
6. Bapak Muhaji.SP selaku pimpinan Balai Benih Induk Hortikultura
Padang Marpoyan Provinsi Riau yang telah memberikan izin untuk dapat
melaksanakan magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL).
7. Bapak Joko Prayitno.SP sebagai koordianator sekaligus pembimbing
lapangan yang telah menyediakan tempat dan waktu, serta banyak
memberikan bimbingan dan arahan serta pelajaran hingga selesainya
laporan ini.

i
8. Seluruh rekan kerja di Balai Benih Induk Hortikultura Padang Marpoyan
Provinsi Riau yang telah terlibat memberikan bantuan dan pengalaman
selama kegiatan magang berlangsung.

Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kata kesempurnaan. Maka dari hal itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi terciptanya laporan yang lebih baik
lagi selanjutnya, dan semoga dengan hadirnya laporan ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca sekalian, Aamiin.

Pekanbaru, 11 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 TUJUAN............................................................................................................3
1.3 MANFAAT........................................................................................................3
1.4 WAKTU DAN TEMPAT...................................................................................3
1.5 ALUR PRAKTEK KERJA LAPANGAN..........................................................4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH BBI HORTIKULTURA...................................................................5


2.2 VISI DAN MISI BBI HORTIKULTURA..........................................................5
2.3 STRUKTUR ORGANISASI BBI HORTIKULTURA.......................................6
2.4 KEADAAN UMUM..........................................................................................7
2.5 SARANA DAN PRASARANA.........................................................................8
2.5.1 SARANA...................................................................................................8
2.5.2 PRASARANA..........................................................................................14
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 SEJARAH TANAMAN JERUK......................................................................15


3.2 KLASIFIKASI TANAMAN JERUK...............................................................16
3.3 MORFOLOGI TANAMAN JERUK................................................................16
3.4 SYARAT TUMBUH TANAMAN JERUK.....................................................17
3.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKULASI.........................................18
3.6 MACAM MACAM TANAMAN JERUK........................................................19
3.7 MANFAAT TANAMAN JERUK....................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.................................................................................................................23
4.1.1 Program Okulasi Terlaksana.....................................................................23

iii
4.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Okulasi.........................................................27
4.2 Pembahasan......................................................................................................28
4.2.1 Alat dan bahan..........................................................................................28
4.2.1 Pemilihan Batang Bawah..........................................................................29
4.2.2 Persiapan Batang Bawah..........................................................................29
4.2.3 Pemilihan Mata Entres.............................................................................30
4.2.4 Penyayatan...............................................................................................31
4.2.5 Pengikatan Tempelan/Pengikatan.............................................................31
4.2.6 Pemotongan Batang Pokok.......................................................................31
4.2.7 Langkah-langkah Cara Okulasi Tanaman Jeruk.......................................32
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................................................33
5.2 Saran................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................35

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 ……………………………………………………………………

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata hortikultura (hortriculture) berasal dari bahasa latin, yaitu hortus yang
berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan (terutama sekali
mikroorganisme) pada suatu medium buatan. Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu
yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun atau tanaman sayuran, buah-
buahan, bunga-bungaan dan tanaman hias serta tanaman obat. Orang yang ahli
mengenal hortikultura dikenal sebagai hortikulturist (Ashari 1995).

Tanaman-tanaman yang digolongkan ke dalam tanaman hortikultura sangat


luas dan beragam, namun tanaman hortikultura memiliki banyak kesamaan pokok,
diantara mudah rusak; mutu produk ditentukan kandungan air; ketersediaan bersifat
musiman, harga pokok ditentukan oleh kualitas, dibutuhkan oleh tumbuhan dalam
jumlah sedikit, sebagai sumber vitamin dan mineral serta berfungsi sebagai
pemenuhan kebutuhan rohani. Oleh karena itu, tanaman hortikultura bersifat padat
modal dan padat karya sehingga membutuhkan masukan tinggi, namun
menghasilkan keluaran yang tinggi pula persatuan luas dan persatuan waktu
(Hassanuddin 2009).

Budidaya tanaman hortikultura menghendaki perhatian yang serius,


khususnya dalam penentuan persyaratan ekologinya, hal ini dikarenakan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman hortikultura sangat bergantung pada
keadaan ekologi tempat tanaman itu tumbuh (nazarudin 1995). Apabila tanaman
tersebut diusahakan pada lingkungan yang memenuhi syarat tumbuhnya, maka dapat
dipastikan tanaman tersebut akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal (Triharso
1994). Melihat dari prospek produk hortikultura tersebut dilakukanlah kerja praktik
lapangan di Balai Benih Induk Provinsi Riau agar memenuhi cara budidaya tanaman
hortikultura yang sering dilakukan oleh petani pada umumnya, dan dapat
mengaplikasikan teori yang telah dipelajari.

Buah jeruk umumnya digemari oleh masyarakat dunia, termasuk indonesia.


Jeruk merupakan sumber vitamin c yang baik, mengandung 50mg/ml sari buah, serta

1
vitamin A dan protein (lelly,2004). Sejauh ini ketersediaan buah jeruk di dalam
negeri belum mencukupi kebutuhan. Konsumsi buah jeruk pada tahun 2001 hanya
3,8 kg/kapita/tahun. Rendahnya konsumsi antara lain disebabkan oleh rendahnya
produks jeruk diindonesia (soeroto,2003).

Permasalahan dalam agribisnis jeruk diindonesia antara lain adalah serangan


penyakit utama citrusvein phloem degenaration ( CVPD ) yang disebabkan oleh
bakteri liberobakter asiatikum (direktorat bina perlindungan tanaman 1999).
Serangan penyakit ini dapat menurunkan mutu buah jeruk sehingga harga jeruk
indonesia kalah bersaing di pasar dunia.

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi sekaligus kualitas buah jeruk
dengan menyediakan bibit unggul. Untuk mendapatka bibit ungul, tanaman
diperbanyak secara vegetatif, atau gabungan antara vegetatif untuk batang atas dan
generatif untuk batang bawah (abdurrahman,2007). Perbanyakan tanaman jeruk
secara vegetatif dapat dilakukan sacara cangkok, merunduk dan stek. Tanaman yang
berasal dari perbanyakan vegertatif ini memiliki sifat sama dngan induknya. Namun,
tanaman tidak mempunyai akar tunggang sehingga mudah rebah. Perbanyaka secara
gabungan anatara vegetatif dan generatif dapat dilakukan dengan cara okulasi,
sambung pucuk, dan susuan, yang bertunjuan menggabungkan sifat sifat baik dari
batang atas dan batang bawah (pracaya,1992).

Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan gabungan antara vegetatif


dan generatif dengan menempel mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain
yang dapat bergabung (kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat sifat yang
baik dari setiap komponen sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi yang baik.
Prinsip okulasi adalah menggabungkan batang bawah dengan batang atas, yang
berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu
teknik sendiri untuk mencapai keberhasilahn okulasi. Kebaikan yang di harapkan
dari batang bawah sacara umum adalah sifat perakaran yang baik, sedangkan dari
batang atas adalah produksi buah yang baik (simanjuntak,2010).

Dari uraian diatas maka penuis tertarik untuk melakukan praktek keja
lapangan di Balai Benih Induk Hortikultura Padang Marpoyan Pekanbaru dengan

2
judul : “ perbayakan tanaman jeruk ( citrus sp. ) secara Vegetatif dengan teknik
okulasi di Balai Benih Induk Hortiultura Pekanbaru”.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan dan melatih keterampilan kerja bagi siswa/i teknik


perbanyakan vegetatif yang baik.
2. Menegtahui dan memahami tahapan pemeliharaan tanaman jeruk yang baik
dan benar
3. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi
pada jeruk
4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan okulasi pada tanaman jeruk.

1.3 MANFAAT
Adapun manfaat dari kerja pratek ini adalah sebgai berikut :

1. Menambah wawasan siswa bagaimana cara okulasi tanaman jeruk


2. Menambah wawasan bagi siswa bagaimana cara pemelihara tanaman dengan
tahapan okulasi yang tepat dan benar pada setiap jenis tanaman yang berbeda-
beda.
3. Menambah wawasan bagi siswa bagaimana cara memperbanyak tanaman
secara vegetatif
4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang mendatang.
5. Sebagai bekal untuk diterapkan di masyarakat.

1.4 WAKTU DAN TEMPAT

Paktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilaksanakan dalam waktu 6 bulan yang


dilaksanakan pada tanggal 21 juni 2021 sampai dengan 10 desember 2021.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini disesuiakan dengan peraturan jam kerja
dilapangan dan dilaksanakan di Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Padang

3
Marpoyan dijalan kharuddin nasution simpang 3 kecamatan bukit raya kota
pekanbaru.

1.5 ALUR PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. Siswa/i mengisi form kerja praktek beserta persyaratan yang harus dilengkapi

untuk memperoleh persetujuan guru pembimbing.

2. Menyerahkan formulir kepada guru pembimbing PKL

3. Meninjau lokasi PKL

4. Setelah BBIH Pekanbaru bersedia menerima dan SK terbit maka

diperbolehkan memulai kerja praktik.

5. Serah-terima 32 orang siswa/i PKL dari pihak sekolah kepada BBIH

Pekanbaru.

6. Pelaksanaan PKL selama 6 bulan.

7. Apabila Kerja Praktik telah selesai dilaksanakan wajib membuat laporan yang

selanjutnya diserahkan kepada guru pembimbing PKL.

4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH BBI HORTIKULTURA

Balai benih induk hortikultura pekan baru berada di jalan kaharudin


Nasasutiaon KM 10 padang marpoyan, kelurahan simpang tiga, kecamatan Bukit
raya, kota pekanbaru. Balai Benih Induk tanaman pangan dan hortikultura
Pekanbaru memiliki luas area sekitar 36,5 ha yang di tanami berbagai macam
tanaman hotrikultura seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman bunga
Serta tanaman pangan seperti padi dan jagung (Dinas Perkebuna 2001).
Balai benih induk tanaman pangan dan hortikultura pekanbaru mempunyai
tanaman buah-buahan yang tanam sepeti durian, jeruk, Rambutan, matoa, mangis,
jambu citra, pepaya, belimbing, dan sawo,Sayur-sayuran yang di tanam di balai
benih induk tanaman pangan Dan hortikultura pekabaru yaitu sawi, mentimun,
bayam, kangkung,Kacang panjang, selada dan cabai, sedangkan tanam bunga yang
ada Di balai benih tanam pangan dan hortkultura pekanbaru yaitu bung Mawar,
asoka, pucuk merah, pucuk hijau, kemboja, amggrek, dan Bougenvil (Dinas
pekanbaru 2017).

2.2 VISI DAN MISI BBI HORTIKULTURA

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya balai benih induk tanaman


Pangan dan hortikultura pekanbaru memiliki visi yaitu:Teciptanya sistem dan
usaha pembenihan tanaman pangan dan hortikultra Di provinisi riau yang
berbasis daerah yang mampu menyediakan benih Bermutu yang dibutuhkan
masyarakat terutama petani.Disamping itu untuk mencapai sasaran dalam
melaksanakan tugas dan Fungsinya, maka balai benih induk. hortikultura
mempunyi misi sebagai berikut yaitu :
1. Meningkkan kemampuan intruksi perbenihan penghasilam benih sumber
tanaman pangan dan hortikultura khususnya balai benih tanaman pangan.

5
2. Meningkatkan kemampuan tenaga sumber daya manusia (SDM) tanamn
pangan dan hortikultura.
3. Mendorong peran swasta dalam mengembangkan dan meningkatkan
produksi maupun bisnis perbenihan tanaman pangan dan hortikultura (Dinas
perkebunan 2017

2.3 STRUKTUR ORGANISASI BBI HORTIKULTURA

STRUKTUR ORGANISASI BBI


HORTIKULTURA PADANG MARPOYAN

KEPALA UPT BENIH

KTU UTP
BENIH KASI BENIH

KEPALA BBI

MUHAJI , SP

PENGELOLA SDM

JOKO PRAYITNO,
SP
1.Ir SUGITO
2. BOSTON

KOORD.PERBANYA KOORD. POHON


KAN & INDUK
PENGEMBANGAN

JOKO PRAYITNO,SP. H. SYAMSUDDIN


1. SUPARMAN. 1. BOSTON.
2.HASAN BASRI. 2. RISWANDI S.
3. FAHRIZAL. 3.HENDRI WIDODO

6
4. HADI.
5. RONI FAJAR.

KOORD. KOORD.BF/ SHOW ROOM


LINGKUNGAN BPMT

PANUT,SP. Ir. SUGITO HERMAN S.


1.SUPARIYONO
1. MUNDAKAR

2.YAMINATO

LING. KEAMANAN
PENDOPO
1.YANERI
DONI H. S,PDI. 2. RIYADI
3. RIKI P.
4.LERMAN

2.4 KEADAAN UMUM

Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Padang Marpoyan, Pekanbaru di jalan


kaharudin Nasasutiaon KM 1. BBI ini memiliki luas lahan 36,5 Ha yang terdiri dari
lahan kering seluas 30 Ha, dan lahan basah 6,5 Ha. Luas bangunan kantor dan
fasilitas lainya 5 Ha. Berdasarkan luas lahan 36,5 Ha, BBI diisi dengan tanaman
buah seluas 10,75 Ha, kemudian tamnaman sayuran 13 Ha, tanaman hias seluas 1
Ha, tanaman bat-obatan seluas 0,2 Ha, sawah dan irigasi seluas 2 Ha, 2 buah
embung, dan 5 petak kolam.

Kegiatan utama BBI Hortikultura Padang Marpoyan yaitu perbanyakan


tanaman hortikurtura seperti durian, manggis, rambutan, sawo, jeruk, mangga dan
duku. Di sini juga terdapat dukungan perbanyakan benih di laboratorium kultur

7
jarngan, seperti pisang, nanas, dan anggrek. Adapun arah pengembangan UPT benih
TPH ini, sebagai berikut

1) Pusat pelatian dan pengembangan komoditi peranian


2) Pusat penelitan dan pengembangan teknologi pertanian
3) Pusat pemasaran bibit dan benih unggul bersertifikat
4) Sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan penerimaan negara bukan pajak
(PNBP)

Praktek Kerja Lapangn di BBI Hortikultura Padang Marpoyan memiliki


target program berupa sanitasi, pemupukan, penyeleksian tanaman yang telah di
grafting, pencangkokan, penanaman, panen dan penangan pasca panen, pembuatan
pupuk kompos, pengisian polybag, penyortiran kacanag tanah, okulasi tanaman
jeruk, pembibitan durian, pengolahan tanah dengan menggunakan traktor roda 2,
memperbaiki pematang sawah, pengupasan kacang, membuat bedengan, pengemasan
benih kacang, pemasagan tali ajir kacang panjang, pemangkasan daun mentimun,
pemberian kapur/dolomit untuk menetralkan Ph tanah, pemasangan mulsa, membuat
piringan pada ohon induk tanaman rambutan, penyemaian benih padi, pemasangan
kayu penyangga tanaman labu kuning dan porang, penanaman padi, dan penyemaian
bibit cabe.

2.5 SARANA DAN PRASARANA

2.5.1 SARANA

Menurut KBBI, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, media. Mulyasa (2004: 49) memaparkan
bahwa yang disebut dengan sarana belajar merupakan segala peralatan yang secara
langsung digunakan oleh guru atau siswa dalam proses belajar mengajar contohnya
seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media pembelajaran. Selain itu,
menurut Tholib (2000: 97) sarana pendidikan adalah peralatan yang secara langsung
yang dapat mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan,
labolatorium, dan sebagainya.

8
Adapun sarana yang dimiliki oleh BBIH, adalah sebagai berikut :

 Tugu selamat datang BBIH

Gambar 2.1 Tugu selamat datang

 Gedung perkantoran

Gambar 2.2 Gedung perkantoran

 Laboratorium kultur jaringan

Gambar 2.3. Laboratorium kultur jaringan

9
 Gudang benih bawang

Gambar 2.4. Gudang beinh bawang

 Gerbang Agrowisata

Gambar 2.5. Gerbang agro wisata

 Alsintan BBIH

Gambar 6. Alsintan BBIH


10
 Saung BBIH

Gambar 7. Saung BBIH

 Green house

Gambar 8. Green house

 Rumah karyawan

11
Gambar 9. Ruah karywan

 Mess

Gamabar 10. Mess

 Prosesing

Gambar 11. Prosesing

 Mushola

Gambar 12. Mushola

12
 Pendopo

Gambar 13. Pendopo

 Blok fondasi (BF)

Gambar 14. Blok fondasi (BF)

 Lahan sawah

Gambar 15. Lahan sawah

13
2.5.2 PRASARANA

 Museum alsintan

Gambar 16. Museum alsintan

 Mesin pencacah padi

Gambar 17. Mesin pencacah padi

14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 SEJARAH TANAMAN JERUK

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang
lalu,jeruk sudah tumbuh di indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
Tamanan jeruk yang ada di indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang
mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali (Julian,2008).

Jeruk adalah tanaman asli (Indigenous) dari Benua Asia khususnya dari India
dan Cina. Banyak spesies jeruk yang telah dibudidayakan di daerah subtropik. Jeruk
dan kerabatnya termasuk kedalam famili Rutaceae yang meliputi banyak genera (roy
dan goldschmidt, 1996). Pada dasarnya jeruk dapat dikelompokkan menjadi 3
berdasarkan manfaatnya yaitu :

1) primitif yang belum dimanfaatkan


2) kerabat jeruk yang sebagian telah dimanfaatkan
3) jeruk yang sebenarnya yaitu telah dimanfaatkan dan dibudidayakan.

Di indonesia, sejarah tanaman jeruk tidak begitu dikenal. Tanaman jeruk yang
dikenal sekarang ini adalah merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda.
Mereka mendatangkan jeruk jeruk manis dan keprok dari Amerika ,Italia. Namun
sampai sekarang beberapa jenis jeruk indonesia tidak begitu jelas dari negara mana
asalnya. Terutama jenis jeruk siam,jeruk garut dan jeruk batu. Kemungkinan lain
bahwa indonesia beberapa tahun yang lalu telah menerima bibit bibit dari negara
Cina maupun India, Birma dan Vietnam. Sedangkan untuk jenis jeruk grape fruit dan
van ouick,manis besar, jeruk pacitan dikatakan asli dari pulau jawa. Pernyataan ini
besar sekali kemungkinannya bahwa sebelum Belanda berusaha untuk
memperbanyak jenis jeruk di Indonesia, jenis jenis tersebut diatas sudah ada
(AAK,1944).

15
3.2 KLASIFIKASI TANAMAN JERUK

Backer dan Bakhuizen (1965), mengklasifikasikan tanaman jeruk adalah


sebagai berikut:

divisi : spermatophyta

subdivisi : angiospermae

kelas : dicotyledonae

ordo : rutales

familia : rutaceae

genus : citrus

spesies : cirtrus.sp

3.3 MORFOLOGI TANAMAN JERUK

Tanaman jeruk memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang
tumbuh cukupdalam bisa mencapai kedalaman 4 meter lebih (bibit berasal dari biji).
Akar serabut tumbuh agak dangkal, akar serabut (akar lateral) memiliki 2 tipe, yaitu
akar cabang yang berukuran besar dan akar serabut yang berukuran kecil.Pada akar
serabut yang kecil hanya terdapat bulu akar. Sel sel akar tanaman jeruk sangat
lembut dan lemah sehingga sulit tumbuh pada tanah yang keras dan padat (cahyono,
2005).

Batang tanaman jeruk berkayu dan keras. Batang jeruk tumbuh tegak dan
memiliki percabangan serta ranting dan jumlahnya banyak sehingga dapat
membentuk mahkota yang tinggi hingga mencapai 15 meter atau lebih. Cabang
tanaman jeruk ada yang tumbuh tegak bersudut lebih dari 45 derajat dan ada yang
besudut kurang dari 45 derajat, tergantung jenisnya. Batang tanaman ada yang
berduri dan ada yang tidak, batang tanaman jeruk berkualitas halus, warna kulit
batang kecoklatan (cahyono,2005).

16
Daun tanaman jeruk termasuk daun tunggal, berbentuk bulat telur(oval),
memiliki tangkai daun pendek. Daun terdiri dari dua bagian, yaitu lembaran daun
besar dan kecil. Ujung daun runcing,demikian juga pangkalnya juga meruncing,
tetapi daun agak rata, helai daun agak kaku dan tebal. Permukaan daun bagian atas
mengandung lapisan lilin, pektin, licin dan mengkilat berwarna hijau tua dan
memiliki tulang tulang daun menyirip, sedankan permukaan daun bagian bawah
berwarna hijau muda (cahyono,2005).

Bunga tanaman jeruk tergolong bunga sempurna, yaitu dalam satu bunga
terdapat kelamin jantan dan betina. Tanaman jeruk berbunga tunggal, tetapi kadang
kadang 2-4 (majemuk), bunga tanaman jeruk berbentuk lintang dan memiliki tipe
bunga radikal simetris. Bunga berbau harum dan banyak mengandung nektar
(cahyono,20005). Tanaman jeruk berbunga majemuk. Bunga keluar pada ketiak daun
pada ujung batang. Tangkainya pendek dan daun pelindungnya kecil. Kelopak
berbetuk cawan bulat telur. taju bunga ada 5 lembar, berbentuk bulat telur panjang
kearah pangkal,ujungnya menyempit, warnanya putih (sarwono,1986).

Buah jeruk berbentuk bulat sampai gepenng dan memiliki ukuran yang
bervariasi tergantung dari jenis. Buah jeuk terdiri dari kulit luar (albedo), kulit dalam
(flafedo), segmen (endocarp), yang terdiri dari gelembung gelembung kecil berisi
cairan yang berbungkus oleh semen (endocarp), berwarna orange,lunak,teksturnya
halus banyak mengandung air dan rasanya manis sampai agak asam segar. Dalam
satu bauah jumlah segmen buah berkisar antara 8-15 tergantung pada varietas
(cahyono,2005).

3.4 SYARAT TUMBUH TANAMAN JERUK

Menurut Efendi (2009),tanaman jeruk memiliki syarat tumbuh sebagai


berikut:

1. Iklim
a. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan
buah.

17
b. Tergantung pada spesiesnya,jeruk memerlukan 5-6 atau 9 bulan basah
(musim dingin).Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan
buah agar tanahnya tetap lembab.
c. Temperatur optiomal anatar 25-30 C namun masih dapat tumbuh normal
pada suhu 38° C.Jeruk keprok memerlukan temperatur 20 C.
d. Semua jenis tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
e. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
2. Persyaratan Tanah
a. Tanah yang baik adalah lempung sampai berpasir dengan fraksi liat7-
27%,debu 25-50%, dan pasir <50%,cukup humus,tata air dan udara baik.
b. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
c. Derajat kesamaan yang cocok 5,5-6,5 dengan pH optimum 6.
d. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150-200 cm dibawah
permukaan tanah.Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50
cm.Tanaman jeruk memyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
e. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki
kemiringan sekitar 30° .
3. Ketinggian Tempat
Tanaman jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai
tinggi dan berbuah baik pada ketinggian 700 sampai 1200 m dpl.

3.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKULASI

Menurut Hartmann,et al.( 2010). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi


okulasi, diantaranya inkompaibilitas (ketidaksesuaian) antara batang atas atau entres
( scion ) dengan batang bawah ( rootstock), perbdaan jenis dan umur tanaman,
jenis/tipe atau grafting, kondisi lingkungan (suhu serta kandungan air, tingkat
kelembaban tanah dan tanaman) pada saat dan setelah pelaksanaan okulasi atau
budding,tingkat aktfitas pertumbuhanbatang bawah, Polaritas (penempatan/peletakan
entres pada batang bawah), aplikasi zat pengatur tumbuh, kekuatan/ketahanan tunas
pasca grafting dan tingkat keterampila pada pelaksana kegiatan.

18
3.6 MACAM MACAM TANAMAN JERUK

1. Jenis Jeruk Keprok Batu (citrus reticula tablanco)

Gambar 18. Jeruk keprok batu


Jeruk keprok varietas Keprok batu 55 kini mulai banyak dilirik petani unuk
dibudiyakan. Secara penampilan Jeruk keprok batu 55 memang sangat menarik.
Kulit buahnya berwarna kuning tampak seperti buah jeruk imort yang banyak djual
di pasaran.

2. Jenis Jeruk Siam Madu (citrus nobilis var. Microcarpa)

Gambar 20. Jeruk Siam Madu


Jeruk siam madu merupakan varietas jeruk keprok unggulan yang berasal dari
kabupaten karo, sumatera utara. Sesuai dengan namanya,keunggulan dari jeruk ini
adalah rasanya yan manis seperti madu, segar, dan berwarna orange jika di tanam di
dataran tinggi. Bahkan jeruk ini dapat julukan sebagai “ jeruk keprok dataran tinngi
terbaik”. Komoditas jeruk siam madu sebagai tanaman hortikultura kini mulai
dikembangkan dan memiliki potensi yang bagus. Produksi jeruk saat ini mencapai
50-70 kg/pohon bahkan bisa lebih. Dengan kualitas yang bagus sehingga pemasaran
jeruk ini sangan mudah.

19
Ciri ciri jenis jeruk siam madu ini rasanya manis, kulit tipis dan mudah
dikupas, ukurannya relatif lebih kecil dibanding dengan keprok
lainnya,buahnya berbentuk buat dengan ujung buah bundar

3. Jenis Jeruk Pontianak ( citrus nobilid var. Microcarpa )

Gambar 21. Jeruk pontianak


Jenis jeruk pontianak merupakan jenis jeruk sim dengan ciri fisikkulitnya
tipis dan licin mengkilat. Jeruk pontianak mempunyai rasayang manis dan
merupakan salah satu komoditas unggulankota pontiana. Sebenarnya jerk ini
bukanlah hasil produksi pertanian kota pontianak. Jeruk pontianak berbentu bulat,
beratnya sekitar 120-250gram, dan sedikit berlekuk pada bagian atas dan pangkal
buah. Kulitnya berwarna kuning kehijauan, cukup tipis, permukaan halus berori,
dagingn buahnya tebal, lembut, berserat halus, berwarna kuning dan terdapat biji biji
di dalamnya.

4. Jenis Jeruk Keprok Terigas

Gambar 22. Jeruk keprok terigas


Jenis kepok terigas merupakan jeruk yang mempunyai jenis cita rasa yang
manis seperti madu. Jeruk ini beradaptasi baik di dataran rendah, sesuai daerah
asalnya sambas,kalimantan barat. Rasanya yang manis menjadi jeruk ini banyak
diminati konsumen yang mempunyai potensi tinggi untuk di kembangkan. Meskipun

20
asalnya dari dataran rendah, tidak menutup kemunkinan keprok terigas dapat di
kembangkan di dataran tinggi. Badan penelitian dan pengembangan
pertaian(balitbangtan) berupaya mengembangkan terigas di kebun percobaan kliran
di kota batu, jawa timur. Penanaman jeruk ini telah dilakukan pada akhir tahun 2012
dan saat ini dalam masa produksi dan segera memasuki musim panen. Pertumbuhan
jeruk ini sangat baik dan buahnya pun cukup lebat hasil dari penerapan informasi
teknologi yang telah di hasilkan balitbangta. Hal ini menunjukkan bahwa terigas
mampu tumbuh dan berkembang di dataran rendah. Sistem pengelolaan kebun harus
benar bnar di perhatikan untuk mencegah serangan hama dam penyakit. Adapun ciri-
ciri jeruk keprok terigas yaitu ukuran buahnya 80-300gr/buah. Rasanya manis
dengan kadar gula 11°brix dengan aroma yang kuat dan khas. Warna daging buahnya
kuning kemerahan dan bertekstur daging buah halus.

5. jenis jeruk varietas kepok soe

Gamabar 23. Jeruk keprok soe


Jeruk keprok soe merupakan salah satu jerk unggul indonesia yang telah di
terpkan sebagai varietas unggul nasional (SK mentri pertanian no.863/k
pts/TP.240/11/98) dan sebagai jeruk subsitusi inport, khususnya untuk jenis
mandarin. Penelitian adar et al. (2003) menuntujukkan jeruk kepok soe memiliki
mutu yang dapat bersaing dengan jeruk inport yang di pasarkan diindonesia. Secara
fisik, jeruk soe memiliki kulit bawah dengan warna orange cerah, mudah dikupas,
tekstur kulit buah halus, mengkilat, bentuk buah bulat pipih, dan ukuran besar
(diameter buah 7-8 cm). Jeruk ini memiliki rasa yang khas yang merupakan
campuran antara manis dan asam yang segar, warna daging buah orange, dan tekstur
daging lembut. Kelemahan jeruk ini adalah jumlah bijinya cenderung banyak. Hal ini

21
kurang disukai oleh konsumen indonesia. Oleh karna itu puerlu dilakukan perbaikan
kualitas buah dapat bersaing dengan jeruk import.

3.7 MANFAAT TANAMAN JERUK

 mengatur tekanan darah tinggi


 mencegah kanker
 mencegah penyakit jantung
 meningkatkan kekebalan tubuh
 memurnikan darah
 memperkuat tulang
 memperkuat gigi
 meredakan sembelit
 melawan infeksi virus
 mencegah penyakit ginjal
 mencegah asma

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Program Okulasi Terlaksana

Selama magang di BBI Hortikultura Padang Marpoyan, Pekanbaru


penulis melalukan okulasi tanaman jeruk sebanyak 4 kali dengan 40 polybag,
Okulasi yang berhasil sebayak 30 polybag dan yang tidak berhasil sebnayak 10
polybag, jadi hanya 75% tanaman yang berhasil di okulasi. Adapun faktor
penunjang keberhasilan okulasi yang penulis laksanakan, adalah sebagaia berikut
:
1) Pemilihan mata entres
Penulis memilih mata entres yang tidak terlalu muda, dan tidak terlalu
tua. Hal ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 4.1 .Mata entes yang dipilih oleh Penulis

2) Pemilihan batang bawah


Penulis memilih batang bawah sebagai induk, yang memiliki kriteria
tidak terserang hama/penyakit. Hal ini dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :

23
Gambar 4.2 Batang Bawah yang dipili oleh Penulis

3) Pengambilan Mata Tunas/Entres pada Batang Atas


Setelah dilakukan pemilihan mata entres dan batang bawah, maka
selanjutnya dilakukan adalah pengambilan mata tunas. Penulis
mengambil mata tunas yang tidak terlalu muda, dan tidak terlalu tua. Hal
ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 4.3 pengambilan mata tunas/entres


4) Membuat Jendela Batang Bawah
Pembuatan jendela batang bawah pada okulasi tanaman jeruk dengan cara
menyayat kulit batang bawah, dengan bentuk ‘’V’’. Kulit yang dibuka
tidak boleh mengenai kambium, karna dapat mengakibatkan kelayuan.
cara membuka jendela batang bawah jeruk dapat dilihat pada (gambar
4.4)

24
Gambar 4.4 membuat jendela batang bawah

5) Menempelkan Mata Tunas pada Jendela Batang Bawah


Mata tunas yang telah di siapkan, kemudian ditempelkan pada batang
bawah yang telah dibuka kulitnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:

Gambar 4.5 menempel mata tunas


6) menutup okulasi menggunakan plastik
Setelah ditempelkan, maka tutup dengan plastik es yang telah disiapkan,
kemudian plastik dililitkan pada mata tunas agar tidak jatuh. Hal ini dapat
dilihat pada gambar sebagai berikut :

25
Gambar 4.6 menutup okulasi menggunakan plastik es

7) Hasil Okulasi
Sukses atau tidaknya okulasi dapat dilihat setelah 21 hari (3 minggu) usai
proses okulasi tersebut. Mengenai waktu, tidak boleh kurang dari 21 hari,
karna menghindari faktor kegagalan dalam proses okulasi, begitujuga
tidak boleh lebih, karena akan menyebabkan hasil okulasi tanamannya
mati. Hal yang dapat menandakan bahwa okulasi tanaman berhasil,
ditandai dengan tumbuhnya mata tunas yang berwarna hijau. Hal ini
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar 4.5

4.2 Faktor Kegagalan Okulasi


Banyak kalangan orang yang kesulitan dalam melakukan okulasi pada
tanaman.Penyebab okulasi tanaman sering gagal bisa saja akibat kurangnya ilmu
pengetahuan kita dalam mempelajari teknik serta cara yang benar dalam melakukan
penyambungan sebuah tanaman.Padahal cara okulasi ini sangat mudah kita
praktekan,tidak perlu kursus,orang awam tentang pertanian saja bisa
melakukanya,asalkan tahu teknik serta caranya. Pada dasarnya,teknik dalam
melakukan okulasi sendiri mengambil pada bagian tanaman mata tunasnya.bisa kita
ambil pada batangnya yang bagian tengah,atau bisa juga dengan menggunakan
batang tanaman induk.

26
Apabila kita sudah berhasil menempelkan,pada batang induk
tanaman,sebaiknya kita potong saja,hal ini supaya tanaman yang kita tempel tersebut
lebih cepat pertumbuhanya.bisanya,cara serta teknik okulasi sendiri menyambungkan
pada sebuah tanaman yang sama jenisnya.berikut ini penyebab okulasi tanaman
sering gagal akibat dan penyebabnya.

1. Dalam teknik kita memotong mata tunas dengan batang induk tidak
serasi.akibatnya saat kita melakukan penempelan mata tunas dan batang
induk tidak menyambung secara rapat dan sempurna.
2. Jangan menggunakan mata tunas yang tua maupun terlalu muda.hal ini juga
sangat mempengaruhi keberhasilan dalam kita melakukan teknik
Okulasi.sebaiknya di pilih tanaman yang pas.

Jika sering mengalami kegagalan dalam melakukan Okulasi,cara


mengetasinya sebagai berikut.

 Sebaiknya,sebelum kita terjun langsung dalam melakukan okulasi,alangkah


bainya jika kita latihan terlebih dahulu dalam hal memotong mata tunas.hal
yang harus di perhatikan adalah dalam hal ukuran..mata tunas dan batang
tanaman harus memiliki kesamaan dalam kita memotongnya.
 Dalam melakukan pengikatan batang dengan mata tunas tersebut,sebaiknya di
ikat dengan kencang,agar tidak goyang saat tertiup angin.
 Sterilkan alat ayang akan kita gunakan terlebih dahulu dengan menyelupkan
pada Fungisida.hal ini untuk menjaga menularnya hama serta penyakit pada
mata tunas dan batang tanaman saat kita melakukan pemotongan.

4.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Okulasi


Okulasi adalah salah satu cara perbanyakan tanaman dengan vegetatif buatan 
yang dilakukan dengan menggabungkan batang bawah dan batang atas dengan
tanaman yang berbeda, bertujuan untuk membentuk tanaman baru dengan produksi
yang tinggi. Teknik okulasi ini disebut dengan istilah Grafting, mengeten atau
penyambungan.

Adapun keuntungan dan kelemahan yang harus diketahui setelah dan sebelum
melakukan okulasi adalah sebagai berikut:

27
A. Keuntungan okulasi
 Persiapan benih relatif lebih cepat.
 Proses pembuahan dan perkembangbiakan lebih cepat.
 Produktivitas yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan
perbanyakan dengan biji.
 Pertumbuhan tanaman lebih seragam
 Proses pemanenan lebih mudah dan tersusun.
 Proses penangganan hama dan penyakit lebih mudah.
B. Kelemahan okulasi
 Membutuhkan pengetahuan dan pengalaman mengenai okulasi.
 Terkadang hasil okulasi yang dihasilkan tidak optimal.
 Terkadang tidak ada kecocokan dengan batang bawah dan batang atas,
meski satu famili dan genus.
 Peluang kegagalan dalam penyambungan cukup besar, dibandingkan
dengan perbanyakan menggunakan biji.
Adapun syarat yang harus diperhatikan  sebelum melakukan okulasi adalah
sebagai berikut:

 Tanaman tidak memiliki daun baru.


 Tanaman batang bawah dan batang atas harus memiliki umur yang sama.
 Tanaman harus masih dalam satu famili atau genus.
 Batang memiliki perakaran yang kuat dan kokoh
 Bebas hama dan penyakit
 Berproduksi relatif tinggi
 Bersifat unggul.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Alat dan bahan


a. Alat

28
Alat yang digunakan selama proses okulasi berlangsung adalah gunting stek,
pisau okulasi dan plastik. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.6

Persiapan untuk alat :

 Pisau okulasi atau cuter, untuk melakukan tekhnik okulasi ini pisau atau cuter
harus seteril dan tajam.
 Plastik okulasi atau jika tidak ada bisa pakai plastik biasa kemudian ditarik
hingga panjang dan tips, ingat! plastik juga harus bersih.

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah batang bawah, batang atas serta mata
tunas atau entres.

4.2.1 Pemilihan Batang Bawah

Batang bawah memegang peranan yang sangat penting dalam proses okulasi.
Kesalahan pemilihan dan penggunaan batang bawah dapat menurunkan produksi
hingga 40%. Batang bawah ditumbuhkan dari biji. Biiji dapat berasal dari kebun biji
yang kedua induknya diketahui atau juga berasa dari kebun produksi yang dirawat
dengan baik. Biji yang digunakan sebagai calon batang bawah adalah biji yang
minimal salah satu induknya diketahui. Biji sapuan tidak dianjurkan karena kedua
pohon induknya tidak diketahui secara jelas. Pohon yang sudah berumur 15-25 tahun
menghasilkan biji yang memiliki daya kecambah optimal. Batang yang bawah harus
memiliki daya tumbuh yang baik, kompatibel dengan batang atas, berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan dan hasil batang atas, memiliki sistem perakaran yang
baik dan tahan terhadap angin serta organisme pengganggu akar.

4.2.2 Persiapan Batang Bawah


 

29
Tanaman yang akan di jadikan batang bawah hatus memenuhi kriteria.
diantaranya ;

 Harus memiliki perakaran yang kuat, untuk menopang pohon diatasnya dan
mencari air dan nutrisi dari dalam tanah.
 Batang yang kuat
 Sehat
 Besar batang tanamn sesuai umurnya
 Tahan terhadap kekurangan air dan kelilebihan air

Untuk syarat yang sama-sama harus terpenuhi dari batang bawah dan entres
adalah sama-sama kambium sedang aktif, sehinga kulit dan entres sama-sama mudah
dikelupas dari kayu. Untuk menjadikan kambium tanaman aktif maka bisa dipupuk
satu minggu sebelumya, pada saat kambium tanaman aktif dapat kita lihat atau yang
ditandai tanaman sedang bertunas. Jangan memilih tanaman pada saat dormansi atau
tanaman yang sedang tertidur, dan tanaman tidak melakukan pembelahan sel yaitu
tanaman tidak mati juga tidak bertumbuh. Karena pada saat itu kulit sama-sama sulit
di pisahkan dari kayu.

4.2.3 Pemilihan Mata Entres

Dalam mencari mata tunas maka ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan untuk memperoleh hasil okulasi yang sempurna, kriteria pemilihan
entres tanaman yang baik antara lain :

 Entres diambil dari tanaman yang tahan terhadap hama


 Entres dari tanaman yang sudah berbuah atau tanaman unggul dari segi hasil
yaitu berbuah banyak enak
 Entres dari tanaman yang tahan terhadap pengaruh cuaca yang berubah ubah
atau kata lain adaktif.
 Untuk khusus pemilihan entres yang mudah menempel atau mudah hidup jika
okulasi dilakukan, dapat dipilih entres dari tanaman yang kambium sedang
aktif yang ditandai dengan adanya tunas-tunas baru.
 Untuk khusus tanaman jeruk cari entres yang sudah terlihat seperti jerawat
yag telah memutih tapi belum memecah atau belum terlihat daunnya.

30
 Cari entres yang mudah dipisahkan dari batang, jangan mencari mata tunas
yang sulit dipisahkan dari batang, karena biasanya akan gagal.

4.2.4 Penyayatan

Buat sayatan batang bawah sepanjang 1-2 cm, pada ketinggian kurang lebih
30 cm dari pangkal batang. Lakukan penyayatan dari atas ke bawah, sayat sebagian
lapisan kayunya, potong kulit sayatan namun sisakan sedikit kulit sayatan untuk
menyisipkan batang atas atau entres. Selanjutnya, ambil mata tunas dari batang
entress lalu buat sayatan sepanjang 1-2cm. Lakukan pemotongan dari bawah mata
tunas, lalu tempelkan mata tunas pada batang bawah yang sebelumnya telah di sayat.

4.2.5 Pengikatan Tempelan/Pengikatan

Pengikatan ini bisa menutup bakal mata tunas atau tidak menutupnya.
Keduanya mempunyai kekurangan dan kelebihan tersendiri. Untuk yang tidak
menutup mata tunas. Ikatan harus kuat namun jangan sampai merusak kambium atau
ikat jangan terlalu kuat agar kambium tidak memar. Dan jangan sampai bergeser-
geser saat pengikatan karena dapat menyebabkan kambium terkoyak. Air jangan
sampai bisa masuk ke tempelan entres dan batang bawah karean akan menyebabkan
busuk dan gagalnya okulasi.

 Kelebihanya jika saat mata tunas tumbuh maka tidak perlu repot
membukanya.
 Kelemahannya akan mudah di serang hama pengangu tanaman.

4.2.6 Pemotongan Batang Pokok


Dalam kurun sekitar 17-20 hari pasca proses, ikatan plastik bisa dibuka, jika
mata tunas kelihatan masih hijau segar, berarti proses okulasi berhasil, jika berwarna
coklat berarti proses gagal dan bisa dilakukan pada bidang lainnya.  Pada proses
okulasi yang berhasil setelah palstik dibuka, beberapa cm dari mata tunas dapat kita
lakukan perobohan batang bawahnya.  Lukai sebagian batang lalu tekuk dan
robohkan batang bawah.  Proses ini dimaksudkan agar mata tunas cepat keluar tunas
baru. Setelah mata tunas keluar daun baru, lakukan pemotongan batang bawah tepat
ditempat perundukan.

31
4.2.7 Langkah-langkah Cara Okulasi Tanaman Jeruk
Jika telah terpenuhi beberapa syarat-syarat diatas lanjut ke praktek cara
okulasi tanaman jeruk.

1. Iris batang bawah dengan besar sesuaikan besar dari batang. Dan jarak
kurang lebih 20cm dari tanah atau bisa juga sesuai selera..hehe, Cukup diiris,
jangan ditarik dulu untuk menjaga agar kambium tidak kering.
2. Lanjut ke pemisahan entris dari kayunya, bentuk seperti persegi panjang.
Panjang bisa 2-3cm lebar sesuaikan besar sayatan batang bawah nantinya.
3. Setelah entres dipisahkan, kembali lagi ke batang bawah. Tarik irisan yang
telah dilakukan tadi, tarik 2-3cm sesuaikan panjang entres, kemudin kulit
yang ditarik tadi dipotong sepertiganya, gunanya untuk meletakan entres agar
tidak jatuh saat pengikatan.
4. Setelah ditarik kemudian diletakan entres diantara kayu dan kulit semua
praktek ini usahakan dilakukan dengan cepat dan cekatan.
5. Lanjut ke pengikatan, ikatan harus kuat namun jangan sampai merusak
kambium atau ikat jangan terlalu kuat agar kambium tidak memar. Dan
jangan sampai bergeser-geser saat pengikatan karena dapat menyebabkan
kambium terkoyak. Air jangan sampai bisa masuk ke tempelan entres dan
batang bawah karean akan menyebabkan busuk dan gagalnya okulasi.

32
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pemaparan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
menempel atau okulasi adalah salah satu jenis perbanyakan secara vegetatif  buatan.
Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi memberikan hasil yang lebih baik
dibanding dengan stek dan mencangkok karena okulasi dilakukan pada tanaman
dengan perakaran yang baik serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit
dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai
perakaran yang kurang baik. Salah satu tanaman yang dapat di okulasi adalah
tanaman puring.

      Adapun kelebihan dan kelemahan dari perbanyakan tanaman dengan cara
okulasi. Kelebihannya adalah dapat diperoleh tanaman  dengan produktifitas  yang
tinggi, ada beberapa warna di satu pohon, tanaman memiliki sifat yang baru,
pertumbuhan tanaman yang seragam, penyiapan benih relatif singkat. Sedangkan
kelemahannya adalah terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal
terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas
(entres) dan bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat
besar.

5.2 Saran
1. Perbanyakan okulasi pada tanaman jeruk Sebaiknya dilakukan dengan cara
memperhatikan diameter batang bawah dan batang atas serta ketajaman pisau
yang digunakan harus maksimal. Dan juga perbanyakan tanaman vegetatif
okulasi dapat dilihat dari teknik dan cara caranya yang baik, tetapi lebih
baiknya lagi ditingkatkan supaya tercapai hasil yang lebih oktimal.
2. Dalam mengokulasi tanaman sebaiknya dilakukan pada saat kulit batang
bawah maupun batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Dan jangan
melakukan okulasi pada saat musim hujan, sebab tempelan bisa kemasukan
air. Apabila tempelan kemasukan air, kemungkinan keberhasilan okulasi
sangat kecil . Dengan mengetahui syarat tanaman yang dapat di okulasi dan
33
faktor- faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan okulasi, hendaknya
dapat dijadikan bekal baik oleh mahasiswa maupun masyarakat luas dalam
mengokulasi tanaman sehingga kegagalan dalam mengokulasi tanaman dapat
diminimalizir.

34
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.


Hewindati, Yuni Tri. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta.
Rukmana, R. 1997. Mangga. Kanisius. Yogyakarta.
Santoso, B. 2006. “Variasi Pertumbuhan Jati Muna Hasil Okulasi”. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman, 3(3):165-173.
Sumarsono, Lasimin. 2002. Teknik Okulasi Bibit Durian Pada Stadia Entres dan Model
Mata Tempel yang Berbeda. Jurnal Teknik Pertanian, (7) 1.
Wudianto, Rini. 2002. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Yusran dan Abdul Hamid Noer. 2011. “Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis pada
Berbagai peerbandingan Pupuk kandang”. Media Litbang Sulteng 4 (2) : 97-104.

35

Anda mungkin juga menyukai