Oleh :
PEKANBARU
2021
LEMBARAN PENGESAHAN
Pembimbing Kajur
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................vi
BAB I .................................................................................................................................. 7
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 7
1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 7
1.2 Maksud dan tinjauan pustaka .................................................................................... 7
BAB II................................................................................................................................. 8
PROFIL DU/DI ................................................................................................................... 8
2.1 Nama DU/DI ............................................................................................................. 8
2.2 Sejarah singkat DU/DI .............................................................................................. 8
2.3 Bidang usaha ............................................................................................................. 8
2.4 Letak geografis BBIH ............................................................................................... 8
2.5 Struktur organisasi bbi hortikultura .......................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 10
WAKTU DAN TEMPAT ................................................................................................. 10
3.1 Waktu ...................................................................................................................... 10
3.2 Tempat .................................................................................................................... 10
BAB IV ............................................................................................................................. 11
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 11
4.1 Okulasi .................................................................................................................... 11
4.2 Cangkok .................................................................................................................. 12
4.3 Stek ......................................................................................................................... 14
4.4 Budidaya hortikultura ............................................................................................. 15
BAB V .............................................................................................................................. 23
PENUTUP ........................................................................................................................ 23
5.1 KESIMPULAN. ...................................................................................................... 23
iv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24
LAMPIRAN KEGIATAN PRAKERIN ........................................................................... 25
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
7
BAB II
PROFIL DU/DI
8
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Pekanbaru berada di jalan Kaharudin
Nasution Padang marpoyan, kelurahan simpang tiga, Kecamatan Bukit Raya,
Kota pekanbaru Provinsi Riau.
MUHAJI ,SP
1. Ir.sugito
2. Fahrizal
3. Boston
Koord. Tanaman Koord. pohon induk
Koord, perbanyakan & Koord.
Florikultura
peng. Bibit Lingkungan
H.SYAMSUDDINN
NGATMIN PANUT SP
JOKObasri
Hasan PRAYITNO.
1. Boston
1. Syafar 1. Tujiani
2. Suparyono 2. Eko waluyo
1. Mundakar
3. Suparman 3. Hendri widodo
4. Riswandi 2.Yaminanto
4. Ivan agun, SP
5. Hadi gunawan
5. Sutri hidayati
6. Roni fajar s
6. Fahrizal
9
BAB III
3.1 Waktu
Waktu pelaksanaan Prakerin di BBIH berlangsung selama 6 bulan terhitung
mulai 03 maret Sampai 16 Agustus 2021.
3.2 Tempat
Pelaksanaan PRAKERIN di laksanakan di Balai Benih Induk Hortikultura
(BBIH) Padang Marpoyan Pekanbaru.BBIH bertempat di JL. Kaharudin Nasution
Padang marpoyan Kelurahan Simpang tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbaru.
10
BAB IV
4.1 Okulasi
a. Pengertian Okulasi
Okulasi merupakan tehnik Perbanyakan secara Vegetatif,cara
pengerjaannya dilakukan dengan keterampilan dan ketelitian yang tinggi.
Adapun hal – hal yang harus diperhatikan adalah faktor lingkungan
yaitu waktu,temperatur dan cahaya, faktor tanaman yaitu
kompatibilitas,keadaan fisiologis tanaman,pengelupasan kulit kayu,
penyatuan kambium, faktor pelaksanaan yaitu keahlian dan kesempurnaan
alat.
Okulasi yang di lakukan pada kelengkeng dengan menggunakan
batang bawah kelengkeng New kristal dan mata entresnya menggunakan
kelengkeng diamon River.
b. Tujuan Okulasi
Agar mendapatkan tanaman yang memiliki kualitas tinggi dan
memiliki sifat yang menguntungkan seperti tahan penyakit.
c. Sarat batang bawah yang baik digunakan:
1. Batang bawah kira kira sebesar pensil
2. Mempunyai pertumbuhan yang sehat
3. Barasal dari pohon induk yang subur dan tahan terhadap hama dan
penyakit
4. Bersifat kompatible
d. Alat dan Bahan yang Disiapkan
Peralatan yang diperlukan diantara seperti berikut
1. Pisau okulasi yang steril dan tajam
2. Plastik,gunting okulasi
3. Batang bawah
4. Mata entres
11
b. Cara Kerja
Yaitu dengan memilih batang bawah yang bagus dan disarat seukuran
mata entres dan diikat lilit menggunakan tali Plastik hingga tidak ada
udara yang masuk.
4.2 Cangkok
a. Pengertian Mencangkok
Mencangkok merupakan salah satu pembiakan secara vegetative
buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki Sifat
yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. cangkok yang di
lakukan pada rabutan binjay.
b. Tujuan Mencangkok
Mencangkok tujuwan untuk mendapatkan hasil yang sama dengan
Induknya dan bertujuan untuk menghasilkan produk tanaman yang Lebih
cepat.
c. Alat yang Digunakan
12
Peralatan :
1. Pisau
2. Gunting
Media cangkok:
1. Tanah
Pembalut Media:
1. Plastik bening atau Sabut kelapa
2. Tali rafiah
d. Cara mencangkok Rambutan
Mengelupas kulit batang Rambutan binjay yang memenuhi syarat
Cangkok,bersihkan cambium pada batang yang dikelupas kulitnya,
Kemudian batang yang dikelupas ditutup dengan tanah yang sudah
dicampur dengan pupuk, lalu dibungkus dengan pelastik untuk 1 kg dan
diikat dengan rafiah.
13
4.3 Stek
a. Pengertian stek
Stek adalah metode perbanyakan tanaman mengunakan tubuh
tanamansetiapa bagian tubuh tanamn memiliki sifat topipotensi dimana
satu sel dapat menjadi sel lain sehimga meski sreptocarpus di
tumbuhkan dari potongan daun, sel akar dan batang dapat terbentu.
b. Tujuan stek
Mempercepat pertumbuhan pembungaan dan pembuahan dalam
perkembang biakan tumbuhan tanaman kelengekeng.
c. Alat dan bahan
1. Pisau okulasi
2. Gunting okulasi
3. Tali plastik bening
4. Plastik sungkup
5. Entres manggi atau pucuk kelengkeng
6. Batang bawah kelengekng
7. Tanah humus
8. Media tanam
d. Pencarian mata entres
Mencari ujung manggis yang berbentuk huruf Y dan tidak terlalu
muda dan juga tidak terlalu tua, panjang sekitar 15 cm pada komuditi
berbeda.
e. Cara stek pada tanaman kelengkeng
Ambil mata entes dan sedikit kurangi daunnya untuk mengurangi
penguapan setelah kering tancapkan tanaman batang stek pada media
media tersebut, kemudian sedikit padatkan agar batang stek erat
tertanam dan tidak goyang, kemudian siram air secukupnya sungkup
stek menggunakan plastik transparan ikat bagian bawah sungkup dengan
mengunakan tali plastik bening.
14
GAMBAR 3 proses stek
15
Pupuk dasar diberikan 3-4 hari sebelum penanaman yaitu pada
olah tanah terakhir komposisi pupuk NPK mutiara, UREA dan
pupuk TSP.
4. pemasangan mulsa
Pemasangan mulsa di lakukan pada siang hari supaha mulsa
yang di pasang bisa elastis karena kita kalok memasang mulsa hanya
bisa mengandalkan cahaya matahari.
5. Cara pemasangan mulsa
1. ujung mulsa di lulit kayu sepanjang ½ cm lalu kayu ditimbun
dengan tanah di ujung bedengan.
2. setelah itu kita tarik mulsanya sampek ujung di kasih potongan
mulsa jangan sampek pol di kasih jarak setengah meter baru kita
potong ,setelah itu kasih lagi kayu untuk ujung mulsa tersebut
terus tarik yang kuwat, habis itu kita timbun lagi ujung mulsa
dengan tanah tersebut.
3. setelah itu kita kunci pinggiran bedengan yang dipasang mulsa
dengan tanah itupun kanan dan kiri bedengan.
4. setelah itu kita timbun mulsa dengan posisi kaki kiri menarik
mulsa lalu setelah itu kita timbun ujung mulsa sebelah kanan dan
kiri.
6. melubangi mulsa
Melubangi mulsa adalah salah satu teknik yang sangat lah
penting pada tahapan ini di karenakan melubangi mulsa tidak boleh
sembarang di karenakan melubangi mulsa memiliki jarak tertentu
Yaitu dengan jarak lubang kelubang lain sepanjang 30 cm tidak
boleh kurang. menggunakan alat melubangi dengan kaleng susu
yang di dalamnya di kasih bara api.
7. penanaman cabai
Panduan pertama cara menanam cabe adalah dengan memahami
lingkungan yang tepat unutk cabe. Indonesia sendiri memiliki iklim
dan cuaca yang sangat cocok untuk budidaya tanaman pedas satu ini.
Dengan intensitas matahari yang cukup sepanjang tahun membuat
16
tanaman cabe dapat tumbuh dengan optimal. Selain intensitas
penyinaran, faktor di bawah ini juga mempengaruhi produktifitas
cabe.
b. Faktor yang Mempengaruhi Produktifitas Cabe
1. Suhu Optimal
Cabe akan tumbuh dengan baik jika berada pada lingkungan
yang memiliki suhu 24 sampai 28 derajat Celcius. Suhu ini adalah
suhu yang pas bagi cabe untuk tumbuh hingga menghasilkan buah.
Sementara pada suhu yang terlalu dingin, yaitu di bawah 15 derajat
Celcius pertumbuhan akan bermasalah. Suhu yang terlalu panas,
yaitu di atas 32 derajat Celcius, juga tidak cocok untuk budidaya
cabe. Jika Anda menanam cabe pada musim kemarau ataupun saat
cuaca sedang panas, pastikan agar cabe memperoleh air yang
optimal. Hal ini dikarenakan cabe mudah sekali mengalami
kekeringan hingga menjadi layu.
2. Cuaca
Tanaman cabe akan tumbuh dengan baik pada lingkungan yang
memiliki curah hujan 800 sampai 2000 mm pertahunnya. Sementara
kelembabab udara yang tepat untuk cabe adalah 80 persen.
3. Ketinggian Lokasi
Sebenarnya, cabe merupakan komoditi yang mudah tumbuh
dimana saja ia berada asal tidak berada pada lingkungan yang benar-
benar ekstrem, seperti di kutub es maupun di padang pasir.
Meskipun demikian, beberapa faktor tetap dapat mempengaruhi
produktivitas cabe, salah satunya ketinggian lokasi. Cara menanam cabe
yang tepat, seperti cabe rawit, adalah dengan menanamnya di dataran
rendah yang memiliki ketinggian sekitar 0 sampai 500 mdpl. Pada
ketinggian di atas 1000 mdpl, cabe tetap dapat hidup namun hasilnya
tidak akan maksimal.
17
4. Intensitas Sinar Matahari
Cabe merupakan tanaman yang membutuhkan penyinaran optimal
sehari sepanjang tahun. Cabe setidaknya membutuhkan sinar matahari
sehari penuh sekitar 7 sampai 8 jam.
5. Keasaman Tanah
Cabe sebaiknya ditanam di tanah yang memiliki pH netral yaitu pH
antara 6,5 sampai apabila tanah yang digunakan terlalu asam, maka akan
ditandai dengan daun cabe yang berwarna pucat serta tidak segar.
6. Penyemaian
Siapkan media semai, lalu masukkan tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 3:1, Letakkan media semai di tempat gelap yang
terlindung dari cuaca dan sinar matahari selama seminggu, Setelah
media semai siap, rendam bibit cabe dalam air hangat selama 3 jam
sebelum disemaikan, Taburkan bibit cabe ke dalam media semai lalu
tutup dengan tanah hingga berkedalaman 1 cm saja kemudian Tunggu
hingga biji berkecambah. Jika sudah, barulah bibit cabe bisa dipaparkan
pada sinar matahari.
7. Cara pemasanagan ajir
Pemasangan ajir dilakukan segera setelah bibit tanaman. Ajir yang
digunakan adalah dari batang bambu yang dibelah empat, kemudian
dibersihkan dan dihaluskan agar tidak melukai tanaman cabai. Tinggi
ajir yang umum digunakan untuk tanaman cabai hibrida adalah 125 cm,
dengan bagian yang dimasukkan kedalam tanah adalah 25 cm. Ajir
dipasang tegak disetiap tanaman dengan jarak sekitar 10 cm dari batang
tanaman. Untuk memperkuat pemasangannya, semua ajir yang
digunakan didalam bedengan tersebut bisa dihubungkan dengan
menggunakan bambu panjang yang diikat dengan tali
Ajir yang digunakan terbuat dari bilahan bambu dengan ketinggian
ajir 150 cm. Lebar dan ketebalan ajir tergantung dari bilahan bambunya
yang penting kuat untuk menompang tanaman cabai. Pemasangan ajir
pada tanaman cabai dilakukan karena cabai merah berbuah lebat,
18
sehingga untuk menompang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh
serta tidak rebah.
Ajir dipasang tegap tiap 1 tanaman cabai di pasang 1 ajir secara
berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antar anjir lainnya
dihubungkan dengan bilah bambu (salaran) memanjang tepat pada
ketinggian 20 cm sampai 30 cm dari pagak (cabang utama tanaman
cabai), relatif lebih rendah karena disesuaikan dengan varietas cabai
yang ditanam. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman cabai telah
ditanam semuanya (1 hari sampai 2 hari setelah tanam), dipasang
secepat mungkin dengan tujuan menghindari kerusakan akar akibat dari
ajir bersentuhan dengan akar pada saat pemasangan ajir. Jarak dari
tanaman antara batang cabai ke ajir 4 cm.
Setelah ajir terpasang, tanaman cabai harus segera diikatkan diajir
tersebut dengan menggunakan tali rafia. Agar tidak melukai batang
cabai, pengikatan tanaman bisa menggunakan sipul yang berbentuk
angka delapan.
19
c. Penanaman padi
a. Pengertian sanitasi
Sanitasi adalah kegiatan menjaga kebersihan dengan cara
memebersihkan area pertanaman dari gulma pada lahan
pembibitan jeruk
b. Tujuan sanitasi
Untuk menjamin proses produksi tanaman berlangsung secara
maksimal dengan menekan resiko serangan organisme
penggangu tanaman serta menekan persaingan oleh tumbuhan
lain untuk mendapatkan unsur hara dan sinar matahari.
20
GAMBAR 5 proses penanaman dan pemanenan padi
21
GAMBAR 6 proses pemberian label bibit jeruk
22
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN.
Peraktek kerja inderusti (PRAKERIN) adalah salah satu penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan sistematika dan sinkron antara
program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang di proleh melalui
kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk
membentuk keahlian dan mental siswa agar saat lulus dari SMK siap terjun dalam
dunia kerja.
1. OKULASI
2. CANGKOK
3. STEK
4. BUDIDAYA HULTIKULTURA
23
DAFTAR PUSTAKA
http://shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2114639-cara
pengerjaan-stek-terhadap-tanaman/#ixzz1baaHwWJZ
http://ulfamutia.blogspot.com/2010/12/makalah-mencangkok.html
Herawan, T., 2003. Propagasi Klon Acacia mangium Melalui Kultur Jaringan.
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol.1 No. 2. Hal. 43-48. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
Hutan. Yogyakarta.
24
LAMPIRAN KEGIATAN PRAKERIN
25
GAMBAR 9 Proses mencangkok kelengkeng
26
GAMBAR 11 Proses sambung pucuk kelengkeng
27
GAMBAR 13 Penyiapan entres kelengkeng
28