Anda di halaman 1dari 56

SKRIPSI

PELAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING DI DINAS


PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KISARAN KABUPATEN
ASAHAN

Disusun

Oleh

Citra Aprillilla Panjaitan


NIM 0601172027

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................6
E. Sistematik Pembahasan ............................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Perpustakaan ...........................................................................8


a. Manfaat Perpustakaan .......................................................................10
B. Teori Pelayanan........................................................................................11
a. Layanan Perpustakaan.......................................................................12
b. Konsep Pelayanan Perpustakaan........................................................13
C. Perpustakaan Keliling ...............................................................................14
a. Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Keliling...........................................15
b. Maksud Dan Tujuan Perpustakaan Keliling........................................16
c. Jenis Koleksi Perpustakaan Keliling...................................................17
D. Penelitian Terdahulu ...............................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ........................................................22


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................22
C. Pemilihan Subjek Penelitian ...............................................................23
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................23
1. Wawancara ...................................................................................23
2. Observasi ......................................................................................24
3. Dokumentasi ...............................................................................25
E. Teknik Analisis Data ..........................................................................26

i
1. Reduksi Data.................................................................................26
2. Penyajian Data...............................................................................27
3. Penarikan Kesimpulan...................................................................27
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................27
1. Kredibilitas (Derajat Kepercayaan)...............................................28
2. Transferability (Keteralihan) ........................................................28
3. Despendability (Ketergantungan)..................................................28
4. Confirmability (Kepastian)............................................................28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Dinas Perpustakaan Dan
Kearsipan Kabupaten Asahan..............................................................30
1. Sejarah Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Asahan.. .30
2. Fasilitas Dan Layanan ...................................................................31
3. Keanggotaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kisaran
Kabupaten Asahan..........................................................................34
4. Koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kisaran
Kabupaten Asahan..........................................................................34
5. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan
Kabupaten Asahan..........................................................................35
B. Hasil Penelitian
1. Layanan Perpustakaan Keliling Di Dinas Perpustakaan Dan
Kearsipan Kisaran Kabupaten Asahan...........................................36
2. Kendala Dalam Pelayanan Perpustakaan Keliling Di Dinas
Perpustakaan Dan Kearsipan Kisaran Kabupaten Asahan.............42

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................46
B. Saran.....................................................................................................47

Daftar Pustaka............................................................................................49

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan adalah salah satu tempat untuk mendapatkan informasi yang

terpercaya dan akurat. Peran perpustakaan sebagai salah satu sarana dalam

penyebarluasan pengetahuan, mempunyai arti yang sangat penting dalam

meningkatkan sumberdaya masyarakat Indonesia. Sebagaimana yang tertuang

dalam Undang - undang RI no 43 tahun 2007. Bahwa perpustakaan sebagai

wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar

menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis dan bertanggung jawab.

Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library)

dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka

lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum

terjangkau oleh layanan perpustakaan umum kota madya yang menetap

(Supriyanto, 2006:108). Perpustakaan keliling perlu memberikan layanan kepada

penggguna jasa atau pemustaka dengan sebaik-baiknya. Umumnya perpustakaan

keliling merupakan lembaga yang bergerak dibidang jasa yang mempunyai

peranan yang sangat strategis dalam membangun kecerdasaan bangsa. Dengan

adanya perpustakan keliling masayarkat atau siswa sekolah bisa mendapatkan

wawasan yang lebih luas (Putri & Santoso, 2009, p. 158-159).

Layanan perpustakaan keliling secara umum tidak dimiliki oleh seluruh

perpustakaan. Perpustakaan keliling hanya dimiliki oleh perpustakaan tertentu saja

misalnya perpustakaan Kabupaten atau Kota, perpustakaan Provinsi, dan

1
Perpustakaan Nasional. Selain perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah,

terkadang perpustakaan keliling juga diadakan oleh organisasiorganisasi tertentu

maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap

perkembangan minat baca masyarakat. Tujuan utama perpustakaan keliling adalah

mendekatkan informasi kepada masyarakat di daerah terpencil. Selain itu

keberadaan perpustakaan keliling di masa sekarang tidak hanya dioperasikan di

desa tetapi juga di perkotaan. Misalnya saja keberadaan perpustakaan keliling di

taman kota.(Arsana, Premierita, & Kastawa, n.d. p. 1).

Perpustakaan keliling pertama diyakini telah muncul di Warrington, Inggris

pada akhir 1850-an. Saat itu, buku dibawa oleh kereta kuda, dan meminjamkan

sekitar 12.000 buku pada tahun pertama pelayanan. Lalu, perpustakaan keliling

mulai dijalankan oleh kendaraan bermotor dan mencapai puncak popularitas

mereka pada pertengahan abad ke-20 ketika masyarakat Amerika ikut

menikmatinya. Buku adalah jendela dunia. Maka tak heran jika banyak orang

yang peduli budaya membaca dengan ‘mengantarkan’ buku dari pintu ke pintu.

Allah memerintahkan kepada setiap manusia untuk senantiasa membaca. (ITS,

2021). Surat Thahaa ayat 114

‫ض ٰ ٓى ِإلَ ْيكَ َوحْ يُهۥُ ۖ َوقُل رَّبِّ ِز ْدنِى ِع ْل ًما‬


َ ‫ق ۗ َواَل تَ ْع َجلْ بِ ْٱلقُرْ َءا ِن ِمن قَ ْب ِل َأن يُ ْق‬
ُّ ‫ك ْٱل َح‬
ُ ِ‫فَتَ ٰ َعلَى ٱهَّلل ُ ْٱل َمل‬

Artinya :” Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah

kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya

kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu

pengetahuan".

2
Makna ( perpustakaan ) :Dalam melakukan sesuatu kita tidak boleh terburu-

buru, maka dari itu perlunya persiapan yang matang agar hasilnya baik. Dan

bahkan Muhammad SAW memohon agar ilmu nya ditambahkan oleh Allah SWT.

Tentu kaitannya dengan perpustakaan kita meski terampil dalam bekerja, karena

di perpustakaan itu memerlukan ilmu ketelatennan dan ketekunan.

Perpustakaan keliling dapat memberikan kesempatan pemerataan membaca

bagi sekolah-sekolah terpencil. Sangat lah mungkin koleksi bahan pustaka di

sekolah yang jauh dari perkotaan sangat lah minim sehingga dengan adanya

perpustakaan keliling, anak didik bisa mendapatkan asupan bahan bacaan yang

lebih banyak dan bahan pustaka yang lebih kekinian. Kantor arsip dan

perpustakaan Kabupaten Asahan telah mempunyai program layanan perpustakaan

keliling. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 14 tentang Layanan

Perpustakaan penyelenggaraan Standar Nasional Perpustakaan agar bisa

mengoptimalkan pelayanan perpustakaan kepada Pemustaka. Perananan

perpustakaan untuk mengembangkan potensi masyarakat agar mendukung

penyelenggaraan pendidikan nasional untuk terwujudnya masyarakat yang

terinformasi dan berbudaya membaca. (Kearsipan, Kabupaten, & Rawas, 2020, p.

30).

Perpustakaan Keliling Kabupaten Asahan merupakan salah satu perpustakaan

keliling yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan ilmu

pengetahuan di setiap wilayah Kabupaten Asahan. Dalam menarik perhatian

masyarakatnya, perpustakaan keliling Kabupaten Asahan lebih banyak

menyediakan bacaan hiburan, seperti buku pelajaran, komik, majalah, dan novel,

3
dikarenakan pengunjung lebih banyak dari kalangan anak-anak daripada orang

dewasa. Berdasarkan observasi awal peneliti, di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kabupaten Asahan ada berbagai masalah yang diungkapkan oleh

pegawai pertama minat baca anak disekolah sangatlah minim, ada siswa yang

tidak mengunjungi perpustakaan keliling dikarenakan siswa tersebut lebih

memilih bermain dari pada membaca. Layanan Perpustakaan Keliling di

Perpustakaan Umum Kabupaten Asahan diresmikan sejak tanggal 8 Maret Tahun

2007 tujuan layanan Perpustakaan Keliling agar meningkatkannya minat baca

pemustaka dan sebagai jasa promosi Perpustakaan Umum Kisaran Kabupaten

Asahan.

Perpustakaan Keliling hanya memiliki 2 unitmobil yang didapatkan dari

pemerintah. Mengingat pentingnya jasa layanan perpustakaan tidak lepas dari

indikator yang harus dipenuhi oleh pustakawan, diantaranya: (1) Kinerja

pelayanan (2) kualitas koleksi (3) waktu layanan (4) kompetensi petugas (5)

respon terhadap keinginan pemustaka. Adapun masalah yang terjadi di lapangan

tidak sesuai dengan indikator di atas karena adanya keluhan-keluhan dari

masyarakat diantaranya kurangnya pelayanan dari pemustaka serta kurangnya

respon pustakawan terhadap keinginan pemustaka.

Perpustakaan Keliling Kabupaten Asahan melayani pengguna di pos layanan

dimulai pada pukul 09.30 hingga pukul 14.00 WIB, kecuali untuk hari jum’at

hanya sampai pukul 12.00 WIB. Pelayanan ini dilakukan setiap hari yaitu: senin

sampai sabtu di sekolah-sekolah, pada hari minggu di acara car free day.

Meskipun waktu layanan telah ditetapkan sebelumnya, namun kemungkinan

4
perubahan jadwal selalu ada, hal ini biasanya disebabkan karena kerusakan,

kecelakaan, bencana, kemacetan dan lain sebagainya. Dimana para pengunjung

dapat bebas membaca dan memilih koleksi yang diperlukan, karena perpustakaan

ini menggunakan sistem pelayanan terbuka (open acces). Hal tersebut dapat

dilihat dari antusiasnya para siswa siswi pada saat perpustakaan keliling tersebut

datang, mereka terlihat begitu bergembira dan para guru memberikan waktu luang

kepada semua siswa siswi untuk membaca.

Layanan yang diberikan pada perpustakaan keliling akan berjalan maksimal

apabila layanan tersebut berjalan secara maksimal. Berdasarkan latar belakang

dan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tersebut dengan judul: “Pelayanan Perpustakaan Keliling Di Dinas

Perpustakaan Dan Kearsipan Kisaran Kabupaten Asahan”.

B. Rumusan Masalah

Berdarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelayanan perpustakaan keliling di dinas perpustakaan dan

kearsipan Kisaran Kab. Asahan?

2. Apa saja kendala dalam pelayanan pada perpustakaan keliling di dinas

perpustakaan dan kearsipan Kisaran Kab. Asahan?

5
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan pada perpustakaan keliling

2. Untuk mengetahui kendala pelayanan perpustakaan keliling di dinas

perpustakaan dan kearsipan Kisaran Kab. Asahan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan mengetahui

pelayanan perpustakaan keliling yang ada di Kab Asahan.

2. Bagi perguruan tinggi penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada lembaga akademik yang dapat digunakan sebagai bahan dalam upaya

meningkatkan perpustakaan keliling.

3. Bagi mahasiswa penelitian dapat dijadikan sebagai motivasi dan bahan

pertimbangan akan pentingnya pelayanan perpustakaan keliling.

E. Defenisi Konseptual

Untuk menghindari kekeliruan terhadap variable penelitian, maka perlu

diberikan konsep sebagai berikut:

1. Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan

organisasi perpustakaan disebabkan bagian inilah yang berhubungan langsung

dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas

6
yang ada diperpustakaan. Pelayanan perpustakaan berfungsi mendekatkan

pembaca dengan bahas pustaka yang di butuhkan dan diminati.

2. Perpustakaan Keliling

Pada dasarnya perpustakaan keliling bukan merupakan satu jenis

perpustakaan tersendiri. Perpustakaan. Perpustakaan keliling merupakan jenis

layanan yang dikembangkan pada perpustakaan umum, yang disebut Unit

Pelayanan Perpustakaan Keliling. Maksudnya agar perpustakaan tersebut dapat

memberikan layanan berkeliling mendatangi tempat pemukiman penduduk,

tempay kegiatan masyarakat seperti sekolah, kantor kelurahan, atau tempat-tempat

tertentu yang dengan strateggis.

Salah satu tujuan didirikannya perpustakaan adalah untuk mendayagunakan

agar koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan semaksimal mingkin oleh

pemustaka. Agar koleksi dapat dimanfaat senbaik mungkin oleh pemustaka maka

pustakawan memberikan laynan kepada pemustaka.

F. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan penelitian seorang peneliti. Telaah pustaka dilakukan untu

mengetahui apakah penelitian tersebut pernah dilakukan atau belum. Di samping

untuk mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan. Adapun penelitian terdahulunya yaitu sebagai berikut:

1. Nuki Septianing Rahma (2017) dengan judul “Efektivitas Layanan

Perpustakaan Keliling Pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota

7
Malang” (skripsi). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan

hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai

“efektivitas layanan perpustakaan keliling pada dinas perpustakaan dan arsip

daerah kota Malang”secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas

layanan perpustakaan keliling pada Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip

Daerah Kota Malang cukup efektif. Hal tersebut dibuktikan dengan rasio per

indicator yang berada pada rentan nilai 80%-90% yang berarti cukup efektif

dengan nilai grand mean sebesar 2,89 berada pada rentang nilai 2,51 yang

berarti tinggi/baik.

2. Oktafiani (2019) dengan judul “Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling

Terhadap Minat Baca Masyarakat Desa Sidomukti Kecamatan Dendang

Kabupatentanjung Jabung Timur” (skripsi). Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan peneliti secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya

pengaruh antara layanan perpustakaan keliling dan minat baca masyarakat.

Hal ini ditunjukkan dengan persamaan regresi linear y = 8.638 + 0.873x dan

nilai t hitung 7.594, dari uji hipotesis diperoleh t hitung lebih besar dari t

tabel, dengan Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil nilsi koefisien

determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0.579 yang artinya bahwa pengaruh

variabel layanan perpustakaan keliling terhadap variabel minat baca adalah

sebesar 60%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian.

3. Syafira Pratiwi (2021) ”Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Dinas

Perpustakaan Dan Kearsipan Kota Binjai Sumatera Utara Terhadap Literasi

8
Siswa Di Kota Binjai Sumatera Utara” (skripsi). Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan peneliti secara umum dapat disimpulkan bahwa adanya

layanan perpustakaan keliling memiliki pengaruh yang positif terhadap

literasi siswa di Kota Binjai. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian

koefisien kolerasi sebesar 0,776 menyatakan bahwa layanan perpustakaan

keliling memiliki hubungan yang sedang terhadap literasi siswa. Jika dilihat

pada tabel interpretasi yaitu hasilnya terletak di antara 0,60 – 0,799 dengan

demikian antara variabel X dan variabel Y dapat dinyatakan bahwa korelasi

tersebut tergolong kuat. Nilai koefisien regresi yang membuktikan bahwa

layanan perpustakaan keliling berpengaruh terhadap literasi siswa yang

ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 231,944. Dengan

demikian, layanan perpustakaan keliling memiliki pengaruh sebesar 60 %

terhadap literasi siswa di Kota Binjai. Sedangkan sisanya sebesar 40 % yang

dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa thitung> ttabel dimana thitung

sebesar 11,399 sedangkan ttabel sebesar 1,663 dengan taraf signifikan 5%,

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nol (H0) ditolak,

sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh positif yang

signifikan antara layanan perpustakaan (X) dengan literasi siswa (Y).

4. Freddy Sinaga (2019) “Persepsi Pengguna Terhadap Pelayanan

Perpustakaan Keliling Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten

Samosir” (skripsi). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti

secara umum dapat disimpulkan bahwa Reability/kehandalan pelayanan

9
Perpusakaan Keliling mengenai ketepatan waktu, pemanfaatan pelayanan,

serta kemampuan petugas. Sebagian besar responden menyatakan bahwa

waktu pelayanan sudah tepat, pemanfaatan pelayanan sudah memadai, dan

kemampuan petugas dalam melayani sudah sesuai. Responsiveness/daya

tanggap pelayanan Perpustakaan Keliling mengenai kesigapan dan kesiapan

petugas. Sebagian besar responden menyatakan bahwa petugas mampu

memberikan pelayanan, hampir seluruhnya responden menyatakan petugas

siap menawarkan bantuan kepada pengguna. Assurance/jaminan, pelayanan

Perpustakaan Keliling mengenai kenyamanan pos, usaha dan sikap sopan dan

ramah petugas. Hampir seluruhnya responden menyatakan bahwa pemilihan

pos pemberhentian Perpustakaan Keliling sudah nyaman, sebagian besar

responden menyatakan petugas berusaha mencari alternatif lain apabila

koleksi yang di cari tidak ada, dan hampir seluruhnya responden menyatakan

bahwa petugas Perpustakaan Keliling bersikap sopan dan ramah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA56. Empathy/empati, pelayanan

Perpustakaan Keliling mengenai kepedulian, kesabaran, dan objektif (tidak

membedakan gender, status sosial) petugas. Hampir seluruhnya responden

menyatakan bahwa petugas Perpustakaan Keliling peduli, sabar, dan objektif

saat memberikan pelayanan kepada pengguna. Tagibles/bukti langsung,

pelayanan Perpustakaan Keliling mengenai kelengkapan, kesesuaian, up to

date koleksi dan lokasi pemberhentian. Sebagian besar responden menyatakan

bahwa koleksi Perpustakaan Keliling kurang lengkap, kurang sesuai dengan

kebutuhan, kurang up to date, dan sebagian besar dari responden menyatakan

10
lokasi pemberhentian Perpustakaan Keliling strategis mudah dijangkau semua

kalangan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif yang

bersifat deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis dan faktual

menggambarkan kondisi pelayanan perpustakaan keliling di Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Kisaran. Alasan peneliti menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif karena peneliti ingin memperoleh data-data yang didapat di lapangan

berupa tulisan dan kata-kata yang berasal dari data, wawancara, observasi dan

dokumentasi secara deskriptif dan mengambarkan secara jelas data yang telah

didapat tanpa adanya rekayasa data, sehingga data yang didapat merupakan

kejadian yang sesungguhnya di lapangan. Metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi(Sugiyono, 2013, p. 9).

11
2. Lokais dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan

Kisaran Kab. Asahan. Jl. Cokro Aminoto No.30A, Kisaran Kota, Kisaran Barat

Kabupaten Asahan. Dan waktu penelitian yang digunakan kurang lebih selama 5

bulan.

3. Pemilihan Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2010) subjek penelitian adalah sebagai tempat

dimana data untuk variabel penelitian diperoleh dan ditentukan dalam kerangka

pemikiran. Subjek penelitian juga diartikann sebagai orang yang dimanfaatkan

untuk memberikan iformasi tentang situasi atau keadaan latar penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menentukan subjek penelitiannya adalah

kepala perpustakaan dan pustakawan di perpustakaan dinas dan kearsipan kisaran.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulkan data yang digunakan pada pendekatan kualitatif

adalah sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Nazir (1983)

mendefenisikan wawancara sebagai proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang

12
dinamakan interview guide(panduan wawancara).( Edi, 2016:3)

Metode wawancara disebut juga dengan metode riset dimana peneliti

melalukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus

(lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden. Metode ini

memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban responden

yang antara lain mencakup opininya, memotivasinya, nilai-nilai ataupun

pengalaman-pengalamannya.(Kriyantono, 2014:100)

Menurut Esterberg wawancara adalah “a meeting of two persons to

exchange information and ide through question and responses, resulting in

communication and joint contruction of meaning about a particular topic”.

Maksudnya wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar

informasi dan pendapat melalui tanya jawab sehingga menghasilkan kontruksi

makna tentang topik tertentu.(Ibrahim, 2018:8)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa metode

wawancara adalah bentuk perbincangan, seni bertanya untuk mengetahui hal-hal

yang lebih mendalam tentang pastisipan dalam menginterpretasikan situasi dan

fenomena yang terjadi, dimana hal itu tidak bisa di dapatkan melalui teknik lain.

b. Pengamatan (Observasi)

Dalam teknik ini peneliti akan terlibat dan terjun langsung ke lapangan untuk

mengumpulkan data secara langsung dan mengamati sehingga peneliti

mengetahui keadaan lokasi dan dapat memaksimalkan penelitian. Menurut (Nazir,

2011:99) pengamatan atau observasi langsung adalah cara pengambilan data

13
dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongn alat standar lainnya untuk

keperluan tersebut. Observasi dilakukan pada perpustkaan keliling dinas dan

kearsipan kisaran kab. Asahan meliputi:

a. Sikap pemustaka dalam penemuan informasi.

b. Sikap pustakawan dalam memberikan layanan kebutuhan informasi kepada

pemustaka.

c. Koleksi yang tersedia padarak mobil perpustakaan keliling.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan

dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode observasi, kuisioner atau

wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan penelusuran dokumentasi.

Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan

interpretasi data.

Dokumen atau dokumentasi dalam penelitian mempunyai dua makna yang

sering dipahami secara keliru oleh peneliti pemula. Pertama, dokumen yang

dimaksudkan sebagai alat bukti tentang sesuatu, termasuk catatan-catatan foto,

rekaman video, atau apapun yang dihasilkan oleh seorang peneliti. Dokumen

bentuk ini lebih cocok disebut sebagai dokumentasi kegiatan. Kedua, dokumen

yang berkenaan dengan peristiwa atau momen kegiatan yang telah lalu, yang

mungkin dihasilkan sebuah informasi, fakta, dan data yang diinginkan dalam

penelitian. Berbeda dengan bentuk pertama, dimana dokumen sebagai bukti

kegiatan seorang peneliti, pada bentuk kedua dokumen tersebut merupakan

14
sumber yang memberikan data atau fakta kepada peneliti, baik itu catatan, foto,

rekaman video, maupun lainnya. Oleh karena itu, bentuk kedua inilah yang lebih

mendetil sebagai bukti teknik pengumpulan data dalam penelitian.(Ibrahim,

2015:97)

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa metode

dokumentasi adalah kegiatan yang mengumpulkan data dengan mencari data

mengenai variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, kabar, majalah,

notulen, agenda rapat dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

data-data yang diperlukan mengenai pelayanan perpustakaan keliling di

Kabupaten Asahan.

5. Teknik Analisis Data

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data

deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara

sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta atau sifat-sifat objek tertentu.

Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara mencari data,

mengorganisasikan data, mengelompokkan menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensitesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain (Molcong, 2012: 248)

Teknik analisis data penelitian ini akan menggunakan teknik dari metode

Miles dan Huberman (1992), yaitu sebagai berikut:

15
a. Reduksi Data (Data Reduction)

Disini peneliti memilih dan menyeleksi data-data yang akan dipaparkan di

hasil pembahasan penelitian sehingga pembahasan bisa berfokus dengan

permasalahan penelitian. Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang terjadi

dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data berlangsung terus menerus

selama proyek kualitatif berlangsung sampai laporan tersusun ( Milles dan

Hubberman,1992:16).

b. Penyajian Data

Menurut Sugiyono (2015:249) dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan (Miles dan Hubberman, 1992:18). Disini yang digunakan penilt untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan, untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan

Menurut Sugiyono (2015:252) Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

16
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau

interaktif, hipotesis atau teori. Untuk membuat kesimpulan maka peneliti harus

menunjukkan bukti yang valid dan konsisten agar kesimpulan yang dipaparkan

dapat menjawab rumusan masalah penelitian.

6. Teknik Pemeriksaan Data

Agar data penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai

penelitian ilmiah maka perlu diadakan uji keabsahan data. Adapun teknik

pengujian keabsahan data adalah sebagai berikut:

a. Kreadibilitas (Derajat Kepercayaan)

Kriteria ini peneliti melakukan pengamatan secara terus menerus dilapangan

agar bisa menganalisis dan menggambarkan objek penelitian dengan apa adanya

sehingga terhindar dari rekayasa ide. kredibilitas (credibility) atau uji kepercayaan

merupakan teknik keabsahan data dimana hasil penelitian didapatkan di lapangan

dan menggambarkan keadaan objek yang sesungguhnya melalui proses

pengamatan oleh peneliti itu sendiri.

b. Transferability (Keteralihan)

Uji transferability dapat digunakan untuk memenuhi bahwa sebuah hasil

penelitian dalam konteks tertentu dapat diaplikasikan atau ditransfrer agar orang

lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk

17
menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya

harus memberikan uraikan yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

c. Dependability (Ketergantungan)

Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian, peneliti melakukan pemeriksaan dan audit kegiatan penelitian

yang akan dilakukan dan membuktikan dengan catatan dari proses dokumentasi,

wawancara, tulisan tangan dari pengamatan di lapangan.

d. Confirmability (Kepastian)

Uji confirmability yaitu mengusahakan agar data dapat dijamin

keterpercayaannya sehingga kualitas data dapat diandalkan dan dipertanggung

jawabkan. Penelitian harus bisa memastikan bahwa hasil penelitiannya memang

berasal dari data dilapngan sehingga bisa dipastikan berdasarkan bukti dan

kegiatan yang sudah dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan benar.

d. Sistematika Pembahasan

Dalam menulis skripsi ini peneliti menyusun suatu sistematika pembahasan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

18
BAB II TUJUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai kajian pustaka yang berisi kerangka

pemikiran teori yang relevan dengan judul dan tema skripi.

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, tahap-

tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik

pemeriksaan keabsahan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian dimana infromasi dan data

yang sudah di dapatkan di lapangan dan di uji kebenaran datanya sehingga

mendapatkan hasil penelitian pada saat di lapangan maupun mendapatkan data

dengan narasumber penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian, dimana

peneliti dapat membuat kesimpulan sendiri tentang pembahasannya

sehinggamudah dipahami oleh pengguna. Dan saran daripeneliti tentang objek

penelitian sehingga ada masukan dari penelitiuntuk objek yang sudah diteliti.

19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Perpustakaan

Salah satu wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah

perpustakaaan. Keberadaan perpustakaan sendiri telah mendapat apresiasi

pemerintah dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan. Dengan adanya undangundang ini diharapkan keberadaan

perpustakaan benar-benar menjadi wahana pembelajaran sepanjang hayat dan

wahana rekreasi ilmiah. Selain itu, menjadi pedoman bagi pertumbuhan dan

perkembangan perpustakaan di Indonesia (Amal, 2016, p. 62).

Perpustakaan adalah sebuah instansi yang dibentuk dalam rangka untuk

mencerdaskan dan meningkatkan pengetahun umat manusia. Maka dalam hal ini,

perpustakaan adalah lembaga pengelolaan dan pelayana serta penyimpanan

berbagai sumber infomasi yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Dalam

perkembangannya, perpustakaan mempunyai beberapa fungsi, salah satunya

adalah berfungsi sebagai wadah pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan

rekreasi. Dalam menjalankan fungsi sebagai wadah informasi, Perpustakaan

Umum Kota harus bisa memberikan informasi kepada masyarakat secara optimal.

Agar masyarakat bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan serta menambah

pengetahuan dan informasi dalam mengembangkan kemampuan masing-masing.

Di dalam bukunya Zulfikar Zen menjelaskan bahwa: Sebuah perpustakaan

harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu:

20
a) Adanya kumpulan buku-buku, dan bahan pustaka laiannya, baik yang

tercetak, terekam maupun dalam bentuk lain sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

b) Koleksi tersebut ditata menurut suatu sistem tertentu, diolah dan diproses

meliputi registrasi, identifikasi, klasifikasi, katalogisasi dan dilengkapi

dengna perlengkapan koleksi, seperti slip buku, buku-buku katalog, kantong

buku dan lain sebagainya.

c) Semua sumber informasi ditempatkan di gedung atau ruangan tersendiri dan

sebaiknya tidak disatukan dengan kantor atau kegiatan yang lainnya.

d) Perpustakaan dikelola oleh petugas-petugas dengan persyaratan tertentu untuk

melayani dengan sebaik-baiknya.

e) Ada masyarakat pemakai perpustakaan, baik untuk membaca, meminjam,

meneliti, menggali, menimba, dan mengembangkan ilmu pengetahuan

sehingga perpustakaan disebut sebagai gudang ilmu (Fernández, Kang, Laily

Noor Ikhsanto, & Aceh, 2020, p. 148-149).

Dalam keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1989 ditegaskan bahwa

“Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai

hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,

teknologi, dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Literasi informasi pertamakali

ditemukan oleh pemimpin American Information Industry Association, Paul G.

Zurkowski pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The

National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika

21
Serikat. Paul Zurkowski menggunakan ungkapan tersebut untuk menggambarkan

“teknik dan kemampuan” yang dikenal dengan istilah Literasi Informasi yaitu

kemampuan untuk memanfaatkan berbagai alat- alat informasi serta sumber-

sumber Informasi Primer untuk memecahkan masalah mereka. Pengertian Literasi

Informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi. Menurut

kamus bahasa inggris pengertian Literacy adalah kemelekan huruf atau

kemampuan membaca dan information adalah informasi, maka literasi informasi

adalah kemelekan terhadap informasi (Aji & Heriyanto, 2013, p. 2-3).

a. Manfaat Perpustakaan

Menurut Cella (2012) manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah

adalah merangsang minat baca baik pada guru dan siswa, merupakan

sumber literatur yang paling dekat, perpustakaan sebagai pusat sumber

informasi dan sumber pembelajaran menulis. Selain itu manfaat dari

perpustakaan diantaranya sebagai berikut :

a) Mempercepat penguasaan teknik membaca.

b) Melatih perserta belajar pada arah tanggungjawab ilmiah dan

teknologi.

c) Membantu guru untuk menemukan sumber-sumber pengajaran.

d) Membantu seluruh elemen pendidikan dalam mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan.

e) Membantu perserta didik dalam kelancaran tugas-tugas belajarnya.

f) Menanamkan kebiasaan belajar mandiri oleh peserta didik tanpa

bimbingan guru secara langsung.

22
g) Menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap kegiatan

pengetahuan, baik yang telah dipelajari maupun yang belum

dipelajari (Masalah, Kuliah, & Riset, 2014, p. 33).

2. Teori Pelayanan

Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan

adalah menolong untuk menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh orang

lain diataranya memberikan pelayanan yang baik kepada orang lain. Menurut

Brata (2003:9), “Suatu pelayanan akan terbentuk dikarenakan adanya sebuah

proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan pada pihak yang

dilayaninya”. (Agustina & Adi, 2020, p. 3).

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan

berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi

dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling

memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Pengertian pelayanan

yang dikemukakan oleh Gronroos dalam Ratminto dan Atik (2004:3) yaitu : Pelayanan

adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tdak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan

karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi layanan

dimaksudkan untuk memecahkkan permasalahan konsumen atau pelanggan.(2779-9388)

(Vestikowati, n.d.p. 234).

Menurut Istiana (2014 : 1) layanan perpustakaan adalah penyediaan bahan pustaka

dan atau sumber informasi secara tepat serta penyediaan berbagai layanan dan bantuan

kepada pengguna sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan. Selain itu Menurut Zulfikar

23
Zen (dalam A. Rakib, Fatmawati, 2013), layanan yang baik adalah layanan yang dapat

memberikan rasa senang dan rasa puas kepada pengguna perpustakaan. (Arsana,

Premierita, & Kastawa, n.d. p. 3).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah

cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan

seseorang atau sekelompok orang. Artinya objek yang dilayani adalah masyarakat yang

terdiri dari individu, golongan dan organisasi yang mengunjungi sebuah perpustakaan.

a. Layanan Perpustakaan

Zulfikar Zen (2006:90), "layanan yang baik adalah layanan yang dapat

memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai". Baik buruknya citra

perpustakaan juga ditentukan bagian ini. Oleh karena itu setiap perpustakaan

selalu berupaya penuh guna memuaskan pemakai perpustakaan tersebut.

Darmono (2001:134), bahwa definisi layanan perpustakaan adalah "Suatu

layanan yang menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan

kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang

dibutuhkannya". Sutarno N. S. (2006:90) layanan perpustakaan merupakan

salah satu kegiatan utama disetiap perpustakaan.

Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan

masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaran

perpustakaan. Dengan kata lain tujuan layanan perpustakaan adalah cara untuk

mempertemukan pembaca (pemustaka) dengan bahan pustaka yang mereka

minati dan membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat tentang

informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi hakikat layanan perpustakaan

adalah penyediaan segala bentuk informasi kepada pemakai dan penyediaan

24
segala alat bantu penelusurannya.(2977-5538)(Perpustakaan, Ternate, Ternate,

& Kunci, 2013, p. 5-6).

b. Konsep Pelayanan Perpustakaan

Secara umum pelayanan perpustakaan didefinisikan sebagai aktifitas

perpustakaan dalam memberikan pelayanan dalam kebutuhan informasi

pengguna perpustakaan. Dimana pengguna perpustakaan menginginkan

pelayanan yang berkualitas yang akan menghasilkan kepuasan dalam

memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Dalam Pasal 14 ayat (1)

UndangUndang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,

mengisyaratkan bahwa pelayanan perpustakaan harus dilakukan secara

prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka. Artinya bahwa

layanan perpustakaan harus berorientasi pada kebutuhan pengguna. Oleh

karenanya apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pengguna itulah

menjadi basis layanan perpustakaan.

a) Sistem Layanan Tertutup Sistem layanan tertutup adalah sistem

layanan pada perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai

perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan.

Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan,

demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah

dipinjamnya. Dalam sistem tertutup pemakai perpustakaan tidak bisa

melakukan pencarian sendiri bahan pustaka, sehingga pemakai tidak

bisa menemukan alternatif bahan pustaka yang dibutuhkan.

25
b) Sistem Layanan Terbuka Sistem layanan terbuka adalah sistem

layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat

memilih, menentukan, dan mengambil sendiri bahan pustaka yang

dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini

pemakai perpustakaan dapat melakukan browsing bahan pustaka dari

jajaran koleksi. Jika pemakai tidak menemukan bahan pustaka yang

dibutuhkannya, maka ia dapat menemukan alternatif lain yang

mungkin bisa menggantikan bahan pustaka yang tidak ditemukan

(Amal, 2016, p. 65-66).

3. Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling merupakan salah satu perangkat penyelengaraan

pendidikan non formal yang berupaya untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan

bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh UndangUndang Dasar 1945. Setiap unit

perpustakaan keliling bertugas untuk dapat melayani beberapa desa, sehingga

jangkauan layanan dapat lebih luas. Perpustakaan keliling tidak saja bermanfaat

bagi masyarakat kota yang karena suatu hal tidak dapat menikmati layanan

perpustakaan umum, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat pedesaan yang tidak

dilayani oleh perpustakaan menetap (Aji & Heriyanto, 2013, p. 2).

Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library)

dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka

lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum

terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum (Ali, 2006:108) (Meriana & Nelisa,

26
2013, p. 511). Menurut Mastini Hardjoprakoso dalam Panduan Penyelengaraan

Perpustakaan Keliling (1992), Perpustakaan Keliling adalah Perpustakaan yang

bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk

melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh

layanan Perpustakaan menetap (Perpustakaan umum) (Aji & Heriyanto, 2013, p.

3). Dan menurut M.Ali(2006) perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang

bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran, dan

bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat

lainnya yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum.

Perpustakaan keliling memiliki tugas dan fungsi untuk melayani masyarakat

yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan yang menetap seperti

perpustakaan umum kota/daerah (Kadariyah, 2014). Layanan perpustakaan

keliling pada dasarnya bersifat terbuka dan demokratis, karena tujuannya ialah

untuk melayani semua lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial,

budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan dan status lainnya (Wibowo, 2010).

Perpustakaan keliling merupakan kegiatan perpustakaan keliling ke daerah-daerah

yang jauh sesuai dengan jadwal dan permintaan. Tujuannya ialah untuk

memberikan dan mengenalkan masyarakat sekitar akan pentingnya kebiasaan

membaca dan memberikan fasilitas untuk membaca. Kegiatan perpustakaan

keliling ini akan dilakukan oleh tim petugas pustakawan yang telah dibentuk dan

pihak terkait lainnya yang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan perpustakaan

keliling. Kegiatan perpustakaan keliling ini akan dilakukan secara berkelanjutan

27
dan waktu yang ditentukan secara bersama dari pihak terkait ilmu (Fernández,

Kang, Laily Noor Ikhsanto, & Aceh, 2020, p.153-154).

a. Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling memiliki fungsi dan tugas untuk melayani

masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh

layanan Perpustakaan menetap (Perpustakaan umum). Berikut ini

merupakan beberapa tugas dan fungsi Perpustakaan Keliling menurut

Perpustakaan Nasional RI (1992), diantaranya:

1) Untuk membantu melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh

Perpustakaan menetap, yang bisa dikarenakan oleh berbagai macam

situasi dan kondisi sehingga tidak dapat datang ke Perpustakaan

umum.

2) Mengenalkan layanan-layanan yang ada diperpustakaan kepada

masyarakat umum yang belum mengenal Perpustakaan.

3) Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai dibangunnya

perpustakaan menetap di tempat tersebut.

4) Perpustakaan Keliling sebagai sarana untuk menemukan lokasi yang

tepat dibangunnya Perpustakaan menetap.

5) Sebagai perantara antar Perpustakaan umum dan cabangcabangnya.

6) Sebagai sarana pengganti dari perpustakaan menetap yang

dikarenakan terdapatnya situasi tidak memungkinkan untuk

dibangunya Perpustakaan menetap, misalnya jumlah penduduknya

yang terlalu sedikit.

28
b. Maksud dan Tujuan Perpustakaan Keliling

Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh Perpustakaan

Keliling, maka maksud dan tujuan diselengarakan Perpustakaan Keliling

menurut Perpustakaan Nasional RI (1992) adalah:

1) Memeratakan Layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat

sampai daerah terpencil yang belum/ tidak memungkinkan didirikan

perpustakaan menetap.

2) Membantu Perpustakaan umum dalam mengembangkan Pendidikan

informal kepada mayarakat umum.

3) Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada

masyarakat.

4) Memperkenalkan jasa-jasa yang ada di Perpustakaan kepada

masyarkat, sehingga dapat menumbuhkan budaya untuk

memanfaatkan jasa perpustakaan pada kalangan masyarakat.

5) Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada

mayarakat.

6) Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial,

pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan

kemampuan intelektual dan kultural masyarakat(Aji & Heriyanto,

2013, p. 2-3).

29
c. Jenis Koleksi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Nasional RI (1992: 10) pada dasarnya bahan pustaka

koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemakai jasa

Perpustakaan Keliling dapat dikelompokkan menjadi tiga, diantaranya :

1. Bahan pustaka tercetak Yang termasuk kedalam kelompok ini antara

lain adalah : Buku, Surat kabar, majalah, buletin, selebaran, pamflet.

2. Bahan pustaka terekam Yang termasuk kedalam kelompok ini antara

lain : Slide, filmstrip, kaset-audio, kaset-video, dan film.

3. Bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam Koleksi ini

dapat berupa pusat sumber belajar yang bermanfaat bagi anak-anak

yang tidak sempat belajar di rumah maupun di sekolah. Koleksi ini

dapat berupa kumpulan mainan anak, berbagai jenis batubatuan,

manik-manik, dan lain-lain. (4652-8723)(Studi, Perpustakaan,

Budaya, & Diponegoro, 2013, p. 4).

30
BAB III
PELAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING DI DINAS
PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KISARAN

A. Gambaran Umum Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten

Asahan

1. Sejarah Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Asahan

Keberadaan Perpustakaan sejak didirikan Tahun 2007 telah menjadi

bagian yang terpenting dari Pengembangan SDM, bukan saja tanggung jawab

lembaga pendidikan, namun perpustakaan telah menjadi tanggung jawab yang

luas baik pemerintah daerah maupun pusat. Mengingat pentingnya

pengembangan SDM yang berkompetensi Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan

melalui Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi mengembangkan Sistem

Perpustakaan yang modern, nyaman dan mudah dikunjungi.

1) Peraturan Daerah Kabupaten Asahan nomor 6 tahun 2007 tanggal 8 maret

2007 tentang Pembentukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Asahan.

2) Peraturan Daerah Kabupaten Asahan nomor 7 tahun 2008 tanggal 9 april

2008 tentang Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Asahan dirubah

namanya menjadi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

Asahan.

3) Peraturan Daerah Kabupaten Asahan nomor 7 Tahun 2016 tanggal 2

Desember 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah

Kabupaten Asahan. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

31
Asahan dirubah namanya menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kabupaten Asahan.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Asahan adalah merupakan

Kantor Pelayan Publik (Public Service). Pelayanan Publik adalah salah satu

perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat disamping

sebagai abdi Negara. Pelayanan publik oleh birokrasi public dimaksudkan untuk

mensejahterakan masyarakat. Dengan demikian pelayanan public diartikan

sebagai pemberian layanan (melayani) kepada orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan, khususnya pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kabupaten Asahan sesuai dengan aturan pokok dan tata cara telah ditetapkan.

Telah banyak cara yang dilakukan guna meningkatkan pelayanan public,

namun penyelenggaraan pelayanan public tetap menjadi keluhan masyarakat

karena tidak sesuai keinginan masyarakat. Seluruh pendekatan yang dilakukan

untuk meningkatkan / memperbaiki pelayanan hanya selalu dari pihak pemberi

layanan tetapi tidak dari pemakai layanan sehingga tingkat kepuasan pemakai

layanan tidak terpenuhi.

Motto :

“Mewujudkan Asahan yang Cerdas dan Intelektual”

2. Fasilitas Dan Layanan :

1. Layanan Mobil Perpustakaan Keliling

Ke Sekolah-sekolah 25 Kecamatan di Kabupaten Asahan

kecuali Kec. Kota Kisaran Barat dan Kota Kisaran Timur.

32
2. Layanan Bus Pintar

Ke Sekolah-sekolah 25 Kecamatan di Kabupaten Asahan

kecuali Kec. Kota Kisaran Barat dan Kota Kisaran Timur.

3. Layanan Internet

Layan internet disediakan sebagai akses gratis untuk para

pengunjung perpustakaan.

4. Layanan Ruang Baca Umum

Perpustakaan menyediakan ruang baca dengan kapasitas yang

dapat terisi ± 80 pengguna/ harinya, yang difasilitasi bahan bacaan,

ac sebagai pendingin ruangan dan diiringi instrument music.

5. Layanan Ruang Baca Anak

Selain bahan bacaan layanan ruang baca anak juga menyediakan

akses bermain anak seperti perosotan dan rumah box yang dapat

menghibur anak. Area ruang baca anak didesain semanarik mungkin

dan penuh warna agar dapat menarik perahtian anak-anak.

6. Layanan Ruang Baca Referensi

Layanan referensi membantu pengguna perpustakaan dalam

mencari informasi seperti sejarah kota kisaran dan sekitarnya, namun

koleksi yang ada diruangan referensi ini tidak dapat untuk

dipinjamkan melainkan membaca ditempat.

33
7. Layanan Aula + Home Theatre

Ruangan aula merupakan ruangan yang digunakan sebagai

ruangan serbaguna seperti mengadakan pertemuan (rapat) dan

berbagai acara karena memiliki kapasitas yang besar.

3. Keanggotaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kisaran Kabupaten

Asahan

Anggota dinas perpustakaan dan arsip kisaran kabupaten asahan adalah

masyarakat sekitar kota kisaran barat dan kota kisaran timur, antara lain:

a) Tingkat SMA sederajat

b) Mahasiswa

c) Masyarakat umum

d) Tingkat SMP sederajat

e) Tingkat sekolah TK

f) Tingkat SD

4. Koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kisaran Kabupaten Asahan.

Terdiri dari buku-buku fiksi, non fiksi dalam Bahasa Indonesia. Buku

diklasifikasikan dengan system Klasifikasi Perpustakaan Dewey Decimal

Clasification (DDC) dan tajuk subjek, dikelompokan dalam rak menurut subyek

koleksi perpustakaan umum, cukup variatif dan mencakup segenap subyek ilmu

pengetahuan seperti:

1) Karya Umum (000)

34
2) Ilmu Filsafat, Psikologi (100)

3) Ilmu Agama (200)

4) Ilmu Sosial (Statistik, Ekonomi, Hukum, Pemerintah, dll) (300)

5) Ilmu Bahasa (400)

6) Ilmu Murni (Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, dll) (500)

7) Ilmu Pengetahuan Terapan (Kesehatan, Pertanian< Perikanan, dll (600)

8) Seni, Olahraga dan Rekreasi (700)

9) Ilmu Sastra (800)

10) Ilmu Geografi, Sejarah dan Biografi (900)

Adapun koleksi layanan perpustakaan keliling di Dinas Perpustakaan dan

Arsip Kabupaten Asahan, yaitu:

1) Terdapat 443 koleksi fiksi

2) Terdapat 357 koleksi non fiksi

5.

35
Struktur Organiasasi Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten
Kisaran

Kepala Dinas

MISLI M NOOR, SH., M.Si.


19640730 198602 1 001

Sekretaris
Fungsional
KHAIDIR SINAGA, AP.
19750527 199412 1 001

Kasubbag Umum Kasubbag. Perencanaan,


Evaluasi Dan Pelaporan
SUHADI ASRA, SE
ANNISA RAMADHANI, SE
19830124 200901
19850524 200502 2 002
1 002

Kabid Arsip Kabid Perpustakaan

RIDWAN RITONGA, S.Sos.


H. NUR ARMANSYAH, SE, M.Si
19690412 199303 1 005
19650318 199303 1 004

Kasi Pengelolaan Kasi Pembinaan Kasi Pelestarian Kasi Pelayanan Kasi Kasi
Arsip Arsip dan Pendataan Perpustakaan Pengelolaan Pembinaan
Arsip Perpustakaan Perpustakaan

ELFRINA NURLAILAWATI N A Z L A, SE SYAPARUDDIN AGUSTINA BUTET SRI


SIMARMATA, SE 19750313 19850126 201001 SITORUS, SP SIMAMORA, WAHYUNI, SE
19881028 199402 2 001 2 018 19720520 S.Sos 19820303
201001 2 006 199203 1 004 19700801 201101 2 013
200504 2 002

36
B. Hasil Penelitian

Penelitian ini akan memaparkan data-data mengenai pelayanan perpustakaan

kelilig di dinas perpustakaan dan kearsipan kisaran kabupaten Asahan. Hasil

penelitian yang dipaparkan merupakan hasil yang didapatkan selama kegiatan

wawancara, observasi serta dokumentasi dalam mencari jawaban atas sebuah

permasalahan yang ada didalam penelitian ini. Peneliti juga sudah menganalisis

data agar mudah dipahami dan dibaca oleh pembaca shingga pembaca mudah

memahami isi penelitian ini.

1. Layanan Perpustakaan Keliling Di Dinas Perpustakaan Dan

Kearsipan Kisaran Kabupaten Asahan

Perpustakaan merupakan suatu wadah untuk masyarakat menambah

wawasan. Oleh karena itu perpustakaan merupakan salah satu layanan yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat Kisaran kabupaten Asahan. Dan pada umumnya

perpustakaan keliling kisaran kabupaten asahan mendatangi sekolah dan desa-

desa yang jauh dari lokasi perpustakaan umum. Maka dinas perpustakaan dan

kearsipan kisaran kabupaten asahan mengadakan layanan perpustakaan keliling

guna untuk meningatkan minat baca masyarakat, khususnya yang berlokasi jauh

dari perpustakaan pusat dengan cara mendatangi langsung dengan menggunakan

mobil layanan perpustakaan keliling. Peneliti mengadakan wawancara untuk

mengetahui sejauh mana pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling

kepada masyarakat Kota Kisaran Kabupaten asahan. Penulis melakukan

wawancara kepada pegawai perpustakaan keliling dan masyarakat sekitar yang

berkunjung di perpustakaan keliling.

37
Sejak kapan kegiatan layanan perpustakaan keliling di Dinas perpustakaan dan

Kearsipan Kisaran kabupaten Asahan dilaksanakan. Bapak Ridwan Sitonga, S.sos

menjawab dalam wawancara:

“Layanan perpustakaan keliling ini berjalan sejak tahun 2008 berawal dari

adanya mobil keliling, setelah itu pada tahun 2009 perpustakaan mendapatkan tambahan

mobil pintar yang juga menyediakan berbagai macam bahan koleksi.”

Menurut hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa layanan

perpustakaan keliling sudah berjalan sejak tahun 2008 saat perpustakaan belum berubah

nama menjadi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dan pada

tahun 2016 dirubah namanya menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten

Asahan dan penulis menyimpulkan layanan perpustakaan keliling sudah berjalan cukup

lama dan masih tetap berjalan hingga sekarang.

Siapa saja yang bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan layanan

perpustakaan keliling di Dinas perpustakaan dan Kearsipan Kisaran kabupaten Asahan,

dan bagaimana tugas yang dilakukan. Bapak Ridwan Sitonga, S.sos menjawab dalam

wawancara:

“Kalau untuk perpustakaan keliling ini, sebenarnya tanggung jawab seluruh

pegawai yang ada di Dinas Perpustakaan dan kearsipan kisaran ini. Tetapi yang

membidanginya itu khusus dibidang pengelolaan layanan dan pelestarian bahan

perpustakaan. Terus untuk tugas yang dilakukan perpustakaan keliling tersebut ya dengan

memberikan layanan perpustakaan keliling ke sekolasekolah maupun ketempat keramaian

tapi yang lokasinya jauh dari pusat kota.“

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa yang bertanggung jawab dalam kegiatan layanan perpustakaan

keliling itu seluruh pegawai yang ada di dinas perpustkaan dan kearsipan kisaran

38
kabupaten asahan, hanya saja agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan terarah maka

di koordinasi oleh bidang pelayanan perpustakaan, pengelolaan layanan dan pelestarian

bahan perpustakaan. Dan tuga yang dilakukan dari layanan perpustakaan keliling ini

yakni memberikan layanan kepada pemustaka/masyarakat yang berlokasi jauh dari pusat

kota.

Dilanjutkan wawancara peniliti dengan Bapak Ridwan Sitonga, S.sos

bagaimana tanggapan masyarakat apalagi anak-anak sekolah dengan datangnya mobil

perpustakaan keliling di kabupaten asahan, wawancaranya: “Tanggapan masyarakat ya

senang banget apalagi masyarakat yang daerahnya jauh dan pedalaman kalau mau ke

perpustakaan jauh perlu biaya, waktu dan tenaga. Anak-anak sekolah juga antuasias

banget kalau mobil perpustakaan keliling dan mobil pintar datang ke sekolah mereka.

Jadi saat kita datang ke daerah-daerah sana mereka itu senang banget bisa mendapatkan

informasi dari buku-buku yang kita berikan di perpustakaan keliling.”

Apakah titik lokasi kunjungan pustakawan yang bertugas dari layanan

perpustakaan keliling ini terjadwal. Dalam wawancara dengan Kepala Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Asahan bapak Misli M. Noor, S.H., M.Si

sebagai berikut:

“Untuk titik lokasi kunjungan itu kita sudah punya jadwal rutin, setiap

minggunya baik minggu pertama sampai minggu ke empat itu sudah ada jadwal

rutin baik itu titik lokasi maupun pustakawan yang bertugas pada layanan

perpustakaan keliling, tapi karena tinjauan kita hanya ada 3 untuk yang titik rutin

itu tetap dikunjungi tetapi ada 1 atau 2 mobil itu memberikan layanan ke tempat-

tempat umum baik itu objek wisata ataupun sekolah-sekolah yang di daerah

terpencil tersebut”.

39
Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Rusdi Iskandar Batubara, S.Sos

selaku Kabid Perpustakaan di Kabupaten Asahan. Hasil wawancara dengan beliau

yaitu:

“kunjungan perpustakaan keliling kita memang sudah terjadwal, jadi kita

punya jadwal kunjungan mobil perpustakaan keliling itu setiap harinya di sekolah

mana, jarak tempuhnya, aksesnya di kecamatan mana, jadi setiap hari kunjungan

dari mobil perpustakaan keliling ini selalu di tempat yang berbeda. Jadi sudah ada

jadwal, misalkan hari ini kunjungan perpustakaan kelilingnya ke sekolah ini,

besok di sekolah yang lain lagi jadi kunjungan setiap harinya beda-beda

kecamatan. Dari jadwal setiap harinya kunjungan ke lokasi/sekolah yang berbeda-

beda nantinya akan ada kemungkinan perpustakaan keliling untuk kunjungan

kembali ke lokasi yang sama sekitar 1 sampai 2 bulan sekali setelah selesainya

semua jadwal kunjungan ke lokasi yang berbeda-beda sebelumnya, atau bisa jadi

jika sekolah yang membutuhkan dan mereka yang menghubungi langsung ke

perpustakaan pusat jika mereka menginginkan perpustakaan keliling mengunjungi

kembali ke sekolah mereka. Dan juga lokasi kunjungan dari perpustakaan keliling

ini tdiak hanya fokus ke sekolah-sekolah saja, melainkan juga kunjungan ke lokasi

lain seperti objek wisata, acara-acara yang di adakan di suatu desa ataupun tempat

keramaian lainnya. Kalau untuk jadwal pustakawannya sudah terjadwal juga,

kalau mobil keliling ini melakukan kunjungan ke lokasi yang akan dituju

pustakawan selalu ikut mendampingi, dalam 1 mobil keliling itu terdapat 2

pustakawan dan 1 supir mobil. Untuk 3 tempat yang dimiliki perpustakaan

keliling itu tidak semuanya yang berangkat ke lokasi yang sama, tetapi hanya 2

40
mobil yang berangkat ke sekolah dan satu mobil lainnya siap siaga di

perpustakaan pusat, karena jika sewaktu-waktu ada suatu acara di lokasi lain jadi

mobil yang ada di perpustakaan pusat itu yang nantinya akan turun ke lokasi

kunjungan tersebut, tetapi jika memang tidak ada acara 3 mobil itu langsung

trurun semua ke lokasi yang sudah terjadwal tesebut.”

Berdasarkan hasil wawancara serta observasi peneliti maka dapat

disimpulkan bahwa jadwal berjalannya layanan perpustakaan keliling ini hanya

pada hari senin sampai dengan hari kamis, sedangkan hari jumat sampai hari

minggu layanan perpustakaan keliling tidak berjalan dengan alasan menyesuaikan

jadwal sekolah, tetapi tidak menutup kemungkinan pada hari sabtunya untuk tetap

berjalan dengan rute kunjungan ke tempat objek wisata ataupun ke tempat

keramaian yang memungkinkan untuk dibukanya layanan perpustakaan keliling

tersebut. Titik lokasi dan jadwal pustakawan yang bertugas di layanan

perpustakaan keliling memang sudah disusun secara matang. Dari tersusunnya

jadwal tersebut layanan perpustakaan keliling dapat berjalan dengan lancar tanpa

kendala, jika memang kunjungan ke lokasi tidak sesuai dari jadwal yang telah

ditetapkan itupun dengan alasan karna lokasi yang sebenarnya sedang tidak bisa

dilakukannya kunjungan layanan perpustakaan keliling maka dapat digantikan

dengan lokasi kunjungan yang lain.

Layanan perpustakaan adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada

pemakai. Melalui pelayanan perpustakaan pemustaka dapat memperoleh

informasi yang dibutuhkan secara optimal. Tujuan utama pelayanan yang

diberikan perpustakaan yaitu membantu pemustaka menemukan literatur atau

41
informasi yang diperlukan sehingga pemustaka dapat memanfaatkan sumber-

sumber informasi yang dimiliki perpustakaan.

Dalam melaksanakan kegiatan layanan perpustakaan perlu memperhatikan

asas layanan, yakni sebagai berikut:

1. Selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pengguna

perpustakaan.

2. Layanan yang diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan

memandang pengguna perpustakaan sebagi satu kesatuan yang menyeluruh

dan tidak dipandang secara individual.

3. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan

untuk mengoptimalkan fungsi layanan. Peraturan perpustakaan perlu

didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berjalan dengan

baik.

4. Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan,

ketepatan, dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik.

Berdasarkan standar pelayanan perpustakaan dan kearsipan (2015:7), ada tiga

sistem pelayanan perpustakaan, yakni sistem pelayanan terbuka (open access),

sistem pelayanan tertutup (close access), dan sistem pelayanan campuran (mixed

access). Ketiga sistem pelayanan ini ada hubungannya dengan cara bagaimana

perpustakaan memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk menemukan

koleksi dan informasi yang mereka butuhkan.

42
2. Kendala Dalam Pelayanan Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa

membedakan status sosial, ekonomi, maupun statusnya, semua masyarakat

dilingkungan Kabupaten Asahan berkesempatan memanfaatkan jasa perpustakaan

keliling ini terutama untuk sekolah-sekolah yang masih minim bahan bacaan yang

dibutuhkan para siswa/siswi dan menambah wawasan. Namum, perpustakaan

keliling ini dalam menjalankan tugasnya tidak selalu sesuai dengan yang

diharapkan, terkadang ada masalah yang muncul, Berdasarkan pengamatan

dilapangan ditemukan beberapa kendala dalam pelayanan perpustakan keliling di

Kabupaten Asahan. Kendala tersebut mencangkup sarana dan prasarana dan

kualitas sumber daya manusia, waktu dan tempat layanan.

a. Waktu layanan

Waktu layanan perpustakaan keliling di Kabupaten Asahan yaitu mengikuti

waktu istrirahat jam sekolah dari pukul 8.00-12-00 WIB dan terkadang ada

sekolah yang kurang menerima kehadiran perpustakaan keliling. Tempat layanan

perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya diunit keliling saja. Berdasarkan

wawancara dengan salah satu informan pegawai perpustakan keliling yaitu bapak

Riski beliau mengatakan: “Di karenakan jarak tempuh sekolah yang cukup jauh,

jadi biasanya kami datang tidak tepat waktu karena ada kendala di jalan yang

diluar dari prediksi kami, belum lagi ada sekolah yang belum menerima

keberadaan kami karena ada berbagai alasan nya dan ada kegiatan lain dengan

keterlambatan mengkonfimasikan pembatalan dari pihak sekolah.

43
b. Tempat layanan

Tempat layanan perpustakan keliling bergantung pada jenis layanan yang

diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan kalau di

sekolah-sekolah yaitu dilapangan sekolah agar lebih mempermudah para siswa

atau siswi mencari bahan bacaan. Data lain yang diperoleh adalah tidak semua

Kabupaten Asahan bisa dikunjungi oleh mobil perpustakaan keliling karena

sekolah yang berada di Kabupaten Asahan masih banyak didaerah terpencil.

Sehingga belum dapat diberikan pelayanan perpustakaan keliling, karena jalan

sungai dan rawa-rawa yang menghubungkan kecamatan satu dengan kecamatan

yang lainnya atau desa satu dengan desa yang lain dalam satu wilayah maupun

antara wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan.

Dengan adanya mobil keliling dapat membantu dinas dalam menjalankan

tugas pelayanan perpustakaan keliling kepada masyarakat jadi pada saat ini

dengan adanya perpustakaan keliling menjadi hal yang penting di Kabupaten

Asahan hanya saja titik lokasi pada saat ini masih belum sesuai, berdasarkan

wawancara dengan salah satu informan pegawai perpustakaan keliling bapak

Riski beliau mengatakan: “tempat layanan sangat penting untuk diperhatikan,

karena masyarakat/siswa-siswi sanggat memperlukan ilmu pengetahuan untuk

menambah wawasan di karenakan jarak untuk datang keperpustakaan sangat jauh

dan perpustakaan sekolah belum maksimal bahkan ada sekolah belum memiliki

perpustakaan, dan pada saat ini titik lokasi belum sesuai karena beberapa

kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan belum bisa melalui darat jadi

44
pelayanan perpustakaan keliling belum bisa di jangkau memalui kendaraan seperti

mobil di daerah tersebut.

c. Tenaga atau pustakawan yang bertugas

Kurangnya tenaga pustakawan dalam pelayanan perpustakaan keliling juga

menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi. Berdasarkan wawancara dengan

salah satu informan pegawai perpustakaan keliling yaitu Ibu Sella “tenaga

pustakawan sangat perlu ditambah, mengingat banyaknya sekolah yang harus di

kunjungi sementara tenaga atau pustakawan hanya sedikit, kalau tenaga atau

pustakawan bertambah maka fasilitas mobil perpustakaan keliling juga akan di

perbaharui seperti penambahan beberapa mobil perpustakaan keliling”.

d. Fasilitas atau Sarana dan Prasarana

Beberapa fasilitas atau sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam

pelayanan perpustakaan keliling. Seperti penyediaan buku edisi terbaru, maupun

fasilitas pendukung yang ada di mobil.

Ada beberapa upaya dalam mengatasi kendala dalam pelayanan perpustakaan

keliling di Kabupaten Asahan, beberapa diantaranya yaitu:

1. Mengecek dan menyesuaikan kembali lokasi atau titik lokasi yang akan

dikunjungi.

2. Mendata ulang sekolah-sekolah yang akan dikunjungi karena dari tahun

ketahun pasti sekolah itu akan berkembang.

45
3. Mengajukan kepada pusat untuk bantuan menyediakan kapal motor, hal ini

bisa menjadi program baru dari pelayanan perpustakaan kelilling.

4. Dan pihak perpustakaan keliling juga mengajukan kepada pemerintah pusat

untuk bantuan penyediaan motor agar lebih mempermudah untuk menjangkau

tempat terpencil.

Menurut hasil pengematan peneliti upaya dalam mengatasi kendala pelayanan

perpustakaan keliling untuk saat ini sudah terjalin dengan baik, dengan

penambahan sarana dan prasarana untuk melengkapi dalam pelayanan

perpustakaan keliling, dan diharapakan semua yang ditargetkan oleh pustakawan

dapat tercapai.

46
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas maka dapat disimpulkan

berdasarkan dari rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

Layanan perpustakaan keliling sudah berjalan dengan baik, hal tersebut dapat

dilihat dari kondisi nyata setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara

sebagai berikut:

1. Kinerja pelayanan yang diberikan pustakawan kepada pemustaka dapat

dikatakan baik, hanya saja kurangnya tenaga pelayanan yang disediakan oleh

pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau pada layanan

perpustakaan kelilingnya tersebut yang hanya memiliki 4 orang tenaga

pustakawan dengan jumlah armada 3 buah mobil perpustakaan keliling.

2. Adanya layanan perpustakaan keliling ini sangat bermanfaat bagi masyarakat,

khususnya masyarakat yang tinggal di daerah terpencil karena masyarakat tak

perlu banyak mengeluarkan waktu, tenaga dan biaya untuk dapat menikmati

koleksi bahan pustaka maupun untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

3. Layanan perpustakaan keliling ini bersifat terbuka maksudnya layanan ini

dapat dinikmati oleh siapapun, tidak memandang ras, jabatan, golongan, usia

bahkan kepercayaan. Serta layanan perpustakaan keliling juga praktis karena

sifatnya yang dapat berpindah-pindah (tidak menetap) dalam memerikan

informasi melalui koleksi bahan bacaan yang disediakan di setiap armadanya

kepada masyarakat umum khususnya yang berlokasi jauh dari perpustakaan

47
umum.

Dilihat dari kendala yang dihadapi Perpustakaan keliling melayani beberapa

kabupaten Asahan, ada beberapa kendala yang dihadapi saat pelayanan

perpustakaan keliling seperti jalan yang rusak, cuaca yang kurang mendukung dan

masih banyak lainnya. Namum, perpustakaan keliling ini dalam menjalankan

tugasnya tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, terkadang ada masalah yang

muncul, Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala perpustakaan keliling

adalah dengan melakukan observasi dan membuat perjanjian dengan pihak

sekolah agar lebih mempermudah dalam menjalankan pelayanan perpustakaan

keliling, petugas juga berkerja sama dengan pihak sekolah untuk mengatasi

kendala agar para siswa-siswi tertib dalam mengambil bahan pustaka dan tidak.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, peneliti juga memberikan beberapa saran

untuk dijadikan pertimbangan perpustakaan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Asahan sebagai bahan masukan untuk dikemudian hari nanti:

1. Mengenai koleksi fiksi maupun non fiksi perpustakaan keliling di Dinas

Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Asahan sebaiknya memperbaharui

koleksi fiksi, agar anak-anak tidak bosan dengan koleksi yang saat ini yang

sudah disediakan perpustakaan keliling, selain untuk anak-anak sebaiknya

ditambah untuk koleksi anak remaja (SMP/SMA) agar lebih tertarik dengan

layanan perpustakaan keliling.

48
2. Perlu diadakan pelatihan mendongeng bagi petugas pelayanan perpustakaan

keliling agar dalam pelayanan pemustaka tidak bosan selain itu diadakan

stroy telling saat kunjungan di SD dan TK

3. Perlu mengadakan kerja sama dengan provinsi dan tenaga ahli yang bisa

memberikan arahan tentang story telling atau yang mampu mengembangkan

kegiatan anak-anak untuk mengembangkan minat baca dan kegiatan layanan

perpustakaan keliling.

4. Mengenai fasilitas yang disediakan perpustakaan keliling perlu diadakan

permainan dan alat bercerita dan penambahan kursi, karpet agar pemustaka

lebih tertarik dan merasa nyaman.

5. Dengan penambahan sarana dan prasarana dapat menarik para pemustaka

untuk perkujung dan keefektifan pemusta

49
DAFTAR PUSTAKA

Asrifah, A. A., & Amir, A. (2018). Efektivitas Pelayanan Perpustakaan Keliling

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kubu Raya.

Aji, S. T. B., & Heriyanto, H. (2013). Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling

Terhadap Kemampuan Literasi Informasi "Wanita Tuna Susila (WTS) Di

Lokalisasi Gambilangu Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(4), 142–156.

Retrieved from

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/4652/4496

Amal, E. (2016). Analisis Pelayanan Perpustakaan Pada Kantor Perpustakaan

Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sigi. Jurnal Katalogis, 4(4), 62–73.

Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/157596-ID-

analisis-pelayanan-perpustakaan-pada-kan.pdf

Asnawi. (2013). Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah

Malang Kota. Konsep Efektivitas, 18–38.

Asrifah, A. A., & Amir, A. (2018). Efektivitas Pelayanan Perpustakaan Keliling

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kubu Raya.

Fernández, O., Kang, S., Laily Noor Ikhsanto, jurusan teknik mesin, & Aceh,

kue tradisional khas. (2020). EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN KELILING

DALAM MENINGKATKAN INDEKS LITERASI BACA KOTA CIREBON.

2017(1), 1–9.

ITS, P. (2021). Sejarah Perpustakaan Keliling. Retrieved from ITS, Perpustakaan

website: http://library.its.ac.id/berita/detail/sejarah-perpustakaan-keliling

50
Masalah, R., Kuliah, M., & Riset, M. (2014). Rumusan masalah & hipotesa. 1–

16.

Meriana, M., & Nelisa, M. (2013). Efektivitas Pengelolaan Perpustakaan Keliling

dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat di Kantor Perpustakaan Arsip

dan Dokumentasi Kota Padang. Ilmu Informasi Perpustakaan Dan

Kearsipan, 2(1), 511–530. Retrieved from

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/view/2444

Pekei, B. (2017). Landasan Teori Efektivitas. 11–78.

Pembangunan, P. (2017). EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA DESA

DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa

Watutumou Dua Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara). Jurnal

Eksekutif, 2(2).

Putri, W. A., & Santoso, T. (2009). Efektivitas pelayanan perpustakaan keliling di

kota surabaya. Ilmu Perpustakaan, 158–174.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. In

Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. Bandung:

Alfabeta.

Meriana, M., & Nelisa, M. (2013). Efektivitas Pengelolaan Perpustakaan Keliling

dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat di Kantor Perpustakaan Arsip

dan Dokumentasi Kota Padang. Ilmu Informasi Perpustakaan Dan

Kearsipan, 2(1), 511–530. Retrieved from

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/view/2444

ITS, P. (2021). Sejarah Perpustakaan Keliling. Retrieved from ITS, Perpustakaan

51
website: http://library.its.ac.id/berita/detail/sejarah-perpustakaan-keliling

Pembangunan, P. (2017). EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA DESA

DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa

Watutumou Dua Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara). Jurnal

Eksekutif, 2(2).

Amal, E. (2016). Analisis Pelayanan Perpustakaan Pada Kantor Perpustakaan

Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sigi. Jurnal Katalogis, 4(4), 62–73.

Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/157596-ID-

analisis-pelayanan-perpustakaan-pada-kan.pdf

Asnawi. (2013). Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah

Malang Kota. Konsep Efektivitas, 18–38.

Pekei, B. (2017). Landasan Teori Efektivitas. 11–78.

Fernández, O., Kang, S., Laily Noor Ikhsanto, jurusan teknik mesin, & Aceh,

kue tradisional khas. (2020). EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN KELILING

DALAM MENINGKATKAN INDEKS LITERASI BACA KOTA CIREBON.

2017(1), 1–9.

Aji, S. T. B., & Heriyanto, H. (2013). Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling

Terhadap Kemampuan Literasi Informasi "Wanita Tuna Susila (WTS) Di

Lokalisasi Gambilangu Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(4), 142–156.

Retrieved from

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/4652/4496

Masalah, R., Kuliah, M., & Riset, M. (2014). Rumusan masalah & hipotesa. 1–

16.

52
Rahma, N. S. (2017). “EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING

PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ASRSIP KOTA MALANG.”

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. In

Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. Bandung:

Alfabeta.

Arsana, I. M. S., Premierita, N. P., & Kastawa, M. (n.d.). Evaluasi Layanan

Perpustakaan Keliling Pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Badung. 1–9.

Kearsipan, D. A. N., Kabupaten, D., & Rawas, M. (2020). Efektivitas pelayanan

perpustakaan keliling dinas perpustakaan dan kearsipan daerah kabupaten musi

rawas utara. 3(2), 29–35.

Agustina, S., & Adi, K. (2020). KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN

KELILING di PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEMBER. 2(1), 1–

8. Retrieved from ile:///C:/Users/ACER/Documents/layanan

perpustakaan/175-509-1-PB.pdf

Perpustakaan, A., Ternate, K., Ternate, K., & Kunci, K. (2013). Journal Volume II. No. 4.

Tahun 2013. II(4).

53

Anda mungkin juga menyukai