Anda di halaman 1dari 38

STRATEGI PROMOSI MELALUI MEDIA SOSIAL TERHADAP

MINAT KUNJUNG DI DINAS PERPUSTKAAN DAN


KEARSIPAN KABUPATEN ACEH TENGGARA

SKRIPSI

Oleh:
Dea Ruhul Hayati
NIM: 0601183150
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Tujuan Masalah......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................6
E. Sistematika Pembahasan........................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Promosi..................................................................................................8
B. Promosi Perpustakaan............................................................................9
C. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Promosi Perpustakaan...............11
D. Promosi Perpustakaan Melalui Media Iklan..........................................17
E. Minat Kunjung.......................................................................................20
F. Promosi Perpustakaan dan Minat Kunjung Pustaka..............................24
G. Strategi Promosi dalam Pemasaran Iklan...............................................26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................28
C. Pemilihan Subjek Penelitian.................................................................28
D. Sumber Data.........................................................................................29
E. Teknik Pengelompokan Data................................................................30
F. Teknik Analis Data................................................................................31
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................32

i
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sulistyo Basuki (1993:46) yang menyatakan bahwa perpustakaan umum


adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan
melayani umum. Dalam UNESCO Pubilc Library Manifesto disebutkan bahwa
perpustakaan umum merupakan pusat informasi lokal yang bertujuan agar semua
jenis pengetahuan dan informasi mudah diakses dan digunakan oleh pemakai.
Kemudian Manifesto perpustakaan umum yang diterbitkan UNESCO tahun1994
berubah menjadi: kebebasan, kesejahteraan dan pengembangan masyarakat
maupun individu merupakan hal yang fundamental dalam penerapan nilai-nilai
hidup (Ilham Prisgunanto, 2005). Dengan hal demikian perlu dilakukannya
promosi perpustakaan.

Promosi perpustakaan merupakan unsur yang perlu dilakukan dalam


menjalankan perpustakaan, akan tetapi tidak terlalu di perhatikan oleh individu
yang bekerja di dalamnya yaitu di sebut sebagai penggerak suatu organisasi
adapun dalam konteks penjelasan ini yaitu pustakawan atau staf yang ada di
perpustakaan, karena sumber daya manusia akan menentukan kualitas dari
promosi perpustakaan itu sendiri. Dengan terciptanya kegiatan promosi, harapanya
pengguna perpustakaan akan semakin meningkat dan masyarakat akan menjadi
pengguna tetap dan taat dengan aturan yang sudah di terapkan dalam
perpustakaan.

Dalam melakukan kegiatan promosi di perpustakaan hal yang perlu di


perhatikan dan dilakukan yaitu meningkatkan layanan yang di sediakan oleh
perpustakaan, karena layanan perpustakaan menjadi acuan bagi pengguna dalam
penggunaan informasi di perpustakaan oleh karena itu meningkatkan layanan
teramat penting di lakukan, karena di indonesia pengguna perpustakaan masih
tergolong rendah dan masih sering diabaikan keberadaannya oleh masyarakatluas.
4

Adapun promosi perpustakan juga mempunyai arti yaitu mengenalkan ide atau
jasa yang di sediakan di perpustakaan (Badollahi Mustafa, 1996).

Fungsi promosi perpustakaan terbagi menjadi empat macam, yaitu:


1. Meningkatkan minat pengguna
2. Memberikan kesan kepada pengunjung
3. Menumbuhkan minat datangnya pengunjung
4. Pengunjung dapat memberikan tanggapannya sendiri

Melakukan kegiatan promosi perpustakaan memerlukan beberapa teknik/cara


dalam melakukan promosi. Menurut Singgih Widodo, dalam promosi
perpustakaan memiliki beberapa teknik promosi yang sudah lumrah di gunakan
oleh instansi perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi seperti promosi
melalui spanduk, poster, selebaran perpustakaan, program khusus perpustakaan.
Promosi melalui media iklan terdiri oleh dua bentuk antara lain, bentuk tercetak
dan bentuk elektronik.

Dalam sebuah perpustakaan pustakawan adalah sebagai manusia yang


berperan penting dalam berjalanya roda organisasi, dan harus memberikan ide,
tenaga dalam proses promosi jasa layanan yang di sediakan oleh perpustakaan,
dengan bekerja secara profesional dalam mendukung dan berjalanya usaha
promosi perpustakaan (Badollahi Mustafa, 1996).

Al-Qur’an memandang perpustakaan sebagai sarana yang sangat penting


untuk bisa mengubah suatu bangsa yang semula tidak memahami apa-apa menjadi
bangsa yang berpengetahuan dan  memiliki peradaban yang tinggi. Hal ini terbukti
dengan disebutkannya peran-peran perpustakaan didalam al-Qur’an yang setidaknya
terdiri dari beberapa konsep, konsep membaca,  konsep menulis, konsep ilmu
pengetahuan,  konsep pendidikan,  konsep ibadah,  konsep komunikasi dan
informasi. Dalam kaitannya tersebut, al-Qur’an memang tidak secara langsung dan
jelas membicarakan tentang konsep kepustakawanan karena ia bukanlah kitab ilmu
perpustakaan.

Wahyu pertama yang diterima  Nabi Muhammad SAW adalah lima ayat
pertama dari surat al-‘Alaq. Dalam kerangka ilmu perpustakaan, maka perintah
membaca seperti ditunjukkan dalam surat al-‘Alaq tidak hanya dilihat pada aspek
5

kesesuaian dengan fungsi perpustakaan sebagai sarana pembelajaran yang


ditunjukkan pada adanya kegiatan membaca dan memahami sumber-sumber
informasi atau literatur yang menjadi koleksi perpustakaan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, akan tetapi perintah membaca tersebut dapat berarti
anjuran untuk menciptakan atau mendirikan sarana yang memungkinkan kegiatan
membaca itu berlangsung. Bahkan dalam salah satu kaidah hukum Islam dijelaskan
bahwa perintah terhadap suatu hal dan perkara, maka berarti pula perintah untuk
menciptakan sarana yang memungkinkan perintah pertama tersebut terlaksana. Surat
dan Hadits berkaitan dengan Perpustakaan salah satunya yaitu

Surat Al- Maidah ayat 44

‫ِين َأسْ َلمُوا‬ َ ‫ِإ َّنا َأ ْن َز ْل َنا ال َّت ْو َرا َة فِي َها ُه ًدى َو ُنو ٌر ۚ َيحْ ُك ُم ِب َها ال َّن ِبي‬
َ ‫ُّون الَّذ‬
ِ ‫ب هَّللا‬ِ ‫ِظوا ِمنْ ِك َتا‬ ُ ‫ُّون َواَأْلحْ َبا ُر ِب َما اسْ ُتحْ ف‬ َ ‫ِين َها ُدوا َوالرَّ بَّا ِني‬َ ‫لِلَّذ‬
‫اخ َش ْو ِن َواَل َت ْش َترُوا ِبآ َياتِي‬ ْ ‫اس َو‬ َ ‫ش َهدَا َء ۚ َفاَل َت ْخ َشوُ ا ال َّن‬ ُ ‫َو َكا ُنوا َع َل ْي ِه‬
َ ‫ِئك ُه ُم ْال َكا ِفر‬
‫ُون‬ َ ‫َث َم ًنا َقلِياًل ۚ َو َمنْ َل ْم َيحْ ُك ْم ِب َما َأ ْن َز َل هَّللا ُ َفُأو ٰ َل‬
Artinya :

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada)


petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-
orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu
janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah
kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-
orang yang kafir.

Dalam surat ini ada arti bahwa Memelihara koleksi perpustakaan sama hal
nya dengan orang-orang terdahulu memelihara Kitab-kitab Allah, sebagaimana
dijelaskan Kitab-Kitab Allah meski dijaga, begitu juga halnya dengan buku yang ada
di perpustakaan, karena keduanya adalah wujud yang tak ternilai. Buku adalah
jendelanya dunia, maka perlulah kita menjaganya. Sekiranya bukan karena karunia
Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan
keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya
6

sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga
karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan
telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia
Allah sangat besar atasmu.

Surat Al-Alaq ayat 1-5

  Artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahui.”

         Pada ayat yang pertama Allah memerintahkan kepada Nabi agar membaca
dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan.Dengan demikian dalam makna
yang lebih luas, ayat pertama merupakan perintah untuk mencari ilmu. Pada ayat
ketiga Allah memerintahkan kembali kepada Nabi untuk membaca, karena bacaan
tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-
ulang dan membiasakannya.

         Pada ayat keempat Allah menjelaskan bahwa dengan karunia dan dengan
perantaraan kalam terjadi proses belajar-mengajar antar manusia, hubungan dan
komunikasi antar manusia, sehingga pengetahuan seseorang dapat di transfer kepada
orang lain. Pada ayat kelima Allah menambahkan keterangan tentang limpahan
karunia-Nya yang tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah menjadikan Nabi-
Nya pandai membaca. Dari lima ayat Alquran yabg diturunkan pertama kali kepada
Nabi Muhammad dapat di ambil hikmah yang sangat berharga bahwa membaca
adalah perintah pertama kali yang disebut Alquran
7

Berbicara mengenai pengelolaan perpustakaan seperti promosi yang menuntut


keadilan kepada masyarakat umum, ada sebuah hadits riwayat Al-Bukhari yang
menyatakan bahwasanya semua yang ada di bumi ini adalah pemimpin yang
menjalankan peranan dan tugasnya masing-masing. Seperti tugas pustakawan
melakukan promosi dan mengelola persputakaan. Dan semuanya akan dimintai
pertanggung jawaban atas apa yang di pimpinnnya tersebut. Demikian juga dengan
perpustakaan. Perpustakaan memiliki kewajiban untuk menyediakan informasi bagi
seluruh masyarakat. Untuk itu, perpustakaan harus dapat dimanajemen dengan baik
agar masyarakat merasa puas dengan layanan akses informasi yang diberikan oleh
perpustakaan. Hal ini berkaitan dengan hadis nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Al-Bukhari:4789 yang bunyinya sebagai berikut:

Artinya: Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. imam adalah pemimpin yang diminta
pertanggung jawaban atas rakyatnya. seorang suami adalah pemimpin dan akan
dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. seorang istri adalah pemimpin di
dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban
atas urusan rumah tangga tersebut. seorang pembantu adalah pemimpin dalam
urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan
tanggung jawabnya tersebut. aku menduga ibnu umar menyebutkan “dan seorang
laki-laki adalah pemimpin atas harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung
jawaban atasnya. setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. (H.R. Al-Bukhari: 4789).

Dalam hadis di atas mengandung makna bahwasanya predikat pemimpin bukan


8

hanya pemimpin rakyat atau kepala Negara saja, tetapi bahkan seorang pembantu
juga merupakan pemimpin yang mengatur harta tuannya. Hal tersebut mengartikan
bahwa semua orang harus mampu melakukan manajemen diri sesuai dengan
perannya masing-masing. Sebagaimana lembaga seperti perpustakaan yang
merupakan ruang layanan bagi masyarakat umum yang berkewajiban dalam
memenuhi tugasnya sebagai pusat informasi bagi masyarakat umum, harus mampu
memanajemen perpustakaan sebagai ruang layanan informasi agar mampu mencakup
seluruh kebutuhan informasi masyarakat.

Dalam melaksanakan promosi perpustakaan, pustakawan harus mengerti dan


faham siapa sasaran yang akan menjadi target dalam promosi perpustakaan dan harus
mengetahui siapa itu pengguna yang akan di lakukan pengenalan layanan, fasilitas
dan jasa yang sudah di sediakan di perpustakaan untuk pengguna, sasaran
perpustakaan umum adalah masyarakat luas, baik itu dari kalangan akademik dan
non akademik. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan minat kunjungan
masyarakat.

Minat bisa di artikan sebagai kemauan dari diri sendiri untuk melakukan suatu
kegiatan atau kegiatan yang di laksanakan dengan senang melakukan terhadap suatu
objek, orang, yang berkaitan dengan dirinya oleh karena itu minat adalah suatu
kegiatan yang di lakukan sebagai suatu yang sadar. Pada dasarnya minat kunjung
masyarakat (pemustaka) bisa terangsang dan bangkit bila ada rasa ketertarikan.
Ketertarikan yang dimaksud bisa diartikan sebagai ketertarikan terhadap tempat,
lingkungan, koleksi, pelayanan dan lain-lain.

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang memiliki peran yang sangat


penting, karena melayani semua lapisan masrakat luas tanpa membedakan latar
belakang sosial, latar belakang agama, pendidikan, usia, dsb. Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Tenggara tergolong memadai dan tempat yang
dapat tergolong strategis yaitu di daerah perkotaan dan berdekatan dengan berbagai
instansi pemerintahan di Kabupaten Aceh Tenggara, Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Kabupaten Aceh Tenggara melakukan kegiatan promosi melalui media iklan
baik melalui media cetak seperti spanduk, baliho, brosur, dan promosi melalalui
9

media massa dalam bentuk elektronik, seperti internet, radio juga sudah dilakukan.
Kegiatan ini sudah di lakukan dan langsung di koordinasi oleh staf dan pustakawan.

Berdasarkan observasi awal penulis kepada pustakawan, promosi sudah di


lakukan oleh perpustakaan, dengan tujuan yaitu untuk mengajak masyarakat supaya
berkunjung dan menjadi pengunjung tetap di perpustakaan, dengan tujuan agar
meningkatnya minat kunjung masyarakat ke perpustakaan. Akan tetapi
penulismelihat data kunjungan di perpustakaan pengunjung perpustakaan masih
tergolong kurang.

Koleksi perpustakaan lengkap dengan tempat yang nyaman, namun sepi


pengunjung, tentunya ini adalah penyebabnya salah satunya adalah kurangnya
promosi, maka peran pustakawan untuk memasarkan produknya untuk memuaskan
konsumen. Media sosial adalah media dimana banyak berkumpulnya masyarakat.
Oleh karena itu dibutuhkan adanya strategi promosi melalui media sosial untuk
mengetahui kebutuhan informasi pengguna. Dalam mempromosikan Perpustakaan
Umum Kota Medan dibutuhkan media sosial yang digunakan untuk
mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan. Beberapa bentuk kegiatan media
sosial yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan Umum dan Kearsipan Kota Medan
yaitu, Facebook, Instagram, Youtube, dan Web. Dengan dilakukannya promosi
melalui media sosial diharapkan meningkatkan minat kunjung masyarakat.

Media sosial dipilih pada penelitian ini karena media sosial merupakan media
informasi yang dapat menyebar dengan cepat dan luas. Hal demikian diharapkan
memberikan dampak yang tinggi kepada minat kunjun masyakarat. Maka
berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
bagaimanakah strategi promosi perpustakaan yang dilakukan oleh Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara sehingga jadilah penelitian
ini berjudu “Strategi promosi melalui media Sosial terhadap minat kunjung di
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara”
10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pembahasan latar belakang masalah di atas, adalah sebagai


berikut:
1. Bagaimana jenis promosi iklan melalui media sosial di Perpustakaan Dinas
dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?
2. Bagaimana stategi promosi iklan melalui media sosial yang meliputi
perencanaan, pengoraganisasian, pelaksanaan dan pengerjaan di Perpustakaan
Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?
3. Bagaimana minat kunjung di Perpustakaan Dinas dan Kearsipan
Kabupaten Aceh Tenggara?
4. Bagaimana hasil promosi dan strategi di Perpustakaan Dinas dan Kearsipan
Kabupaten Aceh Tenggara?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan penelitian yang fokus dan
akurat, maka diberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Perpustakaan yang diamati adalah Perpustakaan Dinas dan Kearsipan Kabupaten
Aceh Tenggara
2. Media Promosi yang diamati hanya melalui media sosial

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk Menetahui jenis promosi iklan melalui media sosial yang telah dilakukan
di Perpustakaan Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara.
2. Untuk mengetahui minat kunjung di Perpustakaan Dinas dan Kearsipan
Kabupaten Aceh Tenggara.
3. Untuk mengetahui hasil promosi dan strategi promosi iklan melalui media
sosial di Perpustakaan Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara.
11

E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Bisa di pergunakan dan dapat bermanfaat untuk suatu karya ilmiah serta menjadi
sumber yang bisa dipelajari mengenai permasalahan dalam promosi melalui media
iklan dalam meningkatkan minat kunjung di perpustakaan. Serta sebagai
penambah wawasan kajian ilmu perpustakaan, khususnya tentang promosi melalui
media iklan dalam meningkatkan minat kunjung di perpustakaan Dinas dan
Kaersipan Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan manfaat untuk peneliti lainya dalam pengembangan dalam
permasalahan mengenai promosi dan strategi promosi melalui media iklan untuk
meningkatkan minat kunjungan di perpustakaan. Hasil dari penelitian ini juga
dapat di jadikan pembelajaran bagi pustakawan mengenai promosi di
Perpustakaan Dinas dan KearsipanKabupaten Aceh Tenggara dalam promosi
melalui media iklan

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan maka skripsi ini disusun secara sistematis


yang terdiri dari:
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, defenisi konseptual, serta sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka


Bab ini memuat kajian Peneliti tentang Pengaruh promosi melalui media iklan
terhadap minat kunjung di perpustakaan Dinas dan Kaersipan Kabupaten Aceh
Tenggara.
12

BAB III Metode Penelitian


Bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, pemilihan subyek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
kualitatif.
13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat Kunjung

Minat Kunjung Pengertian minat adalah kecenderungan dalam diri individu


untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek dan pengertian
berkunjung adalah datang untuk menengok, pergi ke suatu tempat. Minat menurut
Slameto yakni minat merupakan rasa suka yang berlebih serta adanya rasa
keterikatan terhadap sesuatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Jadi minat
berkunjung adalah sebuah dorongan atau keinginan seseorang untuk mengunjungi
suatu tempat dengan adanya ketertarikan dari sebuah barang, jasa atau objek
(Setiawan, & Arfa, 2019).

Dari pendapat diatas terdapat kesimpulan bahwa timbulnya minat seseorang itu
disebabkan oleh beberapa faktor penting yakni faktor yang mempengaruhi minat
baik dari sisi intern yang meliputi emosional ataupun faktor ekstern yang melingkupi
dorongan dan juga sosial. Sedangkan minat berkunjung menurut Endah adalah
perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang untuk mendatangi sebuah
objek atau tempat. Berdasarkan definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat
berkunjung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat berkunjung pemustaka
sebagai suatu keinginan atau kemauan untu mendatangi suatu tempat yaitu
perpustakaan (Setiawan, & Arfa, 2019).

Masyarakat merupakan tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan. Oleh


karena itu masyarakat menjadi salah satu kunci berhasilnya suatu perpustakaan.
Agar menjadikan mereka yaitu “segmen pasar” karena kemajuan perpustakaan
adalah tanggung jawab bagi pustakawan dalam meningkatkan layanan danpromosi
perpustakaan. Tentu tugas tersebut tidak mudah, sebab masyarakat baru mau ke
perpustakaan jika mereka:
a. Tahu arti dan manfaatnya
b. Kebutuhan informasi di perrusakaan
c. Tertarik dengan perpustakaan
14

d. Merasa senang ketika di perpustakaan


e. Pelayanan yang baik.

Tujuan mengunjungi perpustakaan secara umum adalah ingin melihat dan


menyaksikan sesuatu yang menarik, namun pada kenyataannya ada tujuan yang
lebih spesifik, diantaranya yaitu (Setiawan dan Arfa, 2019).:
a. Berkunjung untuk tujuan kesenangan. Dalam artian masyarakat datang
memanfaatkan koleksi perpustakaan yang disenangi seperti, membaca novel,
surat kabar, komik dan lain-lain.
b. Berkunjung untuk tujuan memperoleh sesuatu yang baru (ilmu pengetahuan).
c. Berkunjung untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Dalam artian
seseorang datang berkunjung ke perpustakaan untuk menggunakan sarana dan
prasarana yang sudah ada dalam mengerjakan pekerjaan atau tanggung jawab
lainya.

Untuk sampai di kondisi seperti ini, maka perpustakaan harus melakukan


berbagai upaya,seperti melakukan pemasyarakatan,publikasi,promosi, pendekatan,
dan melayani keinginan dan kebutuhan pemustaka.Jika hal tersebut telah dapat
dilakukan dengan baik dan masyarakat benar-benar memperoleh nilai tambah atas
keberadaan perpustakaan,maka pada saat itu pengunjung dan pemustaka
merupakan salah satu potensi dan keberhasilan dalam suatu promosi perpustakaan.
Terdapat beberapa pengaruh dan tantangannya dalam mecapai keberhasilan dalam
pelaksanaan meningkatkan minat kunjung di perpustakaan itu meliputi (Setiawan
dan Arfa, 2019).:
a. Jarak Antara Perpustakaan dengan Masyarakat
b. Keterbatasan Informasi dan Komunikasi
c. Respon dan Perhatian Masyarakat Yang Relatif Rendah
d. Persepsi Masyarakat Terhadap Perpustakaan Kurang Tepat

B. Promosi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:702) promosi adalah


perkenalan. Promosi adalah mekanisme komunikatif persuasif pemasaran dengan
memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi merupakan forum
15

pertukaran antar organisasi dengan konsumen dengan tujuan utama memberi


informasi tentang produk atau jasa yang ditawarkan dan yang disediakan oleh
organisasi, sekaligus membujuk konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan. Promosi merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh
setiap organisasi terutama bagi organisasi yang bergerak dalam bidang usaha dan
jasa. Bagaimanapun bentuk produk dan jasa yang dihasilkan tidak ada gunanya
jika tidak diketahui dan dimanfaatkan oleh sebagian konsumennya.

Promosi perpustakaan merupakan aktivitas memperkenalkan perpustakaan


dari segi fasilitas, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh oleh
setiap pemustaka. Adapun usaha yang dilakukan pustakawan dalam
mempromosikan perpustakaan agar masyarakat mengerti tujuan penyelenggaraan
perpustakaan, misalnya dengan penyebaran brosur, Penyebaran Terbitan atau
Publikasi, Penerimaan Kunjungan, Pameran Perpustakaan dan Open House.
Promosi perpustakaan yang menjual jasa informasi dapat dilakukan dengan
(Mumek, dkk 2021):
1 Personal Selling (penjualan secara pribadi)
2 Advertising (iklan)
3 Sales promotion (promosi penjualan)
4 Publicity (publisitas)
5 Public Relation (humas)

C. Promosi Perpustakaan

Dalam hal promosi perpustakaan, Suharto menyatakan bahwa promosi


perpustakaan adalah salah satu cara yang mempunyai peranan untuk
memperkenalkan perpustakaan, mengajari pemakai perpustakaan, untuk menarik
lebih banyak pemustaka dan meningkatkan pelayanan pemustaka pada suatu
perpustakaan. Promosi menurut Qulyubi (2002:22) promosi perpustakaan adalah
salah satu upaya untuk mengenalkan identitas organisasi perpustakaan atas produ-
produk serta jasa informasi yang diberikan dengan berbagai fasilitas yang dimiliki
berikut kelebihan dan keunggulannya.
16

Promosi perpustakaan merupakan perkumpulan dalam bertukarnya


informasi antar satu instansi dengan konsumen atau sering di sebut pemusta
dangan tujuan untuk mnyampaikan dan memberi pengertian mengenai informasi
dan tentang koleksi yang tersedia di perpustakaan dan jasa-jasa yang sudah ada di
perpustakaan perpustakaan (Syamsiyah, dkk 2021). Kegiatan promosi dalam suatu
perpustakaan sangat di perlukan, karena kegiatan tersebut sangat membantu dalam
mengenalkan perpustakaan kepada seluruh lapisan masyarakat menggunakan
berbagai media promosi yang bisa di manfaatkan seperti memasang spanduk
membagikan selebaran, membuat website di internet, dan membuat akun media
sosial perpustakaan.

Menurut lasa Hs dalam Kamus kepustakawanan Indonesia promosi


merupakan pertukaran informasi antar organisasi/lembaga dan konsumen dengan
tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang tersedia dalam
organisasi dan membujuk calon konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau
jasa tersebut (HS Lasa,2009). Cronin juga mengemukakan tentang promosi
perpustakaan ialah suatu pengungkapan ataupun refleksi corak manajemen yang
khas atau filsafat dari penyajian, objeknya untuk menigkatkan dan menembus
pelayanan dari seluruh aktivitas yang di lakukan di perpustakaan. Oleh sebab itu
promosi sebetulnya tidak hanya sekedar kegiatan membagi brosur, memasang
spanduk, memakai jasa radio, dan promosi media lainya. Promosi yang terbilang
berhasil selayaknya memiliki dampak yang berkesenambungan dan menggalakkan
kemajuan suatu perpustakaan. Artinya harus mempunyai kemajuan dalam
pendayaguna perpustakaan

Melalui pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa promosi


perpustakaan ialah suatu aktivitas hubungan antara pustakawan dengan pengguna
perpustakaan yang sudah ada ataupun pemustaka yang belum menjadi pengguna
agar mereka mengerti dan tahu akan koleksi-koleksi, maupun fasilitas, layanan
yang sudah tersedia dan promosi perpustakaan juga ialah suatu kegiatan yang
penting di lakukan dengan upaya untuk mengenalkandari seluruh aktifitas yang
sudah ada di perpustakaan supaya dapat diketahui oleh masyarakat umum. Karena
kegunaan promosi yang dilakukan perpustakaan merupakan kegiatan untuk
17

memberikan informasi mengenai perpustakaan. Dengan promosi diharapkan para


calon pengguna perpustakaan dapat mengenal perpustakaan dan menjadi
penggunanya. Kegiatan dalam promosi perpustakaan sekurang-kurangnya
memiliki setidaknya empat tujuan, yaitu (Prihartanta, 2015):
a. Untuk menarik perhatian
b. Menciptakan kesan
c. Membangkitkan minat
d. Memproleh tanggapan.

Weinstock juga mengemukakan tujuan dari promosi perpustakaan ialah


memberitahu kepada seluurh masyarakat tentang perpustakaan merupakan pusat
informasi dan pengenalan berbagai pelayananya dan jasa yang ada di perpustakaan
dan mengajak calon pemakai perpustakaan untuk menjadi pengguna perpustakaan
dan menggunakan pelayanan-pelayanan yang telah ada pada perpustakaan (Muhra
Rauf, 2016).

Dari berbagai pendapat yang dipaparkan oleh para ahli di atas menunjukan
bahwa mereka mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyatakan tujuan dan
manfaat promosi perpustakaan. Meskipun demikian penulis menarik kesimpulan
bahwa tujuan promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perpustakaan untuk
mendorong pengguna agar berkunjung dan menggunakan perpustakaan, sehingga
menarik perhatian pengguna untuk menggunakan koleksi dan jasa perpustakaan.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, promosi perpustakaan untuk setiap jenis
perpustakaan sesungguhnya mempunyai sasaran yang berbeda menurut ruang
lingkup masyarakat yang dilayani.

D. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Promosi Perpustakaan

Promosi di perpustakaan memiliki beberapa macam bentuk dalam


melakukan promosi, Lasa Hs mengemukakan bahwa untuk mempromosikan
informasi yang ada di perpustakaan antara lain dengan membuat leaflet,
penyebaran brosur, map kemasan khusus, pertemuan ilmiah, pameran buku,
kunjungan dan promosi melalui homepage atau website di internet.. Untuk
memasyarakatkan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya membangun
18

jasa informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu dapat diserap, disebarluaskan,
dan dimanfaatkan secara efektif oleh masyarakat pengguna informasi. Untuk
efektifitas informasi itu perlu kiat atau cara dalam hal pengenalan atau promosi
perpustakaan, sebagai berikut :
1. Ceramah Perpustakaan
2. Pameran Perpustakaan
3. Display
4. Pemutaran Film
5. Papan Reklame
6. Daftar Tambahan
7. Iklan

Berdasarkan medianya promosi dibagi menjadi dua yaitu media promosi iklan
dalam bentuk media cetak dan media promosi iklan dalam bentuk media
elektronik (Ortega dan Alhifni, 2017).

1. Media Promosi Dalam Bentuk Media Cetak


Media cetak merupakan media yang di tampilkan dalam cetakan baik
berbentuk kertas dan berbentuk bahan cetakan lainya, dengan tujuan
mengutamakan pesan-pesan degan sejumlah kata dan foto.
a. Brosur
b. Spanduk
c. Poster
d. Leaflet
e. Pembatas Buku (Bookmars)
f. Buku Panduan Perpustakaan

2. Media Promosi Perpustakaan Dalam Bentuk Elektronik


Selain menggunakan media cetak dalam promosi perpustakaan dapat juga
dengan menggunakan jasa melalui media massa juga sangat efektif dengan
berbentuk informasi yang di muat dalam berita melalui media tertentu atau media
eleketronik karena media ini juga sudah sangat dekat dengan masyarakat dan
mempunyai jaringan jaringan untuk mecapai ke masyarakat menjadi lebih cepat
19

dengan menyajikan berita atau promosi yang menarik dapat melalui radio,televisi
dan sebagainya. Dapat melalui jejaring soial yang sudah sangat banyak yang
memakai dan jejaring sosial ini juga bisa digunakan dalam promosi perpustakaan
menggunakan seperti : website, instagram, facebook,dan media sosial lainya.
a. Media Televisi
b. Internet
c. Radio
d. Website
e. Instagram
f. Facebook

E. Promosi Perpustakaan Melalui Media Iklan


Media Iklan merupakan alat ataupun media yang di gunakan dalam
melakukan kegiatan promosi yang dapat berbentuk penyajian melalui ide, produk
atau jasa yang di pakai oleh perpustakaan dengan cara mempromosikanmelalui
media yang sudah ada dengan cara memakai jasa dalam promosi melalui iklan
tersebut (Hasanah, dkk, 2015). Iklan dapat di lakukan dapat melalui berbagai
macam bentuk, bisa melalui media cetak dan media elektronik. Promosi
perpustakaan dalam memanfaatkan media yang sudah ada akan menjadikan
perpustakaan lebih mudah dalam melakukan pengenalan tentang perpustakaan
guna untuk meningkatkan minat kunjung pemustaka.

Iklan adalah pesan yang disampaikan ke publik dengan tujuan


memengaruhi keputusan khalayak, bisa untuk mengajak membeli suatu produk
atau menggunakan jasa tertentu. Karena target dari promosi yang di lakukan harus
tercapai kepada mereka, dan pesan yang ingin di sampaikan tersampaikan dalam
melaksanakan dan dapat di ketahui dari semua kalangan. Memanfaatkan media
merupakan teknik yang sering dilakukan oleh semua kalangan dalam melakukan
promosi produk dalam melakukan pemasaran dan tentunya harus di lakukkan oleh
perpustakaanseperti memanfaatkan berbagai media baik media cetak atau media
massa atau internet. Iklan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu iklan
komersial dan iklan non-komersial (Purwaningwulan, 2018).
20

1. Iklan Komersial
Iklan jenis ini bertujuan mempromosikan dengan maksud orang mau membeli
atau menggunakan jasa yang diiklankan.
2. Iklan Non-Komersial
Iklan ini ditujukan kepada khalayak untuk memberikan informasi, edukasi,
imbauan, dan sosialisasi program. Sementara itu, berdasarkan medianya, iklan
dibagi menjadi iklan cetak dan iklan elektronik.

Sementara itu, berdasarkan medianya, iklan dibagi menjadi iklan cetak dan
iklan elektronik (Purwaningwulan, 2018).
1 Iklan Media Cetak
Iklan ini dibuat dengan cara dicetak. Iklan jenis ini kerap ditemui di koran,
majalah, poster, baliho, stiker, dan sebagainya.
2 Iklan Media Elektronik
Iklan ini memanfaatkan media elektronik dalam promosinya, seperti televisi,
radio, atau media social.

Selain itu, iklan dapat berbentuk iklan cetak, iklan baris, iklan kolom, dan
iklan display.
1. Iklan Cetak:
Iklan ini dipasang dan dibuat dengan teknologi cetak, seperti baliho, spanduk,
surat kabar, dan sebagainya.

2. Iklan Baris:
Iklan ini biasa ditemukan di koran dengan hanya membuat beberapa kata atau
kalimat saja.
3. Iklan Kolom:
Iklan kolom memiliki lebar satu kolom dan cenderung lebih tinggi dari iklan
baris, seperti advertorial. Iklan Display: Iklan ini biasanya menampilkan
promosi secara lebih luas dari iklan baris, seperti iklan di radio dan televisi.

Promosi perpustakaan melalui media sosial merupakan bentuk kegiatan


promosi melalui media internet. Media sosial yang digunakan diperpustakaan
diseluruh dunia memiliki beragam keperluan di perpustakaan seperti:
pemasaran/promosi, branding, membangun hubungan dengan pengguna, layanan
21

referensi, penyebaran berbagai informasi secara cepat. Perkembangan internet


yang pesat dan ditambah dengan kemunculan media baru seperti media sosial
ternyata menginspirasi perpustakaan untuk menggunakannya sebagai sarana
promosi perpustakaan.

Perpustakaan perlu mengoptimalkan media sosial untuk membangun


koneksi informasi dengan penggunanya dan meningkatkan layanan perpustakaan.
Selain membangun koneksi informasi dengan pelanggan, perpustakaan dapat
memanfaatkan media sosial untuk mendengarkan, menanggapi pengguna dengan
cepat, memberikan layanan yang fleksibel (mobile services), dan memperluas
jangkauan akses informasi ke masyarakat. Dengan kata lain, media sosial
memiliki potensi yang efektif untuk dijadikan sebagai sarana promosi karena
dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggannya dan
membangun komunikasi antar-perpustakaan.

F. Strategi Promosi dalam Pemasaran Iklan


Biasanya, produk berhasil dipasarkan karena adanya kontribusi besar yang
diberikan dari kegiatan promosi. Akan tetapi, dalam hal ini kalangan marketing
tidak sekadar promosi saja. Sebab tidak semua kegiatan promosi bisa
menghasilkan peningkatan pendapatan maupun citra perusahaan. Meski begitu,
even-even promosi tetap menempati porsi lebih strategis dalam dunia marketing.

Promosi yang baik selalu disiapkan dengan strategi tertentu. Strategi


dibutuhkan dalam iklan karena Iklan tak lebih sebagai masakan yang pada
dasarnya enak seusai dimasak namun masih kurang garam, sehingga cita rasa yang
dikandung masakan itu berkurang alias belum bisa menyedot selera makan
seseorang. Untuk itulah, disadari betapa penting menjalankan strategi promosi
yang efektif untuk memasarkan produk melalui periklanan terkini (Tasruddin,
2015).

Kegiatan periklanan identik dengan pemasaran. Jadi, pada hakikatnya


strategi promosi merupakan bagian dari strategi pemasaran, sehingga perlu
dilakukan dengan menerapkan komunikasi pemasaran terpadu (KPT) yang
kemudian dengan sendirinya menciptakan atmosfer bauran promosi (promotion
22

mix). Salah satu unsur bauran promosi itu adalah periklanan. Strategi promosi
iklan yang efektif senantiasa menggambarkan kecermatan ataupun akurasi
menerapkan strategi pemasaran (marketing strategy). Penerapan strategi
pemasaran sangat bergantung pada kondisi lingkungan persaingan pasar sehari-
hari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar di satu sisi sangat tergantung pada
potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan (Suryana,
2001 : 98).

Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan konsumen dari lingkungan


persaingan (Tasruddin, 2015):

1. Berorientasi pelanggan (customer orientation)


2. Mengutamakan total quality management (TQM), yaitu efektif, efisien, dan
tepat
3. Memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup (convenience), kenyamanan,
dan kenikmatan
4. Berinovasi dalam produk jasa maupun proses
5. Berorientasi kecepatan (speed) atau disebut juga time compression
management (TCM) yang diwujudkan dalam bentuk :
a. Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar
b. Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan
pelanggan.
6. Pelayanan dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Untuk bisa menarik konsumen, marketing perusahaan pengiklan maupun


media massa harus bisa merekayasa sejumlah indikator yang terdapat dalam
bauran pemasaran (marketing mix), yakni probe, product, price, place, dan
promotion. Mengacu pada prinsip-prinsip bauran pemasaran ini, maka sejatinya
periklanan adalah paralel dengan kegiatan promosi.

Promosi secara persuasif dengan menampilkan bahasa desain perwajahan


maupun unsur seni yang memikat konsumen menjadi ciri-ciri mendasar bagi dunia
iklan. Produk apa saja yang dipromosikan melalui kekuatan persuasi iklan tentu
berpeluang besar menembus segmen pasar lebih luas dengan kemungkinan
23

perolehan target dan pangsa pasar lebih meluas pula. Bagi pemasang iklan,
kegiatan promosi selalu dianggap sebagai hal yang berpengaruh kuat terhadap
citra produk di mata pelanggan. Tanpa promosi, mustahil semua orang akan tahu
seperti apa kelebihan dan kekurangan produk yang dipasarkan oleh perusahaan
pengiklan.

Iklan dan kegiatan promosi secara selintas memang identik. Ibarat dua sisi
mata uang, sasaran maupun tujuan promosi produk kerap sejalan dengan sasaran
dan tujuan periklanan produk. Pada dasarnya, iklan harus dijalankan dalam skala
pendanaan cukup besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap pasar. Di
samping itu, efektivitas iklan sangat tergantung pada besaran dana pada jumlah
produk yang akan dijual melalui periklanan dan efektivitas iklan ini diharapkan
mampu mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk bersangkutan.

Strategi media dalam arti bekerjasama membangun jaringan periklanan


dengan beberapa media merupakan faktor penentu bagaimana agar produk suatu
perusahaan bisa dikenal baik oleh konsumen melalui distribusi informasi yang
rutin dan teratur. Apabila suatu penilaian saksama telah menunjukkan adanya
kesempatan menguntungkan untuk pemakaian iklan secara efektif, maka harus
dipilih media mana yang tepat yang akan mendemonstrasikan pesan iklan tersebut.

G. Kendala Promosi

Promosi sering kali mempunyai banyak kendala dalam proses


pelaksanaaannya. Hambatan Yang Dihadapi Dalam Promosi Perpustakaan Pahit
manis suatu kegiatan pasti terdapat didalamnya dan promosi perpustakaan tidak
terlepas dari berbagai masalah yang kadang menjadi penghambat atau kendala
dalam pelaksanaannya. Kendala-kendala tersebut bisa berasal dari dalam (internal)
perpustakaan maupun luar (external) perpustakaan. Penjelasannya ialah sebagai
berikut (Harahap, 2021):

1. Kendala dari dalam(internal) yaitu:


a. Pengetahuan pustakawan tentang ilmu dan teknik pemasaran masih lemah
24

b. Pandangan tradisional terhadap perpustakaan yang melihat perpustakaan


hanya sebagai sebuah gudang buku
c. Gedung/fasilitas perpustakaan tidak memadai
d. Dana untuk membeli bahan pustaka dan membuka layanan-layanan baru
kurang memadai
e. Apresiasi pustakawan terhadap pengguna perpustakaan lemah

2. Kendala dari luar(eksternal)


a. Komitmen dari pimpinan dalam mendukung terhadap eksistensi
perpustakaan masih sangat kurang
b. Pengguna perpustakaan hanya bersifat sementara, kecuali yang terdapat
pada jenis perpustakaan khusus dan perpustakaan umum.
c. Manajemen organisasi lemah
d. Budaya baca masyarakat dengan memanfaatkan perpustakaan sangat lemah
e. Kondisi sosial budaya dan ekonomi belum sepenuhnya menunjang

Meskipun cukup banyak kendala yang dihadapi pustakawan dalam


menjalani promosi perpustakaan pasti ada jalan keluar untuk menapik
kendalakendala tersebut. Adapun Upaya yang cocok dilakukan perpustakaan
yaitu dengan membantu mendorong pustakwan mengembangkan minatnya,
kemampuan, dan kebiasaan membaca dari diri mereka sendiri. Perpustakaan
perlu dikelola dengan baik agar pemustaka merasa betah dan kerasan
berkunjung ke perpustakaan. pengelolaan ini meliputi semua aspek mulaidari
pustakawannya (SDM) sampai pada anggaran dan koleksi yang disajikan
sampai pada tata ruang perpustakaan dan yang tak kalah pentingnya adanya
dukungan dari instansi-instansi pemerintah baik pemerintah daerah maupun
provinsi.

H. Kajian Terdahulu

Beberpa penelitian yang memmbahas mengenai strategi promosi melalui media


sosial terhadap minat kunjung di dinas perpustkaan adalah sebagai berikut:
1. Siti Nor Halizah, S. N. H. (2022) Tentang Strategi Promosi Perpustakaan Dalam
Menarik Minat Kunjung Pemustaka Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dinas
25

Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan diperoleh hasil Strategi


promosi perpustakaan dalam menarik minat kunjung pemustaka pada masa
pandemi Covid-19 di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan
Selatan sudah berjalan dengan baik, yang mana sudah menggunakan dan
memanfaatkan sarana promosi dengan berbagai media terutama media elektronik
seperti penggunaan aplikasi iKalsel, mengadakan kegiatan webinar, pemanfaatan
media sosial, dan pemanfaatan laman website. Kendala-kendala yang dihadapi
dalam mempromosikan perpustakaan dalam menarik minat kunjung pemustaka
pada masa pandemi Covid-19 adalah pelaksanaan kegiatan yang dibatasi sehingga
mengakibatkan kurangnya kesematan untuk mengadakan kegiatan promosi dan
anggaran dana yang dipotong untuk penanganan Covid-19 ini.

2. Mumek, F., Golung, A. M., & Rogi, S. P. (2021) tentang Peranan Promosi
Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Kunjung Di Dinas Perpustakaan Dan
Kearsipan Kota Manado diperoleh hasil Perpustakaan menggunakan media sosial
facebook sebagai sarana promosi dan memperkenalkan aplikasi ebook dispersip.
Promosi menggunakan media cukup membantu meningkatkan jumlah kunjungan
pemustaka tetapi ada juga informan yang mengatakan belum cukup untuk dapat
meningkatkan jumlah kunjungan pemustaka per harinya ± 4 - 5 orang. Kendala
menggunakan media sebagai sarana promosi yaitu kurangnya SDM, anggaran dan
bentuk desain promosi. Penggunaan media sosial sebagai sarana promosi menurut
informan ada yang cukup efektif tetapi ada juga yang mengatakan belum cukup
efektif. Pengelola akun tidak selalu meng-update kegiatan perpustakaan dengan
layanan yang ada. Pustakawan melakukan promosi secara langsung dalam bentuk
bimbingan pemakai tetapi belum maksimal, terkendala kurangnya SDM, media
sosial khususnya facebook, sosialisasi (tidak intens) dan melalui bimbingan
pemakai bagi pemustaka. Menyediakan aplikasi ebook disperpsib dan
menyediakan koleksi yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan pemustaka.
Produk yang ditawarkan perpustakaan adalah bahan pustaka, penyediaan fasilitas
seperti Wifi dan aplikasi ebook dispersip. Produk yang ditawarkan perpustakaan
dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.
26

3. Akbar, M. S. (2021). Strategi Promosi Untuk Menarik Minat Kunjung Pemustaka


Di Perpustakaan Umum Kota Banjarmasin Diperoleh Strategi promosi untuk
menarik minat kunjung pemustka di perpustakaan umum kota Banjarmasin adalah
melakukan kegiatan seperti perpustakaan keliling, lomba bercerita/ story telling
antar sekolah, kegiatan mendongeng, sosialisasi perpustakaan, pemasangan
spanduk, dan penggunaan media sosial. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
melakukan kegiatan promosi di perpustakaan umum kota Banjarmasin adalah
anggaran yang terbatas dalam melakukan kegiatan promosi, dan kurangnya
sumber daya manusianya (pustakawan) dalam melakukan kegiatan promosi.

4. Ernawati, E. (2022). Strategi Pustakawan Sekolah dalam Mempromosikan


Perpustakaan dengan Konsep P3FLU (Studi Kasus pada Perpustakaan Sekolah
Sukma Bangsa Lhokseumawe). diperoleh Promosi perpustakaan merupakan salah
satu program alternatif untuk meningkatkan minat dan motivasi untuk berkunjung
dan mengenal perpustakaan sebagai bagian integral di lingkungan sekolah. Serta
sebagai upaya memacu kreatifitas dalam mengembangkan kompetensi
pustakawan sebagai pengelola perpustakaan dan menggali potensi yang dimiliki
peserta didik sehingga mereka dapat mengekspresikan diri untuk menciptakan
inovasi melalui karya-karya yang hebat yang tersedia di perpustakaan. Selain itu,
dengan promosi perpustakaan dapat lebih mengenalkan keberadaan perpustakaan
kepada pengguna serta lebih mendekatkan baik perpustakaan dan pustakawan
kepada pengguna. Untuk merealisasikan program ini maka diperlukan suatu
strategi agar pengguna mau berkunjung ke perpustakaan, walaupun hanya untuk
melihat-lihat saja, ngadem, mendengar music (ruang audio visual), atau hanya
sekedar melepas lelah. Setiap pengguna yang senang berkunjung ke perpustakaan,
maka lama-kelamaan pengguna (user) akan tertarik untuk melihat-lihat koleksi
yang tersedia diperpustakan.

5. Patriawati, N., & Hanum, A. N. L. (2021). Strategi Promosi Layanan E-Library Di


Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Pontianak Pada Masa Pandemi Covid-
19 Diperoleh Media promosi yangt digunakan oleh Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Pontianak dalam melakukan promosi layanan e-library pada
masa pandemi Covid-19 adalah dengan menggunakan poster, pamflet, banner,
27

standing informasi, dan sosial media berupa instagram, facebook, twitter, dan
laman website resmi perpustakaan serta kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Pontianak dalam mempromosikan layanan e-library
pada masa pandemi Covid-19 adalah kendala jaringan dan kendala generation gap
28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan jenis pendekatan yang lebih
menekankan kepada makna, penalaran, definisi dari suatu situasi
tertentu, serta lebih banyak digunakan untuk meneliti permasalahan-
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Rukin, 2019). Metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif atau disingkat
kualitatif deskriptif ini sesuai dengan penelitian ini karena dalam
penelitian ini lebih menekankan kepada penjelasan mengenai Strategi
Pengelolaan perpustakaan yang akan dijabarkan secara deskriptif
sehingga diperlukan lebih banyak analisis dan deskripsi yang
menjelaskan tentang hal tersebut

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penulis mengambil lokasi penelitian pada Perpustakaan Dinas
dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara dengan alasan ingin
mengetahui pengaruh promosi melalui media iklan terhadap minat
kunjung di dinas perpustkaan dan kearsipan kabupaten aceh tenggara.
Waktu penelitian ini dimulai pada bulan 5 hingga 8, Proposal
penelitian ini yaitu terhitung 3 (tiga) bulan.

C. Pemilihan Subjek Penelitian


Pemilihan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling atau nonprobability sampling. Teknik
sampling ini merupakan teknik dimana subjek penelitian dipilih
berdasarkan kriteria tertentu yang sudah 36 ditetapkan oleh peneliti
(Mamik, 2015).Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85). Alasan
29

meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk


digunakan untuk penelitian kualititatif, atau penelitian-penelitian
yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2016). Penentuan
kriteria ini dilihat berdasarkan spesifikasi informan yang paham betul
dan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap objek yang
hendak diteliti.

Adapun yang dijadikan sebagai subjek penelitian ini adalah


pustakawan yang bekerja di dinas perpustakaan dan kearsipan
kabupaten aceh tengah dan terlibat dalam penelitian.Sebagaimana
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007,
dikatakan bahwa pustakawan merupakan seseorang yang memiliki
kompetensi diperoleh dari pelatihan dan atau pendidikan
kepustakawanan serta memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
melayani kebutuhan informasi pemustaka dan mengelola koleksi di
perpustakaan.Maka kriteria pustakawan di perpustakaan Aceh
Tenggara yang dapat dijadikan sebagai subjek harus memiliki
keterampilan serta pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan
dalam bidang ilmu perpustakaan.
Tabel 1. Subjek Penelitian
No Nama I Status S

Hj. H Kepala
Ermaliani Sek
, SE si
Lay
ana
n
Nila Frida N Kepala
Harahap Sek
si
Bah
an
30

Pust
aka
Putri Sartika P Mahasi 6
Ritonga swa
UL
B
Elinawati E Mahasi 8
Ritonga swa
UN
IM
ED
Fifa F Mahasi 6
Hendriya swa
ni UN
Hasibuan IV
A

D. Sumber Data
Sumber Data Sumber data yang digunakan di dalam penelitian
ini terbagi menjadi 2 (dua) yakni bersumber dari data primer dan data
sekunder sebagai berikut:
1. Data primer adalah data pertama kali yang dikumpulkan oleh peneliti melalui
upaya pengambilan data di lapangan langsung atau dengan kata lain data
primer ini juga dikenal sebagai data pertama atau data mentah. Berkaitan
dengan penelitian ini, data primer yang digunakan didapat dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi yang penulis lakukan di Perpustakaan Dinas dan
Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara terkait data-data mengenai mengetahui
pengaruh promosi melalui media iklan terhadap minat kunjung di Dinas dan
Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara
2. Data sekunder adalah informan tertulis yang ada diperpustakaan, seperti
dokumen yang ada di Perpustakaan Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh
31

Tenggara.

E. Teknik Pegumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan yang akan dilakukan oleh penulis
antara lain sebagai berikut:
a. Observasi
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi. Observasi
ini merupakan langkah awal untuk menemukan permasalahan yang dijadikan
sebagai objek penelitian dalam penelitian ini. diawali dengan melakukan
observasi terhadap media sosial dan artikel-artikel seputar dinas perpustakaan
dan kearsipan Aceh Tenggara. Kemudian peneliti mengunjungi perpustakaan
untuk mengkonfirmasi penelitian. Metode observasi juga akan dilakukan
ditengah-tengah penelitian yang sedang berlangsung nantinya untuk
membuktikan relevansi hasil wawancara terhadap kondisi yang sebenarnya
terjadi di lapangan mengenai kegiatan promosi dan strategi promosi melalui
media sosial.
b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dari
narasumber dengan bertanya secara langsung kepada narasumber seputar topik
dan permasalahan yang sedang diteliti. Untuk melakukan wawancara maka
peneliti akan menyiapkan daftar pertanyaan agar pembahasan tidak keluar dari
inti atau batasan permasalahan yang telah ditentukan. Daftar pertanyaan yang
dituliskan tidak begitu spesifik namun hanya berupa poinpoin penting saja yang
mencakup seluruh objek penelitian. Dalam sistem wawancara, hal ini disebut
dengan wawancara semi terstruktur (Edi, 2016). Informan yang ada di
Perpustakaan Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara dilakukan
wawancara mengenai kegiatan promosi dan strategi promosi melalui media
sosial.

F. Instumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan


32

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah


dan hasilnya lebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk merekam keadaan dan aktivitas atribut-atribut
psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya
digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Lebih
jauh, dikatakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah
pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya
adalah pernyataan. Dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data
dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan penelitian.

Dengan demikian instrumen penelitian memegang peranan yang


sangat penting dalam menentukan mutu suatu penelitian. Hal ini
dikarenakan validitas data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh
kualitas instrumen yang digunakan. Instrumen penelitian mempunyai
fungsi untuk mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika
instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang baik maka data
yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya
dilapangan. Sedangkan jika kualitas instrumen yang digunakan tidak
baik, maka data yang diperoleh juga tidak akan valid dan tidak sesuai
dengan fakta dilapangan. Instrumen yang digunakan peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data selama penelitian ini meliputi.
1. Peneliti
Sugiyono (2016:222) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara (interview guide) umumnya berisi daftar pertanyaan
yang sifatnya terbuka atau jawaban bebas agar diperoleh jawaban yang lebih
33

luas dan mendalam. Peneliti menggunakan pedoman wawancara agar


wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian.
Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga
berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3. Perangkat pendukung
Perangkat pendukung mempunyai pengertian sebagai media atau alat yang
dibutuhkan oleh setiap peneliti untuk membantu mempermudah dalam
pengumpulan dan pengolahan data. Peneliti selama proses pengumpulan dan
pengolahan data menggunakan perangkat pendukung berupa: buku catatan,
alat tulis, kamera, dan alat perekam.

G. Teknik Analisis Data


Teknik Analisis data dalam penelitian ini adalah berupa
penyusunan data yang sudah didapatkan dari kegiatan pengumpulan
data. Menurut Miles dan Hubermen, kegiatan analisis data terdiri dari
tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan (Hartono, 2018).
a Reduksi Data
Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan dengan pemilahan hasil data yang telah
dikumpulkan. Yaitu dengan memilih data yang dibutuhkan dan data yang tidak
dibutuhkan. Reduksi data diperlukan karena data yang didapatkan dari
lapangan masih berupa data kasar yang tidak semuanya dituliskan ke dalam
laporan hasil penelitian.
b Penyajian Data (Display Data)
Setelah selesai melakukan reduksi, maka tahap selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data artinya adalah pengaturan atau penyusunan data mentah yang
didapatkan dari lapangan menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami. Bentuk
penyajian data dalam penelitian ini adalah berupa teks narasi.

c Penarikan Kesimpulan
Kegiatan ketiga setelah Penyajian data adalah penarikan kesimpulan. kesimpulan
yang dibuat adalah data temuan penting yang dapat menjawab pertanyaan-
34

pertanyaan pada rumusan masalah penelitian. jika hasil dari kesimpulan belum
dapat menjawab rumusan masalah penelitian, maka kegiatan analisis data akan
kembali diulang mulai dari pengumpulan data, reduksi, penyajian data, hingga
penarikan kesimpulan.

H. Daftar Pertanyaan
Pertanyaan yang disampaikan kepada Informan adalah
pertanyaan mengenai kegiatan promosi dan strategi promosi melalui
media sosial terhadap minat kunjung di Dinas dan Kearsipan
Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun pertanyaan yang inging
ditanyakan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kegiatan Promosi yang dilakukan di Dinas dan Kearsipan


Kabupaten Aceh Tenggara?

2. Bagaimana kegiatan Promosi yang dilakukan melalui media sosial di Dinas


dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?

3. Bagaimanakah kelengkapan Alat maupun operator dalam melakukan Promosi


melalui media sosial di Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?

4. Apasaja kendala yang dialami dalam melakukan Promosi melalui media


sosial di Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?

5. Bagaimana Strategi Promosi yang dilakukan di Dinas dan Kearsipan


Kabupaten Aceh Tenggara?

6. Bagaimana Minat Kunjung di Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh


Tenggara Sebelum dilakukan promosi media sosial?

7. Bagaimana Perencanaan Promosi Melalui media sosial di Dinas dan


Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?

8. Bagaimana Pengorganisasian pelaksanaan Promosi Melalui media sosial di


Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?

9. Bagaimana Pelaksanaan Promosi Melalui media sosial di Dinas dan


Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?
35

10. Bagaimana Hasil Penerapan Strategi Promosi Melalui media sosial di Dinas
dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tenggara?

11. Bagaimana Minat Kunjung di Dinas dan Kearsipan Kabupaten Aceh


Tenggara Setelah dilakukan promosi media sosial?

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan
guna untuk mengetahui kebenaran data yang ditemukan dalam
penelitian. Tentang apakah data tersebut merupakan data yang
relevan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan atau tidak. dalam
penelitian kualitatif ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
memeriksa keabsahan data, salah satunya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi. Kegiatan triangulasi ini ada tiga
bentuk, yaitu: Triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi
waktu. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan triangulasi
sumber yang peneliti lakukan dengan mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber yang berbeda diluar dari informan
yang telah ditetapkan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
36

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarata: Rineke Cipta

Badollahi Mustafa, 1996, Promosi Jasa Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka.

Basuki, S. 1993. Istilah Pustaka dan Perluasannya. MODUL 1: ISTILAH PUSTAKA


DAN PERLUASANNYA 1.1.

Etta Mamang Sangadji, Sopiah, 2010, Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Hasanah, N., Nugroho, L. E., & Nugroho, E. 2015. Analisis Efektivitas Iklan Jejaring
Sosial sebagai Media Promosi Menggunakan EPIC Model. Scientific
Journal of Informatics, 2(2), 99-109.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS


Semarang: BP Universitas Diponegoro

Harahap, W. R. (2021). Penerapan strategi promosi perpustakaan. JIPI (Jurnal Ilmu


Perpustakaan dan Informasi), 6(1), 103-116.

Hartono, J. 2018. Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data (1st ed.). ANDI
Publisher.

Lasa HS, 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Book


Publisher.

Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif (1st ed.). Zifatama Publisher. Maulin


Purwaningwulan, M. 2018. Jenis-jenis Iklan.

Muhra Rauf, F. R. 2016. Strategi Promosi Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat


Baca Masyarakat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Barru (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Mumek, F., Golung, A. M., & Rogi, S. P. (2021). PERANAN PROMOSI
PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT KUNJUNG DI
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA MANADO. Acta
Diurna Komunikasi, 3(2).

Nurdin, M. 2013. Hubungan Promosi perpustakaan Terhadap Minat kunjung


Pemustaka di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Skripsi. Makassar: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin.

Ortega, D., & Alhifni, A. 2017. Pengaruh Media Promosi Perbankan Syariah
37

Terhadap Minat Menabung Masyarakat Di Bank Syariah.


Equilibrium, 5(01), 87-98.
Prihartanta, W. 2015. Tujuan Promosi Perpustakaan. Journal Adabiya, 3(83).

Prisgunanto, I. 2005. Kekuatan ambivalen polisi tarik ulur antara kontrol, netralitas
dan independensi otonomi.

Priyatno, D. 2013. Analisis korelasi, regresi dan multivariate dengan SPSS.

Qalyubi dkk, 2007, Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: IAIN
SUKA.

Rafiq, M. 2011. Social Networks User Statistics as of july 2011.

Rewoldt, dkk 1995, Strategi Promosi Pemasaran, Cetakan III, Rineka Cipta, Jakarta

Rukin. 2019. Metodologi Penelitian Kualitatif (1st ed.). Yayasan Ahmar Cendikia
Indonesia

Setiawan, B., & Arfa, M. 2019. Efektifitas Promosi Perpustakaan Dalam Bentuk
Brosur Terhadap Minat Kunjung Pemustaka: Studi Kasus Di Kantor Arsip
Danperpustakaan Kabupaten Pati Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 7(1),
231-240.

Siti Nor Halizah, S. N. H. (2022). STRATEGI PROMOSI PERPUSTAKAAN


DALAM MENARIK MINAT KUNJUNG PEMUSTAKA PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Sukandarrumidi. 2006. Metodologi penelitian: petunjuk praktis untuk penelitian


pemula. Yogyakarta: Gajah Mada university press.

Sugiyono. 2010 Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Supriyanto,

dkk. 2006, Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan, Jakarta: IPI. Suryana.

2001. Kewirausahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Syofian Siregar, 2010, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta : Raja Gafindo
Persada.

Syamsiyah, S., Rum, M., & Syamsuddin, S. (2021). Pengembangan Layanan


38

Perpustakaan Berbasis Revolusi Industri 4.0 Di Dinas Perpustakaan Dan Arsip


Daerah Provinsi Jambi (Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi).

Tasruddin, R. 2015. Strategi promosi periklanan yang efektif. Jurnal Al- Khitabah,
2(1).

Yusuf, Pawit M dan Yaya Suhendar. 2010. Pedoman Penyelenggaraan


Perpustakaan Sekolah. Jakarta:Kencana.
www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.html.

Anda mungkin juga menyukai