Anda di halaman 1dari 114

ASUHAN EPERAWATAN PADA PASIEN KANKER SERVIKS

DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG


OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD BAHTERAMAS
KOTA KENDARI TAHUN 2018

STUDI KASUS PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program


Diploma III Keperawatan

OLEH :

NINING SELVA MARSENTIANI


NIM. P00320015038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nining Selva Maresentiani

NIM : P00320015038

Institusi Pendidikan : Politeknik Kesehatan Kendari / Jurusan Keperawatan

Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER


SERVIKS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI DI RUANG OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD BAHTERAMAS KOTA KENDARI

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini

adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 30 Juli 2018


Yang membuat pernyataan,

NINING SELVA MARSENTIANI

iv
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama : Nining Selva Marsentiani

2. Nim : P00320015038

3. Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 16 Juni 2018

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

6. Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 01 Abeli, Tamat tahun 2009

2. SMP Negeri 07 Kendari, Tamat tahun 2012

3. SMA Negeri 02 Kendari, Tamat tahun 2015

v
MOTTO

Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang

selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas

kekeliruan diri sendiri

Berangkat dengan penuh keyakinan . berjalan dengan penuh keiklasan

. istiqomah dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS,ISTIQOMAH

Kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada Ayah dan Ibu tercinta,

agama, Nusa dan Bangsa, Keluarga yang selalu memberikan

dukungan dan doa, serta Almamater yang menjadi

kebanggaan , dan Poltkkes Kemenkes Kendari

tempat saya menempuh pendidikan

selama Tiga Tahun.

vi
ABSTRAK

Nining Selva Marsentiani (P00320015038) Asuhan keperawatan pada pasien


kanker serviks dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang laika waraka obstetric
dan ginekologi RSUD Bahteramas Kota Kendari. Yang dibimbing oleh Ibu lena
Atoy, SST.,MPH dan bapak Akhmad, SST.,M.Kes . Kanker serviks menempati
urutan kedua sebagai penyebab kematian wanita diseluruh dunia setelah kanker
payudara. Gejala awal kanker serviks sering kali tidak begitu disadari oleh wanita
karena tidak ada tanda dan gejala khusus, sehinggaseseorang yang divonis menderita
kanker serviks akan mengalami kecemasan, dan stress yang berlebih sehingga
merangsang hormon katekolamin, yaitu hormon yang dapat menurunkan nafsu
makan. Penurunan nafsu makan akan menyebabkan penurunan berat badan drastis
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan zat gizi yang
meningkat.Tujuan dari studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada
pasien kanker serviks dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif. Subjek pada studi kasus ini berjumlah satu orang
pasien. Instrumen dalam studi kasus adalah penimbangan berat badan setiap hari.
Hasil studi kasus diperoleh bahwa pasien mengalami penurunan berat badan dari
sebelum sakit 47 kg dan setelah sakit menjadi 42 kg, merasa mual dan ingin muntah,
mukosa bibir kering dan pucat. Diagnosa pada studi kasus ini yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi yang dapat di buat
yaitu penerapan manajemen nutrisi pada pasien kanker serviks. Evaluasi pada studi
kasus ini dilakukan setelah selama lima hari perawatan dengan hasil bahwa penerapan
manejemen nutrisi dapat mencegah penurunan berat badan yang signifikan yang
dibuktikan dengan berat badan setelah sakit 42 kg dan setelah lima hari perawatan
menjadi 42,5 kg .Bagi perawat tindakan manejemen nutrisi dapat dijadikan sebagai
Discharge Planning bagi pesien yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.

Kata Kunci : Kanker serviks, kekurangan nutrisi, Asuhan keperawatan

Daftar pustaka : 14 (2009-2017)

Isi : xiv + 82 + 10 lampiran

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian studi kasus ini yang

berjudul “ Asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks dalam pemenuhan

kebutuhan nutrisi di ruang Laika Waraka Obstetric dan Ginekologi RSUD

Bahteramas Kota Kendari.

Dalam penyelesaian studi kasus ini penulis sadari bahwa amat banyak hambatan

yang melintang, namun berkat rahmat Allah SWT yang senantiasa memberi

petunjuk-Nya sehingga segala hambatan yang penulis hadapi dapat teratasi.

Terimakasih yang tak ternilai penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang amat

kucintai ayahanda La Ati dan Ibunda Wd. Lisoni atas segala doa dan kasih sayangnya

yang tak henti tercurahkan demi keberhasilanku. Penulis juga menyadari bahwa,

tanpa bantuan dan bimbingan Ibu Lena Atoy,SST.,MPH selaku pembimbing I dan

Bapak Akhmad SST., M.Kes selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu,

tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan studi kasus ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala kantor Badan Riset Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis

3. Direktur RSUD Bahteramas Kota Kendari yang telah memberikan izin

penelitian.

viii
4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,Ns.,M.kes selaku ketua jurusan keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari

5. Bapak H.Taamu,A.kep.,S.pd.,M.Kes selaku penguji I,Bapak Muslimin

L,A.Kep.,S.pd.,M.Si selaku penguji II, dan Bapak Abdul Sykur

Bau,S.Kep.,Ns.,MM selaku penguji III yang telah membantu dan

mengarahkan penulis dalam ujian proposal sebelumnya.

6. Bapak, Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan pada penulis selama kuliah.

7. Keluarga orang – orang tersayang yang selalu meberi dukungan dan kasih

sayangnya.

8. Teruntuk sahabat – sahabatku Sri Rezgy,Samsia,Fauzia,Fifin,Insan,Hilya,

Isra, dan Adel, serta teman – teman angkatan 2015 khususnya kelas III A

keperawatan.

Penulis menyadari Studi kasus ini masih terdapat kekurangan. Akhir kata,

penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

ix
DAFTAR ISI

Halaman judul depan ....................................................................................i


Halaman judul dalam...................................................................................ii
Halaman pengesahan ..................................................................................iii
Halaman keaslian tulisan ............................................................................iv
Riwayat hidup ...............................................................................................v
Motto hidup ..................................................................................................vi
Abstrak .......................................................................................................vii
Kata pengantar ..........................................................................................viii
Daftar isi ........................................................................................................x
Daftar tabel..................................................................................................xii
Daftar lampiran .........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................5
C. Tujuan Studi Kasus .........................................................................5
D. Manfaat Studi Kasus .......................................................................6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Kanker Serviks .........................................................7
B. Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi ..................................................17
C. Asuhan keperawatan Kebutuhan Nutrisi .......................................26

BAB III METODE STUDI KASUS


A. Rancangan Studi Kasus..................................................................39
B. Subyek Studi Kasus .......................................................................39
C. Fokus studi kasus ...........................................................................40
D. Definisi Operasional ......................................................................40
E. Instrumen Studi Kasus ...................................................................40
F. Tempat dan waktu studi kasus .......................................................41
G. Metode Pengumpulan Data............................................................41
H. Penyajian Data ...............................................................................44
I. Etika Studi Kasus...........................................................................44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Studi Kasus...........................................................................46
B. Pembahasan Studi Kasus ...............................................................72
C. Keterbatasan Studi Kasus .............................................................79

x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................81
B. Saran .............................................................................................82

Daftar pustaka.
Lampiran.

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahap I kanker terbatas pada daerah serviks

Tabel 2.2. Tahap II penyebaran kestruktur yang berdekatan

Tabel 2.3. Tahap III berkembang lebih luas, tetapi masih dalam panggul

Tabel 2.4. Tahap IV menyebar luas dan melibatkan organ panggul

Tabel 2.5 Standar ukur Anthropometri berdasarkan kelompok umur

Tabel 2.6 Tanda klinis status nutrisi

Tabel 2.7 Tabel intervensi keperawatan

Tabel 4.1 Perkembangan data Antropometri pasien

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format pengkajian keperawatan

Lampiran 2 : Instrumen studi kasus

Lampiran 3 : Surat Izin pengambilan data awal

Lampiran 4 : Surat permohonan Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenes Kendari

Lampiran 5 : Surat Izin penelitian dari Batlitbang Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 6 : Surat izin penelitian dari RSUD Bahteramas Kota Kendari

Lampiran 7 : Surat persetujuan menjadi Responden

Lampiran 8 : Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Bebas Administrasi

Lampiran 10 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 11 : Foto Dokumentasi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Masalah kesehatan reproduksi yang banyak dialami oleh wanita saat ini yaitu

kanker serviks. Kanker serviks menempati urutan kedua sebagai penyebab

kematian wanita diseluruh dunia setelah kanker payudara. Kanker serviks adalah

tumor ganas yang terjadi pada serviks atau leher rahim suatu daerah pada organ

reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim dan ling

senggama.(Notodiharjo 2002 dalam Ria Riksani & Reimediaservis 2016).

Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah penyakit keganasan dari

serviks yang disebabkan oleh Human papiloma virus (HPV).Faktor lain yang

menyebabkan terjadinya kanker serviks yaitu pernikahan pada usia muda,

berganti–ganti pasangan seksual, jarak kelahiran yang terlalu dekat,dan kondisi

sosial ekinomi yang rendah.

Terjadinya kanker serviks diawali pada inveksi lapisan sel–sel serviks. Sel ini

tidak tiba–tiba berubah menjadi sel kanker, tetapi berkembang secara bertahap

karena pangaruh zat–zat yang bersifat karsinogen (zat pemicu kanker). Awalnya

sel yang normal berubah menjadi sel prakanker, kemudian menjadi sel

kanker.(Ria Riksani & Reimediaservis 2016).

Pasien yang terdiagnosis kanker serviks mempunyai resiko lebih tinggi

mengalami malnutrisi yang lebih dikenal sebagai kaheksia. Kaheksia merupakan

masalah klinik yang paling umum terjadi terutama pada pasien stadium lanjut

yang memberi dampak negatif pada prognosis. Malnutrisi pada pasien kanker

1
serviks bukan hanya disebabkan oleh penurunan asupan makanan saja tetapi juga

tidak adanya respons adaptasi terhadap starvasi seperti pada orang normal,

sehingga terjadi perubahan metabolisme.(Alwi, I.,Setiyohadi.,dkk 2009)

Gejala awal kanker serviks sering kali tidak begitu disadari oleh wanita

karena tidak ada tanda dan gejala khusus, sehingga 70% dari kasus serviks yang

terjadi ditemukan dalam kondisi stadium lanjut atau stadium kanker diatas IIIb

sehinggaseseorang yang divonis menderita kanker serviks akan mengalami

ketakutan, kecemasan, dan stress yang berlebih. Dengan kondisi tersebut dapat

merangsang hormon katekolamin, yaitu hormon yang dapat menurunkan nafsu

makan (Ria Riksani & Reimediaservis 2016)

Penurunan nafsu makan akan menyebabkan penurunan berat badan drastis

sehingga terjadi ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan zat gizi

yang meningkat. Gangguan gizi yang dapat timbul pada penderita kanker serviks

disebabkan kurang asupan nutrisi, tindakan medis, efek psikologik, dan pengaruh

keganasan sel kanker. Dalam keadaan berat bisa menyebabkan, anoreksia,

penurunan berat badan, lemas, anemia, kurang energy protein, dan keadaan

deplesia secara keseluruhan.

. Masalah gizi yang sering terjadi pada pasien kanker servika adalah asupan

protein dan kalori yang kurang, hal inilah yang bisa menjadi resiko penderita

kanker serviks lebih mudah terkena infeksi maupun lambatnya proses

penyembuhan yang dapat memperburuk keadaan bahkan sampai kematian, maka

diperlukannya terapi gizi yang tepat pada penderita kanker serviks (Eryn

Trijayanti & Enny Probosari 2016)

2
Setiap tahun, sekitar 470.000 orang diseluruh dunia didiagnosis menderita

kanker serviks,230.000 orang diantaranya harus meninggal karena penyakit

berbahaya ini, dan lebih dari 190.000 orang diantaranya berasal dari negara

berkembang. Dari kasus yang berkembang dalam tiga dekade terakhir, diketahui

bahwa terdapat peningkatan kasus kanker serviks pada wanita yang berusia lebih

mudah, yaitu dibawah 30 tahun. Angka kematian yang disebabkan oleh kanker

serviks, dilaporkan bahwa setiap dua menit, seorang wanita didunia meninggal

dunia, sementara di Asia pasifik, setiap empat menit 1 wanita meninggal dunia

dan di Indonesia setiap satu jam 1 wanita meninggal dunia. (Ria Riksani &

Reimediaservis, 2016)

Indonesia berada pada posisi keenam dari 50 negara di dunia degan angka

kematian akibat kanker serviks yaitu 7.493 orang, sedangkan untuk Asia

Indonesia berada pada urutan keempat dengan jumlah penderita sebanyak 17,3

per 100.000 perempuan pertahun. Di Indonesia Sekitar 20.928 wanita didiagnosa

kanker serviks wanita (ICO onformation cencer on HPV and center 2014 dalam

studi kasus Darmawati 2017). Sulawesi tenggara menempati urutan ke 28 dari 34

profinsi dengan jumlah kasus 353 wanita didiagnosa penderita penyakit kanker

serviks (depkes RI 2013)

Survei awal yang penulis lakukan di RSUD Bahteramas Kota Kendari pada

tanggal 20 maret 2018 jumlah penderita kanker serviks rawat inap tahun 2015

jumlah pasien sebanyak 22 orang , dengan usia 25-44 sebanyak 8 orang, usia 45-

64 sebanyak 12 orang, usia >65 tahun sebanayak 2 orang, jumlah pasien keluar

sebanyak 22 orang. Pada tahun 2016 jumlah pasien sebanyak 36 orang, denga

3
usia 25-44 tahun sebanyak 24 orang, usia 45-64 sebanyak 7 orang, usia >65 tahun

2 orang, dan jumlah pasien meninggal sebanyak 4 orang, jumlah pasien keluar

sebanyak 32 orang dan yang meninggal 4 orang. Pada tahun 2017 jumlah pasien

sebanyak 55 orang, usia 15-24 sebanyak 2 orang, usia 25-44 sebanyak 23 orang,

usia 45-64 sebanyak 30 orang, jumlah pasien keluar 55 orang. Berdasarkan data

rawat jalan 2015 sampai dengan tahun 2017 kunjungan di poli berjumlah 1

orang.(Rekam medik RSUD Bahtermas Kota Kendari 2018)

Tingginya angka penderita kanker serviks banyak terjadi pada negara-negara

berkembang termaksud Indonesia, karena masih banyaknya wanita Indonesia

yang berada dibawah garis kemiskinan, yang menyebabkan mereka tidak bisa

mendapatkan gizi yang baik untuk menunjang sistem kekebalan tubuhnya.

Kekurangan nutrisi pada pasien kanker serviks sangat berpengaruh pada

keberhasilan pengobatan, terapi medik termasuk radiasi maupun kemoterapi.

Selain mempengaruhi hasil pengobatan, malnutrisi tidak jarang menyebabkan

kematian penderita. Asupan nutrisi yang adekuat pada pasien kanker serviks sulit

dicapai, oleh karena itu terapi nutrisi yang adekuat baik jumlah, komposisi

maupun cara pemberian yang tepat harus dimulai sejak dini (sejak awal

terdiagnosis).

Nutrisi yang adekuat memunyai peranan penting sejak penderita kanker

serviks di diagnosis, pelaksanaan, pengobatan sampai penyembuhan.

Penatalaksanaan nutrisi pada penderita kanker dapat meningkatkan berat badan,

meskipun tidak dapat mengembalikan status gizi secara sempurna. Namun,

keadaan ini akan menurunkan kerentangan terhadap infeksi dan mengurangi

4
gejala akibat efek samping mengobatan sehingga pengobatan dapat berlangsung

sampai tuntas. Tatalaksana nutrisi yang adekuat meliputi pemberian nutrisi berupa

diet makronutrient dan mikonutient serta pemberian nutrient spesifik dapat

meningkatkan asupan kalori pasien dan memperbaiki kualitas hidup pasien

Mengingat pentingnya kebutuhan nutrisi pada pasien kanker serviks maka

peneliti tertarik untuk malakukan studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Kanker Serviks dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di RSUD Bahremas

Kota Kendari tahun 2018.

B. Rumusan masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Serviks dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi Di RSUD Bahteramas Kota Kendari 2018 ?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasinya pengkajian keperawatan pada pasien kanker serviks

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

b. Teridentifikasinya diagnosa keperawatan pada pasien kanker serviks

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

c. Teridentifikasinya intervensi keperawatan pada pasien kanker serviks

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

5
d. Teridentifikasinya implementasi keperawatan pada pasien kanker serviks

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

e. Teridentifikasinya evaluasi keperawatan pada pasien kanker serviks

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

D. Manfaat studi kasus

Manfaat yang diharapkan pada studi kasus ini adalah :

1. Bagi keluarga/masyarakat

Meningkatkan pengetahuan keluarga / masyarakat mengenai kebutuhan

nutrisi pada pasien kanker serviks

2. Bagi pengembang ilmu dan teknologi keperawatan

Dapat menambah wawasan dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kanker serviks.

3. Bagi peneliti

Menambah pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,

khususnya studi kasus tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien

kanker serviks

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kanker Serviks

1. Pengertian

Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel

skuomosa. kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau

leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu

masuk kearah rahim, letaknya antara rahim dan liang seggama(vagina).

(Notodiharjo 2002 dalam Ria Riksani & reiMediaservis 2016)

2. Anatomi Fisiologi sistem reproduksi wanita

Adapun Anatomi Fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2

bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam dan alat reproduksi wanita

bagian luar

a. Alat genitalia wanita bagian luar

1) Mons veneris, merupakan bagian yang menonjol dibagian depan

simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah

dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.

2) Bibir besar (Labia mayora), merupakan kelanjutan dari mons veneris

berbentuk lonjong, kedua bibir ini dibagian bawah bertemu

membentuk perineumpermukaan terdiri dari:

a) Bagian luar

Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan darirambut

pada mons veneris

7
b) Bagian dalam

Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar

sebasea (lemak)

3) Bibir kecil (labia minora), merupakan lipatan dibagian dalam bibir

besar tanparambut.

4) Klitoris, merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat

erektil mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris

sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-laki.

5) Vestibulum, Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh

a) kedua bibir kecil

b) bagian atas klitoris

c) bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil

6) Kelenjar Bartholin, merupakan kelenjar yang penting didaerah vulva

dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah robek.

7) Himen (selaput darah), yaitu jaringan yang menutupi lubang vagina

bersifat rapuh dan mudah robek.

b. Alat genetalia wanita bagaian dalam

1) Vagina, merupakan saluran smuskulo-membraneus yang

menghubungkan rahim dengan vulva .

2) Uterus, merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis minor

diantara kandung kemih dan rectum.

8
3) Tuba Fallopi, terletak ditepi atas ligamentum latum berjalan kearah

lateral mulai dari osteum tuba internum pada dinding rahim dengan

ukuran 12 cm diameter 3-8 cm.

4) Ovarium, terletak ke arah uterus bergantung pada ligamentum

infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui

mesovarium.

5) Parametrium, adalah jaringan ikat yang terdapat diantara ke dua

lembar ligamentum latum.

3. penyebab kanker serviks

Human papiloma virus( HPV ) merupakan penyebab dari kanker serviks.

Virus ini bersifat eksklusif dan spesifik karena hanya bisa tumbuh dan

menyerang sel – sel manusia, terutama pada sel epitel mulut rahim.

Pada serviks terdapat bagian dalam serviks atau disebut endoserviks dan

ada bagian luar serviks yang disebut ekstoserviks, sedangkan perbatasan

antara kedunya disebut dengan zona transformasi. Pada zona inilah sebagian

besar kanker serviks bermula. Infeksi HPV ini menyebabkan terjadinya

dysplasia, yaitu sel-sel yang sudah mulai berubah atau mulai mengarah

menjadi sel kanker.

Infeksi bisa terjadi karena berbagai penyebab termasuk diketahui banyak

factor pencetus yang bisa menimbulkan kanker serviks dan penyebab

mutlaknya adalah virus HPV . secara garis besar, terdapat tiga factor

penyebab kanker serviks, yaitu :

9
a. The seed, yang dimaksud adalah HPV. Infeksi HPV merupakan penyakit

menular seksual yang ditularkan malaui aktivitas seksual dengan psanagan

yang sudah terinfeksi HPV.

b. The soil, yaitu perubahan yang terjadi pada sel-sel epitel mulut rahim

terutama pada zona transformasi sebagai mana sudah dipaparkan

sebelumnya.

c. The nutrients, yaitu pengaruh nutrisi dan gaya hidup yang bisa
memengaruhi secara langsung imunitas tubuh seseorang secara spesifik,
seperti kebiasaan merokok, penggunaan alat kontrasepsi terutama pil,
termasuk apakah tubuh terinfeksi penyakit yang menurunkan daya tahan
seperti terserang HIV, HSV, atau chalamyda.
Selaian dari infeksi yang disebabkan oleh human papiloma virus (

HPV ) juga terdapat beberapa faktor resiko dan faktor predisposisi

penyebab terjadinya kanker serviks yang menonjol yaitu:

1) Melakukan hubungan seksual pada usia dini

Hal ini dikaitkan dengan pembentukan sel epitel atau lapisan

dinding vagina dan serviks yang belum matang sempurna, disebabkan

ketidakseimbangan hormonal.

2) Jumlah Kehamilan dan Partus

Kanker servik dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin

sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat kanker

serviks.

10
3) Jumlah Perkawinan

Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-

ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang sangat besar terhadap

kanker serviks

4) Sosial ekonomi

Kanker servik banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi

rendah. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan untuk mendapatkan

asupan nutrisi yang baik yang berfungsi untuk menjaga serta

meningkatkan daya tahan tubuh, terutama serangan infeksi virus dari

luar.

5) Hygine dan Sirkumsisi

Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada

wanita yang pasangannya belum disirkumsisi hal ini karena pada pria

non sirkumsisi higine penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-

kumpulan smegma.

6) Wanita yang merokok

Zat kimia beracun yang terdapat dalam rokok ikut bersama dalam

aliran darah dan menginfeksi bagaian tubuh lainnya termaksud pada

serviks.

4. Tahapan kanker serviks

Berikut ini merupakan pembagian stadium kanker serviks menurut FIGO

(international federation gynecologic anda obstetric).

11
Tabel. 2.1 Tahap I kanker terbatas pada daerah serviks

Stadium Penyebaran

0 Karsinoma in situ, yaitu kanker yang masih terbatas pada

lapisan epitel mulut rahim dan belum memiliki potensi untuk

menyebar ketempat atau organ lain.

I Terbatas diuterus

IA Terdeteksi kanker invasive hanya mikroskopis

IA1 Invasive dengan kedalaman kurang dari 3 mm dan lebar

kurang dari 5 mm.

IA2 Invasive dengan kedalaman lebih dari 3 mm tetapi kurang dari

5 mm, dan lebar kurang dari 7 mm.

IB Kanker dapat terlihat dengan jelas dipermukaan serviks.

IB1 Kanker dileher rahim kurang dari 4 cm

IB2 Kanker dileher rahim lebih besar dari 4 cm

Sumber

Tabel 2.2 Tahap II penyebaran kestruktur yang berdekatan

Stadium Penyebaran

II Invasi tidak sampai kedinding panggul atau mencapai

sepertiga bagian bawah vagina

IIA Menyebar kebagian vagina

IIB Menyebar membujur dinding panggul

Sumber

12
Tabel 2.3 Tahap III berkembang lebih luas, tetapi masih dalam panggul

Stadium Penyebaran

III Invasi mencapai dinding panggul, sepertiga bagian bawah

vagina atau timbul bendungan ginjal.

III A Kanker berkembang panjang kedaerah vagina yang lebih

rendah.

IIIB Kanker berkembang panjang ke dinding panggul, hingga

mengambat saluran kencing.

Sumber

Tabel 2.4 Tahap IV menyebar luas dan melibatkan organ panggul

Stadium Penyebaran

IV Kanker sudah keluar dari panggul.

IVA Meliputi bagian dalam kandung kemih dan rectum.

IVB Metastasi jauh hingga kebagian paru-paru, hati atau tulang.

Sumber

5. Gejala Kanker Serviks

a. Gejala awal

Berikut merupakan gejala yang dirasakan pada stadium awal kanker,

yaitu :

1) Perdarahan pervagina (melalui vagina). Perdarahan yang dimaksud

adalah perdarahan yang terjadi setelah melakukan hubungan atau

perdarahan spontan yang keluar diluar masa haid.

13
2) keputihan berulang. keputihan yang menjadi gejala kanker serviks

biasanya tidak memperlihatkan perbaikan atau kesembuhan meskipun

sudah mendapatkan pengobatan.

b. Gejala Lanjutan

Gejala selanjutnya yang akan dirasakan seiring dengan peningkatan

stdium kanker adalah keluarnya cairan dari vagina yang berbau tidak

sedap, terasa nyeri pada bagian panggul, pinggang, dan tungkai, gangguan

saat berkemih, atau kesulitan buang air kecilkarena adanya sumbatan pada

saluran kencing, nyeri di daerah kandung kemih serta anus, penurunan

berat badan, dan mudah merasa lelah. Keluhan-keluhan semakin

bertambah karena pertumbuhan kanker yang mendesak atau menginfaksi

organ sekitarnya.

14
6. Patofisiologi

Sumber

15
7. Penatalaksanaan

a. Pengobatan secara medis

1) Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan pap smear adalah salah satu pemeriksaan sel leher

rahim sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini.

2) Operasi

Pada prinsipnya, operasi sebagai pengobatan kanker leher rahim

dilakukan apabila kanker belum menyebar. Bila tumor masih berada

didalam jaringan servik dan ukurannya masih kurang dari 3mm.maka

dilakukan operasi ekstra facial histerektomi. Biasanya operasi dengan

cara ini pada penderita tingkat klinik seperti ini. Resiko kambuh dan

penyebaran ke kelenjar getah bening adalah kurang dari 1%.kanker

serviks tingkat 1A2, 1B, atau dilakukan operasi pengangkatan rahim

secara total berikut kelenjar getah bening sekitarnya ( radikal

histerektomi ). Secara umum pengobatan kanker leher rahim adalah:

penyinaran ( radioterapi ), pengobatan dengan zat kimia, dan cara

operasi

b. Pengobatan secara alami

1) Terapi herbal

Terapi herbal adalah terapi yang dilakukan dengan memanfaatkan

tanaman obat, baik dikonsumsi secara tunggal atau campuran dengan

jenis tanaman obat lainnya.

16
2) Terapi jus

Terapi jus adalah terapi yang dilakukan dengan mengonsumsi

buah-buahan atau sayuran untuk dibuat jus.buah-buahan banyak

mengandung zat antioksidan yang dapat mencegah penyebab

terjadinya kanker. Beberapa komponen penting yang terdapat dalam

buah dan sayuran seperi likopen, flavonoid, vitamin dan mineral.

3) Terapi diet

Terapi diet adalah terapi yang dilakukan dengan memperhatikan

asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Terapi diet bertujuan

untuk mempertahankan berat badan ideal karena umumnya penderita

kanker akan cepat mengalami kehilangan berat badan.

B. Konsep dasar kebutuhan nutrisi

1. Pengertian nutrisi

Nutrisi adalah zat – zat gizi atau zat – zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termaksud keseluruhan proses dalam tubuh manusia

untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta

mengeluarkan sisanya.makanan yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan

oleh tubuh dalam bentuk energy sebelum melaui proses pencernaan , absorbsi,

dan metabolisme. Tubuh memerlukan energy untuk fungsi-fungsi fisiologis

organ tubuh,pergerakanmempertahankan terperatr,fungsi kelenjar,kerja

hormone,pertumbuhan,dan penggantian sel-sel yang rusak.

17
2. Jenis-jenis nutrisi

Nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energy utama tubuh. Karbohidrta akan

terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan

kelebiha glukosa akan disimpan dihati dan jaringan otot dalam bentuk

glikogen. Karbohidrat mempunyai peranan penting bagi tubuh seperti

sumber energy, cadangan untuk cadangan tubuh, pengatur metabolisme

lemak dan memberikan rasa kenyang.

b. Protein

Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang

dihubungakan dengan rantai peptide. protein sangat berperan penting

dalam penyusunan senyawa-senyawa seperti enzim, hormon,dan antibody.

Protein memiliki beberpa fungsi yaitu sebagai penyeimbang cairan dengan

meningkatkan tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam basa,

pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, pengaturan metabolisme

dalam bentuk enzim dan hormon, serta sebagai sumber energi.

c. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menhasilkan jumlah

kalori lebih besar daripada karbohidrat dan protein. Lemak memiliki

beberapa fungsi yaitu sebegai sumber energi, pelarut vitamin sehingga

dapat diserap oleh usus, dan penyusun hormon seperti biosintesis hormone

steroid.

18
d. Vitamin

Vitamin merupakan komponen organic yang dibutuhkan tubuh untuk

pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan, reproduksi, serta dalam

proses metabolism karena fungsinya sebagai katalisator.

e. Mineral

Mineral merupakan ion anorganik esensial untuk tubuh karena

perananyasevagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin

tidak menghasilkan energi, tetapi merupakan elemen kimia yang berperan

dalam mempertahankan proses tubuh. Mineral memiliki beberapa fungsi

yaitu penentuan konsentrasi osmotic cairan tubuh, proses fisiologis, dan

sebagai kofaktor esensial berbagai reaksi enzimatik.

f. Air

Air merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam

kehidupan sel-sel tubuh.

3. Kebutuhan nutrisi pada penderita kanker serviks

Nutrisi yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan nutrisi secara

individual baik jumlah maupun komposisinya. Kebutuhan nutrisi pasien

kanker sangat individual dan berubah dari waktu-kewaktu selama perjalanan

penyakit serta tergantung dari terapi yang dijalankan.

a. Kebutuhan energi
Untuk mempertahankan status gizi, diet energi tinggi yaitu 25-35

kal/kgBB sedangkan apabila pasien dalam keadaan gizi kurang maka

kebutuhan energi menjadi 40-50 kal/kgBB.

19
b. kebutuhan protein
Kebutuhan protein untuk pasien kanker dengan adanya peningkatan

kebutuhan atau pasien dengan hipermetabolisme atau wasting yang berat

dianjurkan diet protein tinggi, yaitu 1,5-2 g/kgBB

c. Kebutuhan lemak

Kebutuhan lemak dapat diberikan antara 15-20% dari kebutuhan

energi total.

d. Karbohidrat

Kebutuhan karbohidrat pada penderita kanker yaitu sisa dari

kebutuhan energi total.

e. Vitamin dan mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral di syaratkan agar cukup, terutama

vitamin A, B kompleks, C dan E. bila perlu ditambah dengan sumplemen.

4. Cara pembeian nutrisi pada penderita kanker serviks

Terapi nutrisi tergantung dari kondisi pasien, status nutrisi, serta insikasi

terapi untuk pasien. Strategi dukungan nutrisi tergantung dari maslah nutrisi

yang dihadapi dan derajat ,deplesi.

a. Pemberian nutrisi oral


Pemberian nutrisi secara oral merupakan pilihan pertama. Namun pada

pasien kanker serviks yang mengalami anoreksia, mual, perubahan rasa

kecap, dan disfragia pemberian makanan peroral dapat menjadi masalah

dan perlu perhatian khusus. Sebagaian besar pasien dapat mentoleransi

makanan dengan porsi kecil dan sering. Untuk dapat meningkatkan asupan

20
makanan pasien dianjurkan mengonsumsi makanan atau minuman

berkalori tinggi. Pada psien dengan gangguan menelan, makanan dapat

diberikan dalam bentuk lunak atau cair dengan suhu kamar dingin.

b. Pemberian nutrisi enteral


Pasien kanker serviks dengan fungsi saluran cerna yang masih baik,

pemberian nutrisi enteral bisa melalui nasogastrik, lambung, duodenum,

atau jejunum. Pemberiannya dapat dilakukan secara bolus, intermitern,

atau kontinu. Nutrisi enteral berguna untuk menormalkan fungsi usus.

Lebih murah, kurang invasive, dan kurang resiko dibanding parenteral.

c. Pemberian nutrisi parenteral

Pemberian nutrisi parenteral memberikan resiko namun pada keadaan

tertentu, cara pemberian nutrisi ini perlu diperimbangkan. Nutrisi

parenteral dipertimbangkan bila fungsi saluran cerna tidak dapat

digunakan atau jika terapi nutrisi enteral tidak dapat mencapai nutrisi yang

adekuat. Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk pasien yang tidak dapat

mentolerir penggunaan saluran cerna akibat mual, muntah, obstruksi, dan

malabsorbsi.

5. Gangguan nutrisi pada penderita kanker serviks

Beberapa faktor penyebab gangguan nutrisi pada penderita kanker serviks

yaitu :

a. Kurang nafsu makan yang disebabkan oleh faktor psikologik dan lost

response terhadap kanker berupa cepat kenyangatau perubahan pada indra

pengecap (lidah).

21
b. Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena masalah pada

saluran cerna, gangguan absorbs zat gizi, dan kehilangan cairan dan

elektrolit karena muntah-muntah dan diare.

c. Perubahan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.

d. Peningkatan pengeluaran energi.

Berdasarkan faktor penyebab tersebut, masalah nutrisi yang dapat

terjadi pada penderita kanker serviks yaitu :

a. Anoreksia

Anoreksia adalah menurunnya keinginan untuk makan dan merupakan

salah satu gejala paling sering pada penderita kanker. Penyebab dan

mekanisme anoreksia pada kanker sangat kompleks dan mulifaktorial,

dapat terjadi karena peubahan rasa kecap yang menyebabkan pasien

menolak makanan tertentu, stress psikologis, maupun terjadi karena

sitokin dalam regulasi maknan di hipotalamus melalui jaras anoreksigenik

dan oroksigenik yang melibatkan leptin dan neoropeptida Y.

Leptin adalah hormone yang disekresikan oleh jaringan adiposa yang

berperan mestimulus respon starvasi.

b. Perubahan metabolisme

Metabolisme berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat, protein

dan lemak. Pada pasien kanker serviks metabolisme zat tersebut

mengalami perubahan dan berpengaruh pada terjadinya penurunan berat

badan. Hipermetabolisme sering terjadi pada pasien kanker, peningkatan

metabolisme ini sampai 50% lebih tinggi dibandingkan pasien bukan

22
kanker. Tetapi peningkatan metabolisme tersebut tidak terjadi pada semua

pasien kankerbeberapa penelitian menemukan peningkatan metabolisme

ini berhubungan dengan penurunan status gizi dan jenis serta besar tumor.

Peningkatan metabolisme pada kanker kemungkinan akibat tubuh tidak

mampu beradaptasi dengan asupan makanan yang rendah.

1) perubahan metabolisme karbohidrat

Perubahan metabolisme yang sering terjadi adalah intoleransi

glukosa, diduga dari peningkatan resistensi insulin dan pelepasan

insulin yang tidak adekuat. Peningkatan resistensi insulin sepertinya

dimediasi oleh sitokin seperti TNF alfa melalui fosforilasi reseptor

insulin dan strubstar reseptor insulin serta menurunkan ekspresi

transforter glukosa (GLUT-4). Gangguan metabolisme karbohidrat

yang lain yaitu terdapat peningkatan asam laktat. Sel kanker sangat

mebutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Berbeda dengan sel

normal, sel tumor mendapatkan energi dari metabolisme anaerob

melalui siklus kori dan asam laktat sebagai produk akhir. Siklus kori

merupakan siklus tidak efisien, karena untuk sintesa 1 molekul

glukosa dibutuhkan 6 molekul ATP dan hanya 2 molekul ATP yang

dihasilkan.

2) Perubahan metabolisme protein

Metabolisme protein pada pasien kanker yaitu terjadi peningkatan

protein trun-over,peningkatan sintesis protein dihati, penurunan

sintesis diotot yang berakibat terjadinya wasting. Deplesi masa otot

23
skelet merupakan perubahan yang paling penting pada kakesia

kanker.massa otot dapat berkurang sekitar 75% ketika terjadi

kehilangan berat badan sebesar 30% dan keadaan tersebut sangat dekat

dengan kematian.

Degradasi protein pada otot akan melepaskan beberapa asam

amino, khususnya alanin dan glutamine. Glutamin merupakan asam

amino yang paling besar jumlahnya mempunyai beberapa fungsi.

Salah satu fungsi penting glutamine adalah dipergunakan sel untuk

membelah diri.

3) Perubahan metabolisme lemak

Pada kakesia kanker deplesi jaringan lemak paling besar yaitu

sekitar 85% baik melalui peningatan lipolisis atau penurunan

lipogenesis. Perubahan metabolisme lemak terjadi malalui

peningkatan mobilitas lipid, penurunan lipogenesis, dan penurunan

aktivitas liprotein lipase ( LPL ).

Pasien kanker mengalami turn-over gliserol dan asam lemak yang

tinggi,dan peningkatan mobilitas lipid sering terjadi bahkan sebelum

terjadi penurunan berat badan. Terdapat beberapa bukti bahwa

peningatan mobilitas asam lemak merupakan bagian dari peningkatan

aktivitas reseptor adrenergic-beta. Pasien knker yang mengalami

kehilagan berat badn juga mengalami peningkatan level katekolamin

di urin dan plasma, peningktan denyut jantung dan peningkatan

oksidasi lemak.

24
6. Pedoman untuk mengatasi masalah nutrisi

a. Bila pasien menderita anoreksia:

1) Anjurkan makan-makanan yang disukai atau dapat diterima walaupun

tidak lapar

2) Hindari minum sebelum makan.

3) Tekankan bahwa makan adalahbagian penting dalamprogram

pengobatan

4) Olahraga sesuai dengan kemampuan penderita

b. Bila ada kesulitan mengunyah atau menelan

1) Minum dengan menggunakan sedotan

2) Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar dingin

3) Bentuk makanan disaring atau cair

4) Hindari makan terlalu asam atau manis

c. Bila mulut kering

1) Makanan atau minuman diberikan dengan suhu dingin.

2) Bentuk makanan cair

3) Kunyah permen karet atau hard candy

d. Bila mual dan muntah

1) Beri makanan kering

2) Hindari makanan yang berbau merangsang

3) Hindari makanan lemak tinggi

4) Makanan dan minum secara perlahan-lahan

5) Hindari makanan atau minuman terlalu manis

25
6) Batasi cairan pada saat makan

7) Tidak tiduran setelah makan

C. Asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien.(Budiono & Pertami,S 2015)

Pengkajian status gizi pasien dengan gangguan nutrisi dapat dikaji dengan

menggunakan pedoman A-B-C-D

a) Anthropometric Measurement (A)

Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran tubuh dan

bagian khusus tubuh. Pengukuran anthropometri dapat membantu dalam

mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk :

1) Tinggi badan dan berat badan

Pengukuran tinggi badan dan berat badan pasien harus diperoleh

ketika masuk rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan.

Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa

tubuh (body massa index) dan berat tubuh ideal (ideal body weight).

Rumus BMI yaitu : BB (kg)


TB (m)
Ideal body weight (IBW) merupakan perhitungan berta badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Rumus IBW yaitu : TB-100(-/+)10% ( TB-100)

26
(a) Untuk perempuan :

(1)Kurus : < 18,5 kg/m2

(2)Normal : 18,5 – 23 kg/m2

(3)Kegemukan : 23,5 – 27 kg/m2

(4)Obesitas : > 27 kg/m2

(b) Untuk laki – laki :

(1) Kurus : < 18,5 kg/m2

(2) Normal : 18,5 – 25 kg/m2

(3) Kegemukan : 25 – 27 kg/m2

(4) Obesitas : > 27 kg/m2

2) Lingkar pergelangan tangan

Lingkar pergelangan tangan digunakan untuk memperkirakan

kerangka tubuh klien.

Tabel 2.5 Standar ukur Anthropometri berdasarkan kelompok umur

Sumber

27
b) Biochemical data(B)

1) Tes laboratorium

Tes laboratorium biasanya digunakan untuk mempelajari status

nutrisi termasuk ukuran protein plasma, sepertialbumin, transferin,

retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan zat besi, dan

hemoglobin.. Untuk hasil pemeriksaan akan didapatkan hasil, Albumin

4-5mg/100 ml, Transferin 170-25 mg/100 ml, Hb 12 mg%, BUN 10-

20 mg/100 ml dan ekskresi kreatinin untuk 24 jam (laki-laki: 0,6-1,3

mg/100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml).

2) Tes lain

Tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi termasuk

ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan ukuran

metabolisme protein, seperti studi 24 jam nitrogen urea urine dan

keseimbangan nitrogen.

c) Cinical Sign (C)

Klien dengan masalah nutrisi akan memperlihatkan tanda-tanda klinik

yang jelas. Tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ

fisiknya, tetapi juga fungsi fisiologisnya.

28
Tabel 2.6 Tanda klinis status nutrisi

Organ/sistem tubuh Tanda nutrisi baik Tanda nutrisi buruk

Penampilan umum Sadar, responsive Lesu, apatis, kaheksia

Barat badan Norma untuk tinggi Obesitas atau kurus

badan, usia, bentuk

tubuh

Postur Tegak, lengan dan Bahu kendur, dada cekung,

tungkai lurus punggung bungkuk

Otot Berkembang baik, Kurang berkembang,

kuat, tonus bagus, lemah, tonus buruk,

terdapat lemak edema, tidak mampu

dibawah kulit berjalan dengan baik.

kontrol sistem saraf Perhatian baik, Kurang perhatian,

refleks normal, iritabilitas, bingung,

psikologis stabil kehilangan posisi,

kelemahan dan nyeri otot,

penurunan atau kehilangan

refleks lutut dan tumit.

Fungsi gastrointestinal Nafsu makan dan Anoreksia, tidak dapat

pencernaan baik, mencerna, konstipasi atau

eliminasi teratur dan diare, pembesaran hati

29
normal, tidak ada atau limfe

organ atau massa

yang teraba

Fungsi kardiovaskuler Denyut dan irama Takikardia, pembesaran

jantung normal, tidak jantung, irama tidak

ada mur-mur, normal, tekanan darah

tekanan darah normal meningkat

Vitalitas umum Ketahanan, Mudah lelah, kurang

bertenaga, kebiasaan energy, mudah tertidur,

tidur baik, kuat apatis

Rambut Bersinar, berkilau, Rambut berserabut,

kuat, tidak mudah kusam, kusust, kering,

patah, kulit kepala tipis, kasar, mudah rontok

sehat

Kulit Merah mudah, warna Kasar, kering, bersisik,

merata, turgor baik pucat, berpigmen,

kehilangan lemak

subkutan

Wajah dan leher Merah mudah, warna Berminyak, diskolorasi,

merata, halus, tidak bersisik,bengkak, kulit

ada bengkak gelap dipipi dan bawah

mata, kulit sekitar hidung

30
dan mulut kasar

Bibir Halus, warna baik, Kering, bersisik, lesi sudut

lembab (tidak pecah mulut, fisura atau

atau bengkak) stomatitis

Mulut, membran Membran mukosa Membrane mukosa mulut

mukosa rongga mulut warna lembut dan bengkak

merah muda sampai

kemerahan

Gusi Warna merah muda, Gusi bengkak dan mudah

tidak bengkak atau berdarah, margin

berdarah kemerahan, inflamasi, gusi

tertarik kebelakang

Lidah Warna merah muda Bengkak, kasar, warna

atau kemerahan magenta, papilla

gelap, tidak bengkak, hyperemia dan hipertrofi

terdapat papilla

dipermukaan, tidak

ada lesi

Gigi Bersih dan tidak ada Karies

disklorosi

31
Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva pucat, kering

anemis, tidak ada

lingkaran kelelahan

dibawa mata

Leher (kelenjar) Tidak ada Pembesaran tiroid

pembesaran kelenjar

Kuku Keras, merah muda Mudah patah

Kaki, tungkai Tidak nyeri,tidak Edema, nyeri betis,

lemah, tidak edema, kesemutan, lemah

warna baik

Kerangka Tidak ada malforasi Kaki bengkok , derfomitas

dada pada diagfragma

Sumber

d) Dietary history (D)

1) Kebiasaan asupan makanan dan cairan: pilihan, alergi, masalah, dan

area yang berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk

memperoleh makanan.

2) Tingkat aktivitas:untuk menentukan kebutuhan energi dan

membandingkannya dengan asupan makanan.

3) Faktor yang memengaruhi pola diet dan status nutrisi:

a) Status kesehatan: nafsu makan, anoreksia, dukungan nutrisi

32
b) Kultur dan agama: jenis makanan dan diet, jumlah, kebiasaan

makanan etnik.

c) Status sosial ekonomi: kecukupan ekonomi untuk menunjang

harga makanan.

d) Pilihan pribadi: kesukaan terhadap diet, makanan favorit atau yang

dihindari, makanan mewah (simbol status).

e) Faktor psikologis: motivasi untuk makan makanan yang seimbang,

persepsi tentang diet, makanan mempunyai nilai simbolik

(susu/kelemahan, daging/kekuatan).

f) Alkohol dan obat-obatan: alkohol dan obat berlebihan berdampak

pada defisiensi nutrisi, memengaruhi organ gastrointestinal,

menekan nafsu makan, menghabiskan zat gizi yang tersimpan, dan

mengurangi absorbsi zat gizi di dalam intestinal.

g) Kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanan: mitos

terhadap makanan, minat terhadap makanan, tekanan sebaya,

keinginan untuk mengontrol pilihan diet. Keyakinan terhadap

makanan sering salah (yogurt lebih bernutrisi dari susu, kerang

meningkatkan potensi seksual, madu lebih menyehatkan daripada

gula).

4) Catatan makanan dalam 24 jam, frekuensi makan yang membantu

untuk menyusun pola makanan sepanjang waktu.

33
2. Diagnosa Kebutuhan Nutrisi

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pertanyaan yang menggambarkan

respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/potensial)

dari individu atau kelompok tempat anda secara legal mengidentifikasi dan

anda dapat memberikam intervensi secara pasti untuk menjaga status

kesehatan untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan.

Diagnosa keperawatan yang terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi,

meliputi:

a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolik.

Batasan karakteristik:

1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal

2) Cepat kenyang setelah makan

3) Gangguan sensasi rasa

4) Ketidakmampuan memakanan makanan

5) Kurang minat pada makanan

Factor yang berhubungan:

1) Faktor biologis

2) Ketidakmampuan makan

3) Kurang asupan makan

4) Ketidakmampuan mencerna makanan

34
3. Intervensi tindakan keperawatan Kebutuhan Nutrisi

Perencanaan/intervensi adalah pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah

diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. Tujuan merupakan hasil yang

ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosi keperawatan.Kriteria hasil

merupakan batasan karakteristik atau indikator keberhasilan dari tujuann yang

telah ditetapkan. Perencanaan keperawatan berpatokan pada standar NIC dan

NOC.

Tabel 2.7 tabel intervensi keperawatan

No Diagnosa Rencana asuhan keperawatan

Tujuan & KH Intervensi

1 Ketidakseimba NOC : NIC

ngan nutrisi Nutrient status Manajemen nutrisi

kurang dari Setelah tindakan a. Kolaborasi dengan ahli

kebutuhan keperawatan selama gizi untuk menentukan

tubuh 5 X 24 jam nutrisi yang dibutuhkan

kebutuhan nutrisi pasien

pasien b. Anjurkan pasien untuk

terpenuhidengan KH meningkatkan intake Fe

: c. Anjurkan pasien untuk

- Tidak ada tanda meningkatkan

– tanda mal mengonsumsi protein dan

35
nutrisi vitamin

- Memperlihatkan d. Berikan informasi

adanya selera tentang kebutuhan nutrisi

makan e. Observasi kemampuan

- Tidak terjadi pasien untuk

penurunan berat mendapatkan nutrisi yang

badan yang dibutuhkan

berarti f. Tentukan status gizi

pasien

g. Atur diet pasien

h. Anjurkan makan sedikit

tapi sering

i. Ukur berat badan dan

tinggi badan pasien setiap

hari

j. Sarankan kebiasaan oral

hygine sebelum dan

sesudah makan

k. Kolaborasi pemberian

obat

Sumber

36
4. Pelaksanaan Kebutuhan Nutrisi

Pelaksanaan keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaaan juga

meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama

dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru. Tahap

pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan

melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang

telah direncanakan.

5. Evaluasi Kebutuhan Nutrisi

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil

yang dibuat pada tahap perencanaan. Tahap evaluasi merupakan tahap akhir

proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan dari rencana

keperawatan tercapai atau tidak. Dalam mengevaluasi perawat harus memiliki

pengetahuan dan kemampuan untuk memahami respon terhadap intervensi

keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang

dicapai, serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada

kriteria hasil. Tahap evaluasi terdiri atas dua kegiatan, yaitu evaluasi proses

dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan selama

proses perawatan berlangsung atau menilai respon pasien, sedangkan

Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan atas target tujuan yang

diharapkan.

37
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai

dengan adanya kemampuan dalam

a. Terpenuhnya kebutuhan nutrisi ditujukan dengan tidak adanya tanda

kekurangan atau kelebihan berat badan.

b. Tidak ada tanda – tanda mal nutrisi

c. Memperlihatkan adanya selera makan

d. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

38
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan studi kasus

Rancangan studi kasus yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

rancangan deskriptif yaitu suatu pengamatan terhadap prosedur tindakan yang

dilakukan orang lain dan atau peneliti yang dilaporkan secara lengkap tentang

keadaan atau kondisi yang menjadi fokus studi yaitu pada pasien kanker

serviks dalam pemenuhunan kebutuhan nutrisi di RSUD Bahteramas Kota

Kendari.

B. Subyek studi kasus

Subyek studi kasus dalam penelitian ini sebanyak satu pasien yang sesuai

dengan criteria inklusiasi. kriteria inklusi yaitu batasan karakteristik umum

subyek studi kasus dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan

diteliti.

1. Kriteria Inklusi :

a. Pasien penderita kanker serviks yang dirawat di RSUD bahtermas

Kota Kendari.

b. Pasien kooperatif dan berkomunikasi dengan cukup baik kepada

peneliti.

c. Mampu membaca dan menulis.

d. Bersedia menjadi subyek penelitian dan mengisi lembar persetujuan

(informed consent).

39
C. Fokus studi kasus

1. Kebutuhan nutrisi pada pasien kanker serviks

2. Penerapan manajemennutrisi pada pasien kanker serviks

D. Definisi operasional

1. Kanker serviks adalah penyakit yang disebabkan oleh human papiloma

virus ( HPV ) yang terjadi pada serviks atau leher rahim suatu daerah pada

organ reproduksi wanita.

2. Kebutuhan nutrisi adalah kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh untuk

memperoleh energi bagi aktivitas tubuh yang berfungsi membentuk sel

dan jaringan tubuh, serta mengatur beberapa proses kimia dalam tubuh

3. Manajemen nutrisi adalah pengaturan intake makanan untuk pemberian

nutrisi bagi pasien kanker serviks.

Manajemen nutrisi meliputi :

a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi

kebutuhan gizi

b. Tentukan apa yang menjadi preferensi makan bagi pasien

c. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutirisi yng dibutuhkan untuk

memenuhi persyaratan gizi

d. Atur diet yang diperlukan

E. Instrumen pengumpulan data

Instrumen dalam penelitian ini yaitu pengaturan diet untuk memantau

peningkatan berat badan pasien. Pemantauan berat badan dilakukan dengan

penimbangan berat badan setiap hari.

40
F. Tempat dan waktu studi

1. Tempat Studi Kasus

Penelitian ini akan dilakukan di ruangan rawat inap obstetri dan ginekologi

RSUD Bahtermas Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

2. Waktu Studi Kasus

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 02 Juli – 07 Juli 2018.

G. Metode pengumpulan data

Sumber data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data primer dan

data sekunder, data primer diperoleh dengan cara melakukan pengkajian

terhadap responden. Sedangkan data sekunder yang berhubungan dengan

penelitian ini diperoleh dari status pasien dan rekam medik di RSUD

Bahteramas Kendari.

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek

penelitian oleh perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh dari:

a) Wawancara

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana

penelitian mendapatkan keterangan atau penelitian secara lisan dari

seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap,

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

b) Observasi

Observasi adalah suatu prosedur terencana antara lain meliputi:

melihat, mencatat jumlah data, syarat-syarat aktivitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah nutrisi pada pasien kanker serviks.

41
c) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik

pasien secara sistematis dengan cara:

1) Inspeksi

Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis dengan

mengguanakan indera penglihatan, pandangan dan penciuman

sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan

secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki.

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat

terabah dengan menggunakan bagian tangan yang berbeda untuk

mendeteksi jaringan, bentuk tubuh, pergerekan dan konsistensi.

3) Perkusi

Mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan

getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh. Perkusi dilakukan

pada daerah abdomen.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melaui

pendengaran, biasanya menggunakan alat stetoskop.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian. Data sekunder didapat dari:

a) Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada objek penelitian, namun melalui dokumen.

42
b) Studi kepustakaan adalah tehnik pengumpulan data yang diperoleh

atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari ilmu

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Penelitian memanfaatkan

teori-teori yang sudah ada di buku atau hasil penelitian lain untuk

kepentingan penelitian.Adapun prosedur mengumpulan data yaitu :

1) Persiapan

a) Mengajukan izin mengambilan data awal di rekam medik

RSUD bahtermas kota kendari

b) Memberikan surat izin penelitian ke RSUD bahteramas Kota

Kendari untuk mendapatkan persetujuan melakukan penelitian

c) Menentukan responden yaitu pasien kanker serviks

d) Memberikan penjelasan kepada subyek penelitian maksud,

tujuan, dan waktu yang dibutuhkan dalammelakukan studi

kasus ini.

e) Memberikan lembar persetujuan (informant consent) kepada

subyek penelitian

2) Pelaksanaan

a) Peneliti dan subyek peneliti menyiapkan tempat untuk

melakukan studi kasus

b) Peneliti menjelaskan prosedur studi kasus kepeda subyek

peneliti

c) Peneliti melakukan wawancara dan obsrvasi sesuai dengan

waktu yang telah disepakati bersama

43
d) Pelaksanaan studi kasus ini dilakukan setiap hari dalam jangka

yang telah ditentukan

3) Evaluasi

Peneliti melakukan pengelolaan data yang sudah diperoleh

selama studi kasus.

H. Penyajian data

Data yang akan disajikan pada penelitian ini yakni secara dekskriptif atau

menggambarkan keadaan pasien, disertai dengan cuplikan ungkapan verbal

dan respon dari subyek studi kasus yang merupakan data pendukung dari

penelitian.

I. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan

izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini RSUD Bahteramas Kota

Kendari. Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan

menekan masalah etika penelitian yang meliputi:

1. Informent consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Informent consent di berikan kepada responden yang akan diteliti

disertai judul penelitian,apabila responden menerima atau menolak, maka

penelti harus mampu menerima keputusan responden.

2. Aninimity (tanpa nama)

Untuk menajaga kerahasiaan, peneliti tidak akan menyebutkan nama

respoden tetapi akan menggantinya menjadi inisial atau kode responden.

44
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Beneficience

Penelitian melindungi subjek agar terhindar dari bahaya dan ketidak

nyamanan fisik .

5. Full disclosure

Penelitian memberikan kepada responden untuk membuat keputusan

secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan keputusan

tersebut tidak dapat di buat tanpa memberikan penjelasan selengkap-

lengkapnya.

45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Letak geografis

Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Provinsi Sulawesi Tenggara

pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi No.151 Kelurahan Kemaraya

Kecamatan Mandonga ke jalan Kapiten Piere Tenden No.40 Baruga, dan

bernama Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD )Bahteramas Prov.Sultra. di

lokasi yang baruh ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan

batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah utara : Kantor pengadilan agama

2) Sebelah timur : Kantor Polsek Baruga

3) Sebelah selatan : Perumahan penduduk

4) Sebelah barat :Balai pertanian provinsi Sulawesi tenggara

b. Lingkungan fisik

RSUD Bahteramas berdiri diatas lahan seluas 17,5 Ha. Luas

seluruh bangunan adalah 53,269 m2. Pengelompokan ruangan

berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok , yaitu

kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan

penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non medis, dan

kelompok kegiatan administrasi.

c. Fasilitas pelayanan kesehatan

Fasilitas atau pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah :

46
1) Pelayanan kesehatan rawat jalan

a) Instalasi gawat darurat (IGD)

b) Instalasi rawat jalan

Pelayanan kesehatan rawat jalan terdiri dari Poliklink

kebidanan dan penyakit kandungan, Poliklinik kesehatan anak,

Poliklinik penyakit dalam, Poliklinik bedah, Poliklinik

neurologi, Poliklinik mata, Poliklinik Telinga, Hidung, dan

Tenggorokan ( THT), Poliklinik gigi dan mulut, Poliklinik

penyakit jantung dan pembuluh darah, Poliklinik kulit dan

kelamin, Poliklinik Orthopedy, Poliklinik gizi, Poliklinik jiwa,

Poliklinik terpadu (klinik VCT), dan Poliklinik Onkologi

c) Instalansi Rehabilitas medik


(1) Fisioterapi

(2) Akupuntur

2) Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

Pelayanan kesehatan rawat inap yang berada dirumah sakit RSUD

Bahtermas kota kendari terdiri dari ruang perawatan Laika Waraka,

Laika Mendidoha, Raha Mongkilo, Raha Sangia Lombo, Laika

Peroha, Banua Puago, dan Tumbu Dadi

3) Pelayanan penunjang medic

Pelayanan pnunjang medis terdiri dari Patologi klinik, Patologi

anatomi, Radiologi, Farmasi/Apotik, Sterilisasi Sentral (CSSD),

Sentral Gas Medik, Gizi, Binatu, Pemulasara n Jenazah,

Ambulance 118

47
d. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara hingga 31 Desember 2015 Berjumlah 789 0rang

yang merupakan pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai kontrak,

terdiri atas tenaga medis, paramedis, dan non medis.

e. Visi dan Misi RSU Bahteramas

1) Visi

Rumah Sakit Unggulan Dalam Pelayanan Kesehatan Rujukan,

Pendidikan dan Penelitian di Sulawesi Tenggara Tahun 2018

2) Misi

a) Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika

profesi

b) Menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, pendidikan

dokter, pendidikan kesehatan lainnya serta pelatihan dan

penelitian

c) Pengembangan sarana dan prasarana untuk menunjang rumah

sakit pendidikan

d) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan

kesejahteraan karyawan

48
2. Pengkajian studi kasus

a. Biodata

1) Identitas Pasien

a) Nama : Ny. H

b) Umur : 37 Tahun

c) Pendidikan : SMA

d) Agama : Islam

e) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

f) Alamat : Jl. Kelinci,Tipulu

g) Tanggal masuk : 30 Juni 2018

h) No RM : 53 – 19 – 88

i) Diagnosa medis : Kanker Serviks

j) Tanggal pengkajian : 02 Juli 2018

2) Penanggung jawab

a) Nama : Tn. S

b) Usia : 41 tahun

c) Pekerjaan : Wiraswasta

d) Hubungan dengan klien : Suami

b. Riwayat kesehatan

1) Alasan kunjungan ke rumah sakit :

Keluar darah dari jalan lahir sejak 3 Minggu yang lalu.

2) Keluhan utama saat ini :

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 02 Juli 2018 pasien

mengatakan perdarahan sudah mulai berkurang, sering merasa

49
mual dan ingin muntah, tidak nafsu makan , kurang minum, tubuh

terasa lemah dan mudah lelah. Keluarga mengatakan setiap makan

pasien tidak menghabiskan setengah porsi dari satu porsi makanan

yang diberikan Pasien mengatakan berat badan sebelum sakit 47

Kg.

3) Riwayat perjalanan penyakit

Pasien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Kota

Kendari pada hari Sabtu Sabtu 30 Juni 2018 pukul 19.45 melalui

IGD dengan keluahan keluar darah dari jalan lahir yang dialami

sejak tiga minggu yang lalu. Sebelum masuk rumah sakit pasien

mengatakan keluar darah dari jalan lahir yang terjadi secara terus

menerus selama tiga minggu. Sebelum terjadi perdarahan tersebut

pasien mengalami keputihan yang tidak biasa dialami yaitu terasa

gatal dan berbau busuk.

4) Riwayat kesehatan lalu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah

sakit, dan tidak ada alergi terhadap obat – oatan dan makanan

tertentu

5) Riwayat obstetric

a) Riwayat menstruasi

(1) Menarche : 14 Tahun

(2) Banyaknya : Tidak menentu

(3) Siklus : Tidak teratur

(4) Lamanya : 4 – 5 hari

50
(5) Keluhan : Nyeri panggul

(6) HPHT : 17 Februari 2017

b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak


ke
Tahun Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdar JK BB PB
ahan
2006 9 bln Tidak Nor Bidan Tidak Tidak Tidak Tidak L 3 50
ada mal ada ada ada ada
Sumber Data Primer

c) Riwayat keluarga berencan

Pada saat penggajian pasien mengatakan tidak

menggunakan Jenis kontrasepsi apapun,dan tidak mengikuti

program keluarga berencana

6) Riwayat kesehatan keluarga

a) Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan terhadap

anggaota keluarga dan tidak ada yang menderita penyakit

tertentu seperti DM dan Tb paru.

b) Bagan genogram

? 41 ? ? ? 37 ?
7

12

51
Keterangan

: Laki – laki : Menikah

: perempuan : pasien

: Keturunan .….. : Tinggal serumah

c. Aspek psikososial

Pasien mengatakan sangat khawatir dengan penyakitnya dan

berharap bisa sembuh agar dapat mengurus keluarganya kembali. Bagi

pasien orang yang sangat terpenting baginya yaitu keluarga.

d. Keadaan kesehatan umum

1) Keadaan umum : lemah

2) Kesadaran : compos mentis

3) Tanda – tanda vital

a) Tekanan darah : 100 / 80

b) Suhu : 36,5℃

c) Nadi : 80x/menit

d) Pernapasan : 20 x/ menit

4 ) Tinggi badan dan berat badan

a) Tinggi badan : 156 Cm

b) Berat badan : 42 Kg

c) IMT : BB(kg)/TB(m)2 = 42/(2,43)2 = 17,28 ( Kurus )

5 ) Lingkar pergelangan tangan

a) Lingkar lengan atas : 20 cm

b) Lipat kulit trisep : 15 cm

52
e. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Pada saat pengkajian nampak tidak ada benjolan, distribusi rambut

mudah rontok, kulit kepala kotor, dan tidak ada nyeri tekan

2) Mata

Berdasarkan pengkajian nampak kelopk mata normal, sclera tidak

ikterik, konjungtiva anemis, reaksi pupil isokor, tidak ada

gangguan penglihatan.

3) Telinga

Berdasarkan pengkajian kemampuan pendengaran pasien baik,

tidak memakai alat bantu, tidak ada tanda – tanda infeksi.

4) Hidung dan sinus

Berdasarkan pengkajian bentuk hidung simetris, fungsi penciuman

baik, tidak ada dan tidak perdarahan.

5) Mulut dan tenggorokan

Berdasarkan pengkajian Nampak mukosa bibir kering,

pucat,Nampak gigi berkaries, Nampak gusi berdarah, pasien

mengatakan kadang merasa sakit saat mengunyah dan menelan.

6) Leher

Berdasarkan pengkajian pengkajian Nampak tidak ada massa,dan

tidak ada pembesaran limfe,tidak ada tekanan vena jugularis.

7) Payudara

Berdasarkan pengkajian Nampak keadaan aroela mamae normal,

tidak ada nyeri tekan

53
8) Dada dan paru – paru

Berdasarkan pengkajian bentuk dada normal simetris antara kiri

dan kanan, pengembangan dada normal.

9) Abdomen

Berdasarkan pengakajian bentuk abdomen normal, terdapat nyeri

tekan pada region delapan hipogastrium, peristaltic usus

10) Ekstremitas

a) Ekstremitas atas : tonus otot lemah

b) Ekstremitas bawah : tonus otot lemah

f. Kebutuhan dasar khusus

NO Aktivitas sehari – Sebelum sakit Setelah sakit

hari

1 Cairan

a. Jenis minuman Air putih Air putih

b. Jumlah 7 -8 gelas 3- 4 gelas

2 Eliminasi

a. BAB

- Frekuensi 2 x/ hari 1 x/ hari

- Konsistensi Lunak Lunak

b. BAK

a.Frekuensi 4 – 5 x/ hari 2 -3 x/ hari

b. keluhan Tidak ada keluhan Nyeri

3 Istirahat dan tidur

54
a. Tidur siang Jam 14.00 s/d jam 16.30 Tidak menentu

b. Tidur malam Jam 21.30 s/d jam 06.00

4 Personal hygene Belum mandi

a. Mandi 2 x/ hari Belum cuci

b. Cuci rambut 3 x/ minggu rambut

c. gosok gigi 2 x/ hari 1 x/ hari

Sumber Data Primer

g. Riwayat kebutuhan nutrisi

1) Sebelum sakit

a) Problem pemasukan nutrisi

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tangal 02 Juli

2018 pasien mengatakn sebelum sakit nafsu makan baik, tidak

ada gangguan menelan atau menggunyah dan tidak ada

program diet yang diikuti.

b) Pola dan kebiasaan makan

Waktu Jenis Jumlah/porsi

07.00 Teh hangat 1 gelas

10.00 Makan mie instant 1 Bungkus

12.00 Nasi, ikan, sambel 1 porsi

16.00 Snack 1 Bungkus

18.00 - -

20.00 Nasi, ikan, tahu tempe 1 porsi

23.00 - -

Sumber Data Primer

55
c) Jenis makanan yang paling disukai

Hasil pengkajian pasien mengatakan tidak ada jenis makanan

khusus yang paling disukai.

d) Jenis makanan yang tidak disukai

Hasil pengkajian pasien mengatakan tidak menyukai jenis

sayura – sayuran.

e) Intake cairan

Hasil pengkajian pasien mengatakan dalam sehari minum air

putih 7 -8 gelas, teh 1 gelas sehari.

2) Selama sakit

a) Problem pemasukan nutrisi

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tangal 02 Juli

2018 pasien mengatakn selama sakit tidak nafsu makan,sering

merasa mual dan ingin muntah, kurang minum dan tidak

menghabiskan setegah dari satu porsi makanan yang diberikan.

Selama sakit pasien kurang mengonsumsi buah – buahan atau

makanan selingan. Pasien mengatakan berat badan sebelum

sakit 47 Kg.

b) Pola dan kebiasaan makan

Waktu Jenis Makanan Jumlah/porsi

07.00 Bubur, telur 1 porsi

10.00 Roti, susu 1 porsi

12.00 Nasi, sup, ayam 1 porsi

16.00 Jus Apel 1 apel

56
18.00 Biscuit Secukupnya

20.00 Nasi, sayur, tahu tempe 1 porsi

23.00 - -

Sumber Data Primer

c) Jenis makanan yang paling disukai

Berdasarkan pengkajian pasien mengatakan tidak ada jenis

makanan khusus yang paling disukai.

d) Jenis makanan yang tidak disukai

Berdasarkan pengkajian pasien mengatakan tidak menyukai

sayur - sayuran

e) Intake cairan

Berdasarkan pengkajian pasien mengatakan dalam sehari

minum air putih 3 -4 gelas.

h. Therapi yang diberikan

1) Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit

2) Ondancetron 1 amp/8 jam/intravena.

3) Levofloxacin 1 tablet/12 jam/oral

4) Tramadol 1 amp/IV/ 8 jam

57
i. Tes diagnostic

Tanggal pemeriksaan 30 Juni 2018

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

HEMATOTOLI

Hematokrit 0,6 % 4,0 – 12

Eritrosit 2,55 106/uL 4,4 – 5,9

Grand % 79,9 % 50,0 – 70,0

MCH 26,0 Pg 27,0 – 34,0

MCHC 30,6 g/Dl 31,0 – 36, 0

HGB 11,3 g/dL 12 – 16

Leokosit 8,32 103/uL 3.6 – 11

Trombosit 174 103/uL 150 – 400

KIMIA KLINIK

Ureum 11 mg/dL 15 – 39

Kreatinin 0,8 Mg/dL 0,60 – 1,30

Sumber Data Primer

Klasifiksi data

1) Data subjektif :
a) Pasien mengatakan sering merasa mual dan ingin muntah
b) Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan kurang minum
c) Pasien mengatakan tubuh terasa lemah dan mudah lelah.
d) Keluarga mengatakan setiap makan pasien tidak menghabiskan
setengah porsi dari satu porsi makanan yang diberikan
e) Pasien mengatakan berat badan sebelum sakit 47 Kg
f) Pasien mengatakan khawatir dengan penyakitnya

58
2) Data Objektif :

a) keadan umum pasien lemah

b) Nampak turgor kulit kering

c) Mukosa bibir kering

d) Konjungtiva anemis

e) Distribusi rambut mudah rontok

f) Nyeri tekan pada abdomen di kandung kemih

g) Hasil pengukuran tanda – tanda vital : Tekanan darah : 110 / 80,

Suhu 36,5℃, Nadi, 80x/menit, Pernapasan 20 x/ menit

h) Berat badan 42 Kg

Analisa data

Symtom Etiologi Problem

Data subjektif: Virus HPV

a) Pasien mengatakan sering merasa Ketidakseimbangan


mual dan ingin muntah
Ca Serviks nutrisi kurang dari
b) Pasien mengatakan tidak nafsu
kebutuhan tubuh
makan dan kurang minum
c) Pasien mengatakan tubuh terasa Pengobatan
lemah dan mudah lelah.
d) Keluarga mengatakan setiap
Mual muntah
makan pasien tidak menghabiskan
setengah porsi dari satu porsi
makanan yang diberikan
Ketidakseimbangan
e) Pasien mengatakan berat badan
Nutrisi kurang dari
sebelum sakit 47 Kg
Data objektif : kebutuhan tubuh

a) keadan umum pasien lemah

59
b) Nampak turgor kulit kering

c) Mukosa bibir kering

d) Konjungtiva anemis

e) distribusi rambut mudah rontok

f) nyeri tekan pada abdomen

diregiokedelapan(Hypogastriu)

g) Berat badan 42 Kg

3. Diagnosa keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kurang asupan makan ditandai dengan :

a. Data subjektif :

1) Pasien mengatakan sering merasa mual dan ingin muntah


2) Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan kurang minum
3) Pasien mengatakan tubuh terasa lemah dan mudah lelah.
4) Keluarga mengatakan setiap makan pasien tidak menghabiskan
setengah porsi dari satu porsi makanan yang diberikan
5) Pasien mengatakan berat badan sebelum sakit 47 Kg
b. Data objektif :

1) keadan umum pasien lemah

2) Nampak turgor kulit kering

3) Mukosa bibir kering

4) Konjungtiva anemis

5) distribusi rambut mudah rontok

6) nyeri tekan pada abdomen diregio kedelapan( Hypogastrium)

7) Berat badan 42 Kg

60
4. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Rencana asuhan keperawatan

Tujuan & KH Intervensi

2 Ketidakseimbanga NOC : NIC

n nutrisi kurang Nutrient status Manajemen nutrisi

dari kebutuhan Setelah tindakan a. Kolaborasi dengan

tubuh berhubungan keperawatan selama 5 ahli gizi untuk

kurang asupan X 24 jam kebutuhan menentukan nutrisi

makan ditandai nutrisi pasien yang dibutuhkan

dengan : terpenuhi dengan KH : pasien

Data subjektif : - Memperlihatkan b. Anjurkan pasien

a. Pasien adanya selera untuk meningkatkan

mengatakan makan intake Fe

sering merasa - Tidak terjadi c. Anjurkan pasien

mual dan ingin penurunan berat untuk meningkatkan

muntah badan yang mengonsumsi protein

b. Pasien berarti dan vitamin


mengatakan
d. Berikan informasi
tidak nafsu
tentang kebutuhan
makan dan
kurang minum nutrisi
c. Pasien
e. Observasi
mengatakan
kemampuan pasien
tubuh terasa
lemah dan untuk mendapatkan
mudah lelah.
nutrisi yang

61
d. Keluarga dibutuhkan
mengatakan
f. Tentukan status gizi
setiap makan
pasien
pasien tidak
menghabiskan g. Atur diet pasien
setengah porsi
h. Anjurkan makan
dari satu porsi
sedikit tapi sering
makanan yang
diberikan i.Ukur berat badan dan
e. Pasien
tinggi badan pasien
mengatakan
setiap hari
berat badan
sebelum sakit j. Sarankan kebiasaan
47 Kg
oral hygine sebelum
Data objektif :
dan sesudah makan
a. keadan umum
k. kolaborasi pemberian
pasien lemah
obat
b. Nampak turgor

kulit kering

c. Mukosa bibir

kering

d. Konjungtiva

anemis

e. distribusi

rambut mudah

rontok

f. nyeri tekan

pada abdomen

62
diregio

kedelapan(

Hypogastrium)

g. Berat badan 42

Kg

5. Implementasi keperawatan

No Hari/Tanggal Jam Tindakan keperawatan Paraf

1 Selasa, 03 09.10 1. Tentukan status gizi pasien

Juli 2018 Hasil : status gizi pasien

termasuk dalam kategori gizi

kurang (kurus)

09.15 2. Observasi kemampuan pasien

untuk mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Hasil : kondisi pasien lemah

09.20 3. Mengatur diet pasien

Hasil :diet yang diberikan pada

pasien yaitu diet TKTP

09.35 4. Menganjurkan pasien makan

sedikit tetapi sering

Hasil : pasien mau mengikuti

anjuran yang diberikan

63
10.00 5. Menimbang berat badan

Hasil : BB 42 Kg

12.10
6. Mengkolaborasi pemberian

obat

Hasil : Ondancetron 1 amp/8

jam/intravena, Levofloxacin

1 tablet/12 jam/oral, Tramadol 1

amp/IV/ 8 jam
12.20
7. Memberikan informasi

tentang nutrisi pasien kanker

Hasil :pasien mengerti

2 Rabu, 04 Juli 08.00 1. Mengatur diet pasien

2018 Hasil :diet yang diberikan pada

pasien yaitu diet TKTP

08.15 2. Menganjurkan pasien makan

sedikit tetapi sering

Hasil : Nampak pasien

mengikuti anjuran yang

diberikan

08.20 3. Menganjurkan pasien untuk

meningkatkan mengonsumsi

protein dan vitamin

Hasil : pasien mau mengikuti

64
anjuran perawat

08.40 4. Sarankan kebiasaan oral

hygine sebelum dan sesudah

makan

Hasil : pasien mau mengikuti

saran yang diberikan

07.00 5. Menimbang berat badan

Hasil : BB 42 Kg

12.15 6. mengkolaborasi pemberian

obat

Hasil : Ondancetron 1 amp/8

jam/intravena

Kamis, 05 09.10 1. Mengatur diet pasien

Juli 2018 Hasil :diet yang diberikan pada

pasien yaitu diet TKTP

10.15 2. Menganjurkan pasien makan

sedikit tetapi sering

Hasil : Nampak pasien

mengikuti anjuran yang

diberikan

10.25 3. Menganjurkan pasien untuk

meningkatkan mengonsumsi

protein dan vitamin

65
Hasil : pasien mengatakan

untuk meningkatkan konsumsi

protein pasien mengonsumsi

makan selingan yaitu susu dan

buah - buahan

4. Sarankan kebiasaan oral

10.00 hygine sebelum dan sesudah

makan

Hasil : pasien mengatakan sudah

melakukan oral hygen sebelum

dan sesudah makan

5. Menimbang berat badan


07.00
Hasil : BB 42,5 Kg

6. Mengkolaborasi pemberian
12.10
obat

7. Hasil :Ondancetron 1 amp/8

jam/intravena, Levofloxacin 1

tablet/12 jam/oral

Jumat, 06 08.10 1. Mengatur diet pasien

Juli 2018 Hasil :diet yang diberikan pada

pasien yaitu diet TKTP

08.15 2. Menganjurkan pasien makan

sedikit tetapi sering

66
Hasil : Nampak pasien

mengikuti anjuran yang

diberikan

08.30 3. Menganjurkan pasien untuk

meningkatkan mengonsumsi

protein dan vitamin

Hasil : pasien mengatakan untuk

meningkatkan konsumsi

protein pasien mengonsumsi

makan selingan yaitu susu dan

buah - buahan

4. Sarankan kebiasaan oral

08.45 hygine sebelum dan sesudah

makan

Hasil : pasien mengatakan sudah

melakukan oral hygen

sebelum dan sesudah makan

5. Menimbang berat badan

07.00 Hasil : BB 42,5 Kg

6. mengkolaborasi pemberian

12.05 obat

Hasil : Ondancetron 1 amp/8

jam/intravena, Levofloxacin

67
1 tablet/12 jam/oral

Sabtu, 07 08.20 1. Mengatur diet pasien

Juli 2018 Hasil :diet yang diberikan pada

pasien yaitu diet TKTP

08.30 2. Menganjurkan pasien makan

sedikit tetapi sering

Hasil : Nampak pasien

mengikuti anjuran yang

diberikan

08.50 3. Menganjurkan pasien untuk

meningkatkan mengonsumsi

protein dan vitamin

Hasil : pasien mengatakan

untuk meningkatkan konsumsi

protein pasien mengonsumsi

makan selingan yaitu susu dan

buah - buahan

4. Menimbang berat badan

10.00 Hasil : BB 42,5 Kg

68
6. Evaluasi keperawatan

No Hari/Tanggal Jam Catatan perkembangan Paraf

1 Selasa, 03 14.05 S : pasien mengakan masih Nining

Juli 2018 merasa mual dan belum ada selva.M

nafsu makan, 1 porsi makan

tidak dihabiskan

O : keadaan umum pasien

lemah, nampak ½ porsi makan

tidak dihabiskan, turgor kulit

kering, mukosa bibir kering

BB : 42 Kg

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

2 Rabu, 04 Juli 14.00 S : pasien mengatakan Nining

2018 mengikuti anjuran peneliti selva.M

dengan makan sedikit tapi

sering.

O : keadaan umum pasien

masih lemah, turgor kulit

kering, nampak belum

menghabiskan 1 porsi makan

yang diberikan. BB 42 Kg

A : Masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

69
Kamis, 05 14.10 S : Pasien mengatakan nafsu Nining

Juli 2018 makan sudah mulai ada tetapi selva.M

tidak bisa jika langsung

menghabiskan satu porsi

makan yang diberikan

O : keadaan umum pasien

sedang, nampak turgor kulit

kering, BB 42 Kg

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Jumat, 06 juli 14.00 S : pasien mengatakan Nining

2018 mengkuti anjuran peneliti yaitu selva.M

menyikat gigi sebelum dan

sesudah makan, rasa mual

sudah mulai berkurang, nafsu

makan sudah ada

O : keadaan umum pasien

sedang, nampak pasien

mengikuti anjuran peneliti

dengan memakan satu buah

apel , BB 45

A : Masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Sabtu, 07 Juli 10.00 S : pasien mengatakan rasa Nining

70
2018 mual sudah mulai berkurang, selva.M

nafsu makan sudah mulai ada,

dan mencoba mengikuti semua

anjuran yang diberikan

O : keadaan umum pasien

sedang, nampak pasien sudah

mulai menghabiskan satu porsi

makan yang diberikan

walaupun cara makan sedikit –

sedikit tapi sering, BB 45 Kg

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dipertahankan

Tabel4.1 Perkembangan data antropometri pasien

Pengukuran antropometri

Hari Lingkar lengan


Status Gizi
TB BB IMT Lengan Kulit

atas trisep

I 156 Cm 42 Kg 17,28 20 15 Gizi kurang

II 156 Cm 42 Kg 17,28 20 15 Gizi kurang

III 156 Cm 42 Kg 17,28 20 15 Gizi kurang

IV 156 Cm 42,5 Kg 17,48 20 15 Gizi kurang

V 156 Cm 42,5 Kg 17,48 20 15 Gizi kurang

71
Berdasarkan tabel prkembangan antropometri pada hari pertama

setelah dilakukan tindakan keperawatan belum ada perubahan berat badan,

begitupun pada hari kedua dan ketiga, berat badan pasien masih 42 kg.

stelah lima hari perawatan, pada hari ke empat berat badan pasien

mengalami kenaikan 0,5 kg yang bertahan sampai hari ke lima. setelah

lima hari perawatan berat badan pasien menjadi 42,5 kg. kenaikan berat

badan pasien tidak terjadi begitu signifikan.

B. Pembahasan

Pada Bab sebelumnya, penulis memaparkan tinjaun teori mengenai

kanker serviks dan kebutuhan nutrisi. Pada pembahasan ini penulis akan

membahas tentang perbandingan antara teori dan hasil studi kasus yang

ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. H

berumur 37 tahun dengan kanker serviks stadium III B dalam pemenuhan

kebutuhan nutrisi di ruang laika waraka obstetric dan ginekologi kamar 14

Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas kota kendari pada tanggal 02 juli

sampai dengan tanggal 07 juli 2018 dengan menggunakan pendekatan proses

asuhan keperawatan yang meliputi Pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan

dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien.(Budiono & Pertami,S 2015)

72
Menurut teori pada tahap pengkajian penderita kanker serviks keluhan

yang akan dirasakan yaitu mulanya perdarahan pervagina yang terjadi

setelah melakukan hubungan atau perdarahan spontan yang keluar diluar

masa haid, seiring dengan peningkatan stdium kanker maka keluhan

lainyang dirasakan adalah keluarnya cairan dari vagina yang berbau tidak

sedap, terasa nyeri pada bagian panggul, pinggang, dan tungkai, gangguan

saat berkemih, atau kesulitan buang air kecilkarena adanya sumbatan pada

saluran kencing, nyeri di daerah kandung kemih serta anus, penurunan

berat badan, dan mudah merasa lelah.

Hasil pengkajian yang didapatkan penulis bahwa sebelum masuk

rumah sakit pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir yang terjadi

secara terus menerus selama tiga minggu. Sebelum terjadi perdarahan

tersebut pasien mengalami keputihan yang tidak biasa dialami yaitu terasa

gatal dan berbau busuk. Keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan

pengkajian pasien mengatakan, tidak nafsu makan karena rasa mual dan

ingin muntah, merasa nyeri pada daerah panggul dan susah buang air kecil,

tubuh terasa lemah dan mudah lelah. Pasien mengatakan berat badan

sebelum sakit 47 Kg dan saat ini BB pasien 42 Kg. Nampak pasien lemah,

turgor kulit kering, dan mukos bibir kering.

Berdasarkan teori yang telah di paparkan dan hasil pengkajian yang

penulis dapatkan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan hasil

pengkajian yang dimana keluhan yang dirasakan pasien sebagian besar

sama dengan teori yang telah dipaparkan.

73
2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respons

individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi

keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab.

Pada pengkajian dan analisa data yang dilakukan pada Ny. H tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan hasil studi kasus dimana diagnosa

keperawatan yang ditegakan penulis yaitu Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah

asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik dengan

batasan karakteristik yaitu :

6) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal

7) Cepat kenyang setelah makan

8) Gangguan sensasi rasa

9) Ketidakmampuan memakanan makanan

10) Kurang minat pada makanan

Factor yang berhubungan:

5) Faktor biologis

6) Ketidakmampuan makan

7) Kurang asupan makan

8) Ketidakmampuan mencerna makanan

Batasan karakteristik yang ditemukan pada hasil pengkajian Ny. H

sesuai dengan teori, berdasarkan data yang didaptkan yaitu nampak pasien

74
lemah mukosa bibir kering. pasien mengatakan kurang nafsu makan,

merasa mual dan ingin muntah, porsi makan tidak dihabiskan. Pasien

mengatakan berat badan sebelum sakit 47 Kg dan sekarang 42 Kg.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi atau Perencanaan adalah pengembangan strategi desain

untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah

diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan.

Berdasarkan teori, intervensi yang dapat dilakukan untuk masalah

kebutuhan Nutrisi bedasarkan standar NIC yaitu :

Manajemen nutrisi

a. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nutrisi yang dibutuhkan

pasien

b. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

c. Anjurkan pasien untuk men ingkatkan mengonsumsi protein dan

vitamin

d. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

e. Observasi kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

f. Tentukan status gizi pasien

g. Atur diet pasien

h. Anjurkan makan sedikit tapi sering

i. Ukur berat badan dan tinggi badan pasien setiap hari

j. Sarankan kebiasaan oral hygine sebelum dan sesudah makan

k. Kolaborasi pemberian obat

75
Berdasarkan diagnosa yang telah ditegakan oleh penulis maka untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi pasien perencanaan yang dilakukan

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Intervensi yang penulis

tetapkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Hasil intervensi yang ditetapkan penulis sesuai dengan teori yang

dipaparkan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan nutrisi pasien.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi atau Pelaksanaan keperawatan adalah realisasi rencana

tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam

pelaksanaaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,

mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan,

serta menilai data yang baru. Tahap pelaksanaan merupakan tahap

keempat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai

strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan.

Implementasi keperawatan dilaksanakan selama lima hari dimulai

tanggal 03 Juli – 07 Juli 2018, dimana semua tindakan yang dilaksankan

selalu berorientasi pada rencana yang telah dibuat berdasarkan teori NIC

sehingga dapat tercapai sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan

Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

Manajemen nutrisi :

a. Menentukan status gizi pasien

b. Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

c. Menganjurkan makan sedikit tapi sering

76
d. Mengatur diet pasien

e. Meganjurkan pasien untuk meningkatkan mengonsumsi protein

dan vitamin

f. Mengukur berat badan pasien setiap hari

g. Menyarankan kebiasaan oral hygine sebelum dan sesudah makan

h. Kolaborasi pemberian obat

Pada implementasi keperawatan, tidak semua intervensi yang

ditetapkan dilaksanakan melainkan penulis menyusuaikan dengan kondisi

dan keluhan pasien. Pada implemantasi mengatur diet pasien hampir setiap

hari dilakukan, pengaturan diet tersebut bertujuan agar terpenuhinya

kebutuhan nutrisi pasien yang adekuat. Tujuan ini juga sesuai dengan

tujuan pada teori yaitu tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

akibat dari nutrisi yang tidak adekuat. pengukuran berat badan digunaikan

sebagai tolak ukur untuk melihat apakah dengan tindakan manajemen

nutrisi tersebut dapat mencegah penurunan berat badan yang yang

signifikan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria

hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tahap evaluasi merupakan

tahap akhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan

dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.Evaluasi terhadap masalah

kebutuhan nutrisi secara umum yaitu:

77
a. Terpenuhnya kebutuhan nutrisi ditujukan dengan tidak adanya

tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.

b. Tidak ada tanda – tanda mal nutrisi

c. Memperlihatkan adanya selera makan

d. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Evaluasi keperawatan dilakukan pada hari sabtutanggal 07 Juli

2018 pukul 10.00 WIT setelah lima hari perawatan. berdasarkan hasil

evaluasi keperarawatan yang dilakukan setiap hari didapatkan data

bahwa pada hari peratama tindakan evaluasi yang didapatkan pasien

mengakan masih merasa mual dan belum ada nafsu makan, 1 porsi

makan tidak dihabiskan. Keadaan umum pasien lemah, nampak ½ porsi

makan tidak dihabiskan, turgor kulit kering, mukosa bibir kering, BB : 42

Kg. pada hari kedua tindakan keperawatan hasil evaluasi yang

didapatkan : pasien mengatakan mengikuti anjuran peneliti dengan

makan sedikit tapi sering, keadaan umum pasien masih lemah, turgor

kulit kering, nampak belum menghabiskan 1 porsi makan yang diberikan.

BB 42 Kg. Pada hari ketiga perawatan didapatkan hasil evaluasi : pasien

mengatakan mengkuti anjuran peneliti yaitu menyikat gigi sebelum dan

sesudah makan, rasa mual sudah mulai berkurang, nafsu makan sudah

ada, keadaan umum pasien sedang, nampak pasien mengikuti anjuran

peneliti dengan memakan satu buah apel , BB 45. pada hari keempat

tindakan keperawatan didaptkan hasil evaluasi pasien mengatakan

mengkuti anjuran peneliti yaitu menyikat gigi sebelum dan sesudah

makan, rasa mual sudah mulai berkurang, nafsu makan sudah ada,

78
keadaan umum pasien sedang, nampak pasien mengikuti anjuran peneliti

dengan memakan satu buah apel , BB 42,5. dan pada hari kelima

tindakan keperawatan didaptkan hasil evaluasi pasien mengatakan rasa

mual sudah mulai berkurang, nafsu makan sudah mulai ada, dan

mencoba mengikuti semua anjuran yang diberikan, keadaan umum

pasien sedang, nampak pasien sudah mulai menghabiskan satu porsi

makan yang diberikan walaupun cara makan sedikit – sedikit tapi sering,

BB 42,5 Kg.

Menurut hasil analisa peneliti tidak ada kesenjangan antara teori dan

hasil penelitian karena berdasarkan teori evaluasi keperawatan pada

kebutuhan nutrisi diharapkan terpenuhnya kebutuhan nutrisi pasien

ditujukan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat

badan, Tidak ada tanda – tanda mal nutrisi, Memperlihatkan adanya selera

makan, dan tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti. Teori

tersebut sejalan dengan evaluasi yang dilakukan penulis pada Ny. H

selama lima hari perawatan didapatkan data pasien mengatakan rasa mual

sudah bisa diatasi, sudah mampu menghabiskan satu porsi makan yang

berikan walaupun cara makannnya sedikit – sedikit tapi sering, dan setelah

dilakukan penimbangan berat badan terjadi kenaikan 0,5 Kg. tercapainya

hasil yang diharapkan tidak terlepas dari peberian obat farmakoloigi untuk

membantu mengurangi keluhan yang dirasakan pasien.

C. keterbatasan studi kasus

1. keterbatasan studi kasus yang dilakukan selama penulis melakukan

penelitian yaitu sumber informasi dan referensi buku maupun penelitian

79
sebelumnya mengenai asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks

terutama dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Sumber informasi dan

referensi yang diperoleh dari buku memiliki tahun terbit yang hampir

sudah tidak dapat digunakan dalam pustaka KTI, sehingga teori yang

dipaparkan penulis masih sangat terbatas.

2. keterbatasan yang selanjutnya yaitu mengenai referensi dalam pembuatan

studi kasus, karena studi kasus ini untuk pertama kali diterapkan pada

angkatan tahun 2015, sehingga peneliti belum paham bagai mana tepatnya

pembuatan studi kasus ini.

80
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan studi kasus pada bab sebelumnya dan

setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat disimpulkan :

1. Pengkajian keperawatan

Hasil pengkajian pada pasien didapatkan data pasien mengatakan tidak

nafsu makan,sering merasa mual dan muntah, tubuh terasa lemah dan

mudah lelah.keluarga mengatakan pasien tidak menghabiskan setengah

dari satu porsi makanan yang diberikan.berat badan sebelum sakit 47 kg

dan setelah sakit 42 kg.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang menulis tegakan yaitu ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan data yang penulis

temukan dari hasil pengkajian

3. Intervensi keperawatan

Rencana keperawatan untuk diagnosis ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan

adalah manajemen nutrisi

4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan selama lima hari yaitu

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan nutrisi pasien.

81
5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan pada diagnosis ketidakseimbangan nutrisi

kurangdari kebutuhan tubuh yaitu tidak terjadi penurunan berat badan

yang signifikan

B. Saran

1. Bagi perawat

Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran

dalam penerapan manajemen nutrisi pada pasien dengan kekurangan

nutrisi

2. Bagi institusi keperawatan

Dapat dijadikan bahan bacaan diperpustakaan untuk menambah wawasan

dalam melakukan asuhan keperawatan secara professional

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya dalam

penerapan asuhan keperawatan secara profesional

82
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2010). Penuntun diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Alwi, I.,setiyohadi, B.,dkk. (2009). Ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi V. Jakarta:
Internapublishing

Budiono, & Pertami, S. B. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi


medika

Darmawati. (2017). Hubungan penegetahuan ibu tentang deteksi dini kanker


serviks dengan metode IVA dengan motivasi pemeriksaan IVA di
wilayah kerja Puskesmas Waetuno kabupaten Wakatobi tahun
2017.Politeknik kesehatan:Kendari

Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi Penelitian keperawatan. Yogyakarta: Pustaka


baru press.

Harnanto , A., M. & Rahayu, S. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta:
Pusdiknakes

Herdman, T. H., & Kamitsuro, S. (2015). Diagnosa keperawatan definisi &


klasifikasi 2015-2017 edisi 10. Jakarta: EGC

Novelia, D. (2017). Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks post
kemoterapi di ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP
Dr.Djamil pada.Poltekkes Padang

Riksani., R. & reiMediaservice. (2016). Kenali kanker serviks sejak dini.


Yogyakarta: Rapha Publishing.

Tarwoto, & Wartonah. (2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Depkes RI, 2013. Situasi penyakit kanker. Kendari. www.depkes.go.id diakses 13


Maret 2018

Trijayanti, E., & Probosari, E. (2016). Hubungan Asupan Makan dan Status Gizi
Pada Pasien Kanker Serviks Post kemoterapi. Jurnal Kedokteran
Diponegoro 5(4) 751-760.

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico. Diakses 13 Maret


2018

RSUD Bahteramas. 2018. Profil RSUD Bahteramas.Kendari: Staf Rekam Medik


RSUD bahteramas

81
Wahida,. Elyasari,. Malahayatin, A. (2016). Efektivitas penyuluhan kanker serviks
menggunakan IVA test di kelurahan Talia Kecamatan abeli Kota
Kendari.

http://169.254.182.216/etd/index.php?p=show_detail&id=596&keyw
ords=kanker+serviks . diakses 16 Maret 2018

82
Lampiran 1.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Data diambil tanggal : ………………………………………………….


Ruang rawat/kelas : ………………………………………………….
No. Rekam Medik : ………………………………………………….

I. IDENTITAS ANAK IDENTITAS ORANG TUA


Nama : Nama Ayah :
Tanggal lahir : Nama Ibu :
Jenis kelamin : Pekerjaan ayah/ibu :
Tanggal MRS : Pendidikan ayah/ibu :
Alamat : Agama :
Diagnosa medis : Suku/bangsa :
Sumber informasi : Alamat :

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat keperawatan sekarang
a. Keluhan utama :
b. Riwayat penyakit saat ini :
2. Riwayat keperawatan sebelum
a. Riwayat kesehatan yang lalu :
- Penyakit yang penah diderita :
Demam Kejang Mimisan

Batuk/pilek Lain-lain

- Operasi Ya Tidak Tahun


- Alergi

Makan Obat Udara

Debu Lainnya

b. Imunisasi: BCG Polio DPT


Campak Hepatitis

81
Masalah Keperawatan :

…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

3. Riwayat penyakit keluarga


a. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :

b. Lingkungan rumah dan komunitas:


c. Perilaku yang mempengaruhi keluarga
d. Persepsi keluarga terhadap penyakit anak

Masalah Keperawatan :

Lain-lain :
Riwayat nutrisi
 Nafsu makan :
 Pola makan :
 Minum : Jumlah :
 Pantangan :
 Menu makanan :

Masalah Keperawatan :

4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


 BB saat ini : TB: , LK : LD : LLA :
 BB lahir : BB sebelum sakit :
 Panjang lahir :
 Pengkajian perkembangan (DDST)
 Tahap perkembangangan sosial
 Tahap perkembangan seksual :

Masalah Keperawatan :

…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
82
5. Genogram

III. OBSERVASI DAN PENGKAJIAN FISIK (BODY SISTEM)


Keadaan umum :
T/D : mmHg S: oC N: x/menit RR :
x/menit

1. PERNAPASAN
a. Bentuk dada : Normal Tidak, jenis
b. Pola nafas : Frekuensi
Irama : teratur Tidak teratur
Jenis : Dispnea Orthopnea Kusmaul
Biot Cheyne stokes PCH
Bunyi nafas : Vesikuler Bronchial Bron, vesikuler
Ronchi Weezing Frictien rub
c. Retraksi otot bantu nafas : Ada Tidak ada
ICS Supraclavikula Suprasternal
d. Perkusi thorax : Sonor Hipersonor Redup/pekak
e. Alat bantu pernafasan : Tidak Ya : liter/menit
Nasal Masker Respirator
f. Batuk : Tidak Ya, sputum : Tidak ada
Ada warna : ........ Jumlah ; .... Konsistensi
g. Lain-lain

Masalah keperatan :

2. KARDIOVASKULER
a. Nyeri dada : Tidak Ya Menjalar
b. Irama jantung : Reguler Ireguler
c. Pulsasi : Kuat lemah
d. Bunyi jantung : S1, S2 tunggal Ya Tidak
Mumur Gallop Thirl
e. CRT : < 3 detik > 3 detik
f. Cyanosis : Ya Tidak
g. Clubingfinger : Ada Tidak ada
h. Lain-lain
………………………………………………………………………………………

83
3. PERSYARAFAN
a. Kesadaran : CM Apatis Somnolen
Sopor Koma

b. GCS : Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6

Nilai total GCS :


c. Reflek-reflek :
Mengisap : Ada Tidak
Menolah : Ada Tidak
Menggenggam : Kuat Lemah
Babinsky : Positif Negatif
Moro : Ada Tidak
Patella : Positif Negatif
d. Kejang : Tidak ada Ada, lamanya :
Jenis : Tonik Klonik Tonik klonik
e. Kaku kuduk : Ada Tidak
f. Brudsky 1 : Ada Tidak
g. Nyeri kepala : Ya Tidak
h. Istirahat dulu :
Kebiasaan sebelum tidur :
Minum susu Mainan Cerita/dongen
i. Kelainan N. Cranialis : Tidak Ada, sebutkan :
...................................................................................................................................
j. Lain-lain :
Masalah keperawatan :

4. GENETOURINARIA
a. Bentuk : Normal Tidak normal sebutkan
b. Uretra : Normal Hipospadia
Lainnya, sebutkan
.........................................................................................................................
c. Kebersihan alat kelamin
Bersih Kotor
Frekuensi kemih : bau :
Produksi urine :
Masalah eliminasi urine :
Normal Disuria Oliguria
Poliuria Inkontinensia
Retensio Menggunakan kateter
d. Lain-lain :
.........................................................................................................................
Masalah keperawatan :

84
5. PENCERNAAN
a. Mulut :
Mukosa : Lembab Kering Somatitis
Bibir : Normal Labioskisis Patatoskisis
Lidah : Hiperemik Kotor Bergetar
Kebersihan rongga mulut :
Bersih Kotor Berbau
Kebiasaan gosok gigi : 2 x sehari 3 x sehari
Caries : Ada Tidak ada
b. Tenggorokan : Kemerahan Sakit saat menelan
c. Abdomen : Mual Muntah ...... kali Nyeri
Normal/supel Tegang kembung
Nyeri tekan, lokasi........... peristaltik................ x/menit
Buang air besar : Konsistensi
Masalah eliminasi alvi :
Konstipasi Diare Obstipasi
Feces berdarah / berlendir
Pemakaian obat pencahar : Ya Tidak
Lavement : Ya Tidak
Masalah keperawatan :

6. MUSKULUS KELETAL DAN INTEGUMEN


a. Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM)
Bebas Terbatas
b. Kekuatan otot / tonus otot :

c. Fraktur : Tidak Ya, lokasi...........


d. Dislokasi : Tidak Ya, lokasi...........
e. Kulit : Ikterik Hyperpigmentasi Pucat
f. Akral : Hangat Dingin
g. Turgor : Baik Kurang Jelek
h. Kelembaban : Kering Kurang Basah
i. Oedema : Tidak ada Ada, lokasi

j. Kebersihan : Bersih Kotor


k. Lain-lain : ........................................................................................
Masalah keperawatan :

85
7. PENGINDERAAN
a. Mata :
Pupil : Isoskor Anisokor Midriasis
Miosis
Reflek cahaya Positif Negatif
Konsungtiva : Pucat Merah muda Merah
Sklera : Ikterik Tidak ikterik
Palpebra : Edema Tidak
Alat bantu : Kaca mata Tidak
b. Hidung : Normal Mimisal Beringus
Mukosa : Pucat Edema
Sekret : Purulen Jernih
Pergerakan bila mata : Normal Tidak
Kelainan lain, sebutkan : ..................................................................................
c. Telinga, Bentuk : Normal Tidak
Nyeri / gatal Sekret mukopurulen Berbau
Benda asing Serumen
Ketajaman pendengaran Normal Tidak
Kelainan lain, sebutkan : ..................................................................................
d. Perasa : Manis Pahit Asin
c. Peraba : Panas Dingin
f. Kelainan lain :
......................................................................................................................
Masalah keperawatan :

8. ENDOKRIN
a. Pembesaran kelenjar tiroid : Ya Tidak
b. Pembesaran kelenjar parotis : Ya Tidak
c. Hiperglikemia : Ya Tidak
d. Hipoglikemua : Ya Tidak
e. Lain-lain
........................................................................................................................
Masalah keperawatan :

9. ASPEK PSIKOSOSIAL
a. Ekspresi efek dan emosi Senang Sedih Menangis
Cemas Marah diam
Takut Lain

b. Hubungan dengan keluarga Akrab Kurang akrab


c. Dampak hospitalisasi bagi anak :

86
d. Dampak hospitalisasi bagi orang tua :
-
Masalah Keperawatan :

IV. KARDIOVASKULER

V. TERAPI

VI. DAFTAR PRIORITAS MASALAH

87
88
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Anda mungkin juga menyukai