Anda di halaman 1dari 12

Politik dalam Pandangan Islam

Kelompok 1:
Bagas Arya Sejati
Frischa Nur Azizah
Levia Arkananta Sarjono
Nauvan Fata Alqomy
Sherly Rayhan Sinta Putri
Zaidan Ichlasul Amal Haryanto
Fiqh siyasah adalah disiplin ilmu yang membahas hukum pemerintahan yang berlandaskan syariat Islam
dengan tujuan memberi kemaslahatan bagi rakyatnya.

Menurut Imam al-Mâwardî, ruang lingkup fiqh siyâsah adalah sebagai berikut:
1. Siyâsah Dustûriyyah (Kebijaksanaan pemerintah tentang peraturan perundang-undangan);
2. Siyâsah Mâliyyah (Ekonomi dan militer);
3. Siyâsah Qadlâ`iyyah (Peradilan);
4. Siyâsah Harbiyyah (Hukum perang);
5. Siyâsah `Idâriyyah (Administrasi negara).

Menurut Imam Ibn Taimiyyah, ruang lingkup fiqh siyâsah adalah sebagai berikut:
1. Siyâsah Qadlâ`iyyah (Peradilan);
2. Siyâsah `Idâriyyah (Administrasi negara);
3. Siyâsah Mâliyyah (Moneter);
4. Siyâsah Dauliyyah/Siyâsah Khârijiyyah (hubungan internasional).
Sementara Abd al-Wahhâb Khalâf lebih mempersempitnya menjadi tiga bidang kajian saja, yaitu:
1. Siyâsah Qadlâ`iyyah (peradilan);
2. Siyâsah Dauliyyah (hubungan internasional);
3. Siyâsah Mâliyyah (keuangan negara).

T. M. Hasbi, malah membagi ruang lingkup fiqh siyâsah menjadi delapan bidang, yaitu:
1. Siyâsah Dustûriyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan tentang peraturan perundang-undangan);
2. Siyâsah Tasyrî’iyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan tetang penetapan hukum);
3. Siyâsah Qadlâ`iyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan peradilan);
4. Siyâsah Mâliyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan ekonomi dan moneter);
5. Siyâsah `Idâriyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan administrasi negara);
6. Siyâsah Dauliyyah/Siyâsah Khârijiyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan hubungan luar negeri atau
internasional);
7. Siyâsah Tanfîdziyyah Syar’iyyah (politik pelaksanaan undang-undang);
8. Siyâsah Harbiyyah Syar’iyyah (politik peperangan).
Dari semua uraian diatas fiqh siyasah dapat
disimpulkan menjadi 3 bagian:
(1) Politik perundang-undangan (Siyâsah Dustûriyyah).
(2) Politik luar negeri (Siyâsah Dauliyyah/Siyâsah Khârijiyyah).
(3) Politik keuangan dan moneter (Siyâsah Mâliyyah)
Islam sebagai agama yang damai tentu sangat berperan dalam menciptakan
suasana politik yang damai pula. Dengan tujuan, tercapainya kesejahteraan
masyarakat. Kekuasaan hanyalah alat. Oleh karena itu, politik bersifat
“jangka pendek”, sedangkan keutuhan, kedamaian, dan kesejahteraan
masyarakat bersifat “jangka panjang”.
Al-Farabi mengemukakan syarat-syarat
pemimpin Islam yaitu
a. Ia haruslah seorang hakim.
b. b. Harus berpengetahuan luas dan mampu memelihara undang-undang, adat istiadat,
kebiasaan, tradisi, dan etika
c. c. Harus mampu menarik kesimpulan baru untuk konsep yang bukan dan belum
diciptakan oleh para pendahulunya
d. d. Harus memiliki pertimbangan baik dalam menyimpulkan undang-undang baru dan
berupaya menigkatkan kesejahteraan Negara.
e. Ia harus mampu menjadi panutan bagi masyarakat.
f. f. Ia harus memiliki fisik yang kuat dalam rangka mengemban tugas-tugas
Asas-Asas Sistem Politik Islam
a. Hakimiyyah Ilahiyyah : memberikan kuasa pengadilandan kedaulatan hukum tertinggi
dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlakAllah
b. Risalah : bahawa kerasulan sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammads.a.w adalah
suatu asas yang penting dalam sistem politik Islam.
c. Khilafah : perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumiini adlah sebagai wakil
Allah.
Prinsip-prinsi Dasar Politik Islam
a. Musyawarah
b. Keadilan
c. Kebebasan
d. Persamaan
e. Hak menghisab pihak pemerintah
f. Diwajibkan untuk memperkuat tali silahturahmi
g. Kedaulatan tertinggi atas alam semesta dan hukumnya hanya berada di tangan Allah
semata.
Tujuan Sistem Politik dalam Islam - Para fuqahak Islam telah
menggariskan tujuan sistem politik dan pemerintahan Islam:

1. Memelihara keimanan menurut prinsip Islam

2. Melaksanakan proses pengadilan

3. Menjaga keamanan

4. Melaksanakan hukum Islam

5. Menjaga perbatasan negara


Al-Quran sudah menjelaskan mengenai prinsip penggunaan kekuasaan
politik, yaitu dalam Qur’an surat An Nissa ayat 58 dan 59. Dalam kedua
ayat diatas menurut sebagian ulama memandang bahwa ayat-ayat diatas
sebagai pokok hukum yang menghimpun segala ajaran agama, dengan kata
lain kedua ayat diatas memegang peranan yang sangat penting sebagaia ayat
sentral mengenai kekuasaan politik.
Setidaknya ada 2 prinsip yang terkandung dalam kedua ayat ini yaitu :
Pertama, penunaian amanat. Kedua, menegakkan politik dengan adil.
Kewajiban dan Hak Pemimpin dalam Islam
1. Kewajiban pokok bagi seorang pemimpin adalah mengusahakan agar
negara dalam keadaan aman, tenteram dan makmur.
2. Menjadi benteng terakhir dalam suatu negara.
3. Bersifat amanah dan tidak berkhianat.
4. Memiliki keberanian memutuskan sesuatu secara cepat dan tepat dalam
semua keadaan.
5. Terkait dengan hak pemimpin, Islam pun mempunyai konsep yang jelas.
Kewajiban dan Hak Pemimpin dalam Islam
1. Taat kepada pemimpin (pemerintah). (HR. Muslim dari Ibnu Umar, Muslim,
II: l3l).

2. Jika pemimpin memiliki kebijakan yang kurang menyenangkan hendaklah


bersabar, tidak boleh bughat (menentang) apalagi berdemonstrasi secara anarkis.
(HR. Muslim dari Ibnu Abbas, Muslim, II: 131).
Kelompok yang Berkembang dalam Dunia Islam tentang Keterkaitann antara Islam dan Politik.

1. Formalistik, bahwa islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Didalamnya terdapat ketatanegaraan
atau politik.Kelompok ini berpendapat bahwa sistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah sistem
yang dilaksanakan oleh Rasululllah SAW.

2. Paradigma Sekuler bahwa islam adalah agama dalam pengertian barat. Artinya agama tidak ada
hubungannya dengan urusan kenegaraan.Muhammad hanyalah saorang Rasul yang bertugas
menyampaikan risalah Tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk mendirikan dan memimpin
suatu negara.

3. Paradigma Substantivistik kelompok yang menolak paradigma formalistik dan juga paradigma
sekuler. Aliran ini berpendirian bahwa islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat
seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai