03 04
Ruang Lingkup Sumber Hukum
Fiqih Siyasah Islam dalam Fiqih
Siyasah
Pengertian Fiqih Siyasah
Secara etimologi, Siyasah menurut bahasa yaitu mengatur, mengurus dan
membuaat kebijaksanaan pemerintahan dan politik. Secara terminologis,
siyasah dalam Lisan al-Arab berarti mengatur atau memimpin sesuatu dengan
cara membawa kepada kemaslahatan.
Siyasah adalah ilmu pemerintahan untuk mengendalikan tugas dalam negeri dan
luar negeri, yaitu politik dalam dan luar negeri serta kemasyarakatan yakni
mengatur kehidupan umum atas dasar keadilan dan istiqamah.
Pendapat yang berbeda dari kalangan ahli fiqih tentang asal usul
kata siyasah, yaitu:
Al-Maqrizy: Kata siyasah berasal dari bahasa Mongol yakni dari kata
yasah yang mendapat imbuhan sin berbaris kasrah diawalnya sehingga
dibaca siyasah. Pendapat tersebut didasarkan pada sebuah kitab undang-
undang milik Jenghis Khan yang berjudul Ilyasa yang berisi panduan
pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat bagi pelaku pindak
pidana tertentu.
Konsep Fiqih Siyasah
Fiqih Siyasah mempunyai kedudukan penting juga memiliki posisi yang strategis
dalam masyarakat Islam. Untuk memikirkan, merumuskan dan menetapkan
kebijakan-kebijakan politik praktis yang berguna bagi kemaslahatan masyarakat
muslim khususnya, dan warga negara lain umumnya. Sehingga Pemerintah
membutuhkan siyasah syar'iyyah.
Sebagaimana konsep negara yang terdapat dalam piagam madinah, sebagai
berikut:
Tujuan negara adalah harapan atau cita-cita yang hendak dicapai, sedangkan
fungsi (tugas) negara adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan Negara. namun
tujuan yang ada pada akhirnya sama yaitu menciptakan kebahagian pada
rakyatnya. Dengan tujuan negara harus melaksanakan dua tugas umum yaitu;
• harus mengatur penghidupan dalam negara dengan sebaik-baiknya,
• harus mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan melalui aparatur yang
berkuasa dengan sebaik-baiknya.
Ruang Lingkup Fiqih Siyasah
Beberapa ahli kenegaraan Islam membagi ruang lingkup fiqih siyasah atas
beberapa bagian:
1. Imam al-Mawardi, ahli fikih Madzhab Syafi’i dan negarawan pada masa
Dinasti Abbasiyah, dalam bukunya al-Ahkam al-Sulthaniyah mengatakan
bahwsannya ruang lingkup fiqih siyasi mencakup lima bagian, yakni politik
perundang undangan (siyasah dusturiyah), politik moneter (siyasah
maliyah), politik peradilan (siyasah qadla’iyah), politik peperangan (siyasah
harbiyah), dan politik administrsasi (siyasah idariyah).
5. A’dah
A’dah juga disebut dengan ‘Urf secara bahasa berarti adat atau kebiasaan. ‘Urf
lebih mudah dipahami sebagai sesuatu yang dikenal manusia dan menjadi
kebiasaan yang berlaku di sekitar lingkungannya, baik berupa ucapan, perbuatan
atau meninggalkan sesuatu.