Anda di halaman 1dari 3

BAB 9:

BAB 10:

1. Dari segi etimologi, Harun Nasution mengemukakan 5 (lima) istilah yang berkaitan dengan
asal kata tasawuf. Berikut pasangan istilah dan artinya yang benar, yakni:
A. saf (saf)
B. theosofi (ilmu ketuhanan)
C. safa (suci)
D. suf (bulu kambing)
E. suffah (golongan kaya)
2. “Tasawuf sebagai praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk
mengembalikan diri kepada jalan Tuhan,” merupakan definisi tasawuf yang dikemukakan
oleh…
A. Abu Yazid Al-Bustami
B. Zakaria Al-Anshari
C. Al-Junaid Al-Baghdadi
D. Muhammad Amin Al-Kurdy
E. Syaikh Abul Hasan Al-Syadzily
3. Amin Syukur mendefinisikan tasawuf sebagai berikut…
A. Sistem latihan dengan kesungguhan (riyāḍah, mujahadah) untuk membersihkan,
mempertinggi dan memeperdalam aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah (taqarrub) sehingga segala perhatian hanya tertuju kepada-Nya.
B. cara menyucikan diri, meningkatkan akhlak dan membangun kehidupan jasmani dan
rohani untuk mencapai kebahagiaan abadi. Unsur utama tasawuf adalah penyucian diri
dan tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan keselamatan.
C. Suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan
keburukan jiwa, cara membersihkannya dengan sifat-sifat terpuji, cara melakukan suluk,
melangkah menuju keridhoan yang diperintahkan-Nya.
D. Pencetus teori fana’ baqa’ dan ittihad mengemukakan bahwa tasawuf meliputi tiga aspek,
yaitu kha’, ha’ dan jim. Kha’ maksudnya takhalli berarti mengosongkan diri dari perangai
yang tercela; ha’ maksudnya tahalli berarti menghiasi diri dengan akhlak terpuji, dan jim
maksudnya tajalli, berarti mengalami kenyataan ketuhanan.
E. Membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat basyariyah,
menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian, berpegang pada ilmu
kebenaran, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji kepada Allah SWT
dan mengikuti syari’at Rasulullah Saw.
4. Pemikiran Al-Junaid tentang ma’rifat terbagi menjadi dua, yaitu…
A. Ma’rifat ta’aruf dan ma’rifat ta’arifan
B. Ma’rifat ta’arif dan ma’rifat ta’arufan
C. Ma’rifat ta’rifat dan ma’rifat ta’aruf
D. Ma’rifat ta’aruf dan ma’rifat ta’rif
E. Ma’rifat ta’rifat dan ma’rifat ta’aruf
5. Corak tasawuf Rabi’ah Al-Adawiyah terfokus pada konsepnya tentang Mahabbatullah (cinta
Allah). Ia mengungkapkan perasaannya melalui dua corak cinta, yaitu cinta karena diriku dan
cinta karena dirimu. Cinta pertama berpijak pada…
A. Keterbukaan tabir yang selama ini menghalangi hamba dengan Tuhannya.
B. Diri seorang hamba yang jatuh cinta dan senantiasa terpaut dengan Tuhannya.
C. Perwujudan rasa tulus dan ikhlas dengan cinta tanpa adanya permintaan ganti dari Allah.
D. Rasa cinta akan Tuhannya serta rasul-Nya sehingga tidak ingin berhubung dengan hal
lainnya.
E. Kemurnian dan ketulusan dalam beribadah kepada Tuhannya.
6. Zainuddin, Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad ibnu Muhammad al-
Ghazali at-Ṭusi al-Naysaburi, al-Faqih al-Shufi, alSyafi’i, al-Asy’ari, adalah nama lengkap
dari…
A. Imam Al-Ghazali
B. Imam Junaid
C. Imam Hambali
D. Imam Syafi’i
E. Imam Hanafi
7. Imam al-Ghazali adalah penulis yang sangat produktif, bahkan sampai sekarang sulit mencari
tandingan penulis yang seproduktif beliau. Tidak kurang dari 457 kitab telah ditulisnya.
Diantara karya Imam al-Ghazali yang monumental adalah Kitab Ihya’ Ulumuddin yang
artinya…
A. Mengetahui apa saja ilmu yang ada dalam hidup
B. Mencari arti hidup dalam ilmu-ilmu.
C. Menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama.
D. Menghidupkan ilmu pengetahuan yang ada.
E. Mencerahkan kehidupan dengan ilmu.
8. Puncak tujuan tasawuf bagi al-Ghazali adalah al-qurb (kedekatan dengan Allah) atau di
bagian lain tulisannya al-fana’ bi al-kulliyat fi Allah (fana’ secara total di hadapan Allah).
Dalam hal ini, ia menjelaskan suatu tingkatan tauhid tertinggi…
A. Bahwa dia tidak akan percaya pada apa pun itu.
B. Bahwa dia tidak akan mau membuat orang lain meyakini apa yang diyakininya dengan
cara paksaan, kecuali orang itu sendiri yang telah mendapat hidayah.
C. Bahwa dia tidak meyakini dalam setiap keimanan yang dianutnya kecuali dalam Al-
Islam, yaitu keyakinan dalam hati akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
D. Bahwa dia tidak mendengar dalam suara kecuali suara ayat-ayat Al-Qur’an yang
membuat dia mempercayai setiap apa yang ada di dalam kitab suci itu.
E. Bahwa dia tidak melihat dalam yang wujud kecuali Yang Esa, yaitu syuhud (kesaksian
batin), orang-orang siddiq, para sufí menamakannya dengan fana’ dalam tauhid karena
dia tidak melihat kecuali Yang Esa, dia juga tidak melihat dirinya.
9. Di kalangan dunia tasawuf, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dijuluki Sultan alAuliya’ (rajanya
para wali). Kedudukan yang mulia ini dicapainya karena…
A. akhlaknya yang terpuji, ahwāl dan karamah yang dimilikinya
B. dia pernah menjadi raja dan membawahi para wali
C. dia ingin dijuluki demikian
D. tingkah lakunya yang mirip dengan raja dan wali
E. perilaku yang baik dan sopan
10. Bagi Syaikh Abdul Qadir, bersuci terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
A. lahiriah dan batiniah
B. mukhafafah dan mughalazah
C. mutawasitah dan mughalazah
D. lahiriah dan rohani
E. jasmani dan mukhafafah

Anda mungkin juga menyukai