KEPUTUSASAAN
Dosen Pembimbing :
Ns. Duma Lumban Tobing, M. Kep, Sp. Kep. J
b. Factor presipitasi
1. Factor biologis bila seseorang mengalami gangguan fisik tertentu, atau
pengobatan yang berlangsung lama akan menyebabkan seseorang
mengalami kondisi putus asa.
2. Faktor psikologis bila seseorang merasa kehilangan kasih saying dari
seseorang yang dicintainya atau kehilangan harga dirinya akan
menyebabkan konndisi putus asa.
3. Factor sosial budaya bila seseorang mengalami kehilangan peran karena
adanya perceraian atau kehilangan pekerjaan karena pemutusan pekerjaan
akan menyebabkan kondisi putus asa.
c. Mekanisme Koping
a) Berpusat pada emosi
Pasien berorientasi untuk mengurangi stress emosionalnya
b) Berpusat pada masalah
Upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi
tuntunan situasi stress secaara realitas
d. Rentang respon
Intervensi Keperawatan :
Tindakan Keperawatan pada Pasien :
a. Identifikasi rasa frustasi, marah, dan amuk pada pasien
b. Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah atau sedih
c. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. Merangkul, menepuk-
nepuk)
d. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
e. Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola
respons yang biasa digunakan
SP 1 Keluarga
SP 2 Keluarga
Keliat, B.A. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC Keliat,
B.A., Akemat, Helena, N., Susanti, H., Panjaitan, R.V., Wardani, I, Y., dkk.
(2006). Modul praktek keperawatan profesional jiwa (MPKP Jiwa). Jakarta: FIK
UI dan WHO
Tim Pokja SDKI DPP PNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta
Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.