Anda di halaman 1dari 40

OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI

SP2HP ONLINE DALAM TRANSPARANSI


PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI POLRES DEMAK

RENCANA PENELITIAN

Oleh:

M.ZEN FAHRUROZI IKHSAN


BRIGTAR NO.AK 17.103

AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... I

DAFTAR ISI...................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah............................................................. 6

1.3 Rumusan Masalah……………………………………………. 7

1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………... 7

1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………. 7

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN................................................ 10

2.1 Kepustakaan Penelitian...................................................... 10

2.2 Kepustakaan Konseptual.................................................... 15

2.3 Kerangka Berfikir................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 24

3.1 Pendekatan dan jenis penelitian........................................ 24

3.2 Fokus Penelitian................................................................ 26

3.3 Lokasi Penelitian................................................................ 26

3.4 Sumber Data/Informasi...................................................... 26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 28

3.6 Validitas.............................................................................. 30

3.7 Teknik Analisis Data .......................................................... 30

3.8 Jadwal Penelitian................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 35

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi

kewibawaan yang harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu,

yaitu harus ada pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu, dan rakyat

yang hidup dengan teratur sehingga merupakan suatu bangsa. Negara

Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas

hukum bukan berdasarkan atas kekuasaan, hal ini secara tegas

disebutkan dalam penjelasan umum Undang-undang Republik Indonesia

tahun 1945. Negara hukum menghendaki agar hukum ditegakkan tanpa

memandang tingkatan sosial, artinya segala perbuatan yang dilakukan,

baik oleh warga masyarakat maupun penguasa negara tidak ada

perbedaan dalam penegakan hukum.

Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam

hukum dan wajib menjunjung hukum tersebut. Cita-cita filsafat yang telah

dirumuskan para pendiri negara dalam konsep “Indonesia adalah negara

hukum”, mengandung arti, bahwa dalam hubungan antara hukum dan

kekuasaan, tunduk pada hukum sebagai kunci kestabilan politik dalam

masyarakat. Dalam suatu negara, hukum merupakan tiang utama dalam

menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan

bernegara.

Salah satu ciri utama dari suatu negara hukum terletak pada

kecendrungannya untuk menilai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

1
masyarakat atas dasar peraturan-peraturan hukum. Pembicaraan

mengenai hukum selalu berkaitan dengan masalah penegakan hukum

(law enforcement) dalam pengertian luas juga merupakan penegakan

keadilan. Dalam hal ini aparat penegak hukum adalah mereka yang

secara langsung terlibat dalam memperjuangkan penegakan hukum dan

keadilan, sebagaimana tugas yang diemban oleh Polri.

Polri sebagai salah satu institusi pemerintah dalam rangka

penegakan hukum dan memberikan pelayanan kepada masyarakat

pencari keadilan yang tidak terlepas dari wacana besar perubahan ini. Hal

tersebut sangat jelas karena kepolisian merupakan cerminan dari tuntutan

dan harapan masyarakat akan adanya jaminan rasa aman, ketertiban, dan

ketentraman dalam menjalankan aktivitasnya tanpa adanya suatu

gangguan apapun dalam usaha memenuhi kesejahteraan hidup. Selain

itu, kepolisian merupakan institusi yang keberadaannya sangat diperlukan

oleh masyarakat yang dilayaninya.

Polri pada kehidupan masyarakat Indonesia dalam memberikan

pelayanan baik dalam aspek kuantitas maupun aspek kualitas, Polri

merupakan ujung tombak dalam menciptakan keamanan dan ketertiban

masyarakat. Polri juga dituntut mereformasi yang memberikan pelayanan

prima terhadap masyarakat. Selain itu, Polri dengan cara melakukan

perubahan pola pikir dan pola tindak setiap anggota Polri yang bertugas di

masing-masing kesatuannya. Perubahan pola pikir para petugas Polri (to

change the mind set of police officers) harus dilakukan secara

berkesinambungan, sehingga petugas Polri tersebut senantiasa dapat

2
mengatasi tantangan tugas masa depan seiring dengan arus

perkembangan globalisasi dan demokratisasi.

Polri sebagai badan publik dan bagian dari sistem pemerintahan

yang bersifat terbuka, mempunyai kewajiban untuk memberikan layanan

informasi kepada masyarakat yang lebih transparan. Menyangkut tugas-

tugas Polri yang akan, saat, dan telah dilakukan jika dikaitkan dengan

kewajiban Polri sebagai pengayom masyarakat memberikan informasi

kepada masyarakat dalam mencari keadilan yang telah mendapat

kekuatan hukum harus dipenuhi oleh Polri kepada masyarakat dalam

mencari keadilan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 14 Tahun

2008, antara lain:

1) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala;

2) Informasi yang wajib diumumkan secara serta-merta;

3) Informasi yang wajib tersedia setiap saat; dan

4) Informasi yang wajib tidak diumumkan.

Selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 16

Tahun 2010 terkait Tata Cara Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan

Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pasal 3 yaitu:

1) Mudah, cepat, cermat, dan akurat yaitu setiap kegiatan dalam

pemberian pelayanan informasi publik harus dilaksanakan tepat

3
waktu, disajikan dengan lengkap, dikoreksi sesuai kebutuhan,

dan mudah diakses;

2) Transparansi, yaitu dalam pemberian pelayanan informasi publik

harus dilaksanakan secara jelas dan terbuka;

3) Akuntabel, yaitu setiap kegiatan dalam pemberian pelayanan

informasi publik harus dapat dipertanggungjawabkan; dan

4) Proporsionalitas, yaitu setiap kegiatan dalam pemberian

pelayanan informasi publik harus memperhatikan keseimbangan

antara hak dan kewajiban.

Kemudian dalam Pasal 29 dijelaskan bahwa penyampaian informasi

publik dilakukan dalam bentuk:

1) pemberian informasi dan data secara langsung;

2) akses informasi dan data melalui teknologi informasi dan

komunikasi; dan

3) media cetak dan elektronik.

Tugas pokok Polri sebagaimana tercantum dalam Pasal 13 Undang-

undang Nomor 2 Tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia (UU No. 2 Tahun 2002) adalah memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta melindungi, mengayomi

dan melayani masyarakat. Namun dalam pelaksanaan tugas, khususnya

dalam pelayanan penegakan hukum, masih terdapat laporan pengaduan

dari masyarakat yang menunjukkan Polri masih belum transparan, belum

4
profesional, lambat dalam menangani perkara maupun masih terdapat

adanya penyalahgunaan wewenang.

Salah satu upaya dari Polri dalam mewujudkan paradigma Civilian

Police, yakni dengan mengembangkan suatu inovasi yang telah

diterapkan di Polres Demak yaitu Surat Pemberitahuan Perkembangan

Hasil Penyidikan (SP2HP) Online. SP2HP merupakan hak bagi pelapor.

Dalam hal ini untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyelidikan

atau penyidikan, penyidik wajib memberikan SP2HP kepada pihak pelapor

baik di minta atau tidak diminta secara berkala. Berdasarkan Peraturan

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009

tentang Pengawasan dan Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di

Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pasal 39 ayat (1),

berbunyi dalam hal menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan,

penyidik wajib memberikan SP2HP kepada pihak pelapor baik diminta

atau tidak diminta secara berkala paling sedikit 1 kali setiap bulan.

Dewasa ini sering terjadi kasus bahwa Surat Pemberitahuan

Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) yang menjadi kewajiban

penyidik untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan tidak

terealisasi atau terlaksanakan dengan baik. Dalam Pasal 12 huruf c

Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010

tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kepolisian

Negara Republik Indonesia, menyebutkan bahwa SP2HP merupakan

informasi publik yang merupakan hak dari pelapor. Pelaksanaan aturan

5
dari ketentuan tentang pemberian SP2HP merupakan hukum acara yang

wajib dilaksanakan oleh penyidik.

Khususnya di Polres Demak, telah dibuat suatu program/aplikasi

penerbitan SP2HP Online yang bertujuan agar masyarakat dapat dengan

mudah mengakses segala informasi terkait dengan laporan polisi yang

dibuatnya. Namun, aplikasi tersebut belumlah memadai, sebab terkait

dengan dukungan personil yang kurang dan dukungan sarana dan

prasarana yang juga masih swadaya. Olehnya itu perlu sosialisasi dan

pemahaman kepada agar mudah dipahami dan digunakan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

peneltian dengan judul “Optimalisasi Pelayanan Publik Melalui SP2HP

Online Dalam Transparansi Penyidikan Tindak Pidana di Polres

Demak”.

1.2 Identifikasi Masalah

Merujuk latar belakang di atas, dapat disimpulkan identifikasi

masalah “Optimalisasi pelayanan SP2HP Online dalam Transparasi

Penyidikan Tindak Pidana”.

1. Pelaksanaan pelayanan publik SP2HP online di Polres Demak

belum berjalan maksimal dan belum optimalnya penggunaan

teknologi informasi dan komputer dalam pelaksanaan pelayanan

SP2HP Online.

6
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memiliki rumusan

masalah yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu “Bagaimana

Optimalisasi Pelayanan Publik Melalui SP2HP Online Dalam Transparansi

Penyidikan Tindak Pidana di Polres Demak?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis

dapat memberikan tujuan penelitian sebagai berikut “Mengetahui

Optimalisasi Pelayanan Publik Melalui SP2HP Online Dalam Transparansi

Penyidikan Tindak Pidana di Polres Demak”.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang

optimalisasi pelayanan publik melalui SP2HP Online dalam transparansi

penyidikan tindak pidana di Polres Demak yakni dapat memberikan

manfaat baik teoritis maupun praktis.

a. Manfaat teoritis

Dilihat dari segi teoritis diharapkan penelitian ini mampu

memberikan manfaat berupa:

1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan di

bidang Ilmu Kepolisian mengenai kegiatan yang dilakukan

7
Polres Demak dalam optimalisasi pelayanan publik

melalui SP2HP Online dalam transparansi penyidikan

tindak pidana.

2) Hasil peneltian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

sumber rujukan dan referensi pada penelitian selanjutnya

yang dilakukan pada masa yang akan datang.

3) Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dikembangkan secara lebih baik.

4) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menginspirasi

peneliti-peneliti selanjutnya untuk mengkaji secara lebih

mendalam fenomena yang terjadi.

b. Manfaat Praktis

Selain berbagai manfaat teoritis di atas, ada juga manfaat praktis

yang bisa didapat dari penelitan ini yaitu:

1) Sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam

menentukan langkah Polres Demak dalam penerapan

layanan SP2HP Online dalam transparansi penyidikan

tindak pidana.

2) Menjadi bahan kajian dan evaluasi bagi polri, khususnya

satuan Polres Demak dalam penerapan layanan SP2HP

Online di Polres Demak.

3) Penerapan peran Polres Demak mengenai optimalisasi

pelayanan publik melalui SP2HP Online dalam

transparansi penyidikan tindak pidana tidak hanya di

8
wilayah hukum Polres Demak namun dapat diterapkan di

seluruh wilayah Indonesia.

9
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kepustakaan Penelitian

Kepustakaan penelitian sebagai bahan pembanding yang diambil

dari penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dengan

adanya perbandingan tersebut, diharapkan dapat melengkapi penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggambarkan

fakta-fakta yang terjadi dilapangan.

Dalam kepustakaan penelitian penulis akan mencari persamaan dan

perbedaan topik untuk dapat dijadikan sebagai batasan ruang lingkup

penelitian sehingga pembahasan terhadap identifikasi masalah menjadi

jelas dan terarah. Dalam melakukan tinjauan pustaka, penulis mengambil

bahan tinjauan kepustakaan dari skripsi yang dilakukan oleh penulis

sebelumnya.

a) ROCHMATUL ULUM (2021). Inovasi Layanan Surat

Pemberitahuan dan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)

Online di Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta

Sidoarjo. Penelitian ini berfokus pada pelaksaaan inovasi SP2HP

Online di Satreskrim Polresta Sidoarjo dalam hal inovasi yang

dikembangkan oleh Polresta Sidoarjo dalam rangka mempercepat

koordinasi penyidik dengan pihak pelapor. Hasil penelitian ini untuk

mengetahui inovasi pelayanan public Novelty, Effectiveness,

Significance, Trasferbility, Sustanbility. Penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah

10
menunjukkan bahwa pada kriteria novelty, memiliki kebaruan dalam

memberikan layanan secara Online. Pada kriteria effectiveness,

inovasi ini terbilang cukup efektif karena dapat mempersingkat

waktu layanan yang sebelumnya. Pada kriteria significance,

mampu memberikan manfaat bagi masyarakat maupun pihak

kepolisian. Pada kriteria transferability, mampu untuk ditiru oleh

instansi lainnya. Pada kriteria sustanbility, berpotensi untuk tetap

dijalankan melihat dari manfaat yang didapatkan. Adapun

hambatan dalam pelaksanaannya adalah keterbatasan

pengetahuan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat dan penyidik

yang mengakibatkan website kurang optimal. Hambatan tersebut

mampu diselesaikan dengan memberikan sosialisasi secara offline

maupun online terkait penggunaan SP2HP Online. Saran dari

peneliti adalah website perlu dilakukan perbaikan sistem dan

dikembangkan lagi agar penggunaannya lebih maksimal dan pihak

kepolisian perlu memberikan sosialisasi secara menyeluruh dan

rutin agar kualitas pengetahuan teknologi yang dimiliki oleh

masyarakat dan penyidik dapat meningkat.

b) RECKI AGUSTONI (2020). Optimalisasi Penyidik Satuan Reskrim

Dalam Pemanfaatan Aplikasi E-Manajemen Penyidikan Di Polres

Banyumas. Mengangkat mengenai Pemanfaatan aplikasi E-

Manajemen Penyidikan, faktor – faktor yang mempengaruhi, dan

bentuk optimalisasi penggunaan aplikasi E-Manajemen Penyidikan.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

menggunakan Jenis Penelitian Field and research, serta Teknik

11
pengumpulan data dengan wawancara, pengamatan, dan studi

dokumen. Hasil penelitian menemukan bahwa pemanfaatan

aplikasi E-Manajemen Penyidikan sampai saat ini dalam segi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian

belum optimal dilaksanakan. Untuk faktor-faktor yang

mempengaruhi yaitu sarana prasarana, pengawasan internal, dan

evaluasi kinerja pelaksana belum memenuhi standar. Optimalisasi

yang sudah dilakukan diantaranya meningkatkan kualitas anggota

dengan melaksanakan pelatihan pemanfaatan aplikasi E-

Manajemen Penyidikan. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti

menyarankan untuk mewajibkan seluruh penyidik satuan reskrim

memanfaatkan aplikasi E-manajemen Penyidikan, mengajukan

kepada pihak Bareskrim Polri untuk memberikan anggaran dana

khusus pemanfaatan aplikasi E-Manajemen Penyidikan, membuat

standar operasional prosedur penggunaan aplikasi E-Manajemen

Penyidikan, dan membuat jadwal pelatihan pengoperasian aplikasi

E-Manajemen Penyidikan secara kontinyu.

c) GUSTI HUTOMO PUTRO (2018). Penyerahan SP2HP Kepada

Pelapor Sebagai Kewajiban Penyidik Dalam Menjamin

Akuntabilitas Dan Transparansi Penyidikan (Studi Di Wilayah

Hukum Polres Mandailing Natal). Pendekatan penelitian ini

menggunakan pendekatan yuridis empiris dan adapun sumber data

adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini bertujuan

untuk pengaturan

12
penyerahan SP2HP kepada pelapor, pelaksanaan penyerahan

SP2HP kepada pelapor, dan kendala penyidik dalam penyerahan

SP2HP kepada pelapor sebagai kewajiban penyidik dalam

menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan. Hasil

penelitian Gusti Hutomo menyimpulkan bahwa pelaksanaan

penyerahan SP2HP dimulai dengan proses persiapan dengan

meneliti kelengkapan administrasi dan rencana penyidikan,

kemudian di dalam SP2HP harus memuat tentang pokok perkara,

tindakan penyidikan yang telah dilaksanakan dan hasilnya, kendala

yang dihadapi dalam penyidikan, rencana tindakan selanjutnya dan

himbauan kepada pelapor tentang hak dan kewajibannya setelah

itu penyidik menyerahkan SP2HP tersebut ke alamat pelapor.

Hambatan dalam penyerahan SP2HP kepada pelapor yaitu pelapor

tidak memberikan alamat yang jelas, pelapor tidak berada di tempat

keberadaannya sehingga pelaksanaan penyerahan SP2HP

terhambat.

13
Tabel 2.1

14
No Peneliti dan Rumusan Hasil Penelitian Perbedaan/Persamaan Kebaharuan
Masalah
1 Rochmatul Ulum (2021) Hasil penelitian menunjukan Persamaan Pada penelitian ini
Rumusan masalah yang bahwa layanan 1. Pendekatan kualitatif objek yang diteliti
diangkat gambaran SP2HP Online ini dapat 2. Jenis Penelitian merupakan inovasi
umum Bagaimana dikatakan sudah berjalan Pendekatan deskriptif layanan surat
inovasi layanan surat dengan pemberitahuan dan
pemberitahuan dan cukup baik. Hal ini berdasarkan Perbedaan perkembangan hasil
perkembangan hasil dari hasil analisis 1. Teori dan Konsep penyidikan Online
penyidikan Online di menggunakan kriteria inovasi yang digunakan sedangkan Peneltiian
Satreskrim Polresta menurut Peraturan Menteri berbeda yang akan diteliti
Sidoarjo Pendayagunaan Aparatur 2. Lokasi Penelitian di adalah transparasi
Negara Dan Reformasi Birokrasi Polresta Sidoarjo penyidikan tindak
Republik pidana dalam layanan
Indonesia Nomor 5 Tahun 2019, publik melalui SP2HP
Yang Online.
Terdiri Dari Lima Kriteri Inovasi
yaitu
Novelty, Effectiveness,
Significance,
Transfervility,
dan Sustanbility

2 Recki Agustoni (2020) Hasil Penelitian menunjukan Persamaan Penelitian ini


Rumusan Masalah yang pemanfaatan aplikasi E- 1. Pendekatan kualitatif menekankan pada
diangkat dalam peneltian Manajemen Penyidikan sampai 2. Teori yang digunakan pemanfaatan aplikasi
ini adalah Pemanfaatan saat ini dalam segi Teori Manajemen E-Manajemen
Aplikasi E-Manajemen perencanaan, pengorganisasian, Penyidik di Polres
Penyidikan Di Polres pelaksanaan, dan pengendalian Perbedaan Banyumas sedangkan
Banyumas, Faktor-Faktor belum optimal dilaksanakan. 1. Lokasi Penelitian di penulis menekankan
Apa Saja Yang Polres Banyumas pada pelayanan publik
Mempengaruhi Melalui SP2HP Online
Optimalisiasi Penyidik dalam transparasi
Satuan Reskrim Dalam penyidikan.
Pemanfaatan Aplikasi E-
Manajemen Penyidikan
Di Polres Banyumas,
Bentuk Optimalisasi
Penyidik Satuan Reskrim
Dalam Pemanfaatan
Aplikasi Emanajemen
Penyidikan Di Polres
Banyumas
3 Gusti Hutomo Putro Hasil penelitian menunjukan Persamaan Pada penelitian ini
(2018) bahwa Pelaksanaan penyerahan 1. Pendekatan kualitatif objek yang diteliti
Rumusan masalah yang SP2HP dimulai dengan proses 2. Sama-sama merupakan
diangkat gambaran persiapan dengan meneliti membahas mengenai pengaturan
umum Bagaimana kelengkapan administrasi dan transparasi penyidikan penyerahan SP2HP
pengaturan penyerahan rencana penyidikan, kemudian tindak pidana. kepada pelapor
SP2HP kepada pelapor di dalam SP2HP harus memuat sebagai kewajiban
sebagai kewajiban tentang pokok perkara, tindakan Perbedaan penyidik dalam
penyidik dalam menjamin penyidikan yang telah 1. Penelitian menjamin
akuntabilitas dan dilaksanakan dan hasilnya, menggunakan akuntabilitas dan
transparansi penyidikan, kendala yang dihadapi dalam deskriptif analisis yang transparansi
Bagaimana pelaksanaan penyidikan, rencana tindakan mengarah kepada penyidikan sedangkan
penyerahan SP2HP selanjutnya dan himbauan penelitian hukum Peneltiian yang akan
kepada pelapor sebagai kepada pelapor tentang hak dan yuridis empiris diteliti optimalisasi
kewajiban penyidik kewajibannya setelah itu 2. Lokasi Penelitian di layanan public SP2HP
dalam menjamin penyidik menyerahkan SP2HP Satuan Reserse Online dalam
akuntabilitas dan tersebut ke alamat pelapor. Kriminal Kepolisian transparasi penyidikan
transparansi penyidikan Resor Mandailing tidak pidana di
Natal Satreskrim Polres
Demak.
Sumber : Rangkuman Penelitian yang Dijadikan Referensi

2.2 Kepustakaan Konseptual

Dalam penelitian ini mempelajari teori dan konsepsi yang relevan

sehingga dapat digunakan sebagai pisau analisis terhadap temuan-

15
temuan penelitian serta mampu memberikan gambaran yang jelas tentang

permasalahan yang diteliti secara ilmiah. Untuk membahas, mengetahui,

dan menerangkan tentang optimalisasi pelayanan publik melalui SP2HP

Online dalam transparansi penyidikan tindak pidana, digunakan teori dan

konsep sebagai berikut:

2.2.1 Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberi layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang telah ditetapkan (Hardiansyah, 2011).

Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas

seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak

langsung untuk memenuhi kebutuhan. Pelayanan yang baik merupakan

keinginan semua pelanggan atau masyarakat yang sedang menerima

pelayanan. Maka jika suatu instansi atau pemerintah memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat, maka masyarakat akan merasa

sangat puas.

Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” (Moenir,

2002) mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana

tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam

memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah

serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara

rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam

16
masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan

saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.

Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan

publik adalah mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan

publik, mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik dan memberikan

kepuasan kepada publik. Sependapat dengan itu, Moenir (1992)

mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material

melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

mengatur berbagai aspek Pelayanan Publik, yaitu: (1) Ketentuan Umum,

(2) Maksud, Tujuan, Asas, dan Ruang Lingkup, (3) Pembinaan, di

organisasi Penyelenggara dan Penataan Pelayanan Publik, (4) Hak,

Kewajiban dan Larangan bagi Penyelenggara, (5) Penyelenggaraan

Pelayanan Publik, (6) Peran serta Masyarakat, (7) Penyelesaian

Pengaduan Masyarakat, dan (8) Ketentuan Saksi. Sehingga aspek-aspek

yang termuat dalam pasal-pasal dari Undang-Undang Pelayanan Publik

termaksud sudah cukup mengatur untuk melaksanakan Reformasi

Birokrasi Polri dalam meningkatkan Pelayanan Polri kepada masyarakat.

Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan (Kurniawan dalam Sinambela. LP, 2008). Selanjutnya menurut

Siagian (1992, 128-129) mengatakan bahwa teori klasik ilmu administrasi

17
Negara mengajarkan bahwa pemerintahan negara pada hakikatnya

menyelenggarakan dua jenis fungsi utama, yaitu fungsi pengaturan dan

fungsi pelayanan. Fungsi pengaturan biasanya dikaitkan dengan hakikat

negara modern sebagai suatu negara hukum (legal state) sedangkan

fungsi pelayanan dikaitkan dengan hakikat negara sebagai suatu negara

kesejahteraan (welfare state).

Baik fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan menyangkut

semua segi kehidupan dan penghidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, dan pelaksanaanya dipercayakan kepada aparatur pemerintah

tertentu yang secara fungsional bertanggung jawab atas bidang-bidang

tertentu kedua fungsi tersebut.

Istilah lain yang sejenis dengan pelayanan itu adalah pengabdian

dan pengayoman. Dari seorang administrator diharapkan akan tercermin

sifat-sifat memberikan pelayanan publik, pengabdian kepada kepentingan

umum dan memberikan pengayoman kepada masyarakat lemah dan

kecil. “Administrator lebih menekankan pada mendahulukan kepentingan

masyarakat/umum dan memberikan service kepada masyarakat

ketimbang kepentingan sendiri”. (Thoha, 1991:176-177).

Guna menemukan formula dan metode yang tepat dalam upaya

melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerja pelayanan yang diberikan

oleh suatu organisasi publik, maka dibutuhkan penilaian terhadap

kinerjanya sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi publik dalam

mencapai misinya. Untuk organisasi pelayanan publik, informasi

mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh

pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan

18
memuaskan pengguna jasa. Selain itu, penilaian terhadap kinerja

pelayanan juga penting untuk memberikan tekanan kepada pejabat yang

menyelenggarakan kegiatan pelayanan tersebut.

Pamudji (1994:21) mendefenisikan konsep pelayanan publik (public

service), yaitu: “Berbagai kegiatan pemerintah yang bertujuan memenuhi

kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Penjelasan yang diberikan

Pamudji ini menegaskan bahwa konsepsi pelayanan publik tidakdapat

dilepaskan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.

Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab

untuk memberikan layanan baik dan professional dan dengan adanya

tujuan dari suatu program yang dilaksanakan maka pencapaian terhadap

pelayanan kepada masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan dengan

pengawasan dari masyarakat. Pelayanan publik oleh birokrasi pelayanan

publik tadi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara

sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara yang

dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat. Dengan demikian

birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik. Menurut Instruksi

Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatanan

Mutu Pelayanan, dinyatakan bahwa hakekat pelayanan umum adalah: (1)

Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi

instansi pemerintah di bidang pelayanan umum; (2) Mendorong upaya

mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga pelayanan

umum dapat diselenggarakan secara berdaya guna dan berhasil guna; (3)

Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

19
2.2.2 Teori Manajemen Organisasi

George R. Terry (2010) mendefinisikan manajemen sebagai “suatu

proses unik dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengelolaan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan seni untuk

mencapai tujuan tertentu”.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

membimbing, dan mengendalikan anggota organisasi dan menggunakan

sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang

ditetapkan.

Sedangkan menurut Terry dalam Malayu (2013:31) manajemen

adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber

lainnya. Semua tindakan tersebut disingkat dengan POAC dan yang

dimaksud adalah:

1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari

tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai

untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti

mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan

matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan agar tercapainya

suatu tujuan.

20
2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk

mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka

menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan

yang sudah direncanakan.

3. Penggerakan (actuating) yaitu fungsi ini disebut juga sebagai

“gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang

manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang

ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian

agar tujuan dapat tercapai.

4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah

gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana

atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya

dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan

efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

Inti dari fungsi manajemen Terry adalah apa yang direncanakan,

apa yang perlu dicapai. Oleh karena itu, fungsi perencanaan harus

dijalankan secara maksimal agar proses pelaksanaan berjalan dengan

baik dan segala kekurangan dapat diatasi. Sebelum kita melakukan

perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.

Manajemen proses memiliki siklus berulang yang tidak pernah

berakhir sampai organisasi hilang. Ini menunjukkan metode, strategi,

taktik, dan konsep pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan

syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan.

21
Menurut Wiludjeng (2007:12) pengenalan manajemen yang dikenal

dengan 4M yang bisa digunakan untuk membantu Polres Demak

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi pelayanan

publik melalui SP2HP Online dalam transparansi penyidikan tindak

pidana, yang meliputi:

a. Man (Manusia), merujuk pada sumber daya manusia

yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor

manusia adalah faktor yang paling menentukan, dimana

manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang

melakukan proses untuk mencapai tujuan, tanpa ada

manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya

manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,

manajemen timbul karena adanya orang-orang yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan.

b. Money (uang), merupakan salah satu unsur yang tidak

dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat

pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur

dari jumlah uang yang beredar dalam organisasi. Oleh

karena itu, uang merupakan alat (tools) yang penting

untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus

diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan

dengan berapa uang yang harus disediakan untuk

membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan

dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari

suatu organisasi.

22
c. Material (material), dalam organisasi untuk mencapai

hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam

bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-

materi sebagai salah satu sarana, sebab materi dan

manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan

tercapai hasil yang dikehendaki.

d. Method (metode), merupakan suatu tata kerja yang

memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah

metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara

pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan

berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,

fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu,

serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun

metode berjalan baik, namun orang yang

melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai

pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan.

Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap

manusia itu sendiri.

Pada penelitian ini Teori Manajemen POAC dan unsur manajemen

4M digunakan untuk membahas permasalahan dari rumusan masalah

kedua, yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi optimalisasi

pelayanan publik melalui SP2HP online dalam transparansi penyidikan

tindak pidana.

2.3 Kerangka Berfikir

23
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan

antara konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasarkan tinjauan

terdahulu yang terkait. Kerangka pikir ini digunakan sebagai dasar untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat atau bisa

diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis atau

kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebabnya terjadinya

masalah. Untuk membuktikan kecermatan penelitian, dasar dari teori

tersebut perlu diperkuat hasil- hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan perlu adanya rancangan

terlebih dahulu. Rancangan penelitian (research design) merupakan

strategi peneliti untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian. Penelitian menurut Afriza (2017: 15) adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mengumpulkan data,

menganalisis data kemudian menulis ke dalam bentuk laporan yang

berkaitan dengan suatu masalah, sehingga diperoleh hasil dan

pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Kegiatan ini biasanya

muncul dan dilakukan karena ada suatu masalah yang memerlukan

jawaban atau ingin membuktikan sesuatu yang telah dialami selama hidup

atau mengetahui berbagai latar belakang terjadinya sesuatu hal dengan

menghubungkan teori yang ada dengan praktek atau pelaksanaan di

lapangan.

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Sugiyono (2018) metode penelitian kualitatif adalah suatu metode

penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpostivisme, difungsikan

untuk meneliti pada keadaan objek yang alamiah dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, dan hasil penelitian tersebut lebih menekankan

makna sebagai data yang sebenarnya dengan menghasilkan informasi

deskriptif dan asosiatif.

25
Pengertian informasi deskriptif menurut Sugiyono (2018) yaitu:

Informasi deskriptif adalah gambaran lengkap tentang keadaan objek

yang diteliti (A B C, X Y Z, $ & @).

Menurut Lexy Moleong (2007) penelitian adalah penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan peristiwa maupun

fenomena yang terjadi di lapangan dan menyajikan data secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan akurat mengenai

fakta-fakta atau fenomena yang terjadi di lapangan.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang tepat sangat mempengaruhi dalam sebuah

penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

lapangan (field study research). Jenis penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan informasi tentang suatu peristiwa yang berlangsung

secara nyata di lapangan.

Penelitian lapangan dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas


dalam kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data
kualitatif, ide pentingnya adalah bahwa penelitian ini berangkat ke
lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu
fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Penelitian lapangan
biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang
kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara.
(Moleong, 2010:26).

Hal tersebut didukung oleh Farouk (2010:41) bahwa, Penelitian

lapangan memadukan teknik pengamatan observasi dan wawancara

terbuku, bila diperlukan dengan pemeriksaan dokumen dalam

pengumpulan data. Artinya, segera setelah menyaksikan subyek (orang

yang diamati) menyelesaikan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan atau

26
bersikap/perilaku subyek, pengamat langsung mewawancarainya

sehingga dapat dipahami alasan dan faktor–faktor yang melatarbelakangi

mengapa subyek bersikap / berperilaku seperti yang diamati. Dari

beberapa pendapat ahli di atas, kita bisa mengetahui bahwa dengan

metode ini tidak hanya mendengar jawaban dari apa yang informan

pikirkan, tetapi penelitian ini menempatkan dirinya sedekat mungkin

dengan data aktual yang dibutuhkan, turun langsung ke tempat dimana

proses sosial tersebut terjadi. Dengan turun langsung ke lapangan,

penelitian ini dapat mengamati apa yang sebenarnya terjadi, menanyakan

mengapa mereka melakukan atau tidak melakukan sesuatu, dan bahkan

menemukan kejadian yang mendahului dan mengikuti sesuatu tindakan

atau kejadian ketika mereka melaksanakan tugasnya di lapangan.

3.2 Fokus Penelitian

Pada penelitian ini difokuskan untuk mengetahui optimalisasi

pelayanan publik SP2HP Online dalam transparasi penyidik tindak pidana

di Polres Demak. Hal ini sesuai dengan proses penanganan perkara

pidana yang dapat memberikan informasi secara cepat dan transparan

kepada pihak pelapor.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian sesuai

dengan judul tugas akhir peneliti, dalam hal ini peneliti melakukan

penelitian di Wilayah Hukum Polres Demak dan unit tugas Satuan

Reskrim Polres Demak.

27
3.4 Sumber Data/Informasi

Sumber data penelitian ini adalah subyek dari mana data diperoleh.

Metode penelitian yang digunakan dalami penelitian ini adalah metodei

kualitatif deskripif dengan melakukan penelitian secara mendalam di

Wilayah Hukum Polres Demak. Sumber data penelitain merupakan aspek

yang berguna untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan

pengumpulan data, sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer

dan sumber data sekunder.

3.4.1 Sumber Primer

Sumber primer yaitu sumber data atau informasi penelitian ini

dilakukan kepada sumber informan yang benar-benar berkompeten sesuai

dengan bidang yang penulis teliti (Saifudin 2004). Wawancara dilakukan

kepada beberapa sumber terpercaya yang dapat dijadikan acuan dan

dasar pembahasan penelitian ini dan hasil berupa kesimpulan dari

penelitian ini Data primer terdiri dari dua hal yaitu:

1) Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara. Sumber data ini peneliti

melakukan wawancara dengan petugas pada bidang pelayanan

dan verifikasi dokumen perjalanan. Dalam penelitian ini data primer

terdiri dari: 1) Kapolres Demak; 2) Kasat Reskrim Polres Demak; 3)

Kanit Reskrim Polres Demak; 4) Operator unit Reserse Polres

Demak; 5) Anggota Reskrim Polres Demak; dan 6) Masyarkat yang

menggunakan layanan SP2HP Online.

28
2) Place, yaitu data yang diperoleh dari gambaran tentang situasi

kondisi langsung berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian. Peneliti melihat keadaan atau situasi di lokasi penelitian,

yaitu dengan mengamati situasi dan kondisi di Wilayah Hukum

Polres Demak.

3.4.2 Sumber Sekunder

Sumber sekunder diperoleh melalui studi dokumen mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini, sumber diambil dari

buku-buku, hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian

ini, Jurnal, kemudian laporan dari kegiatan yang dilakukan di Wilayah

Hukum Polres Demak guna menunjang penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

3.5.1 Observasi/pengamatan

Observasi dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang

diungkapkan oleh Susani Stainback (1988) adalah “In participant

observation, the researcher observes what people do, listen to iwhat they

say, and participates in their activities” Dalam observasi partisipatif,

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang

mereka ucapkan, dan berpartsipasi dalam aktivitas mereka.

Metode observasi adalah pengambilan data dengan cara

mengerjakan pencatatan secara cermat dan sistematik Tanzih (2004).

Observasi adalah cara untuk memperoleh data dengan memantau atau

29
mengobservasi obyek penelitian atau kejadian baik manusia, benda mati

ataupun alam. Metode observasi pada penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian di lapangan tentang optimalisasi

penerapan layanan SP2HP Online oleh penyidik Polres Demak.

3.5.2 Wawancara

Wawancara dalam penelitian kualitatif menrurut Estrberg (2002)

mendefenisikan interview sebaga berikut. “aimeeting of two persons to

exchange information and idea thorough question and responses,

resulting in communication and joint construction of meaning about a

particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dangan melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara adalah dialog dengan tujuan tertentu. Percakapan yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu Lexy (2007). Wawancara merupakan motif

komunikasi antara dua orang yang melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu dan wawancara yang

tidak berstruktur sering juga disebut wawancara mendalam.

3.5.3 Studi Dokumen

Dokumen salah satu aspek penting dalam penelitian kualtitatif.

Dokumen merupakan kumpulan tulisan atau catatan kejadian yang sudah

lewat. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.

30
Teknik pengumpulan data dengan dokumentas adalah mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

suratkabar, dan lain-lain (Suharsini). Metode dokumentas difungsikan

untuk mendapatkan data mengenai latar belakang objek penelitian yang di

dokumentasikan dan sumber-sumber lain yang peneliti ambil untuk

menunjang penyusunan dan pengumpulan data.

3.6 Validitas

Validitas adalah sebuah aktivitas yang menggunakan prosedur,

kemudian data yang telah terkumpul digunakan dan dapat

menggambarkan realitas yang ingin diungkapkan peneliti Afriza

(2017:167). Validitas data yang dilakukan menggunakan teknik triangulasi

data yang berarti diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data yang sekaligus

menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi

teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk

sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti,

untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda.

3.7 Teknik Analisis Data

31
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada

orang lain Sugiyono (2007:224). Bogdan & Biklen mengatakan teknik

analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain Moleong

(2007:248).

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilaksanakan sebelum peneliti

terjun ke lapangan, selama peneliti mengadakan penelitian di lapangan,

sampai dengan pelaporan hasil penelitian. Analisis data dimulai sejak

peneliti menentukan fokus penelitian sampai dengan pembuatan laporan

penelitian selesai. Jadi teknik analisis data dilaksanakan sejak

merencanakan penelitian sampai penelitian selesai.

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan peneliti

menggunakan model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian

kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan

setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa

32
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu, data reduction, data

display, dan conclusion drowing/verification Sugiyono (2007:246).

Teknik analisis data pada penelitian ini penulis menggunakan tiga

prosedur perolehan data, yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data adalah proses

penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang

dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun

penambahan data yang dirasa masih kurang. Data yang

diperoleh di lapangan mungkin jumlahnya sangat banyak.

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang akan direduksi

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan Sugiyono (2007:247).

2. Penyajian Data/ Display atau menyajikan data akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi selama

penelitian berlangsung. Setelah itu perlu adanya perencanaan

kerja berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam penyajian

data selain menggunakan teks secara naratif, juga dapat

berupa bahasa nonverbal seperti bagan, grafik, denah,

matriks, dan tabel. Penyajian data merupakan proses

pengumpulan informasi yang disusun berdasarkan kategori

33
atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan. Miles

and Huberman dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Ia mengatakan “yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif” Sugiyono

(2007:249).

3. Verifikasi Data (Conclusions drowing/verifiying) Langkah

terakhir dalam teknik analisis data adalah verifikasi data.

Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal yang

dikemukan masih bersifat sementara, dan akan ada

perubahan-perubahan bila tidak dibarengi dengan bukti-bukti

pendukung yang kuat untuk mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Bila kesimpulan yag dikemukan

pada tahap awal, didukung dengan bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan

kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono,

2007:252).

Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan yang didapat kemungkinan

dapat menjawab fokus penelitian yang sudah dirancang sejak awal

penelitian. Ada kalanya kesimpulan yang diperoleh tidak dapat digunakan

untuk menjawab permasalahan. Hal ini sesuai dengan jenis penelitian

kualitatif itu sendiri bahwa masalah yang timbul dalam penelitian kualitatif

34
sifatnya masih sementara dan dapat berkembang setelah peneliti terjun ke

lapangan.

Harapan dalam penelitian kualitatif adalah menemukan teori baru.

Temuan itu dapat berupa gambaran suatu objek yang dianggap belum

jelas, setelah ada penelitian gambaran yang belum jelas itu bisa

dijelaskan dengan teori-teori yang telah ditemukan. Selanjutnya teori yang

didapatkan diharapkan bisa menjadi pijakan pada penelitian-penelitian

selanjutnya.

3.8 Jadwal Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, berdasarkan kalender Taruna Akademi

Kepolisian tahun 2021, maka akan dilaksanakan penelitian terkait dengan

objek yang akan diteliti nantinya sebagai penunjang data untuk bahan

penyusunan tugas akhir. Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada

bulan Februari tahun 2022 selama 14 (empat belas) hari di Polres Demak

terkait judul “Optimalisasi Pelayanan Publik melalui SP2HP Online dalam

Transparansi Penyidikan Tindak Pidana Di Satreskrim Polres Demak”

Tabel 3.8
Jadwal Penelitian

HARI KE -
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 14
0 1 2 3
WAWANCA Orienta × × × × × × × × × × × × Pengakhir
RA si an
OBSERVASI × × × × × ×
STUDI × × × × × ×
PUSTAKA

35
EVALUASI × × × ×

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Depok : PT. Rajagrafindo.


Agung, Kurniawan. 2008. Transformasi Pelayanan Publik. Pembaruan,
Yogyakarta.
Ahmad Tanzeh. 2004. Metode Penelitian Praktis. Tulungagumg: P3M
STAIN Tulungagung.
A.S. Moenir. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Esterberg, Kristin G. 2002. Qualitative Methods Ins Social Research, Mc
Graw. Hill, New York.
Gusti Hutomo Putro 2018. Penyerahan SP2HP Kepada Pelapor Sebagai
Kewajiban Penyidik Dalam Menjamin Akuntabilitas Dan Transparansi
Penyidikan (Studi Di Wilayah Hukum Polres Mandailing Natal).
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/12179
George R. Terry. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta : Gava Media
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian kualitatif, Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
___________. 2010. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
oleh. Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
Miftah Toha. 1991. Perspektif Perilaku Birokrasi. Jakarta: CV. Rajawali.

36
Pamudji, 1994. Profesionalisme Aparatur Negara dalam Meningkatkan
Pelayanan dan Perilaku Politik Publik. Jakarta: Widya Praja.
Rochmatul Ulum. 2021. Inovasi Layanan Surat Pemberitahuan dan
Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) Online di Satuan Reserse
dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Sidoarjo. Jurnal Ilmu Administrasi
Negara. https://doi.org/10.26740/publika.v9n3.p55-68
Recki Agustoni. 2020. Optimalisasi Penyidik Satuan Reskrim Dalam
Pemanfaatan Aplikasi E-Manajemen Penyidikan Di Polres Banyumas.
Indonesian Journal of Police Studies, 1(3). Retrieved from
https://journal.akademikepolisian.com/index.php/psr/article/view/85
Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
_______. 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
CV Alfabeta.
Saifuddin.2004. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 
Siagian, S.P. 1992. Organisasi Kepemimpinan & Perilaku Administrasi.
Jakarta: Rineka Cipta.

Susan, Stainback. 1988. Undertanding & Conducting Qualitative


Research. Kendall/Hunt Publishing Compani; Dubuque, lowa.
Sebagaimana dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya yang
berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D”.
CV. Alfabeta, Bandung.

Wiludjeng, Sri S.P. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Peraturan Perundang-undangan :
Undang-undang Dasar Tahun 1945.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia .
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun

37
2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian Penanganan Perkara
Pidana Dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
mengatur berbagai aspek Pelayanan Publik.

Sumber Internet :
http://www.surya.co.id/2009/01/21/kompolnas-reskrim-masih-banyak-
dikeluhkan.html (10 November 2021)
https://pusiknas.polri.go.id/web_pusiknas/uploads/layananPolri/
file_berkas/984aca01-f151-4b24-b767-8fba98aa60b9.pdf (5
November 2021)
https://sp2hp.bareskrim.polri.go.id/Home/Informasi (5 November 2021)

38

Anda mungkin juga menyukai