Anda di halaman 1dari 8

Vol. 3 No.

2 Desember 2021
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/Diffraction
e-ISSN: 2685-7723

Implementasi Video Pembelajaran Menggunakan Model


POE2WE: Implikasi terhadap Pemahaman dan Motivasi
Belajar

Wahyu Nurhidayat, Dwi Sulistyaningsih*, Nana

Pendidikan Fisika, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan video Masuk:
pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran fisika dengan 30 Oktober 2021
menggunakan model POE2WE beserta implikasinya terhadap Diterima:
pemahaman dan motivasi belajar peserta didik. Metode penelitian 20 November 2021
yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan Diterbitkan:
deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 10 Desember 2021
XII MIPA di SMA Negeri 1 Mangunjaya, Pangandaran, Jawa Kata kunci:
Barat berjumlah 31 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 21 Arus Listrik Bolak-
perempuan dengan rentang usia 17-18 tahun. Data penelitian balik, Model POE2WE,
diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan Video Pembelajaran
validasi video pembelajaran. Data dianalisis menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase. Hasil
persentase kemudian diinterpretasikan berdasarkan tabel
persepsi peserta didik dan tabel validasi kelayakan video
pembelajaran. Analisis kelayakan video pembelajaran meliputi
komponen dan konten video yang dilakukan terhadap tiga aspek
yaitu isi, kebahasaan, dan grafis dengan persentase sebesar
96,25% pada kategori sangat layak. Analisis persepsi peserta didik
terkait implikasi penggunaan video pembelajaran terhadap
pemahaman dan motivasi belajar peserta didik mendapatkan
persentase sebesar 71,8% pada kategori layak. Dengan demikian
video pembelajaran menggunakan model POE2WE yang dibuat
dapat dikatakan layak untuk digunakan dan cukup efektif
membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
fisika serta memberikan implikasi yang baik terhadap
pemahaman dan motivasi belajar peserta didik.

PENDAHULUAN pengembangan media pembelajaran.


Pendidikan menjadi hal yang Media pembelajaran merupakan alat bantu
mendasar dalam kehidupan. Tinggi- proses belajar mengajar (Tafonao, 2018).
rendahnya kualitas pendidikan di suatu Media pembelajaran digunakan sebagai
wilayah, akan merepresentasikan sarana penyampaian materi pembelajaran
perkembangan peradaban di wilayah agar dapat dengan mudah diterima oleh
tersebut. Kualitas pendidikan sangatlah peserta didik. Salah satu media
penting. Pentingnya pendidikan pembelajaran yang cukup banyak
berkualitas sejalan dengan tantangan digunakan ialah video pembelajaran.
dalam ekonomi pengetahuan Penggunaan video pembelajaran
pembangunan di abad ke-21 (Asongu & dianggap memiliki banyak kelebihan
Odhiambo, 2019). Oleh sebab itu, berbagai positif. Video digital telah menjadi salah
cara dilakukan untuk meningkatkan satu format e-learning terpenting (Dessi,
kualitas pendidikan yang ada, seperti dkk, 2017). Video pembelajaran dapat
*Korespondensi: Dwi Sulistyaningsih dwi.sulistyaningsih@unsil.ac.id Universitas Siliwangi,
Jl. Siliwangi 24, Kota Tasikmalaya, Indonesia

42
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics 3(2) Desember 2021

menyajikan informasi terkait materi mengenai suatu konsep dengan


pembelajaran secara konsisten, akurat, pendekatan konstruktivistik (Nana &
berkualitas, dan dapat disimpan hingga Surahman, 2019). Pendekatan
menjadi bahan ajar yang bisa diakses konstruktivis memandang orang sebagai
secara mandiri serta sesuai kebutuhan sistem terbuka, terus-menerus
sehingga peserta didik dapat mengulangi berinteraksi dengan lingkungan, mencari
dan menggali lebih dalam materi yang stabilitas melalui perubahan yang
diberikan (Budiarti, dkk, 2020). Menurut berkelanjutan (McMahon, 2016). Teori
Busyaeri, dkk (2016), video pembelajaran dasar konstruktivisme memberi kita
memiliki berbagai manfaat dalam metode untuk membuat konsep tindakan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan proses ini untuk mengungkapkannya
proses pembelajaran, diantaranya: (1) implikasi untuk penyelidikan kritis
mengatasi jarak dan waktu, (2) mampu (Charmaz, 2017).
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa
lalu secara realistis dalam waktu yang METODE PENELITIAN
singkat, (3) dapat membawa siswa Metode penelitian yang digunakan
berpetualang dari negara satu ke negara adalah metode kualitatif berupa
lainnya, dan dari masa yang satu ke masa pendekatan deskriptif dengan sumber data
yang lain, (4) dapat diulang-ulang bila yakni sumber primer dan sekunder.
perlu untuk menambah kejelasan, (5) Sumber primer meliputi data kuesioner
pesan yang disampaikannya cepat dan dan analisis data instrumen. Sumber
mudah diingat, (6) mengembangkan sekunder meliputi sumber yang didapat
pikiran dan pendapat para siswa, (7) dari kajian literatur sebagai data penguat
mengembangkan imajinasi, (8) agar bisa mendapatkan informasi yang
memperjelas hal-hal yang abstrak dan relevan dan mendalam.
memberikan penjelasan yang lebih Penelitian ini dilaksanakan untuk
realistis, (9) mampu berperan sebagai menganalisis video pembelajaran yang
media utama untuk mendokumentasikan nantinya dapat digunakan pada kegiatan
realitas sosial yang akan dibedah di dalam belajar dan mengajar. Subjek dalam
kelas, dan (10) mampu berperan sebagai penelitian ini adalah peserta didik kelas
storyteller yang dapat memancing XII MIPA di salah satu SMA Negeri di
kreativitas peserta didik dalam Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat
mengekspresikan gagasannya. Selain itu, berjumlah 31 orang yang terdiri dari 10
video pembelajaran pun dapat menjangkau laki-laki dan 21 perempuan dengan
ketiga aspek pembelajaran yang meliputi rentang usia 17-18 tahun. Selain itu,
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. penelitian ini menggunakan tiga prosedur
Sebagai salah satu media dalam memperoleh data, yaitu, (a) sebelum
pembelajaran yang digunakan untuk penelitian, (b) pelaksanaan penelitian, dan
kegiatan belajar dan mengajar, maka video (c) Evaluasi seperti pada Gambar 1.
pembelajaran perlu menggunakan suatu Sebelum Penelitian
model pembelajaran. Model pembelajaran
ini berfungsi salah satunya sebagai alur
kegiatan pembelajaran sehinga materi Pelaksanaan Penelitian
yang disampaikan dapat lebih mudah
diserap oleh peserta didik. Adapun model
pembelajaran yang digunakan dalam Evaluasi
penelitian ini ialah model POE2WE. Model
Gambar 1. Prosedur Penelitian
POE2WE (Prediction, Observation,
Explanation, Elaboration, Write, and
Untuk lebih menggambarkan rincian dari
Evaluation) merupakan model
setiap prosedur, maka rincian tersebut
pembelajaran yang dikembangkan untuk
dapat dilihat pada Tabel 1.
mengetahui pemahaman peserta didik

43
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics 3(2) Desember 2021

Tabel 1. Rincian Kegiatan


Tahap Penelitian Kegiatan yang dilakukan
- Pembentukan tim partisipatif (terdiri dari dosen ahli sebagai
validator, guru mata pelajaran, dan peserta didik sebagai subjek
penelitian).
- Penyusunan instrumen penelitian berupa draf kuesioner dan
Sebelum Penelitian
draf validasi serta pembuatan video pembelajaran materi arus
listrik bolak-balik.
- Mengumpulkan sumber skunder berupa jurnal maupun sumber
literatur penunjang lainnya.
- Revisi instrumen.
Pelaksanaan Penelitian - Validasi instrumen oleh ahli.
- Pengambilan data penelitian.
- Penyusunan laporan dari data yang telah diperoleh.
Evaluasi
- Publikasi ilmiah.

Pengambilan data dilakukan Tabel 2. Skor Penilaian Instrumen


menggunakan kuesioner yang diberikan Penelitian
via online dalam bentuk Google Formulir. Skor Keterangan
Namun, sebelum kuesioner digunakan, Sangat tepat/sangat sesuai/sangat
4
kuesioner tersebut divalidasi terlebih lengkap/sangat baik
3 Tepat/sesuai/lengkap/baik
dahulu oleh validator. Hasil validasi
Kurang tepat/kurang sesuai/kurang
menunjukkan kelayakan kuesioner untuk 2
lengkap/kurang baik
digunakan dalam penelitian yang Tidak tepat/tidak sesuai/tidak
mencakup kejelasan identitas responden, 1
lengkap/tidak baik
kejelasan tujuan, dan kejelasan diksi Sumber: Sunu Priyawan dalam Nana, dkk,
sehingga dapat memberikan bahasa yang (2014b).
komunikatif dan efektif ketika digunakan.
Selanjutnya analisis validasi Tabel 3. Kriteria Kelayakan dan Revisi
instrumen dalam pembuatan video Instrumen oleh Ahli
pembelajaran dilakukan terhadap tiga Skala Tingkat Revisi
No.
aspek, yaitu: validasi isi, validasi Penilaian Kelayakan Produk
kebahasaan, dan validasi grafis. Agar Tidak
Sangat
1. 80% - 100% Perlu
dapat mengetahui persentase hasil Layak
Revisi
validasi, maka analisis data penelitian
Tidak
dilanjutkan dengan menguji kelayakan dan 2. 66% - 79% Layak Perlu
keterbacaan instrumen menggunakan Revisi
skala Likert. Menurut Nana, dkk (2014a), Kurang Perlu
uji skala tersebut dilakukan dengan 3. 56% - 65%
Layak Revisi
menggunakan Persamaan (1). Sangat
Perlu
𝐹 4. 0% - 55% Tidak
Revisi
𝑃= × 100% (1) Layak
𝑁 Sumber: Sunu Priyawan dalam Nana, dkk,
Keterangan: (2014b).
P = persentase hasil penilaian
F = jumlah skor yang didapat dari HASIL DAN PEMBAHASAN
penilaian ahli Ciri khas pembelajaran abad 21
N = skor ideal atau skor maksimum ialah dengan menerapkan teori belajar
Untuk mengetahui kriteria kontruktivisme. Teori belajar
kelayakan produk, maka hasil persentase kontruktivisme diartikan sebagai
penilaian diinterpretasikan menggunakan pengetahuan yang tidak dapat ditemukan,
skor penilian dan kriteria kelayakan yang tetapi diciptakan oleh subjek itu sendiri
ditunjukkan oleh Tabel 2 dan Tabel 3. (peserta didik) atau dengan arti lain bahwa

44
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics 3(2) Desember 2021

pengetahuan tidak ditularkan oleh guru Berdasarkan penelitian dari Nana,


melainkan dibangun secara individual oleh dkk (2014a), model pembelajaran POE2WE
peserta didik (Bergen & Parsell, 2019). efektif digunakan untuk meningkatkan
Dalam teori belajar tersebut, peserta didik prestasi belajar mata pelajaran fisika
didorong untuk mempelajari ide-ide pokok untuk peserta didik di Sekolah Menengah
mereka sendiri melalui pembelajaran Atas. Selanjutnya Rusdiana, dkk (2020)
penemuan (Aljohani, 2017). Sebagai salah dalam penelitiannya menguatkan bahwa
satu model penganut teori belajar media yang dipadukan dengan model
kontruktivisme, model pembelajaran POE2WE dapat meningkatkan keaktifan
POE2WE memiliki keunikan tersendiri. serta memberikan kenyamanan terhadap
Model tersebut memberikan alur kegiatan peserta didik dalam mengontruksi
pembelajaran yang jelas, terstruktur, dan pengetahuan yang diberikan melalui
sistematis. Dalam alur kegiatan tersebut, kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
peserta didik diarahkan untuk dikarenakan model pembelajaran
membangun pemahaman secara mandiri POE2WE adalah tipe model student
dengan cara memprediksi suatu fenomena centered learning atau pembelajaran yang
yang ada kemudian membuktikannya berpusat pada peserta didik dan
melalui observasi atau pengamatan. menempatkan guru sebagai fasilitator dan
Setelah itu, peserta didik diminta untuk mediatornya.
menjelaskan temuannya baik secara verbal Dari berbagai kelebihan model
maupun tertulis, memadukan temuan atau pembelajaran POE2WE, maka model
konsep yang diperoleh dengan kaitannya tersebut dapat digunakan dalam video
dalam kehidupan, mencatat konsep yang pembelajaran. Menurut Nana &
tersedia, dan nantinya peserta didik akan Surahman, (2019), alur kegiatan
dievaluasi untuk mengukur sejauh mana pembelajaran dengan model POE2WE
pemahaman yang telah mereka dapatkan. ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4. Alur Kegiatan Pembelajaran Model POE2WE


Fase-fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
- Menyampaikan tujuan pembelajaran. - Memperhatikan penjelasan dari guru.
- Mengajukan pertanyaan kepada peserta - Memprediksi jawaban pertanyaan dari
Prediction didik. guru.
- Menginventarisir prediksi dan alasan - Mendiskusikan hasil prediksinya
yang di kemukakan peserta didik.
- Mendorong peserta didik untuk bekerja - Membentuk kelompok.
secara kelompok. - Melakukan percobaan.
Observation - Membagikan LKS. - Mengumpulkan data hasil percobaan.
- Mengawasi kegiatan percobaan - Melakukan diskusi kelompok.
yangdilakukan oleh peserta didik - Menyimpulkan hasil percobaan
- Mendorong peserta didik untuk - Mengemukakan pendapatnya tentang
menjelaskan hasil percobaan. hasil percobaan.
- Meminta peserta didik pempresentasikan - Mengemukakan pendapatnya tentang
hasil percobaannya. gagasan baru berdasarkan hasil
Explanation
- Mengklarifikasikan hasil percobaannya percobaan.
- Menjelaskan konsep/definisi baru - Menanggapi presentasi dari kelompok
lain.
- Konsep baru dari guru dapat diterima.
- Memberi kesempatan kepada peserta - Mencatat hasil penjelasan dan
Write didik untuk mencatat hasil diskusi serta kesimpulan dari guru dan diskusi
kesimpulan. kelompok.
- Mengajukan pertanyaan untuk penilaian - Menjawab pertanyaan berdasarkan
proses. data.
Evaluation - Menilai pengetahuan peserta didik. - Mendemonstrasikan kemampuan
- Memberikan balikan terhadap jawaban dalam penguasaan konsep.
peserta didik

45
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics 3(2) Desember 2021

Video pembelajaran dapat menjadi berupa memberikan tambahan kegiatan


jawaban terkait tantangan kegiatan pembelajaran lainnya seperti diskusi
belajar dan mengajar di masa WFH (Work melalui group chatting maupun diskusi
From Home) atau di masa depan. Akan melalui video conference. Alur kegiatan
tetapi, untuk beberapa kegiatan yang pembelajaran terkait dapat dilihat ada
harus dilakukan secara langsung, maka Gambar 2.
hal tersebut dapat diatasi dengan solusi

Gambar 2. Alur Penggunaan Video Pembelajaran dengan Model POE2WE

Di dalam penelitian ini, didapatkan analisis skor di Tabel 2 serta kesimpulan


hasil validasi instrumen penelitian. Hasil kelayakan dari Tabel 3. Hasil validasi
validasi tersebut dianalisis menggunakan instrumen ditunjukkan oleh Tabel 5.
Persamaan (1) yang kaitannya dengan

Tabel 5. Hasil Validasi Video Pembelajaran


Aspek Persentase
Kriteria Kategori
Penilaian (%)
Menyampaikan kegiatan beserta metode
pembelajaran sesuai dengan RPP dan Silabus dengan
lengkap dan jelas
Materi yang disajikan sudah lengkap dan mendalam Sangat
Isi 95
Materi yang disajikan mudah untuk dipahami Layak
Melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran
Menempatkan guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran
Menggunakan bahasa yang mudah di pahami
(komunikatif)
Sangat
Kebahasaan Menggunakan kaidah kebahasaan yang baik dan 100
Layak
benar
Konsisten dalam menggunakan istilah
Tampilan video yang disajikan sangat menarik
Tampilan yang disajikan sudah memenuhi tata letak
(estetika) yang tepat Sangat
Grafis 93,75
Dilengkapi dengan gambar-gambar atau simulasi Layak
yang menarik
Penggunaan dan ukuran huruf sudah tepat
Sangat
Rerata 96,25
Layak

46
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics 3(2) Desember 2021

Validasi instrumen menjadi sangat


penting dikarenakan instrumen tersebut
merupakan penunjang dalam penelitian.
Jika hasil validasi baik, maka dapat
dikatakan bahwa mutu instrumen
penelitian yang digunakan pun baik.
Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa
instrumen penelitian berupa video
pembelajaran dengan model POE2WE Gambar 3. Diagram Jenis Kelamin
yang digunakan memiliki tingkat Responden
kelayakan yang sangat tinggi. Ditinjau dari Sebagaimana yang ditunjukkan oleh
aspek isi yang mendapatkan penilaian Gambar 3. Hasil kuesioner menunjukkan
90%, aspek kebahasaan dengan penilaian bahwa dari 31 responden kuesioner yakni
100%, dan aspek grafis dengan hasil peserta didik didominasi oleh perempuan
93,75% menunjukkan bahwa skala yang mencapai persentase 67,7% atau 21
kesimpulan instrumen tersebut orang. Sedangkan responden dari laki-laki
menduduki kesimpulan “sangat layak” hanya mencapai 32,3% atau 10 orang.
untuk digunakan dalam pelaksanaan Selanjutnya, analisis persepsi
penelitian. peserta didik terkait implikasi penggunaan
video pembelajaran terhadap pemahaman
dan motivasi belajar dapat dilihat pada
Tabel 6.

Tabel 6. Daftar Pernyataan Kuesioner


Persentase
No. Pernyataan Kategori
(%)
Saya dapat memahami materi yang disampaikan
1. 78,2 Layak
dengan baik
Pembahasan yang disampaikan melalui video
2. 72,6 Layak
pembelajaran sangat menarik
Materi yang disampaikan melalui video pembelajaran
3. 68,5 Layak
mudah pahami
Dengan adanya video ini lebih membantu saya dalam
4. 69,4 Layak
melaksanakan kegiatan belajar mandiri
Saya merasa bahwa dengan adanya video pembelajaran
5. 73,4 Layak
ini sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran
Saya sangat senang belajar menggunakan video
6. 68,5 Layak
pembelajaran ini
Rerata 71,8 Layak

Sesuai dari data pada Tabel 6, rata- pembelajaran pun lebih menarik karena
rata persepsi peserta didik terkait dilengkapi dengan berbagai simulasi
kuesioner yang diberikan mencapai 71,8% pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika
dengan kategori layak. Artinya, dengan dipandang sebagai pelajaran yang sulit
adanya video pembelajaran yang diberikan (Hardiyanti, dkk, 2018). Akan tetapi,
dapat memberikan implikasi positif berupa dengan adanya video pembelajaran ini
ketercapaian pemahaman dan motivasi dapat memudahkan pemahaman peserta
dalam kegiatan pembelajaran. didik teradap materi yang diberikan.
Penggunaan video pembelajaran Pembelajaran dalam jaringan
dipandang memberikan kemudahan (daring) menjadi tantangan tersendiri. Hal
kepada peserta didik dalam memahami ini disebabkan karena kegiatan
materi pembelajaran dengan baik. Selain pembelajaan tidak dapat dipantau secara
pemahaman yang baik, penggunaan vidieo langsung oleh guru. Oleh sebab itu, banyak

47
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics 3(2) Desember 2021

dari peserta didik yang mengalami information technology, and


kesulitan melakukan kegiatan inclusive human development in
pembelajaran. Video pembelajara dapat sub‐Saharan Africa. Sustainable
menjadi solusi bagi guru sebagai fasilitator Development, 27(3), 419-428.
penyampaian materi pembelajaran. Guru Bergen, V., P., & Parsell, M. (2019).
dapat memberikan materi pembelajaran, Comparing radical, social and
kemudian jika peserta didik mengalami psychological constructivism in
kesulitan dalam memahami materi, guru Australian higher education: a
bisa melakukan diskusi dengan platform psycho-philosophical perspective.
pembelajan tambahan sehingga walaupun The Australian Educational
belajar dengan sistem daring, tetapi Researcher, 46(1), 41-58.
peserta didik dapat melakukan kegiatan Budiarti, R. S., Harlis, D., & Natalia, D.
mandiri dengan baik. (2020). High Order Thinking Skills
Vidio pembelajaran ini sangat for Biology Education: Applied
bermanfaat dalam kegiatan belajar dan Microbiology Learning Videos Based
menajar. Video pembelajaran ini menjadi on Jambi Local Wisdom. Universal
penghubung dan pengganti kegiatan face to Journal of Educational Research,
face yang tidak bisa dilaksanakan di masa 8(2), 689-694.
pandemi. Walaupun belajar tidak seperti Busyaeri, A., Udin, T., & Zaenudin, A.
biasanya, tetapi peserta didik tetap dapat (2016). Pengaruh penggunaan video
bisa belajar dengan memahami materi pembelajaran terhadap
dengan baik dan motivasi yang tinggi peningkatan hasil belajar mapel
untuk terus belajar. IPA di MIN Kroya Cirebon. Al
Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI,
SIMPULAN 3(1).
Berdasarkan hasil penelitian yang Charmaz, K. (2017). The Power of
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Constructivist Grounded Theory for
hasil analisis kelayakan video Critical Inquiry. Qualitative
pembelajaran meliputi komponen dan Inquiry, 23(1), 34–45.
konten video yang dilakukan terhadap tiga Dessi, D., Fenu, G., Marras, M., &
aspek yaitu isi, kebahasaan, dan grafis Recupero, D. R. (2017). Leveraging
dengan persentase sebesar 96,25% pada cognitive computing for multi-class
kategori sangat layak. Selain itu, analisis classification of e-learning videos. In
persepsi peserta didik terkait implikasi European Semantic Web Conference
penggunaan video pembelajaran terhadap (pp. 21-25). Springer, Cham.
pemahaman dan motivasi belajar peserta Hardiyanti, K., Astalini, A., & Kurniawan,
didik mendapatkan persentase sebesar D. A. (2018). Sikap siswa terhadap
71,8% pada kategori layak. Untuk lebih mata pelajaran fisika di SMA Negeri
mengoptmalkan ketercapaian hasil 5 Muaro Jambi. EduFisika: Jurnal
pembelajaran, maka dalam penggunaan Pendidikan Fisika, 3(02), 1-12.
video pembelajaran tersebut harus McMahon, M. (Ed.). (2016). Career
dibarengi dengan platform yang counselling: Constructivist
menyediakan fasilitas diskusi seperti. approaches. Routledge.
Nana, N., & Surahman, E. (2019).
REFERENSI Pengembangan Inovasi
Pembelajaran Digital Menggunakan
Aljohani, M. (2017). Principles of Model Blended POE2WE di Era
“constructivism” in foreign language Revolusi Industri 4.0. In Prosding
teaching. Journal of Literature and SNFA (Seminar Nasional Fisika
Art Studies, 7(1), 97-107. dan Aplikasinya), (Vol. 4, pp. 82-90).
Asongu, S. A., & Odhiambo, N. M. (2019). Nana, Sajidan, Akhyar, M., &
Basic formal education quality, Rochsantiningsih, D. (2014a). The

48
DIFFRACTION: Journal for Physics Education and Applied Physics 3(2) Desember 2021

Development of Predict, Observe,


Explain, Elaborate, Write, and
Evaluate (Poe2we) Learning Model
in Physics Learning at Senior
Secondary School. Journal of
Education and Practice, 5(19).
Nana, Sajidan, Akhyar, M., &
Rochsantiningsih, D. (2014b).
Pengembangan Pembelajaran
Fisika SMA Melalui Elaboration
Write and Evaluation (EWE) dalam
Kurikulum 2013. In Seminar
Nasional Pendidikan Sains.
Rusdiana, A., Suryana, Y., Hidayat, A., &
Mu'in, A. (2020). POE2WE Learning
Management Based on Google
Classroom Blended Learning
(Alternative Models in Learning
during WFH Pandemic Covid-19).
International Journal of
Psychosocial Rehabilitation, 24(08),
4994-5005.
Tafonao, T. (2018). Peranan media
pembelajaran dalam meningkatkan
minat belajar mahasiswa. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103-
114.

49

Anda mungkin juga menyukai