Anda di halaman 1dari 50

CRITICAL BOOK REPORT

PENGANTAR MANAJEMEN

Dosen Pengampu : Aurora Elise Putriku, SE, M.Si

Disusun Oleh :
Clarissa Danella Manurung
7193142015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa  yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book

Report mata kuliah Pengantar Manajemen ini tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa di dalam Critical Book Report yang telah saya

selesaikan ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu,

saya sangat mengharapkan masukan serta kritikan guna membangun dan

meningkatkan pengetahuan saya.

Saya berharap agar Critical Book Report ini bisa memberikan banyak

manfaat baik untuk saya pribadi dan orang banyak. Akhir kata, saya ucapkan

terima kasih.

Medan, Oktober 2019

Clarissa Danella Manurung

(7193142015)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

IDENTITAS BUKU.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Tujuan............................................................................................................1

1.3 Manfaat..........................................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU......................................................................2

BAB III PENUTUP.............................................................................................43

3.1 Kesimpulan....................................................................................................43

3.2 Saran...............................................................................................................43

ii
IDENTITAS BUKU

Buku Utama

Judul : Pengantar Manajemen (3 in 1)

Penulis : Andri Feriyanto dan Endang Shyta Triana

Penerbit : Madia tera

Tahun Terbit : 2015

ISB : 978-602-70569-1-6

Buku Pembanding

Judul : Pengantar Manajemen edisi 2

Penulis : Syaifuddin Lubis, dkk

Penerbit : Madenatera

Tahun Terbit : 2019

ISBN : 978-602-5470-06

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kali kita bingung dalam memilih buku referensi untuk dibaca dan

dipahami. Terkadang kita memilih satu buku, tetapi kurang memuaskan hati,

misalnya dari segi bahasa, pembahasan materi, tampilan buku, dan lain

sebagainya. Oleh karena itu critial book report ini dibuat untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan isi buku dengan secara singkat, yang

diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi,

terkhusus pada pokok pembahasan pengantar manajemen.

1.2 Tujuan

1. Membandingkan satu topik yaitu pengantar manajemen dalam dua buku

yang berbeda.

2. Mengetahui buku mana yang lebih layak untuk dijadikan referensi antara

buku utama dan buku pembanding.

1.3 Manfaat

1. Terpenuhinya tugas CBR mata kuliah Pengantar Manajemen

2. Menambah pengetahuan tentang topik pembahasan dari kedua buku.

3. Memberikan gambaran kepada pembaca isi kedua buku.

1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

Bab I
Administrasi Manajamen Organisasi
A. Pengertian Administrasi

Istilah administrasi berasal dari bahasa latin ad dan ministrate yang artinya

pemberian jasa atau bantuan, yang dalam bahasa inggris disebut

administration yaitu melayani dengan sebaik-baiknya.

Administrasi dalam arti sempit, menurut Soewarno Handayaningrat

mengatakan administrasi berasal dari kata administrate (bahasa belanda)

yaitu meliputi kegiatan catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan,

ketik-mengetik, agenda yang bersifat teknis ketatausahaan.

Administrasi dalam arti luas, menurut The Liang Gie mengatakan

administrasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok

orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Unsur-unsur administrasi ialah:

1. Dua orang manusia atau lebih

2. Tujuan

3. Tugas yang hendak dilaksanakan

4. Sarana dan prasarana

B. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.

Manajemen adalah suatu proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam

rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilanorang

2
yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh suatu hasil dalam

rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan, hanya kegiatan nya

saja yang dapat dibedakan.

Orang yang menjalankan proses manajemen disebut manajer.

Proses manajamen yang harus dijalankan manajer yaitu :

1. Planning (Perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Leading (Kepemimpinan)

4. Controlling (Pengendalian)

Ada tiga tingkat/level manajemen, yaitu :

1. Manajemen Puncak (Top Management)

2. Manajemen Menengah (Middle Management)

3. Manajemen Lini Pertama (Lower/First Level Management)

C. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih,

dikoordinasi secara sadar, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif

terus menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan (Robbins dan

Judge)

Tiga level analisis perilaku organisasi yaitu : 1) Tingkat organisasi, 2)

Tingkat kelompok, 3) Tingkat individu.

3
D. Hubungan Manajemen, Administrasi dan Organisasi

Administrasi menentukan tujuan dan kebijaksanaan, sedangkan organisasi

sebagai wadah untuk mencapai tujuan, untuk merealisasikan tercapainya

tujuan diperlukan manajemen.

Perbandingan :

- Pada bab pertama dari buku ini terdapat pembahasan materi tentang

administrasi dan organisasi, sedangkan dalam buku pembanding tidak

ada pembahasan mengenai administrasi, dan organisasi dibahas hanya

di bab 7

- Pada bab ini tidak ada pembahasan mengenai fungsi dan prinsip

manajamen.

- Pada bab ini terdapat pembahasan materi tentang tingkatan atau level

manajemen, tingkat manajer, dan keterampilan manajer sedangkan

dalam buku pembanding ketiga materi tersebut dibahas pada bab 2.

4
Bab II
Perencanaan (Planning)
A. Pengertian Perencanaan (Planning)

Perencanaan secara garis besar diartikansebagai proses mendefenisikan

tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu dan

mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

B. Proses Perencanaan

1. Empat Tahap dalam Perencanaan

a. Menetapkan tujuan

b. Merumuskan keadaan

c. Memgidentifikasi segala kemudahan dan hambatan

d. Mengembangkan rencana

2. Alasan Perlunya Perencanaan

Maksud dibuatnya perencanaan adalah melihat program-program yang

dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-

tujuan di waktu yang akan datang.

C. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain

Perencanaan adalah fungsi paling dasar dari manajemen lainnya.

D. Macam-macam Perencanaan

1. Perencanaan Organisasi

2. Perencanaan Dimensi Waktu

3. Perencanaan dari Dimensi Lain

E. Tanggung Jawab untuk Menetapkan Tujuan Perencanaan

1. Staf Perencanaan

2. Satuan Tugas Perencanaan

5
3. Dewan Direksi

4. CEO

5. Komite Eksekutif

6. Manajemen Lini

F. Tipe-tipe Perencanaan

1. Tujuan

2. Strategi

3. Kebijakan

4. Prosedur

5. Anggaran

6. Rencana Proyek

7. Rencana Fungsional

G. Management By Objectves (MBO)

Management By Objectves (MBO) adalah salah satu metode yang

digunakan untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan

perencanaanya. MBO adalah suatu metode formal atau semiformal yang

diawali dari penetapan tujuan, pelaksanaan kemudian evaluasi.

Perbandingan :

- Bab ini membahas materi tentang perencanaan sedangkan pada buku

pembanding materi ini dibahas pada bab 6

- Pada bab ini hanya membahas materi perencanaan dan pengambilan

keputusan dibahas pada bab 9, sedangkan dalam buku pembanding

6
materi perencanaan dan pengambilan keputusan disatukan dalam 1

bab.

- Terdapat pembahasan materi tentang macam-macam perencanaan dan

tipe perencanaan

- Dalam bab ini tidak ada pembahasan materi kendala-kendala dalam

perencanaan, sedangkan dalam buku pembanding dibahas materi

tersebut.

7
Bab III

Organisasi (Organizing)

A. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang, alat-alat,

tugas, tanggungjawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta

suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian (Organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan

untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan

antarpekerja yang efektif diantara mereka dan pemberian lingkungan dan

fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

Pengorganisasian juga dapat didefenisikan sebagai suatu pekerjaan

membagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang

dilakukan manajer pada seluruh hierarki organisasi.

Dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai berikut :

1. Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai

2. Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu

3. Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis

4. Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak

diselesaikan, sarana dan prsarana fisik, serta lingkungan yang

diperlukan

5. Menunjukkan sumber daya manusia yang menguasai bidang

keahliannya

6. Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan.

8
B. Ciri-Ciri Organisasi

a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dilihat

b. Adanya kegiatan yang berbeda tetapi satu sama lain saling terkait

c. Tiap-tiap anggota menyumbangkan kemampuannya

d. Adanya koordinasi dan kewenangan

e. Adanya suatu tujuan

Tiga elemen organisasi :

1. Sekelompok orang

2. Interaksi dan kerjasama

3. Tujuan bersama

C. Unsur-Unsur Organisasi

1. Orang

2. Kerjasama

3. Tujuan Bersama

4. Peralatan (Equipment)

5. Lingkungan (Environment)

6. Kekayaan Alam

D. Macam-Macam Organisasi

1. Organisasi Formal

Organisasi Formal adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta

dengan hubungan kerja yang rasional.

2. Organisasi Informal

9
Organisasi Informal adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

terlibat pada suatu aktivitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.

E. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan

bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka macam dihubungkan

sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas

kerja.

Gibson (1980) menekankan bahwa struktur bertalian dengan hubungan

yang relatif pasti yang terdapat diantara pekerjaan dalam organisasi.

Hubungan yang pasti tersebut timbul dari proses keputusan sebagai

berikut.

1. Pembagian Kerja (Division of Labour)

2. Departementalisasi (Departementalization)

3. Permasalahan Rentang Kendali (Span of Control)

4. Delegasi Kekuasaan (Delegation of Authority)

F. Manajemen dan Tata Kerja

Hubungan manajemen dan tata kerja sangat diperlukan demi tercapainya

suatu tujuan. Hubungan manajemen dan tata kerja ialah proses kegiatan

dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber serta waktu agar pelaksanaan

kegiatan tercapai tujuannya.

10
G. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi

1. Organisasi Garis

Organisasi Garis adalah bentuk organisasi yang memiliki garis

wewenang yang saling berhubungan langsung secara vertikal antara

pimpinan dan bawahan.

2. Organisasi Garis dan Staf

Organisasi dimana dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh

para staf, staf memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran, dan

data informasi yang dibutuhkan.

3. Organisasi Fungsional

Organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan

kepada kepala bagian.

4. Organisasi Panitia

Organisasi dimana masing-masing anggotanya mempunyai wewenang

yang sama dan pimpinannya kkolektif.

Perbandingan :

- Pada bab ini membahas materi organisasi dan pengorganisasian,

sedangkan pada buku pembanding materi ini dibahas pada bab 7 dan 8

- Terdapat kesalahan dalam judul bab ini yaitu “Organisasi

(Organizing), dimana kita tahu bahwa Organizing itu adalah bahasa

inggris dari Pengorganisasian bukan Organisasi.

- Pada bab ini lebih fokus membahas tentang organisasi, sedangkan

dalam buku pemanding lebih fokus membahas pengorganisasian

11
- Pada bab ini hanya membahas materi organisasi dan pengorganisasian,

sedangkan pada buku pembanding materi yang dibahas

pengorganisasian, organisasi ,kekuasaan, kewenangan, dan tanggung

jawab.

12
Bab IV
Penggerakan (Actuating)
A. Pengertian Penggerakan

Di dalam bahasa inggris, ada lima istilah yang artinya hampir sama tetapi

maknanya berbeda untuk pengertian menggerakkan orang lain, yaitu:

Directing, Actuating, Leading, Commanding, dan Motivating.

Penggerakan merupakan hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang

mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan

tenaga nya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan.

B. Prinsip Penggerakan

Pengarahan harus berpegang kepada tiga prinsip, yaitu :

1. Prinsip mengarah kepada tujuan

2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan

3. Prinsip kesatuan komando

Selain tiga prinsip diatas, perlu diingat prinsip-prinsip lain sebagai berikut:

a. Efisien

b. Komunikasi

c. Jawaban terhadap pertanyaan 5W+1H

d. Penghargaan/insentif

Jadi, penggerakkan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar

semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuatu

dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Namun

demikian, untuk menggerakkan orang-orang manajer harus memiliki

kemampuan yang disebut kepemimpinan (leadership).

13
C. Tujuan Dan Fungsi Penggerakan

1. Tujuan Penggerakan

Tujuan Penggerakan dalam suatu organisasi adalah usaha atau

tindakan dari pimpinan dalam rangka menimbulkan kemauan dan

membuat bawahan menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang

ditetapkan.

Tiga tahap tindakan penggerakan :

a. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan

b. Pemberian bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan

c. Pengarahan yang dilakukan dengan memberikan petunjuk yang

benar, jelas dan tegas.

2. Fungsi Penggerakan

a. Memengaruhi orang-orang supaya bersedia menjadi pengikut

b. Menaklukan daya tolak orang-orang.

c. Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas

dengan baik.

d. Mendapatkan, memelihara, dan memupuk kesetiaan pada

pimpinan, tugas, dan organisasi tempat mereka bekerja

e. Menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab

seseorang terhadap masyarakat.

D. Macam-Macam Penggerakan

1. Orientasi

Cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya k

egiatan dapat dilakukan dengan baik.

14
2. Perintah

Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang

berada dibawahnya untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.

3. Delegasi Wewenang

Dalam delegasi wewenang pimpinan melimpahkan sebagian

wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.

E. Teori-Teori Motivasi Penggerakan

a. Model Tradisional

b. Model Hubungan Manusiawi

c. Model Sumber Daya Manusia

d. Teori-teori Motivasi

e. Teori Motivasi Kepuasan

f. Teori Motivasi Proses

Perbandingan :

- Pada bab ini membahas tentang penggerakan (actuating), sedangkan

dalam buku pembanding tidak ada bab yang membahas tentang materi

ini.

15
Bab V

Pengawasan (Controlling)

A. Pengertian Pengawasan

Pengawasan berarti tidak hanya meihat dan melaporkan hasil kegiatan,

tetapi juga memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai

tujuanyang sesuai dengan apa yang direncanakan.

Sedangkan menurut Admosudirdjo, pengawasan adalah keseluruhan

kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah

dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana yang

telah ditetapkan.

B. Jenis-Jenis Pengawasan

1. Pengawasan Intern dan Ekstern

2. Pengawasan Preventif dan Represif

3. Pengawasan Aktif dan Pasif

C. Tahap-Tahap Proses Pengawasan

1. Tahap Penetapan Standar

2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa

Penyimpangan

5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi

D. Bentuk-Bentuk Pengawasan

1. Pengawasan Pendaulu

2. Pengawasan Concurrent

16
3. Pengawasan Umpan Balik

a. Syarat-Syarat Pengawasan

1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan

2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi

3. Pengawasan harus mempunyai pandangan kedepan

4. Pengawasan harus objektif, teliti dan sesuai standard

5. Pengawasan harus luwes dan fleksibel

6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi

7. Pengawasan harus ekonomis

8. Pengawasan harus mudah dimengerti

9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi

b. Prinsip Pengawasan

Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana, harus

merefleksikan sifat-sifat kebutuhan dari aktivitas yang harus

dievaluasi, dapat dengan segera melaporkan penyimpangan, fleksibel

dapat merefleksikan pola organisasi, ekonomis, dapat dimengerti dan

dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.

c. Manfaat Pengawasan

1. Untuk memberikan ruang reguler bagi supervisi guna

merenungkan isi dan pekerjaan mereka

2. Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam

bekerja

17
3. Untuk meminta informasi dan perspektif lain mengenai pekerjaan

seseorang,

4. Dan lain-lain.

Perbandingan :

- Pada bab ini membahas materi pengawasan (controlling), sedangkan

pada buku pembading materi ini dibahas pada bab 12 / bab terakhir.

- Pada bab ini pembahasan materi tidak selengkap pembahasan di buku

pembanding.

18
Bab VI

Pemotivasian (Motivation)

A. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan dorongan yang muncul

karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri.

Pemotivasian adalah keseluruhan proses pemberian motivasi kepada para

pegawai agar mereka mau dan suka bekerja sehingga tujuan organisasi

dapat tercapai secara efektif dan efisien.

B. Sejarah Teori Motivasi

Sekitar tahun 1950-an merupakan periode perkembangan konsep-konsep

motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa itu adalah Teori

Hierarki Kebutuhan, Teori X dan Y, dan Teori Dua Faktor.

C. Teori-Teori Motivasi

1. Teori Hierarki Kebutuhan

Teori hierarki kebutuhan (Abraham Maslow), terdapat lima kebutuhan

yaitu

a) Kebutuhan Fisiologis (Fisiologic)

b) Kebutuhan Keamanan (Safety)

c) Kebutuhan Kasih Sayang (Belonging and Love)

d) Kebutuhan Harga Diri (Self esteem)

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri

2. Teori X dan Teori Y

19
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor, yaitu dengan

mengajukan dua pandangan berbeda tentang manusia, negatif dengan

tanda X da positif dengan tanda Y.

3. Teori Motivasi Herzberg (Teori Dua Faktor)

Teori ini dibuat oleh Frederick Herzberg. Menurutnya ada dua faktor

yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan yaitu :

1) Faktor higinie, memotivasi seseorang untuk keluar dari

ketidakpuasan.

2) Faktor motivator, memotivasi seseorang untuk mencapai

kepuasan

4. Teori Motivasi Vroom (Teori Harapan)

Teori ini menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan

sesuatu yang ia yakin tidak dapat melakukannya, sekalipu n hasil dari

pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.

Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh

tiga komponen, yaitu :

1) Ekspetasi (harapan)

2) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi

3) Valensi, yaitu respon terhadap outcome

5. Teori Motivasi Achievement McClelland (Teori Kebutuhan

Berprestasi)

Teori ini dikemukakan oleh David McClellan dan kawan-kawannya.

Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan pencapaian (need for achievement)

20
2. Kebutuhan akan kekuatan (need for power)

3. Kebutuhan hubungan (need for affiliation)

6. ERGTeory (Teori ERG)

Teori ini dikemukakan oleeh Clayton Aldefer, teori ini mengemukakan

bahwa ada tiga kebutuhan manusia, yaitu :

1. Existence, berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan

keberadaan seseorang dalam hidupnya

2. Relatedness, berhubungan dengan kebutuhan untuk berinteraksi

dengan orang lain.

3. Growth, berhubungan dengan kebutuhan pengembangan diri.

D. Bentuk-Bentuk Motivasi

a. Kompensasi bentuk uang

b. Pengarahan dan pengendalian

c. Penetapan pola kerjaa yang efektif

d. Kebajikan

1. Jenis-Jenis Motivasi

1) Motivasi Intrinsik

2) Motivasi Ekstrinsik

2. Variabel-Variabel Motivasi

a. Motif

Motif adalah dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk

melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya yang

belum terpuaskan.

21
b. Harapan

Vroom mengajukan 3 konsep dasar, yaitu : 1) Valence atau

kadar keinginan seseorang, 2) Instrumentality atau alat

perantara, 3) Expectancy atau keyakinan untuk mewujudkan

keinginan itu sendiri.

c. Insentif

Menurut Cut Zurnali, insentif adalah suatu perangsang atau

daya tarik yang sengaja diberikan kepada karyawan dengan

tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara, dan

mempertebal serta mengarahkan sikap atau tingkah laku

mereka kepada satu tujuan yang akan dicapai perusahaan.

E. Motivasi dan Perilaku

Perilaku individu pada umumnya didorong oleh keinginan untuk

merealisasikan tujuan. Setiap individu memiliki beragam aktivitas

kebutuhan. Seluruh kebutuhan itu berkompetensi untuk melahirkan

perilakunya.

Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard mengemukakan bahwa

berkurangnya suatu kebutuhan disebabkan oleh :

1) Pemuasan kebutuhan

2) Pemblokiran pemuasan

3) Ketegangan kognitif

4) Frustasi

5) Rasionalisasi

6) Regresi

22
7) Fiksasi

8) Resignasi

9) Kekuatan motif yang meningkat

1. Hubungan antara Motivasi dan Perilaku

Hubungan antara motivasi dan perilaku dapat terwujud dalam enam

variasi yaitu :

1. Sebuah perilaku dapat hanya dilandasi oleh sebuah motivasi

2. Sebuah perilaku dapat hanya dilandasi oleh beberapa motivasi

3. Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang sama

4. Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda

5. Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang sama

6. Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda

2. Elemen Penggerak Motivasi Karyawan

a. Kinerja (Achievement)

b. Penghargaan (Recognition)

c. Tantangan (Challenge)

d. Tanggungjawab (Responsibility)

e. Pengembangan (Development)

f. Keterlibatan (Involvement)

g. Kesempatan (Opportunity)

F. Teknik Pengukuran Motivasi

Salah satu cara untuk mengukur motivasi karyawan adalah dengan

menggunakan teori pengharapan (expectation theory). Teori pengharapan

23
adalah sesuatu yang bermanfaat untuk mengukur para individu guna

membuat suatu permasalahan motivasi.

G. Metode-Metode Motivasi

1. Motivasi Langsung

Motivasi langsung adalah motivasi baik materiil maupun non materiil

yang diberikan secara langsung pada setiap karyawan untuk memenuhi

kebutuhan dan tercapainya kepuasan, contoh pujian dan tunjangan.

2. Motivasi Tak Langsung

Motivasi tak langsung adalah pemeberian motivasi dalam bentuk

fasilitas-fasilitas pendukung dalam menunjang gairah kerja atau

kelancaran tugas agar karyawan senang atau betah dan bersemangat

dalam kerjanya, contoh menyediakan ruangan kerja yang nyaman.

Perbandingan :

- Pada bab ini membahas materi pemotivasian (motivation), sedangkan

pada buku pembading materi ini dibahas pada bab 9.

- Pembahasan materi dalam bab ini lebih lengkap dibandingkan

pembahasan dalam bab di buku pembanding, karena terdapat

penjelasan tentang sejarah, bentuk, hubungan motivasi dan perilaku,

dan metode dari motivasi.

24
Bab VII

Kepemimpinan (Leadership)

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh

pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

B. Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk memengaruhi

bawahannya. Secara relatif ada tiga macam gaya kepemimpinan yang

berbeda yaitu otokratis, demokratis atau partisipatif, dan laissez-faire.

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut

kemampuannya dalam memimpin.

Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat

diterangkan melalui tiga aliran teori yaitu :

1. Teori Genetis (Keturunan)

Teori ini menyatakan pendapat bahwa seorang pemimpin akan menjadi

pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.

2. Teori Sosial

Teori ini menyatakan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang

bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman

yang cukup.

3. Teori Ekologis

Teori ini menyatakan bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin

yang berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki

25
bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui

pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk

dikembangkan lebih lanjut.

Adapun jenis gaya-gaya kepemimpinan yang ada, sebagai berikut.

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

c. Gaya Kepemimpinan Bebas/ Laissez-faire

Selain yang sudah disebutkan diatas, gaya kepemimpinan berdasarkan

dari kepribadian yaitu :

a. Gaya Kepemimpinan Karismatis

b. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

c. Gaya Kepemimpinan Otoriter

d. Gaya Kepemimpinan Moralis

C. Dasar Dan Sikap Kepemimpinan Yang Efektif

Dasar kepemimpinan agar berjalan dengan efektif adalah sebagai berikut :

a. Penentuan Tujuan

b. Komunikasi

c. Kepercayaan

d. Akuntabilitas (Pertanggungjawaban)

Selanjutnya, Andri Wongso memaparkan delapan sikap kepemimpinan

yang efektif, yaitu

26
a. Vision

b. Transformational

c. Balancing between Reward and Punishment

d. Good Listener

e. Anger management

f. Dicipline Oriented

g. Cybermetics Control

h. Meritocracy

D. Karakter Kepemimpinan

E. Syarat Menjadi Pemimpin Yang Baik

F. Delegasi Wewenang Bagi Kepemimpinan Sukses Dan Efektif

G. Teori-Teori Kepemimpinan

a. Teori Kepemimpinan Fungsional

b. Teori Kepemimpinan Fiedler

c. Path Goal Theory

Perbandingan :

- Dalam bab ini sikap pemimpin dibuat dalam bahasa inggris, ada lebih

baiknya dibuat dengan bahasa indonesianya juga.

- Dalam bab ini, materi nya disajikan lebih sedikit daripada pada bab

dibuku pembanding.

- Materi-materi yang disajikan lebih mudah dipahami, daripada materi-

materi yang ada dalam buku pembanding

27
Bab VIII

Perilaku Organisasi

A. Pendahuluan

Adapun tujuan kita mempelajari perilaku keorganisasian menurut Nimran

(1999) adalah sebagai berikut :

1. Memahami perilaku yang terjadi di dalam keorganisasian

2. Meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam organisasi.

3. Mengendalikan perilaku

Ketiga perilaku tersebut diatas disebut “Prediksi, Eksplanasi atau

Penyelarasan berbagai peristiwa. Dan Pengendalian.

B. Defenisi Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas

kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh

sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Indriyo Gitosudarmo,

1997)

C. Pendekatan Studi Perilaku Organisasi

a. Pendekatan Tradisional

b. Pendekatan Hubungan Kerja Manusia

c. Pendekatan Perilaku Organisasi

D. Lingkup Perilaku Organisasi

Untuk mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga

tingkatan analisis, yaitu :

1. Tingkatan individu

2. Tingkatan Kelompok

28
3. Tingkatan Organisasi

Variabel-varriabel yang mempengaruhi perilaku organisasi adalah :

a. Variabel Dependen, antara lain :

1. Produktivitas

2. Keabsenan (kemangkiran)

3. Pengunduran diri

4. Kepuasan kerja

b. Variabel Independen, antara lain :

1. Variabel level individu

2. Variabel level kelompok

3. Variabel level sistem organisasi

Sedangkan fokus dalam mempelajari perilaku keorganisasian adalah :

a) Perilaku

b) Struktur

c) Proses

E. Pendekatan Teori Kepribadian

1. Pendekatan Ciri

2. Pendekatan Psikodinamik

3. Pendekatan Humanistik

F. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi dapat memengaruhi cara orang dalam berperilaku dan

harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi

dan kebiakan yang diambil.

29
Budaya organisasi adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota

organisasi, yang kemudian memengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari

para anggota organisasi.

G. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbis, fungsi budaya organisasi sebagai berikut

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi

dengan yang lain.

b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen

d. Budaya merupakan pereka sosial yang membantu mempersatukan

organisasi.

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang

memaandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan

Perbandingan :

- Pada bab ini ada pembahasan materi tentang perilaku organisasi

sedangkan dalam buku pembanding tidak ada pembahasan dari materi

tersebut.

- Pada bab ini materi budaya organisasi dijadikan satu bab dengan

materi perilaku organisasi, sedangkan pada buku pembanding materi

budaya organisasi dijadikan satu bab dengan materi lingkungan

perusahaan.

- Terdapat banyak pengertian organisasi dari beberapa pendapat para

ahli.

30
- Materi budaya organisasi yang dibahas hanya terdiri dari pengertian

dan fungsi nya, sedangkan pada buku pembanding terdiri dari

pengertian, elemen, proses terbentuk, bagaimana cara menyesuaikan

orang dengan budaya organisasi, dan kekuatan menjaga sebuah

budaya.

31
Bab IX

Pengambilan Keputusan (Decision Making)

A. Pengertian

Pengambilan keputusan (Decision Making) adalah melakukan penilaian

dan menjatuhkan pilihan. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap

yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa

saja meliputi identifikasi masalah, menyusun alternatif yang akan dipilih

dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

B. Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :

a. Intuisi

b. Pengalaman

c. Fakta

d. Wewenang

e. Rasional

C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut Terry faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil

keputusan adalah :

1. Hal-hal berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun

rasional.

2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai

tujuan organisasi

3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,

perhatikan kepentingan orang lain.

32
4. Jarang sekali ada satu pilihan yang memuaskan

5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental

6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup

lama

7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis

8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan

9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian

kegiatan berikutnya

Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut memengaruhi

pengambilan keputusan, yaitu

1. Fisik

2. Emosional

3. Rasional

4. Praktikal

5. Interpersonal

6. Struktural

D. Teknik Pengambilan Keputusan

a. Operational Research/Riset Operasi, yaitu penggunaan metode

saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.

b. Linier Programming, riset dengan rumus matematis teori pengambilan

keputusan.

c. Gaming War Game, teori penentuan strategi.

d. Probability, teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional

atas hal-hal tidak normal.

33
E. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

1. Berdasarkan Program atau Regularitas

a. Pengambilan keputusan terprogram atau terstuktur, yaitu

pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang,

dan cara menaganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan

terprogram ini melalui :

 Prosedur

 Aturan

 Kebijakan

b. Pengambilan keputusan tidak terprogram yaitu pengambilan

keptusan yang tidak rutin dan sifatnya unik, sehingga memerlukan

pemecahan khusus.

2. Berdasarkan Tingkat Kepentingannya

3. Berdasarkan Tipe Persoalan

a. Keputusan internal jangka pendek

b. Keputusan internal jangka panjang

c. Keputusan eksternal jangka pendek

d. Keputusan eksternal jangka panjang

4. Berdasarkan Lingkungannya

a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti

b. Pengambilan keputusan dalam kondisi risiko

c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti

d. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik

F. Proses Pengambilan Keputusan

34
Keputusan adalah hasil yang dicapai dari proses pengambilan keputusan.

Secara umum keputusan dapat dibagi 2 jenis, yaitu :

1. Keputusan Strategis, yaitu bebagai kebijakan atau keputusan

organisasional.

2. Keputusan Operasional, adapun keputusan operasiona menyangkut

pengelolaan organisasi sehari-hari.

Disisi lain, adapula pembagian jenis keputusan berdasarkan masalah yang

dihadapi, yaitu :

a. Keputusan yang diprogramkan (program decision)

b. Keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision)

Berikut ini tahap-tahap dalam pengambilan keputusan :

a. Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah

b. Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan

c. Tahap 3 : Pengembangan Alternatif-Alternatif

d. Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-Alternatif

e. Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik

f. Tahap 6 : Implementasi Keputusan

g. Tahap 7 : Evaluasi Hasil-Hasil Keputusan

Perbandingan :

- Terdapat banyak defenisi pengambilan keputusan yang dikemukakan

oleh para ahli.

35
- Pada bab ini materi pengambilan keputusan dibuat dalam satu bab,

sedangkan dalam buku pembanding materi pengambilan keputusan

disatukan dengan materi fungsi perencanaan.

- Pada bab ini hanya terdiri dari 6 subbab, sedangkan dalam buku

pembanding bab yang membahas materi pengambilan keputusan

terdiri dari 19 bab.

- Dalam bab materi pengambilan keputusan dalam buku pembanding

dijelaskan juga materi pengambilan keputusan kelompok, sedangkan

dalam buku utama tidak.

36
Bab X

Komunikasi Dalam Organisasi

A. Pengertian Komunikasi

Ada tiga unsur utama dari defenisi komunikasi yang luas dan

komprehensif yaitu :

1. Komunikasi Harus Dipandang Sebagai Suatu Proses

2. Pengiriman Informasi, Arti dan Pengertian

3. Mencakup Aspek Manusia dan Bukan Manusia

B. Unsur-Unsur Komunikasi

1. Komunikator/Pengirim/Sender

Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada

komunikan.

2. Komunikan/Penerima/Receiver

Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh

komunikator.

3. Saluran/Media/Channel

Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan

komunikator kepada komunikan dan sebaliknya.Pesan dapat berupa

kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran. Perantara yang dapat

digunakan seperti telepon, televisi, email, smartphone, dan

sebagainya.

C. Tahap-Tahap Berkomunikasi

a. Tahap Idea, yaitu proses penciptaan gagasan atau informasi yang

dilakukan oleh komunikator

37
b. Tahap Encoding, adalah gagasan atau informasi disusun dalam

serangkaian bentuk simbol atau sandi.

c. Tahap Pengiriman, adalah gagasan atau pesan yang telah disimbolkan

atau disandikan dikirim melalui saluran yang tersedia.

d. Tahap Penerimaan, dapat melalui proses mendengarkan, membaca atau

mengamati.

e. Tahap Decoding, dimana pesan-pesan yang diterima diinterpretasikan,

dibaca, diartikan dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung

melalui suatu proses berpikir.

f. Tahap Tindakan, tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai

respon terhadap pesan-pesan yang diterimanya.

D. Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi Organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan

fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses

pengorganisasian.

Proses komunikasi dalam organisasi diantaranya adalah ;

1. Komunikasi Internal

Proses komunikasi diantara para pengurus dan anggota dalam ruang

lingkup suatu organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai

pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal. Komunikasi internal

terdiri atas empat bagian, yaitu :

a. Downward Communication (Komunikasi dari Atas ke Bawah)

Komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada

pada tataran manajer mengirimkan pesan kepada bawahannya.

38
b. Upward Communication (Komunikasi dari Bawah ke Atas)

Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada

atasannya.

c. Horizontal Communication (Komunikasi Sesama)

Komunikasi yang berlangsung diantara para karyawan ataupun

bagian yang memiliki kedudukan yang sama.

d. Interline Communication (Komunikasi Lintas Saluran)

Komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas

fungsional.

2. Komunikasi Eksternal

Proses komunikasi diantara para pengurus dan anggota suatu

organisasi dengan orang atau masyarakat umum, yaitu

a. Komunikasi dari organisasi kepada masyarakat

b. Komunikasi dari masyarakat kepada organisasi

E. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Fungsi organisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Sendjaja

a. Fungsi Informatif

b. Fungsi Regulatif

c. Fungsi Persuasif

d. Fungsi Integratif

2. Scott dan T.R Mitchael

a. Kendali, kontrol, pengawasan

b. Motivasi

39
c. Pengungkapan emosional

d. Informasi

3. Thayer

a. Memberi informasi

b. Membujuk

c. Memerintah

d. Memberi instruksi

e. Mengintegrasikan organisasi

F. Gaya, Bentuk, Peran, Dan Hambatan Komunikasi Dalam Organisasii

1. Gaya Komunikasi dalam Organisasi

a. The Controlling Style

Gaya ini ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk

membatas, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapa

orang lain.

b. The Equalitarian Style

Dalam gaya komunikasi ini anggota dapat mengungkapkan

gagasan ataupun pendapat dalam suasana rilkes, santai, dan

informal.

c. The Structuring Style

Dalam gaya komunikasi ini, pengirim pesan (sender) lebih

memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang

lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi,

jadwal kegiatan, aturan, dan prosedur yang berlaku dalam

organisasi tersebut.

40
d. The Dynamic Style

Gaya komunikasi ini memiliki kecendrungan agresif, karena

pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan

pekerjaannya berorientasi pada tindakan.

e. The Relinguishing Style

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk

menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada

keinginan untuk memberi perintah.

f. The Withdrawal Style

Tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini

untuk berkomunikasi dengan oraang lain, karena ada beberapa

persoalan ataupun kesulitan.

2. Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi

a. Komunikasi Berdasarkan Bentuk

 Komunikasi Langsung

 Komunikasi Tidak Langsung

b. Komunikasi Berdasarkan Sasaran

 Komunikasi Massa

Komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam

jumlah besar.

 Komunikasi Kelompok

Komunikasi yang sasarannya sekelompok orang umumnya

dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi

timbal balik.

41
 Komunikasi Perorangan

Komunikasi antar dua orang dengan tatap muka atau dapat

juga melalui telepon.

c. Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan

 Komunikasi Satu Arah

Komunikasi yang sasarannya tidak mempunyai kesempatan

untuk memberikan umpan balik.

 Komunikasi Timbal Balik

 Komunikasi yang sasarannya mempunyai kesempatan

untuk memberikan umpan balik.

3. Peran Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadi

salah penyampaian informasi antaranggota dalam suatu organisasi dan

agar tercapainya tujuan tertentu.

Tujuan Komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan

banyak manfaat secara langsung, yaitu memudahkan para anggota

bekerja dari instruksi- instruksi yang diberikan dari atasan dan untuk

mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi dan memang sudah

melekat dalam organisasi.

4. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

a. Hambatan dari Proses Komunikasi

 Hambatan dari pengirim pesan, pesan yang akan

disampaikan belum jelas bagi dirinya.

42
 Hambatan dalam penyandian/simbol, bahasa dan simbol

antara si pengirim dan penerima mempunyai arti yang

berbeda.

 Hambatan media, hambatan media komunikasi seperti

gangguan suara dan aliran listrik.

 Hambatan dalam bahasa sandi, hambatan yang terjadi

dalam menafsirkan sandi oleh penerima.

 Hambatan dari penerima pesan, kurangnya perhatian saat

menerima pesan dan prasangka yang keliru.

 Hambatan dalam memberikan balikan, balikan memberikan

interpretatif, tidak tepat waktu dan tidak jelas.

b. Hambatan Fisik

Misalnya gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi, dan

sebagainya.

c. Hambatan Semantik

Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah yang berbeda.

d. Hambatan Psikologis

Misalnya, perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara

pengirim dan penerima pesan.

e. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, dan

sebagainya.

Hambatan-hambatan Komunikasi yang biasa terjadi dalam organisasi

sebagai berikut :

43
a. Bahasa

b. Kebisingan

c. Terlalu bertele-tele

d. Kesulitan mendengar

e. Ketidakpercayaan

f. Emosi

g. Lingkaran umpan balik

Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

1. Gunakan umpan balik

2. Kenali si penerima pesan

3. Rencanakan secara teliti

G. Komunikasi Efektif Dalam Organisasi

Komunikasi yang sulit dipahami untuk kemudian diimplementasikan

dalam program organisasi tentu bukan masalah baru. Sejak lama, orang

merumuskan bagaimana agar komunikasi sebagai hubungan timbal-balik,

tidak hanya memainkan peran sebagai pengiriman pesan kepada pihak

lain, tetapi juga menjaadi perekat yang besifat sosio-psikologis, terlebih

dalam sebuah organisasi yang menghendaki kerjasama yang strategis.

Perbandingan :

- Pada bab ini materi yang dibahas hanya tentang komunikasi dalam

organisasi, sedangkan dalam buku pembanding materi yang dibahas

adalah komunikasi, tim yang efektif dan kelompok kerja.

44
- Pada bab ini materi yang dijelaskan lebih sedikit dibandingkan materi

yang dijelaskan dalam buku pembanding.

- Pada bab ini tidak ada penjelasan materi tentang model komunikasi.

45
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur

(mengelola). Manajemen adalah suatu proses penyelenggaraan berbagai

kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau

keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk

memperoleh sesuatu hal dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-

legiatan orang lain.

3.2 Saran

Menurut saya, kedua buku ini layak digunakan oleh para

mahasiswa karena kedua buku ini memberikan pemahaman tentang

pengantar manajemen. Namun saya lebih merekomendasikan buku

pembanding yang berjudul Pengantar Manajemen (3 in 1), karena dalam

buku ini materi dijelaskan secara singkat, padat, dan jelas mulai dari

pengertian manajemen, fungsi manajemen, budaya organisasi, sampai

kepada komunikasi dalam organisasi.

46

Anda mungkin juga menyukai