2 September 2021
Tidak hanya terbatas hubungan hukum antarnegara, tetapi bisa juga antara negara
dengan subjek hukum lain bukan negara, ataupun antarsubjek hukum lain bukan
negara.
Pasal 5 Statuta Roma = kejahatan yang menjadi yurisdiksi mahkamah (dpt berlaku
retroaktif)
Jadi, bergantung dengan cabang ilmu hukum apa maka subjek hukumnya dapat
ditentukan. dengan demikian, wajar apabila subjek Hukum Internasional berbeda
dengan teori umum yang biasa diajarkan. Bahkan, pidana pun subjek hukumnya ada
tambahan “negara”. Sekali lagi membuktikkan bahwa subjek hukum masing-masing
cabang ilmu hukum berbeda satu sama lain.
● Perbedaan Hukum Internasional Publik dan Hukum Internasional Perdata?
Perbedaan mendasarnya ada di SUBJEK HUKUM
Hinper berarti subjek hukum perdata: Manusia dan Badan Hukum
Tapi sebenernya kadang bisa blurry juga, misal suatu perusahaan dari negara B
melakukan investasi di Indonesia terhadap perusahaan tertentu, ternyata tiba-tiba
investasi tersebut dinasionalisasikan (diambil alih oleh negara). Si investor gak terima
dan mau membawa perkara ini ke pengadilan internasional, karena kalau di
pengadilan Indonesia, pasti bakal kalah karena pasti Indonesia bakal dimenangin.
● Sifat Hubungan
sifat hubungan hukum internasional itu koordinatif. o
HINPUB II
9 September 2021
negara lain. tetapi secara politik, memang ada negara yang lebih kuat dari
Ini melihat kesamaan secara nilai artinya setiap negara menyadari mereka
Aviation Association
bergantung satu sama lain sehingga tidak ada pilihan untuk mereka saling
nasional, tetapi juga community interest. ada manusia sebagai bagian dari
● Akibat yang timbul dari Solidarity, Value-driven Principle, dan Moral Duty
sebagai sumber hukum dalam MHI
➢ Meluasnya sumber-sumber hukum internasional
- Pasal 38 ayat (1) Statuta ICJ
- Koskenniemi: Formal and Informal Sources of International Law
- Informal sources: nonbinding, tidak dibentuk oleh negara tersebut,
tetapi diikuti oleh negara-negara sesuai dengan kepentingannya
masing-masing
➢ Terbentuknya organisasi internasional yang berwenang untuk membentuk
sumber-sumber hukum internasional yang bersifat informal
➢ Jadi bisa dikatakan bahwa negara memberikan sebagian kedaulatannya ke
suatu organisasi internasional tertentu untuk kemudian menundukkan diri
dengan keputusan-keputusan yang dibuat oleh organisasi tersebut
➢ contoh lain International Maritime Organization → organisasi ini
organisasi tersebut
● Kesimpulan
➢ Prof. Mochtar: MHI, yang unsur utamanya adalah negara, terbentuk karena
negara memiliki kebutuhan/kepentingan yang hanya dapat dipenuhi jika
negara melakukan hubungan dengan negara lain
➢ Negara dapat berhubungan dengan negara lain dalam suatu hubungan hukum
yang kemudian menjadi hukum internasional. Dasar dari hukum ini adalah
kedaulatan negara
➢ MHI terus berkembang dengan berkembangnya subjek hukum internasional
dan teknologi yang menimbulkan permasalah hukum kontemporer
➢ kedaulatan dan kepentingan nasional belum tentu menjadi dasar tunggal yang
mendasari hubungan hukum dalam suatu masyarakat internasional
➢ Solidaritas dalam hukum internasional merupakan sumber lain di mana
negara-negara yang memiliki seperangkat nilai-nilai serupa melakukan
hubungan untuk memenuhi kebutuhannya atau menjaga perdamaian dengan
negara lain
Q: Kalau ada perjanjian internasional tapi salah satu negara belum meratifikasi?
A: Contohnya dalam hukum udara ada dua konvensi untuk mengatur mengenai tanggung
jawab atas kerugian yaitu konvensi montreal dan konvensi warsawa. Ketika terjadi klaim
kerugian dari WNI yang keluarganya mengalami kecelakaan pesawat di negara lain, untuk itu
karena Indonesia belum meratifikasi montreal, jadi tolok ukurnya warsawa. Kalau belum
diratifikasi sama sekali, ICJ bakal pakai prinsip hukum umum
Q: Ada kesetidakpahaman dalam mengikuti konvensi karena sistem hukum negara yang
berbeda?
A: Ada konvensi terhadap genosida yang mana yang meratifikasinya sedikit, tetapi yang
diatur adalah satu hal yang sangat mendasar karena seharusnya di setiap negara dilarang.
Nah, itu bisa diberlakukan walaupun negara tidak meratifikasi perjanjian. ICJ dalam hal ini
bisa dipaksakan melalui prinsip erga omnes/obligation for all yang mana semua negara harus
menghormati ketentuan-ketentuan hukum umum. Contoh: Kasus Gambia melawan Myanmar
yang mana Gambia tidak ada kepentingan apa-apa dengan Rohingya, tetapi Gambia bisa
membawa Myanmar ke ICJ dengan prinsip erga omnes/obligation for all.
HINPUB III
16 September 2021
SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL
EARLY ORIGINS
● Menurut Starke, hukum internasional merupakan produk perkembangan 400 tahun
terakhir setelah adanya Perjanjian Westphalia (perjanjian perdamaian antara Kristen
dan Katolik)
● Menurut Carter & Trimble, hukum internasional kontemporer terbentuk atas dasar
nation-state sebagai aktor utama. Di sini perkembangan hukum internasional
dititikberatkan di Eropa
● Karena bermula dari Westphalia, hukum internasional sifatnya eurosentris karena
didasarkan pada prinsip-prinsip yang dianut di Eropa.
BACKGROUND
● Sebenarnya, sebelum Perjanjian Westphalia pun,cikal bakal hukum internasional
sudah mulai terbentuk
EARLY ORIGINS
● Perkembangan awal ada di Mesopotamia sekitar 2100 SM. Terdapat perjanjian yang
menentukan batas wilayah antara 2 negara kota, yaitu Blagash dan Umma. Apabila
salah satu negara melanggar perjanjian tersebut, negara-negara tersebut akan
mendapatkan hukuman dari dewa-dewanya. Asas Pacta Sunt Servanda pun muncul
dari sini
● 1000 tahun setelahnya, terdapat perjanjian pembagian kekuasaan secara damai antara
Mesir dan Hittites. Perjanjian tersebut muncul dari perang yang berkelanjutan.
negara asing yang berada di bawah pemerintahan Romawi. Hukum ini dasar
NATURAL LAW
● Menurut Shaw, hukum adalah seperangkat alam yang rasional yang diturunkan dari
alam yang berada di akal seluruh manusia
● Menurut Rommen, Seperangkat hukum yang tidak dapat diubah dengan cara-cara
kemanusiaan karena berasal dari prinsip-prinsip ketuhanan
● Sifatnya universal
MIDDLE AGES
● Dalam masa ini, otoritas gereja sangat besar. Hubungan yang dilakukan antara Paus
dengan Raja-Raja dari Eropa dan the Holy Roman Emperor
● Kalau di Inggris, dibentuk English Law Merchant (hukum mengenai
pertukaran/perdagangan asing)
● Terbentuk Maritime Code → mengatur penggunaan laut (belum mengenai
pembagian wilayah)
RENAISSANCE
● Masih menganut kental hukum alam. Namun, pemikiran tentang ketuhanan mulai
bergeser menjadi sekuler dan lebih kritis
● Pemisahan antara katolik dan protestan menghasilkan resolusi pemisahan antara
agama dengan pemerintahan
MODERN INTERNATIONAL LAW
● Pemikiran bahwa hukum alam sebagai hukum pengikat dalam hukum internasional
mulai muncul pada abad ke-15
● Francisco Vitoria
● Suarez → hukum internasional adalah hukum yang mengikat berdasarkan hukum
alam
● Alberico Gentilli → menuliskan tentang hukum perang (De Jure Belli). Ia juga
yang mulai memisahkan sifat-sifat ketuhanan dari hukum alam.
POSITIVISM VS NATURALISM
● Positvism: Hukum Internasional terbentuk secara empiris melalui contohnya
pembentukan perjanjian internasional yang dibentuk untuk menyelesaikan
permasalahan tertentu (law of action)
● Naturalism: hukum internasional adalah bagian dari hukum alam yang
Klabber’s Thought
- Hukum Internasional itu hukum karena merupakan sekumpulan norma yang tidak bisa
diubah (rigid) -- kecuali ada suatu peristiwa besar seperti perjanjian internasional
baru, ada pemerintahan/negara baru, etc
- Berbasis pada timbal balik yang artinya saat ada dua atau lebih negara yang telah
membentuk seperangkat aturan tentang permasalahan tertentu, mereka akan selalu
berusaha untuk mematuhi/mengikuti peraturan yang telah dibentuk di antara mereka
dengan asumsi negara anggota lainnya akan melakukan hal yang sama
- Hukum Internasional bukan berarti tanpa sanksi, ada sanksi ekonomi, politik etc
- Sanksi hukum paling berat di hukum internasional adalah perang. Setelah itu,
pemutusan hubungan diplomatik. Yang paling ringan adalah nota keberatan
Mazhab Prancis
- Hukum internasional mengikat negara karena adanya fakta sosial
- Para ahli menggarisbawahi kebutuhan masyarakat internasional untuk mencapai
tujuan bersama lewat solidaritas
- Leon Duguit berpendapat bahwa hukum internasional bukan hasil dari negara, tetapi
hasil dari interaksi sosial antarnegara
- Paul Fauchille berpendapat bahwa negara-negara merupakan bagian dari komunitas
cosmopolitan, walaupun tiap negara memiliki kebebasan untuk mengambil
tindakan,tetapi negara tersebut tetap memiliki batasan-batasan
- George Scelle berpendapat bahwa hukum internasional adalah ketertiban hukum ...
Secara Teori
● Voluntarisme → Pengaplikasian hukum internasional dalam hukum nasional
Hukum Internasional dilihat sebagai dua bagian dari hukum yang sama, yaitu
hukum alam.
Pandangan ini berasal dari fakta bahwa tidak ada institusi supranasional di
Self Executing
● Teori Delegasi
- Ada delegasi norma hukum ke dalam setiap konstitusi negara oleh norma-
norma yang bersifat konstitusional dalam Hukum Internasional, sebuah hak
untuk menentukan ketetapan dari suati perjanjian atau konvensi dapat
dipaksakan dan diimplementasikan dalam Hukum Nasional
- Prosedur dan metode yang diadopsi merupakan proses lanjutan dari konklusi
perjanjian/konvensi
- ketinggalan
Non-Self Executing
● Bentuk transformasi perjanjian
- Merevisi hukum yang ada untuk mencantumkan aturan yang ditetapkan oleh
perjanjian (definisi, hak dan kewajiban, larangan)
- In-Blanco incorporation: domestic law penggabungan perjanjian internasional
dalam sebuah pasal UU (dengan lampiran)
- Menerjemahkan keseluruhan perjanjian dan mengundangkan versi terjemahan
menjadi hukum dengan modifikasi
internasional
- Putusan MK dalam UU 27/2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
secara langsung merujuk pada “Practice and Customary International Law that
is Universally applied” → bukti monisme karena mendasarkan pada hukum
internasional
➢ UU TNI → monisme
Jerman
Grundgesetz fur die Bundesrepublik Deutschland
● “Hukum-hukum internasional yang umum merupakan bagian integral dari hukum
federal. ….
● Hukum Internasional menjadi bagian yang lebih superior dari hukum domestik
● Perjanjian internasional tidak bersifat superior daripada hukum nasional selama tidak
bertentangan dengan konstitusi
Indonesia ngeratifikasi UNCLOS, saat diundangkan ke undang2 baru ini menunjukkan
dualismenya.
kalau dualisme simplenya kalau ada ketentuan nasional dia yang berbeda sm hukum inter,
sabodo teuing krn dianggap keduanya merupakan hal yang terpisah jadi gabakal bisa saling
tabrakan gt loh
tp kalo monosime, karena dianggap satu kesatuan, either negara itu nganggep kalau hukum
inter lebih tinggi atau hukum nasional lebih tinggi, jadinya akan saling berpengaruh. kalau
misal ternyata ada hukum inter yang bertentangan sm hukum nasional, dan negara itu nganut
prima hukum inter, jadinya negara itu pasti bakal lebih nurut ke hukum inter. kalau misal dia
nganutnya prima hukum nasional, negara itu biasanya akan lebih milih buat ga mengikatkan
diri.
HINPUB VI
7 OKTOBER 2021
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
Walaupun tidak ada ketentuan khusus mengenai hierarki dari penulisan sumber hukum
internasional, dapat diasumsikan mana yang lebih diprioritaskan. Starke menuliskan
kebiasaan terlebih dahulu. Argumennya adalah kebiasaan internasional mendahului segala hal
yang ada di bawahnya. Ia pun tidak menuliskan prinsip hukum internasional (general
principle of law) karena ia menyatakan bahwa prinsip hukum internasional tersebut tercermin
dalam putusan-putusan pengadilan.
PERJANJIAN INTERNASIONAL
● Definisinya diatur dalam pada pasal 2 ayat 1a Konvensi Perjanjian Internasional
“Sebuah persetujuan internasional yang dilakukan antarnegara dalam bentuk tertulis
berdasarkan hukum internasional, baik dalam satu bentuk instrumen maupun beberapa
instrumen dengan turunan-turunannya”
● Definisi yang baru:
- persetujuan antarnegara
- persetujuan antara negara dengan organisasi internasional
- persetujuan antarorganisasi internasional
national measures (monisme dualisme), apakah harus ada implementing regulations dll
Formulation
● yang bisa membuat kepala pemerintahan, presiden, kemenlu, berdasar hukum
perjanjian internasional???
● Selain yang sudah disebutkan di atas: orang yang sudah diberikan kekuasaan penuh
(melalui surat kuasa/credential) oleh kepala negara atau kepala pemerintahan. Kalau
tidak ada surat kuasa tersebut, mereka tidak berhak untuk melakukan perjanjian
tersebut. Kalau dilanggar, maka perjanjiannya batal demi hukum. Hal ini berlaku juga
apabila orang tersebut hanya diberikan kuasa sebagian, misal hanya sampai tahap
negosiasi
Pembatalan Perjanjian
● Objektif dari perjanjian tersebut sudah terpenuhi
● Daluwarsa
● Hilangnya negara yang menjadi pihak dalam perjanjian, atau hilangnya objek yang
ditetapkan dalam perjanjian
● pihak2 setuju untuk membatalkan
● pemberhentian
● ada perjanjian baru
● ada prinsip dasar yang berubah
● emergence of new peremptory norms
KEBIASAAN INTERNASIONAL
● Sumber hukum tertua
- imunitas diplomatik bagi perwakilan
- kebebasan navigasi dalam laut bebas
● Pembentukannya
- harus ada state practices yang cukup, muncul secara umum, dilakukan secara
konsisten, dilakukan dalam waktu yang cukup lama
- opinio juris sive necessitates → negara yakin bahwa kebiasaan tersebut
internasional tersebut
● Tempat dapat ditemukannya Kebiasaan Internasional
- Hubungan diplomatik antarnegara
- Praktik organisasi internasional
- Putusan pengadilan yang didasarkan perjanjian internasional, cth: Kasus
Landas Kontinen Laut Utara, Konvensi Tahanan Perang, Konvensi Luar
Angkasa
- outer space treaty dikatakan sebagai baru karena treaty ini berdasar dari
resolusi majelis umum PBB No. 1962 th 1963, ketika diajukan dan dilakukan
voting bahwa perjanjian ini menjadi dasar aktivitas manusia diluar angkasa.
setelah itu perjanjian internasional yang lain belom ada yang memiliki
kekuatan yang sama.
Siapa yang Dapat Menentukan Suatu Hal Merupakan Suatu Kebiasaan Internasional
● ICJ/Mahkamah Internasional yang menentukan berdasarkan 2 kriteria, yaitu umum
dan dianggap sebagai hukum (ada di buku prof. mochtar)
● Asosiasi Ahli-Ahli Hukum Internasional
OOT
Tujuan dari peradilan internasional adalah bukan untuk memberikan sanksi namun untuk
mengembalikan pada semula, menyelesaikan perselisihan antar negara, bahkan bisa aja hasil
putusan dari peradilan internasional tidak diterapkan oleh negara yang menjadi pihak yang
bersengketa. jadi gabisa dibilang badan peradilan internasional itu merupakan badan otoratif
secara sepenuhnya
Definisi
● Prinsip hukum yang umum, fundamental, dan ada dalam setiap hukum negara yang
dijadikan dasar pembentukan peraturan perundang-undang nasional dan hukum
internasipnal. contoh: nullum delictum nulla poena sinne praevia lege poenali, umum
hukum di setiap negara ada dan jadi dasar hukum dari statuta roma, dasar dari
international criminal court
● Prinsip hukum umum dibentuk sebagai sumber hukum internasional adalah untuk
mencegah putusan yang sifatnya non liquet, yaitu tindakan hakim yang menolak suatu
kasus dengan alasan tidak ada dasar/sumber hukumnya
Sejarah Perkembangan
● Descamps: aturan hukum internasional yang diakui dalam keyakinan hukum dari
negara-negara yang beradab. Jadi Hakim dapat membuat hukum internasional tetapi
terbatas pada keyakinan hukum dari negara-negara yang beradab.
- purpose of wording: mendefinsiikan dan membatasi kekuasaan hakim dalam
peradilan internasional
- Root & Phillimore: pendapat Descamps tadi dapat menye au ah
- Loder: PCIJ ada untuk menerjemahkan dan mengembangkan hukum
internasional yang sudah ada
Pasal 38 Prinsip Hukum Umum “yang Disadari oleh Negara-Negara yang Beradab”
● Prof Mochtar: harusnya negara mandiri yang menjadi subjek dalam masyarakat
internasional
● Asser, et al: European Nations, berdasarkan moralitas negara-negara Eropa dan
● Salomon & Koskenniemi: yang menjadi negara-negara beradab adalah negara-negara
Eropa Kristiani, sementara yang lain adalah antara semi beradab dan tidak beradab
(dulu begitu)
● Sloan: sekarang terminologi negara beradab dipahami sebagai masyarakat
internasional
Contoh Prinsip Hukum Umum
● pacta sunt servanda
● bona fides (itikad baik)
● abus de droit
● legality
diperbolehkannya penemuan hukum baru tersebut. namun, hukum baru ini pun
hanya berlaku bagi sengketa tersebut saja, tidak untuk sengketa-sengketa lain
yang mirip.
Siapa yang Dapat Dikategorikan Sebagai Ahli Hukum yang Paling Terkualifikasi di
Antara Negara-Negara
● ICJ tidak mengkualifikasikan siapa yang menjadi “publicists” ini
- Oppenheim: si penulis hukum internasional ini biasanya terlibat dalam
pembuatan perjanjian internasional ataupun membuat buku mengenai hukum
internasional, secara tidak langsung penulis-penulis tersebut telah mengambil
peran hakim dalam menerjemahkan hukum, dll. dengan kemampuan tersebut,
ajaran dari orang-orang tersebut dapat dibentuk sebagai hukum kebiasaan
internasional
Dalam Perkembangannya
● Jia: hakim-hakim internasional sekarang memiliki kemampuan dan otoritas yang lebih
dibanding penulis-penulis karena mereka dianggap memiliki konsistensi dan membuat
kesimpulan dalam putusan mereka. jadi kedudukan antara hakim dengan penulis
sudah tidak sama.
● Namun, beberapa peradilan internasional tidak memiliki hakim yang memiliki
keahlian dalam bidang hukum internasional publik
● Selain itu, legitimasi peradilan internasional itu dapat dari mana?