Anda di halaman 1dari 49

BAHASA INDONESIA

Pemanfaatan Aplikasi TikTok Dalam Persiapan Peserta Didik Masuk


Perguruan Tinggi

OLEH :

NAMA KELOMPOK :

I Made Agung Saniscar Wibawa ( 12 / XII MIPA 2 )

Made Arya Darma Putra ( 20 / XII MIPA 2 )

Ni Putu Sri Imelya Dewi ( 29 / XII MIPA 2 )

Pande Nyoman Agus Wira Sentanu ( 31 / XII MIPA 2 )

Putu Satya Keshawa ( 33 / XII MIPA 2 )

Resandy Prisadana ( 35 / XII MIPA 2 )

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

SMA NEGERI 1 GIANYAR

2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, atas berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
dengan judul “Penggunaan Bahasa Persuasif Iklan E-Commerce di Televisi dan Pengaruhnya
Terhadap Minat Bertransaksi Secara Online”, sebagai persyaratan memeroleh nilai ujian
praktek Bahasa Indonesia.
Penyusun sepenuhnya menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari
dukungan beberapa pihak, baik berupa material maupun moril berupa saran - saran,
informasi, motivasi, bimbingan, dan sebagainya. Untuk itu, pada kesempatan ini penyusun
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah
melimpahkan karunianya sehingga penyusun selalu diberi kesehatan,
kekuatan, dan kemudahan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2. I Gusti Ngurah Risma Junaedi, S.Pd.,M.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia
yang dengan sabar membimbing penyusun dalam menyelesaikan karya tulis
imliah ini.
3. Narasumber.
4. Rekan-rekan siswa di Kelas XII MIPA 2 yang telah banyak memberikan
masukan dan motivasi kepada penyusun.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belum mencapai hasil
yang sempurna dan masih banyak kekurangan. Penyusun berharap semoga karya tulis ilmiah
ini bermanfaat dan berguna bagi para pembaca pada umumnya dan penyusun pada
khususnya.

Gianyar, Januari 2022

Penulis
ABSTRAK
Junaedi, I Gusti Ngurah Risma (2016), Tajuk Rencana Bertemakan Politik dalam Surat
Kabar Bali Post (Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis Teun A. van Dijk). Tesis. Program
Studi Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha.

Tesis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing I: Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd.
dan Pembimbing II: Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd.

Kata Kunci: Bali Post, tajuk rencana, politik, analisis wacana kritis.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan untuk


meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1: Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu,
upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan strategi dalam meningkatkan
sumber daya manusia dan mampu mengikuti arus perkembangan zaman.

Adanya perubahan sistem pembelajaran secara signifikan akibat Covid-19


mengakibatkan desakan pengujian pembelajaran jarak jauh secara serempak yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Guru dan peserta didik sebagai elemen penting dalam
pengajaran diharuskan melakukan migrasi besar-besaran dari pendidikan tatap muka ke

pendidikan daring atau pendidikan jarak jauh (Bao, 2020; Basilaia & Kvavadze,
2020). Mengingat pada masa pandemi, waktu, lokasi dan jarak menjadi permasalahan besar
saat ini (Kusuma & Hamidah, 2020).

Oleh karena itu, guru sebagai pendidik melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Contonya, pemanfaatan media untuk
menyampaikan materi pembelajaran secara menarik dan disukai oleh peserta didik. Pada
permulaan masa pandemi, guru mata pelajaran Pengelolaan Bisnis Ritel menggunakan
metode konvensional dalam bentuk pemberian tugas-tugas melalui grup WhatsApp dan
pemaparan materi melalui Zoom Meeting. Kondisi ini dianggap membosankan sehingga
menurunkan minat belajar peserta didik.

Tik Tok merupakan aplikasi yang disukai, dikagumi, menarik, dan digandrungi oleh
para milenial. Berdasarkan data penelitian Fatimah Kartini Bohang (2018), menunjukkan
sepanjang kuartal pertama (Q1) 2018, Tik Tok menjadi aplikasi paling banyak diunduh yakni
45,8 juta kali. Jumlah itu mengalahkan aplikasi popular lainnya, semacam YouTube,
WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi Tik Tok di
Indonesia, mayoritas adalah anak milenial, usia

sekolah, atau biasa dikenal dengan generasi Z (tekno.kompas.com). Selain populer,


terdapat keunggulan yang membuat Tik Tok banyak disukai oleh peserta didik. Misi dari
aplikasi Tik Tok ini adalah untuk merangsang kreativitas dengan cara yang menyenangkan.
Durasi video yang ditampilkan singkat tetapi dapat dikemas dengan baik sehingga tidak
membosankan.

Berdasarkan pernyataan dari guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia bahwa dalam
proses pembelajaran khususnya materi Pembelajaran dan informasi seputar perguruan tinggi
telah menggunakan media pembelajaran konvensional, tetapi jika dilihat dari hasil belajar
peserta didik terlihat bahwa rata-rata masih banyaknya peserta didik yang mendapatkan nilai
di bawah KKM.

Mengatasi hal tersebut, sangat diperlukan media yang dapat memvisualisasikan proses
pembelajaran seputar perguruan tinggi. Media yang sesuai dalam pembelajaran seputar
perguruan tinggi adalah media interaktif. Media interaktif merupakan salah satu media
pembelajaran yang sistem penyampaian pengajaran disajikan dalam bentuk kombinasi video,
gambar, teks, animasi dan audio/suara. Untuk itu, media pembelajaran interaktif yang
digunakan adalah Tik Tok.

Dari beberapa hal yang dijelaskan di atas, maka telah dikembangkan salah satu media
pembelajaran interaktif berorientasi konstruktivisme pada materi pembelajaran pembelajaran
seputar perguruan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan sebelumnya untuk
materi pembelajaran seputar perguruan tinggi dihasilkan tergolong valid dan praktis yang
selanjutnya dikembangkan dengan melihat tingkat efektivitas melalui aktivitas dan hasil
belajar peserta didik. Melalui, penggunaan media pembelajaran interaktif berupa Tik Tok
dapat diketahui apakah penggunaan Tik Tok dalam pembelajaran seputar perguruan tinggi
dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.

Berdasar dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis melakukan penelitian tentang uji
efektivitas pemanfaatan Tik Tok sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran pembelajaran seputar perguruan tinggi
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut

1.Bagaimana penggunaan aplikasi tiktok dalam persiapan masuk perguruan tinggi?

2.Seberapa efektif kah cara penyampaian informasi dari media tiktok dalam hal persiapan dan
pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan aplikasi tiktok dalam persiapan


masuk perguruan tinggi

2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis ke efektivitas an cara penyampaian informasi


dari media tiktok dalam hal persiapan dan pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengangkat masalah mengenai pendidikan. Pendidikan memiliki


lingkup yang luas karena pada dasarnya setiap langkah kehidupan manusia tidak pernah lepas
dari unsur pendidikan. Oleh karena lingkup yang luas, penelitian ini berfokus pada
pendidikan khususnya para pelajar yang ingin mencari perguruan tinggi dalam persiapan dan
pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi. Persiapan untuk masuk perguruan tinggi sangat
penting karena di dalamnya terdapat banyak sekali proses yang harus dilewati oleh para
pelajar yang mana tujuannya adalah ingin mencari perguruan tinggi yang diinginkan.
Penelitian ini menyoroti informasi dan pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi yang
akan dihadapi oleh para pelajar kelas 12 yang akan berlangsung dalam waktu dekat.
Pemberian informasi dan pembelajaran tersebut dikemas dalam media aplikasi tiktok berupa
video yang berisi tentang tips and trick masuk perguruan tinggi, pemberian materi singkat,
dll. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas bagaimana penggunaan aplikasi tiktok
dalam persiapan masuk perguruan tinggi dan kefektivitasan cara penyampaian informasi dari
media tiktok dalam hal persiapan dan pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi.

Target atau sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah para pelajar kelas
12 yang akan melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi. Disini yang akan kami
tekankan dan bahas adalah bagaimana penggunaan aplikasi tiktok dalam persiapan masuk
perguruan tinggi dan keefektivitasan cara penyampaian informasi dari media tiktok dalam hal
persiapan dan pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi. Selain para pelajar, kami juga
akan mewawancarai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, bagaimana pandangan,
pendapat, saran dan kritik tentang bagaimana penggunaan aplikasi tiktok dalam persiapan
masuk perguruan tinggi dan kefektivitasan cara penyampaian informasi dari media tiktok
dalam hal persiapan dan pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi dari sudut pandang
pemerintah dan apakah dengan menggunakan aplikasi tiktok sebagai media belajar akan
memiliki dampak terhadap pemerintah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Topik yang akan kami bahas disini adalah mengenai bagaimana penggunaan aplikasi
tiktok dalam persiapan masuk perguruan tinggi dan kefektivitasan cara penyampaian
informasi dari media tiktok dalam hal persiapan dan pembelajaran untuk masuk perguruan
tinggi khususnya dalam hal informasi masuk perguruan tinggi dengan jalur SBMPTN
(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) , SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri) dan Mandiri. Selain membahas tentang jalur masuk perguruan
tinggi dalam penelitian ini juga akan membahas tentang informasi perguruan tinggi seperti
bagaimana perguruan tinggi A bagaimana perguruan tinggi B, daya tampung yang disediakan
dan informasi seputar perguruan tinggi lainnya.

Jadi, dapat dikatakan dalam penelitian ini membahas tentang keefektivitasan


penggunanaan aplikasi tiktok sebagai media belajar dan juga mencari informasi terkait masuk
perguruan tinggi yang target nya dikhususkan untuk para pelajar kelas 12 yang ingin
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

1.5. Manfaat

1.5.1. Manfaat Teoritis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

positif terhadap teori-teori analisis pemanfaatan aplikasi tiktok dan dapat memperkaya

pengetahuan peserta didik dalam mempersipakan diri untuk masuk perguruan tinggi.
Melalui penelitian ini pula, dapat dikembangkan lebih lanjut teori tentang pemanfaatan

aplikasi tiktok selain untuk media sosial.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Para pelajar, khususnya siswa sma/smk kelas 12 hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai media informasi dan pembelajaran. Para pelajar dapat melihat
media apa saja yang bagus dan cocok untuk menggali informasi tentang apa yang
harus dipersiapkan untuk masuk perguruan tinggi

2. Bagi Tenaga pendidik, hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar dalam cara
pengajaran daring melalui media online terutama tiktok. Hal tersebut berkaitan pula
dengan masa pandemi covid-19 ini yang dimana sistem pengajaran secara daring
sangat diperlukan.

3. Bagi Pemerintah , hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai contoh cara yang
paling efektif dalam penyampaian informasi dalam media online. Dimana hal ini
sangat diperlukan di mana sekarang ini merupakan era digital.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh untuk
menganalisis informasi di media tiktok dengan berpaku pada sejumlah teori yang
relevan. Teori-teori dalam penelitian ini juga dapat digunakan oleh peneliti lain untuk
mengkaji informasi yang tentunya bersifat penting sehingga akan sangat bermanfaat
untuk pendidikan dan sistem penyebaran informasi kedepannya
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan mengenai kajian pustaka. Kajian Pustaka merupakan deretan

daftar referensi dari keseluruhan jenis dari referensi yang telah diambil seperti pada buku,

mengutip dari jurnal papers, beberapa artikel, ada juga yang diambil dari disertasi, dari tesis,

dari skripsi, ada lagi yang diambil dari hand outs, diperoleh dari laboratory manuals, dan ada

juga yang dikutip dari karya ilmiah lainnya untuk di kumpulkan dalam penulisan karya

ilmiah

Kajian pustaka meliputi kajian teoretik, penelitian relevan, kerangka pikir, dan

hipotetis tindakan. Bagian kajian teoretik dalam peneliian ini terdapat beberapa teori

pendukung, di antaranya teori efektivitas, hasil belajar, media dan aplikasi tiktok dalam

bagaimana penggunaan aplikasi tiktok dalam persiapan masuk perguruan tinggi dan

kefektivitasan cara penyampaian informasi dari media tiktok dalam hal persiapan dan

pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi.. Bagian penelitian relevan berisi penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada bagian kerangka

pikir berisi uraian rinci pencapaian tujuan akhir penelitian.

2.1 Kajian Teoritik

Sebuah penelitian terkadang berpijak dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

ketika peneliti ingin mengembangkan sesuatu dalam lingkup yang sama. Dengan istilah lain,

penelitian sebelumnya dapat merangsang munculnya penelitian yang serupa tetapi tidak

sama. Seperti halnya penelitian ini yang menjadikan beberapa penelitian sebelumnya sebagai

acuan/referensi sehingga ketika ditemukan kekurangan-kekurangan pada penelitian


sebelumnya dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi dari segi kebermanfaatannya bagi dunia

pendidikan.

2.1.1.Efektivitas

Menurut Ravianto (dalam Masruri, 2014:11), efektivitas merupakan sebuah tolak

ukur seberapa baik suatu pekerjaan dilakukan. Pengertian efektivitas sesuai dengan

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 adalah merupakan pencapaian hasil program

dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan

hasil. Menurut Moore D.Kenneth dalam Daniel (2018:14) efektivitas adalah suatu

ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah

tercapai, atau makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Nana Sudjana dalam Daniel (2018:14) efektivitas dapat diartikan sebagai

tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat membawa

hasil belajar secara maksimal.

Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal yang sangat

sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada

siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut pelajar yang

menggunakan aplikasi tiktok sebagai media belajar dan media informasi untuk persiapan

masuk perguruan tinggi, maka seorang pelajar tersebut memberikan pemahaman bahwa

penggunaan aplikasi tiktok sebagai media belajar dan media informasi untuk persiapan

masuk perguruan tinggi dikatakan efektif jika banyak pelajar kelas 12 yang menggunakan

aplikasi tiktok sebagai media belajar dan media informasi seputar perguruan tinggi serta

peningkatan kesiapan para pelajar untuk menghadapi ujian ujian masuk perguruan tinggi .

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah

ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan
dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau

sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak dalam hal

penggunaan aplikasi tiktok sebagai media belajar dan media informasi untuk persiapan

masuk perguruan tinggi , yaitu:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya para pelajar dalam

penggunaan aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran dan media informasi untuk persiapan

masuk perguruan tinggi mencapai tujuan yang diharapkan yakni meningkatkan kesiapan para

pelajar untuk masuk perguruan tinggi yang diinginkan.

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah “pada jalan”

yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang

ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan, maka dari itu video

yang terdapat di aplikasi tiktok berisi penjelasan yang berdurasi singkat dan jelas yang

merupakan salah satu strategi video di tiktok agar penonton tidak bosan dengan video yang

durasinya lama .

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang

hendak dicapai dan strategi yang telah di tetapkan artinya kebijakan harus mampu

menjembatani tujuan tujuan.

d. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program apabila tidak

dilaksanakan secara efektif dan efisien maka tujuan tersebut tidak akan mencapai sasarannya,

karena apabila tidak sesuai tujuan atau menyimpang dari tujuan yakni penggunaan aplikasi

tiktok sebagai media pembelajaran dan media informasi untuk persiapan masuk perguruan

tinggi maka pelaksanaannya/penggunaan aplikasi tiktok tidak efektif dan efisien untuk

persiapan masuk perguruan tinggi.


e. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia

yang tidak sempurna, maka efektivitas penggunaan aplikasi tiktok sebagai media

pembelajaran dan media informasi untuk persiapan masuk perguruan tinggi menuntut

terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian. Oleh karena itu aplikasi tiktok memiliki

kebijakan kebijakan yang mendukung konten yang berisi tentang pembelajaran dan informasi

untuk persiapan masuk perguruan tinggi.

Sedangkan Richard M. Steers mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai

berikut:

a) Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai

suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan

pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan

dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa aktor, yaitu: Kurun waktu

dan sasaran yang merupakan target kongktit.

b) Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk

mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam

organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

c) Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.

Berdasarkan pendapat diatas, bisa disimpulkan bahwa efektivitas adalah alat

untuk mengukur sebuah pencapaian yang ingin dicapai oleh organisasi.

Efektivitas berorientasi pada aspek tujuan suatu organisasi, maka bisa dikatakan

efektif jika tujuan tersebut tercapai.

Indikator efektivitas dalam hal ini berupa peningkatan persiapan siswa kelas 12

dalam perencaan masuk perguruan tinggi dan pencarian sumber informasi seputar perguruan
tinggi dengan memanfaatkan Tik Tok sebagai media pembelajaran dan informasi. Semakin

banyak siswa kelas 12 yang siap masuk perguruan tinggi, semakin efektif media tiktok

sebagai media pembelajaran dan informasi mengenai masuk perguruan tinggi.

2.1.2.Hasil belajar

Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan terlebih

dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan ‘belajar’. Dalam KBBI

hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan;

buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman.

Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.menurutnya juga anak-anak yang

berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional

Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah “Perubahan tingkah

laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya

dan antara individu dengan lingkungan”

Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah “(1) membawa kepada

perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru, (3)

Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja”.4 Dari beberapa defenisi di atas

terlihat para ahli menggunakan istilah “perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar

akan mengalami perubahan.


Untuk lebih memperjelas Mardianto memberikan kesimpulan tentang pengertian

belajar:

1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh-

sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik

maupun mental

2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri antara lain perubahan

tingkah laku diharapkan kearah positif dan kedepan.

3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap negatif menjadi

positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat dan lain sebagainya.

4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk, menjadi

kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang

agar ia dapat membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah masyarakat untuk

dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.

5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu,

misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis.

Tidak dapat berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya.

6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan, misalnya keterampilan

bidang olah raga, bidang kesenian, bidang tekhnik dan sebagainya.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar

berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman,

sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar

merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku

uyang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Salah satu indikator tercapai atau
tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh

siswa.

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan

Mudjiono. Dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu

proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti

kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau

simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.

Winkel (dalam Purwanto 2014:45) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Munir

(2010: 146) menekankan bahwa perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya, hasil

belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami

kegiatan belajar. Menurut Bloom dalam Sudjana (2011: 22) dalam mengklasifikasikan

hasil belajar secara garis besar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik.

Penilaian hasil belajar dapat dilakukan pada saat setelah proses pembelajaran

berlangsung misalnya bisa dengan melalui media pembelajaran tiktok dan banyaknya siswa

kelas 12 yang masuk perguruan tinggi yang diinginkan. Semakin baik proses pembelajaran

dan semakin banyak siswa kelas 12 yang masuk perguruan tinggi semakin baik hasil belajar

yang dicapai

2.1.3.Media
Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti

“perantara” atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Guruan

(Association for Education and Communication technology/AECT) mendefinisikan media

sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat

mempengaruhi efektifitas program instruksional (Asnawir dan Usman, 2002:11).

Pembelajaran Ibrahim dan Syaodih dalam Tarigan (2013:7) mengatakan bahwa,

“media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar”. 3). Sejalan

dengan pendapat Gagne dan Briggs

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan

daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi dari

penggunaan media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002:24):

1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi

guru.

2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih konkrit)

3) Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih

menyenangkan dan tidak membosankan).

4) Semua indra siswa dapat diaktifkan.

5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar

Beberapa manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai

(1991:3) adalah:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa

dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian

guru, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-

lain.

Encyclopedia of Education Research dalam hamalik (1994:15) merinci manfaat media

pembelajaran sebagai berikut:

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi

verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar siswa, oleh karena itu

membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di

kalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan

berbahasa siswa.
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu

efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Maka dapat diambil kesimpulan

manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar terutama

menggunakan media belajar tiktok sebagai media pembelajaran untuk persiapan masuk

perguruan tinggi dapat mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi untuk

belajar dan materi yang diajarkan akan lebih jelas, cepat dipahami sehingga dapat

meningkatkan prestasi siswa.

Efektivitas Pemanfaatan Tik Tok sebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatkan

Hasil ...[21-26]Jurnal Pendidikan Dompet Dhufa, Vol. 11, No. 1, Edisi Mei 2021| 23dalam

Tarigan (2013:7) yang menyatakan bahwa secara implisit mengatakan bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape-recorder, kaset, video camera, film,

slide, foto, gambar, grafik, dan komputer. Dengan kata lain media adalah perantara yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang dimana dapat merangsang

peserta didik untuk belajar. Menurut John M. Lennon dalam Kusuma & Astuti

(2019:156) media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting, karena

media ini dapat membangkitkan motivasi peserta didik, meningkatkan pengertian

peserta didik, memberikan data yang kuat atau terpercaya, memadatkan informasi dan

memudahkan menafsirkan data.

Selain sebagai media pembelajaran ada juga yang Namanya media media informasi.

Media informasi secara umum adalah alat untuk mengumpulkan dan menysusun kembali

sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi. Melalui

media informasi masyarakat dapat mengetahui informasi yang ada serta saling berinteraksi

satu sama lain.


Sedangkan pengertian dari informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi

bentuk yang leih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Tanpa suatu informasi suatu

system tidak akan berjalan dengan lancer dan akhirnya bisa mati. Suatu organisasi tanpa

adanya suatu informasi maka organisasi tersebut tidak bisa berjalan dan beroperasi (Jogiyanto

HM, 2005)

Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai

perantara dalam menyampaikan pesan atau informasi yang dimana tujuan media

pembelajaran itu adalah untuk membangkitkan motivasi, perhatian dan kemampuan

peserta didik yang nantinya diharapkan hasil belajarnya lebih meningkat , sedangkan

media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali

sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi.

Dalam hal ini pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran dan media

informasi dirasa sudah cukup baik karena, tiktok dapat membantu para siswa kelas 12 untuk

mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi terlebih lagi informasi yang diberikan cukup

lengkap dan menarik karena dikemas dalam sebuah video yang singkat dan jelas.

2.1.4.TikTok

TikTok adalah platfrom bagi destinasi video singkat asal negeri Tiongkok yang

diluncurkan pada awal September 2016. Aplikasi inimendapat banyak perhatian dari

masyarakat karena merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh. Berdasarkan data

penelitian Fatimah Kartini Bohang (2018), menunjukkan sepanjang kuartal pertama

(Q1) 2018, TikTok menjadi aplikasi paling banyak diunduh yakni 45,8 juta kali.

Jumlah itu mengalahkan aplikasi popular lainnya, semacam YouTube, WhatsApp,

Facebook, dan Instagram. Sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi Tik Tok di
Indonesia, mayoritas adalah anak milenial, usia sekolah, atau biasa dikenal dengan

generasi Z (menurut tekno.kompas.com).

Aplikasi tik tok ini merupakan aplikasi yang memperbolehkan para pemakainya untuk

membuat vidio musik pendek mereka sendiri. Aplikasi ini diluncurkan pada bulan september

tahun 2016 yang dikembangkan oleh developer asal Tiongkok. ByteDance Inc,

mengembangkan sayap bisnisnya ke Indonesia dengan meluncurkan aplikasi video music dan

jejaring sosial bernama Tik Tok19. Sepanjang kuartal pertama (Q1) 2018, tik tok

mengukuhkan diri sebagai aplikasi paling banyak diunduh yakni 45,8 juta kali. Menurut

kutipan Fatimah Kartini Bohang pada tahun 2018 jumlah tersebut mengalahkan aplikasi

populer lain semacam Youtobe, WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram. Mayoritas

dari pengguna aplikasi Tik Tok di Indonesia sendiri adalah anak milenial, usia sekolah, atau

biasa dikenal dengan generasi Z. Aplikasi ini pun pernah diblokir pada 3 Juli 2018.

Kemenkominfo telah melakukan pemantauan mengenai aplikasi ini selama sebulan dan

mendapati banyak sekali masuknya laporan yang mengeluh tentang aplikasi ini, terhitung

sampai tanggal 3 Juli tersebut. Laporan yang masuk mencapai 2.853 laporan

Pada saat awal-awal diluncurkannya aplikasi ini sampai sekarang, aplikasi ini sangat

dikenal banyak orang terutama anak-anak milenial, anak usia sekolah, atau biasa dikenal

dengan generasi Z. Banyak sekali konten-konten yang tidak pantas untuk dilihat dan ditiru

oleh anak-anak dibawah umur, anak-anak milenial, atau anak-anak generasi Z. Pada saat awal

diluncurkannya aplikasi tik tok ini banyak sekali remaja-remaja tanggung atau anak-anak

milenial yang membuat video dengan bergoyang goyang dengan musik DJ atau

dangdutdangdut terkini. Dan pada saat itu juga banyak anak-anak yang terkenal karna

pembuatan videonya seperti Bowo dan Nuraini


Pada saat itu bowo dan Nuraini terkenal karna pembuatan video-videonya yang

menarik dengan ekpresi wajah yang menggemaskan, seperti Nuraini membuat video dengan

soundtrack lagu “Syantik”. Dengan wajah nya yang membuat orang membicarakan

ekspresinya di seluruh jagat raya. Pada saat pembuatan video itu, Nuraini mengganti lirik

lagu nya dengan nama Iqbal seorang aktor muda yang memiliki penggemar banyak terutama

kaum hawa. Sedangkan bowo terkenal karna videovideo nya yang didukung dengan wajah

tampan nan rupawan. Dan pada saat itu pula bowo terkenal dan mulai diajak bermain sinetron

oleh rumah produksi.

Banyak juga dari setiap orang atau setiap individu yang mencoba eksis seperti Bowo

dan Nuraini, bagi mereka dengan menggunakan media sosial ini menjadi sebuah ajang

eksistensi diri dengan membuat video-video sekreatif mungkin dan menarik. Maka dari itu

banyak sekali saat ini yang mengunduh media sosial tik tok tersebut. Hal tersebut membuat

mereka (Peserta didik) merasa senang karena bisa terhibur jika mereka menggunakan video

tersebut

Menurut Mulyana, dalam penggunaan Tik Tok terdapat dua faktor yakni Faktor

Internal dan Faktor Eksternal. Faktor Internal seperti perasaan, sikap dan karakteristik

individu, prasangka,keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,

nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi. Faktor eksternal seperti latar belakang

keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,

keberlawanan, hal-hal baru dan familiar atau ketidakasingan suatu objek

a. Faktor Internal

Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti

perasaan. Menurut Ahmadi, perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau

peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam
hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif. Jadi menurut

Ahmadi, perasaan adalah faktor internal yang mempengaruhi penggunaan aplikasi

tik tok. Karena menurutnya jika perasaan atau jiwa seseorang tidak menyukai atau

tidak senang dengan penggunaan aplikasi tik tok ini maka seseorang tersebut tidak

akan menggunakannya. Menurut W. Wundt dalam Ahmadi perasaaan tidak hanya

dapat dilihat atau dialami oleh individu sebagai perasaan senang ataupun tidak

senang melainkan dapat dilihat dari berbagai dimensi. Jadi menurut W. Wundt

penggunaan aplikasi tik tok ini tidak hanya bisa dilihat melalui perasaannya saja

melainkan dilihat dari tingkah lakunya juga. Dalam penggunaan aplikasi tik tok

ini cara setiap orang membuatnya berbeda, dengan berbagai situasi perasaan

mereka juga yang berbeda-beda. Jika perasaan sedang senang tingkah nya dalam

pembuatan aplikasi tiktok juga sesuai dengan perasaannya, begitupun sebaliknya.

Karena tingkah laku pada saat mereka menggunakan aplikasi tiktok ini

membuktikan sebuah perasaan seorang penggunanya.

Menurut Gerungan mengatakan prasangka merupakan sikap perasaan orang-

orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang

berbeda dengan golongan orang yang berprasangka itu. Jadi menurut Gerungan

prasangka juga berpegaruh dalam penggunaan aplikasi tik tok. Karena jika

seseorang memiliki prasangka baik ketika menggunakan aplikasi tik tok tersebut

maka tidak ada sisi negatif dalam penggunaan aplikasi tik tok ini. Tapi begitupun

sebaliknya jika prasangka seseorang sudah tidak baik terhadap penggunaan

aplikasi tik tok maka seseorang tersebut juga tidak akan ingin menggunakan

aplikasi tik tok tersebut.

Faktor internal merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

penggunaan aplikasi Tik Tok. Faktor internal juga bisa dikatakan sebuah proses
belajar dalam penggunaan media sosial termasuk penggunaan aplikasi Tik Tok.

Jadi dalam penggunaan media sosial seperti aplikasi Tik Tok tidak hanya untuk

hiburan semata, tetapi bisa juga untuk belajar berinteraksi terhadap orang orang

baru, kemudian juga penggunaan aplikasi tik tok dapat meningkatkan kreatifitas

setiap orang. Dilihat dari sisi negatif nya juga penggunaan aplikasi tik tok ini

dapat membuat setiap orang memiliki rasa malas dan lupa dengan segala

pekerjaan yang seharusnya ia lakukan.

b. Faktor Eksternal

Dalam aplikasi Tik Tok orang-orang memperoleh informasi dari berbagi video

contohnya kejadian yang bersifat video seperti kapal tenggelam atau dalam bentuk

rekaman lainnya dengan begitu cepat informasi kejadian tersampaikan kepada

pengguna lainnya.Nasrullah mengatakan informasi menjadi identitas media sosial

karena media sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi

konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi. Jadi informasi adalah

sesuatu yang sangat juga berpengaruh terhadap penggunaan aplikasi Tik Tok.

Jika seseorang tidak mendapatkan informasi tentang Tik Tok mungkin saja

mereka tidak mengenal aplikasi Tik Tok, bahkan sampai menjadi penggunanya.

Maka dari itu informasi dikatakan penting sekali dalam penggunaan aplikasi Tik

Tok. Pengaruh dari media sosial yang merupakan bagian dari media informasi

salah satunya adalah dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Jadi dengan

informasi juga seseorang bisa terpengaruh pengetahuannya mengenai media sosial

seperti Tik Tok.

Tik Tok dapat diolah menjadi media pembelajaran dan media informasi yang

menarik dan interaktif bagi peserta didik karena berisi video yang berisi penjelasan

yang jelas dan singkat sehingga membuat penonton tidak bosan jika harus menonton video
yang berdurasi lama, khususnya para siswa kelas 12 yang ingin mencari informasi seputar

persiapan masuk perguruan tinggi.

2.2 Penelitian Relevan

Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

yang akan dilaksanakan:

1. Wisnu Nugroho Aji (2018): “ Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi Tik Tok bersama dengan

penggunaan metode dan tekhnik yang tepat, dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran

yang interaktif untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

2. Bagus Prianbodo (2018): “Pengaruh Tik Tok Terhadap Kreatifitas Remaja Surabaya”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi tik tok memiliki pengaruh sebesar 41,6%

terhadap tingkat kreatifitas remaja Surabaya

Penelitian penelitian diatas relevan dengan penilitian yang akan dilakukan, yaitu sama

sama membahas tentang pembelajaran media sosial khususnya media sosial tiktok sebagai

media pembelajaran. Penelitian yang akan dilakukan akan lebih dikhususkan pada bagaimana

penggunaan aplikasi tiktok dalam persiapan masuk perguruan tinggi dan kefektivitasan cara

penyampaian informasi dari media tiktok dalam hal persiapan dan pembelajaran untuk masuk

perguruan tinggi.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh guru adalah selama ini proses pembelajaran

masih menerapkan ceramah dan penugasan. Pembelajaran masih berkisar dengan

penyampian materi dengan ceramah dan mencatat hal-hal yang dianggap penting yang

disampaikan oleh guru. Pembelajaran dilanjutkan dengan membaca buku kemudian siswa
disuruh menjawab soal soal yang ada di buku dan kemudian jika tidak ada yang bisa dijawab

maka disuruh menanyakan kepada guru. Proses pembelajaran tersebut masih memiliki

kelemahan dan aspek kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran karena bisa saja

guru yang ditanyakan kebingungan dan ujung ujungnya menyuruh kembali kepada siswa

untuk menjawabnya dirumah. Akhirnya, kemampuan siswa dalam menangkap pembelajaran

sangat kurang. Dalam hal pembelajaran khususnya dalam hal media pembelajaran dan hal

media informasi jika kita mengandalkan cara belajar yang masih seperti itu tanpa adanya

penunjang lainnya akan terasa sangat kurang apalagi di era 4.0 yang memanfaatkan teknologi

sebagai media pembelajaran dan media informasi khususnya untuk persiapan masuk

perguruan tinggi yang perlu mendapatkan informasi yang cepat dan akurat. Maka dari itu

tiktok dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan media informasi untuk persiapan

masuk perguruan tinggi sehingga penyampaian informasi yang didapatkan cepat, apalagi

video tiktok memberikan informasi yang jelas dengan durasi yang singkat sehingga membuat

penonton tidak bosan jika harus menonton video yang berdurasi lama. Dalam hal media

pembelajaran aplikasi tiktok membantu para pelajar kelas 12 dalam penyampaian materi

dimana video pembelajaran pada tiktok berdurasi singkat, padat dan jelas. Oleh karena itu

pemanfaatan aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran dan media informasi untuk masuk

perguruan tinggi dapat menunjang pembelajaran para siswa untuk mempersiapkan diri masuk

perguruan tinggi yang diinginkan, sehingga diharapkan dengan pemanfaatan aplikasi tiktok

sebagai media belajar dan media informasi dapat meningkatkan persiapan para siswa kelas 12

masuk perguruan tinggi yang diinginkan.

2.4 Hipotesis Tindakan


Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jika dipandang perlu,

peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan  mencerminkan dugaan

sementara atan memprediksi perubahan apa yang akan terjadi  pada objek penelitian jika

suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan pada PTK pada umumnya dalam bentuk

kecendrungan atau keyakinan pada proses atau hasil belajar yang akan muncul setelah suatu

tindakan diberlakukan (diterapkan).

Berlandaskan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis

penelitian ini adalah jika kita menggunakan aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran dan

media informasi untuk persiapan masuk perguruan tinggi dan jika dilihat dari para pelajar

yang sering menggunakan media sosial sebagai media belajar dan media informasi tingkat

kefektivitasan cara penyampaian informasi dari media tiktok dalam hal persiapan dan

pembelajaran untuk masuk perguruan tinggi, sangat tinggi, maka persiapan para pelajar kelas

12 untuk mempersiapkan dirinya masuk perguruan tinggi mengalami peningkatan.


BAB III
METODE PENELITIAN

Sebuah karya ilmiah tidak lepas dari penggunaan metode. Secara umum metode

penelitan adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi. Metode penelitian atau bisa disebut metode ilmiah

melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian

dan modifikasi hipotesis berdasarkan penerapan logis dan penjelasan yang benar adanya. Dari

hal tersebut metode ini djadikan pedoman dalam penenelitian sekaligus menghasilkan karya

tulis ilmiah yang maksimal. Metode penelitian ini lebih lanjut akan membahas tentang (1)

rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) Lokasi penelitian. (4) metode

pengumpulan data, (5) instrument penelitian, dan (6) metode analisis data. Berikut akan

dipaparkan mengenai hal berikut

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah sistem yang digunakan untuk membuat ketetapan masuk

akal dan rasional yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat dan valid

(Cavana, 2001). Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Dalam Persiapan

Peserta Didik Masuk Perguruan Tinggi” ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif

kualitatif.
Rancangan deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah tanpa memberikan perlakuan yang

bersifat manipulatif, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, dan

keterkaitan dalam ruang lingkup suatu penelitian. Rancangan deskriptif kualitatif

menguraikan dan menafsirkan situasi yang terjadi dalam konteks efektifitas pembelajaran dan

informasi melalui media tiktok

Data yang diperoleh dalam penelitian selanjutnya dikumpulkan dan dikembangkan

secara kualitatif sehingga data yang dihasilkan sesuai dengan adanya. Perlakuan manipulatif

atas tujuan pribadi tidak diberlakukan dalam penelitian ini. kecuali data yang tidak ada

sangkut pautnya dalam penelitian ini akan dihilangkan. Pelaksanaan penelitian ini

diupayakan mengikuti proses deskriptif kualtatif yang baik. dan benar.

Dalam sebuah penelitian selalu dibutuhkan dengan adanya data. Melalui sebuah data

berbagai sumber informasi menjadi lebih terpercaya. Data yang dikumpulkan memiliki

peranan penting untuk memecahkan suatu masalah dan menentukan suatu kebijakan, data

yang diperoleh juga dapat digunakan sebagai acuan dalam setiap implementasi suatu kegiatan

penelitian. Dalam suatu penelitian terdapat dua hal yang sangat berpengaruh yaitu instrumen

penelitian dan juga pengumpulan data. Jika kedua hal tersebut dilaksanakan dengan benar,

maka kualitas dari suatu penelitian dapat dikatakan bagus.

Berdasarkan hal tersebut, data yang diperlukan untuk menjawab masalah yang diangkat
peneliti adalah
1. Data mengenai Efektivitas media belajar melalui aplikasi Tiktok.

2. Data mengenai kecepatan dan jangkauan informasi yang bisa disebarkan melalui aplikasi
tiktok.

3. Data mengenai pendapat wawancara dan survei kuisioner tentang informasi dan
pembelajaran melalui media aplikasi tiktok.

Untuk mengumpulkan data tersebut, akan digunakan dua metode yaitu metode kuisioner dan
metode wawancara Uraian mengenai metode akan dipaparkan secara lengkap sebagai berikut.

3.2 Subjek dan Objek penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Batasan penelitian bisa menentukan dengan benda, hal atau

orang untuk melekatnya variable penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2010 ). Berdasarkan

pernyataan tersebut, subjek dalam penelitian ini mengangkat tajuk rencana bersifat sosial

sebagai variable yang terdapat pada penelitian kami. Kalangan Pelajar dipilih menjadi subjek

karena pada penelitian kali ini sangat sesuai untuk golongan para pelajar yang ingin lanjut

masuk perguruan tinggi Dan beberapa oknum pemerintah yang mengayomi instansi

pendidikan
3.2.2 Objek Penelitian

Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang menjadi sasaran penelitian ( Kamus

Bahasa Indonersia; 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) obyek penelitian adalah

himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.

Kemudian dipertegas (Anto Dayan 1986: 21), obyek penelitian, adalah pokok persoalan yang

hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun Obyek penelitian dalam

tulisan ini meliputi: 1. Pemanfaatan aplikasi tik-tok 2. Pembelajarann pada aplikasi tik-tok 3.

Efektifitas pembelajaran menggunakan media tik-tok.

3.3 Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003:43) lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat

atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan

kegiatan yang dapat di observasi. Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian

dilakukan. Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam dengan

ditetapkannya lokasi peretitian, berarti penelitian kualitatif, karena dengan ditetapkannya

lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis

dalam melakukan penelitian. Lokasi ini bisa di wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu

dalam masyarakat. Untuk memperoleh data yang jelas dan akurat lokasi penelitian dilakukan

Kantor dinas Pendidikan kabupaten Gianyar kecamatan Gianyar, Bali

3.4 Metode Pengumpulan Data


Data memiliki peranan sentral dalam sebuah penelitian karena kualitas penelitian akan

terlihat dari kekayaan data yang terkumpul. Pada dasarnya, pengumpulan data dilakukan

untuk memeroleh data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Sugiyono

(2010:222) mengatakan, bahwa dalam suatu penelitian ada dua hal utama yang memengaruhi

kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Ketika pengumpulan data telah dilakukan dengan maksimal dengan instrumen yang tepat,

maka suatu penelitian dapat dikatakan memiliki kualitas yang bagus.

Berdasarkan hal tersebut ada dua metode yang dilakukan untuk mendapatkan data

yang bagus dan berkualitas.

3.4.1 Metode Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member

seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawabnya, dapat diberikan secara langsung

maupun tidak langsung melalui internet. Jenis angket ada 3 yaitu angket terbuka tertutup, dan

campuran. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian adalah kuisioner campuran. Kuisioner

campuran adalah kuisioner penelitian dengan perpaduan antara kuisioner terbuka dan tertutup

dimana ada beberapa jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti (ya/tidak) dan ada juga

beberapa yang memberi kesempatan responden dengan pendapat sendiri. Metode kuisioner

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab masalah yaitu effektifitas pembelajaran

melalui media tiktok.

Dalam hal ini, peneliti akan mengumpulkan data berupa jawaban dari responden

selama 4 hari. Kemudian difokuskan pada bagian permasalahan dan dikumpulkan sebagai
data penelitian. Kuisioner ini menjangkau banyak orang dalam waktu yang efisien peneliti

dapat memperoleh data jawaban untuk acuan dalam pembahasan masalah pertama sampai

ketiga.

3.4.2 Metode Wawancara

Metode wawancara dilakukan untuk menambah adanya perspektif baru dari masalah

yang diteliti sebelumnya menggunakan metode kuisioner dan juga dari metode wawancara ini

dapat member informasi secara akurat, komprehensif serta objektif dan berimbang karena

dalam metode ini peneliti secara langsung menginterview responden dimana partisipasi

responden lebih tinggi.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur.

Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti telah menyiapkan instrument

penelitian berupa pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya (Sugiyono 2017:220). Alasan

menggunakan wawancara terstruktur agar mendapatkan informasi akurat dan mendapatkan

jawaban yang terstruktur dan subyek wawancara kita ialah sekdis pendidikan jadi wawancara

terstruktur menjadi pilihan untuk metode wawancara yang digunakan.

Wawancara pada penelitian ini diperlukan dalam upaya tuntutan menjawab

permasalahan effektifitas pembelajaran melalui media tiktok dalam metode ini peneliti akan

mendapatkan data yang lebih alid karena berinteraksi langsung dengan responden.
Wawancara akan dilakukan kepada Sekdis pendidikan kota gianyar —(tolong lanjukan lagi

sedikit bang)

3.5 Isntrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada hakikatnya merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan

dua metode pengumpulan data sehingga diperlukan dua instrumen penelitian. Masing-masing

metode dengan instrumen penelitiannya akan dijabarkan sebagai berikut.

3.5.1 Instrumen metode kuisioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dapat diberikan secara

langsung atau melalui pos atau internet. Jenis angket ada dua, yaitu tertutup dan terbuka.

Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah kuesioner tertutup yakni kuesioner yang

sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih dan menjawab secara

langsung.(Sugiyono, 2008: 142).

Metode kuisioner atau angket digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengumpulkan data dari jumlah responden yang terbilang banyak. Responden dapat dengan

bebas menjawab pertanyaan yang telah disediakan tidak terlalu terikat oleh waktu dan saat

data yang sudah terkumpul dengan pertanyaan yang sama, hasil ( jawaban responden )

dianalisis dengan mudah. Perangkat atau alat yang digunakan berupa angket dalam bentuk
google form yang memuat beberapa pertanyaan berhubungan dengan masalah yang akan

diteliti. Berikut instrumen google form yang digunakan dalam penelitian ini.

Dokumentasi kuisioner :
3.5.2 Instrumen metode wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung

berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama (primer), pelengkap teknik

pengumpulan lainnya, menguji hasil pengumpulan data lainnya (Usman dan Akbar, 2008:

55).

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam wawancara adalah metode

dokumentasi berupa rekaman suara dan foto. Petanyaan dari peneliti dan jawaban dari

responden akan direkam sehingga sangat membantu dalam proses pengolahan data. Melalui

rekaman ini jawaban dari responden tidak akan tertiggal sehingga data hasil dari wawancara

tidak terlewatkan selama wawancara. Berikut instrument yang digunakan dalam wawancaara.

Wawancara ini ditunjukan kepada Dinas Pendidikan kabupaten Gianyar sebagai

pendukung metode kuisioner dalam pengumpulkan data, apabila metode kuisioner kurang

mendalam sehingga dengan metode wawancara akan memperoleh informasi lebih mendalam

dari informan tentang variabel efektifitas pembelajaran melalui aplikasi Tik-tok.

Berikut merupakan pertanyaan wawancara :

Pertanyaan Wawancara

Pemanfaatan Aplikasi TikTok Dalam Persiapan Peserta Didik Masuk Perguruan Tinggi

1) Tolong perkenalkan diri bapak, selaku apa terlebih dahulu?

2) Menurut Bapak apa itu aplikasi tiktok?

3) Apakah menurut Bapak aplikasi tiktok dapat menunjang dalam proses belajar

mengajar?
4) Jika iya,seberapa efektifkah aplikasi tiktok dalam menunjang proses belajar

mengajar?

5) Apakah siswa-siswa khususnya di kalangan SMA mampu memperoleh informasi

dalam persiapan masuk perguruan tinggi?

6) Sebagai Pengawas SMA pada Dinas Dikpora Prov Bali seberapa besar mayoritas

penggunaan aplikasi tiktok khususnya bagi pelajar SMA?

7) Apakah Sekolah pernah bekerja sama melalui aplikasi tiktok dalam Persiapan

Peserta Didik Masuk Perguruan Tinggi

8) Apa tanggapan Dinas Dikpora Bali terhadap penyimpangan dalam penggunaan

aplikasi tiktok?

9) Adakah wadah/tempat yang disediakan oleh sekolah terhadap content creator yang

memberikan edukasi mengenai manfaat tiktok?

10) Bagaimana tangapannya mengenai pemanfaatan Aplikasi TikTok Dalam

Persiapan Peserta Didik Masuk Perguruan Tinggi?

Jawaban :

1. I Gusti Ngurah Rai S.Pd.,M.Pd

2. Tik Tok adalah sebuah aplikasi di mana para penggunanya bisa berbagi video musik

dengan durasi pendek yang mulai diperkenalkan sepetember 2016

3. Ya Dapat:

4. Efektif Sebagai media pemebelajaran ,Menunjang kratifitas siswa Siswa menjadi

lebih aktif, Efektif untuk tugas berdurasi pendek.

5. Informasi persiapan masuk perguruan tinggi dapat dari web sekolah, system informasi

dan menejemen sekolah atau informsasi berkesinambungan dari manajemen sekolah


6. Belum pernah melakukan penelitian tentang mayoritas pengguna Tik-tok

7. Seatahu saya belum pernah

8. Selama ini belum prnah ada tendensi penyimpangan dalam penggunaan aplikasi tik

tok

9. Setahu saya belum ada wadah content creator, tapi sekolah pernah melakasankan

lomba tiktok

10. Setahu saya belum pernah ada pemanfaatan Aplikasi TikTok Dalam Persiapan Peserta

Didik Masuk Perguruan Tinggi

*TAMBAH FOTO NGENTOT*

3.6 Metode analisis data

Data yang diperoleh melalui metode kuisioner dan wawancara akan dianalisis dengan

menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data hasil

penelitian. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Analisis data dalam penelitian

kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah

selesai di lapangan (Sugiyono, 2010:245).

3.6.1 Metode deskripsi kualitatif

Prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan prosedur

dengan model analisis Miles dan Huberman, yakni reduksi data (reduction data), penyajian

data (data display), verifikasi (coclusion drawing) dan penarikan simpulan.


a. Reduksi Data

Reduksi Data Menurut Sugiyono (2016:247) mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal-hal penting, lalu dicari tema dan polanya. Reduksi

data dalam penelitian ini diawali dengan kegiatan pengumpulan data melalui metode

kuisioner dan wawancara. Yakni membuat beberapa pertanyaan (angket) dalam bentuk

google form terkait dengan masalah mengenai series Layangan Putus selanjutnya dilakukan

reduksi data terhadap hasil dari angket tersebut. Hasil data dari metode kuisioner dikaitkan

atau dihubungkan dengan hasil dari metode wawancara sehingga terlihat data yang

diinginkan. Tahap selanjutnya adalah merangkum kembali hasil data dari dua metode

tersebut dan memilah data yang diperlukan dan menghilankan data yang tidak perlu. Hal ini

dilakukan agar peneliti dapat merangkum poin-poin penting yang didapat dalam masalah

Efektivitas media belajar melalui aplikasi Tiktok.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kuanlitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, flowcart, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Penyajian data dalam penelitian ini yang terdiri dari data hasil kuisioner dan data hasil

wawancara akan disajikan dalam bentuk uraian singkat. Pemaparan uraian terstruktur sesuai

urutan rumusan masalah. Hal ini bertujuan agar hasil data yang diperoleh tersusun rapi dan

dipermudah dalam rancangan kerja selanjutnya.

c. Verifikasi
Langkah terakhir yang dilakukan setalah adanya reduksi dan penyajian data adalah

dikakukannya penyimpulan meliputi, (1)Efektivitas media belajar melalui aplikasi Tiktok, (2)

Efektifitas penerimaan informasi tentang perguruan tinggi melalu aplikasi tiktok, (3) dampak

positif dan negative penggunaan aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran dan informasi

seputar perguruan tinggi. Sugiono (2010:345) Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan

akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat dalam tahap pengumpulan data

berikutnya. Namun, apabila data-data awal sudah didukung dengan bukti yang benar adanya

maka simpulan merupakan kenyataan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya. Pengambilan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan metode angket dan wawancara. Uraian dibagi menjadi dua,

yaitu (1) hasil penelitian (data hasil angket dan data hasil wawancara) dan (2) pembahasan

terhadap hasil penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh adalah berupa data melalui angket dan wawancara. Data hasil

penelitian dikumpulkan menggunakan metode angket pada google form. Sedangkan, data

wawancara dari narasumber juga dijabarkan dengan mencantumkan pertanyaan dan

jawabannya. Berdasarkan hal tersebut, maka akan terurai data-data yang lengkap dan sesuai

dengan kepentingan penelitian.

4.1.1. Metode Angket (Kuisioner)


4.1.2. Metode Wawancara

Narasumber : I Gusti Ngurah Rai S.Pd.,M.Pd

Jabatan : Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Bali

1).Tolong perkenalkan diri bapak, selaku apa terlebih dahulu?

Nama : I Gusti Ngurah Rai S.Pd.,M.Pd

Jabatan : Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Bali

2).Menurut Bapak apa itu aplikasi tiktok?

Tik Tok adalah sebuah aplikasi di mana para penggunanya bisa berbagi video musik dengan

durasi pendek yang mulai diperkenalkan sepetember 2016

3).Apakah menurut Bapak aplikasi tiktok dapat menunjang dalam proses belajar mengajar

Tentu dapat,tergantung bagaimana pemanfaatannya

4).Jika iya,seberapa efektifkah aplikasi tiktok dalam menunjang proses belajar mengajar

 Efektif Sebagaia media pemebelajaran


 Menunjang kratifitas siswa
 Siswa menjadi lebih aktif
 Efektif untuk tugas berdurasi pendek

5).Apakah siswa-siswa khususnya di kalangan SMA mampu memperoleh informasi dalam


persiapan masuk perguruan tinggi?
Informasi persiapan masuk perguruan tinggi dapat dari web sekolah, system informasi dan
menejemen sekolah atau informsasi berkesinambungan dari manajemen sekolah
6).Sebagai Pengawas SMA pada Dinas Dikpora Prov Bali seberapa besar mayoritas
penggunaan aplikasi tiktok khususnya bagi pelajar SMA?
Menurut saya penggunaan aplikasi tiktok khususnya di kalangan pelajar SMA sangat besar,
mengingat perkembangan teknologi serta kreatifitas yang dapat dilakukan oleh masyarakat
khususnya bagi pelajar SMA
7).Apakah Sekolah pernah bekerja sama melalui aplikasi tiktok dalam Persiapan Peserta
Didik Masuk Perguruan Tinggi
Dalam penggunaan aplikasi tiktok, pada umumnya sekolah melakukan kerja sama dalam hal
memberikan edukasi dan juga informasi khususnya pendaftaran peserta didik baru di
perguruan tinggi
8).Apa tanggapan Dinas Dikpora Bali terhadap penyimpangan dalam penggunaan aplikasi
tiktok
Penyimpangan dalam penggunaan aplikasi tiktok khususnya dalam persiapan peserta didik
masuk perguruan tinggi pasti ada, namun penyimpangan yang terjadi bukanlah suatu hal yang
cukup urgent mengingat dari fungsi aplikasi tiktok itu sendiri bukan hanya sebagai media
pembelajaran namun juga tergolong ke dalam media entertainment
9).Adakah wadah/tempat yang disediakan oleh sekolah terhadap content creator yang
memberikan edukasi mengenai manfaat tiktok?
Wadah/tempat yang diperuntukan content creator saat ini belum ada,namun dalam
pengaplikasiannya sekolah pernah melakasankan lomba tiktok dengan tujuan memberikan
edukasi kepada peserta didik
10).Bagaimana tangapan bapak mengenai pemanfaatan Aplikasi TikTok Dalam Persiapan
Peserta Didik Masuk Perguruan Tinggi
Tanggapan saya selaku Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Bali terhadap
pemanfaatan aplikasi tiktok dalam persiapan peserta didik masuk perguruan tinggi sangatlah
mendukung serta proaktif dalam pelaksanaanya.Hal tersebut mengingat dalam perkembangan
teknologi yang cukup pesat, pelajar SMA mampu memanfaatkan kondisi tersebut dengan
efektif serta dengan hal tersebut mereka dituntut untuk mempersiapkan pendidikan mereka ke
jenjang yang lebih tinggi yakni ke perguruan tinggi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak I Gusti Ngurah Rai S.Pd.,M.Pd selaku Pengawas

SMA Dinas Pendidikan Provinsi Bali, dapat disimpulkan bahwa aplikasi tiktok cukup

berperan dalam persiapan peserta didik masuk perguruan tinggi.Cara tersebut dibuktikan

dengan banyaknya penggunaan aplikasi tiktok di kalangan pelajar SMA serta melihat dari

manfaat aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran dan juga informasi.Namun tak sedikit

pula penyimpangan yang terjadi dari aplikasi tiktok tersebut mengingat fungsi lain dari

aplikasi tiktok itu sendiri.Pemerintah Provinsi Bali sangat mendukung jika kita para pelajar
mampu memanfaatkan aplikasi tiktok seefektif mungkin terutama dalam mempersiapkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi

4.2. Pembahasan Hasil Penilitian

Pembahasan hasil penelitian ini akan mengacu pada data-data yang ditemukan di lapangan, baik

melalui angket maupun wawancara

4.2.1. Pemanfaatan Aplikasi TikTok Dalam Persiapan Peserta Didik Masuk Perguruan

Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian berupa angket dan wawancara, sebagian besar responden merupakan

pengguna aktif aplikasi TikTok. Responden rata-rata menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam dalam

menggunakan aplikasi tiktok.Dalam pemberian informasi terutama seputran perguruan tinggi, tiktok

juga memudahkan para penggunanya.Sedangkan jika digunakan dalam media pembelajaran,terdapat

pro kontra antara efektif atau tidaknya penggunaan aplikasi tiktok itu sendiri.Jika berbicara mengenai

konten yang terkandung didalamnya, informasi yang didapat dari media aplikasi tiktok sangat berguna

untuk mencari perguruan tinggi.Hal ini didasarkan banyak universitas yang berlomba-lomba untuk

mempromosikan kampus mereka guna dikenal di kanca nasional. Tak sedikit pula content creator

yang membahas strategi atau persiapan peserta didik masuk perguruan tinggi.Hal inilah yang

mendasari efektifitas pemanfaatan aplikasi tiktok dalam persiapan peserta didik masuk perguruan

tinggi.Tanggapan responden adalah sebagai berikut :

Bagaimana tanggapan anda tentang pembelajaran dan sumber informasi seputar persiapan masuk

perguruan tinggi melalui media aplikasi tiktok ?

Respons : Sumber informasi terkait perguruan tinggi yang diberikan sangat lengkap, mudah

dimengerti, dan relavan dengan sistem penerimaan PTN sekarang. Tiktok juga membagikan video
singkat tentang materi tertentu yang sesuai dengan materi di sekolah yang sangat mudah dimengerti

karena terdapat animasi video dan disampaikan dengan interaktif (Bintang Aristia)

Bagaimana tanggapan anda tentang pembelajaran dan sumber informasi seputar persiapan masuk

perguruan tinggi melalui media aplikasi tiktok ?

Respons : Menurut saya aplikasi tiktok ini sangat bagus, kita bisa mendapatkan tips untuk belajar agar

lebih mudah dan juga informasi mengenai universitas. Selain itu juga aplikasi tiktok dapat

memberikan hiburan kepada kita (Steven Adrian)

Anda mungkin juga menyukai