43
44
semakin tinggi, pemilik juga merasa mesin yang digunakan saat itu belum cukup
untuk memenuhi tingkat pesanan tepat waktu, dan apabila ingin menambah mesin,
area lokasi pabrik tidak cukup untuk memenuhi standar yang ada. Masalah juga
bertambah ketika harga sewa tempat sangat tinggi sehingga mengurangi
keuntungan dari perusahaan. Untuk menghadapi masalah tersebut akhirnya
diputuskan untuk membangun pabrik yang baru dengan tanah dan bangunan
kepemilikan sendiri dan menekan biaya sewa juga membuat pemilik memutuskan
untuk memindahkan lokasi pabrik.
Setelah melakukan pembangunan pabrik pada tahun 2015-2016, semua
aktifitas pada kantor pusat dan produksi dipindahkan ke pabrik baru yang berlokasi
di Jl. Raya Cileungsi Setu, Kampung Pasirangin, Desa Pasirangin RT.001/RW. 004,
Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor – Jawa Barat. Dengan jumlah karyawan
23 orang (November 2017). Dengan luas area tanah 900 m2 dan luas bangunan 584
m2, yang terdiri dari ruang produksi, ruang kantor, gudang finish good dan ruang
packing.
PT. DRA Component Persada mengutamakan kualitas dan berkomitmen
menghadirkan produk bermutu bagi pelanggan dengan harga yang kompetitif
sehingga mampu disejajarkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Dalam proses
kegiatannya, PT. DRA Component Persada menggunakan sistem manajemen mutu,
yaitu ISO 9001:2008 untuk menjamin dan menjaga kesesuaian mutu proses produk
demi kepuasan pelanggan. Selain itu, PT. DRA Component Persada juga
mengutamakan keselamatan lingkungan dan umat manusia. Oleh karena itu, PT.
DRA Component Persada menerapkan RoHS Free pada produknya untuk menjaga
kelestarian lingkungan dan kelangsungan umat manusia.
4.1.1 Profil Perusahaan
PT. DRA Component Persada merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang Manufacturing Industrial Fastering Component yang
memproduksi berbagai macam jenis baut yang digunakan untuk aksesoris peralatan
elektronik dan otomotif. Seluruh produk dan dirancang sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan pengakuan internasional dengan sertifikat mutu ISO
9001:2008.
Adapun profil usaha lebih rinci sebagai berikut:
45
Direktur
General Manager
Staff ISO Staff QC Staff Procement Staff Purchasing Staff Marketing Leader Produksi Staff PPIC Staff Personalia Staff ACC & Fin
Departement Operator
Office Boy
Produksi Driver Packing
Mulai
Purcahse Order
Membuat Purchase
Order
Membuat Form
Permintaan
Pembeliaan
Purchase Order
Sales
Confirmed
Form Permintaan
Pembelian
Sales Confirmed
Surat Jalan
Purchase Order
Surat Jalan ditunjukan kepada Invoice
supplier terpilih
Invoice
Invoice Pengiriman
Mengecek Barang
Incoming Material
Barang Masuk
Report
pada Form
Incoming
Material
Selesei
Incoming Material
56
dengan baik, maka diperlukan suatu bagian khusus yang tepat dan dapat mengatur
semua kegiatan tersebut yaitu Departmen Marketing sehingga dapat menghasilkan
kontribusi yang sangat berarti bagi peningkatan keuntungan (profit) perusahaan.
Departmen Marketing adalah salah satu komponen utama dari keberlangsungan
hidup perusahaan yang bertugas untuk mencari konsumen sebanyak mungkin dan
menjaga hubungan baik dengan konsumen yang ada serta merencanakan
penjadwalan yang berhubungan dengan penjualan sehingga produk tersebut sampai
ke tangan konsumen dengan tepat waktu.
Begitu pula dengan PT. DRA Component Persada, salah satu strategi untuk
mendapatkan keuntungan yang besar adalah dengan cara mengontrol segala laporan
informasi proses bisnis setiap Departmen untuk dijadikan bahan evaluasi
perusahaan ke depannya. Salah satu laporan tersebut adalah dari Departmen
Marketing mengenai target penjualan produk. Sehingga ketika ada pesanan dari
konsumen dapat langsung diproses sampai menjadi sebuah produk untuk memenuhi
kebutuhan mereka dan meminimalkan biaya Manufacture agar mencapai laba
maksimal.
PT. DRA Component Persada memiliki suatu tim yang khusus mengatur
penjualan produk di perusahaan, yaitu Departmen Sales atau Departemen
Marketing. Adapun tugas dan wewenang Departmen Marketing pada PT. DRA
Component Persada, yaitu:
1. Menganalisa dan mencatat semua data mengenai informasi konsumen
2. Mencari order untuk produksi agar tetap menjaga keberlangsungan hidup
perusahaan
3. Mencatat dan mempromosikan barang yang akan dijual
4. Merencanakan dan mencatat seluruh jadwal yang berhubungan dengan
pengiriman barang yang telah disepakati dengan konsumen.
5. Membangun dan menjaga relasi dengan mitra kerja
6. Membuat dan merencanakan laporan target penjualan
Proses penjualan pada PT. DRA Component Persada, meliputi langkah-
langkah berikut:
1. Menerima form Purchase Order dan Drawing Product
58
Form Purchase
Melakukan
Mulai Order
Drawing
Form Purchase Ya
Tidak Membuat Sale
Order
Confim
Memberikan
Informasi Sales
Drawing
Order & Drawing
Sale
Confirmation
Barang
diproduksi
Laporan Final
Inspection
Delivery Order
Invoice
Selesei Pengiriman
1. Proses Heading
Proses Heading merupakan tahap pertama yang berlangsung pada PT.
DRA Component Persada. Pada tahap produksi ini raw material yang
berupa kawat baja akan dimasukan pada mesin. Lalu kawat baja tersebut
akan terpotong sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati. Saat proses
pemotongan mesin, sekaligus melakukan proses pembentukan produk
sepeti kepala baut. Jadi barang yang dihasilkan dari proses ini berbentuk
produk polos sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati.
2. Proses Trimming
Proses Trimming akan dilakukan apabila ada permintaan dari konsumen.
Produk yang telah melewati proses heading akan masuk ke proses ini. Pada
proses ini kepala produk yang sebelumnya berbentuk bundar akan menjadi
berbentuk sudut heksagoal.
3. Proses Rolling
Tahap produksi selanjutnya yakni proses rolling. Sesuai dengan namanya,
proses rolling merupakan proses pembentukan alir pada produk. Arah alir
produk ada dua yakni alir dengan drat arah ke kiri dan alir dengan drat arah
ke kanan.
4. Proses Cutting
Proses produksi yang berlangsung terakhir pada PT. DRA Component
Persada yaitu proses cutting. Proses cutting merupakan proses pemotongan
ujung screw sehingga screw menjadi tajam. Proses ini dilakukan sesuai
permintaan dari konsumen.
PT. DRA Component Persada juga membutuhkan sub-contractor yang
bertugas dalam menjalakan proses produksi yang tidak berlangsung pada PT. DRA
Component Persada. Hal itu dikarenakan pada PT. DRA tidak memiliki mesin
untuk menjalankan proses tersebut. Proses produksi yang dimaksud ialah proses
heat treatment dan proses platting. Berikut merupakan penjelasan lebih rinci dari
proses produksi yang berlangsung diluar PT. DRA Componet Persada:
1. Proses Heat Treatment
Pada proses ini barang yang sudah melewati seluruh proses produksi yang
ada pada PT. DRA akan dibakar pada suhu yang tinggi. Pembakaran ini
64
Form Purchase
Melakukan
Mulai Order
Drawing
Form Purchase Ya
Tidak Membuat Sale
Order
Confim
Memberikan
Informasi Sales
Drawing
Order & Drawing
Sale
Confirmation
Barang
diproduksi
Laporan Final
Inspection
Delivery Order
Invoice
Selesei Pengiriman
Produk salah satu bentuk bahan jadi yang telah diproses secara menyeluruh
untuk dijadikan sebagai nilai jual dari suatu perusahaan/ penjualan. Produk juda
dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar
agar diperhatikan, dimiliki dan dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. Di bawah ini pada Gambar 12 menjelaskan
berbagai tahap untuk pembuatan produk pada PT. DRA Component Persada:
1. Memproduksi barang dimulai dari Departmen Marketing memberikan
Sales Order untuk memesan barang atau order produk kepada
Departmen Manufacture karena PT. DRA Component Persada
menggunakan sistem Job Order.
2. Proses produksi dilakukan menggunakan mesin dengan jumlah produk
yang banyak. Proses pertama yang dilakukan adalah Heading.
3. Setelah melalui Heading dibagian kepala baut, proses produksi yang
kedua adalah Trimming. Proses yang kedua disesuaikan dengan
permintaan Customer jika tidak ingin melewati proses Trimming
langsung dilanjutkan proses ke tiga.
4. Proses produksi yang ke tiga adalah Rolling, dimana pembuatan alir
pada produk.
5. Proses selanjutnya adalah Cutting, ini proses yang terakhir yang ada di
pabrik PT. DRA Component Persada.
6. Proses selanjutnya PT. DRA membutuhkan bantuan dari supplier
karena PT. DRA tidak mempunyai mesinnya. Proses selanjutnya juga
tergantung permintaan produk yg dipesan Customer. Proses ini bernama
Heat Treatment.
7. Proses terakhir pada Sub-Contractor adalah Platting
Jika semua proses produksi sudah dilakukan sesuai dengan permintaan
Customer, maka produk kembali lagi ke pabrik PT. DRA dan menyerahkan Lapran
Final Inspection kepada Departmen Marketing. Kemudian Departmen Marketing
membuat Delivery Order dan Invoice yang akan diberikan bersama saat pengiriman
barang ke customer.
67
4.4 Desain
Mulai 1
Purchase
Order
Manufacturing
Sales Order Vendor Bills
Order
Receive Ya
Product
Create Workshop
2
2
1
Pengambilan
Bahan Baku
Customer Invoice
Work Order
Drop
Shipping
Selesei Proses
Produksi
Payment/ Receive
Money
Selesei
alur proses bisnis yang sudah dianalisan oleh penulis. Hasil analisa ini akan
diimplementasikan pada tahap selanjutnya.
Jika dilihat dari Flowchart analisis tahap dua dan Flowchart analisis tahap
tiga memiliki perbedaan yang signifikan. Pada tahap dua mejelaskan alur proses
bisnis sesuai dengan departement masing-masing secara terputus. Flowchart proses
bisnis per departemen ditahap analisis juga masih manual menggunakan kertas dan
menggunakan tanda tangan manual, hal tersebut tidak efektif jika saja kertas
tersebut hilang atau seseorang yang bersangkutan tidak bisa mendatangani.
Kemudian di tahap tiga terlihat dari setiap departemen saling berkaitan dan terlihat
simple berbasis komputer dengan semua dokumen digital. Dengan mengadopsi
ERP, PT. DRA Component Persada menjadi lebih mudah untuk menjalankan
proses bisnis.
Setelah membuat gambar Flowchart proses bisnis manufacturing pada PT.
DRA Component persada, dibawah ini akan menjelaskan narasi dan penjelasan
bagaimana alur tersebut berjalan, berikut narasinya:
1. Proses bisnis manufacture dimulai dari modul Sales. PT. DRA
menggunakan sistem Job Order maka permintaan dari customer untuk
memproduksi barang dimulai dari Sales Order.
2. Setelah Sales Order dipindahkan ke modul Manufacturing, dibuatlah
Manufacturing Order kemudian tim produksi harus mengecek keterdiaan
bahan baku dari produk yang dipesan customer, jika available makan proses
produksi akan lanjut dan jika not available maka produksi tidak lanjut tapi
membeli bahan baku terlebih dahulu di modul purchase.
3. Jika barang bahan baku tidak ada di pabrik atau tidak tersedia maka terjadi
proses bisnis pembeliian bahan baku. Dimulai dari purchase order
memesan bahan baku yang dibutuhkan. Kemudian confirm order ke vendor
yang di tuju lalu barang pesanan datang sesuai tanggal yang tertera di PO.
Terakhir pembayar pembelian bahan baku dilakukan oleh modul
Accounting, vendor bills dan payment. Setelah barang sudah tersedia baru
dapat di mulai kembali proses produksinya.
69
4.5 Implementasi
Pada tahap implementasi penulis langsung menjalankan pada sistem
informasi Odoo. Menjalankan sesuai dengan desain yang sudah digambar dan
dianalisis. Pada tahap ini juga terbagi menjadi dua bagian yang pertama, setup
masterdata sesuai dengan modul dan departemen yang akan digunakan dilanjutkan
71
dengan setting setiap departemen. Kedua yaitu transaksi, transaksi akan berjalan
sesuai dengan proses bisnis pada divisi yang berbeda tapi saling keterkaitan.
4.5.1 Setup Masterdata
Proses bisnis manufature membutuhkan lima modul modul untuk
menjalankan proses bisnis. Masterdata akan disesuaikan pada kebutuhkan modul
kemudian setting permodul sesuai dengan kondisi yang sudah berjalan pada PT.
DRA Component Persada. Hanya tiga modul yang diharuskan untuk setup
masterdata, masterdara dalam bentuk document excel dapat dilihat pada lampiran.
1. Modul Accounting
pemasok dilakukan dengan hati-hati karena pemasok dapat memiliki dampak yang
sangat positif atau yang sangat merugikan pada kinerja keseluruhan perusahaan.
Maka dari itu, PT DRA Component Persada harus mempunyai hubungan yang baik
dengan pemasok.
2. Modul Inventory
3. Modul Manufacture
Work Center. Routing akan digunakan pada suatu Bills of Material yang berisi
definisi komponen bahan mentah produk jadi.
3) Costing method: Set a fixed cost price on each product (gunakan nilai
cost price tetap)
4) Calls for Tenders : Purchase propositions trigger darft purchase
orders to a single supplier (permintaan pembelian langsung
membentuk PO tanpa bindding)
5) Vendor Price: Manage vendor price on the product form (tidak
menggunakan price list per vendor
6) Warning : All the product and the customer can be used in pruchase
orders (tidak ada warning apapun)
Sumber: Odoo-localhost:8069/
Pada halaman ini contohnya membuat perintah produksi untuk
memproduksi 1 Pcs [B1-M] Bolt M6x15 :
a. Product: Pilih nama produk yang ingin dibuat
b. Product Quatity: Isi jumlah produk jadi yang akan diproduksi
c. Deadline Start: Diisi dengan tanggal rencana produksi
d. Bil Of Material: terpilih otomatis nama BoM untuk produk jadi yaitu [B1-
M] Bolt M6x15
e. Routing: Otomatis terpilih jalur produksi yang didefinisikan pada BoM
f. Resposible: Dipilih nama user yang bertanggung jawab terhadap proses
produksi ini sesuai dengan login
Pada tab Miscellanous:
a. Consumed Materials Location: dipilih nama lokasi bahan baku misalnya
PT.D/Stock
b. Finished Goods Product Location: Dipilih nama lokasi produk jadi ketika
MO selesei misalnya Finished Goods
stock, karena akan mempengaruhi proses produksi. Jika pun tidak ada stock setelah
pengecekan availability maka departemen Procurement akan membelinya.
diseleseikan maka MO tersebut secara otomatis akan selesei (Done) dan akan
dihasilkan produk jadi sejumlah yang diminta pada MO. Proses produksi ini bisa di
pause di ingin diberhentikan sementara kemudian dilanjutkan kembali, dan setelah
proses produksi selesei status nya adalah Finised. Daftar Work Order ini sesuai
dengan urutan yang sudah didefinisikan pada Routing yang terkait dengan BoM
yang terdapat pada MO. Dalam contoh kasus ini terdapat Work Center Heading,
Trimming, Rolling, Cutting, Heat Treatment, Platting.
5. Selesei Proses Produksi
Beberapa hari kemudian barang yang diproduksi pun telah selesei. Bagian
produksi melakukan quality control terhadap barang hasil produksi tersebut.
Setelah semua Work Order bersetatus Finished, maka pada MO muncul tombol
Post Inventory lagi untuk mencatatat quantity produk jadi.
2. Inventory Management
Inventory Management bertujuan untuk memenuhi permintaan customer
dan untuk memfasilitasi proses produksi. Bentuk dari inventory itu sendiri beragam,
seperti persediaan alat-alat kantor, persediaan barang jadi dan lain-lain. Sedangkan
makna manajemen itu sendiri adalah sistem pengelolaan sehingga sesuatu tersebut
bisa benar-benar efektif. Pada penelitian perancangan proses bisnis manufacture ini
mempunyai tiga gudang yang pertama gudang penempatan bahan baku, kedua
gudang barang dalam produk dan gudag barang jadi.
a. Jurnal persediaan bahan baku
Ketika bahan baku diterima artinya nilai saldo persediaan bahan baku
meningkat melakukan perhitungan fisik dan membandingkan dengan
Purchase Order.
(Db) Persedian Bahan Baku
(Cr) Utang dagang
Bahan baku masuk ke gudang WH/ Stock
(Db) Persediaan Bahan Baku
(Cr) Stock Interim
Akun Stock interim adalah akun sementara yang akan masuk ke gudang
raw material. Akun stock interim menjadi akun yang diakui ketika
barang sampai dan akan dieliminasi ketika sudah ada invoice.
Bahan baku pindah ke produksi dalam Gudang Virtual Location/
Production
(Db) Persediaan Barang Dalam Proses
(Cr) Persediaan Bahan Baku
Jurnal penyesuaian pada bahan baku mengalami kerusakan
(Db) Harga Pokok Penjualan
(Cr) Cadangan Bahan Baku
b. Jurnal persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi masuk ke gudang PT.D/ Stock
(Db) Persediaan Barang Jadi
(Cr) Pesedian Baraang Dalam Proses
Persediaan barang jadi dikrimin
99