Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN EKONOMI ISLAM

TENTANG PEMIKIRIAN EKONOMI INDONESIA MENURUT


SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA,DAWAM RAHARJO,A.M
SYAEFUDDIN

Kelompok 14

Disusun oleh :

Habib Ibnu Safiq 0505173100

Dwi Agustin 0505173112

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN ASURANSI SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2019/2020

0
KATA PENGANTAR

Syukur uhammadllah, segala puji dan syukur kehadirat allah SWT. Atas segala
hidayah,inayah, dan taufiqnya kepada kita agar terus dapat bermanfaat bagi manusia dibuka
bumi ini. Sholawat dan salam kepada rasulnya uhammad SAW, keluarganya, sahabat, tabi’in
para nabi dan rasul, syuhadah, syalihin, aulia, para ulama, dan seluruh umatnya, yang telah
berkipra terhadap agama islam sebagai pedoman yang mengatur kehidupan untuk
kemaslahatan dunia dan kemaslahatan akhirat.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… 2

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………………………... 3

1.1.Latar Belakang Masalah………………………………………………………………3


1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………………….3

BAB II: PEMBAHASAN…………………………………………………………………… 4
2.1.Pemikiran ekonomi menurut sjafruddin Prawiranegara………………………...... 4
2.2.Pemikiran ekonomi menurut Dawam Raharjo…………………………………….. 5
2.3.Pemikiran ekonomi menurut A.M saefuddin……………………………………… 7

BAB III: PENUTUP……………………………………………………………………… 10


3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pembahasan Sistem Ekonomi Islam telah banyak dilakukan para cendekiawan dan
ekonom, khususnya pemerhati ekonomi Islam. Namun/pembahasan yang dilakukan, terfokus
pada ekonomi Islam secara umum atau yang dihubungkan dengan sistem kapitalis dan
sosialis.

Beberapa pembahasan mengenai Sistem Ekonomi Islam yang dihubungkan dengan


ekonomi Indonesia, khususnya di saat terjadi krisis global dewasa ini, sebagaimana
dikemukakan Saefudin Noer bahwa "banyak negara saat ini melihat sistem ekonomi Islam
untuk dijadikan referensi untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi yang terjadi saat ini".
Hal serupa juga dikemukakan oleh Hendri Saparini bahwa krisis global merupakan
kesempatan untuk memunculkan sistem ekonomi Islam yang menawarkan sistem yang lebih
menjanjikan untuk mengobati atau menggantikan sistem yang ada

Meskipun Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, sistem ekonomi Islam


secara penuh sulit diterapkan, dan sistem ekonomi Pancasila yang dapat mencakup warga non
Islam lah yang kiranya dapat dikembangkan. Sistem ekonomi Islam berjalan dalam masyarakat-
masyarakat kecil di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, dalam
perekonomian yang sudah mengglobal dengan persaingan terbuka, bisnis Islam sering terpaksa
menerapkan praktik-praktik bisnis yang non Islami"

Menurut Syauqi Ahmad Dunya, dunia Islam kontemporer (saat ini) pada umumnya dari
ujung yang satu ke ujung yang lain masih berada dalam tahap kehidupan yang secara ekonomi
dapat disebut “terbelakang” atau masih menghadapi bahkan paling merasakan dampak terburuk
dari adanya problematika ekonomi dunia. Padahal secara faktual, sebenarnya mereka mempunyai
sejumlah alternatif yang sangat dinamis untuk menentukan sendiri suatu sistem ekonomi yang
representative (bersifat mewakili) bagi kondisi mereka. namun sayangnya tidak dimanfaatkan
atau mungkin belum digunakan oleh mereka.

1.2.Rumusan masalah

1. Pemikiran ekonomi menurut Sjafruddin Prawiranegara


2. Pemikiran ekonomi menurut Dawam Raharjo
3. Pemikiran ekonomi menurut A.M saefuddin

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sjafruddin Prawiranegara.

A.Biografi sjafruddin prawiranegara


Sjafruddin Prawiranegara lahir di Serang, Banten,28 Februari 1911.meninggal di Jakarta, 15
Februari 1989 pada umur 77 tahun.Beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan, Menteri,
Gubernur Bank Indonesia, Wakil Perdana Menteri dan pernah menjabat sebagai Ketua
(setingkat presiden) Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Ia menerima mandat
dari presiden Sukarno ketika pemerintahan Republik Indonesia yang kala itu beribu kota
di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda akibat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19
Desember 1948.Ia kemudian menjadi Perdana Menteri bagi kabinet tandingan Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra Tengah tahun 1958.

B.Pemikiran ekonomi Indonesia menurut sjafruddin prawiranegara


la dikenal sebagai tokoh pemikir ekonomi yang penting dalam sejarah Indonesia. Pada saat
Indonesia baru sebulan meraih kemerdekaannya dari penjajahan Belanda, Sjafruddin telah
mengemukakan pemikirannya kepada Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Republik
Indonesia M. Hatta (RI), agar negara yang masih jabang bayi ini mencetak uangnya sendiri
sebagai pengganti uang Jepang dan uang De Javasche Bank yang masih beredar di kalangan
masyarakat. Ide Sjafruddin tersebut cukup mengagetkan Hatta yang beranggapan bahwa RI
belum perlu mencetak uang sendiri. Namun, setelah mela_lui perdebatan hangat, akhirnya ide
Sjafruddin itu diterima oleh Hatta. Selanjutnya pada bulan Oktober 1946 diedarkanlah uang
yang dicetak oleh pemerintah RI bernama ORI (Oeang Republik Indonesia). Melihat
kenyataan di atas pantaslah kiranya bila Sjafruddin mendapatkan gelar sebagai Bapak ORI.
Kemudian pada saat Sjafruddin menjabat sebagai Menteri Keuangan, ia mengeluarkan
keputusan No. PU-1 dan PU-2 pada bulan Maret 1950, yang lebih terkenal dengan nama
Gunting Sjafruddin. Isi keputusan itu pertama: menggunting semua uang yang beredar di
masyarakat dan juga memindahkan rekening koran nasabah-nasabah yang ada di bank ke
sebuah rekening khusus yang dinamakan Pendaftaran Pinjaman Negara 3%, 1950. Kedua,
sisa guntingan uang dan rekening nasabah itu dianggap sebagai pinjaman negara yang
bunga_nya akan dibayar mulai bulan September 1951.

4
Tindakan Sjafruddin itu menggegerkan masyarakat, walaupun akhirnya diakui banyak
orang sebagai kebijaksanaan ekonomi yang tepat dalam usaha untuk mencegah inflasi dan
menyeragamkan peng_gunaan mata uang yang berlaku dalam masyarakat. Puncak pemikiran
ekonomi Sjafruddin muncul pada waktu menja_bat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).
Saat itu ia berpolemik dengan para pemikir ekonomi Indonesia lainnya, terutama Sumitro
Djojohadikusumo,mengenai strategi pembangunan ekonomi Indonesia.Sjafruddin
mengutarakan ide Swasembada Pangan, Indonesiasi, Menekan Inflasi dan Anggran
Berimbang. Sekalipun pemikiran Sjafruddin waktu itu dianggap kontraversial dan mendapat
banyak serangan, karena bertentangan dengan para pemikir lainnya, namun di kemudian hari
pemikiran Sjafruddin diakui sebagai ide yang cemerlang.Tidak heran bila pemikiran ekonomi
Sjafruddin lalu menjadi dasar-dasar sistem ekonomi Orde Baru. Dengan demikian
sesungguhnya sistem ekonomi Orde Baru bukan berasal dari Berkeley Mafia yang berada di
Bappenas, tetapi berasal dari hasil pemikiran ekletis dari Sjafruddin,Hatta dan Sumitro.Selain
dari pemikirannya mengenai strategi pembangunan ekonomi Indonesia, Sjafruddin juga
menghasilkan pemikiran mengenai sistem ekonomi Islam.
Sayang sekali beberapa pemikiran ekonomi Islam Sjafruddin keliru. Hal ini dapat kita
lihat dari pendapatnya bahwa bunga bank bukanlah riba dan usaha mendirikan bank Islam
adalah perbuatan yang sia-sia. Padahal kini sistem ekonomi Islam telah dijalankan orang dan
juga telah banyak didirikan bank Islam di seluruh dunia.Di Indonesia sendiri telah didirikan
bank Islam yang dinamakan Bank Muamalat Indonesia. Kekeliruan pemiki_ran Sjafruddin
tersebut dibahas pada bagian akhir skripsi ini,sekaligus dilakukan pula perbandingan
pemikiran ekonomi Sjafrud_din dengan pemikir ekonomi Islam Indonesia lainnya yakni
Ahmad M. Saefuddin.

2.2.Dawam Raharjo
A.Biografi Dawam Raharjo
Muhammad Dawam Raharjdo terkenal sebagai ekonom dan tokoh agama. Ia telah
banyak menulis buku-buku baik tentang ekonomi maupun tentang agama islam.  Dawam
pernah menjadi ketua dari ICMI se-Indonesia, pemimpin Jurnal Ilmu dan Kebudayaan
Ulumul Qur'an, dan ketua yayasan ELSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat.Selain itu,
Dawam juga dikenal sebagai seorang sosok multidimensi, karena ia adalah seorang ahli
ekonomi, pengusaha, budayawan, cendekiawan, juga aktifis LSM, pemikir islam dan juga
penafsir.
5
Dawam dilahirkan di solo,tepatnya pada tanggal 20 April 1942.Selama masa
kecilnya,ia banyak belajar mengenai ilmu-ilmu agama, seperti pendidikan agama bahasa
Arab,Tafsir,Fiqih,dan Hadis dan lainnya.

Beberapa karyanya yang terkenal adalah "Esai-esai Ekonomi Islam", "Intelektual,


Intelegensia, dan Perilaku Politik Bangsa", "Risalah Cendekiawan Muslim", "Perspektif
Deklarasi Makkah, Menuju Ekonomi Islam", "Masyarakat Madani, Kelas Menengah dan
Perubahan Sosial", "Ensiklopedia Al-Quran, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep
Kunci", "Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi", dan "Islam dan Transformasi Sosial
Budaya".

B.Pemikiran Ekonomi Indonesia menurut dawam raharjo


Menurut Dawam,sebagaimana dituangkan dalam buku Arsitektur Ekonomi Islam
(2015), ekonomi Islam saat ini masih dianggap terlalu berfokus pada wacana mengenai
keuangan dan perbankan dengan merek dagang syariah.Kehadiran keuangan syariah atau
bank syariah memang menjadi simbol kebangkitan ekonomi Islam.Pada abad ke-21, persepsi
mengenai kebangkitan ekonomi Islam bisa dibilang naik signifikan Hal itu dipicu minat dan
rasa ingin tahu yang besar di negara-negara Barat.Hanya saja, ada dilema dalam
perkembangan industri keuangan syariah.Di antaranya adalah kebutuhan modal, karena
sumber permodalan kebanyakan berasal dari modal asing atau non-Muslim.Selain itu, bank
syariah juga cenderung mengadopsi teknik perbankan konvensional,dan melonggarkan
prinsip dasar hukum syariah.
Ini dilakukan lantaran untuk berdaya saing, bank syariah harus melirik proyek-proyek
besar yang tinggi risiko.Untuk itu, sistem ekonomi Islam idealnya dikembangkan dengan
epistemologi ekonomi kelembagaan.Dengan epistemologi, konsep ekonomi Islam yang
operasional tidak lagi hanya terbatas di sektor keuangan.Alquran menggambarkan bahwa
lembaga riba harus digantikan dengan lembaga zakat dan tijarah.Sedangkan Hadis juga
mengatur adanya lembaga wakaf yang langsung berkaitan dengan sektor riil.
Menurut Dawam, zakat dan wakaf sebenarnya merupakan instrumen untuk
memecahkan masalah kemiskinan. Sayang, praktik ekonomi Islam masih terbatas pada sektor
keuangan, sehingga hakikat ekonomi islam sebagai ekonomi kelembagaan masih belum
tercapai. Selain mendorong pengembangan lembaga zakat dan wakaf, Dawam juga menilai
koperasi menjadi solusi yang cocok untuk mewujudkan misi ekonomi Islam.

6
Koperasi dianggap mampu memberantas kemiskinan dan membangun ekonomi
rakyat yang mandiri atas dasar swadaya.Bagi Dawam, wacana ekonomi Islam sangat
memungkinkan untuk terwujud di negara-negara demokrasi seperti Indonesia.
Dikembangkannya lembaga pengumpul zakat, infak, sedekah, dan wakaf dan koperasi bisa
menjadi modal penting menuju penguatan ekonomi Islam.

2.3.A.M SYAEFUDDIN
A.Biografi A.M Syaefuddin

 A.M. Saefuddin atau yang bernama lengkap Ahmad Muflih Saefuddin (lahir di Desa


Kudukeras, Cirebon, 8 Agustus 1940.Beliau adalah mantan  Menteri Negara Pangan dan
Holtikultura Republik IndonesiaBeliau juga adalah Tokoh Partai Persatuan Pembangunan .
A.M. Saefuddin juga dikenal sebagai sosok akademisi yang mengabdikan diri pada sejumlah
lembaga,seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Ibnu Khaldun serta,Universitas
Djuanda.

Sejak 1962 hingga 1995, Prof AM Saefuddin tercatat sebagai staf pengajar IPB.

Pada 1983-1986 ia dipercaya menjadi Rektor Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, dan sejak
2000 hingga sekarang dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Djuanda, Bogor.A.M.
Saefuddin merupakan sosok tokoh yang memiliki visi kuat perjuangan keislaman. Salah satu
andilnya adalah mengembangan budaya islamisasi sains dan kampus saat menjabat sebagai
Rektor UIKA Bogor, 1983-1986.

2.4.Pemikiran Ekonomi Indonesia Menurut A.M Syaefuddin

A.Buku yang berjudul: Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam.


Dalam buku ini diungkapkan bahwa pada awalnya ekonomi dan agama itu menyatu,
tidak terpisah. Sampai akhir tahun 1700-an di Barat pun ekonomi berkait dengan agama, ahli
ekonomi Eropa adalah pendeta dan ahli agama. Pada zaman pertengahan Eropa, ekonomi
skolastik dikembangkan oleh ahli gereja seperti Thomas Aquinas, Augustine dan lain-lain.
Bahkan Fisiokrat pada permulaan tahun 1700-an telah berpikir tentang tanah dan orang
berdasar kekristenan.Tapi dengan adanya revolusi industri dan produksi massal, ahli ekonomi
mereka mulai memisahkan kajian ekonominya dari keterandalan agamanya.

7
Kita mengenal keadaan seperti ini sebagai gejala awal revolusi menentang kekuasaan
gereja, dan merupakan awal dari kajian ekonomi yang menjauhkan diri dari pikiran ekonomi
skolastik.Sejak itu sejarah berjalan terus sampai pada keadaan di mana revolusi kajian
ekonomi yang menentang agama mulai mendingin. Para ekonomi kontemporer mulai
mencari-cari lagi sampai mereka menyadari kembali betapa pentingnya kajian kerangka aksi
ekonomi yang berkarakter religious, bermoral dan human. Ekonom Gunnar Myrdal dalam
bukunya "Asian Drama", menyusun kembali ilmu ekonomi yang berkait dengan nilai
kemanusiaan, baik perorangan, masyarakat maupun bangsa. Munculnya penampilan wajah
kajian ekonomi baru dengan pendekatan humanistik dari Eugene Lovell dalam bukunya yang
terkenal: "Humanomics."
Hadirnya pikiran baru dari E.F. Schumacher dalam terbitannya: "Small is Beautiful,
Economics as if People Mattered". Para ekonom ini telah menyadari sepenuhnya bahwa
meniadakan hubungan kajian ekonomi dengan nilai-nilai moral - humanis adalah suatu
kekeliruan yang besar dan tidak bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan manusia dan
alam semesta. Kesadaran ini tumbuh setelah semua bangsa menyaksikan sendiri hasil dari
modal pembangunan sosio-ekonomi yang berazaskan model liberal-kapitalistik dan teori
pertumbuhan neo-klasikal, maupun model marxist dan neomarxist, yang keduanya ini
mengutamakan kehidupan materialistic hedonisme. Hasil ini misalnya: kemiskinan di tengah
kemakmuran, konsumerisme, budaya permissive, dan rupa-rupa bentuk pop-hedonism, gaya
hidup yang sekuler dan sinkretis dan lainnya yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan
serta nilai agama. Tiap aliran pemikiran dan tiap agama memiliki pendekatan kajian ekonomi
masing-masing sebagaimana penampilannya yang tercermin pada tingkah laku atonomi
manusia pengikutnya.
Kajian ilmu ekonomi pada abad pemikiran dewasa ini nampaknya akan mengarah
kepada tidak hanya bertolak dari azas kapitalisme, dan azas marxisme, tetapi ada azas lain
yang lebih azali. Mungkinkah azas yang azali dari ilmu ekonomi ini kita temukan dari
sumber lain dan lebih terandalkan dalam menjaga keselamatan seluruh manusia dan alam
semesta? Yaitu asas
ekonomi yang memiliki nilai-nilai kebenaran (logik), kebaikan (etik) dan keindahan
(estetik)? Asas yang dapat membebaskan manusia dari kegelisahan karena ketidakpastian?
Yang sanggup mengangkat manusia dari aksi penindasan, penekanan, kemiskinan,
kemelaratan, dan segala bentuk keterbelakangan? Yang dapat meluruskan aksi ekonomi dari
karakter yang tidak manusiawi: ketidakadilan, kerakusan dan ketimpangan? Dan yang
sanggup berlaku universal, sepanjang zaman, dan di semua tempat, serta bagi semua bangsa?
8
Asas ekonomi yang secara historis empirik telah terbuktikan keunggulannya di muka bumi
ini? Dan yang tidak bebas atau tidak dapat membebaskan diri dari pengadilan nilai? Yaitu
nilai yang bersumber dari Pencipta Alam Semesta, dan bukan nilai yang dibuat manusia?
 
B.Buku yang berjudul: Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam.
Buku ini mengupas masalah riba di dalamnya dijelaskan bahwa Al-Qur'an surah al-
Baqarah ayat 275 s/d 280 telah membeberkan secara jelas dan tegas tentang hukum riba dan
bagaimana gambaran pelaku-pelaku riba. di dunia ini, serta siksaan yang akan mereka
peroleh pada hari kiamat nanti. Ayat-ayat sebelum ayat riba, telah dijelaskan oleh Allah
SWT.hukum sedekah, dan bagaimana sikap dan perilaku orang-orang yang selalu
bersedekah, menginfakkan harta bendanya semata-mata mengharapkan ridha Allah. Wajah
yang selalu senyum, hati yang ikhlas, jiwa yang suci penuh kasih sayang, adalah ciri khas
orang-orang selalu bersedekah yang diungkapkan dalam ayat-ayat tersebut.
Sebaliknya sebagai lawan dari sedekah, ayat-ayat berikutnya dibeberkan secara langsung
tentang praktek riba, dan pelaku-pelakunya dengan wajah yang sangat buruk hati yang gersang,
yang menimbulkan kejahatan di dalam masyarakat, kerusakan di muka bumi dan kebinasaan
terhadap hamba-hamba Allah.
Sedekah adalah suatu pemberian yang bertujuan kebaikan dan kesucian, didasarkan atas
rasa takaful penuh kebersamaan dan ta'awun saling tolong-menolong. Sedangkan riba adalah
kebakhilan dan kekotoran, yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mengindahkan
kepentingan orang lain. Sedekah adalah suatu pemberian tanpa mengharapkan imbalan,
sedangkan riba adalah pengembalian utang disertai dengan tambahan yang haram, yang diambil
dari hasil jerih lelah dan darah daging orang yang berpiutang. Dari jerih lelahnya, karena uang
tambahan yang diterima berasal dari keuntungan hasil usaha dan jerih lelahnya sendiri. Dan dari
darah dagingnya apabila ia tidak memperoleh keuntungan tetapi merugi, atau mungkin saja
pinjaman itu ia gunakan untuk nafkah hidup dirinya dan anak istrinya sehari-hari, bukan untuk
mencari keuntungan sedikit pun.
Tidak ada perkara yang paling buruk dan paling jelek di antara perkara Jahiliyah yang
telah diberantas oleh Islam melainkan perkara riba. Dan tidak ada ancaman yang paling keras
yang terkandung dalam berbagai ayat al-Qur'an, baik dari segi lafadz atau makna, yang tersurat
maupun yang tersirat, melainkan ancaman terhadap praktek riba.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah mempelajari uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:

1.Menurut sjafruddin prawiranegara


Sjafruddin telah mengemukakan pemikirannya kepada Presiden Sukarno dan Wakil
Presiden Republik Indonesia untuk uangnya sendiri sebagai pengganti uang Jepang dan uang
De Javasche Bank yang masih beredar di kalangan masyarakat. Ide Sjafruddin tersebut yang
lebih terkenal dengan nama Gunting Sjafruddin. Isi keputusan itu pertama: menggunting
semua uang yang beredar di masyarakat dan juga memindahkan rekening koran nasabah-
nasabah yang ada di bank ke sebuah rekening khusus yang dinamakan Pendaftaran Pinjaman
Negara 3%, 1950. Kedua, sisa guntingan uang dan rekening nasabah itu dianggap sebagai
pinjaman negara yang bunga_nya akan dibayar mulai bulan September 1951.kebijaksanaan
ekonomi yang tepat dalam usaha untuk mencegah inflasi dan menyeragamkan penggunaan
mata uang yang berlaku dalam masyarakat.Sayang sekali beberapa pemikiran ekonomi Islam
Sjafruddin keliru. Hal ini dapat kita lihat dari pendapatnya bahwa bunga bank bukanlah riba
dan usaha mendirikan bank Islam adalah perbuatan yang sia-sia.

2. Menurut Dawam,
ekonomi Islam saat ini masih dianggap terlalu berfokus pada wacana mengenai
keuangan dan perbankan dengan merek dagang syariah.Kehadiran keuangan syariah atau
bank syariah memang menjadi simbol kebangkitan ekonomi Islam. Ini dilakukan lantaran
untuk berdaya saing, bank syariah harus melirik proyek-proyek besar yang tinggi
risiko.Untuk itu, sistem ekonomi Islam idealnya dikembangkan dengan epistemologi
ekonomi kelembagaan.Dengan epistemologi, konsep ekonomi Islam yang operasional tidak
lagi hanya terbatas di sektor keuangan.Alquran menggambarkan bahwa lembaga riba harus
digantikan dengan lembaga zakat dan tijarah.Sedangkan Hadis juga mengatur adanya
lembaga wakaf yang langsung berkaitan dengan sektor riil. Menurut Dawam, zakat dan
wakaf sebenarnya merupakan instrumen untuk memecahkan masalah kemiskinan. Sayang,
praktik ekonomi Islam masih terbatas pada sektor keuangan, sehingga hakikat ekonomi islam
sebagai ekonomi kelembagaan masih belum tercapai. Selain mendorong pengembangan
10
lembaga zakat dan wakaf, Dawam juga menilai koperasi menjadi solusi yang cocok untuk
mewujudkan misi ekonomi Islam. Koperasi dianggap mampu memberantas kemiskinan dan
membangun ekonomi rakyat yang mandiri atas dasar swadaya.Bagi Dawam, wacana ekonomi
Islam sangat memungkinkan untuk terwujud di negara-negara demokrasi seperti Indonesia.
Dikembangkannya lembaga pengumpul zakat, infak, sedekah, dan wakaf dan koperasi bisa
menjadi modal penting menuju penguatan ekonomi Islam.

3. Menurut A.M. Saefuddin


nilai-nilai dasar sistem ekonomi Islam ada tiga, yang pertama yaitu nilai dasar
pemilikan; kedua, keseimbangan; dan ketiga, keadilan. Pertama, nilai dasar pemilikan terletak
pada memiliki kemanfaatannya dan bukan menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber
ekonomi. Pemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber yang menyangkut
kepentingan umum atau menjadi hajat hidup orang banyak. Kedua, nilai dasar keseimbangan
merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek tingkah laku ekonomi
muslim, misal kesederhanaan (moderation), berhemat (parsimony), dan menjauhi
pemborosan (extravagance). Ketiga, nilai dasar keadilan berarti kebijaksanaan
mengalokasikan sejumlah hasil tertentu dari kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak
mampu memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya menurut kekuatan pasar, yaitu
kebijaksanaan melalui zakat infak, sadakah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Basyir, Ahmad Azhar, Negara dan Pemerintahan dalam Islam, Yogyakarta: UII Pres, 2000.
Chapra, Umer, Islam dan Pembangunan Ekonomi, terj. Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Gema
Insani Press, 2000.
Nasution, Mustafa Edwin dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:
Kencana, 2006.
Syahbudi: “Pemikiran dan Gerakan Sistem Ekonomi Islam di Indonesia”, dalam Jurnal
Hermeneia Kajian Islam Interdisipliner, Vol.2 No. 2 April 2014.

12

Anda mungkin juga menyukai