Anda di halaman 1dari 35

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI

STMIK INDONESIA PADANG

USULAN TUGAS AKHIR


IDENTITAS PENGUSUL
NAMA : Debi Andika Saputra
NIM : 171100029
DOSEN PEMBIMBING I : Dr. Rusli Saputra, S.Kom., M.Kom.
DOSEN PEMBIMBING II : Yessy Prima Putri S.S., M.Hum.
BIDANG KEILMUAN : Database Administrator (DBA)
JUDUL TUGAS AKHIR
Sistem Informasi Pendaftaran Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI)
Pendakian Gunung Sumatera Barat
ABSTRAK

Abstrak – sistem informasi pendaftaran dirancang sebagai alat bantu untuk melakukan
pendaftaran pendakian gunung di Sumatera Barat. Sistem ini akan merekap data pendaki
yang melakukan pendakian agar pengelola dapat mengetahui data diri serta jumlah pendaki
secara akurat. Pembangunan sistem menerapkan metode prototype serta menggunakan
framework laravel dan MySQL sebagai basis datanya. Penelitian ini menghasilkan sebuah
sistem informasi pendaftaran yang dapat digunakan untuk melakukan pendaftaran
pendakian gunung berbasis website
Kata Kunci : Sistem Informasi, Pendaftaran, SIMAKSI, Prototype.

Paraf Pembimbing I: Paraf Pembimbig II


DAFTAR ISI

USULAN TUGAS AKHIR ............................................................................................... 1

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................. 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 4

1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 8

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 8

1.4 Perumusan Masalah ........................................................................................ 8

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8

1.7 Relevansi ......................................................................................................... 9

BAB II. Tinjauan Pustaka.............................................................................................. 10

2.1 Studi Sebelumnya ......................................................................................... 10

2.2 Konsep Sistem Informasi Pendaftaran Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi
(SIMAKSI) Pendakian Gunung Sumatera BaratError! Bookmark not
defined.

2.2.1 Sistem ..........................................................Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Sistem Informasi. .......................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 SDLC (System Development Life Cycle) .......Error! Bookmark not defined.

2.4 PHP (Hypertext Preprocessor) ......................Error! Bookmark not defined.

2.5 MySQL ..........................................................Error! Bookmark not defined.

2.6 Framework Laravel ....................................................................................... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 28

3.1. Tahapan Pelaksanaan Tugas Akhir ............................................................... 28

3.1.1. Bahan Penelitian ........................................................................................... 28

3.1.2. Peralatan Penelitian ...................................................................................... 29


3.1.3. Proses Penelitian .......................................................................................... 29

3.2. Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian ........................................................... 33

3.2.1 Subjek Penelitian .......................................................................................... 33

3.2.2 Objek Penelitian ........................................................................................... 33

3.2.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 34


BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumatra Barat terletak di pesisir barat di bagian tengah pulau Sumatra yang
terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk
oleh Bukit Barisan. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang setara
dengan 2,17% luas Indonesia(BPS Sumatera Barat, 2019). Buku yang diterbitkan
oleh Badan Pusat Statistik Sumatera Barat dengan judul “Sumatera Barat dalam
angka” yang di terbitkan pada tahun 2019, yaitu di Sumatera Barat terdapat 29
gunung yang tersebar dalam 7 kabupatan/kota, dapat dilihat pada Tabel 1.1. Gunung
tertinggi terletak pada Kabupaten Pasaman Barat yaitu Gunung Talamau dengan
ketinggian 2.913 MDPL (Meter di atas Permukaan Laut).
Table 1.1 daftar nama gunung di Sumatera Barat

Sumber: (BPS Sumatera Barat, 2019)


No Kabupaten Nama Gunung Tinggi(Meter)
1 Pasaman Ambun 2060
Tabin 2271
Sigapuak 729
Kelabu 700
Malenggang 1630
2 Agam Marapi 2891
Singgalang 2877
3 Padang Pariaman Tandikek 2438
4 Solok Talang 2572
5 Lima Puluh Kota Sago 2261
Bungsu 1253
Sanggul 1495
6 Pesisir Selatan Rasan 2039
Mande Rubiah 2430
Bujang Juaro 1377
Bukit Gadang 1960
7 Pasaman Barat Sicancang 198
Marando 230
Jawi-jawi 250
Terusan 175
Galanggang 20
Lanteur 425
Ranggasan 659
Leco 84
Sigantang 1573
Kelabu 2179
Malintang 1983
Pasaman 2190
Talamau 2913
Mendaki gunung merupakan suatu kegiatan outdoor yang banyak digemari
masyarakat, jumlah pendaki yang melakukan pendakian semakin bertambah dari
tahun ke tahun. Pada bulan agustus 2020 dikutip dari portal berita langgam.id
menuliskan “Sampai siang ini sudah lebih kurang 2.000 orang, diperkirakan sampai
nanti malam mencapai 3 ribu orang,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten
Solok, Nasripul Romika, Minggu (16/8/2020)”. Mendaki gunung menjadi favorit
karena menyajikan pemandangan indah landscape pengunungan yang memanjakan
mata. Di balik keindahan tersebut memiliki tingkat resiko berbahaya, sehingga setiap
pendaki harus membekali diri dengan persiapan fisik, mental, skill, kecerdasan, serta
peralatan yang memadai dibutuhkan oleh pendaki saat mengeksplore keindahan
pegunungan di Indonesia
Pada dasarnya bahaya dan tantangan yang akan dihadapi pendaki menjadi
barometer bagi pendaki tersebut untuk menguji kemampuan dan ketangkasannya di
alam bebas dan hutan belantara. Keberhasilan dan kesuksesan seorang pendaki
dalam menghadapi bahaya dan tantangan menjadi suatu kepuasan dan kebanggan
batin tersendiri dalam menguasai ego dan rasa takut dalam diri sendiri. Namun di
suatu sisi, tidak sedikit ditemukan pendaki yang tersesat bahkan sampai kehilangan
nyawa karena mengikuti ego dan ambisi yang berlebihannya.
Sumatera Barat mempunyai 6 gunung yang menjadi destinasi favorit bagi
pendaki, di antaranya Talang, Marapi, Singgalang, Talamau, Tandikek, dan Sago,
dari 6 gunung yang menjadi favorit tersebut, peneliti mengkerucutkan menjadi 3
gunung yang peneliti fokuskan dalam penulisan ini yaitu Gunung Talang, Gunung
Singgalang, dan Gunung Marapi.
Pengelola jalur pendakian belum memiliki media pendukung pendaftaran
pendakian secara daring yang memiliki fungsi seperti edukasi pendaki, pendataan
jumlah pendaki check in, check out, jalur yang dilewati, hingga batas maksimal
pendakian perhari. Sehingga tidak dapat melakukan monitoring terhadap pendaki
secara real time dan up to date. Permasalahan dalam pengelolaan kegiatan pendakian
dipaparkan juga oleh peneliti sebelumnya seperti, Cahyono (2020) mengatakan pada
Gunung Lawu permasalahan yang terjadi seperti pendaftaran masih dilakukan secara
manual, pemberitahuan mengenai jalur pendakian Gunung Lawu masih dilakukan
secara manual, pendaki yang berasal dari luar kota harus datang ke tempat
pendaftaran untuk mengetahui berapa banyak jumlah pendaki yang sedang
melakukan pendakian. Rejeki (2019) dalam penelitian berjudul “Sistem Informasi
Pendaftaran Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi ( SIMAKSI ) dan Pemantauan
Satwa Berbasis Web Study Kasus Pada Gunung Slamet” menyatakan di daerah
kawasan konservasi Perhutani Gunung Slamet (Jawa tengah) pada proses
pendaftaran SIMAKSI dan pengolahan data yang dilakukan oleh petugas pos-pos
pemantauaan masih manual dan belum terkomputerisasi, sehingga laporan dan data
yang disajikan kurang akurat dan membutuhkan waktu yang cukup lama, akibatnya
sering terjadi keterlambatan informasi. Minimnya informasi yang ada membuat
ketidaktahuan masyarakat dalam melakukan pendaftaran SIMAKSI dan aturan-
aturannya, sehingga keselamatan pengunjung terabaikan dan banyak flora fauna
rusak.
Dalam melakukan penelitian tugas akhir ini peneliti telah membuat beberapa
hipotesis mengenai judul penelitian yaitu:
1. Pendaftaran pendakian gunung di Sumatera Barat masih menggunakan
metode manual, yaitu pendaki melakukan pendaftaran langsung pada
posko pendakian serta data diri dari pendaki dituliskan dan disimpan
pada buku besar.
2. Gunung di Sumatera Barat telah memiliki akses jaringan pada setiap
posko pendakian.
3. Belum ada sistem pendaftaran pendakian secara daring yang digunakan
oleh pendaki ataupun posko pada gunung di Sumatera Barat.

Upaya untuk membuktikan hipotesis peneliti maka peneliti melakukan


pengumpulan data dengan cara penyebaran kuisioner. Peneliti membagi dua objek
penyebaran penilitan yaitu pendaki dan pengelola posko pendakian.
Kuisioner yang disebarkan kepada pendaki telah mendapatkan respon
sebanyak 27 orang responden serta kuisioner untuk pengelola posko pendakian
sebanyak 3 orang responden, kesimpulan yang didapatkan yaitu, pendaki dan
pengelola menyatakan bahwa pendaftaran yang dilakukan pendaki dengan cara
manual, manual yang dimaksud yaitu dengan cara datang langsung ke posko
pendakian dan mengisikan data diri dari anggota team ke dalam buku yang biasa
digunakan petugas untuk mengumpulkan data diri pendaki. Kesulitan yang banyak
dituangkan responden dalam kusioner yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pendaftaran lama, dengan demikia berdampak kepada antrian pendaki
yang sama-sama ingin melakukan pendaftaran. Pengelola juga mengeluhkan bahwa
kesulitan dalam melakukan pengecekan data diri pendaki, dikarenakan pegelola
harus melakukan pengecekan lembar per lembar pada buku yang digunakan untuk
menulis data diri pendaki. Pendakian juga menyatakan bahwa kesulitan dalam
mengetahui berapa jumlah pendaki yang melakukan pendakian setiap harinya, serta
pengelola posko juga tidak dapat melakukan pembatasan jumlah pendaki yang
melakukan pendakian setiap harinya dikarenakan ketidakakuratan jumlah pendaki
yang melakukan pendakian.
Dari beberapa permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan
suatu sistem pendaftaran pendakian secara daring yang akan memudahkan dalam
proses pendaftran dan pendataan pendakian gunung di Sumatera Barat, sistem
pendaftaran pendakian secara daring akan mempermudah pendaki dalam melakukan
pendaftaran, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran juga akan dapat
dipangkas dikarenakan pendaki tidak harus datang langsung ke posko pendakian
tetapi pendaki dapat melakukan pendaftaran dimana saja, hal tersebut juga akan
berdampak kepada pengurangan antrian yang menumpuk di posko pendakian. Selain
dari itu pengelola juga menyatakan keuntungan jika dibuatkan sistem pendaftaran
pendakian secara daring yaitu data diri pendaki akan dapat direkap pada sistem
sehingga sewaktu-waktu pengelola membutuhkan data diri pendaki pihak pengelola
tidak perlu lagi mencari halama per halam. Serta pengelola juga dapat menghitung
secara akurat berapa jumlah pendaki yang melakukan pendakian setip harinya dan
pengelola dapat menerapkan sistem batasan jumlah pendakian setiap harinya
Hasil survey juga diperoleh informasi mengenai fitur-fitur yang dibutuhkan
oleh pihak pendaki dan pengelola dalam melakukan pendaftaran pendakian seperti
pengisian data diri pendaki yang langsung di dalam sistem, hal ini sangat diperlukan
agar data diri pendaki terkumpul dalam satu sistem. Sistem ini diharapkan menjadi
sarana berbagi informasi antara pihak pengelola dan pendaki seperti informasi cuaca,
buka tutup jalur pendakian, kuota pendakian.
Setelah didapatkan kesimpulan dari penyebaran kuisioner yang telah
dilakukan peneliti, peneliti menyatakan bahwa sistem yang akan peneliti bangun
dibutuhkan oleh pihak pendaki dan pengelola posko pendakian, serta pendaki juga
berharap sistem yang akan pendaki buat dapat menjawab semua permasalahan yang
telah dikeluhkan oleh pihak pendaki maupun pengelola. Berdasarkan permasalahan
di atas, maka penulis ingin mengangkat masalah tersebut sebagai topik permasalahan
dan sebagai tugas akhir dengan judul “SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN
SURAT MASUK KAWASAN KONSERVASI (SIMAKSI) PENDAKIAN
GUNUNG SUMATERA BARAT”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang
terjadi, yaitu:
a. Sistem pendaftaran masih dilakukan secara manual
b. Kurangnya informasi mengenai jumlah pendaki yang melakukan
pendakian
c. Sulit dalam melakukan pencarian data pendaki yang sudah melakukan
check in dan check out
d. Tidak terdapatnya batasan jumlah pendaki setiap harinya

1.3 Batasan Masalah


Agar penulis terarah dan permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas serta
sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis merasa perlu membuat batasan-
batasan terhadap sistem yang diteliti. Adapun batasan-batasan yang dimaksud yaitu
Sistem informasi ini hanya membahas mengenai pendaftaran dan informasi
pendakian pada 3 gunung di Sumatera Barat, yaitu Gunung Talang, Gunung Marapi,
Gunung Singgalang.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah yang telah ditemukan di atas, dapat dirumuskan
yaitu bagaimana cara membuat sistem informasi pendaftasan SIMAKSI pendakian
gunung di Sumatera Barat dan menampilkan informasi seputar pendakian?

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan penulis mengadakan penelitian adalah
membangun sistem informasi pendaftaran SIMAKSI pendakian gunung di Sumatera
Barat dan menampilkan informasi seputar pendakian.

1.6 Manfaat Penelitian


Adapun yang menjadi manfaat penulis mengadakan penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Tersedianya Sistem Informasi pendaftaran SIMAKSI pendakian gunung
Sumatera Barat
b. Terbantunya pendaki dalam mencari informasi seputar pendakian.

1.7 Relevansi
Sistem Informasi pendaftaran SIMAKSI pendakian gunung Sumatera Barat
merupakan sistem yang akan mempermudah pendaki untuk melakukan pendaftaran
pendakian pada gunung di Sumatera Barat, serta sistem ini juga akan mempermudah
pengelalo dalam mengumpulkan data pendaki yang melakukan pendakan. Sistem
Informasi pendaftaran SIMAKSI pendakian gunung Sumatera Barat termasuk ke
dalam bagian sebagai “Data Base Administrator” karena peneliti akan bertanggung
jawab penuh atas penelitian, perencanaan dan merekomendasikan perangkat lunak
sesuai kebutuhan pendaki dan pengelola.
BAB II. Tinjauan Pustaka
2.1 Studi Sebelumnya
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengangkat beberapa penelitian
sebagai referensi dalam bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut penelitian
terdahulu beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang penulis lakukan pada Tabel
2.1:
Table 2.2 Studi Sebelumnya Terkait Tugas Akhir
No Tahun Judul Penelitian Nama Metode Hasil Peneltian
Penelitian Peneliti Penelitian
1 2020 Analisa Muhammad Metode Menghasilkan
Perancangan Syahid Proyotype sebuah aplikasi
Sistem Qadhafi, S. pendaftaran
Informasi Kom., B. daring di
Pendaftaran Tech, kawasan
Daring Adhitya TNKS
Pengunjung Di Ilham
Taman Ramdhani,
Nasional S.Kom.,
Kerinci Seblat M.Kom
(TNKS)
Berbasis Web
2 2019 Sistem Sri Rejeki Metode Sebuah sistem
Informasi Waterfall pendaftaran
Pendaftaran SIMAKSI dan
Surat Izin pemantauan
Masuk satwa pada
Kawasan gunung Slamet
Konservasi
(Simaksi) Dan
Pemantauan
Satwa Berbasis
Web Study
Kasus Pada
Gunung Slamet
3 2020 Implementasi Mahmud Metode Sistem
Sistem Cahyono, Sri Waterfall pendaftaran
Informasi Anardani pendakian
Pendaftaran daring pada
Daring gunung Lawu
Pendakian
Gunung Lawu
Berbasis Web
Mobile
Selain menjelaskan studi-studi sebelumnya, Penulis juga melakukan beberapa
perbandingan studi sebelumnya dengan penelitian yang Penulis lakukan yang dapat
dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini:
Table 2.3 perbandingan studi sebalumnya dengan tugas akhir
Penelitian Persamaan Perbedaan Kelebihan Kekurangan/
Keterbatasan
Studi Mengguakan Hanya Memiliki Masih lemah
sebelumnya metode berfokus fitur dalam segi
prototype kepada satu penunjuk keamanan
gunung sebagai lokasi posko sistem, harus
objek pendaftaran terkoneksi
penelitian jaringan
Tugas akhir Menjadikan 6 Dapat Tidak memiliki
gunung sebagai dijadikan fitur penunjuk
objek sebagai lokasi posko
penelitian media untuk pendaftaran,
berbagi harus terkoneksi
informasi internet
Studi Sistem Hanya Memiliki Harus
sebelumnya digunakan berfokus fitur terkoneksi ke
sebagai kepada satu pemantauan internet
pendaftaran gunung sebagai satwa yang
pendakian objek berada di
penelitian kawasan
pengelolaan
Tugas akhir Menjadikan 6 Dapat Harus
gunung sebagai dijadikan terkoneksi ke
objek sebagai internet
penelitian media untuk
berbagi
informasi
Studi sistem Menggunakan Hasil yang Harus
sebelumnya digunakan metode lebih terkoneksi ke
sebagai waterfall fleksibel internet
pendaftaran digunakan
pendakian pada mobile
Tugas akhir Menggunakan Mecakup 6 Harus
metode gunung terkoneksi ke
prototype sebagai ojek internet
penelitian
2.2 Konsep Sistem Informasi Pendaftaran Surat Izin Masuk Kawasan

Konservasi (SIMAKSI) Pendakian Gunung Sumatera Barat

2.2.1 Pengertian Sistem


Menurut Sutabri (2012: 3) sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang saling LENOW
terorganisasi, saling dapat, dan saling saling sama lain. Menurut MJ Alexander
dalam Wendi (2014: 2) system is "suatu kelompok dari elemen-elemen baik fisik
maupun bukan fisik yang menunjukkan suatu kumpulan saling berhubungan dan
dapat saling berhubungan menuju suatu tujuan. Jadi, dapat di simpulkan bahwa
sistem adalah sekelompok unsur yang erat satu kesatuan dengan yang lain, yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.2 Pengertian Informasi


Menurut Sutabri (2012: 22) informasi adalah data yang telah diklasifikasikan
atau diolah diintrepretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Ladjamudin dalam Alex fahrudin (2011: 36) informasi adalah data yang
telah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Jadi, dapat disangkal
bahwa informasi adalah data yang telah keluar, atau data yang memiliki arti. Untuk
dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: tepat
kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (ketepatan waktu) dan tepat
akurat atau akurat (akurat).Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak
dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah
(garbage).

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi


Menurut Sutabri (2012 38) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang
diperlukan oleh pihak luar tertentu juga. Menurut Loudon dalam Wendi (2014 2)
sistem informasi didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling
berhubungan mengunpulkan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang
pengambilan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi merupakan sistem yang tujuannya menghasilkan informasi
sehingga bermanfaat bagi penerimanya.

2.2.4 Pengertian SIMAKSI


SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) merupakan dokumen
bukti legalitas orang untuk melakukan aktivitas tertentu dalam kawasan onservasi.
Prosedur yang harus dilalui bagi setiap orang, baik warga negara Indonesia maupun
warga negara asing yang ingin memasuki kawasan konservasi, yaitu terlebih dahulu
harus mendapatkan izin masuk kawasan (SIMAKSI) dari pengelola kawasan
setempat. Hal ini berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Nomor : SK.192/IV-Set/HO/2006, tanggal 13 November 2006
tentang Izin Masuk Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman
Buru.(Rejeki, 2019)

2.3 Analisa dan Perancangan Sistem

2.3.1 Analisa Sistem

Analisa sistem adalah panguraian dari suatu sistem informasi yang utuh
kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan
dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. (Nugraha, 2014).
Analisis sistem merupakan sebah tahapan dalam pengembangan sistem yang
akan menghasilkan berbagai dokumen yang menyajikan rencana pekerjaan yang
akan dilaksanakan untuk mengembangkan sistem tersebut (Hanif Al Fatta, 2015).
Analisis sistem merupakan penguraian dari sistem informasi yang utuh
kedalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk mengindentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikannya. Ada beberapa langkah dasar dari analisis sistem berikut ini:
a. Indentify, yaitu mengindentifikasi masalah.
b. Understand, yaitu memahami kerja sistem yang ada.
c. Analyze, yaitu menganalisa sistem.
d. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis. (Nugraha, 2014)
2.3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem mulanya diawali dengan menentukan segala keperluan


yang akan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh sistem, siapa yang mengambil
langkah dan bagaimana cara menyesuaikannya. Pada dasarnya perancangan sistem
bergerak dari input menuju ke output sistem, yang terdiri dari reports dan file untuk
memenuhi kebutuhan organisasi.
Perancangan sistem merupakan sebuah penentuan proses data yang
diperlukan oleh sistem baru, dan tahap-tahap dalam merancang sistem meliputi:
a. Menyiapkan perancangan sistem secara rinci. Analisis bekerjasama dengan
user dan mendokumentasikan rancangan sistem baru menggunakan peralatan
tertentu.
b. Mengindentifikasi alternatif konfigurasi sistem. Analisis harus
mengindetifikasi konfigurasi peralatan komputer yang memberi hasil sesuai
dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses.
c. Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem. Analisis bekerjasama dengan
manajer untuk mengevaluasi alternatif.
d. Memilih konfigurasi terbaik.
e. Menyiapkan usulan implementasi.
f. Menyiapkan usulan penerapan yang memberi ringkasan tugas-tugas
penerapan yang harus dilakukan dari dokumentasi perancangan.
g. Menyetujui dan menolak penerapan sistem. (Hanif Al Fatta, 2015)
2.4 Alat Bantu Pengembangan Sistem
2.4.1 Unifed Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar yang
dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat
lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan
juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem (Hendini, 2016).
Unified Modeling Language (UML) adalah standarisasi bahasa pemodelan
untuk membangun perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik
pemrograman berorientasi objek (Shalahuddin dan Rosa, 2013) (Aprianti & Maliha,
2016).
Alat bantu yang digunakan dalam perancangan berorientasi objek berbasiskan
UML adalah sebagai berikut:
a. Use Case Diagram
Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem
informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja
yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan
fungsi-fungsi tersebut.(M.Shalahuddin & Rosa A.S, 2015) Simbol Use Case Diagram
dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Table 2.4 Simbol-Simbol Use Case Diagram


No Simbol Deskripsi

1 Use Case Fungsionalitas yang disediakan sistem


sebagai unit-unit yang saling bertukar
Nama use pesan antar unit atau aktor; biasanya
case dinyatakan dengan menggunakan kata
kerja diawal frase nama use case

Aktor / actor Orang, proses, atau sistem lain yang


berinteraksi dengan sistem informasi
2 yang akan dibuat itu sendiri, jadi
walaupun simbol dari aktor adalah
gambar orang, tapi aktor belum tentu
merupakan orang; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda diawal frase
nama actor

3 Asosiasi / association Komunikasi antara aktor dan use case


yang berpatisipasi pada use case atau
use case memiliki interaksi dengan
actor
No Simbol Deskripsi

4 Ekstensi / extend Relasi use case tambahan ke sebuah use


case yang ditambahkan dapat berdiri
<<extende>> sendiri walau tanpa use case tambahan
itu; mirip dengan prinsip inheritance
pada pemograman berorientasi objek;
biasanya use case tambahan memiliki
nama depan yang sama dengan use
case yang ditambahkan.

5 Generalisasi / Hubungan generalisasi dan spesialisasi


generalization (umum-khusus) antara dua buah use
case dimana fungsi yang satu adalah
fungsi yang lebih umum dari lainnya.

6 Menggunakan / include / Include berarti use case yang


uses ditambahkan akan selalu dipanggil saat
use case tambahan dijalankan.

b. Class Diagram
Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model
desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang
menentukan perilaku sistem. Class Diagram juga menunjukkan atribut-atribut dan operasi-
operasi dari sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang
dikoneksikan. Class Diagram secara khas meliputi : Kelas (Class), Relasi Assosiations,
Generalitation dan Aggregation, attribut (Attributes), operasi (operation/method) dan
visibiloity, tingkat akses objek eksternal kepada suatu operasi atau attribut. (M.
Shalahuddin & Rosa A.S, 2015).
Simbol-simbol Class Diagram dapat dilihati pada Tabel 2.4:
Tabel 2. 4 Simbol-Simbol Class Diagram
No Simbol Deskripsi

1 Kelas Kelas pada struktur sistem


Nama_kelas

+atribut

+operasi()

2 Antarmuka / interface Sama dengan konsep interface


dalam pemograman
berorientasi objek
Nama_interface

3 Asosiasi / association Relasi antarkelas dengan


makna umum, asosiasi
biasanya juga disertai dengan
multiplicity

4 Asosiasi berarah / directed Relasi antarkelas dengan


association makna kelas yang satu
digunakan oleh kelas yang lain,
asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity

5 Generalisasi Relasi antarkelas dengan


makna generalisasi-spesialisasi
(umum ke khusus).

6 Kebergantungan / Relasi antarkelas dengan


dependency makna kebergantungan
antarkelas
No Simbol Deskripsi

7 Agregasi / aggregation Relasi antarkelas dengan


makna semua-bagian (whole-
part)

c. Sequence Diagram

Diagram Urutan Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use


case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan
diterima antar objek. Simbol-simbol yang digunakan dalam Sequence Diagram
terdapat dalam Tabel 2.5.

Tabel 2. 5 Simbol-Simbol Sequence Diagram


No Simbol Deskripsi
1 Aktor Orang, proses, atau sistem lain
yang berinteraksi dengan sistem
informasi yang akan dibuat itu
sendiri, jadi walaupun simbol dari
nama aktor adalah gambar orang tapi
aktor aktor belum tentu merupakan

Atau orang; biasanya dinyatakan


menggunakan kata benda diawal
nama aktor
frase nama actor
Tanpa waktu aktif
2 Garis hidup / lifeline Menyatakan objek yang
berinteraksi pesan
No Simbol Deskripsi
3 Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan
aktif dan berinteraksi, semua yang
terhubung dengan waktu aktif ini
adalah sebuah tahapan yang
dilakukan didalamnya, misal

1:login() 2:cekStatusLogi
n()

3:open()

Maka cekStatusLogin() dan open()


dilakukan didalam metode login()
aktor tidak memiliki waktu aktif
4 Pesan tipe create menyatakan suatu objek membuat
<<create>> objek yang lain, arah panah
mengarah pada objek yang dibuat

5 Pesan tipe call Menyatakan suatu objek


memanggil operasi/metode yang
ada pada objek lain atau dirinya
sendiri,
1:nama_metode
()

1:nama_metode()

Arah panah mengarah pada objek


yang memiliki operasi/metode,
karena ini memanggil
operasi/metode maka
operasi/metode yang dipanggil
No Simbol Deskripsi
harus ada pada diagram kelas
sesuai dengan kelas objek yang
berinteraksi

6 Pesan tipe send Menyatakan bahwa suatu objek

1:masukan mengirimkan
data/masukan/informasi ke objek
lainnya, arah penah mengarah
pada objek yang dikirimi

7 Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu objek


1:keluaran yang telah menjalankan suatu
operasi atau metode menghasilkan
suatu kembalian

8 Pesan tipe destroy Menyatakan suatu objek


<<destroy>> mengakhiri hidup objek yang lain,
arah panah mengarah pada objek
yang diakhiri, sebaiknya jika ada
create maka ada destroy

d. Activity Diagram
Diagram Aktivitas (Activity Diagram) menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Simbol-simbol yang
digunakan dalam activity Diagram dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2. 6 Simbol-Simbol Activity Diagram
No Simbol Deskripsi

1 Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah


diagram aktivitas memiliki sebuah
status awal
No Simbol Deskripsi

2 Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem,


aktivitas biasanya diawali dengan
aktivitas
kata kerja

3 Percabangan / decision Asosiasi percabangan dimana jika


ada pilihan aktivitas lebih dari satu

4 Penggabungan / join Asosiasi penggabungan dimana lebih


dari satu aktivitas digabungkan

5 Status akhir Status akhir yang dilakukan sistem,


sebuah diagram aktivitas memiliki
sebuah status akhir.

6 Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang


bertanggung jawab terhadap aktivitas
yang terjadi

2.5 SDLC (System Development Life Cycle)

System Development Life Cycle (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems
Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak,
adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang
digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk
pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk
mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana (planning),
analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan
pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari
berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini
membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem
informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni:
siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan
prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-
oriented system life cycle). Konsep SDLC mendasari model pengembangan perangkat
lunak lainnya. Model pengembangan perangkat lunak tersebut antara lain waterfall,
prototype, iterative, spiral, rapid application development (RAD) dan lainnya. Dalam
penelitian ini menggunakan model yaitu prototype.
Metode Prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang
menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap
sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Dari pengertian data prototype yaitu
dikarnakan penulis akan mudah merancang system yang diinginkan perusahaan dan dapat
diterima oleh user. Dibuatnya sebuah Prototyping bagi pengembang sistem bertujuan untuk
mengumpulkan informasi dari pengguna sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan
model prototype yang dikembangkan, sebab prototype menggambarkan versi awal dari
sistem untuk kelanjutan sistem sesungguhnya yang lebih besar.(Ramdhani, 2020)
Penelitian pengembangan sistem akan dilakukan dengan tahapan tahapan sebagai
berikut yaitu:
1. Mendeskripsikan kebutuhan user. Mengidentifikasi dan menganalisis setiap
permasalahan yang muncul untuk menghasilkan sebuah analisis penyelesaian
permasalahan, yaitu dengan mengumpulkan setiap kebutuhan yang diperlukan dan
menunjang terbentuknya penyelesaian permasalahan user. Sehingga dapat
membangun dan merancang system dengan baik.
2. Merancang Prototype. Penulis mencoba untuk membuat sebuah model penyelesaian
sebagai bahan pertimbangan dari kebutuhan yang ingin dicapai oleh user. Model
dapat dijadikan bentuk penyelesaian yang bisa dianalisis dan diperbaiki kembali
untuk mencapai keinginan user.
3. Menguji Prototype Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem yang telah dirancang
untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan baik dan benar,
sesuai kebutuhan pemakai.
4. Memperbaiki Prototype Jika terdapat bug atau error maka pada tahap ini penulis
melakukan perbaikan aplikasi rute pendakian gunung Merbabu berbasis android
sesuai dengan keinginan pemakai.
5. Mengembangkan Versi Produk Pada tahap ini penulis memberikan gambaran
bagaimana penggunaan dan pengembangan sistem tersebut kepada pemakai setelah
sistem tersebut disetujui.
2.6 PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan
pembuatan dan pengembangan sebuah web dan bias digunakan pada HTML (Randi V.
Palit. , Yaulie D.Y. Rindengan, ST., MM., MSc. , Arie S.M. Lumenta, ST., 2015). PHP
merupakan bahasa script yang ditampatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnyalah yang
dikirimkan ke client, tempat pemakai menggunkan browser. (Kadiry, 2008) ( Nurpianti, 2013).
Jadi dapat disimpulkan PHP merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor, dan
merupakan bahasa yang disertakan dalam dokumen HTML, sekaligus bekerja di sisi server
(server-side HTML-embedded scripting). Artinya sintaks dan perintah yang diberikan akan
sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa, sehingga
script-nya tak tampak disisi client.

2.7 MySQL

MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang


didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap
orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan
yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah
satu konsep utama dalam basis data sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).
SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan atau seleksi
dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah
secara otomatis. Keandalan suatu sistem basis data (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja
optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh pengguna
maupun program-program aplikasinya. Sebagai server basis data, MySQL dapat dikatakan
lebih unggul dibandingkan server basis data lainnya dalam query data (Ahfandi &
Kridalukmana, 2016).

2.8 Framework Laravel

Menurut (Luthfi, 2017), Laravel memberikan keterbaruan alat untuk berinteraksi


dengan database disebut dengan migration. Dengan migration, pengembang dapat dengan
mudah untuk melakukan modifikasi sebuah database pada sebuah platform secara
independen karena implementasi skema database direpresentasikan dalam sebuah class.
Migration dapat berjalan pada beberapa basis data yang telah didukung Laravel (MySQL,
PostgreSQL, MSSQL, dan SQLITE) dan untuk implementasi Active Record pada Laravel
disebut Eloquent yang menggunakan standard modern OOP. Laravel juga memberikan
sebuah Command Line Interface disebut dengan artisan dengan artisan, pengembang dapat
berinteraksi dengan aplikasi untuk sebuah aksi seperti migrations, testing, atau membuat
controller dan model. Selain itu, laravel juga memiliki Blade template engine yang
memberikan estetika dan kebersihan kode pada view secara parsial.
Menurut (Handika & Purbasari, 2018), ada 5 konsep arsitektur pada framework
laravel yang mempunyai masing-masing fungsi diantaranya:

Gambar 2.1 Alur Kerja MVC pada Laravel


Sumber : (Handika & Purbasari, 2018)

1. Routes: berfungsi sebagai pemberi akses pada setiap request sesuai alur yang
telah di tentukan. Didalam routes memiliki 4 instruksi standar, yakni:
a. Get : berfungsi untuk memanggil request.
b. Put : berfungsi untuk mengambil data sesuai request.
c. Post : berfungsi untuk menambahkan data sesuai request.
d. Delete : berfungsi untuk menghapus data sesuai request.
2. Controller: adalah bagian yang menjadi penghubung antara model dan view.
Controller memiliki perintah-perintah yang berfungsi untuk memproses
bagaimana data ditampilkan dari Model ke View atau sebaliknya.
Struktur controller pada penulisan kode program di laravel yakni:
a. Index : Berfungsi untuk menampilkan data keseluruhan.
b. Create : Berfungsi untuk memanggil form yang berisikan kolom inputan.
c. Store : Berfungsi untuk menyimpan data ke dalam table.
d. Show : Berfungsi untuk menampilkan data sesuai Id.
e. Edit : Memanggil data sesuai Id yang berisikan form inputan untuk proses
update.
f. Update: Berfungsi untuk mengupdate data pada table.
g. Delete : Berfungsi untuk menghapus data sesuai Id.
3. Model : merupakan sekumpulan data yang memiliki fungsi-fungsi untuk
mengelola suatu table pada sebuah database. Struktur pemodelan data pada
laravel yakni memiliki fungsi yang terdiri dari table, primarykey dan fillable.
Dimana ketiga fungsi tersebut harus di protected. Pada bagian table harus diisi
dengan nama table yang sesuai pada database, di bagian primarykey harus diisi
sesuai primary key pada table tersebut dan pada bagian fillable diisi dengan
bagian-bagian yang mencakup dalam table tersebut.
4. View : merupakan file yang berisi kode html (HyperText Markup Language)
yang berfungsi untuk menampilkan suatu data ke dalam browser. Format view
pada laravel harus menggunakan istilah blade, contohnya seperti:
view.blade.php.
5. Migrations : merupakan proses perancangan suatu table, dalam hal ini
migrations berfungsi sebagai blueprint database atau dapat diistilahkan sebagai
penyedia sistem kontrol untuk skema database.

2.7 Xampp

XAMPP adalah perangkat lunak open source yang mendukung banyak sistem
operasi. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost) terdiri atas
program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa ditulis dengan
bahasa pemrograman PHP dan Perl (Palit at all , 2015). Sedangkan menurut sidik(2014)
XAMPP merupakan paket server web PHP dan database MySQL yang paling populer di
kalangan pengembang web dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya
(Sidik, 2014).
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa XAMPP adalah
software aplikasi pengembang yang digunakan untuk pengembangan website berbasis PHP
dan juga sebagai server untuk lokal dalam pembuatan database dengan MySQL.

2.8 Visual Studio Code

Visual Studio Code adalah aplikasi yang digunakan untuk menuliskan kode atau
script web. Visual Studio Code memiliki nomor urut barisan kode program sehingga
memudahkan anda mencari baris kesalahan program.
Visual Studio Code adalah sebuah penyunting teks dan penyunting kode sumber
yang berjalan di sistem operasi Windows. Visual Studio Code menggunakan komponen
Scintilla untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber
berbagai bahasa pemrograman.

2.9 Dinas Pariwisata Sumatera Barat

Dinas Pariwisata Sumatera Barat dalam hal ini akan menjadi admin yang akan
menggelola sistem yang akan peneliti bagun secara penuh, sebagai pihak yang berwenang
dalam bagian kepariwisataan serta instansi yang menaungi Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) yang mengelola posko pendakian. POKDARWIS sendiri akan berperan
menjadi user pengelola dari sistem yang akan peneliti bangun. Struktur dari Dinas
Pariwisata Sumatera Barat dapat Dilihat Pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Sumbar


Sumber: dispora.sumbar.go.id
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan cara dan urutan kerja yang nantinya akan digunakan dalam
penelitian ini. Selain itu metodologi juga menentukan output yang diharapkan dari
masukan yang ada. Tujuan dari metodologi penelitian ini adalah agar proses yang ada
menjadi lebih teratur dan sistematis serta diharapkan akan mudah memantau
perkembangan dan tingkat keberhasilan dari tugas akhir yang dibuat.

3.1. Tahapan Pelaksanaan Tugas Akhir


3.1.1. Bahan Penelitian
Bahan penelitian ini menjelaskan tentang jenis dan sumber data yang dipakai
dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta dapat memberi gambaran secara
menyeluruh tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis
mengklasifikasikan data atas dua jenis yaitu:
a. Data kuantitatif yaitu data-data yang dapat diukur dalam skala numeric
(angka) yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti jumlah gunung
dan ketinggiannya.
b. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, gambar
serta tidak dapat diukur dalam skala numeric, misalnya keterangan yang
diperoleh dari hasil wawancara dan qusioner dengan responden serta
informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas, misalnya keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara dan
qusioner dengan responden serta informasi yang diperoleh dari pihak lain
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Sedangkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Data primer yaitu yang didapat langsung dari sumber penelitian merupakan
data yang dapat diyakini kebenarannya karena dilakukan langsung ke subjek
penelitian yang bersangkutan pada pekerjaan tersebut, dengan cara
menanyakan secara langsung permalahan yang dialami kepada pengelola jalur
pendakian
b. Data sekunder, untuk memperoleh data sekunder dalam menyempurnakan
penelitian ini dilakukan kajian pustaka dimana data-data dan informasi
diperoleh dari buku-buku, jurnal, website, laporan-laporan, buku panduan, dan
informasi lainnya yang bersifat ilmiah dan berhubungan dengan penelitian ini
dengan memperhatikan tingkat validitas dan reliabilitas data tersebut.

3.1.2. Peralatan Penelitian


Peralatan penelitian ini terdiri dari :.
a. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan pada penelitian saat ini adalah sebagai
berikut:
1) ASUS X441U dengan spesifikasi sebagai berikut :
a) Processor core i3-6006U, 2.0GHz
b) 1 TB HDD
c) RAM 4 GB DDR 4
2) WIFI
b. Perangkat Lunak (Software)
Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Sistem Operasi Windows 10
2) Xampp Server digunakan sebagai SQL Server
3) Web Browser: Google Crome, dan sejenisnya.
4) Visual Studio Code digunakan untuk pengkodean sistem

3.1.3. Proses Penelitian


Pada proses penelitian ini akan dijelaskan tentang teknik pengumpulan dan
analisis data, model pendekatan yang digunakan, dan metode pengembangan sistem.
1. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh penulis dalam melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi
sebagai bahan referensi utama dalam analisis dan perancangan sistem yang
berasal dari buku-buku, publikasi hasil penelitian, jurnal, bahan dari internet
baik berbentuk buku fisik, jurnal, paper serta tulisan di internet yang dapat
dipercaya dan kompeten. Landasan-landasan teori dicari untuk mendapatkan
informasi dan teori yang lebih mendalam lagi mengenai topik yang dibahas.
b. Pengamatan langsung di tempat penelitian (observasi)
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan atau peninjauan
langsung terhadap objek penelitian, yaitu pengumpulan, penelaahan dan
mengamati setiap aktivitas beserta data yang terkait dan relevan dengan
penelitian.
Analisis data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, baik data wawancara, pembagian kusioner yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan dilokasi penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar, foto dan sebagainya. Analisis data itu dilakukan sejak awal peneliti terjun
ke lokasi penelitian hingga akhir penelitian.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi
dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan peneliti. Penelitian ini Penulis
lakukan dengan cara mencari, membaca, mempelajari, serta memahami buku-buku,
jurnal atau yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini Penulis lakukan di
perpustakaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
Indonesia dan tempat lainnya yang tersedia, yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode SDLC (System Development Life
Cycle) dengan model prototype. Metode Prototype merupakan suatu metode dalam
pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program
dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Dari
pengertian data prototype yaitu dikarnakan penulis akan mudah merancang system yang
diinginkan perusahaan dan dapat diterima oleh user. Dibuatnya sebuah Prototyping bagi
pengembang sistem bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari pengguna sehingga
pengguna dapat berinteraksi dengan model prototype yang dikembangkan, sebab prototype
menggambarkan versi awal dari sistem untuk kelanjutan sistem sesungguhnya yang lebih
besar.(Ramdhani, 2020)
Gambar 3.1 tahapan Proses pengembangan prototype

sumber: Ramdhani (2020)


Penelitian pengembangan sistem akan dilakukan dengan tahapan tahapan sebagai
berikut yaitu:
a. Mendeskripsikan kebutuhan user. Mengidentifikasi dan menganalisis
setiap permasalahan yang muncul untuk menghasilkan sebuah analisis
penyelesaian permasalahan, yaitu dengan mengumpulkan setiap
kebutuhan yang diperlukan dan menunjang terbentuknya penyelesaian
permasalahan user. Sehingga dapat membangun dan merancang system
dengan baik.
b. Merancang prototype. Penulis mencoba untuk membuat sebuah model
penyelesaian sebagai bahan pertimbangan dari kebutuhan yang ingin
dicapai oleh user. Model dapat dijadikan bentuk penyelesaian yang bisa
dianalisis dan diperbaiki kembali untuk mencapai keinginan user.
c. Menguji prototype Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem yang telah
dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan
dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai.
d. Memperbaiki prototype Jika terdapat bug atau error maka pada tahap
ini penulis melakukan perbaikan sesuai dengan keinginan pemakai.
e. Mengembangkan versi produk pada tahap ini penulis memberikan
gambaran bagaimana penggunaan dan pengembangan sistem tersebut
kepada pemakai setelah sistem tersebut disetujui.
4. Analisis Sistem
Penelitian dilakukan dengan menganalisis proses pendaftaran pendakian
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada proses pendaftaran yang sedang
berjalan.
a. Studi Kelayakan
Menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan dengan
pembuatan Sistem Informasi Pendaftaran Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi
(SIMAKSI) Pendakian Gunung Sumatera Barat yang dapat mempermudah pendaki
dan pengelola dalam melakukan Pendaftaran dan juga memepermudah Pendaki
memperoleh informasi. Posko pendakian hanya mencatat pendaki yang melakukan
pendakian kedalam sebuah buku, yang mana jumlah pendaki yang melakukan
pendakian sangatlah banyak sehingga sistem pendaftaran SIMAKSI pendakian
gunung ini layak untuk di angkat.
b. Analisis Kebutuhan
Menganalisis proses manajemen yang sedang berjalan dan menentukan
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh sistem yang akan diusulkan.
Langkah-langkah analisis kebutuhan yang digunakan dalam penelitian ini.
1) Penyebaran kuisioner kepada pendaki dan pengelola
2) Observasi lapangan, penulis juga aktif dalam dunia pendakian sehingga
penulis memiliki penalaman pribadi dalam melakukan pendaftaran SIMAKSI
pendakian.
5. Desain Sistem
Mendesain sistem yang baru sesuai dengan masalah-masalah dalam tahap
analisa yang telah dilakukan sebelumnya kedalam bentuk rancangan sistem seperti
penggunaan model use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class
diagram.
a. Perancangan Konseptual
Merancang Sistem Informasi Pendaftaran SIMAKSI Pendakian
Gunung Sumatera Barat, menentukan data yang dibutuhkan dalam website.
b. Perancangan Fisik
Menentukan rancangan platform berupa perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan dalam Sistem Informasi Pendaftaran SIMAKSI
Pendakian Gunung Sumatera Barat.
c. Pemrograman dan pengujian
Aktivitas dalam pembuatan program atau sederetan instruksi dalam
pembuatan Sistem Informasi Pendaftaran SIMAKSI Pendakian Gunung
Sumatera Barat dan pengujian program dengan menggunakan laptop untuk
mengetahui apakah sistem yang dirancang telah sesuai atau masih terdapat
kesalahan.
6. Implementasi Sistem
Melakukan implementasi sistem dari Sistem Informasi Pendaftaran SIMAKSI
Pendakian Gunung Sumatera Barat yang telah dibuat.
7. Operasi dan Pemeliharaan
Pada langkah Operasi dan Pemeliharaan akan dilakukan secara berkala untuk
menjaga sistem bekerja secara stabil dan mengurangi trouble pada sistem.

3.2. Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian


3.2.1 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang menjadi fokus peneliti adalah
pendaki serta pengelola posko jalur pendakian, dimana subjek penelitian ini juga
akan dijadikan informasi oleh peneliti untuk mendapatkan data yang menunjang
penelitian. Dengan demikian peneliti mendapatkan informasi yang akan dijadikan
subjek penelitian. Subjek penelitian diharapkan ke depannya mampu membantu
memberikan pernyataannya sesuai dengan topik penelitian guna mendapatkan data
penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pendaftaran SIMAKSI pendakian


gunung Sumatera Barat. Tujuan dari pemilihan objek penelitian agar mempermudah
proses pendaftaran SIMAKSI pendakian gunung yang selama ini masih
menggunakan metode manual.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 3 gunung yang terdapat di Sumatera Barat yaitu,


Marapi, Talang, Singgalang.
DAFTAR PUSTAKA

Ahfandi, T. N., & Kridalukmana, R. (2016). Pengembangan Dan Implementasi Aplikasi


Pencarian Lokasi Pelanggan Dan Penjadwalan Teknisi PT . 4(2).

Aris, A., Anggara, R., & Zamzami, Z. A. (2016). Perancangan Sistem Informasi
Penerimaan Siswa Baru Berbasis Web Pada PKBM Bhakti Sejahtera. Cices, 2(1), 87–
98. https://doi.org/10.33050/cices.v2i1.215

Betha Sidik 2014.pdf. (n.d.).

BPS Sumatera Barat. (2019). PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM ANGKA.

Destiningrum, M., & Adrian, Q. J. (2017). Sistem Informasi Penjadwalan Dokter Berbassis
Web Dengan Menggunakan Framework Codeigniter (Studi Kasus: Rumah Sakit
Yukum Medical Centre). Jurnal Teknoinfo, 11(2), 30.
https://doi.org/10.33365/jti.v11i2.24

Handika, I. G., & Purbasari, A. (2018). Pemanfaatan Framework Laravel Dalam


Pembangunan Aplikasi E-Travel Berbasis Website. Konferensi Nasional Sistem
Informasi, 1329–1334.

K, O. T., Irfan, M., & Nurpianti, A. (2013). Pembuatan Aplikasi Anbiyapedia Ensiklopedi
Muslim Anak Berbasis Web. VII(1), 33–52.

Luthfi, F. (2017). Penggunaan Framework Laravel Dalam Rancang Bangun Modul Back-
End Artikel Website Bisnisbisnis.ID. JISKa, 2(1), 34–41.

Mahdiana, D. (2016). Pengadaan Barang Dengan Metodologi Berorientasi Obyek : Studi


Kasus Pt . Liga Indonesia. Jurnal TELEMATIKA, 3(2), 36–43.

Pratama, I. P. A. E. (2014). Sistem Informasi dan Implementasinya. Informatika Bandung.


Ramdhani, A. I. (2020). Analisa Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Online
Pengunjung Di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Berbasis Web. Journal
Informatics, Science & Technology, 10(Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah).
http://jurnal.stmik.banisaleh.ac.id/index.php/JIST/article/view/105

Randi V. Palit. , Yaulie D.Y. Rindengan, ST., MM., MSc. , Arie S.M. Lumenta, ST., M.
(2015). Rancangan Sistem Informasi Keuangan Gereja Berbasis Web Di Jemaat
GMIM Bukit Moria Malalayang. 4(7), 1–7.

Sitohang, H. T. (2018). Sistem Informasi Pengagendaan Surat Berbasis Web Pada


Pengadilan Tinggi Medan. Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 3 No 1
Maret 2018 e-ISSN 2541-3724, 3(1), 6–9.

Sutabri, T. (2015). Sistem Informasi Manajemen (Revisi). Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai