Anda di halaman 1dari 12

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI Volume 5 No 2 Agustus 2018

ANALISIS PENERAPAN KONSEP PENYEIMBANGAN LINI (LINE


BALANCING) DENGAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW)
PADA SISTEM PRODUKSI PENYAMAKAN KULIT DI PT. TONG
HONG TANNERY INDONESIA SERANG BANTEN
Andreas Tri Panudju 1), Bambang Setyo Panulisan 2), Euis Fajriati 3)
1), 2).
Departemen Teknik Industri, Universitas Bina Bangsa
Jl. Raya Serang -Jakarta Km 03 No. 1.B (Pakupatan), Kodepos: 42127
Ahmad.andreas@binabangsa.ac.id
3)
PT. Tong Hong Tannery Indonesia

ABSTRAK
PT. Tong Hong Tannery Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
penyamakan kulit asli yang berada di wilayah Banten. Adanya stasiun kerja yang sibuk dan waktu
menganggur, lalu waktu tunggu yang tinggi dan operator yang menganggur karena beban kerja yang
tidak teratur, maka konsep keseimbangan lini perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah stasiun kerja yang optimal. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif data, dengan teknik pengumpulan datanya adalah
dengan penelitian lapangan (field research), dan observasi. Berdasarkan perhitungan yang sudah
dilakukan dalam perhitungan ranked positional weight ini diketahui dalam proses penyamakan kulit
terdiri atas empat stasiun kerja. Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan dengan metode ranked
position weight (RPW) ini dapat diketahui kecepatan operasi terlambat adalah operasi C sebesar 6,42
menit sehingga dijadikan waktu siklus pada metode ini. Kemudian 1 lintasan dengan kapasitas
produksi sebesar 6502 unit per tahun. Hasil untuk efesiensi lini yaitu, 89,29% menyatakan bahwa rasio
dalam membuat rangkaian kegiatan perakitan dalam stasiun kerja memiliki persentase yang baik.
Kemudian hasil yang didapat pada balance delay menyatakan bahwa dalam mengatur kegiatan
perakitan pekerjaan di dalam stasiun kerja sebesar 10,71% tidak merata sedangkan dalam smoothness
index hasil yang didapat adalah 1,98 menit.

Kata kunci : Penyeimbangan lini, Ranked Position Weight (RPW)

ABSTRACT

PT. Tong Hong Tannery Indonesia is a company that specializes in the real leather tanning industry in
the Banten region. The existence of a busy work station and idle time, then high waiting times and
unemployed operators due to irregular workloads, the concept of line balance needs to be done to
achieve company goals. The purpose of this research is to determine the optimal number of work
stations. The research method used is qualitative data methods, with data collection techniques is by
field research, and observation. Based on calculations that have been made in the calculation of
ranked positional weight, it is known that the tanning process consists of four work stations. From the
results of calculations that have been carried out by the ranked position weight (RPW) method, it can
be seen that the late operating speed is operation C of 6.42 minutes so that it is used as a cycle time
in this method. Then 1 track with a production capacity of 6502 units per year. The results for line
efficiency are 89.29% stating that the ratio in making a series of assembly activities in a work station
has a good percentage. Then the results obtained in the balance delay state that in regulating the
assembly activities the work inside the work station is 10.71% uneven whereas in the smoothness
index the results obtained are 1.98 minutes.

Keywords: line balancing, Ranked Position Weight (RPW)

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.70-80
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

1. PENDAHULUAN era globalisasi, perusahaan harus menjaga


Keseimbangan lintasan berkaitan dengan kelancaran dalam proses produksi yang
bagaimana operasi yang ditunjuk pada stasiun merupakan salah satu bagian terpenting untuk
kerja dapat dioptimalkan melalui mencapai tujuan perusahaan.
penyeimbangan kegiatan yang ditugaskan Perencanaan produksi sangat memegang
selama stasiun kerja berjalan. Waktu yang peranan penting dalam membuat penjadwalan
diizinkan untuk menyelesaikan elemen produksi terutama dalam pengaturan operasi
pekerjaan itu ditentukan oleh kecepatan atau penugasan kerja yang harus dilakukan.
lintasan produksi. Jika pengaturan dan perencanaan yang
PT. Tong Hong Tannery Indonesia dilakukan kurang tepat maka akan dapat
merupakan perusahaan yang bergerak dalam mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan
bidang industri kulit yang merupakan satu- produksi mempunyai kecepatan produksi yang
satunya perusahaan penyamakan kulit asli berbeda. Hal ini mengakibatkan lintasan
yang berada di wilayah Banten. Dalam produksi menjadi tidak efisien karena terjadi
melakukan kegiatan produksi bersifat job penumpukan material di antara stasiun kerja
order (pesanan). Untuk menjawab tantangan yang tidak berimbang kecepatan produksinya.

Gambar 1 Sumber : PT. Tong Hong Tannery Indonesia, Serang Banten

Dari keterangan tabel dan gambar di atas waktu siklus kerja pada beberapa stasiun
bahwasannya secara khusus suatu lintasan kerja di PT. Tong Hong Tannery
yang tidak seimbang dapat dilihat dari adanya Indonesia.
stasiun kerja yang sibuk dan waktu 2. Tidak adanya efisiensi kinerja operator
menganggur yang mencolok, adanya produk dibeberapa stasiun kerja di PT. Tong Hong
setengah jadi pada beberapa stasiun kerja, Tannery Indonesia.
waktu tunggu yang tinggi dan operator yang 3. Terdapat adanya penumpukan barang
menganggur karena beban kerja yang tidak setengah jadi (work in process) pada
teratur, adanya kombinasi penugasan kerja beberapa stasiun kerja di PT. Tong Hong
terhadap operator atau grup operator yang Tannery Indonesia.
menempati stasiun kerja tertentu juga Berdasarkan identifikasi masalah diatas
merupakan masalah keseimbangan lintasan maka dalam penelitian ini penulis akan
produksi, sebab penugasan elemen kerja yang memfokuskan masalah yang terfokus pada
berbeda akan menimbulkan perbedaan dalam masalah yang menyangkut pada proses
jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi keseimbangan lintasan produksi penyamakan
jumlah pekerjaan yang dibutuhkan untuk kulit di PT. Tong Hong Tannery Indonesia.
menghasilkan keluaran produksi tertentu 1. Hambatan yang dihadapi dalam proses
dalam lintasan tersebut. waktu pelaksanaan produk dari setiap
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas elemen pekerjaan dari suatu lini
maka, identifikasi masalah dari penelitian ini produksi.
adalah sebagai berikut: 2. Perbaikan performasi operator
1. Ketidakseimbangan lintasan produksi yang dibeberapa stasiun kerja.
terjadi akibat tidak adanya pemerataan 3. Kendala penumpukan produk yang

70
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 70- 80 © 2018

terjadi di stastiun kerja akibat adanya pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang
perbedaan waktu siklus antar stasiun saling berkaitan dalam satu lintasan atau
kerja. lini produksi.
Kemudian dari focus tersebut disusun dalam Lini produksi adalah penempatan area-area
sub-fokus penelitian ini adalah: kerja dimana operasi-operasi diatur secara
1. Menetapkan periode pengukuran dan berturut-turut dan material bergerak secara
criteria line balancing. kontinu melalui operasi yang terangkai
2. Menentukan tingkat pencapaian seimbang. Menurut karakteristiknya proses
performance line balancing. produksinya, lini produksi dibagi menjadi dua:
3. Membentuk kerangka model Ranked 1. Lini fabrikasi, merupakan lintasan produksi
Position Weight (RPW) dan menentukan yang terdiri atas sejumlah operasi pekerjaan
tingkat pencapaiannya. yang bersifat membentuk atau mengubah
Dari latar belakang tersebut maka dapat bentuk benda kerja
dirumuskan masalah sebagai berikut : 2. Lini perakitan, merupakan lintasan produksi
1. Bagaimana cara menentukan jumlah yang terdiri atas sejumlah operasi perakitan
stasiun kerja yang optimal ? yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja
2. Bagaimana cara mengetahui solusi yang dan digabungkan menjadi benda assembly
terbaik untuk menghilangkan idle time atau subassembly
yang terjadi ? Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
3. Bagaimana cara memperoleh suatu dari perencanaan lini produksi yang baik
peningkatan efisiensi lintasan kerja yang sebagai berikut:
optimal ? 1. Jarak perpindahan material yang minim
diperoleh dengan mengatur susunan dan
2. TINJAUAN PUSTAKA tempat kerja
Menurut Heizer dan Render (2006), lini 2. Alirannya diukur dengan kecepatan
perakitan yang seimbang memiliki produksi dan bukan oleh jumlah spesifik
keunggulan dari utilisasi karyawan dan 3. Pembagian tugas terbagi secara merata
fasilitas yang tinggi dan kesamaan beban kerja yang disesuaikan dengan keahlian masing-
antar-karyawan. Beberapa kontrak dari serikat masing pekerjaan sehingga pemanfaatan
pekerja mensyaratkan bahwa beban kerja harus tenaga kerja lebih efisiensi
sama atau hampir sama di antara pekerja yang 4. Pengerjaan operasi yang serentak yaitu
sama. Istilah yang paling sering digunakan setiap operasi dikerjakan pada saat yang
untuk menerangkan proses ini adalah sama di seluruh lintasan produksi
penyeimbangan lini perakitan. 5. Gerakan benda kerja tetap sesuai dengan
Menurut Gaspersz (2004), line balancing set-up dari lintasan dan bersifat tetap
merupakan penyeimbangan penugasan elemen- 6. Proses memerlukan waktu yang minimum
elemen tugas dari suatu assembly line ke work
station untuk meminimumkan banyaknya work Prosedur umum untuk menempatkan tugas
station dan meminimumkan total idle time dalam setiap stasiun kerja adalah sebagai
pada semua stasiun untuk tingkat output berikut:
tertentu. Dalam penyeimbangan tugas ini, 1) Mengidentifikasi daftar utama tugas.
kebutuhan waktu per unit produk yang 2) Menghilangkan tugas-tugas yang telah
dispesifikasikan untuk setiap tugas dan diberikan pada stasiun kerja tertentu.
hubungan sekuensial harus dipertimbangkan. 3) Menghilangkan tugas-tugas yang
Lalu menurut Nasution (2008), line memiliki hubungan prioritas yang tidak
balancing merupakan sekelompok orang atau dapat dipenuhi.
mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial 4) Menghilangkan tugas-tugas yang tidak
dalam merakit suatu produk yang diberikan cukup waktunya untuk dilaksanakan pada
kepada masing-masing sumber daya secara stasiun kerja.
seimbang dalam setiap lintasan produksi, 5) Menggunakan salah satu teknik heuristik
sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi di untuk menentukan aturan penempatan
setiap stasiun kerja. tugas pada stasiun kerja (Heizer dan
Sedangkan menurut Baroto (2002), line Render, 2006). Heuristik penyeimbang lini
balancing adalah suatu penugasan sejumlah tersebut antara lain:

71
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

a. Pilihlah tugas dengan waktu efisiensi dan idle time. Langkah-langkahnya


pengerjaan terpanjang. adalah sebagai berikut:
b. Tugas yang paling banyak diikuti 1) Menentukan jumlah unit output yang
oleh tugas lain. akan diproduksi per hari (p). Misalnya,
c. Pemeringkat bobot posisi jam kerja per hari adalah 8 jam, dan
d. Waktu pengerjaan terpendek target 26 produksi adalah 600 unit.
e. Tugas dengan jumlah tugas yang Maka p= 600 unit/hari atau 75 unit/jam.
mengikutinya paling sedikit. 2) Menentukan total waktu tersedia untuk
Untuk melakukan penyeimbangan lini pada produksi per hari.
suatu lini produksi, terdapat beberapa langkah 3) Menentukan Cycle time (c).
dan metode yang dapat digunakan. Langkah- Cycle time atau waktu siklus adalah waktu
langkah umum yang biasanya digunakan maksimal suatu produk diproses pada
adalah sebagai berikut : setiap stasiun kerja. (Heizer dan Render,
- Persyaratan Presedensi (Precedence) 2006) Waktu siklus untuk setiap stasiun
Dalam suatu proses produksi, tugas-tugas dapat ditentukan dengan rumus:
harus dilakukan dalam suatu aturan urutan Cycle time
pengerjaan atau batasan urutan (sequence
restrictions). Batasan urutan tersebut
menggambarkan tugas mana yang harus
terlebih dahulu diselesaikan sebelum dapat 4) Menentukan Theoritical Minimum atau
menyelesaikan tugas berikutnya. Urutan jumlah stasiun kerja minimum yang
tersebut harus dipenuhi karena aturan dibutuhkan dengan rumus:
urutan tersebut menunjukkan cara terbaik
dan satusatunya cara untuk menyelesaikan
sebuah produk. Contohnya yaitu
pemasangan lampu depan pada sebuah Dimana:
mobil hanya dapat dilakukan apabila TM = Theoritical minimum jumlah stasiun
bohlam lampu depan tersebut telah kerja
terpasang. N = Jumlah stasiun kerja
- Menentukan Jumlah Stasiun Kerja yang t = Total waktu yang dibutuhkan
Diperlukan untuk merakit satu unit produk
Stasiun kerja atau sering juga disebut work c = Waktu siklus
station atau production center merupakan
kombinasi dari mesin, tools and 5) Tingkat efisiensi dapat ditentukan
equipment, serta orang-orang yang dengan rumus sebagai berikut:
diperlukan dalam menyelesaikan
pekerjaan. (Zulian Yamit, 2003)
Dimana:
Menurut Yamit (2003), dikatakan bahwa
t = Total waktu untuk menyelesaikan
untuk menentukan jumlah stasiun kerja yang
sebuah unit
dibutuhkan, diperlukan data sebagai berikut:
N = TM = Jumlah work station
1) Jumlah elemen pekerjaan atau tugas
c = waktu siklus
serta hubungan antar pekerjaan
(presedensi tugas).
6) Tundaan keseimbangan (balanced delay)
2) Waktu untuk penyelesaian setiap tugas
atau idle time menggambarkan besarnya
atau pekerjaan.
waktu menganggur yang terjadi di salah
3) Jumlah target output produksi yang
satu atau beberapa stasiun kerja. Dapat
ingin dihasilkan (biasanya dalam satu
dicari dengan rumus:
hari)
Idle Time = 1 - Efisiensi
4) Waktu operasi setiap hari atau setiap
Atau,
shift.
Setelah data-data di atas tersedia, maka
kemudian dapat dilakukan perhitungan untuk
menentukan cycle time, jumlah stasiun kerja,

72
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 70- 80 © 2018

Dimana: kerja yang kedua, dan lakukanlah langkah


n = Jumlah stasiun lini terdahulu dengan cara sama.
c = Waktu siklus 6. Teruskanlah menempatkan sampai semua
ti = Waktu tugas tugas telah tertempatkan.

Teknik Peringkatan Bobot Posisi untuk Teknik MALB untuk Skala Besar
Menyeimbangkan Lini (Ranked Positional Teknik MALB (Mansoor Aided Line
Weight Technique) Balancing) merupakan penyempurnaan dari
Buffa dan Sarin (1999) menyebutkan teknik bobot posisi berperingkat oleh Mansoor
bahwa prosedur teknik bobot posisi (1964) dan dikomputerisasikan oleh Dar-El
berperingkat dasar adalah sebagai berikut: (1973). Aturan Dar-El yang telah dimodifikasi
1. Pilihlah tugas yang mempunyai bobot adalah sebagai berikut:
posisi tertinggi dan tempatkanlah itu pada 1) Dimulai dengan memilih waktu siklus
stasiun kerja pertama. terkecil yang berkaitan dengan setiap
2. Hitunglah waktu yang belum terpakai jumlah stasiun kerja yang mungkin.
untuk stasiun kerja tersebut dengan Catatlah unit luang (slack unit) yang
menghitung waktu kumulatif untuk tersedia.
semua tugas yang diserahkan kepada 2) Pilihlah tugas yang memiliki bobot
stasiun ini dan mengurangkan jumlah posisi tertinggi dan tempatkanlah pada
ini dari waktu siklus. stasiun kerja pertama.
3. Pilihlah tugas yang mempunyai bobot 3) Hitunglah waktu tak terpakai untuk
posisi tertinggi berikutnya dan stasiun ini dengan menghitung waktu
usahakanlah menempatkannya pada kumulatif untuk seluruh tugas yang
stasiun kerja itu setelah melakukan ditempatkan di stasiun ini dan
pemeriksaan berikut: mengurangkan jumlah ini dari waktu
a. Periksalah daftar tugas-tugas yang sudah siklus.
ditempatkan. Jika tugas pendahulu 4) Pilihlah tugas dengan bobot tertinggi
telah ditempatkan, presedensi tidak berikutnya dan usahakanlah
akan dilanggar; lanjutkanlah ke menempatkannya di stasiun ini setelah
langkah 3b. Jika tugas pendahulu memeriksa daftar tugas yang telah
langsung belum ditempatkan, ditempatkan.
lanjutkanlah ke langkah 4. 5) Teruskanlah memilih, memeriksa, dan
b. Bandingkanlah waktu tugas dengan menempatkan tugas, jika mungkin,
waktu yang belum terpakai. Jika sampai salah satu dari dua kondisi
waktu tugas lebih kecil daripada waktu berikut terpenuhi:
yang belum terpakai dari stasiun yang a) Didapatkan kombinasi di mana
bersangkutan, tempatkanlah tugas ini sisa waktu tak terpakai lebih kecil
dan hitung kembali waktu yang belum atau sama dengan unit luang yang
terpakai. tersedia; lanjutkan ke langkah 8.
4. Teruskanlah memilih, memeriksa, b) Tidak ada lagi tugas tak
menempatkan tugas, jika mungkin, tertempatkan yang dapat memenuhi
sampai salah satu dari kondisi berikut baik persyaratn presedensi maupun
dipenuhi waktu tak terpakai; lanjutkanlah ke
a. Semua tugas telah ditempatkan. langkah 6.
b. Tidak ada lagi unit kerja yang belum 6) Hapuskanlah setiap tugas tertempatkan
ditempatkan yang dapat memenuhi satu per satu, mulai dengan tugas
persyaratan presedensi maupun yang memiliki bobot posisi terendah
persyaratan“kurang dari waktu dan dengan menelusur balik, lakukanlah
terpakai.” langkah 4 dan 5 sampai:
5. Tempatkanlah tugas yang memiliki a. Didapatkan kombinasi di mana
bobot posisi tertinggi (bobot posisi waktu tak terpakai yang tersisa
adalah total waktu dari tugas ditambah kurang dari atau sama dengan unit
waktu dari tugas yang mengikutinya) luang yang tersedia; Lanjut ke
yang belum ditempatkan ke stasiun langkah 8.

73
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

b. Semua kombinasi yang mungkin


mempunyai waktu tak terpakai 3. METODE PENELITIAN
yang lebih besar daripada unit Sumber data yang digunakan dalam penelitian
luang tersedia sehingga tidak ada ini merupakan hasil pengolahan data yang
lagi solusi yang mungkin; Lanjut ke terdiri dari :
langkah 7. 1. Data cycle time proses produksi di
7) Pilihlah waktu siklus yang finishing untuk mendapatkan nilai efisiensi
mempunyai satu unit lagi dan mulai dengan metode RPW
lagi dengan langkah 2. 2. Data operation time pada area finishing
8) Tempatkanlah tugas yang belum untuk mendapatkan nilai Ratting dan nilai
tertempatkan yang memiliki bobot dalam suatu proses dengan metode RPW.
posisi tertinggi ke stasiun kedua dan 3. Melakukan analisa perhitungan nilai suatu
lakukanlah langkah terdahulu dengan proses di finishing agar menghasilkan line
cara yang sama. yang balancing dengan memaksimalkan
9) Teruskanlah menempatkan tugas ke jumlah operator.
stasiun-stasiun sampai seluruh tugas
tertempatkan.
MULAI

TTK, CT teoritis, precedence diagram

Menghitung bobot waktu untuk setiap elemen kerja


Bobot(RPW) = waktu proses operasi + waktu operasi – operasi berikutnya

Mengurutkan elemen kerja berdasarkan bobot waktu yang terbesar


hingga terkecil

Menugaskan elemen kerja (i) yang memiliki bobot waktu terbesar ke


dalam stasiun kerja

Tidak
Memenuhi persyaratan
K=k + 1 precedence diagram ?

Ya

Tidak Waktu elemen kerja < sisa


Waktu stasiun kerja ?

Ya

Tugas elemen kerja ke dalam


stasiun kerja ?

Ya

Tidak Apakah total waktu stasiun


kerja > CT teoritis ?

Ya

Tidak
Apakah semua elemen kerja
sudah ditugaskan ?

SELESAI

Gambar 2 Flowchart RPW (Ranked Postional Weight)

74
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 70- 80 © 2018

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Line balancing ini digunakan untuk


1. Menetapkan Periode Pengukuran dan menekan waktu menganggur seminimal
Criteria Line Balancing. mungkin dengan membagi tugas dalam stasiun
Keseimbangan lini sangat penting kerja. Dalam hal ini terkait dengan line
karena akan menentukan aspek-aspek lain balancing untuk perhitungannya menggunakan
dalam sistem produksi dalam jangka waktu metode Ranked Positional Weight (RPW),
yang cukup lama. Beberapa aspek yang metode ini digunakan karena dianggap paling
terpengaruh antara lain biaya, keuntungan, baik dibandingkan dengan metode lain.
tenaga kerja, peralatan, dan sebagainya. Penyelesaian masalah line balancing
Keseimbangan lini ini digunakan untuk membutuhkan beberapa informasi data dari
mendapatkan lintasan perakitan yang proses penyamakan kulit seperti data waktu
memenuhi tingkat produksi tertentu. Demikian perakitan, perencanaan produksi, hari kerja dan
penyeimbangan lini harus dilakukan dengan waktu kerja. Berikut merupakan data
metode yang tepat sehingga menghasilkan penunjang sebagai data perhitungan line
keluaran berupa keseimbangan lini yang balancing, yaitu Assembling Proces Chart
terbaik. Tujuan akhir pada line balancing (APC)yang digunakan, dapat dilihat pada
adalah memaksimalkan kecepatan di tiap gambar 3 dan data waktu perencanaan
stasiun kerja sehingga dicapai efisiensi kerja produksi (agregat), dapat dilihat pada tabel 2.
yang tinggi di tiap stasiun.

Gambar 3 Peta Proses Produksi Penyamakan Kulit

75
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Tabel 2 Perencanaan Produksi


Perencanaan
Periode Data Peramalan
Agregat (P)
1 540 575
2 540 540
3 540 540
4 540 540
5 540 540
6 540 540
7 540 540
8 540 540
9 540 540
10 540 540
11 540 540
12 540 540
∑ 6515

Pengambilan waktu proses produksi merupakan kegiatan proses produksi pada


penyamakan kulit dilakukan berdasarkan proses produksi penyamakan kulit.
Assembling Process Chart (APC). Tabel 3

Tabel 3 Kegiatan Produksi Pada Proses Penyamakan Kulit


Waktu Kode Mesin yang
Stastiun Deskripsi Tugas
(Menit) Pendahulu digunakan
Pemisahan jenis material kulit & 5,32 - Mesin Ukur/ Measure
A
pengukuran material kulit Machine
Pembuatan Formula kimia, warna dan Mesin Pengaduk/
B 6,13 A
Lem Mixing Machine
Persiapan bahan kimia, lem dan release
C 6,42 B Mesin PU
paper , Pelapisan dan penempelan kulit
Mesin Pemisah/
D Pemisahan kulit dari gulungan 2,34 C
Separate Machine
E Pemotongan sisa lapisan kulit 2,19 D Meja Assembling
F Pengecekan kulit dan persiapan packing 2, 37 E Meja Assembling
Setelah mengetahui waktu operasi dari Penyelesaian masalah line balancing pada
masing-masing stasiun, maka langkah penelitian ini menggunakan metode Ranked
selanjutnya membuat precedence diagram dari Positional Weight (RPW).
operasi-operasi yang dilakukan. Rencana
produksi penyamakan kulit yaitu 6515 2. Menentukan Tingkat Pencapaian
pcs/unit. Hari kerja selama 1 tahun adalah 298 Performance Line Balancing dengan
hari dan waktu kerja selama 8 jam. metode Ranked Positional Weight (RPW)
Kecepatan lintasan Perhitungan metode ini, yaitu dengan
= cara mengelompokan pekerjaan ke dalam
sejumlah kelompok berdasarkan jumlah
= 21,95 ≈ 22 menit/produk stasiun kerja minimal dan dalam melakukan
pengalokasian sesuai dengan waktu siklus
yang dimiliki.
Langkah awal dalam penyelesaian
dengan menggunakan bobot posisi, yaitu
Gambar 3 Precedence Diagram Waktu Proses membuat matriks keterdahuluan berdasarkan
Produksi Penyamakan Kulit jaringan kerja serta besar waktu operasinya
dan dapat dilihat pada tabel 4.

76
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 70- 80 © 2018

Tabel 4 Matriks Jaringan Kerja


Operasi Operasi Pengikut
Pendahulu A B C D E F
A 1 1 1 1 1
B 0 1 1 1 1
C 0 0 1 1 1
D 0 0 0 1 1
E 0 0 0 0 1
F 0 0 0 0 0
Keterangan :
Angka 0 untuk penilaian elemen kerja yang mendahulai dan angka 1 untuk
penilaian elemen kerja yang mengikuti.

Tabel 5 Waktu Operasi Perakitan Kerja


Operasi Operasi Pengikut
Jumlah
Pendahulu A B C D E F
A 6,13 6,42 2,34 2,19 2,37 24,7
B 0 6,42 2,34 2,19 2,37 19,45
C 0 0 2,34 2,19 2,37 13,32
D 0 0 0 2,19 2,37 6,9
E 0 0 0 0 2,37 4,56
F 0 0 0 0 0 2,37
Berdasarkan data pada tabel 5 selanjutnya Berikut ini hasil dari pengurutan operasi kerja
adalah mengurutkan operasi pekerjaan dengan dan dapat dilihat pada table 6.
memprioritaskan waktu operasi terbesar.

Tabel 6 Urutan Operasi Berdasarkan Waktu Operasi


Sebelum Sesudah
Operasi Operasi
Jumlah Jumlah
Pendahulu Pendahulu
A 24,7 A 24,7
B 19,45 B 19,45
C 13,32 C 13,32
D 6,9 D 6,9
E 4,56 E 4,56
F 2,37 F 2,37
Stasiun kerja atau work station adalah perakitan adalah 6,42 atau dibulatkan 7
lokasi-lokasi tempat elemen kerja dikerjakan. menit.
Penentuan jumlah stasiun kerja didapatkan 3. Menentukan minimal stasiun kerja yang
dengan memperhatikan total waktu operasi dibutuhkan didapatkan dengan cara :
dengan waktu siklus suatu pekerjaan serta
pembagian stasiun kerja dapat dilihat pada Work stasiun minimum
tabel 5 dan gambar 5. = Total waktu operasi perakitan
1. Total waktu perakitan produk adalah = waktu siklus
24,77 ≈ 25
2. Waktu siklus didapatkan dari waktu = 3,57 ≈ 4 stasiun kerja
yang terbesar dari seluruh operasi

77
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Tabel 7 Efisiensi Stasiun Kerja


Efisien
Stasiun Kecepatan
Operasi Idle Stasiun
kerja stasiun
kerja
A A 5,32 1,68 76 %
B B 6,13 0,87 87,57 %
C C 6,42 0,58 91,71%
D D,E,dan F 2,34 + 0,1 98,57 %
2,19 +
2,37 = 6,9

Gambar : 4 Precedence Diagram Metode Ranked Position Weight (RPW)


=
Berdasarkan tabel 6, maka dapat dibuat
sebuah diagram alir dari operasi produksi = 89,29%
penyamakan kulit PT. Tong Hong Tannery Keterangan :
Indonesia. Berikut ini merupakan hasil lintasan Tsi = Waktu stasiun kerja
dengan menggunakan metode bobot posisi K = Jumlah stasiun kerja
dengan 1 lintasan dan kecepatan 22 menit/ CT = Waktu siklus
produk dan dapat dilihat pada gambar 5. Berdasarkan perhitungan efisiensi lini maka
untuk mengetahui seberapa besar waktu atau
persentase waktu menganggur ataupun waktu
menganggur kinerja produksi penyamakan
kulit yang dilakukan operator. maka
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
balance delay.
Balance delay merupakan jumlah waktu
menganggur suatu lini perakitan arena
Gambar 5 Stasiun Kerja yang Terbentuk pembagian kerja antar stasiun yang tidak
merata. Berikut ini merupakan balance delay
Berdasarkan perhitungan metode Ranked dari metode bobot posisi.
Positional Weight (RPW), dimana perusahaan Balance Delay = 100% - Efisiensi Lini
telah menetapkan operator dalam perakitan = 100% - 89,29%
produk penyamakan kulit dalam satu lintasan. = 10,71%
Satu lintasan tersebut didapatkan 4 stasiun Setelah diketahui hasil dari waktu atau
kerja. persentase menganggur, maka selanjutnya
Kapasitas produksi = untuk mengetahui kelancaran dari suatu
keseimbangan lini produksi dilakukan
perhitungan smoothness index.
= 6502 pcs/tahun Smoothness index merupakan suatu indeks
Jadi, metode ini membutuhkan lembur, yaitu yang menunjukkan kelancaran relatif dari
(6515 pcs-6502 pcs) = 13 pcs. suatu keseimbangan lini perakitan. Berikut ini
Efisiensi lini yaitu rasio dari total waktu merupakan langkah dalam menyelesaikan
stasiun terhadap keterkaitan waktu siklus smoothness index dari metode bobot posisi.
dengan jumlah stasiun kerja yang dinyatakan Dengan rumus :
dalam persentase. Berikut ini merupakan Smothness Index =
efisiensi lini dari metode bobot posisi.
=
Efisiensi Lini =
= 1,98 menit

78
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 70- 80 © 2018

Dengan menggunakan rumus tersebut maka Stasiun Kerja B = 7- 6,13 = 0,87


smoothness index pada tiap-tiap stasiun kerja Stasiun Kerja C = 7- 6,42 = 0,58
adalah sebagai berikut : Stasiun Kerja D = 7- 6,9 = 0,1
Perhitungan Smothness Index : Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut
Stasiun Kerja A = 7- 5,32 = 1,68 ini tabel 8.
Tabel 8 Perhitungan Smothness Index
Stasiun
CT-SI (CT-SI)2
Kerja
A 1,68 2,8224
B 0,87 0,7569
C 0,58 0,3364
D 0,1 0,01
∑ 3,9257
√ 1,98
belum mampu memenuhi kebutuhan produksi
3. Hasil Analisis Line Balancing dengan yang telah ditentukan sehingga bila ingin
menggunakan Metode Ranked memenuhi kebutuhan tersebut maka dilakukan
Positional Weight (RPW) dan tingkat waktu lembur dalam mencapai target yang
pencapaiannya ditentukan. Hasil yang dibutuhkan dalam
Berdasarkan perhitungan yang sudah agregat adalah 6515 maka dengan
dilakukan dalam perhitungan ranked positional menggunakan metode Bobot Posisi (Ranked
weight ini dapat diketahui dari banyaknya Positional Weigth) yang berjumlah 6502 maka
stasiun kerja dalam proses penyamakan kulit hasil tersebut masih membutuhkan 13 unit
terdiri atas empat stasiun kerja. Masing-masing produk penyamakan kulit untuk menutupi
stasiun kerja tersebut memiliki tingkat kekurangan yang terjadi pada perakitan atau
efesiensi kerja yang cukup bervariatif produksi penyamakan kulit ini.
dikarenakan dalam proses penyamakan kulit
ini memiliki waktu perakitan yang berbeda- 5. KESIMPULAN
beda dari perakitan ke satu sampai dengan Berdasarkan hasil analisa dari pembahasan
perakitan ke enam. Hasil yang didapat untuk penelitian yang telah dilakukan maka dapat
waktu efesiensi pekerjaan dalam persentase diambil kesimpulan sebagai berikut :
waktu efesiensi lini, balance delay dan 1. Dari hasil mengidentifikasi proses-proses
smoothnes index cukup baik dalam melakukan tersebut ditemukan beberapa operasi yang
sebuah perakitan. Hasil untuk efesiensi lini tidak seimbang yaitu operasi C dengan
yaitu, 89,29% menyatakan bahwa rasio dalam kecepatan operasi terlambat sebesar 6,42
membuat rangkaian kegiatan perakitan dalam menit.
stasiun kerja memiliki persentase yang cukup 2. Dari hasil pengamatan telah diketahui
baik dan sebaliknya jika persentase kurang dari penyebab dan penghambat line yang tidak
89,29% menyatakan efesiensi lini kurang baik. efisien yaitu banyak pengalokasian
Kemudian hasil yang didapat pada balance operator yang tidak sesuai dengan bobot
delay yaitu, 10,71% menyatakan bahwa dalam skill dan konsistensi dalam bekerja dari
mengatur kegiatan perakitan pekerjaan di setiap proses tersebut.
dalam stasiun kerja sebesar 10,71% tidak 3. Dengan metode Ranked Positional Weight
merata sedangkan dalam smoothness index (RPW) di dapat nilai-nilai dalam suatu
hasil yang didapat adalah 1,98 menit. proses yang bisa digabung dengan
Dari hasil perhitungan yang sudah menentukan bobot dari masing-masing
dilakukan dalam metode ranked positional proses, sehingga terdapat solusi yang baik
weight (RPW) ini dapat diketahui kecepatan yaitu di temukan beberapa proses yang
operasi terlambat adalah operasi C sebesar digabung sehingga dalam proses tersebut
6,42 menit sehingga dijadikan waktu siklus mendapatkan hasil yang cukup baik yaitu,
pada metode ini. Perusahaan diinginkan harus 89,29 % menyatakan bahwa rasio dalam
membuat 1 lintasan dengan kapasitas produksi membuat rangkaian kegiatan proses
sebesar 6502 unit per tahun. Hasil ini masih produksi dalam stasiun kerja memiliki

79
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

persentase yang cukup baik dan sebaliknya meningkatkan efisien dan efektivitas dalam
jika persentase kurang dari 89,29 % perusahaan.
menyatakan efisiensi lini kurang baik,
Kemudian hasil yang didapat pada balance UCAPAN TERIMA KASIH
delay yaitu, 10,71% menyatakan bahwa Ucapan terimakasih kami sampaikan setinggi-
dalam mengatur kegiatan perakitan tingginya kepada manajemen PT. Tong Hong
pekerjaan di dalam stasiun kerja sebesar Tannery Indonesia dan semua pihak yang telah
10,71% tidak merata sedangkan dalam banyak membantu sehingga penelitian ini
smoothness index hasil yang didapat adalah terwujud.
1,98 menit.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN Baroto, Teguh, 2002, Perencanaan dan
Setelah melakukan penelitian line Pengendalian Produksi. (Jakarta:Ghalia
balancing pada proses produksi penyamakan Indonesia)
kulit secara teoritis mengevaluasi faktor-faktor Gaspersz,V. 2000.Production Planning and
yang menyebabkan terjadinya Inventory Control Cetakan Keempat.
ketidakseimbangan lintasan produksi PT. Tong (Jakarta: Gramedia)
Hong Tannery Indonesia maka selanjutnya Gaspersz, Vincent, 2004, Operation Planning
diberikan rekomendasi untuk perbaikan, yaitu : And Inventory Control.(Jakarta:PT
1. Perusahaan harus secara berkala melakukan Gramedia Pustaka Utama)
perhitungan efisiensi lintasan produksi dan Heizer, Jay. Dan Barry, Render, 2016.
hasil-hasil yang diperoleh dari analisa Operations Management Buku 2 edisi ke
pemecahan line balancing. tujuh(Jakarta:Penerbit Salemba Empat)
2. Perlu kiranya perusahaan menekankan Nasution, A.H,2008, Perencanaan dan
program spesialis operator yaitu skill, Pengendalian Produksi.
effect, condition, dan consistency agar (Yogyakarta:Graha Ilmu)
medapatkan operator yang mempunyai Kuntoro, T. 2006. Pengembangan Kurikulum
performance rating diatas normal pada Pelatihan Magang di STM Nasional
stasiun kerja sehingga produksi dapat Semarang: Suatu Studi Berdasarkan
berjalan dengan lancer. Dunia Usaha. Tesis tidak diterbitkan.
4. Faktor kelonggaran (allowance time) dapat Semarang: PPS UNNES
diperkecil apabila perusahaan dapat Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal
mengatur ketidakseimbangan lini produksi Ilmiah. Makalah disajikan dalam
dengan cara memberikan perhitungan Seminar Lokakarya Penulisan artikel
sebelum group atau article yang baru dan Pengelolaan jurnal Ilmiah,
running sehingga dapat diketahui proses Universitas Lambungmangkurat, 9-
mana yang mengalami hambatan untuk 11Agustus

80

Anda mungkin juga menyukai