3278 7722 1 PB
3278 7722 1 PB
ABSTRAK
PT. Tong Hong Tannery Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
penyamakan kulit asli yang berada di wilayah Banten. Adanya stasiun kerja yang sibuk dan waktu
menganggur, lalu waktu tunggu yang tinggi dan operator yang menganggur karena beban kerja yang
tidak teratur, maka konsep keseimbangan lini perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah stasiun kerja yang optimal. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif data, dengan teknik pengumpulan datanya adalah
dengan penelitian lapangan (field research), dan observasi. Berdasarkan perhitungan yang sudah
dilakukan dalam perhitungan ranked positional weight ini diketahui dalam proses penyamakan kulit
terdiri atas empat stasiun kerja. Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan dengan metode ranked
position weight (RPW) ini dapat diketahui kecepatan operasi terlambat adalah operasi C sebesar 6,42
menit sehingga dijadikan waktu siklus pada metode ini. Kemudian 1 lintasan dengan kapasitas
produksi sebesar 6502 unit per tahun. Hasil untuk efesiensi lini yaitu, 89,29% menyatakan bahwa rasio
dalam membuat rangkaian kegiatan perakitan dalam stasiun kerja memiliki persentase yang baik.
Kemudian hasil yang didapat pada balance delay menyatakan bahwa dalam mengatur kegiatan
perakitan pekerjaan di dalam stasiun kerja sebesar 10,71% tidak merata sedangkan dalam smoothness
index hasil yang didapat adalah 1,98 menit.
ABSTRACT
PT. Tong Hong Tannery Indonesia is a company that specializes in the real leather tanning industry in
the Banten region. The existence of a busy work station and idle time, then high waiting times and
unemployed operators due to irregular workloads, the concept of line balance needs to be done to
achieve company goals. The purpose of this research is to determine the optimal number of work
stations. The research method used is qualitative data methods, with data collection techniques is by
field research, and observation. Based on calculations that have been made in the calculation of
ranked positional weight, it is known that the tanning process consists of four work stations. From the
results of calculations that have been carried out by the ranked position weight (RPW) method, it can
be seen that the late operating speed is operation C of 6.42 minutes so that it is used as a cycle time
in this method. Then 1 track with a production capacity of 6502 units per year. The results for line
efficiency are 89.29% stating that the ratio in making a series of assembly activities in a work station
has a good percentage. Then the results obtained in the balance delay state that in regulating the
assembly activities the work inside the work station is 10.71% uneven whereas in the smoothness
index the results obtained are 1.98 minutes.
DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.70-80
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
Dari keterangan tabel dan gambar di atas waktu siklus kerja pada beberapa stasiun
bahwasannya secara khusus suatu lintasan kerja di PT. Tong Hong Tannery
yang tidak seimbang dapat dilihat dari adanya Indonesia.
stasiun kerja yang sibuk dan waktu 2. Tidak adanya efisiensi kinerja operator
menganggur yang mencolok, adanya produk dibeberapa stasiun kerja di PT. Tong Hong
setengah jadi pada beberapa stasiun kerja, Tannery Indonesia.
waktu tunggu yang tinggi dan operator yang 3. Terdapat adanya penumpukan barang
menganggur karena beban kerja yang tidak setengah jadi (work in process) pada
teratur, adanya kombinasi penugasan kerja beberapa stasiun kerja di PT. Tong Hong
terhadap operator atau grup operator yang Tannery Indonesia.
menempati stasiun kerja tertentu juga Berdasarkan identifikasi masalah diatas
merupakan masalah keseimbangan lintasan maka dalam penelitian ini penulis akan
produksi, sebab penugasan elemen kerja yang memfokuskan masalah yang terfokus pada
berbeda akan menimbulkan perbedaan dalam masalah yang menyangkut pada proses
jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi keseimbangan lintasan produksi penyamakan
jumlah pekerjaan yang dibutuhkan untuk kulit di PT. Tong Hong Tannery Indonesia.
menghasilkan keluaran produksi tertentu 1. Hambatan yang dihadapi dalam proses
dalam lintasan tersebut. waktu pelaksanaan produk dari setiap
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas elemen pekerjaan dari suatu lini
maka, identifikasi masalah dari penelitian ini produksi.
adalah sebagai berikut: 2. Perbaikan performasi operator
1. Ketidakseimbangan lintasan produksi yang dibeberapa stasiun kerja.
terjadi akibat tidak adanya pemerataan 3. Kendala penumpukan produk yang
70
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten
terjadi di stastiun kerja akibat adanya pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang
perbedaan waktu siklus antar stasiun saling berkaitan dalam satu lintasan atau
kerja. lini produksi.
Kemudian dari focus tersebut disusun dalam Lini produksi adalah penempatan area-area
sub-fokus penelitian ini adalah: kerja dimana operasi-operasi diatur secara
1. Menetapkan periode pengukuran dan berturut-turut dan material bergerak secara
criteria line balancing. kontinu melalui operasi yang terangkai
2. Menentukan tingkat pencapaian seimbang. Menurut karakteristiknya proses
performance line balancing. produksinya, lini produksi dibagi menjadi dua:
3. Membentuk kerangka model Ranked 1. Lini fabrikasi, merupakan lintasan produksi
Position Weight (RPW) dan menentukan yang terdiri atas sejumlah operasi pekerjaan
tingkat pencapaiannya. yang bersifat membentuk atau mengubah
Dari latar belakang tersebut maka dapat bentuk benda kerja
dirumuskan masalah sebagai berikut : 2. Lini perakitan, merupakan lintasan produksi
1. Bagaimana cara menentukan jumlah yang terdiri atas sejumlah operasi perakitan
stasiun kerja yang optimal ? yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja
2. Bagaimana cara mengetahui solusi yang dan digabungkan menjadi benda assembly
terbaik untuk menghilangkan idle time atau subassembly
yang terjadi ? Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
3. Bagaimana cara memperoleh suatu dari perencanaan lini produksi yang baik
peningkatan efisiensi lintasan kerja yang sebagai berikut:
optimal ? 1. Jarak perpindahan material yang minim
diperoleh dengan mengatur susunan dan
2. TINJAUAN PUSTAKA tempat kerja
Menurut Heizer dan Render (2006), lini 2. Alirannya diukur dengan kecepatan
perakitan yang seimbang memiliki produksi dan bukan oleh jumlah spesifik
keunggulan dari utilisasi karyawan dan 3. Pembagian tugas terbagi secara merata
fasilitas yang tinggi dan kesamaan beban kerja yang disesuaikan dengan keahlian masing-
antar-karyawan. Beberapa kontrak dari serikat masing pekerjaan sehingga pemanfaatan
pekerja mensyaratkan bahwa beban kerja harus tenaga kerja lebih efisiensi
sama atau hampir sama di antara pekerja yang 4. Pengerjaan operasi yang serentak yaitu
sama. Istilah yang paling sering digunakan setiap operasi dikerjakan pada saat yang
untuk menerangkan proses ini adalah sama di seluruh lintasan produksi
penyeimbangan lini perakitan. 5. Gerakan benda kerja tetap sesuai dengan
Menurut Gaspersz (2004), line balancing set-up dari lintasan dan bersifat tetap
merupakan penyeimbangan penugasan elemen- 6. Proses memerlukan waktu yang minimum
elemen tugas dari suatu assembly line ke work
station untuk meminimumkan banyaknya work Prosedur umum untuk menempatkan tugas
station dan meminimumkan total idle time dalam setiap stasiun kerja adalah sebagai
pada semua stasiun untuk tingkat output berikut:
tertentu. Dalam penyeimbangan tugas ini, 1) Mengidentifikasi daftar utama tugas.
kebutuhan waktu per unit produk yang 2) Menghilangkan tugas-tugas yang telah
dispesifikasikan untuk setiap tugas dan diberikan pada stasiun kerja tertentu.
hubungan sekuensial harus dipertimbangkan. 3) Menghilangkan tugas-tugas yang
Lalu menurut Nasution (2008), line memiliki hubungan prioritas yang tidak
balancing merupakan sekelompok orang atau dapat dipenuhi.
mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial 4) Menghilangkan tugas-tugas yang tidak
dalam merakit suatu produk yang diberikan cukup waktunya untuk dilaksanakan pada
kepada masing-masing sumber daya secara stasiun kerja.
seimbang dalam setiap lintasan produksi, 5) Menggunakan salah satu teknik heuristik
sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi di untuk menentukan aturan penempatan
setiap stasiun kerja. tugas pada stasiun kerja (Heizer dan
Sedangkan menurut Baroto (2002), line Render, 2006). Heuristik penyeimbang lini
balancing adalah suatu penugasan sejumlah tersebut antara lain:
71
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
72
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten
Teknik Peringkatan Bobot Posisi untuk Teknik MALB untuk Skala Besar
Menyeimbangkan Lini (Ranked Positional Teknik MALB (Mansoor Aided Line
Weight Technique) Balancing) merupakan penyempurnaan dari
Buffa dan Sarin (1999) menyebutkan teknik bobot posisi berperingkat oleh Mansoor
bahwa prosedur teknik bobot posisi (1964) dan dikomputerisasikan oleh Dar-El
berperingkat dasar adalah sebagai berikut: (1973). Aturan Dar-El yang telah dimodifikasi
1. Pilihlah tugas yang mempunyai bobot adalah sebagai berikut:
posisi tertinggi dan tempatkanlah itu pada 1) Dimulai dengan memilih waktu siklus
stasiun kerja pertama. terkecil yang berkaitan dengan setiap
2. Hitunglah waktu yang belum terpakai jumlah stasiun kerja yang mungkin.
untuk stasiun kerja tersebut dengan Catatlah unit luang (slack unit) yang
menghitung waktu kumulatif untuk tersedia.
semua tugas yang diserahkan kepada 2) Pilihlah tugas yang memiliki bobot
stasiun ini dan mengurangkan jumlah posisi tertinggi dan tempatkanlah pada
ini dari waktu siklus. stasiun kerja pertama.
3. Pilihlah tugas yang mempunyai bobot 3) Hitunglah waktu tak terpakai untuk
posisi tertinggi berikutnya dan stasiun ini dengan menghitung waktu
usahakanlah menempatkannya pada kumulatif untuk seluruh tugas yang
stasiun kerja itu setelah melakukan ditempatkan di stasiun ini dan
pemeriksaan berikut: mengurangkan jumlah ini dari waktu
a. Periksalah daftar tugas-tugas yang sudah siklus.
ditempatkan. Jika tugas pendahulu 4) Pilihlah tugas dengan bobot tertinggi
telah ditempatkan, presedensi tidak berikutnya dan usahakanlah
akan dilanggar; lanjutkanlah ke menempatkannya di stasiun ini setelah
langkah 3b. Jika tugas pendahulu memeriksa daftar tugas yang telah
langsung belum ditempatkan, ditempatkan.
lanjutkanlah ke langkah 4. 5) Teruskanlah memilih, memeriksa, dan
b. Bandingkanlah waktu tugas dengan menempatkan tugas, jika mungkin,
waktu yang belum terpakai. Jika sampai salah satu dari dua kondisi
waktu tugas lebih kecil daripada waktu berikut terpenuhi:
yang belum terpakai dari stasiun yang a) Didapatkan kombinasi di mana
bersangkutan, tempatkanlah tugas ini sisa waktu tak terpakai lebih kecil
dan hitung kembali waktu yang belum atau sama dengan unit luang yang
terpakai. tersedia; lanjutkan ke langkah 8.
4. Teruskanlah memilih, memeriksa, b) Tidak ada lagi tugas tak
menempatkan tugas, jika mungkin, tertempatkan yang dapat memenuhi
sampai salah satu dari kondisi berikut baik persyaratn presedensi maupun
dipenuhi waktu tak terpakai; lanjutkanlah ke
a. Semua tugas telah ditempatkan. langkah 6.
b. Tidak ada lagi unit kerja yang belum 6) Hapuskanlah setiap tugas tertempatkan
ditempatkan yang dapat memenuhi satu per satu, mulai dengan tugas
persyaratan presedensi maupun yang memiliki bobot posisi terendah
persyaratan“kurang dari waktu dan dengan menelusur balik, lakukanlah
terpakai.” langkah 4 dan 5 sampai:
5. Tempatkanlah tugas yang memiliki a. Didapatkan kombinasi di mana
bobot posisi tertinggi (bobot posisi waktu tak terpakai yang tersisa
adalah total waktu dari tugas ditambah kurang dari atau sama dengan unit
waktu dari tugas yang mengikutinya) luang yang tersedia; Lanjut ke
yang belum ditempatkan ke stasiun langkah 8.
73
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
Tidak
Memenuhi persyaratan
K=k + 1 precedence diagram ?
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Apakah semua elemen kerja
sudah ditugaskan ?
SELESAI
74
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten
75
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
76
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten
77
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
78
Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajriati : Analisis Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing) Dengan Metode
Ranked Position Weight (Rpw) Pada Sistem Produksi Penyamakan Kulit Di PT. Tong Hong Tannery Indonesia Serang Banten
79
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
persentase yang cukup baik dan sebaliknya meningkatkan efisien dan efektivitas dalam
jika persentase kurang dari 89,29 % perusahaan.
menyatakan efisiensi lini kurang baik,
Kemudian hasil yang didapat pada balance UCAPAN TERIMA KASIH
delay yaitu, 10,71% menyatakan bahwa Ucapan terimakasih kami sampaikan setinggi-
dalam mengatur kegiatan perakitan tingginya kepada manajemen PT. Tong Hong
pekerjaan di dalam stasiun kerja sebesar Tannery Indonesia dan semua pihak yang telah
10,71% tidak merata sedangkan dalam banyak membantu sehingga penelitian ini
smoothness index hasil yang didapat adalah terwujud.
1,98 menit.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN Baroto, Teguh, 2002, Perencanaan dan
Setelah melakukan penelitian line Pengendalian Produksi. (Jakarta:Ghalia
balancing pada proses produksi penyamakan Indonesia)
kulit secara teoritis mengevaluasi faktor-faktor Gaspersz,V. 2000.Production Planning and
yang menyebabkan terjadinya Inventory Control Cetakan Keempat.
ketidakseimbangan lintasan produksi PT. Tong (Jakarta: Gramedia)
Hong Tannery Indonesia maka selanjutnya Gaspersz, Vincent, 2004, Operation Planning
diberikan rekomendasi untuk perbaikan, yaitu : And Inventory Control.(Jakarta:PT
1. Perusahaan harus secara berkala melakukan Gramedia Pustaka Utama)
perhitungan efisiensi lintasan produksi dan Heizer, Jay. Dan Barry, Render, 2016.
hasil-hasil yang diperoleh dari analisa Operations Management Buku 2 edisi ke
pemecahan line balancing. tujuh(Jakarta:Penerbit Salemba Empat)
2. Perlu kiranya perusahaan menekankan Nasution, A.H,2008, Perencanaan dan
program spesialis operator yaitu skill, Pengendalian Produksi.
effect, condition, dan consistency agar (Yogyakarta:Graha Ilmu)
medapatkan operator yang mempunyai Kuntoro, T. 2006. Pengembangan Kurikulum
performance rating diatas normal pada Pelatihan Magang di STM Nasional
stasiun kerja sehingga produksi dapat Semarang: Suatu Studi Berdasarkan
berjalan dengan lancer. Dunia Usaha. Tesis tidak diterbitkan.
4. Faktor kelonggaran (allowance time) dapat Semarang: PPS UNNES
diperkecil apabila perusahaan dapat Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal
mengatur ketidakseimbangan lini produksi Ilmiah. Makalah disajikan dalam
dengan cara memberikan perhitungan Seminar Lokakarya Penulisan artikel
sebelum group atau article yang baru dan Pengelolaan jurnal Ilmiah,
running sehingga dapat diketahui proses Universitas Lambungmangkurat, 9-
mana yang mengalami hambatan untuk 11Agustus
80