Anda di halaman 1dari 17

BAB I TEKS NEGOSIASI

A. Pengertian Teks Negosiasi

Teks Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di
antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda.

B. Jenis - jenis negosiasi 


Negosiasi Berdasarkan Situasi

1.    Negosiasi Formal


Ciri-ciri negosiasi formal adalah adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum.
Oleh karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati dapat diperkarakan ke
ranah hukum. Contoh negosiasi formal adalah negosiasi antar dua perusahaan.

2.    Negosiasi Non Formal atau Informal


Negosiasi dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja. Misalnya negosiasi antara
ayah dan anak.

Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator

1.    Negosiasi dengan Pihak Penengah


Negosiasi dilakukan oleh dua negosiator atau lebih dan pihak penengah. Negosiator saling
memberikan argumentasi. Pihak penengah bertugas memberikan keputusn akhir dalam negosiasi
tersebut. Contoh negosiasi jenis ini adalah sidang di pengadilan. Pihak penggugat dan tergugat
adalah pihak yang bernegosiasi. Hakim berperan sebagai pihak penengah.

2.    Negosiasi tanpa Pihak Pengengah


Negosiasi dilakukan oleh dua negosiator atau lebih. Negosiasi dilakukan tanpa pihak penengah,
sehingga keputusan negosiasi tergantung pada pihak yang bernegosiasi.  Contoh negosiasi jenis ini
adalah negosiasi antara perwakilan OSIS dan pihak sponsor.

Negosiasi Berdasarkan Untung Rugi

1.    Negosiasi Kolaborasi (win-win)


Dalam negosiasi kolaborasi, para negosiator berusaha mencapai kesepakatan dengan
menggabungkan kepentingan masing-masing.

2.    Negosiasi Dominasi (win-lose)


Dalam negosiasi ini, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari kesepakatan yang dicapai.
Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan lebih kecil.

3.    Negosiasi Akomodasi (lose-win)


Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan kerugian.
Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan sangat besar bahkan memperoleh
100% keuntungan. Kerugian ini dikarenakan kegagalan negosiator dalam bernegosiasi sehingga
tidak memperoleh keuntungan

4.    Negosiasi Menghindari Konflik (lose-lose)


Dalam negosiasi ini, kedua pihak menghindari konflik yang muncul. Akibatnya, kedua pihak tidak
bersepakat untuk menyelesaikan konnflik.

C. Tujuam Teks Negosiasi

1. Untuk menyatukan perbedaan-perbedaan pendapat dari orang-orang yang memiliki


kepentingan yang berbeda,
2. Untuk mendapatkan atau mencapai kata kesepakatan dalam kesamaan persepsi, saling
pengertian, dan persetujuan.
3. Untuk mendapatkan kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi
D. Manfaat Negosiasi
       Manfaatnya yaitu untuk menciptakan jalinan kerja sama antara badan usaha, institusi
ataupun perorangan dalam melakukan suatu kegiatan dan usaha bersama atas dasar saling
pengertian. 

E. Struktur Negosiasi (Oreintasi, pengajuan, penawaran,persetujuan)

 Orientasi : Kalimat pembuka, biasanya dibubuhi salam. Fungsinya memulai negosiasi


 Permintaan/Pengajuan : Suatu hal berupa barang ataupun jasa yang ingin diblei oleh
pembeli atau konsumen
 Pemenuhan : Pemenuhan hal berupa barang atau jasa dari pemberi jasa atau penjual yang
diminta oleh pembeli atau konsumen
 Penawaran : Puncaknya Negosiasi terjadi tawar menawar
 Persetujuan : Keputusan antara dua belah pihak untuk penawaran yang sudah dilakukan
 Pembelian : Keputusan konsumen jadi menerima/menyetujui penawaran itu atau tidak
 Penutup : Kalimat penutup atau salam penutup
F. Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi
1. Menggunakan bahasa yang santun
2. Terdapat ungkapan persuasif ( Bahasa untuk membujuk )
3. Berisi pasangan tuturan
4. Keputusan atau kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan dua belah pihak
5. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah
G. Cara Negosiasi
1. Anda harus bernegosiasi apapun dan segalanya
2. Anda harus menunjukkan kejujuran dalam proses negosiasi
3. Jangan terburu-buru dalam negosiasi
4. Cari tahu sebanyak mungkin informasi mengenai produk dan penjual
5. Berikan harga maksimal dan sopan
6. Anda harus menghindari ikatan emosional dengan apa yang anda jual atau beli
H. Unsur-unsur pembangun teks negosiasi
1. Partisipan
2. Perbedaan kepentingan dari kedua belah pihak
3. Ada pengajuan dan penawaran
4. Persetujuan dan kesepakatan
I. Faktor yang menentukan keberhasilan negosiasi
1. Kesediaan semua untuk berkompromi dengan pihak lain
2. Tidak ada pihak yang dirugikan
3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis, dapat dilakukan
4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain
J. Contoh negosiasi dan Strukturnya :

Orientasi :
 Pembeli : Selamat siang pak
 Penjual : Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu ?
Permintaan :
Pembeli : Saya ingin beli jaket. Ada gak jaket hitam yang bahan dasarnya dari kain katun ?
Pemenuhan :
 Penjual : Wah ada mas, silahkan tinggal pilih saja yang paling cocok.
Penawaran :
 Pembeli : Kalau yang ini harganya boleh ditawar pak ?
 Penjual : Ooh, boleh mas. Memangnya mau ditawar berapa ?
 Pembeli : 450 ribu boleh pak ?
 Penjual : Wah maaf mas, harga segitu belum boleh. Ini kualitas bagus, impor dari Prancis.
Harga pasnya 700 ribu mas. Itu sudah diskon 10% mas.
 Pembeli : 600 ribu gimana pak ?
 Penjual : Maaf mas, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, 650 ribu.
Persetujuan :
 Pembeli : Ya sudah pak, saya sepakat.
Pembelian :
 ( Pembeli lalu membayar uang di kasir )
Penutup :
 ( Pembeli lalu pergi meninggalkan toko dengan membawa jaket yang baru dibelinya )
MATERI JENIS SURAT

Dilihat dari segi bentuk, isi, dan bahasanya, surat digolongkan atas tiga jenis, yaitu
sebagai berikut:

  1. Surat pribadi

  2. Surat dinas/resmi/formal

  3. Surat niaga/perdagangan

Berikut ini merupakan pengertian dari ketiga jenis surat yang telah dijelaskan
di ,atas sebagai berikut:

     a. Surat Pribadi

Adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan
pribadi. Komunikasi antara anak dan orang tua, antarkerabat, antarsejawat, dan
antarteman dll. Digunakan kartu pos, warkat pos, atau surat bersampul.

Ciri-ciri surat pribadi :

1. Tidak menggunakan kop surat

2. Tidak ada nomor/stempel

3. Bahasa tidak baku/ bebas sesuai keinginan penulis.

4. Format bebas

5. Salam pembuka dan penutup bervariasi

     b. Surat Dinas/Resmi/formal

Segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas
instansi. Salah satu alat komunikasi kedinasan yang sangat penting dalam
pengelolaan administrasi, seperti penyampaian berita tertulis yang berisi
pemberitahuan, penjelasan, permintaan, pernyataan pendapat dari instansi kepada
instansi lain dan dari instansi kepada perseorangan atau sebaliknya.

Ciri-ciri surat Resmi/Dinas :

1. Menggunakan kop surat/kepala surat (logo,nama lembaga,alamat lembaga)

2. Menggunakan nomor surat

3. Menggunakan lampiran, hal

4. Bahasa baku/resmi

5. Salam pembuka/ salam penutup (diakhiri tanda koma)

6. Pembuka/penutup sesuai format

7. Ada cap/stempel
8. Ada nama lembaga/instansi

c.SuratNiaga

Surat yang dipergunakan orang atau badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha
niaga, seperti perdagangan, perindustrian, dan usaha jasa. Adapun macam-macam
dari surat niaga adalah sebagai berikut:

  1. Surat penawaran                      

  2. Surat pengaduan

  3. Surat pesanan

  4. Surat pengiriman

  5. Surat pembayaran barang

  6. Surat penagihan, jual beli,utang-piutang, dll.

D. BAGIAN-BAGIAN SURAT

Berikut ini merupakan contoh format surat dan bagian-bagian surat pribadi sebagai
berikut:

                          …………………..….1 > Tmpt, tgl,bulan, tahun penulisan surat

  …….…..2 > Alamat / yang dituju (tanpa Kepada langsung Yth....) tidak diakhiri tanda
titik

  …….......3 > Salam pembuka (diakhiri tanda koma)

 …………….……………….4 > Kalimat Pembuka

 ………………….………….5 > ISI Surat

 …………………….……….6 > Kalimat Penutup

                                          …………….7 > Salam Penutup (koma)

                                          …………….8 > Tanda tangan

                                          …………….9 > Nama Pengirim

==>> Bagian-bagian surat dinas / Resmi / formal    :                                       

 1. Kepala surat /Kop Surat (logo, nama, alamat instansi/lembaga)

 2. No,Lampiran ,Perihal

 3. Tanggal, bulan, tahun penulisan surat

 4. Alamat surat/ yang dituju (tanpa kata Kepada tetapi langsung Yth.)

 5. Salam pembuka  (diakhiri tanda koma)                 

 6. Kalimat pembuka

 7. Isi surat (kata nama,alamat, jabatan,agama dll dimulai dengan huruf kecil)

 8. Kalimat penutup                

 9. Salam penutup  (diakhiri tanda koma)                      


10. Jabatan, Tanda tangan (ada stempel/cap)

11. Nama pengirim/pejabat

==>> Kerangka isi surat secara umum :

1. Paragraf pembuka (No. 1-6)

2. Paragraf isi (no. 7)

3.Penutup (no.8 -11)

E. Bentuk – bentuk surat

1.      BENTUK LURUS PENUH (FULL BLOCK STYLE)

Pada surat bentuk lurus penuh atau Full Block Style, penulisan bagian – bagian surat
semuanya dimulai dari kiri. Untuk ukuran batas pinggir kiri 20 dan kanan 80 (elite)
atau batas pinggir 15 dan kanan 75 (pica).

2.      BENTUK LURUS (BLOCK STYLE)

Bentuk surat lurus atau Block Style pada dasarnya mirip dengan bentuk surat lurus
penuh. Perbedaannya hanya terletak pada penempatan tanggal, salam penutup,
nama instansi, nama terang dan juga nama jabatan yang diketik di sebelah kanan
atas

3.      BENTUK SETENGAH LURUS (SEMI BLOCK STYLE)

Bentuk surat setengah lurus atau Semi Block Style adalah campuran antara bentuk
surat lurus dan bentuk surat lekuk. Pengetikan alamat suratnya sama dengan
bentuk surat lurus hanya saja pada pengetikan bagian isi suratnya sama dengan
bentuk surat lekuk, yaitu setiap alinea masuk lima hentakan.

4.      BENTUK LEKUK (INDENTED STYLE)

Bentuk surat lekuk atau Indented Style pada dasarnya hampir sama dengan bentuk
surat setengah lurus. Hanya perbedaanya terletak pada penulisan

5.      BENTUK MENGGANTUNG (HANGING PARAGRAPH STYLE)

Bentuk surat menggantung atau yang juga dikenal sebagai Hanging Paragraph


Style pada pengetikannya pada baris pertama setiap alinea diketik disebelah kiri,
kemudian baris berikutnya masuk lima spasi sampai pergantian alinea.

6.      BENTUK RESMI (OFFICIAL STYLE)

Bentuk surat resmi atau official Style  ini memang sering dipakai oleh instansi –
instansi pemerintah untuk penulisan surat dinas. Untuk penulisan alamat diketik di
sebelah kanan sedangkan di bagian kiri diketik nomor, lampiran dan perihal.

b. Surat Resmi

Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik
perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan
surat pemberitahuan dll. Ciri-ciri surat resmi:

1.Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi

2.Ada nomor surat, lampiran, dan perihal


3.Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim

4.Penggunaan ragam bahasa resmi

5.Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi

6.Ada aturan format baku.

Bagian-bagian surat resmi:

• Kepala/kop surat

Kop surat terdiri dari:

1. Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.

2. Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil

3. Logo instansi/lembaga

• Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan

• Lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat

• Hal, berupa garis besar isi surat

• Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)

• Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)

• Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)

• Isi surat

Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis dengan
huruf kecil, terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD)
haruslah menyesuaikan.

• Penutup surat

Penutup surat, berisi:

1. salam penutup

2. jabatan

3. tanda tangan

4. nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)

• Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang


adanya suatu kegiatan

c. Surat Niaga

Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga
seperti industri dan usaha jasa. Surat niaga terdiri atas surat jual beli, kuintansi, dan
perdagangan; dan dapat dibagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal.
Salah satu contoh dari surat niaga adalan surat penawaran dan surat penagihan.

d. Surat Dinas
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas
dan tugas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu
instansi. Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat
berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan
pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi. Ciri-ciri surat
dinas/resmi:

1. Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan

2. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal

3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku

4. Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi

5. Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat

6. Format surat tertentu

E. Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang
yang ingin bekerja di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat
lamaran pekerjaan termasuk surat dinas atau resmi. Secara umum surat memiliki
bagian-bagian/unsur-unsur seperti berikut ini:
· Kepala surat
· Tempat dan tanggal pembuatan surat/alamat yang dituju
· Lampiran
· Hal atau perihal
· Alamat tujuan/tanpa kepada langsung Yth.
· Salam pembuka (diakhiri tanda koma)
· Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
1. paragraf pembuka
2. isi surat (penulisan kata nama,alamat,agama,pendidikan dll.diawali dg huruf
kecil)
3. paragraf penutup
· Salam penutup (diakhiri tanda koma)
· Tanda tangan

BAB II TEKS DEBAT


A. Pengertian Debat
Debat merupakan kegiatan ad argumen antara dua pihak atau lebih yang bertujuan untuk
memutuskan masalah /sesuatu yang harus diselesaikan.
B. Unsur-Unsur Debat
1. Mosi
 Topik/tema yang akan dibicarakan dalam perdebatan.
2. Tim afirmasi/Tim pro
 Tim yang sepaham/setuju dengan mosi dalam perdebatan.
3. Tim oposisi/tim kontra
 Tim yang menentang/menolak/tidak setuju dalam perdebatan.
4. Tim netral/yuri yang dipanggil/penonton
5. Moderator
 Orang yang bertindak sebagai pemimpin jalannya perdebatan (menengahi dan
menyimpulkan pendapat)
6. Notulis
 Menulis dengan baik semua yang ada dalam perdebatan dari awal sampai akhir.
C. Tip menentukan mosi debat
1. Seimbang > mosi debat yang baik perlu adanya keseimbangan antara pihak pro dan
pihak kontra.
2. Menarik > mosi yang menarik akan membawa perdebatan ke arah yang menarik identik
dngan mosi yang kontroversial. Peserta perdebatan yang kreatif akan memunculkan
banyak fakta yang menarik.
3. Fokus > mosi seharusnya fokus pada suatu peristiwa atau kondisi. Mosi yang terlalu
luas membuat debat memjadi ajang adu contoh belaka.
4. Punya solusi > Debat bukan sekedar pandai berkata-kata tetapi juga mencari solusi.
Mosi yang punya solusi akan lebih menarik daripada hanya berargumen
5. Layak > Mosi yang baik mosi yang layak diperdebatkan.
D. Ragam Bahasa Debat
1. Kaidah bahasa baku, baik ejaan atau tata bahasa (pembentukan
kata,frase,klausa,kalimat, paragraf)
2. Ide yang digunakan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat
(logis)
3. Kata yang dipilih bermakna sebenarnya (denotatif)
4. Menghindari bahasa daerah/asing/prokem/bahasa gaul

E. Struktur Teks Debat


Terdapat 3 struktur yang membangun teks debat :
1. Pengantar (Isu): bagian yang mengandung topik yang akan dibantah.
2. Argumen: bagian yang mengandung rangkaian alasan atau bukti dengan tujuan
mendukung bantahan.
3. Simpulan: mengandung pernyataan yang menegaskan bantahan.
F. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesan pembicara atau penulis
sama seperti yang dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat baku selalu berwujud kalimat
efektif meskipun kalimat efektif tidak selalu berwujud kalimat baku.
Beberapa penyebab ketidakefektifan kalimat sebagai berikut.
Menyalahi Kaidah Tata Bahasa
a. Menyalahi kaidah fonologi (ejaan)
Contoh:
1. Harga B.B.M semakin tak terjangkau rakyat kecil. (B.B.M seharusnya BBM).
2. Pelayanan kesehatan di Puskesmas sekarang ini sudah memenuhi standart. (Puskesmas
seharusnya puskesmas sebab tidak diikuti nama wilayahnya, standart seharusnya standar).
b. Menyalahi kaidah morfologi (pembentukan kata)
Contoh: 1. Anissa memakai pakaian yang menyolok mata. (menyolok seharusnya mencolok, sebab
kaidah morfofonemis meN- + c,d,t, j » men-.)
2.Para siswa mendiskusikan hasil analisa mereka. (analisa seharusnya analisis).

c. Menyalahi kaidah sintaksis/tata kalimat.


Contoh:
1. Sehingga ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. (Kalimat tunggal ini tidak
efektif didahului oleh konjungsi).
2. Mereka yang bertanggung jawab dalam masalah ini. (Pola kalimat tidak jelas sebab P
didahului oleh “yang“)
Yang efektif: Mereka bertanggung jawab dalam masalah ini
Pada rapat itu membahas upaya pemberantasan virus H5N1. (S kalimat aktif tidak jelas sebab
didahului oleh kata depan).
Pembetulan: Rapat itu membahas upaya pemberantasan virus H5N1. atau Pada rapat itu dibahas
upaya pemberantasan virus H5N1.

d. Kalimatnya tidak logis/tidak masuk akal


Contoh: Pencuri berhasil ditangkap polisi. (Yang berhasil bukan pencurinya, tetapi polisinya sebab
pencuri yang berhasil seharusnya tidak tertanggkap, tetapi mampu melarikan diri).
Pembetulan: Polisi berhasil menangkap pencuri.
Yang merasa kehilangan dompet dapat diambil di kantor tata usaha. (Yang diambil dalam kalimat
tersebut adalah yang kehilangan (orangnya), bukan dompetnya).
Pembetulan: Yang merasa kehilangan dompet dapat mengambilnya di kantor tata usaha.

e. Tidak mengandung unsur mubadzir


Contoh: 1.Kedua orang itu saling berpandang-pandangan. (kata ulang berpandang-pandangan
sudah bermakna ’saling’).
Pembetulan:
Kedua orang itu berpandang-pandangan.
Kedua orang itu saling berpandangan.
2. Selesai belajar bunuhlah lampunya.
Pembetulan: Selesai belajar padamkan lampunya.

f.Mengandung unsur kedaerahan/asing


Contoh: Gue nggak mau ngurusin soal itu lagi.
Demi kepuasan para kustomer kami akan meningkatkan pelayanan. (kata kustomer seharusnya
pelanggan).

g. Bermakna ambigu atau ganda.


Contoh: Istri pak lurah yang baru itu meninggal dunia. (yang baru ‘pak lurah’ atau ‘istrinya’).
Pesawat Fokker baru mendarat di lapangan terbang Adi Sucipto Malang. (pesawat fokker baru atau
baru mendarat?) Gue nggak mau ngurusin soal itu lagi.
Demi kepuasan para kustomer kami akan meningkatkan pelayanan. (kata kustomer seharusnya
pelanggan).

F. KATA BAKU DAN TIDAK BAKU (LENGKAPI SENDIRI)

BAB III Teks Biografi

A. Pengertian Biografi:
Biografi adalah sebuah buku yang menceritakan beberapa peristiwa /kisah hidup seseorang/riwayat
yang ditulis oleh orang lain.

Autobiografi : riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokohnya

B. Ciri-ciri Teks Biografi


1. Strukturnya terdiri atas : Orientasi, Peristiwa/Permasalahan, dan Reorientasi.
2. Berisi informasi berdasar pada kenyataan (faktual) dalam bentuk narasi.
3. Faktualnya berdasar pada pengalaman hidup seseorang yang patut diteladani.
C. Struktur teks biografi
1. Orientasi : Bagian pengenalan tokoh, berisi deskripsi awal mengenai tokoh atau pelaku di dalam teks
biografi
2. Peristiwa dan Permasalahan : Bagian peristiwa atau kejadian yang dialami tokoh. Berisi peristiwa
atau kejadian yang isinya berupa penjelasan yang memuat beberapa peristiwa yang terjadi atau pernah
dialami oleh tokoh, termasuk juga permasalahan yang dihadapinya dalam mencapai tujuan serta cita-
citanya. Hal yang menarik, mengesankan, mengagumkan, dan menyedihkan yang dialami tokoh juga
diuraikan dalam bagian peristiwa.
3. Reorientasi : Bagian penutup, berisi pandangan penulis pada tokoh yang dikisahkan. Reorientasi
bersifat opsional, boleh ada, boleh juga tak ada.
D. Macam-macam Biografi
a.Berdasarkan sisi penulis
1. Autobiografi. Merupakan kisah yang ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya
2. Biografi. Merupakan kisah yang ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisannya biografi terbagi
atas :
3. Authorized biography, yakni biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuan tokoh didalamnya
4. Unauthorized biography, yakni ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di
dalamnya (umumnya karena sudah meninggal dunia)
b.Berdasarkan Isinya
1. Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan.
2. Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir sampai karir terbarunya kini,
atau sebagian perjalanan karir dalam meraih kesuksesan tertentu.
c.Berdasarkan masalah yang dibahas
1. Biografi politik yakni penulisan tokoh-tokoh di negeri ini yang diambil dari sudut politik. Dalam
biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya lewat penelitian. Tetapi, biografi semacam ini
terkadang tak lepas dari kebutuhan penulis maupun sosok yang ditulisnya.
Intelektual biografi yang juga disusun lewat penelitian dan seluruh temuan dituangkan penulisnya dalam
gaya penulisan ilmiah.
2. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra yakni materi penulisan umumnya didapat dari hasil
wawancara pada tokoh yang akan ditulis ataupun sebagai referensi sebagai pendukung penulisan.
E. Kaidah Kebahasaan teks biografi
1. Menggunakan pronomina/kata ganti orang ketiga tunggal :ia/dia/beliau
2. Banyak mengggunakan kata kerja tindakan (verba material): belajar, membaca, berjalan,dll
3. Banyak menggunakan kata sifat/adjektiva :ulet,rajin, pandai, dll.Penggunaan kata sifat sering didahului
kata kerja kopula/kopulatif/verba relasional : adalah, merupakan,yaitu
4. Banyak menggunakan kata kerja pasif : diberi, ditugaskan dipilih, diberi
5. Banyak menggunakan verba mental dalam aktivitas /peran tokoh : merasakan, mengerti,menyetujui,
mencintai, dll
6. Banyak menggunakan kata sambung/Konjungsi, kata depan, atau nomina yang berhubungan dengan
waktu : ketika, saai itu, setelah, selanjutnya, selama, dll
F. Cara Penggambaran Watak/karakter tokoh
1. Cara langsung/analitik : penulis /pencerita langsung menyebutkan/menjelaskan karakter tokoh dalam
cerita (pandai,rajin, terampil, dll)
2. Cara tidak langsung/dramatik : penulis menjelaskan karakter tokoh secara tidak langsung tetapi
menjelaskan karater tokoh melalui beberapa cara :
 dialog tokoh,
 fisik tokoh,
 jalan pikiran tokoh
 bahasa yang digunakan tokoh ,
 tanggapan tokoh lain ,dan
 lingkungan tokoh
BAB IV TEKS PUISI

A. Pengertian Puisi

              Puisi adalah   susunan kata-kata terindah yang mengandung imaji ( khayalan ) dan perlambang.

Puisi merupakan media ekspresi penyair dari hasil pemikiran, perenungan, perasaan, atau

khayalan yang dituangkan ke dalam kata-kata atau kalimat.    

B.  Unsur-Unsur dalam Puisi

                  Sebuah puisi yang baik akan memiliki unsur-unsur antara lain :

      1.  Diksi yaitu pemilihan kata – kata yang tepat sesuai dengan perasaan atau gagasan yang ingin

diungkapkan.(kata2 religius, semangat cinta tanh air, dll)

      2.   Rima/sajak yaitu pengulangan bunyi puisi untuk membentuk musikalisasi ( suara / bunyi yang

indah ).

      3.   Tipografi ( tata wajah ) yaitu bentuk penulisan puisi (piramida,lingkaran, berbait, rata kiri,

rata kanan, dll)


      4.   Makna / arti yaitu isi yang dikandung oleh puisi.Makna puisi bisa secara per kalimat atau  perbait.

      5.   Perasaan yaitu perasaan penyair saat menciptakan puisi,seperti; gembira, sedih, duka cita, rindu,

benci, kecewa, bingung, patriotis/perjuangan ,dll.

      6.  Suasana yaitu perasaan hati pembaca setelah membaca puisi,seperti; sedih, iba, marah, benci,dll.

      7.  Amanat yaitu pesan atau nilai didik yang ingin disampaikan penyair melalui puisi.

C. CIRI – CIRI PUISI

1. Pola Bunyi (rima)

Pola Bunyi atau Rima adalah penataan bunyi dari kata – kata yang menyusun puisi

tersebut/persamaan bunyi pada kat/baris/suku kata.

2. Irama (Ritme)/intonasi

Irama bisa diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek, atau

tinggi rendahnya pengucapan kata dalam puisi.

3. Diksi (Pemilihan Kata)

Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata – kata dalam puisi tidak sama dengan yang dipakai

sehari – hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar, dan juga memiliki

makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi tersebut.

D.   Refleksi Isi puisi

            Refleksi adalah perenungan terhadap objek yang telah dibaca sebagai alat introsfeksi atau

menyadari diri.

            Untuk merefleksikan isi puisi,kita harus memahami isi puisi tersebut.Agar dapat memahami

isi puisi secara keseluruhan,terlebih dahulu harus memahami makna setiap kata atau kalimat pada

setiap bait puisi.Biasanya dalam setiap bait puisi terdapat sebuah  kata atau kalimat  kunci yaitu

kata atau kalimat yang paling utama pada satu bait.Kata kunci ini dapat digunakan untuk

memahami isi puisi.

A.  Struktur fisik/lahir puisi (diksi,kata konkret,tipografi,majas)


Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya
Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
Gaya Bahasa/MAJAS yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

B.  Sruktur Batin Puisi (tema ,amanat, rasa,nada)


Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan
makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan
pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan
nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca
Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

C. Citraan/imaji : kata-kata yang digunakan dalam puisi berhubungan dengan pancaindera


(pengelihatan,pendengaran,pencecapan,penciuman,rasa )

Jenis citraan / indera:

a. Citraan visual (indera pengelihatan) : batu, gunung, dll


b. Citraan auditif/pendengaran {gemericik air,kicauan burung, suara petir,dll)
c. Citraan perasaan/termal (sedih,gembira, merinding, dll)
d. Citraan pencecapan (pedas,asin,manis dll)
e. Citraan penciuman
f. Citraan kinestetik /gerakan (terbang, melambai, dll)

JENIS PUISI : PUISI LAMA DAN PUISI BARU


Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta
ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi
baru.
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata tiap baris
Irama
1. Ciri-ciri Puisi Lama
Ciri puisi lama:
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima
2. Jenis Puisi Lama
Yang termasuk puisi lama adalah
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya
sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka
c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek (2 baris sebait,aa.bb,tanpa
sampiran, isi bebas
d) Seloka adalah pantun berkait
e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a,,a-a, berisi
nasihat ( gurindam 12 karya HB Yasin)
f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-
a-a-a, semua isi
g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
B. PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku
kata, maupun rima.
1. Ciri-ciri Puisi Baru
a) Bentuknya rapi, simetris;
b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
d) Sebagian besar puisi empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
2. Jenis-jenis Puisi Baru
Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
a) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita
b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
d) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
e) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
f) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
g) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:
a) Distikon (2 baris sebait)
b) Terzina (3 baris sebait)
c) Quatrain (4 baris sebait)
d) Quint (5 baris sebait)
e) Sektet (6 baris sebait)
f) Septime (7 baris sebait)
g) Oktaf/Stanza (8 baris sebait)
h) Soneta (14 baris)
C. PUISI KONTEMPORER

Membaca dan Memahami Puisi Kontemporer

            Puisi kontemporer tidak mementingkan tipografi yang konvensional seperti puisi lama atau
puisi baru. Puisi kontemporer lebih mementingkan bentuk grafis atau fisik (bunyi) untuk
mengungkapkan perasaan penyairannya.

            Penyair merakit kata-kata sedemikian rupa untuk menimbulkan bunyi yang indah. Demi
tujuan tersebut, penyair kadang-kadang membalikkan kata-kata yang menguburkan makna.

a. CIRI CIRI PUISI KONTEMPORER :

1.      Bentuk fisik atau tipografi tidak beraturan.

2.      Kata-kata disusun secara acak sesuai dengan tipologi yang diinginkan penyair.

3.      Sebagai penyair menganggap makna dalam puisi kontemporer tidak diutamakan. Namun, yang
diutamakan bentuk fisiknya.`

4.      Sebagian penyair masih tetap mengutamakan makna puisi, tetapi disajikan dengan tipografi
bebas. Walaupun tidak mengutamakan makna, puisi kontemporer masih diikat dengan tema.

5.      Kritik sosial masih muncul dengan lebih keras karena kekuasaan Orde Baru dan
ketidakmenentuan situasi tahun 2000-an

Puisi kontemporer diperoleh oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri. Menurut Sutadji dalam puisi
kontemporer yang dipentingkan bentuk fisik (bunyi). Ia ingin mengembalikan puisi pada mantra.
Dalam puisi yang ditulisnya disajikan Ulangan kata, frase, dan bunyi yang menjadi kekuatan
puisinya. Puisi-puisi Sutardji diterbitkan dalam bukunya yang berjudul O, Amuk, Kapak. Sutardji
mempergunakan penyimpangan-penyimpangan tata bahasanya. Penyimpangan itu di antaranya,
berupa penghapusan tanda baca, pemutusan kata, pembalikan kata, pengubahan bentuk
morfologinya. Banyak penghapusan tanda baca pada puisi Sutardji yang dilakukan dengan sengaja
memberikan kegandaan tafsir.

B. Jenis-Jenis Puisi Kontemporer

Puisi kontemporer dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :

1.      Puisi Tanpa Kata.

Puisi ini sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya digunakan
titik-titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain.

2.      Puisi Mini Kata

Puisi ini menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan simbol lain yang
berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.

3.      Puisi Multi Lingual

Puisi ini menggunakan kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa
asing.

4.      Puisi Tipografi

Puisi ini memandang bentuk atau wujud isik puisi yang mampu memperkuat ekspresi puisi.
Bahkan, wujud puisi dipandang puisi dipandang sebagai salah satu unsur puisi, sebagai suatu tanda
yang memiliki makna tertentu yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.
5.      Puisi Supra kata

Puisi ini menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkirbalikkan atau penciptakan kata--kata
baru yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi semacam ini lebih
mementingkan aspek bunyi dan ritme sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung
sebagai puisi mantra)

6.      Puisi Idiom Baru

Puisi semacam ini diberikan dengan puisi konvensional terutamapada penggunaan idiom-idiom
baru yang terdapat di dalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan dsebagai alat eksperinya,
tetapi kata tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru dan diberi nyawa baru.
Digunakan pula idiom-idiom baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.

7.      Puisi Mbeling

Puisi mbeling pada umumnya mengandung unsur humor, bercorakkelakar. Dalam puisi ini sering
terdapat unsur kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak mengharapkan penggunaan suatu
kata. Semua kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini.

BAB V RESENSI BUKU FIKSI DAN NONFIKSI

A. Memahami isi buku fiksi dan non fiksi


Resensi adalah suatu tulisan yang berisi tentang pertimbangan dari buku atau wawasan
tentang baik dan kurangnya kualitas tulisan. Resensi memberikan penilaian pula, pada
karya buku yang bersifat fiksi dan nonfiksi.
1. Buku fiksi merupakan buku yang berupa cerita, sifatnya imajinatif. Tidak
membutuhkan pengamatan dalam pembuatannya dan tidak perlu
dipertanggungjawabkan , karena ide ceritanya berasal dari khayalan atau imaji penulis.
Bahasa yang digunakan kiasan atau konotatif.
2. Buku nonfiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat
informatif.
-Memerlukan pengamatan
- Membuthkan data
-Bahasa denotatif/ bahasa sebenarnya
-Pembaca langsung memahami maksud dari isi buku
-Memiliki fakta –fakta
B. Memahami Ikhtisar ,Ringkasan ,Sinopsis Buk fiksi dan Buku nonfiksi
1. Ringkasan adalah suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatu informasi yang
penting dari sebuah tulisan dalam bentuk yang sangat singkat.
Ciri –ciri ringkasan :
a. Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan
b. Kerangka dasar masih tampak jelas
c. Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
Langkah – langkah membuat ringkasan bacaan :

a. Membaca bacaan atau karangan asli untuk mengetahui kesan umu, maksud pengarang,
b. Mencatat gagasan utama atau pokok pikiran dalam tiap paragraf,
c. Menyusun pokok pikiran atau gagasan pokok bacaan menjadi suatu paragraf atau lebih.

2. Ikhtisar
Ikhtisiar ialah bagian yang sangat penting setelah membuat kesimpulan dan
rekomendasi. Ikhtisiar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai
melalui topik tersebut.

Cara membuat ikhtisiar adalah sebagai berikut :


a) Membaca naskah asli beberapa kali (setidak-tidaknya dua kali).
b) Membuat kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokokj
yang terdapat dalam naskah.
c) Menulis ihtisiar.
Ikhtisiar yaitu penyajian singkat dari suatu karangan asli yang tidak perlu memberikan
isi dari seluruh karangan itu secara proporsional.

Ciri-ciri ikhtisar :
1. Tidak mempertahankan urutan gagasan
2. Bebas mengombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti
3. Tujuannya untuk mengambil inti

3. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan pendek dari suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan
karya-karya sastra yang lainnya) atau karangan.
Menurut Moeliono (1988) sinopsis adalah karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan
bersama-sama dengan karangan asli. Yang menjadi dasar sinopsis itu adalah ringkasan
dan abstrak.

C. Meresensi Buku Nonfiksi


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam resensi buku :
- Penggunaan bahasa
- Format dan struktur penyajian
- Manfaat buku bagi pembaca
- Kualitas isi buku
Meresensi buku fiksi melalui analisis unsur intrinsiknya
(tema,tokoh,setting,amanat,penokohan,gaya bahasa, sudut pandang,alur )
a. Tujuan Resensi buku
1. Memberikan pertimbanganpada pembaca, mengenai apakah buku tsb pantas untuk
mendapatkan sambutan dari pembaca atau tidak
2. Mendapat bimbingan dari penulis mengenai buku pantas untuk dibaca/tidak.
3. Mengajak seorang pembaca untuk memikirkan ,merenungkan, dan mendiskusikan
secara lebih jauh, tentang fenomena maupun permasalahan yang muncul pada sebuah
buku.
4. Mendapatkan informasi maupun pemahaman yang menyeluruh tentang apa yang
terlihat dan yang diungkap dalam sebuah buku.
5. Memengaruhi identitas dari suatu buku yang pantas dibaca/tidak
(Judul,penerbit,pengarang,tahun terbit,,tebal buku).Selain itu, untuk mengetahui
hubungan antara buku yang sejenis dengan pengarang yang sama dan yang
diresensikan dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan dengan pengarang-pengarang
lain.
6. Membantu pembaca untuk memilih buku sesuai yang dikehendaki.
b. Unsur-unsur resensi
1. Judul resensi (berupa frasa atau klausa bukan kata)
2. Identitas buku
 Judul buku
 Pengarang buku
 Penerbit
 Tahun terbit
 Kota terbit
 Jumlah halaman
3. Sampul buku
4. Pembuka buku (berhubungan dengan kepengarangan ,karya lain yang sejenis,dll)
5. Bahasa yang digunakan pengarang buku (ungkapan,tata bahasa, struktur kalimat,gaya
bahasa)
6. Isi buku (nilai-nilai yang dapat diambil dari gambaran isi buku,membandingkan karya
yang diresensi dengan karya pengarang lain)
7. Ringkasan buku / ikhtisar buku
8. Kelemahan buku (mengacu penilaian /kata-kata yang negatif / kritikan )
9. Kelebihan (mengacu pada kata-kata yang positif / sanjungan pujian buku tsb)
10. Penutup (manfaat buku tsb/ cocok/baik untuk pembaca /kesimpulan tentang
keuntungan atau kerugian yang mugkin diperoleh)

Anda mungkin juga menyukai