Faktor Mempengaruhi Pemilihan Kombinasi Log
Faktor Mempengaruhi Pemilihan Kombinasi Log
Optimum
Pemilihan kombinasi logging yang optimum tidak lepas dari pengaruh jenis
batuan formasi. Dengan jenis perlapisan batuan yang bervariasi berdasarkan
fungsi kedalaman sumur bor, kita akan memilih alat logging yang sesuai dengan
jenis batuan formasi pada sumur bor yang akan dilogging, dengan tujuan
menghasilkan pengukuran yang akurat. Terdapat tiga jenis formasi batuan yang
sering terkait dengan evaluasi log ini yaitu :
Formasi ini lebih kompak dari formasi lunak dan sedang. Tahanan batuan
sangat tinggi. Porositasnya kurang dari 15%, diameter invasi lumpur (Di) = 10d.
Jenis batuan keras limestone dan dolomite.
2. Jenis Lumpur Pemboran
Ada beberapa jenis lumpur pemboran yang umum digunakan sebagai fluida
pemboran, yaitu : lumpur dasar air (water base mud), oil base mud dan oil base
emulsion mud, serta fluida gas/udara (gaseous drilling fluids/empty hole).
Lumpur ini mempunyai kadar garam rendah (kurang dari 10.000 ppm atau
1% berat garam dan kadar Ca kurang dar 50 ppm). Dimana fasanya adalah air
tawar. Lumpur ini akan mempengaruhi pengukuran log listrik sehingga
pengukuran resistivity tinggi. Ada beberapa lumpur yang termasuk disini, yaitu :
Lumpur ini mempunyai kadar garam tinggi, lebih dari 10.000 ppm. Adanya
kadar garam ini baik unsaturated salt water mud (lumpur yang dijenuhi oleh
NaCl/garam) dapat menimbulkan sifat fluida/lumpur yang konduktif, sehingga
menyebabkan pengukuran resistivity yang rendah. Lumpur ini antara lain
dicirikan dengan adanya filtrat loss yang besar sekali, kecuali ditreated dengan
organic colloid sehingga membentuk mud cake yang tebal. Meskipun pengaruh
terhadap logging sangat buruk, lumpur ini biasanya digunakan pada kondisi yang
khusus seperti pada pemboran formasi garam.
Lumpur ini mempunyai kadar minyak sebagai fasa kontinyu dengan kadar
air rendah (3%-5%), maka lumpur ini relatif tidak sensitif terhadap kontaminasi
air. Dan disamping itu akan bersifat tidak konduktif dan mempunyai harga
resistivity yang tinggi sehingga mempengaruhi peralatan logging terutama log
listrik. Karena filtratnya yang kecil, dapat menyulitkan pengukuran yang
menggunakan pengaruh adanya invasi lumpur.
Proses banyaknya air filtrat lumpur yang masuk ke dalam formasi selama
pembentukan mud cake di dalam lubang bor dikenal sebagai invasi mud
filtrat(filtrat loss). Banyaknya filtrat loss yang masuk ini tergantung dari jenis
lumpur pemborannya dan lapisan batuan yang dibor. Jauh dekatnya filtrat loss
yang menginvasi zona porous permeabel tergantung dari porositas dan
permeabilitasnya, dimana bila porositas kecil dan permeabilitas batuannya besar
maka invasi filtrat lumpur akan jauh, tapi jika porositas besar dan walaupun
permeabilitas juga besar maka invasi filtrat lumpur akan dangkal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi diameter filtrat lumpur atau diameter zona yang terinvasi
antara lain : jenis lumpur, Perbedaan tekanan antara lumpur dan formasi,
Permeabilitas batuan, Porositas batuan, Proses pemboran.
Diameter invasi mud filtrat merupakan fungsi dari porositas dan secara
umum dapat dikelompokkan menjadi :
ϕ > 20 %, Di = 2d
20 % > ϕ > 15 %, Di = 3d
15 % > ϕ > 10 %, Di = 4d
10 % > ϕ > 5 %, Di = 10d
Keterangan :
Di = diameter invasi mud filtrat, ft
D = diameter lubang bor, ft
Φ = porositas, %
4. Kondisi Lubang Bor
Setiap jenis log akan mengukur karakteristik formasi porous dengan akurat
apabila ketebalan lapisan yang diukur lebih besar dari jarak (spasi) antar
elektrodanya. Maka data ketebalan lapisan akan menjadi acuan dalam pemilihan
setiap jenis log, khususnya jenis log resistivity. Sebagai contoh, jka ketebalan
lapisan porous permeabel yang tipis disarankan menggunakan jenis alat log yang
mempunyai sistem difokuskan ( microspherical focus log, laterolog, induksi log ).
Batuan unconsolidated untuk formasi yang bersih dari clay (clean sands)
porositasnya lebih besar dari 25%, sedangkan untuk shaly sand mempunyai
porositas lebih dari 20%, biasanya mempunyai tahanan batuan antara kecil sampai
menengah (low resistivity-moderate resistivity). Moderately consolidated
memiliki porositas antara 15% - 20% , biasanya mempunyai tahanan formasi
batuan sedang (intermediate resistivity). Batuan yang tight mempunyai porositas
batuan yang kecil atau dibawah 15%, sehingga mempunyai tahanan batuan sangat
tinggi (high resistivity).