Anda di halaman 1dari 6

Berikut keadaan dimana perusahaan tidak cocok memberikan natura atau

kenikmatan:
1. Pada perusahaan yang sedang keadaan rugi.
2. Pada perusahaan yang dikenakan PPh badan secara final.
(contoh: memberikan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai dan
penyediaan bus antar jemput pegawai)
 
Terdapat banyak cara untuk megoptimalkan kesejahteraan karyawan, dengan
memanfaatkan peluang efisiensi beban pajak yang berkaitan dengan pengeluaran
biaya berikut ini:
1. PPh Pasal 21 Karyawan
Pilihan terhadap metode PPh Pasal 21 karyawan dapat berupa:
Bila beban PPh Pasal 21 sepenuhnya menjadi tanggungan karyawan (dalam hal ini
perusahaan hanya menjadi perantara pemotong PPh Pasal 21. Dalam laporan laba
rugi perusahaan tidak akan terlihat biaya PPh Pasal 21)
Bila karyawan diberi tunjangan PPh Pasal 21, tunjangan ini tercantum dalam slip gaji
pegawai dan SPT PPh Pasal 21 karyawan (form 1720)
Bila PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan, bukan sebagai tunjangan PPh Pasal
21, dan karena itu merupakan kenikmatan dan tidak boleh dibebankan sebagai
biaya.
 
2. Pengobatan/kesehatan karyawan
Reimbursement kwitansi biaya medical dari dokter/ klinik/ rumah sakit.
Karyawan diberi tunjangan pengobatan atau kesehatan (medical allowance) setiap
bulan, sakit maupun tidak sakit.
Karyawan berobat di rumah sakit/ klinik/ dokter langganan dan pengambilan obat
dari apotik langganan.
Perusahaan mendirikan rumah sakit/klinik berikut dokter.
 
3. Pembayaran premi asuransi untuk pegawai
Pembayaran asuransi oleh pemberi kerja untuk kepentingan pegawainya boleh
dibebankan sebagai biaya perusahaan, tetapi bagi pegawai yang bersangkutan
premi tersebut merupakan penghasilan.
 
4. Iuran Pensiun dan Iuran JHT/THT yang dibayar oleh perusahaan
Disahkan Menteri Keuangan ---> boleh jadi biaya
Belum disahkan Menteri Keuangan ---> tidak boleh jadi biaya
 
5. Perumahan untuk karyawan
Penempatan rumah dinas yang:
Dibeli/dibuat
Disewa
Memberikan penggantian sewa
Memberikan tunjangan perumahan
 
Perlakuan Perpajakannya:
Bentuk natura ---> tidak dapat jadi biaya
Diberikan dalam bentuk uang ---> dapat dijadikan biaya
 
6. Transportasi untuk karyawan
Biaya eksploitasi kendaraan antar jemput karyawan dan kendaraan yang dibawa
pulang merupakan biaya perusahaan dan bukan merupakan penghasilan karyawan.
Tunjangan transport untuk keperluan pulang pergi kantor merupakan penghasilan
bagi karyawan dan biaya bagi perusahaan.
Transportasi karyawan dari rumah ke tempat kerja dapat diberikan dalam bentuk:
Antar jemput dengan mobil perusahaan.
Diberikan kendaraan sedan atau sejenisnya yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan.
Tunjangan transport boleh dibebankan sebagai biaya dan dikenakan PPh 21 bagi
karyawan.
 
7. Pakaian seragam untuk karyawan
Kriteria yang disyaratkan mengenai pemberian natura atau kenikmatan (termasuk
pakaian seragam) adalah :
Pemberian natura atau kenikmatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
pemberi kerja dan bukan merupakan penghasilan bagi pegawai yang menerimanya
Pemberian natura atau kenikmatan yang merupakan keharusan dalam
melaksanakan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau sifatnya
mengharuskan
 
8. Perjalanan dinas karyawan
Biaya dalam rangka menjalankan tugas perusahaan, dapat dijadikan biaya
perusahaan dan bukan penghasilan karyawan.
Pemberian uang saku  tunai  penghasilan karyawan.
 
9. Bonus dan Jasa Produksi
Beberapa hal yang diperhatikan dalam pemberian bonus dan gratifikasi, tantieme
dan jasa produksi kepada komisaris, direksi, atau pegawai sebagai berikut:
Beban pada tahun berjalan  dapat biaya
Laba ditahan ---> tidak dapat dibiayakan
Tantiem ---> tidak dibiayakan tetapi dikenakan PPh 21
 
10. Pemberian natura di daerah tertentu dan atau terpencil
Pengertian daerah tertentu atau terpencil, yaitu mempunyai potensi yang layak
dikembangkan tetapi keadaan prasarana ekonomi pada umumnya kurang
memadai.
Pemberian natura atau kenikmatan yang boleh dibebankan sebagai biaya, misalnya
penyediaan makanan dan/ minuman bagi seluruh karyawan.
Penetapan daerah tertentu diberikan untuk jangka waktu 5 tahun berlaku sejak
tahun pajak terbit (dapat diperpanjang 1 kali= 5 tahun). Manajemen perencanaan
pajak adalah proses merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak agar utang pajak
yang harus dibayar berada dalam jumlah minimal, namun masih dalam regulasi
perpajakan pemerintah.

 
Untuk memenuhi harapan dari pemerintah misalnya, Manajemen Perusahaan
dituntut secara benar melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya atau
proper in tax compliance, memenuhi semua ketentuan yang terkait dengan bisnis
operasional perusahaan secara
menyeluruh, seperti pelaporan penanaman modal pada BKPM, Bapepam atau OJK
apabila perusahaan bersangkutan merupakan perusahaan terbuka, Bank Indonesia,
Kementerian Ketenagakerjaan Direktorat Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia atau bahkan pemerintah daerah untuk keperluan perizinan usaha
dan kepentingan lainnya.
 
Sementara tanggung jawab utama manajemen adalah tetap menjaga
keberlangsungan atau going concern perusahaan dan dan meraih sasaran target
yang telah ditetapkan sebelumnya. capaian-capaian tersebut akan menjadi
indikator pengukuran keberhasilan manajemen. Secara umum Key Performance
Indicator perusahaan didasarkan pada empat aspek keberhasilan:
a. Pertumbuhan usaha dan penguasaan pasar
b. Penanganan sumber daya manusia yang baik
c. Kepatuhan dan pengelolaan risiko usaha
d. Kinerja keuangan dan operasional yang excellent
 
Manajemen perencanaan pajak adalah proses merekayasa usaha dan transaksi
wajib pajak agar utang pajak yang harus dibayar berada dalam jumlah minimal,
namun masih dalam regulasi perpajakan pemerintah melalui perusahaan dapat
menyatakan bahwa perusahaan membina hubungan kerjasama dengan otoritas
pajak secara proaktif dan transparan, berpartisipasi dalam setiap proses konsultasi
formal dengan otoritas pajak terkait isu-isu pajak yang berdampak material pada
perusahaan, dan berperan aktif dalam memengaruhi desain kebijakan dan
peraturan perpajakan melalui keikutsertaan dalam asosiasi industri atau usaha.

Business Cycle and Management Efforts; Yang utama harus diperhatikan


adalah  Siklus bisnis dan upaya manajemen pajak, serta Pilihan saat pendirian
usaha.
Business Form Selection
Terkait ketentuan perpajakan yang berlaku, investor/pengusaha juga harus
menentukan bentuk usaha yang mana yang memberikan kontribusi profit yang
paling besar namun dengan beban pajak yang paling kecil, dan yang paling penting
dari pemilihan bentuk usaha adalah tentu saja untuk mempertimbangkan
keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.
 
Secara umum terdapat empat bentuk usaha yang legal, sebagaimana diuraikan oleh
Santoso dan Rahayu (2013:89) yaitu:
1. partnership yang berupa persekutuan perdata (maatschap), persekutuan
komanditer (commanditaire vennootschap = CV), dan firma;
2. perseroan terbatas (PT)
3. koperasi, asosiasi, yayasan, dan badan usaha lain
4. usaha orang pribadi/individual basis
Fokus penjelasan tulisan ini hanya akan menekankan pada pemilihan badan usaha
berbentuk usaha orang pribadi (individual basis), CV dan PT.
 
Pihak Manajemen perusahaan adalah pihak yang menentukan dan mengambil
keputusan final dimana resikonya, termasuk risiko perpajakan tidak dapat
dilimpahkan kepada pihak lain yang bertindak selaku konsultan, advisor, konselor
atau bahkan karyawan sebagai pelaksana
lapangan titik oleh karenanya, dalam bidang perpajakan, pihak manajemen harus
memahami penuh dan mempertimbangkan konsekuensi perpajakan atas setiap
keputusan bisnis yang diambilnya. Untuk kepentingan ini disarankan agar
manajemen perusahaan mengetahui
struktur organisasi pihak otoritas perpajakan dan kedinamisannya.

Secara sederhananya, dapat dikatakan untuk kreativitas manajemen pajak dan


tanggung jawab kepada pemangku kepentingan kreativitas memang sangat
diperlukan oleh pihak manajemen, untuk mengelola perusahaan agar harapan
semua pemangku kepentingan dapat dipenuhi.
keseimbangan pemenuhan ekspektasi para pemangku kepentingan yang menjadi
tanggung jawab dan harus dicapai oleh pihak manajemen perusahaan. Pemilihan
bentuk usaha CV memberikan benefit pajak yang lebih tinggi dibandingkan usaha
perorangan atau usaha PT, namun baiknya hal ini tidak dijadikan satu-satunya
dasar pengambilan keputusan karena tentu saja harus mempertimbangkan hal
lainnya.
 
Sebagai warga negara yang baik, Anda harus menjalani kewajiban, salah satunya
adalah membayar pajak.
 
Perencanaan pajak diperlukan agar tidak memberatkan keuangan perusahaan
Anda, sehingga Anda tetap taat pajak dan sesuai dengan regulasi pemerintah
namun dalam membayar dalam jumlah minimal.
 
OECD (2016) menyatakan bahwa strategi pajak dalam Tax Control Framework (TCF)
mencakup keseluruhan strategi pada level strategis hingga level operasional,
termasuk tingkat toleransi risiko, pengambilan keputusan dalam perencanaan
pajak, dan kebijakan pelaporan dan pembayaran pajak.
 
Pengungkapan strategi pajak oleh wajib pajak perusahaan ini telah diadopsi di
Inggris (HMRC, 2016). Perusahaan atau grup perusahaan di Inggris dengan jumlah
peredaran usaha tertentu wajib mengumumkan strategi pajaknya. Strategi pajak
tersebut harus disetujui dan disahkan oleh Dewan Direksi perusahaan. Terdapat
empat elemen strategi yang wajib diumumkan oleh perusahaan.
 
Pertama, bagaimana perusahaan melakukan pengelolaan risiko pajak. OECD (2016)
menyatakan bahwa perusahaan dan otoritas pajak mungkin saja berbeda pendapat
mengenai perlakuan pajak yang tepat atas suatu transaksi. Oleh karena itu, dalam
elemen strategi pajak ini, perusahan dapat memuat penjelasan tentang posisi
perusahaan dalam menghadapi ambiguitas peraturan perundang-undangan dan
kemungkinan perbedaan dengan posisi otoritas pajak.
 
Kedua, bagaimana sikap perusahaan terhadap perencanaan pajak. Perusahaan
dapat menyatakan bahwa perusahaan menggunakan advis dari pihak ketiga jika
menyangkut konsekuensi pajak atas transaksi-transaksi yang bersifat material atau
signifikan, dan perusahaan tidak melakukan perencanaan pajak yang agresif, serta
tidak mentolerir atau memfasilitasi tax evasion.
 
Ketiga, bagaimana toleransi risiko atau tingkat risiko yang dapat diterima
perusahaan (risk appetite). perusahaan dimungkinkan untuk tidak menyebutkan
secara spesifik tingkat risiko yang diterimanya. Contohnya, perusahaan dapat
mengemukakan bahwa perusahaan menerima tingkat risiko yang konsisten dengan
batas toleransi risiko dalam pengelolaan risiko di internal perusahaan atau grup
perusahaan. Contoh lainnya, perusahaan dapat menyatakan bahwa perusahaan
akan mengikuti prinsip “the more likely than not” dalam setiap pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan isu-isu perpajakan.
 
Keempat, bagaimana perusahaan mengelola hubungannya dengan otoritas pajak.
Hal ini berhubungan dengan penjelasan tentang bagaimana perusahaan
berkerjasama dengan otoritas pajak untuk memenuhi persyaratan dalam peraturan
perundang-undangan, dan bagaimana perusahaan berkerja secara transparan
dengan otoritas pajak dalam mengelola risiko-risiko pajak.
 
Beberapa strategi pajak yang dapat Anda terapkan untuk mengelola pajak,
diantaranya:
Tax Saving
Jika perusahaan Anda memiliki Penghasilan Kena Pajak lebih dari Rp100 juta, Anda
dapat menerapkan perubahan pemberian natura (seperti sembako, fasilitas
kesehatan dan pendidikan) menjadi tunjangan yang berupa uang untuk karyawan-
karyawan Anda.
 
Tax Planning
Anda dapat mengunakan cara ini untuk menimalisir pajak jika perusahaan Anda
masih mengalami kerugian sehingga dihitung sebagai bukan objek pajak atau jika
ada perubahan untuk tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian
natura.
 
Hindari Pelanggaran Regulasi
Anda perlu memahami peraturan dan regulasi pajak yang berlaku di Indonesia
untuk mencegah terjadinya sanksi perpajakan.
Adapun sanksi perpajakan dapat berupa sanksi administrasi (denda, bunga atau
kenaikan pajak) hingga sanksi pindana.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah menunda penerbitan faktur pajak
keluaran hingga batas waktu yang ditentukan.
 
Optimalkan Kredit
Hal ini belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Terdapat beberapa pembayaran pajak seperti PPh pasal 22 (atas pembelian solar
atau impor dan fiskal luar negeri atas perjalanan dinas pegawai).
Dengan menjalankan strategi ini akan meringkan pembayaran pajak perusahaan.
 
Selain menerapkan cara-cara di atas, Anda dapat berkonsultasi dengan ahli pajak
atau mengikuti workshop yang terkait Pajak untuk Badan Usaha sehingga lebih
memahami peraturan perpajakan di Indonesia dan membantu Anda dalam
merencanakan perpajakan.
 
 

Anda mungkin juga menyukai