Anda di halaman 1dari 79

HASIL PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DESA


(BUMDes) MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA KECAMATAN KONDA
KABUPATEN KONAWE SELATANPERIODE 2017-2019

OLEH :

AHMAD KURNIAWAN
NIM. 21710140

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2022

i
LEMBAR LOGO

ii
PENGESAHAN HASIL PENELITIAN

JUDUL:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DESA


(BUMDes) MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA KECAMATANKONDA
KABUPATEN KONAWE SELATANPERIODE 2017-2019

AHMAD KURNIAWAN
NIM. 21710140

Menyetujui;
Pembimbing I Pembimbing II

Muhammad Yusuf, S.E., MSi Murini, S.E.,M.E


NIDN. 0903017001 NIDN. 0917038102

Mengetetahui,
Ketua Program Studi Manajemen

Nur Azizah Rasudu, S.E., M.M


NIDN. 0929118703

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ahmad Kurniawan


NIM : 21710140
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas : Muhammadiyah Kendari

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan jiplakan atau plagiat
dari tulisan orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
skripsi ini hasil jiplakan atau plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Kendari, Februari 2022


Yang membuat pernyataan

Ahmad Kurniawan
NIM : 21710140

iv
ABSTRAK

Ahmad Kurniawan (21710140), Analisis Kinerja Keuangan Badan Usaha


Milik Desa (BUMDes) Maju Sejahtera Desa Lambusa Kecamatan
Konda Kabupaten Konawe Selatanperiode 2017-2019, di bimbing
oleh Muhammad Yusuf selaku pembimbing I dan Murini selaku
pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui dan mendeskripsikan kinerja


keuangan perusahaan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa tahun 2017-2019
berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik


analisis deskriptif kuantitatif dengan memberikan gambaran atau deskripsi
laporan keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa tahun 2017-2019.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja keuangan BUMDes Maju


Sejahtera Desa Lambusa tahun 2017-2019 berdasarkan hasil perhitung analisis
rasio likuiditas dapat dikatakan baik dari sudut pandang likuiditas yang di tandai
dengan meningkatnya kemampuan BUMDes dalam melunasi kewajiban lancar.
Kinerja perusahaan BUMDes Maju Sejahtera berdasarakan analisis rasio
solvabilitas berada dalam kategori sangat baik yang menandakan pendanaan
perusahaan sebagian besar berasal dari modal sendiri. Kinerja perusahaan
BUMDes Maju Sejahtera menggunakan analisis aktivitas berada dalam kategori
cukup baik karena aset perusahaan menunjang operasional perusahaan dalam
menghasilkan laba semakin meningkat tiap tahunnya. Sedangkan kinerja
BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa berdasarkan perhitungan menggunakan
analisis rasio profitabilitas berada pada kategori sangat baik di mana setiap
tahunnya mengalami peningkatan karena setiap tahun laba yang dimiliki
perusahaan dari setiap aset menglami peningkatan.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,


Profitabilitas

v
ABSTRACT

Ahmad Kurniawan (21710140), Financial Performance Analysis of Maju


Sejahtera Village-Owned Enterprises (BUMDes) Lambusa Village,
Konda District, South Konawe Regency for the 2017-2019 period,
supervised by Muhammad Yusuf as supervisor I and Murini as
supervisor II.

This study aims to identify and describe the financial performance of


BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa in 2017-2019 based on liquidity ratios,
solvency, activity ratios, and profitability ratios.
The research technique used in this study is a quantitative descriptive
analysis technique by providing an overview or description of the financial
statements of BUMDes Maju Sejahtera Lambusa Village in 2017-2019.
The results showed that the financial performance of BUMDes Maju
Sejahtera Lambusa Village in 2017-2019 based on the results of the calculation of
the liquidity ratio analysis can be said to be good from a liquidity point of view
which is marked by the increasing ability of BUMDes to pay off current liabilities.
The performance of the BUMDes Maju Sejahtera company based on the analysis
of the solvency ratio is in the very good category which indicates that most of the
company's funding comes from its own capital. The performance of the BUMDes
Maju Sejahtera company using activity analysis is in the fairly good category
because the company's assets support the company's operations in generating
profits increasing every year. While the performance of BUMDes Maju Sejahtera
Lambusa Village based on calculations using profitability ratio analysis is in the
very good category where every year it increases because every year the
company's profit from each asset increases.

Keywords: Financial Performance, Liquidity, Solvency, Activity, Profitability

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat

dan, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi penelitian dengan judul Analisis

Kinerja Keuangan Terhadap Perkembangan Sisa Hasil Usaha Studi Kasus Pada

Koperasi Simpan Pinjam Karya Samaturu Kota Kendari Tahun 2015 s/d 2020

Tak lupa penulis haturkan shalawat dan salam ke hadirat junjungan Nabi

Besar kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita keluar dari zaman

jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan limpahan cahaya ilmu.

Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada insan yang paling

istimewa dalam hidup ini, kepada orang tuaku tercinta Ayahanda (……..) dan

Ibunda (………) Yang telah banyak memberikan cinta, kasih sayang, do’a dan

motivasi sejak dalam kandungan sampai saat sekarang.

Tak lupa pula penghargaan setinggi-tingginya penulis tujukan kepada ibu

(…………….) Selaku pembimbing I dan ibu (…………………..) Selaku

pembimbing II. Atas segala bantuan, saran, kesediaan dan kesempatannya untuk

meluangkan waktunya, serta bimbingannya yang diberikan sehingga penulis

mengucapkan banyak terima kasih.

Untuk itu melalui kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

vii
1. Bapak Amir Mahmud, S.Pi., M.P selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Kendari.

2. Bapak Syamsul Anam, SE., M.Ec.Dev selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Muhammadiyah Kendari.

3. Ibu Nur Azizah Rasudu, S.E., M.M selaku ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Kendari.

4. Bapak ibu dosen penguji penulis dari tahap proposal s/d skripsi

terimakasih banyak atas kritik, saran dan masukannya untuk kebaikan

skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Kendari,

6. Kepada seluruh jajaran PT. Sasmita Cosmedika Indonesia atas segala

bantuannya selama proses Penelitian.

7. Kepada Ibunda saya tersayang yang selalu mendoakan saya dan memberi

dukungan sepenuhnya Terima kasih Mama

8. Terkhusus buat saudara penulis (………………) yang tercinta terima kasih

atas segala Do’a, dukungan dan nasehatnya.

Sebagai manusia biasa, penulis dengan sepenuhnya menyadari bahwa

penulisan hasil ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi tata cara

penulisannya sampai pada tinjauan ilmiahnya yang semua disebabkan karena

kekurangan dan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,

dengan segala kelemahan dan kekurangan yang terkandung dalam penulisan ini.

viii
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun kearah yang lebih

baik sehingga dapat bagi kita semua.

Dan akhirnya dengan sayap-sayap Jibril yang bersemayam di dalam setiap

hati manusia, penulis hanya bisa membalas segala bantuan dan kebaikan yang

telah diberi lewat lafazt ayat-ayat cinta yang terbesit dan terucap oleh lisan

Do’aku memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga apa yang telah

diberikan dapat diterima sebagai amalan dunia wal Akhirat serta balasan yang

setimpal…Amin.

Kendari, Februari 2022


Yang membuat pernyataan

Ahmad Kurniawan
NIM : 21710140

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………….. i
HALAMAN LOGO UMK………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISA............................... iv
ABSTRAK……………………………………………………………….. v
ABSTRACT……………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR………………………………………………….... vii
DAFTAR ISI............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu......................................................................... 7
2.2 KajianTeori ...................................................................................... 9
2.2.1 Laporan Keuangan.................................................................. 9
2.2.2 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)...................................... 12
2.2.3 Kinerja Keuangan................................................................... 16
2.2.4 Rasio Keuangan ..................................................................... 16
2.2.5 Analisis Kinerja Keuangan BUMDes..................................... 18
2.2.6 BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa Kec. Konda ......... 21
2.3 Kerangka Pikir ................................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian............................................................................... 25
3.2 Subjek Penelitian.............................................................................. 25
3.3 Jenis dan Sumber Data..................................................................... 26
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................. 26
3.5 Metode Analisis Data....................................................................... 27
3.6 Definisi Operasional ........................................................................ 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum BUMDes Maju Sejahtera..........................................31


4.1.1. Sejarah Berdirinya BUMDes Maju Sejahtera………...………. 31
4.1.2. Visi dan Misi BUMDes Maju Sejahtera……………………… 31
4.1.2. Struktur Organisasi BUMDes Maju Sejahtera...……………… 32

4.2 Hasil Penelitian ……………………………………………………...... 33

x
4.2.1 Kinerja Keuangan ……………………………………………..33
4.2.1.1 Analisis Ratio Likuiditas ………………………………...33
4.2.1.2 Analisis Ratio Solvabilitas ...........................................36
4.2.1.3 Analisis Ratio Aktivitas ...............................................38
4.2.1.4 Analisis Ratio Profitabilitas .........................................39
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................41

BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................45
5.2 Implikasi Penelitian...........................................................................46
5.3 Keterbatasan Penelitian.....................................................................46
5.2 Rekomendasi Penelitian....................................................................47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Penjualan Sapi Periode 2017 dan 2018............... 3
Tabel 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas…………….. .................. 34
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas…………….. ................ 36
Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas…………….. .................... 38
Tabel 4.4 Tabel Hasil Perhitungan Rasio Profitablitas…………….. ............... 40
Tabel 4.6 Kinerja Keuangan BUMDes Maju Sejahtera………... …................ 42

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Alur Kerangka Pemikiran Penelitian …………………............. 24

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BUMDes Maju Sejahtera……………….. . 32

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dibentuk untuk

meningkatkan Kesejahteraan arga di pedesaan. Hal ini dimaksudkan agar

situs ekonomidan roda ekonomi di pedesaan tidak dikuasai oleh orang-orang

tertentu.Selain itu jugaberfungsi menumbuhkan kegiatan bagi pelaku

ekonomi lokal. Sebagaimana amanat Undang-Undang No. 12 Tahun 2008

yang menjelaskan bahwa “Pemerintah desa dianjurkan untuk memiliki Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berguna untuk mengatur perekonomian

desa dan memenuhi kebutuhan serta menggali potensi desa”.

Pendirian BUMDes berlandaskan pada kebutuhan dan potensi di desa,

sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan

itulah maka BUMDes dibangun atas prakarsa (inisiatif) masyarakat, serta

mendasarkan pada prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif, (‘user-owned, user-

benefited, and user-controlled’), transparansi, emansipatif, akuntable, dan

sustainable dengan mekanisme member-base dan self-help. Dari semua itu

yang terpenting adalah bahwa pengelolaan BUMDes harus dilakukan secara

profesional dan mandiri. BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di

desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial

(commercial institution). BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada

kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan

sosial.

1
2

BUMDes dijalankan dengan memaksimalkan potensi dan aset desa.

Serta dijalankan secara terbuka oleh semua warga peedesaan. BUMDes

diharapkan dapat menurunkan nilai dan angka kemiskinan dan mengangkat

status sosial keluarga tidak mampu menjadi keluarga sejahtera sehingga

pemerataan ekonomi di tingkat desa dapat terealisasi (Andriani, 2017).

Sebagaimana badan usaha lainnya, BUMDestentu perlu memiliki alat

evaluasi yang valid terkait kinerja keuangannya agar terhindar dari

kebangkrutan. Untuk itulah perlu dilakukan penilaian kinerja keuangan

dengan menelaah nilai-nilai transaksiyang disajikan dalam laporan keuangan.

Agar suatu BUMDes dapat menjalankan seluruh kegiatannya dengan baik,

maka tindakan yang perlu dilakukan adalah perencanaan, pengoperasian,

pengendalian, dan pengawasan. Proses aliran keuangan secara terus menerus

dan mencatatnya dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan

perhitungan rugi-laba. Melalui analisis posisi keuangan, maka pihak-pihak

terkait dapat mengambil tindakan baik untuk mencegah kebangkrutan lebih

jauh maupun untuk meningkatkan keuntungan melaui kebijakan-kebijakan

keuangan lainnya.

BUMDes Maju Sejahtera sebagaimana BUMDes lainnya menjalankan

perannya dalam mengakomodasi potensi desa. Hal ini dibuktikan dengan

dilakukannya beraneka ragam transakasi hasil bumi yang operasionalnya

dilakukan oleh BUMDes. Berdasarkan hasil observasi peneliti, berikut

penulis memaparkan data penjualan yang dilakukan oleh warga Desa

Lambusa yang mendapatkan bantuan BUMDes selama dua periode yaitu


3

tahun 2017dan 2018. Total penjualan yang masuk ke Kas BUMDes Maju

Sejahtera pada Bulan Desember 2017 berjumlah Rp54.475.000,-. Sementara

itu untuk tahun 2018 total penjualan yang masuk ke Kas BUMDes Maju

Sejahtera pada BulanDesember 2018 berjumlah Rp278.730.000,

Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Penjualan Sapi Periode 2017 dan 2018

Nama Akun Tahun dan Peningkatan Ket.


2017 2018 Tumbuh 2019 Tumbuh
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (%)
Pendapatan 6.250.00 42.530.000 580 54.440.000 28
0
Biaya 5,550,00 6.337.500 14 6.650.000 5
0
Laba 700.00 36.192.500 5.070 50.090.000 38
Penjualan 0
(Sumber : Laporan Keuangan BUMDes Maju Sejahtera Tahun 2017-2018)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pada tahun 2018, terjadi

peningkatan signifikan pada laba dan pendapatan BUMDes. Pendapatan

BUMDes tahun sebelumnya sangat rendah dan meningkat 580% di tahun

2018. Laba Bumdess tahun sebelumnya pun sangat rendah dan meningkat

5.070% di tahun 2018. Hal ini memasuki tahun 2018 modal sapi yang

didatangkan 2017 sudah mulai produktif sehingga meningkatkan pendapatan

dan laba BUMDes. Sedangakan memasuki tahun laporan 2019, pendapatan

dan laba penjualan kembali mengalami peningkatan karena meningkatnya

produktifitas asset BUMDes. Pada tahun 2019, Pendapatan BUMDes

meningkat 34 % dan Laba penjualan meningkat 38 % dari tahun 2018.

Adapun pendapatan dari hasil sewa alat tani milik BUMDes Maju

Sejahtera hanya terjadi pada tahun 2020 sebesar Rp2.300.000,- karena hand
4

tractor yang dimiliki oleh Desa baru diserahkan ke BUMDes untuk

dipergunakan sebagai aset yang disewakan kepada masyarakat setempat

dalam menggarap lahan tani mereka.

Terdapat banyak kendala yang dihadapi BUMDesdalam menjalankan

kegiatan ekonomi di desa. Kendala-kendala tersebut diantaranya belum

maksimalnya pengelola memaksimalkan potensi desa dengan bidang

BUMDes. Selain itu penunjukan manajemen BUMDes tanpa

mempertimbangkan kemampuan manajemen keuangan. Seiring dengan hal

tersebut, Adhari Agus dan Ismaidar (2017) melakukan penelitian untuk

melihatpraktik BUMDes di masing-masing desa di Kecamatan Babalan.

Hasilnya menunjukkan bahwa proses pembentukan BUMDES di setiap desa

di Kecamatan Babalan belum berjalan dengan baik. Pembentukan BUMDES

dilakukan dengan tergesa-gesa karena "perintah" undang-undang BUMDES

(Peraturan Menteri No. 4 tahun 2015). Pembentukan BUMDES lebih karena

adanya perintah untuk modal ekuitas untuk BUMDes. Sehingga bentuk dan

sektor bisnis BUMDes dikesampingkan oleh pihak pengelola.

Dalam penelitian lainnya, Erieza (2017) menganalisis Pengelolaan

BUMDesdiKabupaten Banyumas. Pengelolaan BUMDes di Kabupaten

Banyumas terkesan jauh dari prinsip manajemen dan keuangan. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan kinerja BUMDes di Kabupaten Banyumas

masih rendah yang diakibatkan dari rendahnya kemampuan manajerial

pengelola. Pihak manajemen ketidak mampu mencapai nilai efisiensi,

ekonomi, responsivitas dan pemberdayaan masyarakat.


5

Atas dasar masalah tersebut maka penulis ingin melakukan suatu

penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Maju Sejahtera Desa Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten

Konawe Selatan Periode 2017-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana kinerja keuangan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Sejahtera Desa Lambusa Kecamatan

Konda Kabupaten Konawe Selatan Periode 2017-2019?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuikinerja keuangan

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Sejahtera Desa Lambusa

Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Periode 2017-2019.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah referensi dibidang

karya ilmiah yang dapat menambah ilmu pengetahuan terkait kinerja

keuangan BUMDes.

b. Penelitian ini dapat menjadi referensi unuk melakukan penelitian

selanjutnya..

2. Manfaat Praktis
6

a. Dapat memberikan informasi serta gambaran mengenai kinerja

Keuangan dan Kondisi Keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa

Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

b. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan langsung dengan penelitian ini.

1.5 Ruang Lingkup

Untuk menghindari bahasan penelitian yang yang meluas dan tidak

substansif, maka ditetapkan batasan penelitian diantaranya:

1. Kinerja keuanganadalah hasil penilaian keberhasilan BUMDes Maju

Sejahtera Desa Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

yang dianalisis dengan analisis CAMEL. Analisis CAMEL adalah alat

analisis keuangan bagi badan usaha yang alat evaluasinya belum diatur

dalam aturan khusus yang spesifik sehingga analisis perhitungan rasio

keuangan untuk menilai kinerja BUMDes dapat menggunakan rasio

tersebutyang meliputi rasio modal, aset, manajemen, rentabilitas dan

likuiditas.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berikut ini manjdadi sumber rujukan penulis dalam

melakukan penelitian untuk memperkaya wawasan. Dari beberapa penelitian

terdahulu yang penulis kaji, penulis tidak menemukan penelitian identikyang

serupa seperti judul penelitian ini. Namun penulis menjadikan penelitian

tersebut sebagai pembanding dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

ini. Untuk memahami penelitian terdahulu, maka penulis merangkum

beberapa penelitian tersebut sepegamaiana berikut:

1. Mukherjee, Pinki Gorai and Som Sankar Sen (2020) dalam penelitian

berjudul ‘Financial performance analysis of GIC RE’ juga melakukan

analisis kinerja keuangan pada badan usaha kelas menengah yakni

perusahaan GIC RE. yang bergerak pada industry rumahan pengolahan

limbah logam.Persamaan yang dijumpai adalah keduanya menjadikan

badan usaha kelas menengah kebawah sebagai objek analisis.

Perbedaannya terletak pada tempat penelitian, subjek penelitian dan sampel

penelitian. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan GIC RE memiliki

performa keuangan yang relative baik.

2 Solomon Gizaw (2016) melakukan penelitian berjudul ‘Financial

Performance Analysis Of Debre Birhan Natural Spring Water Plc.’.

Persamaan yang dijumpai adalah keduanya menjadikan 1 jenis badan

usaha kelas menengah kebawah sebagai objek analisis. Perbedaannya

7
8

terletak pada tempat penelitian, subjek penelitian dan sampel penelitian

serta jenis badan usaha. Jika penelitian yang akan dilakukan adalah badan

usaha milik pemerintah, sedangkan penelitian ini adalah badau usaha sector

swasta.

3 Erieza Brunie (2017) melakukan penelitian berjudul “Problem with

auditing corporate pervormate with Kind Of Economy Ratio (Study of

street foodBox)”. Persamaan yang dijumpai adalah keduanya menjadikan

badan usaha kelas menengah kebawah sebagai objek analisis.

Perbedaannya terletak pada tempat penelitian, subjek penelitian juga

berbeda. Sampel Penelitian berbeda. Penelitian ini masalah kinerja

keuangan dan kesulitannya dalam melakukan penilaian kinerja. Sedang

yang akan dilakukan berfokus pada manajemen pengelolaan BUMDes

dengan rasio CAMEL.

4 Adhari Agus dan Ismaidar (2017) melakukan penelitian berjudul

“Kedudukan Keuangan Badan Usaha Milik Desa dalam Upaya

Meningkatkan PAD di Kec. Babalan Kab. Langkat”. Persamaannya dengan

penelitian ini menganalisis praktik badan usaha yakni BUMDes .

Perbedaannya terletak pada tempat penelitian, subjek penelitian juga

berbeda. Objek dan Populasi serta sampel berbeda Penelitian ini berfokus

pada dasar pengelolaan BUMDes dan dilakukan pada tingkat Kecamatan.

5 Novita Lukhita W. (2017) melakukan penelitian berjudul ”Analisis Kinerja

Keuangan Unit Simpan Pinjam Koperasi Pegawai Republik Indonesia


9

Universitas Brawijaya”. Persamaan dari penelitian ini adalah keduanya

meneliti tentang kinerja keuangan pada satu badan Usaha Sedangkan

perbedaannya adalah tempat penelitian, Objek dan sampel berbeda

Penelitian ini adalah berfokus pada Koperasi sebagai objek penelitian

sedang yang akan dilakukan objek analisisnya adalah BUMDes.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Pengertian lain tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

terdapat dalam Pasal 1 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa, yang menyatakan

BUMDes adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa

yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah

desa dan masyarakat. Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang

beroperasi dipedesaan, BUMDes harus memiliki perbedaan dengan

lembaga ekonomipada umumnya. Ini dimaksudkan agar keberadaan dan

BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan

terhadappeningkatan kesejahteraan warga desa. Disamping itu, supaya

tidak berkembangsistem usaha kapitalistis di pedesaan yang dapat

mengakibatkan terganggunya nilainilai kehidupan bermasyarakat.

Menurut Pasal 107 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 dinyatakan bahwa sumber pendapatan Desa salah satunya

adalah pendapatan asli desa, yang meliputi: 1) hasil usaha desa; 2) hasil

kekayaan desa; 3) hasil swadaya dan partisipasi; 4) hasil gotong royong;


10

dan 5) lain-lain pendapatan asli desa yang sah. Penjelasan Pasal 107 ayat

(1) menyebutkan bahwa pemberdayaan potensi desa dalam meningkatkan

pendapatan desa dilakukan, antara lain, dengan pendirian Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes), kerja sama dengan pihak ketiga, dan kewenangan

melakukan pinjaman.

Selanjutnya Pasal 213 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa sebagai suatu

lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan

menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes)perekonomian rakyat harus bersumber dari

masyarakat. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUMDes

dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari

Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga. (Kasmir,

2013: 76).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu

badan usaha yang didirikan atau dibentuk secara bersama oleh masyarakat

dan pemerintah desa dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa

dan masyarakat dalam rangka memperoleh keuntungan bersama sebagai

salah satu sumber Pendapatan Asli Desa.

Terdapat empat tujuan utama Pendirian Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) pada umumnya yaitu:

1. Meningkatkan perekonomian desa;


11

2. Meningkatkan pendapatan asli desa;

3. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai denga kebutuhan

masyarakat;

4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

pedesaan.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa

yang dilakukan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi,

akuntabel, dan sustainable. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk

menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif,

efisien, profesional dan mandiri (PP-RPDN, 2017).

Untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara

memenuhi kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui

pelayanan distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan

Pemdes. Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan

masyarakat, mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa yang paling

dominan dalam menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini juga dituntut

mampu memberikan pelayanan kepada non anggota (diluar desa) dengan

menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar pasar. Artinya

terdapat mekanisme kelembagaan/tata aturan yang disepakati bersama,

sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan

usaha yang dijalankan oleh BUMDes.


12

Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) dengan lembaga ekonomi komersial pada

umumnya yaitu:

1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama.

2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%)

melalui penyertaan modal (saham atau andil);

3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari

budaya lokal (local wisdom);

4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil

informasi pasar;

5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota penyerta modal dan masyarakat melalui

kebijakan desa (village policy);

6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes;

7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,

anggota).

Dinyatakan di dalam undang-undang bahwa BUMDes dapat

didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Maksud kebutuhan

dan potensi desa adalah:

1. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;

2. Tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal

terutama kekayaan desa dan terdapat permintaan di pasar;


13

3. Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha

sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat

4. Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga

masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi

2.2.2 Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan suatu perusahaan atau badan usaha. Selanjutnya laporan

tersebut akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang

kinerja suatu perusahaan (Kasmir, 2013: 22). Sejurus dengan hal tersebut,

Toto (2019: 4-6) menyatakan bahwa laporan keuangan dapat

menggambartkan posisi keuangan dalam menilai kinerja perusahaan

maupun badan usaha lainnya.Salah satu fungsi akuntansi adalah

menyajikan laporan-laporan periodik untuk manajemen, investor, kreditur,

dan pihak-pihak lain diluar perusahaan. Laporan keuangan utama yang

dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca, laporan rugi-laba, dan juga

laporan aliran kas. Neraca dibuat dengan maksud untuk menggambarkan

posisi keuangan suatu organisasi pada suatu saat tertentu. Laporan rugi-laba

menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai dalam suatu periode waktu

tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun, sedangkan laporan aliran kas

menggambarkan jumlah kas yang masuk dan juga jumlah kas yang keluar

dalam suatu perusahaan (Al Haryono Jusup, 2005 : 21). Disamping ketiga

laporan yang pokok tersebut, juga dihasilkan laporan pendukung seperti

laporan laba ditahan, laporan perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi

oleh pihak manajemen (Mamduh M. Hanafi, 2005 : 49).


14

Suparno (2003 : l8) menjelaskan bahwa laporan keuangan yang

disusun oleh pihak menejemen meliputi:

a. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu

perusahaan pada tanggal tertentu.

b. Laporan rugi-laba, yaitu laporan yang menunjukkan hasil dari biaya-

biaya.

c. Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-

sebab perubahan modal dan jumlah pada awal periode menjadi jumlah

modal padaakhir periode selama suatu periode akuntansi.

Munawir (2016: 12) menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap

terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

1. Neraca, yaitu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal

dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

2. Laporan laba rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan

biayabiaya selama suatu periode akuntansi.

3. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-

sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah

ekuitas pada akhir periode.

4. Laporan arus kas, yaitu laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan

keluar yang dibebankan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan

arus kas pendanaan.

Catatan atas laporan keuangan, yaitu laporan keuangan seperti yang

tertera diatas dapat dikatakan sebagai laporan-laporan tujuan umum.


15

Sebagai tambahan dari laporan keuangan diatas, dapat dibuat laporan-

laporan khusus yang menunjukkan bagian-bagian dari laporan

keuangan dapat lebih rinci yang biasanya disebut laporan-laporan untuk

tujuan khusus, misalnya untuk bank, kantor pajak, Bapepam dan lain-

lain.

Dari beberapa pengertian jelaslah bahwa mengadakan analisis rasio

keuangan sangat penting artinya terutama bagi pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan tersebut.Rasio dapat dihitung

berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia, yang terdiri dari

neraca keuangan dan laporan laba-rugi.

2.2.3 Kinerja Keuangan

Menurut Wibowo (2013:7) kinerja adalah hasil pekerjaan yang

mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan

konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Pendapat Lijan

Poltak Sinambelan (2012:8) kinerja merupakan implementasi dari teori

keseimbangan, yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukkan

prestasi yang optimal apabila ia mendapatkan manfaat dan terdapat adanya

rangsangan dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal. Rivai dan Ella

Kiren (2009:604) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu tampilan

secara utuh atas perusahaan selamaperiode waktu tertentu, merupakan hasil

atau prestasi yang akan mempengaruhi oleh kegiatan operasional

perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.Kinerja

keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan/badan


16

usaha untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari badan usaha yang

telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

Kinerja keuangan perusahaan/koperasi dapat diukur melalui kinerja

keuangan perusahaan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan. Penilaian

kinerja keuangan penting dilakukan oleh manajemen, pemegang saham,

pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan(Ayu, 2018: 28).

Sofyan Syafri Harahap (2006), kinerja keuangan adalah penentuan

secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya.Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan perilaku manusia

dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan

organisasi.Penilaian kinerja dilakukan untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang

telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diinginkan. Fahmi (2014 : 2), mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah

suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan

telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan

keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar

Akuntansi Indonesia) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle)

dan lainnya.

tujuan penilaian kinerja Tak dapat dipandang remeh. Sebagaimana

pendapat Henry Simamora (2004:338) bahwa tujuan penilaian kinerja


17

diantaranya: a). Mengetahui keterampilan dan kemampuan karyawan b).

Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal

mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang atau rencana karirnya, kenaikan

pangkat dan kenaikan jabatan. c). Sebagai dasar perencanaan bidang

kepegawaian khususnya penyempurnaan kondisi kinerja, peningkatan mutu

dan hasil kerja. d). Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang

sehat antara atasan dan bawahan. e). Mengetahui kondisi organisasi secara

keseluruhan dari bidang kepegawaian, khususnya kinerja karyawan. Secara

pribadi, karyawan menetahui kekuatan dan kelemahan dari perusahaan

sehingga dapat memacu perkembangannya. g). Hasil penilaian pelaksanaan

pekerjaan dapat bermanfaat bagi penelitian dan pengembangan dibidang

kepegawaian.

Selain itu Munawir (2016:71) berpandangan bahwa manfaat penilaian

kinerja diantaranya: a). Meningkatkan prestasi kerja., b). Meningkat

kesehatan kerja yang adil., c). Kebutuhan pelatihan dan pengembangan., d).

Penyesuaian kompensasi., e). Mendiagnosis kesalaha. dan F). Menilai

proses rekrutmen dan seleksi.

2.2.4 Penilaian Kinerja Keuangan BUMDes

Salah satu analisis yang bisa di pakai untuk menilai atau mengukur

kinerja keuangan suatu perusahaan adalah dengan menggunakan analisis

rasio keuangan. Dari analisis rasio keuangan ini bisa di peroleh gambaran

nyata tentang kondisi keuangan perusahaan sebenarnya dengan standar

rasio yang telah di tetapkan. Analisis rasio Laporan Keuangan merupakan


18

alat analisis keuangan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan

perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos Laporan Keuangan.

Agar suatu BUMDes dapat menjalankan seluruh kegiatannya dengan baik,

maka tindakan yang perlu dilakukan adalah perencanaan, pengoperasian,

pengendalian, dan pengawasan. Proses aliran keuangan secara terus

menerus dan mencatatnya dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca

dan perhitungan rugi-laba(PP-RPDN, 2017)..

Penilaian kinerja keuangan akan memberikn gambaran tentang

tingkat kesehatan manajemen BUMDes. Penilaian kinerja ini dilakukan

untuk menilai apakah pengelolaan BUMDes selama ini telah sejalan

dengan asas-asas lembaga keuangan mikro yang sehat dan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Berkaitan dengan penilaian tingkat kesehatan,

banyak pihak yang berkepentingan terhadap kesehatan BUMDes Dela

Lambusa yaitu pemilik, pengawas, pengelola, masyarakat pengguna jasa

BUMDes Dela Lambusa maupun BAPPEDA Kabupaten selaku pembina

dari BUMDes Dela Lambusa. Sehubungan dengan itu kepada pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap keberlanjutan BUMDes Dela Lambusa

sangat disarankan untuk memahami penilaian kesehatan BUMDes.

Demikian untuk mengetahui kondisi keuangan BUMDes tersebut

maka di pergunakan suatu analisis laporan keuangan yang dimaksudkan

untuk menyajikan indikator-indikator yang penting dari keadaan yang ada

sebagai alat untuk mengambil keputusan manajemen agar tercapai tujuan

yang diharapkan. Dengan adanya analisa laporan keuangan dapat diketahui


19

tingkat kinerja suatu bank, karena tingkat kinerja merupakan salah satu alat

pengontrol kelangsungan hidup. Dari laporan keuangan, maka akan

diketahui tingkat kinerja suatu BUMDes Dela Lambusa (sehat atau tidak

sehat).

Analisa rasio dapat dibagi atas beberapa jenis. Menurut Riyanto

2001, bahwa berdasarkan sumber datanya, maka rasio keuangan meliputi:

a. Rasio Neraca, yaitu Rasio yang dihitung dengan menggunakan data yang

bersumber dari neraca. Misalnya Current ratio.

b. Rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang dihitung dengan menggunakan

data yang bersumber dari laporan laba rugi. Misalnya operating ratio.

c. Rasio antar laporan yaitu rasio yang di hitung dengan menggunakan data

yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi. Misalnya perputaran

persediaan.

Menurut Warsono 2003, bahwa analisa rasio dapat dibagi menjadi:

Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio

Rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Menurut Munawir 2004 bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang

dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus

dipenuhi.Dalam hal ini, bila perusahaan mampu; maka disebut likuit, bila

perusahaan tidak mampu, maka disebut tidak liuid.Terdapat beberapa rasio

likuiditas.
20

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Curret rasio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan

utang lancar.

Ativa Lancar
Rasio Lancar= ×100 %
Utang Lancar

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas

perusahaan adalah quick rasio (acid test rasios).Rasio ini merupakan

perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan

jumlah utang lancar.

Ativa Lancar−Persediaan
Rasio Cepat = ×100 %
Utang lancar

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang

tersedia untuk membayar utang.

Ativa Lancar
Rasio Kas= × 100 %
Utang Lancar

2. Rasio Solvabilitas (Laverge)

Rasio ini biasa juga disebut dengan rasio Leverage. Menurut

Munawir 2004 bahwa rasio solvabilitas adalah rasio yang dimaksudkan

untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya apabila perusahaan dilikuidasikan, baik kewajiban jangka


21

pendek maupun kewajiban jangka panjang.Dalam hal ini, bila perusahaan

mampu, maka disebut tidak solvable.

a. Rasio Utang (Debt to Asset Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total

utang dengan total aktiva.

Total Utang
Rasio Utang= × 100 %
Total Aktiva

b. Rasio Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Total Utang
Rasio Ekuitas= ×100 %
Total Ekuitas

3. Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir 2008, yaitu rasio yang di gunakan unntuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dimilikinya atau dapat pula dikatakan bahwa rasio ini mengukur tingkat

efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.

a. Perputaran Total Aset (Total Asset Turn Over)

Rasio ini untuk mengukur efisiensi penggunaan Aset secara

keseluruhan dalam suatu periode. Rumus yang dipakai:

Penjualan
¿ × 100 %
Total Aset
22

b. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Rasio ini digunakan untuk mengukur atau menilai keefektifan

modal kerja perusahaan selama periode tertentu.

Penjualan Bersih
¿ × 100 %
Modal Kerja

c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

Penjualan
¿ ×100 %
Total Altiva Tetap

4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini juga disebut Rasio Profitabilitas.Menurut Djarwanto

2004, bahwa rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengukur efisiensi

aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh

keuntungan.Efesiensi dapat berarti melakukan sesuatu dengan tepat.

Dalam hal ini, bila perusahaan mampu maka disebut efisien atau

rendable; bila perusahaan tidak mampu maka disebut tidak efisien atau tidak

rendable. Terdapat beberapa rasio rentabilitas, antara lain Menurut Mulyadi

2006, Rasio keuntungan (Profitability Ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, baik

dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan

menggunakan modal sendiri.


23

a. Margin Laba atas penjualan (Profit Margin Sales)

Rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.

1. Untuk Margin Laba Kotor Margin laba kotor menunjukkan laba

yang relative terhadap perusahaan, dengan cara penjualan. Rasio ini

merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan.

Penjualan Bersih−HPP
PMS= ×100 %
Penjualan

2. Untuk Margin Laba Bersih

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan

dengan penjualan.

Laba Bersih Setelah Penjualan


PMS= × 100 %
Penjualan

b. Hasil Pengembangan Investasi (Return on Investment)

Adalah membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.

Laba Bersiih Setelah Pajakk


PMS= × 100 %
Total Akti va

c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)

Return on Equity ( ROE ) atau sering di sebut Rentabilitas Modal

sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan

yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

Laba Bersiih Setelah Pajakk


PMS= × 100 %
Modal Sendiri
24

2.3 Kerangka Pikir

Kinerja keuangan merupakan capaian kinerja yang diukur secara

kuantitatif memalui berbagai ukuran kinerja perusahaan melalui berbagai alat

analisis laporan keuangan diantaranya dengan analisis rasio keuangan. analisis

rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil pembanding dari satu

pos laporan keuangan dengan pos-pos laporan keuangan lainnya yang saling

berhubungan. Rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja BUMDes

dapat menggunakan rasio yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

Tingkat kesehatan BUMDes ditentukan dengan penilaian terhadap

aspek likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Kinerja yang baik

menjadi penentu keberlangsungan BUMDes. BUMDes yang kinerjanya baik

akan mampu mencapai tujuan pembentukan BUMDes itu sendiri yakni

mensejahterakan anggotanya dan dan masyarakat desa secara umum..

Mengingat pentingnya pengukuran kinerja serta penentuan tingkat

kinerja BUMDes disertai belum adanya analisis yang mengkaji kinerja

keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa sebagaimana badan

usaha, maka peneliti berinisiatif melakukan penelitian terhadap BUMDes

Maju Sejahtera Desa Lambusa.

Secara lebih sistematis, alur kerangka pikir penelitian dapat dilihat

pada gambar 2.1 berikut.


25

BUMDes Maju Sejahtera


Desa Lambusa

Laporan Keuangan BUMDes

Analisis Kinerja Keuangan

Rasio Keuangan

Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Profitabilita


s

Analisis Deskriptif Kuantitatif

Hasil Penelitian

Kinerja Keuangan
BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa

Gambar 2.1. Alur Kerangka Pikir Penelitian


26

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskripsi kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian

yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai nilai dan

besaran suaatu fenomena.Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi

dan klarifikasi mengenai suatufenomena atau kenyataan social. Penelitian

deskriptif menyajikan data dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel

yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena dan

fakta-fakta yang diobesrvasi (Uma Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini,

peneliti akan mendiskripsikan tingkat kinerja keuangan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Maju Sejahtera Desa Lambusa Kecamatan Konda

Kabupaten Konawe Selatan periode 2017-2019.

3.2 Lokasi dan Waktu Pelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di BUMDes Maju Sejahtera Desa yang

beralamakan diDesa Lambusa Kecamatan Konda secara khusus bertempat di

Kantor Desa dan Sekretariat BUMDes Maju Sejahtera Kabupaten Konawe

Selatan. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama 2 bulan

yakni pada Agustus-September 2021.


27

3.3 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,

Data kualitatif adalah data yang bersifat abstrak yang mengukur gejala

maupun kualitas dari suatu permasalahan yang diteliti.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

laporan keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusaselama periode

2017-2019. Data penelitian berdasarkan sumbernya dikategorikan dalam

data sekunder dimana peneliti memperoleh data dari sumber lain bukan

merupakan hasil pengukuran peneliti..

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar

pengamatan. Pendataan dilakukan dengan cara mengambil data keuangan

BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusaperiode 2017-2019yang tertera

dalam laporan keuangan resmi. Laporan keuangan tersebut peneliti dapatkan

melaui pihak direksiBUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusayang dapat

diakses oleh pihak pengurus dan pihak lain yang diberikan wewenang oleh

Pengurus. Setelah itu dilakukan pengelompokkan data keuangan sesuai

indikator yang akan diuji menjadi 5 kelompok berdasarkan tahun

pelaporannya.

Setelah dikelompokkan, selanjutnya masing-masing data tersebut di

pilah sesaui indikator masing-masing. Indikator-indikator tersebut meliputi


28

modal, laba sebelum pajak, aktiva lancar, hutang lancar dan manajemen serta

pertumbuhan pertahun. Data yang tersedia kemudian dianalisis menggunakan

rumus analisis kinerja keuangan masing-masing untuk ditentukan tingkat

kinerja kuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa.

3.5 Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari

penelitian ini sehingga dapat memberikan penilaian mengenai kinerja

keuangan perusahaan dari dimensi laporan keuangan BUMDes Maju

Sejahtera Desa Lambusa.

Metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Ratio Likuiditas

Rumus yang dapat digunakan yakni:

Aset lancar
Current Ratio =
kewajibanlancar

2. Menetukan Rasio Solvabilitas

Rumus yang dapat digunakan yakni:

total utang
Debt to Total Asset Ratio =
total aset

3. Menetukan Rasio Aktivitas

Rumus yang dapat digunakan yakni:

Penjualan/ Pendapatan
Total Assets Turn Over =
Total Aset

4. Rasio Profitabilitas

Rumus yabng dapat digunakan yakni:


29

Laba Setelah Pajak


Net Profit margin =
Penjualan/ Pendapatan

Setelah nilai analisis data ditemukan kemudian dilanjutkan dengan

menginterpretasikan atau menyimpulkan data yang bersumber dari laporan

keuangan setelah dilakukan analisis Permodalan, Aset (Kualitas Aktiva

Produktif), Manajemen, Rentabilitas danLikuiditas. Sehingga pada akhirnya

dapat memberikan suatu gambaran tentang kinerja keuangandari BUMDes

Maju Sejahtera Desa Lambusa Periode 2017-2019.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan.

Variabel independen dalalam penelitian ini adalah rasio keungan yang digunakan

dalam melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan. Rasio Keuangan yang

dimaksud meliputi:

1. Rasio likuiditas yang dimaksud merupakan perbandingan antara aktiva lancar

dengan utang lancar perusahaan yang mencerminkan kemampuan perusahaan

BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dalam memenuhi kewajiban jangka

pendek yang harus segera dipenuhi dari tahun 2017-2019.

2. Rasio solvabilitas yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi serta

menggambarkan sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan hutang

yang dimiliki BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa tahun 2017-2019.

3. Rasio aktivitas yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan menggunakan

dana yang tersedia dalam aktivitas perusahaan yang dimiliki BUMDes Maju

Sejahtera Desa Lambusa tahun 2017-2019.


30

4. Rasio profitihilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimiliki seperti

kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah pegawai, jumlah cabang dan

sebagainya pada BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa tahun 2017-2029.

3.7 Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini, alat pengukuran yang digunakan berdasarkan standar

pengukuran rasio yang dikemukakan oleh Mulyadi (2008), yaitu:

Tabel 3.1 Standar Pengukuran Rasio Kinerja Keuangan Perusahaan


No Jenis Rasio Standar (%) Kriteria
1 Rasio Likuiditas
Currrent Ratio) 200 – 250 Sangat baik
175 - <200 atau >250 - 275 Baik
150 - <175 atau >275 - 300 Cukup Baik
125 - <150 atau >300 - 325 Tidak Baik
<125 atau >325 Sangat Tidak Baik

2 Rasio Solvabilitas
Debt to assets ratio ≤40% Sangat baik
>40% - 50% Baik
>50% - 60% Cukup Baik
>60% - 80% Tidak Baik
>80% Sangat Tidak Baik

3 Rasio Aktivitas
Total Assets Turn ≥20% Sangat baik
Over 15% - <20% Baik
10% - <15% Cukup Baik
5% - <10% Tidak Baik
<5% Sangat Tidak Baik
4 Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin ≥15% Sangat baik
10% - <15% Baik
5% - <10% Cukup Baik
1% - <5% Tidak Baik
<1% Sangat Tidak Baik
31
32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Lambusa

4.1.1 Sejarah Singkat BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa

Desa Lambusa merupakan desa ex transmigrasi bencana alam tahun 1972,

khusus dari Kabupaten Lamongan. Lambusa saat itu masih dalam keadaan hutan

belantara sehingga para transmigran diberikan pembagian pekarangan 2 hektar per

kepala keluarga. Awalnya Lambusa masuk dalam wilayah administrasi Desa

Ambololi namun pada tahun 1997 dimekarkan sehingga menandai terbentuknya

Desa Lambusa yang defenitif dengan Kepala Desa pertama adalah Bapak

Suratman.

Perekonomian Desa Lambusa ditopang oleh sector pertanian dan

peternakan. Untuk mendukung optimalisasi potensi tersebut, melalui Peraturan

Desa Nomor 3 Tahun 2016 membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Maju Sejahtera.

4.1.2 Visi dan Misi BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa

BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa memiliki visi yaitu

“Mewujudkan BUMDes Maju Sejahtera Melalui Pengembangan Usaha Ekonomi

dan Pelayanan Sosial”.

Adapun misi BUMDes Maju Sejahtera dalam mewujudkan visinya yaitu:

1. Pembangunan layanan social melalui sistem jaminan social bagi rumah

tangga miskin.

31
33

2. Pembangunan infrastruktur dasar pedesaan yang mendukung perekonomian

perdesaan.

3. Mengembangkan jaringan kerjasama ekonomi dengan berbagai pihak.

4. Mengelola dana program yang masuk ke Desa bersifat dana bergulir terutama

dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi

pedesaan.

4.1.3 Struktur Organisasi BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa

Struktur organisasi merupakan gambaran umum secara sistematis

mengenai hubungandan kerjasama sekelompok orang dalam usaha mencapai

tujuan bersama. Demikian juga BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dalam

menjalankan usahanya menggunakan struktur organisasi yang berbentuk garis

yaitu bentuk organisasi dimana pimpinan memberikan langsung perintah kepada

bawahannya. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi dan uraian tugas pada

BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa

Ketua

Sekretaris Bendahara

Koordinator Unit Koordinator Unit Usaha


Usaha Pertanian Pertanian

Sumber: BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa, 2022


34

4.2 Hasil Penelitian

Analisis deskriptif dalam penelititan yaitu mendeskripsikan penghitungan

rasio keuangan perusahaan pada periode tahun 2017-2019.

4.2.1 Kinerja Keuangan


Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyaknya keputusan

individual yang di buat secara terus menerus oleh manajemen perusahaan

yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk mengukur kinerja keuangan suatu

perusahaan perlu dianalisis dampak keuangannya dan mempertimbangkan dengan

menggunakan ukuran komparatif.

Mengukur kinerja keuangan BUMDes Maju Sejahtera maka dilakukan

analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan alat analisis yang

relevan. Dengan menggunakan alat analisis tersebut diharapkan akan dapat

mengukur kinerja keuangan dan opersional perusahaan dimasa lalu dan sekaligus

dapat digunakan memprediksi msa depan perusahaan.

Analisis kinerja keuangan yang dilakukan menggunakan metode analisis

rasio yang terdiri dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan

Rasio Profibilitas.

4.2.1.1 Analisis Ratio Likuiditas

Mengukur kondisi keuangan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban

finansialnya, jika seandainya perusahaan tersebut pada suatu saat akan

dilikuidasikan, maka dapat dihitung dengan cara menggunakan berbagai macam

ratio. Ratio yang gunakan dalam penelitian ini untuk menghitung likuiditas suatu

perusahaan yakni sebagai berikut:


35

Ativa Lancar
Rasio Lancar= ×100 %
Utang Lancar

Berikut ini tabel perhitungan rasio lancar BUMDes Maju Sejahtera:

Tabel 4.1 Hasil perhitungan rasio lancar BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa
Tahun 2017-2019
Aktiva
Lancar Kewajiban Lancar Rasio
Tahun (Rp) (Rp) Lancar Kriteria
2017 700.000 525.000 133,33% Tidak Baik
2018 48.005.000 27.360.000 175,46% Baik
2019 93.585.000 40.155.000 233,06% Sangat Baik
Rata-Rata 180,62% Baik
Sumber: Data Diolah Penulis Tahun 2022

Pada rumus ini membandingkan antara total harta lancar perusahaan

dengan total hutang lancarnya untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan

sebenarnya. Berikut ini dapat kita lihat penggunaan rumus dan hasilnya yaitu :

Rp .700.000
Rasio Lancar 2017= ×100 %
Rp .525.000

= 1,33

Berdasarkan hasil perhitungan antara total aktiva lancar dibandingan

dengan total hutang lancar dengan yaitu 133,33%, berarti perusahaan ini masih

membayar hutang hutang jangka pendek yaitu 1,33 : 1, berarti masih ada 0,33

kelebihan sebagai kekayaan BUMdes. Berdasarkan pendapat Muliyadi (2008),

hasil perhitungan current rasio berada pada standar pengukuran 125 - <150%

dikatakan tidak baik yang menandakan bahwa likuiditas BUMDes berada dalam

keadaan under liquid yang berarti terdapat kekurangan aktiva lancar yang

digunakan BUMDes untuk menutupi hutang jangka pendeknya. Artinya


36

kemampuan pelunasan utang jangka pendek oleh asset lancar BUMDes beresiko

tinggi karena tidak semua asset lancer bisa dicairkan dengan mudah untuk

melunasi utang jangka pendek yang jatuh tempo.

Selanjutnya untuk tahun 2018, yaitu:

Rp . 48.005.000
Rasio Lancar 2018= ×100 %
Rp .27.360 .000

= 1,76

Berdasarkan hasil perhitungan antara total aktiva lancar dibandingan

dengan total hutang lancar dengan yaitu 1,76 berarti BUMDes ini masih

membayar hutang hutang jangka pendek yaitu 1,76: 1, berarti masih ada 0,76

kelebihan sebagai kekayaan BUMDes. Berdasarkan pendapat Muliyadi (2008),

hasil perhitungan current rasio berada pada standar pengukuran 175 - <200%

dikatakan baik yang menandakan bahwa likuiditas BUMDes berada dalam

keadaan liquid yang berarti terdapat cukup aktiva lancar yang digunakan

perusahaan untuk menutupi hutang jangka pendeknya. Artinya kemampuan

pelunasan utang jangka pendek oleh asset lancar BUMdes beresiko tinggi karena

tidak semua asset lancer bisa dicairkan dengan mudah untuk melunasi utang

jangka pendek yang jatuh tempo.

Selanjutnya untuk tahun 2019, yaitu:

Rp .93.585 .000
Rasio Lancar 2019= ×100 %
Rp . 40.155.000

= 2,33

Berdasarkan hasil perhitungan antara total aktiva lancar dibandingan

dengan total hutang lancar dengan yaitu 2,33, berarti perusahaan ini masih
37

membayar hutang hutang jangka pendek yaitu 2,33: 1, berarti masih ada 1,33

kelebihan sebagai kekayaan BUMDes. Berdasarkan pendapat Muliyadi (2008),

hasil perhitungan current rasio berada pada standar pengukuran 200 - <250%

dikatakan sangat baik yang menandakan bahwa likuiditas BUMDes berada dalam

keadaan sangat liquid yang berarti terdapat aktiva lancar yang digunakan

BUMDes untuk menutupi hutang jangka pendeknya. Artinya kemampuan

pelunasan utang jangka pendek oleh asset lancar BUMDes beresiko tinggi karena

tidak semua asset lancer bisa dicairkan dengan mudah untuk melunasi utang

jangka pendek yang jatuh tempo.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka nampaklah bahwa

BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa berada pada norma-norma atau ukuran

tingkat likuiditas dalam menjalankan usahanya dengan rata-rata berada pada

kategori baik, walaupun analisis pada tahun 2016 mengalami kategori tidak baik

dikarenakan BUMDes baru menjalankan usahanya.

4.2.1.2 Analisis Ratio Solvabilitas

Mengukur kondisi kuangan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban

finansialnya, jika seandainya perusahaan tersebut pada waktu saat akan melunasi

hutangnya, maka dapat dihitung dengan cara menggunakan berbagai macam

ratio. Rasio- yang didigunakan pada penelitian ini untuk menghitung solvabilitas

pada suatu peruahaan dengan rumus sebagai berikut:

Total Utang
DAR= ×100 %
Total Aktiva
38

Berikut ini tabel hasil perhitungan Debt to Asset Ratio berada pada

Indonesia selama 3 periode.

Tabel 4.2 DAR BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa Tahun 2017 – 2019

Tahun Total Hutang (Rp) Total Aktiva (Rp) DAR Kriteria


525.000
2017 211.700.000 0,25% Sangat Baik
27.360.000
2018 281.867.500 9,71% Sangat Baik
40.155.000
2019 354.597.500 11,32% Sangat Baik
Rata-Rata 7,09% Sangat Baik 
Sumber: Data Diolah Penulis Tahun 2022

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh debt to asset ratio tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 rata-rata sebesar 7,09% yang artinya rasio ini

menujukan bahwa 7,09% pendanaan BUMDes ini di biayai dengan hutang. Hal

ini bermakna bahwa setiap Rp100, pendanaan BUMDes sebesar Rp8 di biayai

dengan hutang. Selebihnya sebesar Rp92 pendanaan BUMDes berasal dari modal

sendiri. Jika dinilai berdasarkan pendapat Mulyadi (2008) tentang kriteria hasil

perhitungan debt to asset ratio berada pada standar pengukuran ≤40% artinya

berada dalam kategori sangat baik yang menandakan pendanaan BUMDes

sebagian besar berasal dari modal sendiri.

Pada rumus ini membandingkan antara total utang perusahaan dengan total

aktiva untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan sebenarnya. Berikut ini

dapat kita lihat penggunaan rumus dan hasilnya yaitu :

Rp . 525.000
DAR 2017= ×100 %
Rp . 211.700.000

= 0,25%

Rp . 27.360.000
DAR 2018= ×100 %
Rp . 281.867.500
39

= 9,71%

Rp . 40.155 .000
DAR 2019= ×100 %
Rp . 354.597.500

= 11,32%

Maka perbandingan total utang dengan total aktiva adalah 0,25:1 untuk

tahun 2017, 9,71:1 untuk tahun 2018, dan 11,32: 1 untuk tahun 2019. Dari hasil

perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa BUMDes ini dalam keadaan

solvabel, karena rasio ini menunjukan bahwa pada tahun 2017 setiap Rp100,-

pendanaan BUMDes, Rp0,25,- dibiayai oleh utang dan Rp99,75 didanai oleh

modal sendiri. Pada tahun 2018 setiap Rp100,- pendanaan BUMDes, Rp8,-

dibiayai oleh utang dan Rp92,- didanai oleh modal sendiri, dan pada tahun 2019

setiap Rp100,- pendanaan BUMDes, Rp11,- dibiayai oleh utang dan Rp89,-

didanai oleh modal sendiri.

4.2.1.3 Analisis Ratio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

dalam menggunakan dana yang tersedia. Rasio aktivitas yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Penjualan/ Pendapatan
Total Assets Turn Over =
Total Aset

Berikut ini tabel hasil perhitungan Total Assets Turn Over BUMDes

Maju Sejahtera Desa Lambusa selama 3 periode.

Tabel 4.3 TATO BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa Tahun 2017 – 2019
40

Tahun Total Penjualan (Rp) Total Aktiva (Rp) TATO Kriteria


2017 6.250.000 211.700.000 2,95% Tidak Baik
2018 42.530.000 281.867.500 15,09% Cukup Baik
2019 56.740.000 354.597.500 16,00% Cukup Baik
Rata-Rata 11,35% Cukup Baik 
Sumber: Data Diolah Penulis Tahun 2022

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh Total Assets Turn Over tahun

2017 sampai dengan tahun 2019 rata-rata sebesar 11,35% yang artinya rasio ini

menujukan bahwa rata-rata perputaran aset BUMDes sebanyak 11 kali dalam

setahun untuk menghasilkan penjualan. Jika dinilai berdasarkan pendapat Mulyadi

(2008) tentang kriteria hasil perhitungan Total Assets Turn Over berada pada

standar pengukuran 175 - <200% artinya berada dalam kategori cukup baik yang

menandakan perputaran aset BUMDes baik dalam operasional perusahaan untuk

menghasilkan penjualan.

Pada rumus ini membandingkan antara penjualan perusahaan dengan total

aset untuk mengukur tingkat aktivitas perusahaan sebenarnya. Berikut ini dapat

kita lihat penggunaan rumus dan hasilnya yaitu :

Turn Rp . 6.250.000
Receivable = ×100 %
2017 Rp . 211.700.000

= 2,95%

Turn Rp . 42.530 .000


Receivable = ×100 %
2018 Rp . 281.867.500

= 15,09%

Turn Rp . 56.740.000
Receivable = ×100 %
2019 Rp . 354.597.500

= 16,00%
41

Dari hasil analisis di atas, tahun 2017 perputaran aset BUMDes

sebanyak 2 kali dalam setahun dapat menghasilkan penjualan, tahun 2018

mengalami peningkatan perputaran aset BUMDes yang signifikan yaitu sebanyak

15 kali dalam setahun menghasilkan penjualan, dan tahun 2019 perputaran aset

BUMDes sebanyak 16 kali dalam setahun dapat menghasilkan penjualan.

4.2.1.4 Analisis Ratio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur efisiensi aktivitas

perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio

profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


NPM= × 100 %
Penjualan

Berikut ini tabel hasil perhitungan Net Proft Margin BUMDes Maju

Sejahtera Desa Lambusa selama 3 periode.

Tabel 4.4 NPM BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa Tahun 2017 – 2019
Tahun Total EAT (Rp) Total Penjualan (Rp) NPM Kriteria
2017 700.000 6.250.000 11,20% Baik
2018 36.192.500 42.530.000 85,10% Sangat Baik
2019 50.090.000 56.740.000 88,28% Sangat Baik
Rata-Rata 61,53% Sangat Baik
Sumber: Data Diolah Penulis Tahun 2022
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh net profit margin tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 rata-rata sebesar 61,53% yang artinya rasio ini

menujukan bahwa rata-rata setiap Rp100 total penjualan menghasilkan 61,53%

laba setelah pajak atau Rp62. Jika dinilai berdasarkan pendapat Mulyadi (2008)

tentang kriteria hasil perhitungan net profit margin berada pada standar
42

pengukuran ≥15% yaitu berada dalam keadaan sangat baik, walaupun pada tahun

2017 berada pada interval baik karena net profit margin sebesar 11,20%.

.Pada rumus ini membandingkan laba setelah pajak dengan penjualan untuk

mengukur tingkat profitabiltas perusahaan sebenarnya. Berikut ini dapat kita lihat

penggunaan rumus dan hasilnya yaitu :

Rp .700.000
NPM 2017= × 100 %
Rp .6.250 .000

= 11,20%

Rp .36.192 .500
NPM 2018= ×100 %
Rp.42 .530 .000

= 85,10%

Rp .50.090 .000
NPM 2019= × 100 %
Rp .56.740 .000

= 88,28%

Analisis perbandingan antara laba setelah pajak dengan penjualan

menghasilkan keuntungan sebesar 11,20% pada tahun 2017, 85,10% pada tahun

2018, dan 88,28% pada tahun 2019. Jadi BUMDes dalam memperoleh laba antara

periode tahun 2017 sampai tahun 2019 mengalami peningkatan tiap tahunnya.

4.3 Pembahasan
Kinerja keuangan merupakan pencapaiaan hasil kegiatan secara

maksimal terhadap penggunaan sejumlah dana yang digunkan untuk mencukupi

kebutuhaan dalam pembiayaan kegiatan usahaanya. Penilaiaan kinerja keuangan

di ukur dengan membandingkan hasil perhitungan rasio saat sekarang dengan

rasio yang sama pada waktu yang lampau. Apabila hasil perhitungan rasio
43

keuangan perusahaan lebih besar atau di atas angka teoritis atau rasio keuangan

yang cenderung/perkembangannya mengalami kenaikan maka kondisi keuangan

perusahaan di katakan efisien (baik) dan sebaliknya apabila hasil perhitungan

rasio keuangan perusahaan lebih kecil atau dibawah angka teoritis atau rasio

keuangan yang cenderung/ perkembangannya mengalamai penurunan maka

kondisi keuangan perusahaan likuid. Hal ini dapat memberikan solusi pada

keuangan perusahaan mamupun investor dengan manfaat informasi tentang

kinerja keuangan.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dengan menggunakan rasio keuangan

yang terdiri likuiditas (current ratio), solvabilitas (debt to asset ratio), aktivitas

(Total Assets Turn Over) dan profitabilitas (net profit margin). maka dapat dinilai

kinerja keuangan pada perusahaan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa

2017-2019 secara keseluruhanaan sebagai berikut :

Tabel 4.5 Kinerja Keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa 2017-2019

Tahun
Rata-rata
Rasio 2017 2018 2019
Likuiditas
133,33% 175,46% 233,06% 180,26%
(current ratio)
Solvabilitas
0,25% 9,71% 11,32% 7,09%
(debt to asset ratio)
Aktivitas
2,95% 15,09% 16,00% 11,35%
(Total Assets Turn Over)
Profitabilitas
11,20% 85,10% 88,28% 61,53%
(net profit margin)
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2022

Setalah melakukan pengukuran kinerja keuangan terhadap laporan

keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa pada periode 2017-2019


44

dengan menggunakan analisis rasio keuangan likuiditas (current ratio),

solvabilitas (debt to asset ratio), aktivitas (Total Assets Turn Over) dan

profitabilitas (net profit margin) seperti yang telihat pada tabel diatas maka dapat

dinilai bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Likuiditas

Kinerja keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dari tahun 2017,

2018, dan 2019 baik dari sudut pandang likuiditas yang di tandai dengan

meningkatnya kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar.

Walaupun pada tahun 2017 berada pada kategori liquid kurang baik dimana

perbandingan hutang jangka pendek dan kekayaan BUMDes yaitu 1,33 : 1 yang

berarti masih ada 0,33 kelebihan sebagai kekayaan BUMDes. Berdasarkan

pendapat Muliyadi (2008), hasil perhitungan current rasio berada pada standar

pengukuran 125 - <150% dikatakan tidak baik yang menandakan bahwa likuiditas

BUMDes berada dalam keadaan under liquid yang berarti terdapat kekurangan

aktiva lancar yang digunakan perusahaan untuk menutupi hutang jangka

pendeknya. Hal ini menandakan kemampuan pelunasan utang jangka pendek oleh

asset lancar BUMdes beresiko tinggi karena tidak semua asset lancer bisa

dicairkan dengan mudah untuk melunasi utang jangka pendek yang jatuh tempo.

Hal ini disebabkan oleh operasional usaha BUMDes yang baru dimulai pada

tahun 2017 sehingga penambahan asset dari aktivitas operasinya juga masih

sangat minim.

Pada tahun 2018 rasio lancar berada pada kategori liquid baik dimana

perbandingan hutang jangka pendek dan kekayaan BUMDes yaitu 1,76 : 1 yang
45

berarti masih ada 0,76 kelebihan sebagai kekayaan BUMDes. Berdasarkan

pendapat Muliyadi (2008), hasil perhitungan current rasio berada pada standar

pengukuran 175 - <200% dikatakan baik yang menandakan bahwa likuiditas

BUMDes berada dalam keadaan liquid yang berarti terdapat kecukupan aktiva

lancar yang digunakan perusahaan untuk menutupi hutang jangka pendeknya. Hal

ini menandakan kemampuan pelunasan utang jangka pendek oleh asset lancar

BUMdes beresiko sedang karena semua asset lancer bisa dicairkan dengan mudah

untuk melunasi utang jangka pendek yang jatuh tempo. Hal ini disebabkan oleh

operasional usaha BUMDes pada tahun 2018 mulai meningkat sehingga

penambahan asset dari aktivitas operasinya juga semakin meningkat.

Pada tahun 2019 rasio lancar berada pada kategori liquid sangat baik dimana

perbandingan hutang jangka pendek dan kekayaan BUMDes yaitu 2,33 : 1 yang

berarti masih ada 1,33 kelebihan sebagai kekayaan BUMDes. Berdasarkan

pendapat Muliyadi (2008), hasil perhitungan current rasio berada pada standar

pengukuran 200 - <250% dikatakan sangat baik yang menandakan bahwa

likuiditas BUMDes berada dalam keadaan liquid yang berarti terdapat kecukupan

aktiva lancar yang digunakan perusahaan untuk menutupi hutang jangka

pendeknya. Hal ini menandakan kemampuan pelunasan utang jangka pendek oleh

asset lancar BUMdes beresiko rendah karena semua asset lancer bisa dicairkan

dengan mudah untuk melunasi utang jangka pendek yang jatuh tempo. Hal ini

disebabkan oleh operasional usaha BUMDes pada tahun 2019 semakin meningkat

sehingga penambahan asset dari aktivitas operasinya juga semakin baik. Hal yang

sama ditemukan dalama penelitian yang dilakukan oleh Novita (2017) dan Adhari
46

dan Ismaidar (2017) bahwa BUMDes pada awal beroperasinya mengalami kinerja

keuangan yang belum baik namun pada tahun-tahun selanjutnya mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

2. Solvabilitas

Kinerja keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dari tahun 2017,

2018, dan 2019 sudut pandang pada rasio solvabilitas berada pada kategori sangat

baik ditandai dengan peningkatan di setiap tahunnya. Pada tahun 2017 berada

pada kategori sangat baik dimana perbandingan hutang dan kekayaan BUMDes

yaitu 0,25 : 1 yang berarti setiap Rp100,- pendanaan BUMDes, Rp0,25,- dibiayai

oleh utang dan Rp99,75 didanai oleh modal sendiri. Tentang kriteria hasil

perhitungan debt to asset ratio berada pada standar pengukuran ≤40% artinya

berada dalam kategori sangat baik yang menandakan pendanaan BUMDes

sebagian besar berasal dari modal sendiri. Hal ini menandakan komitmen

BUMdes untuk menjadi entitas mandiri dalam menopang peningkatan potensi

ekonomi desa. Rasio solvabilitas yang sangat baik disebabkan semakin rendahnya

biaya operasional perusahaan yang bersumber dari pinjaman. Sehingga kempuan

perusahaan dalam melunasi kewajiban juga mengalami peningkatan.

Pada tahun 2018 solvabilitas BUMDes berada pada kategori sangat baik

dimana perbandingan hutang dan kekayaan BUMDes yaitu 9,71: 1 yang berarti

setiap Rp100,- pendanaan BUMDes, Rp9,71,- dibiayai oleh utang dan Rp90,29

didanai oleh modal sendiri. Tentang kriteria hasil perhitungan debt to asset ratio

berada pada standar pengukuran ≤40% artinya berada dalam kategori sangat baik

yang menandakan pendanaan BUMDes sebagian besar berasal dari modal sendiri.
47

Hal ini menandakan komitmen BUMdes untuk menjadi entitas mandiri dalam

menopang peningkatan potensi ekonomi desa. Rasio solvabilitas yang sangat baik

disebabkan semakin rendahnya biaya operasional perusahaan yang bersumber dari

pinjaman. Sehingga kempuan perusahaan dalam melunasi kewajiban juga

mengalami peningkatan.

Pada tahun 2019 solvabilitas BUMDes berada pada kategori sangat baik

dimana perbandingan hutang dan kekayaan BUMDes yaitu 11,32: 1 yang berarti

setiap Rp100,- pendanaan BUMDes, Rp11,32,- dibiayai oleh utang dan Rp88,68

didanai oleh modal sendiri. Tentang kriteria hasil perhitungan debt to asset ratio

berada pada standar pengukuran ≤40% artinya berada dalam kategori sangat baik

yang menandakan pendanaan BUMDes sebagian besar berasal dari modal sendiri.

Hal ini menandakan komitmen BUMdes untuk menjadi entitas mandiri dalam

menopang peningkatan potensi ekonomi desa. Rasio solvabilitas yang sangat baik

disebabkan semakin rendahnya biaya operasional perusahaan yang bersumber dari

pinjaman. Sehingga kempuan perusahaan dalam melunasi kewajiban juga

mengalami peningkatan. Hal yang sama ditemukan dalama penelitian yang

dilakukan oleh Novita (2017) dan Adhari dan Ismaidar (2017) bahwa BUMDes

pada awal beroperasinya mengalami kinerja keuangan yang belum baik namun

pada tahun-tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

3. Aktivitas

Kinerja keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dari tahun 2017,

2018, dan 2019 rata-rata berada pada kategori cukup baik dari sudut pandang

aktivitas dimana perputaran aset selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.


48

Walaupun pada tahun 2017 perputaran aset perusahaan sebanyak 2 kali dalam

setahun dapat menghasilkan penjualan sehingga berdasarkan pendapat Mulyadi

(2008) tentang kriteria hasil perhitungan Total Assets Turn Over berada pada

standar pengukuran <5% artinya berada dalam kategori sangat tidak baik yang

menandakan perputaran aset perusahaan dalam operasional perusahaan untuk

menghasilkan penjualan sangat rendah. Rasio Total Assets Turn Over yang rendah

disebabkan oleh operasional usaha BUMDes yang baru dimulai pada tahun 2017

sehingga optimalisasi asset dalam menghasilkan penjualan masih sangat minim.

Pada tahun 2018 perputaran aset perusahaan sebanyak 15 kali dalam

setahun dapat menghasilkan penjualan sehingga berdasarkan pendapat Mulyadi

(2008) tentang kriteria hasil perhitungan Total Assets Turn Over berada pada

standar pengukuran 175 - <200% artinya berada dalam kategori cukup baik. Hal

ini menandakan perputaran aset BUMDes dalam operasional perusahaan untuk

menghasilkan penjualan dikatakan baik. Rasio Total Assets Turn Over yang

rendah disebabkan oleh operasional usaha BUMDes pada tahun 2018 semakin

meningkat sehingga optimalisasi asset dalam menghasilkan penjualan mulai

mengalami peningkatan.

Pada tahun 2019 perputaran aset perusahaan sebanyak 16 kali dalam

setahun dapat menghasilkan penjualan sehingga berdasarkan pendapat Mulyadi

(2008) tentang kriteria hasil perhitungan Total Assets Turn Over berada pada

standar pengukuran 175 - <200% artinya berada dalam kategori cukup baik. Hal

ini menandakan perputaran aset BUMDes dalam operasional perusahaan untuk

menghasilkan penjualan dikatakan baik. Rasio Total Assets Turn Over yang
49

rendah disebabkan oleh operasional usaha BUMDes pada tahun 2019 semakin

meningkat sehingga optimalisasi asset dalam menghasilkan penjualan mengalami

peningkatan pula. Perputaran aset cukup baik karena aset perusahaan menunjang

operasional perusahaan dalam menghasilkan laba semakin meningkat tiap

tahunnya. Hal yang sama ditemukan dalama penelitian yang dilakukan oleh

Novita (2017) dan Adhari dan Ismaidar (2017) bahwa BUMDes pada awal

beroperasinya mengalami kinerja keuangan yang belum baik namun pada tahun-

tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

4. .Profitabilitas

Kinerja keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dari tahun 2017,

2018, dan 2019 rata-rata berada pada kategori sangat baik dari sudut pandang

profitabilitas dimana net profit margin setiap tahun mengalami peningkatan. Pada

tahun 2017 net profit margin sebesar 11,20 yang artinya rasio ini menujukan

bahwa rata-rata setiap Rp100 total penjualan menghasilkan laba setelah pajak

sebesar Rp11. Jika dinilai berdasarkan pendapat Mulyadi (2008) tentang kriteria

hasil perhitungan net profit margin berada pada standar pengukuran 10% - <15%

yaitu berada dalam keadaan baik. Hal ini disebabkan operasional BUMDes pada

tahun 2017 dalam menghasilkan pendapatan dengan menyewakan alat pertanian

dan menjual kebutuhan pertanian kepada masyarakata desa semakin meningkat.

Pada tahun 2018 net profit margin sebesar 85,10 yang artinya rasio ini

menujukan bahwa rata-rata setiap Rp100 total penjualan menghasilkan laba

setelah pajak sebesar Rp85. Jika dinilai berdasarkan pendapat Mulyadi (2008)

tentang kriteria hasil perhitungan net profit margin berada pada standar
50

pengukuran ≥15% yaitu berada dalam keadaan sangat baik. Hal ini disebabkan

operasional BUMDes pada tahun 2018 dalam menghasilkan pendapatan dengan

menyewakan alat pertanian dan menjual kebutuhan pertanian kepada masyarakata

desa semakin meningkat.

Pada tahun 2019 BUMDes mendapatkan net profit margin sebesar 88,28

yang artinya rasio ini menujukan bahwa rata-rata setiap Rp100 total penjualan

menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp88. Jika dinilai berdasarkan pendapat

Mulyadi (2008) tentang kriteria hasil perhitungan net profit margin berada pada

standar pengukuran ≥15% yaitu berada dalam keadaan sangat baik. Hal ini

disebabkan operasional BUMDes pada tahun 2018 dalam menghasilkan

pendapatan dengan menyewakan alat pertanian dan menjual kebutuhan pertanian

kepada masyarakata desa semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa kondisi

keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa dapat dikatakan sangat baik

dan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja

keuangan. Hal yang sama ditemukan dalama penelitian yang dilakukan oleh

Novita (2017) dan Adhari dan Ismaidar (2017) bahwa BUMDes pada awal

beroperasinya mengalami kinerja keuangan yang belum baik namun pada tahun-

tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.


51

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kinerja keuangan BUMDes Maju Sejahtera Desa Lambusa pada tahun

2017-2019 berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan

sebelumnya dalam penelitian ini adalah:

1. Kinerja BUMDes Maju Sejahtera berdasarkan hasil perhitung analisis rasio

likuiditas memiliki rata-rata rasio sebesar 180, 62% yang dapat dikatakan

baik dari sudut pandang likuiditas yang di tandai dengan meningkatnya

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar dari tahun ke

tahun.

2. Kinerja BUMDes Maju Sejahtera berdasarakan analisis rasio solvabilitas

memiliki rata-rata rasio sebesar 7,09% berada dalam kategori sangat baik

yang menandakan pendanaan perusahaan sebagian besar berasal dari modal

sendiri.

3. Kinerja BUMDes Maju Sejahtera menggunakan analisis rasio aktivitas

memiliki rata-rata rasio sebesar 11,35% berada dalam kategori cukup baik

karena aset perusahaan menunjang operasional perusahaan dalam

menghasilkan laba semakin meningkat tiap tahunnya.

4. Kinerja BUMDes Maju Sejahtera berdasarkan perhitungan menggunakan

analisis rasio profitabilitas memiliki rata-rata rasio sebesar 61,53% berada

pada kategori sangat baik di mana setiap tahunnya mengalami peningkatan

46
52

karena setiap tahun laba yang dimiliki perusahaan dari setiap aset menglami

peningkatan.

5.2 Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ada, maka penulis

mengemukakan beberapa impilkasi penelitian ini sebagai berikut:

1. Implikasi secara praktis pada BUMDes Maju Sejahtera diketahui mengalami

peningkatan kinerja keuangan tiap tahunnya sehingga diharapkan kinerja

operasional BUMDes terus ditingkatkan dan mempertahankan kualitas laba

agar perusahaan semakin efektif dan efisien dalam menjalankan operasinya.

2. Implikasi secara teoritis pada penelitian ini adalah selaras dengan temuan

peneliti sebelumnya (Novita, 2017) bahwa optimalisasi penggunaan asset

dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Meskipun data dalam penelitian ini telah diuji kebenarannya, namun

memerlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang

disebabkan oleh adanya beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Data yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur variabel-variabel dalam

penelitian ini dimungkinkan masih belum dapat mengungkap seluruh aspek

pada permasalahan yang dikaji, walaupun instrumen tersebut telah dilakukan

ujicoba dan divalidasi sesuai dengan tata aturan dalam persyaratan

metodologi. Hal ini dikarenakan laporan keuangan BUMdes yang digunakan

sebagai dasar mengukur kinerja bukan dari laporan hasil audit (Inspektorat
53

Kabupaten Konawe Selatan) sehingga kewajaran pos-pos laporan keuangan

tidak bisa dipastikan.

2. Data penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan

perusahaan yang bukan hasil audit sehingga kewajaran dalam laporan

keuangan tidak terukur.

5.4 Rekomendasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ada, maka penulis

menyarankan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis dapat menambahkan rasio

lain sebagai rasio penelitian seperti quick ratio, debt to equity ratio, fixed asset

turnover, return on asset, dan lain sebagainya. Selain itu, tahun penelitian dapat

diperluas menjadi 10 periode akuntansi.


1

DAFTAR PUSTAKA

Adhari Agus dan Ismaidar 2017. Analisis Hukum Pembentukan Badan Usaha
Milik Desa dalam Upaya MeningkatkanPendapatan Asli Desa d
Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum
Bisnis dan Investasi 9 (1), 013-028. Bandung.

Al Haryono Jusup. 2015. Dasar-Dasar Akuntansi- Edisi Keenam. Yogyakarta:


STIE YKPN.

Andriani. 2017. Pengaruh BUMDes Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa di


Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Medan: Skripsi
USU.

BrunieErieza. 2017. Problem with auditing corporate pervormate with Kind Of


Economy Ratio . JJournal of Public Administration and Governance ISSN
2161-7104. Nevada: Macrothink Institute

Evi Nilawati. 2018. Analisis Manajemen Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)
“HANYUKUPI”Desa PonjongKecamatan Ponjong Kabupaten
Gunungkidul.Jurnal Wacana Kinerja Kajian Praktis-Akademis Kinerja
dan Administrasi Pelayanan Publik 21. Jakarta: LAN RI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, 2021. Template Penulisan Tugas Akhir
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas
Muhammadiyah Kendari. Kendari: FEBI-UMK.

Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Edisi ke-2. .Bandung: Alfabeta

Gizaw Solomon, 2016. Financial Performance Analysis Of Debre Birhan Natural


Spring Water Plc.Faculty Of Business St.Mery’s University. Rotterdam.

Kasmir. (2013), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, / edisi 1, Cetakan 13,
Jakarta : Grafindo Persada.

Kurniawan Iwa.n (2019). Studi Penerapan Nilai – Nilai Islam Dalam Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Maju Sejahtera( Studi Kasus BUMDes
Maju Sejahtera yang Bergerak dalam Bidang Pengelolaan Penggemukan
Sapi Jantan di Desa Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan ).Kendari: Skripsi UHO

Lestari Ayu, 2018. Pengalaman Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan.


Padangpanjang: LPPMPP ISI.
2

BUMDES, 2021. LPJ BUMDes Maju Sejahtera Tahun 2017 dan 2018.

Mamduh M. Hanafi. 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua.


Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

MaulanaFirman, Amil dan Dedy Iswanto. 2019. Analisis kinerja Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) Putra Mandiri Tanjung Bias TerhadapKemandirian
Ekonomi Desa Senteluk Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat.
Lombok; UMMAT

Mukherjee Tutun, Pinki Gorai and Som Sankar Sen,2020. Financial Performance
Analysis of GIC Re.Vilakshan - XIMB Journal of Management.ISSN:
0973-1954. India: The University of Burdwan.

Munawir, 2016. Analisis Laporan Keuangan Edisi Ketiga.Yogyakarta: Penerbit


Liberty.

Novita Lukhita W. 2017. Analisis Kinerja Keuangan Unit Simpan Pinjam


Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Brawijaya Jurnal Ilmu
Manajemen, Volume 15, Nomor 1, 2018.

YunitaNur Afni. 2018. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Mengunakan


Metode CAMELS dan PEARLS Pada Bank Umum di Indonesia.
Lhokseumawe. Sefa Bumi Persada.

Peraturan Menteri Desa, PDTT RI, Nomor 4 Tahun 2015, Tentang Pendirian,
Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa,

Peraturan Menteri Desa, PDTT RI, Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa. Jakarta:
Kemendes.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha
Milik Desa Jakarta: Kemendagri.

PP-RPDN. 2017. Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha


Milik Desa (BUMDes). Jakarta. Universitas Brawijaya

Prihadi Toto. 2019. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi).Jakarta:


Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama.

Pemerintah Desa Lambusa. 2020. Profil Desa Lambusa. Lambusa.

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya.
Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Rajarafindo
Persada.
3

Sekaran, Uma, 2006.Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE


YKPN.

Sinambela. L.P., 2012 Kinerja pegawai: Teori, pengukuran dan implikasi.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofyan Syafri Harahap. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi
Kelima. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.. Edisi ke 3. Jakarta: Balai
PustakaSuparno. 2013. Akuntansi Manajemen, Yogyakarta: Liberty.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


1
2

BUM DESA MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA


NERACA
PERIODE DESEMBER 2017

PER 31 DES 2016 PER 31 DES 2017


PERKIRAAN
(RP) (RP)
     
Aktiva    
Aktiva Lancar    
- Saldo Kas - 700.000
- Saldo Bank
- Sewa Dibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar - 700.000
     
Aktiva Tetap    
- Tanah    
- Gedung
- Akumulasi Penyusutan Gedung
- Kendaraan
- Akumulasi
- Akumulasi Penyusutan hand
traktor -
- Sapi Ternak 61.000.000 211.000.000
- Aktiva Tetap Lainnya
Jumlah Aktiva Tetap 61.000.000 211.000.000
 
TOTAL AKTIVA 61.000.000 211.700.000
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS (MODAL)
KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
- Hutang Bonus Pengurus
-
Bumdes 525.000
- Hutang Bonus Pengawas - -
- Hutang Bonus Penasehat - -
- Hutang PAD - -
Jumlah Kewajiban Jangka
Pendek - 525.000
 
KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
3

- Hutang Bank - -
- Hutang Jangka Panjang
Lainnya - -
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang - -
EKUITAS (MODAL)
- Modal Dari Penyertaan
Modal Desa 61.000.000 211.000.000
- Tambahan Modal - -
- Laba/Rugi Tahun Berjalan - 175.000
Jumlah Ekuitas (Modal) 61.000.000 211.175.000
 
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 61.000.000 211.700.000
4

BUM DESA MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA

LAPORAN RUGI/ LABA


PERIODE JANUARI - DESEMBER 2017

KETERANGAN TOTAL (Rp


PENDAPATAN  
− SPP -
− SEWA ALAT PERTANIAN -
− JUAL BELI 6.250.000
- Bunga Bank -
 
TOTAL PENDAPATAN (A) 6.250.000
   
BIAYA  
− GAJI -
− UPAH -
− IKLAN -
- ATK DAN ADMINISTRASI UMUM -
− RAPAT -
- TRANSPORT -
- INVENTARIS KANTOR -
- PAJAK Bank -
- Adm Bank -
- Resiko Usaha (Mati) 5.550.000
− BIAYA PENYUSUTAN -
   
TOTAL BIAYA DAN KERUGIAN (B) 5.550.000
 
LABA BERSIH (A-B)  700.000
5

BUM DESA MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA


NERACA
PERIODE DESEMBER 2019

PER 31 DES 2017 PER 31 DES 2018


PERKIRAAN
(RP) (RP)
     
Aktiva    
Aktiva Lancar    
- Saldo Kas 700.000 48.005.000
- Saldo Bank
- Sewa Dibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar 700.000 48.005.000
 
Aktiva Tetap
- Tanah
- Gedung
Nilai Buku Gedung
- Kendaraan
Nilai Buku Kendaraan
- Hand Traktor
Nilai Buku Hand Traktor 34.212.500
- Sapi Ternak 211.000.000 199.650.000
- Aktiva Tetap Lainnya
Jumlah Aktiva Tetap 211.000.000 233.862.500
 
TOTAL AKTIVA 211.700.000 281.867.500
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS (MODAL)    
KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK    
- Hutang Bonus Pengurus
Bumdes 525.000 9.120.000
- Hutang Bonus Pengawas - 1.094.400
- Hutang Bonus Penasehat - 2.553.600
- Hutang PAD - 14.592.000
Jumlah Kewajiban Jangka
Pendek 525.000 27.360.000
     
KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG    
- Hutang Bank - -
6

- Hutang Jangka Panjang  


Lainnya -
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang - -
EKUITAS (MODAL)    
- Modal Dari Penyertaan
211.000.000 211.000.000
Modal Desa
- Hand Traktor - 34.500.000
- Tambahan Modal 175.000 175.000
- Laba/Rugi Tahun Berjalan - 8.832.500
Jumlah Ekuitas (Modal) 211.175.000 254.507.500
 
TOTAL KEWAJIBAN DAN
211.700.000 281.867.500
EKUITAS
7

BUM DESA MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA


LAPORAN RUGI/ LABA
PERIODE JANUARI - DESEMBER 2018

KETERANGAN TOTAL (Rp)


PENDAPATAN  
− SPP -
− SEWA ALAT PERTANIAN -
− JUAL BELI 42.530.000
- Bunga Bank -
   
TOTAL PENDAPATAN (A) 42.530.000
   
BIAYA  
− GAJI -
− UPAH -
− IKLAN -
- ATK DAN ADMINISTRASI UMUM 500.000
− RAPAT -
- TRANSPORT -
- INVENTARIS KANTOR -
- PAJAK Bank -
- Adm Bank -
- Resiko Usaha (Mati) 5.550.000
− BIAYA PENYUSUTAN 287.500
   
TOTAL BIAYA DAN KERUGIAN (B) 6.337.500
   
LABA BERSIH (A - B) 36.192.500
8

BUM DESA MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA


NERACA
PERIODE DESEMBER 2019

PER 31 DES 2018 PER 31 DES 2019


PERKIRAAN
(RP) (RP)
     
Aktiva
Aktiva Lancar
- Saldo Kas 48.005.000 93.585.000
- Saldo Bank
- Sewa Dibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar 48.005.000 93.585.000
 
Aktiva Tetap
- Tanah
- Gedung
Nilai Buku Gedung
- Kendaraan
Nilai Buku Kendaraan
- Hand Traktor
Nilai Buku Hand Traktor 34.212.500 30.762.500
- Sapi Ternak 199.650.000 230.250.000
- Aktiva Tetap Lainnya
Jumlah Aktiva Tetap 233.862.500 261.012.500
 
TOTAL AKTIVA 281.867.500 354.597.500
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS (MODAL)
KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
- Hutang Bonus Pengurus
Bumdes 9.120.000 13.385.000
- Hutang Bonus Pengawas 1.094.400 1.606.200
- Hutang Bonus Penasehat 2.553.600 3.747.800
- Hutang PAD 14.592.000 21.416.000
Jumlah Kewajiban Jangka
Pendek 27.360.000 40.155.000
 
KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
- Hutang Bank - -
9

- Hutang Jangka Panjang


Lainnya -
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang - -
EKUITAS (MODAL)
- Modal Dari Penyertaan
Modal Desa 211.000.000 261.000.000
- Hand Traktor 34.500.000 34.500.000
- Tambahan Modal 175.000 9.007.500
- Laba/Rugi Tahun Berjalan 8.832.500 9.935.000
Jumlah Ekuitas (Modal) 254.507.500 314.442.500
 
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 281.867.500 354.597.500
10

BUM DESA MAJU SEJAHTERA DESA LAMBUSA


LAPORAN RUGI/ LABA
PERIODE JANUARI - DESEMBER 2019

KETERANGAN TOTAL (Rp)


PENDAPATAN  
− SPP -
− SEWA ALAT PERTANIAN 2.300.000
− JUAL BELI 54.440.000
- Bunga Bank -
 
TOTAL PENDAPATAN (A) 56.740.000
 
BIAYA
− GAJI -
− UPAH -
− IKLAN 900.000
- ATK DAN ADMINISTRASI UMUM 100.000
− RAPAT -
- TRANSPORT 2.200.000
- INVENTARIS KANTOR -
- PAJAK Bank -
- Adm Bank -
- Resiko Usaha (Mati) -
− BIAYA PENYUSUTAN 3.450.000
 
TOTAL BIAYA DAN KERUGIAN (B) 6.650.000
 
LABA BERSIH (A - B) 50.090.000

Anda mungkin juga menyukai