Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANCASILA AMANDEMEN UUD 1945

Disusun oleh:
MAWARNI CUHERNI LAOWO ROITO FIFIANTI M MEY

ALVIRANI BR PERANGIN-ANGIN RONA SILVIA SIANTURI

NABILA AZZAHRA RUSMA ERNITA S

NASYWA HANIDAH RUTH HASIAN M

NESSA RANGKUTI SENDY RESTIYA

NORA GULTOM SITI FADLILAH ALIFIAH

NOVRITA PANJAITAN SRI SUWANTI

NUR ARFAH HASIBUAN TIWITA BR TURNIP

NUR ANJELY PASARIBU VADIRA AMALIA P

PUTRI LAMJAYA PASARIBU WIDYA PRATIWI N

R.NADILAH SAFUTRI NS YOHANA F

RIZKA RAHMA UTAMI ZAKIYAH FADILLAH

KELOMPOK 4
D3 KEBIDANAN MEDAN KELAS 1B POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MEDAN TAHUN
PELAJARAN 2021/2022

1|Page
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih. Puji syukur kami ucapkan  atas kehadiran
Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami tentang Amandemen Undang Undang Dasar 1945. Penyusunan
makalah ini semaksimal kami upayakan dan didukung dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada bapak POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN, dan bapak Suratno,SPD,MSi serta
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah kami ini.

     Namun tidak lepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa, dan aspek lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yg ingin memberi saran maupun
kritikan demi memperbaiki makalah ini.

   Akhir kata penyusun sangat menghrapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya
dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan
lain yg relevan.

Denpasar, 16 September 2021

Kelompok 4

2|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB 1 Pendahuluan

A.Latar Belakang............................................................................... 4

B.Tujuan Penulisan ........................................................................... 5

C. Manfaat Penulisan......................................................................... 5

BAB 2 Permasalahan

BAB 3 Pembahasan

a. Pengertian Amandemen uud 1945.................................................. 7

b. Sejarah dan isi amandemen 1945.................................................. 9

c. Tujuan dan perubahan amandemen 1945....................................... 9

d. Apa yang terjadi dengan pancasila jika uud 1945 di amandemen

kembali?......................................................................................... 10

BAB 4 Penutup

A.Kesimpulan .................................................................................... 11

B.Saran............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Amandemen UUD 1945. Pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi adalah di tangan
MPR. Selain itu, kekuasaan yang sangat besar adalah di tangan presiden. Saat itu, pasal-
pasal yang ada memiliki sifat yang terlau "luwes". Sehingga dapat menimbulkan
multitafsir. Namun, tidak hanya itu. Rumusan UUD 1945 pada saat itu juga belum terlalu
didukung ketentuan konstitusinya. Oleh karena itu, terjadilah amandemen UUD 1945

Amandemen terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(UUD 1945) telah dilakukan sebanyak empat kali (tahun 1999-2002), yang
mengakibatkan perubahan desain ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan desain
ketatanegaraan yang terjadi adalah perubahan fungsi dari lembaga negara. Sebelum
Amandemen UUD 1945, Presiden memiliki peran strategis dalam proses pembentukan
undang-undang. Presiden diberi kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sebagai organ kekuasaan legislatif
hanya memberikan persetujuan rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden,
sehingga fungsi kekuasaan legislatif sebelum Amandemen UUD 1945 dipegang dan
didominasi oleh Presiden. Pasca-Amandemen UUD 1945 terjadi pergeseran kekuasaan
legislatif dalam menjalankan fungsinya, yakni membentuk undang-undang. Peran DPR
RI sebagai organ kekuasaan legislatif pasca-amandemen lebih diperkuat lagi. DPR RI
yang dulu hanya diberikan kewenangan untuk memberikan persetujuan atas rancangan
undang-undang yang diajukan Presiden kini mulai diberikan kekuasaan untuk
membentuk undang-undang. Peralihan kekuasaan membentuk undang-undang kepada
DPR RI sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 20 UUD 1945 pascaamandemen yang
semakin memperkuat fungsi DPR RI di bidang legislasi, selain fungsi anggaran dan
pengawasan yang sudah berjalan. Kedudukan dan fungsi DPR RI yang semakin kuat
pasca-Amandemen UUD 1945 tersebut membuat peran DPR RI semakin penting dalam
penyelenggaraan negara. DPR RI memiliki peran sentral dalam pembentukan hukum
melalui fungsi legislasi yang dimiliki. DPR RI juga berperan menentukan kebijakan
pembangunan melalui fungsi anggaran yang dimiliki sekaligus mengawasi kinerja
pemerintah melalui fungsi pengawasan. Selanjutnya, dengan penguatan fungsi DPR RI
tersebut masyarakat berharap DPR RI dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
baik, konsisten, dan bertanggung jawab sehingga memberikan manfaat yang besar bagi
rakyat sebagaimana diamanatkan Pasal 20A ayat (1) UUD 1945.

Realitas menunjukkan DPR RI merupakan lembaga legislatif yang sering mendapat


perhatian serius dari masyarakat karena mengalami pasang surut dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, terutama dalam fungsi legislasi yang dinilai oleh publik tidak
mencapai target sebagaimana direncanakan dalam Program Legislasi Nasional. Selain itu,
tantangan yang dihadapi juga akan semakin berat dan rakyat akan semakin kritis terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI. Peningkatan peran parlemen inilah yang menjadi
salah satu tujuan upaya penguatan sistem ketatanegaraan sebagaimana tercermin dalam
perubahan fungsi lembaga permusyawaratan atau perwakilan rakyat yaitu MPR, DPR,
DPD, dan DPRD dalam perubahan keempat UUD 1945. Hal ini secara teknis dan

4|Page
implementatif bertujuan untuk menciptakan lembaga perwakilan rakyat yang lebih
profesional, akuntabel, dan demokratis. Sebagai konsekuensi, perlu dilakukan perbaikan
yang tidak hanya bertujuan untuk mendukung kinerja 2 anggota legislatif saja, melainkan
perbaikan kinerja dalam sistem pendukungnya yang meliputi pemisahan secara jelas
dukungan pelaksanaan tugas teknis, administratif, dan keahlian.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ketatanegaraan RI sebelum dan sesudah amandemen
2. Untuk mengetahui kedudukan Pancasila dalam perundang-undangan RI
3. Memperluas wawasan tentang sejarah Indonesia
4. Meningkatkan rasa nasionalisme

C. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisannya adalah untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi
dan hukum.

5|Page
BAB II
PERMASALAHAN
Pertanyaan

1. Apa yang terjadi dengan pancasila jika uud 1945 di amandemen

kembali?

2. Apa saja sejarah dan isi amandemen?

6|Page
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pengertian
a. Pengertian Amandemen UUD 1945
istilah untuk perubahan resmi sebuah dokumen resmi atau catatan tertentu, terutama
untuk memperbaikinya. Perubahan yang dilakukan ini dapat berupa penambahan atau
juga penghapusan catatan yang salah atau tidak sesuai lagi. Umumnya amendemen
merujuk pada perubahan perundang-undangan sebuah negara (konstitusional).
Konstitusional merupakan prinsip dasar politik dan hukum yang mencangkup
struktur, prosedur, serta kewenangan/hak serta kewajiban. Oleh karena itu,
konstitusional sangat berhubungan dengan amendemen karena bertujuan untuk
memperbaiki catatan/dokumen penting suatu negara agar menjadi lebih baik.
Dalam dunia bisnis dan keuangan, amendemen sering terjadi pada dokumen
perjanjian kerja sama. Hal ini biasanya diperlukan untuk menyesuaikan perjanjian
sebelumnya dengan kondisi yang terjadi saat ini. Proses amendemen pada umumnya
juga tercantum pada dokumen sebelumnya dan memerlukan persetujuan dari pihak
yang terlibat untuk menjadikannya dokumen sah yang baru.

Amandemen UUD 1945 telah dilaksanakan sejak tahun 1999 sebanyak empat kali.


Dikutip dari buku 'UUD 1945 & Amandemennya untuk Pelajar dan Umum' oleh Tim
Grasindo, Amandemen UUD 1945 dimaksudkan untuk menyempurnakan UUD, dan
bukan untuk mengganti.
Amandemen UUD 1945 diadakan dengan aturan atau kesepakatan dasar dalam
melakukan perubahan terhadap UUD 1945, yakni tidak mengubah Pembukaan UUD
1945, tetap mempertahankan NKRI, mempertegas sistem pemerintahan presidensial,
serta penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke
dalam pasal-pasal atau batang tubuh.
Amandemen atau perubahan terhadap UUD 1945 dilakukan secara bertahap karena
mendahulukan pasal-pasal yang disepakati oleh semua fraksi di MPR. Proses
perubahan lalu dilanjutkan dengan perubahan terhadap pasal yang lebih sulit untuk
memperoleh kesepakatan.

Hasil Amandemen UUD 1945
Amandemen UUD 1945 diadakan oleh MPR sejak tahun 1999 sebanyak empat kali.
Hasil Amandemen UUD 1945 yakni sebagai berikut:

1. Amandemen UUD 1945 yang pertama


Amandemen UUD 1945 yang pertama dilaksanakan pada Sidang Umum MPR 1999
tanggal 14-21 Oktober 1999.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat sebagai
berikut:
- Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
- Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
- Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden
- Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta

7|Page
- Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi
- Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi
- Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
- Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri
- Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
- Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)

2. Amandemen UUD 1945 yang kedua


Amandemen UUD 1945 yang kedua dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2000
tanggal 7-18 Agustus 2000. Perubahan kedua UUD 1945 ditetapkan pada 18 Agustus
2000.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 27 Pasal dalam 7 Bab sebagai
berikut:
- Bab VI mengenai Pemerintah Daerah
- Bab VII mengenai Dewan Perwakilan Daerah
- Bab IXA mengenai Wilayah Negara
- Bab X mengenai Warga Negara dan Penduduk
- Bab XA mengenai Hak Asasi Manusia
- Bab XII mengenai Pertahanan dan Keamanan
- Bab XV mengenai Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

3. Amandemen UUD 1945 yang ketiga


Amandemen UUD 1945 yang ketiga dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2001
tanggal 1-9 November 2001. Perubahan ketiga terhadap UUD 1945 ditetapkan
tanggal 9 November 2001.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 23 Pasal dalam 7 Bab sebagai
berikut:
- Bab I mengenai Bentuk dan Kedaulatan
- Bab II mengenai MPR
- Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan Negara
- Bab V mengenai Kementerian Negara
- Bab VIIA mengenai DPR
- Bab VIIB mengenai Pemilihan Umum
- Bab VIIIA mengenai BPK

4. Amandemen UUD 1945 yang keempat


Amandemen UUD 1945 yang keempat dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR
2001 tanggal 1-11 Agustus 2002.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 19 Pasal yang terdiri atas 31 butir
ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Hasil Amandemen UUD 1945 yang keempat
menetapkan:
- UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga, dan
keempat adalah UUD 1945 yang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan
kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
- Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18
Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

8|Page
- Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapuskan dan pengubahan
substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan
Pemerintahan Negara"

b. Sejarah dan isi amandemen 1945


Amandemen pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR pada 14-21 Oktober 1999.
Hasilnya, ada sembilan pasal, yakni pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, Pasal 15, Pasal
17, Pasal 20, dan Pasal 21 yang diamandemen.

Perubahan fundamental yang terjadi pada Amandemen UUD 1945 KE 1 antara lain:
1.Pergeseran kekuasaan membentuk undang-undang dari Presiden ke DPR
2.Pembatasan masa jabatan presiden selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk
satu kali masa jabatan.
Amandemen kedua terjadi pada Sidang Tahunan MPR pada 7 hingga 18 Agustus
2010. Ada 15 pasal yang mengalami perubahan atau tambahan/tambahan. Selain itu
ada 6 bab yang mengalami perubahan penting di beberapa bidang, antara lain:
1.Otonomi daerah/desentralisasi.
2.Penegasan fungsi dan hak DPR.
3.Perluasan jaminan konstitusional hak asasi manusia
4.Sistem pertahanan dan keamanan Negara
5.Pemisahan struktur dan fungsi TNI dengan Polri
6.Pengaturan bendera, bahasa, lambang Negara, dan lagu kebangsaan
Amandemen UUD 1945 Ke 3
Amandeman uud 1945 ketiga berlangsung pada Sidang Umum MPR, 1 hingga 9
September 2001. Ada 23 pasal perubahan/tambahan dan tiga bab tambahan.
Perubahan mendasar yang dimaksud antara lain:
1.Penegasan Indonesia sebagai negara demokratis
2.Perubahan struktur dan kewenangan MPR
3.Pemilihan Presiden dan wakil Presiden langsung oleh rakyat
4.Mekanisme pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden
5.Kelembagaan Dewan Perwakilan Daerah
6.Sistem Pemilihan umum
7.Pembaharuan kelembagaan Badan Pemeriksa Keuangan
8.Perubahan kewenangan dan proses pemilihan dan penetapan hakim agung
9.Pembentukan Mahkamah Konstitusi

Pembentukan Komisi Yudisial


Amandemen UUD 1945 keempat berlangsung pada Sidang Umum MPR, 1 hingga 9
Agustus 20012. Ada 13 pasal, tiga pasal aturan peralihan, dua pasal tambahan dan
peruban dua bab. Tidak ada catatan khusus selain fakta pembahasannya berlangsung
alot pada Sidang MPR.

c. Tujuan dan perubahan amandemen 1945


Tujuan dan perubahan amandemen :
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

9|Page
UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada 18 Agustus 1945. UUD 1945 mulai berlaku pada 18 Agustus 1945
hingga 27 Desember 1949.
Dikutip situp resmi Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham), sejauh ini UUD
telah diamandeman sebanyak empat kali melalui sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR).
Amandemen tersebut berlangsung pada Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) pada 1999, 2000, 2001, dan 2002.

Tujuan amandemen
Tujuan perubahan UUD 1945 untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi
dan hukum.
Perubahan tersebut sebagai respon tuntutan reformasi pada waktu itu. Tuntutan
tersebut antara lain dilatar belakangi oleh praktek penyelenggaraan negara pada masa
pemerintahan rezim Soeharto.
Alasan filosofis, historis, yuridis, sosiologis, politis, dan teoritis juga mendukung
dilakukannya perubahan terhadap konstitusi. Selain itu adanya dukungan luas dari
berbagai lapisan masyarakat.
Perubahan UUD 1945 bukannya tanpa masalah. Karena ada sejumlah kelemahan
sistimatika dan substansi UUD pasca perubahan seperti inkonsisten, kerancuan sistem
pemerintahan dan sistem ketatanegaraan yang tidak jelas. Perubahan Undang-Undang
Dasar ternyata tidak dengan sendirinya menumbuhkan budaya taat berkonstitusi.
Amandemen UUD 1945
Sebelum dilakukan amandemen, UUD 1945 memiliki 38 bab, 37 pasal, dan 64 ayat.
Setelah dilakukan empat kali amendemen ada 16 bab, 37 pasal 194 ayat, tiga pasa
aturan perakitan, dan dua pasal aturan tambahan.

d. Apa yang terjadi dengan pancasila jika uud 1945 di amandemen kembali?
Hikmah kembali kepada pembukaan uud 1945 adalah menjaga kesucian kedudukan
pancasila menangkal radikalisme salah satu hikmah kembali kepada uud 1945 adalah
kembali memperkuat pancasila sebagai dasar negara sementara kondisi faktual saat
ini telah dengan sadar dan sistematis ideologi dan dasar negara pancasila,dijadikan
sebagai atau setidaknya disamakan dengan "pilar bangsa atau pilar negara".

10 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengamatan dari Pasal 1 sampai dengan Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945


Pasca Amandemen sudah mengungkapkan, bahwa amandemen sebanyak empat kali tidak
hanya sekedar tambahan atau perubahan, tetapi telah mengubah falsafah dan dasar-dasar
pemikiran “founding fathers” bangsa kita, sebagaimana tertuang di dalam Pembukaan
Undang Undang Dasar 1945.

Perubahan yang sangat fundamental terhadap Batang Tubuh Undang Undang Dasar 1945
mengakibatkan UUD 1945 hanya tinggal kulitnya saja kecuali :
1) Bentuk Negara (lihat pasal 37 ayat (5) Undang Undang Dasar 1945
2) Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Logo Kebangsaan.
Akibat perubahan tersebut rumusan Batang Tubuh UUD 1945 mejadi sangat berbeda
dengan jiwa aslinya bahkan menjadi bertolak belakang dengan jiwa Pembukaaan UUD
1945

Perubahan UUD 1945 ditinjau dari teknik perundang-undangan


1) Penggunaan istilah perubahan tidak tepat, mengingat sistematika peraturan perundang-
undangan berubah, materi perundang-undangan berubah lebih dari 50 % dan esensinya
juga berubah.
2) Terdapat banyak rumusan yang rancu, sehingga menimbulkan multi tafsir
3) Terdapat banyak materi yang sebenarnya kurang tepat untuk dimuat dalam UUD 1945,
karena rumusannya sangat rinci, dan operasional sifatnya tidak mengatur
hal pokok.

B. SARAN
Amandemen yang telah dilakukan memiliki tujuan, yaitu untuk menyempurnakan aturan
dasar, seperti tatanan bernegara, kedualatan rakyat, HAM Dan lainnya.
Dilakukannya amandemen berarti ingin memperbaiki kesalahan pada UUD 1945. Kita
sebagai masyarakat Indonesia harus lebih kritis lagi terhadap undang undang dasar
negara kita. Jadi kita dapat mengetahui serta memilah mana yang menurut kita benar dan
tentunya membawa dampak baik bagi masyarakat Indonesia

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Amandemen UUD 1945: Tujuan dan Perubahannya (kompas.com)

http://listpdf.com/da/dasar-hukum-amandemen-uud-1945-pdf.html

http://www.jamkesindonesia.com/topik/detail/sejarah-jaminan-kesehatan

http://www.depkes.go.id/article/print/793/untuk-menurunkan-angka-kematian-ibu-dan-
kematian-bayi-perlu-kerja-keras.html

http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/UU%20No%2024%20

www.google.com

http://www.jkn.kemkes.go.id

http://www.who.int/healthinfo/EN_WHS2012_Part3.pdf

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai